Anda di halaman 1dari 102

MANAJEMEN KEUANGAN

Program Studi S1 Akuntansi


TUJUAN PEMBELAJARAN

Mata kuliah ini memberi wawasan yang lebih


mendalam mengenai manajemen keuangan yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan
keuangan jangka menengah dan jangka panjang
serta penerapan model-model analisa keuangan
perusahaan.
METODE PENGAJARAN

1. Kuliah mimbar, diskusi, latihan soal serta


menyimpulkan hasil pembelajaran.

2. Menitikberatkan pada aktivitas peserta didik


melalui pengerjaan tugas, latihan soal dan e-
learning.
BOBOT PENILAIAN

1. Absensi 10%

2. Tugas 20%

3. Nilai UTS 30%

4. Nilai UAS 40%


Ruang Lingkup
Manajemen Keuangan
Perkembangan Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan dimulai sekitar tahun


1900-an. Munculnya manajemen keuangan
menekankan pada aspek-aspek yang dalam
perusahaan seperti adanya merger, akuisisi,
perluasan perusahaan, pembentukan perusahaan
baru, tata cara go publik dan penjualan surat-surat
berharga.
Perkembangan dari tahun 1940-an sampai
1950-an manajemen keuangan tidak hanya mengatur
bagaimana memperoleh dana dan struktur modal,
tetapi juga mempelajari bagaimana pengelolaan dana
secara efektif dan efisien.
Tujuan Perusahaan

1. Memaksimumkan nilai perusahaan yang


ditandai dengan naiknya laba perusahaan serta
naiknya harga saham perusahaan.

2. Menjalankan tanggung jawab sosial yaitu


operasional yang efisien sesuai dengan
permintaan pasar, menciptakan lapangan
kerja, jaminan keamanan produk &
keselamatan kerja, kerjasama antar industri
dan pemerintah.
Fungsi Manajemen Keuangan
1. Financing (Pendanaan)
Menciptakan keputusan pendanaan atau
kebijakan struktur modal. Manajer keuangan
harus mempertimbangkan dan menganalisis
sumber-sumber dana yang ekonomis bagi
perusahaan untuk membiayai operasional dan
investasi.
2. Investment (Investasi)
Fungsi investasi melahirkan keputusan
investasi. Manajer keuangan dapat
mengalokasikan dana dalam bentuk investasi
yang menguntungkan perusahaan di masa
yang akan datang.
Fungsi Manajemen Keuangan

3. Kebijakan Dividen
Fungsi pembagian laba melahirkan
keputusan dividen. Keputusan dividen merupakan
keputusan manajemen keuangan untuk
menentukan:
a. Besarnya presentase laba yang dibagikan
b. Stabilitas dividen yang dibagikan
c. Dividen saham
d. Pemecahan dividen
e. Penarikan kembali saham yang beredar
Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuannya memaksimalkan nilai perusahaan,
memaksimumkan kemakmuran pemilik
perusahaan atau pemegang saham yang diukur
dari nilai harga saham.
Tugas pokok manajemen keuangan
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Keputusan untuk melakukan investasi
2. Keputusan pembiayaan kegiatan usaha
3. Keputusan pembagian dividen
4. Perencanaan memperoleh dana dan
penggunaannya.
Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan menyangkut kegiatan-
kegiatan perencanaan, analisis dan pengadilan
kegiatan keuangan. Terkait dengan bidang-bidang
yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan,
maka ruang lingkup manajemen keuangan secara
skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
1.Aliran kas dari investor
2.Alokasi dana untuk operasional perusahaan
3.Aliran kas hasil operasi perusahaan
4.Pembayaran deviden/bunga
5.Laba ditahan
Sumber Dana Perusahaan
Istilah manajemen keuangan sering disebut
dengan istilah manajemen pembelanjaan  seluruh
aktifitas perusahaan dalam rangka memperoleh
dana, menggunakan dana dan mengelola aset.
Pembelanjaan dibedakan menjadi dua yaitu:
1.Pembelanjaan pasif  aktifitas perusahaan dalam
menggunakan dana.
2.Pembelanjaan aktif  aktifitas perusahaan dalam
menggunakan dana dan mengelola hasil
penggunaan dana tersebut.
Berdasarkan sumbernya dana berasal dari
sumber intern (internal financing) dan sumber dana
extern (external financing), yaitu:
1.Sumber intern (internal financing) terdiri dari hutang
jangka pendek dan jangka panjang
2.Sumber dana extern (external financing) terdiri dari
laba ditahan dan depresiasi (penyusutan)

Fungsi Manajer Keuangan:


•Fungsi di bidang keputusan investasi. Penggunaan
dana dalam keseluruhan asset perusahaan. Investasi
dapat di kelompokan kedalam investasi jangka
pendek maupun investasi jangka panjang.
2. Fungsi di bidang keputusan pendanaan.
Melakukan investasi diperlukan sejumlah dana
yang harus diperoleh oleh perusahaan (financing
decision).

3. Fungsi dalam kebijakan dividen, menyangkut


tentang keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan seharusnya dibagikan dalam bentuk
dividen kepada pemegang saham ataukah laba
tersebut sebaiknya ditahan guna
operasional/investasi di masa mendatang.
Peranan Manajer Keuangan

1.Manajer keuangan memperoleh dana/kas dari pasar


modal dengan cara menjual financial assets (saham,
obligasi), memperoleh kredit dari bank atau sumber
dana lainnya.
2.Dana yang diperoleh tersebut diinvestasikan pada
berbagai aktiva (real asset) untuk mendanai
kegiatan/operasi perusahaan, contohnya : tanah,
mesin, dll.
3.Apabila aktiva perusahaan berjalan baik, maka dari
real asset akan dihasilkan laba (berupa cash in flow)
yang lebih besar dari jumlah yang diinvestasikan.
Latihan Soal

1. Jelaskan definisi manajemen keuangan


menurut anda!
2. Sebutkan ruang lingkup manajemen
keuangan!
3. Jelaskan mengenai fungsi & peranan
manajer keuangan dalam sebuah
perusahaan!
Bisnis, Pajak dan Lingkungan
Finansial
Aspek Lingkungan yang Mempengaruhi
Fungsi Manajemen Keuangan

1. PASAR KEUANGAN
“Pembentukan dan pemindahan harta &
kewajiban keuangan sebagai bentuk pertemuan
antara permintaan dan penawaran aktiva finansial
seperti saham, obligasi, leasing dan lain-lain”.

Perantara keuangan adalah kegiatan usaha


yang termasuk dalam pembentukan harta &
kewajiban keuangan.
• Peranan Manajer Keuangan:
1. Memperoleh dana eksternal melalui pasar
keuangan.
2. Mengendalikan dana yang diperoleh agar
efektif penggunaannya.

• Jenis-Jenis Instrumen Keuangan:


1. Uang yaitu dikeluarkan oleh Bank Sentral
2. Saham yaitu modal penyertaan/kepemilikan
atas suatu perusahaan
3. Utang (obligasi) yaitu janji untuk membayar
sejumlah uang ditambah dengan bunga pada
tanggal tertentu di masa yang akan datang.
2. PASAR SURAT BERHARGA

1.Pasar Primer : Tempat saham & obligasi pertama


kali dijual.
2.Pasar Sekunder : Tempat saham & obligasi
diperdagangkan.
3.Pasar Ketiga : Transaksi antara dealer yang aktif di
pasar modal.
4.Pasar Keempat : Transaksi langsung blok saham
antara lembaga-lembaga investasi tanpa melalui
broker.
5.Pasar Bebas : Tempat segala kegiatan penjualan &
pembelian surat berharga yang tidak terjadi di bursa
saham.
3. SISTEM PASAR NASIONAL
Pasar modal bertujuan untuk merangsang
kompetisi & persaingan yang sehat dalam
perdagangan surat berharga.

a. Keputusan mendaftar di pasar modal, dengan


syarat-syarat sebagai berikut :
– Besarnya/ukuran perusahaan.
– Lamanya menjalankan bisnis.
– Catatan tentang laba (Lap.Keuangan yang
diaudit).
b. Manfaat Bursa Surat Berharga

–Memperlancar proses investasi sebagai tempat


transaksi yang mudah dan efisien

–Penyelenggaraaan transaksi yang kontinyu &


menguji nilai surat berharga.
–Menjaga kestabilan harga surat berharga.

–Membantu penyerapan saham baru &


membantu melancarkan penjualannya.
4. LEMBAGA KEUANGAN DALAM SISTEM
KEUANGAN INDONESIA
a. Di dalam Sistem Moneter
1) Bank Indonesia sebagai pencipta uang
kartal (uang kertas dan logam)
2) Bank pencipta uang giral, berbentuk bank-
bank komersial (cek, giro dan deposito)
b. Di luar Sistem Moneter
1) Bank bukan pencipta uang giral, seperti
Bank Perkreditan Rakyat
2) Lembaga Pembiayaan (Leasing)
3) Perusahaan Asuransi
4) Dana Pensiun
5) Lembaga Pasar Modal (Bursa Efek,)
5. INSTRUMEN KEUANGAN

Selain penerbitan saham, instrumen lain bagi


penarikan dana antara lain adalah:

a. Utang jangka pendek dari bank

b. Utang pada supplier (Utang Dagang).

c. Utang jangka panjang dengan jaminan


d. Utang jangka panjang tanpa jaminan
6. PAJAK
Tujuan pajak:
•Pemasukan bagi pemerintah.
•Pembiayaan bagi pengeluaran rutin & pengeluaran
pembangunan.
•Peraturan pengelolahan ekonomi sehingga sesuai dengan
tujuan pembangunan nasional ( asas keadilan &
pemerataan).

Jenis-jenis pajak:
•Pajak Negara atau Nasional (PPn, PPh dan PPn BM)
•Pajak Daerah (PBB, Pajak Kendaraan Bermotor)
•Pajak Penghasilan (Pph) badan
•Pajak Penghasilan (Pph) pribadi
Latihan Soal

1. Jelaskan definisi pasar keuangan dan bentuk-


bentuknya!

2. Sebutkan dan jelaskan tujuan dan jenis-jenis


pajak!
NILAI WAKTU TERHADAP UANG
(Time Value of Money)
Pengertian Time Value of Money

Dalam berinvestasi dana yang ditanamkan


akan dikembalikan melalui penerimaan keuntungan
di masa yang akan datang.

Ini berarti pengeluaran investasi


dilaksanakan saat ini dan penerimaannya akan
diterima pada masa yang akan datang dengan
jumlah yang lebih besar.
Konsep Time Value of Money
1. Nilai yang akan datang (Future Value/FV)
Nilai uang yang akan diterima pada tahun mendatang dengan investasi
yang dilakukan saat ini, yang dipengaruhi oleh tingkat pengembalian atau
tingkat bunga yang berlaku saat ini. Dapat dihitung dengan rumus sbb:

FV = Po (1+i)n

FV = Jumlah investasi di masa yang akan datang


Po = Jumlah investasi sekarang
i = Tingkat bunga
n = Jumlah tahun

.
Contoh Soal:
PT. AMPINDO bermaksud untuk menyimpan uang sebesar
Rp. 100.000.000 pada bank dengan bunga 18% setahun.
Jika tidak dibutuhkan untuk kegiatan operasional tidak akan
dicairkan selama setahun. Dalam pembayaran bunganya
pihak bank akan memberikan pada PT. AMPINDO bunga
setahun sekali. Hitunglah nilai uang tersebut pada setahun
kemudian jika bunga dibayar setahun sekali dan setahun 4
kali.
Jawab:
FV = Po (1+i)n
FV = 100.000.000 (1+0.18)1
FV = 118.000.000
Nilai uang pada setahun mendatang dengan bunga
dihitung sekali setahun adalah Rp. 118.000.000.
FV = Po(1+i)4
FV = 100.000.000(1+0.18)4
FV = 100.000.000(1.938)
FV = 193.877.776

Nilai uang pada setahun kedepan dengan bunga


dibayarkan setahun 4 kali adalah Rp. 193.877.776.

2. Nilai sekarang (Present Value/PV)


Nilai uang pada saat ini dari suatu penerimaan yang akan
diterima pada masa yang akan datang dengan faktor
penentu nilai bunga.

Rumus = Po = FV/(1+i)n
FV = Jumlah investasi di masa yang akan datang
Po = Jumlah investasi sekarang
i = Tingkat bunga
n = Jumlah tahun

Contoh Soal:
Clara menginginkan agar uangnya menjadi Rp 1.500.000 pada 1
tahun yang akan datang. Berapakah jumlah uang yang harus ia
ditabung saat ini seandainya diberikan bunga sebesar 20% per
tahun?
Diketahui: FV = Rp 1.500.000 i : 20% = 0.2 n : 1
Jawab: Po = FV/(1+i)n
Po = 1.500.000 / (1+0.2)1
Po = 1.500.000 / 1.2
Po = 1.250.000
Jadi uang yang ditabung Clara saat ini adalah Rp 1.250.000
3. Pembayaran tahunan untuk akumulasi
Pembayaran tahunan untuk akumulasi sejumlah uang
dimasa yang akan datang. Nilai uang yang sebenarnya
dibayarkan pertahun untuk sebuah nilai tertentu pada suatu
akhir periode tertentu.

Rumus: a = FVArt / FVIFArt

Contoh :
Sebuah deposito sebesar Rp.10.000.000 untuk masa 5
tahun dengan tingkat bunga sebesar 10 %.
Rumus: a = FVArt / FVIFArt
= 10.000.000/6,1051 (tabel Future Value A-2)
= 1.637.975/tahun
Latihan Soal

1.Ira ingin mempunyai tabungan sebesar Rp. 5.000.000


untuk keperluan kuliah 1 tahun lagi. Berapakah jumlah
uang yang harus ia ditabung saat ini seandainya diberikan
bunga sebesar 15% per tahun?

2.Ira mempunyai deposito di bank sebesar Rp. 20.000.000


untuk masa 5 tahun dengan bunga 11% per tahun. Berapa
bunga yang diterima Ira setiap tahun?
JENIS - JENIS
MODAL KERJA
1. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja merupakan unsur aktiva yang
sangat penting karena tanpa modal kerja perusahaan
tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk
menjalankan aktivitasnya.

2. Konsep Modal Kerja


1.Modal Kerja Kuantitatif. Menitikberatkan pada segi
kuantitas dana yang tertanam. Dalam aktiva yang
masa perputarannya kurang satu tahun.

2.Modal Kerja Kualitatif. Modal kerja ini bukan semua


aktiva lancar tetapi telah mempertimbangkan
kewajiban–kewajiban yang segera harus dibayar.
3. Modal Kerja Fungsional. Konsep ini lebih
menitikberatkan pada fungsi dana dalam menghasilkan
penghasilan langsung atau current income.
Diketahui data keuangan suatu perusahaan sebagai berikut:
Aktiva Lancar:
Kas Rp 15.000.000,-
Efek Rp 50.000.000,-
Piutang Dagang Rp 75.000.000,-
Persediaan Barang Rp 120.000.000,-
Total Aktiva Lancar Rp 260.000.000,-
Aktiva Tetap:
Tanah Rp 150.000.000,-
Bangunan & Gedung Rp 300.000.000,-
Mesin – Mesin Rp 250.000.000,-
Total Aktiva Tetap Rp 700.000.000,-
1) Penyusutan setiap tahunnya:
Bangunan & Gedung Rp 50.000.000,-
Mesin – mesin Rp 40.000.000,-
2) Penjualan kredit dengan profit/laba margin sebesar 30%

Atas dasar data tersebut diatas dapat dihitung besarnya


modal kerja menurut konsep fungsional adalah:
1. Modal Kerja (Working Capital)
 Kas Rp 15.000.000,-
 Piutang Dagang 70% Rp 52.500.000,-
 Persediaan Barang Rp 120.000.000,-
 Penyusutan Gedung Rp 50.000.000,-
 Penyusutan Mesin Rp 40.000.000,-
Total Rp 277.500.000,-
2. Modal Kerja Potensial (Potensial Working Capital)
 Efek/surat berharga Rp 50.000.000-
 Margin Laba (30% dari piutang) Rp 22.500.000,-
Total Rp 72.500.000,-

3. Bukan Modal Kerja (Non Working Capital)


 Tanah Rp 150.000.000-
 Bangunan & Gedung (- penyusutan) Rp 250.000.000-
 Mesin – Mesin (- penyusutan) Rp
210.000.000,-
Total Rp 610.000.000,-
3. Jenis-jenis Modal Kerja

1. Modal kerja permanen adalah modal kerja yang harus ada


dalam perusahaan agar perusahaan dapat menjalankan
kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja
permanen terdiri dari:
– Modal Kerja Primer, yaitu modal kerja minimal yang harus
ada dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan
tetap bisa beroperasi.
– Modal Kerja Normal, yaitu modal kerja yang harus ada
agar perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat produksi
normal.
2. Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya
berubah sesuai dengan perubahan kegiatan maupun keadaan lain
yang mempengaruhi perusahaan. Modal kerja variabel terdiri
dari:
– Modal kerja musiman yaitu sejumlah dana yang
dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada
fluktuasi kegiatan perusahaan.

– Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlah


kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi
konjungtur/ekonomi.

– Modal kerja darurat, yaitu modal kerja ini jumlah


kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan–keadaan yang
terjadi diluar kemampuan perusahaan.
4. Kebijaksanaan modal kerja
Kebijaksanaan modal kerja merupakan strategi yang
diharapkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan
modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana. Ada 3
kebijakan modal kerja yaitu konservatif, moderat dan agresif.

Contoh Soal:
PT.CEMERLANG menentukan tingkat aktiva lancar
yang optimal untuk tahun depan. Manajemen memperkirakan
bahwa penjualan akan meningkat Rp 200.000.000,-. Perusahaan
ingin tetap mempertahankan rasio hutangnya 50% dari total
aktiva dan nilai aktiva tetap saat ini Rp 80.000.000,-. Tingkat
bunga jangka pendek maupun jangka panjang saat ini yaitu 12%.
Manajer keuangan ingin menganalisis tiga kebijaksanaan yaitu:
1. Konservatif dengan tingkat aktiva lancar 60% dari penjualan.
2. Moderat dengan mempertahankan aktiva lancar sebesar 50%
dari penjualan
3. Agresif dengan tingkat aktiva lancar 40% dari penjualan.

Kebijakan mana yang sebaiknya diambil dengan ukuran


Return On Equity (ROE) untuk ketiga alternatif tersebut
dengan asumsi:
EBIT (Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak) sebesar 10% dari
penjualan dan pajak sebesar 25%.

Untuk memilih alternatif mana sebaiknya yang diambil oleh


perusahaan, maka kita harus mencari Return On Equity untuk
masing–masing alternatif kebijakan tsb.
Konservatif Moderat Agresif
Aktiva Tetap 80.000.000 80.000.000 80.000.000
Aktiva Lancar 120.000.000 100.000.000 80.000.000
Total Aktiva 200.000.000 180.000.000 160.000.000
Hutang(50% dari total aktiva) 100.000.000 90.000.000 80.000.000
Modal/hutang 100.000.000 90.000.000 80.000.000
EBIT (10% dari penjualan) 20.000.000 20.000.000 20.000.000
Bunga (12% dari hutang) 12.000.000 10.800.000 9.600.000
EBT 8.000.000 9.200.000 10.400.000
Pajak 25% 2.000.000 2.300.000 2.600.000
EAT 6.000.000 6.900.000 7.800.000
Return On Equity 6,00% 7,67% 9,75%
*ROE = EAT / Modal
•Dari perhitungan tersebut ternyata kebijakan Agresif memberikan Return On
Equity paling besar. Namun demikian jumlah aktiva lancar yang rendah
menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan juga rendah sehingga akan
meningkatkan risiko ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka pendeknya.
LATIHAN SOAL

Tahun depan manajemen memperkirakan akan terjadi


kenaikan permintaan yang cukup signifikan. PT. ABADI sedang
mempelajari untuk menentukan tingkat modal kerja yang optimal
untuk tahun depan. Manajemen memperkirakan bahwa penjualan
akan meningkat sebesar Rp 250.000.000,- dengan adanya
peningkatan promosi penjualan. Perusahaan ingin tetap
mempertahankan struktur modalnya sebesar 50% dan nilai aktiva
tetap saat ini sebesar Rp 120.000.000-. tingkat bunga hutang
jangka pendek dan jangka panjang sebesar 16%.

• Manajer keuangan PT. ABADI menginginkan untuk


menganalisa tiga alternatif kebijakan modal kerja, yakni:
• Kebijaksanaan konservatif dengan aktiva lancar 60% dari
penjualan
• Kebijakan moderat dengan mempertahankan tingkat aktiva
lancar 50%
• Kebijakan agresif dengan tingkat aktiva lancar hanya 40%
dari penjualan.

Diminta :
Tunjukkan Return On Equity untuk ketiga alternatif
kebijaksanaan tersebut, anggaplah bahwa EBIT sebesar 15%
dari penjualan dan tarif pajak sebesar 30%, maka
kebijaksanaan mana yang paling baik?
MANAJEMEN
MODAL KERJA
 METODE MODAL KERJA
Untuk menentukan besarnya modal kerja bisa digunakan beberapa
metode penentuan besarnya modal kerja yaitu:
1. Metode Keterikatan Dana
Untuk menentukan besarnya modal kerja metode ini, perlu
diketahui faktor yang mempengaruhi yakni:
1) Periode terikatnya modal kerja, yaitu jangka waktu yang
diperlukan mulai kas ditanamkan kedalam elemen – elemen
modal kerja sampai menjadi kas lagi.
2) Proyeksi kebutuhan kas rata – rata per hari
2. Metode Perputaran Modal Kerja
Dengan metode ini besarnya modal kerja ditentukan dengan cara
menghitung perputaran elemen – elemen pembentuk modal kerja
seperti perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran
persediaan. Untuk lebih jelasnya diberikan contoh sebagai berikut:
Contoh Soal:
Perusahaan JENIUS mempunyai laporan keuangan neraca
dan laporan rugi laba, sebagai berikut:

NERACA (Jutaan Rupiah)

1998 1999 1998 1999


Kas 185 215 Utang dagang 550 485
Piutang 770 830 Utang bank 175 250
Persediaan 920 1.000 Utang wesel 350 365
Aktiva lancar 1.875 2.045 Utang lancar 1.075 1.100
Tanah 2.150 2.500 Utang jk panjang 1.800 1.900
Bangunan 1.050 1.050 Modal Saham 1.900 2.000
Mesin 1.000 1.100 Laba Ditahan 1.275 1.670
Aktiva tetap 4.175 4.625 Utang & Modal 4.975 5.570
Total Aktiva 6.050 6.670 Total Pasiva 6.050 6.670
LAPORAN RUGI LABA 1999
(Jutaan Rupiah)

Penjualan Rp 24.000,-
Harga Pokok Penjualan (Rp 17.000,-)
Laba Kotor Rp 7.000,-
Biaya Operasi (Rp 2.500,-)
Laba Operasi Rp 4.500,-
Bunga (Rp 1.500,-)
Laba Sebelum Pajak Rp 3.000,-
Pajak (Rp 900,-)
Laba Setelah Pajak Rp 2.100,-

Dari contoh diatas kita hitung tingkat perputaran masing


– masing elemen modal kerja
Perputaran elemen modal kerja:

Penjualan 24.000
Perputaran kas = Rata-rata kas = 200 = 120 kali

Penjualan 24.000
Perputaran piutang = Rata-rata piutang = 800 = 30 kali

Penjualan 24.000
Perputaran persediaan = Rata-rata persediaan = 960 = 25 kali
Setelah perputaran elemen modal kerja ditemukan
kemudian di hitung periode terikatnya elemen modal kerja, dan
hasilnya dijumlahkan menjadi periode terikatnya modal kerja.
Periode terikatnya:

Kas = 360/120 = 3 hari

Piutang = 360/30 = 12 hari

Persediaan = 360/25 = 14,4 hari


Total = 29,4 hari
MANAJEMEN
PIUTANG
Piutang merupakan aktiva lancar yang kurang likuid,
karena tidak bisa dimanfaatkan sewaktu–waktu. Oleh karena itu
atas penjualan kredit tersebut perlu dibuat perencanaan kapan
piutang tersebut bisa diterima kas. Kegiatan perencanaan
penerimaan piutang menjadi uang tunai tersebut disebut
Anggaran Pengumpulan Piutang (Receivable Collection Budget).

Contoh Soal:
PT.TERUS MAJU merencanakan membuat anggaran
pengumpulan piutang untuk 6 bulan tahun pertama tahun 2000.
Anggaran penjualan kredit selama 6 bulan pertama tahun 2000
adalah sebagai berikut:
Januari Rp 100.000.000,- April Rp 120.000.000,-
Februari Rp 110.000.000,- Mei Rp 105.000.000,-
Maret Rp 115.000.000,- Juni Rp 125.000.000,-
Syarat pembayaran 5/10-n/60. Penjualan dianggap awal
bulan, penjualan bulan November dan Desember 1999 masing –
masing sebesar Rp 90.000.000,- dan Rp 95.000.000,-. Menurut
pengalaman, pembayaran piutang tersebut adalah sbb:
a. 30% dibayar dengan memanfaatkan diskon
b. 10% dibayar pada bulan penjualan tanpa memanfaatkan diskon
c. 50% dibayar satu bulan setelah bulan penjualan
d. 10% dibayar 2 bulan setelah bulan penjualan

Dari contoh soal tersebut, dapat dihitung besarnya


penerimaan kas dari piutang tersebut, pada penjualan bulan
Januari 2000 tersebut, akan diterima bulan Januari sebesar 30%
dengan diskon 5% (a) dan 10% (b), yang diterima bulan Februari
50% (c), yang diterima bulan Maret 10% (d). Penjualan Januari
2000 Rp 100.000.000-
1. Penjualan November Rp. 90.000.000
* Diterima Januari: 10% x Rp 90.000.000 = Rp 9.000.000

2. Penjualan Desember Rp. 95.000.000


• * Diterima Januari 50% x Rp. 95.000.000 = Rp 47.500.000

* Diterima Februari 10% x Rp. 95.000.000 = Rp. 9.500.000


Rp. 57.000.000
3. Penjualan Januari Rp. 100.000.000
* Diterima Januari:
30% x Rp 100.000.000 = Rp 30.000.000,-
Disc 5% x Rp 30.000.000 = (Rp 1.500.000)
= Rp 28.500.000,-
10% x Rp 100.000.000 = Rp 10.000.000,-
Total diterima Januari = Rp 38.500.000,-
*Diterima Februari: 50% x Rp 100.000.000,-= Rp 50.000.000,-
*Diterima Maret: 10% x Rp 100.000.000,- = Rp 10.000.000,-

4. Penjualan Februari Rp. 110.000.000


*Diterima Februari:
30% x Rp 110.000.000 = Rp 33.000.000,-
Disc 5% x Rp 33.000.000 = (Rp 1.650.000)
= Rp 31.350.000,-
10% x Rp 110.000.000 = Rp 11.000.000,-
Total diterima Februari = Rp 42.350.000,-

*Diterima Maret: 50% x Rp 110.000.000,- = Rp 55.000.000,-


*Diterima April: 10% x Rp 110.000.000,- = Rp 11.000.000,-
Setelah semua penjualan kredit dihitung kapan diterima dan
jumlahnya, maka dapat kita susun anggaran pengumpulan piutang
sebagai berikut:
ANGGARAN PENGUMPULAN KAS/PIUTANG
JAN – JUN 2000 (ribuan rupiah)

DITERIMA BULAN
BLN PIUTANG JAN FEB MAR APR MEI JUNI
NOV'99 90 9,000          
DES'99 95 47,500 9,500        
JAN 100 38,500 50,000 10,000      
FEB 110 - 42,350 55,000 11,000    
MAR 115 - - 44,275 57,500 11,500  
APR 120 - -   46,200 60,000 12,000
MEI 105 - -     40,425 52,500
JUNI 125 - -       48,125
    95,000 101,850 109,275 114,700 111,925 112,625
Contoh Soal:
PT. ABC merencanakan membuat anggaran pengumpulan piutang untuk
3 bulan tahun pertama tahun 2018. Anggaran penjualan kredit adalah
sebagai berikut:
Januari Rp 100.000.000,-
Februari Rp 110.000.000,-
Maret Rp 120.000.000,-

Syarat pembayaran 5/10-n/60. Penjualan bulan November dan


Desember 2017 masing–masing sebesar Rp 80.000.000,- dan Rp
90.000.000,-. Menurut pengalaman, pembayaran piutang tersebut adalah
sbb:
a. 30% dibayar dengan memanfaatkan diskon
b. 10% dibayar pada bulan penjualan tanpa memanfaatkan diskon
c. 50% dibayar satu bulan setelah bulan penjualan
d. 10% dibayar 2 bulan setelah bulan penjualan
MANAJEMEN
PERSEDIAAN
Persediaan adalah salah satu aset perusahaan yang
bersifat likuid, yang terdiri dari persediaan bahan baku,
persediaan bahan setengah jadi, persediaan barang jadi. Adapun
jenis-jenis biaya dalam persediaan:
Biaya Penyimpanan
Biaya Pemesanan
Biaya Kerugian

Dalam menentukan pembelian yang paling ekonomis


perlu adanya pertimbangan yang tepat agar persediaan tidak
terlalu besar atau terlalu kecil. Pengendalian persediaan
menggunakan meode Economical Order Quantity (EOQ), yaitu
sejumlah barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang
minimum atau merupakan jumlah pesanan yang paling
ekonomis.
Penggunaan rumus Economic Order Quantity untuk dasar
pembelian dapat dibenarkan apabila syarat-syarat dapat
terpenuhi. Penerapan model Economic Order Quantity ini
didasarkan beberapa asumsi, yaitu :
1.Harga pembelian bahan per unit konstan
2.Setiap saat kebutuhan bahan selalu tersedia di pasar
3.Jumlah produksi yang menggunakan bahan baku, relatif stabil
sepanjang tahun
4.Biaya pemesanan setiap tahun konstan
5.Biaya pemeliharaan per tahun merupakan presentase tetap dari
nilai rata rata persediaan
6.Tidak ada potongan tunai atas pembelian bahan baku.

Rumus EOQ adalah: EOQ = Q = √ ( 2VU ) / ( CP )


V = Biaya variabel
U = Jumlah persediaan per tahun
C = % Biaya penyimpanan terhadap persediaan
P = Harga per unit persediaan

Contoh:
Dalam setahun sebuah perusahaan memerlukan 4.000 unit
bahan baku dengan biaya variabel pemesanan sebesar Rp. 200.000,-
dengan biaya penyimpanan sebesar 20% dari biaya pemesanan
sedangkan harga perunit bahan baku adalah 10.000.
EOQ = √ [ ( 2 ) ( 200.000 ) ( 4.000 ) ] / [ ( 20 % ) ( 10.000 ) ]
= √ 1,6 Milyar / 2.000
= √ 800.000
= 894,427
= 895 unit (dibulatkan)
Jadi pemesanan yang ekonomis = 4.000/895 = 4,5 x per tahun
BIAYA MODAL
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik
yang berasal dari hutang, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk mendanai suatu investasi atau operasi. Karena biaya modal
dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk
menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan
perlu dihitung dengan biaya modal rata-rata tertimbangnya
(Weighted Average Cost of Capital) atau WACC.

Sebagai unsur penimbangnya adalah proporsi dana bagi


setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi
proyek tersebut.
Contoh Soal :
PT “BERSAHAJA” memiliki biaya modal dari struktur modalnya
sebagai berikut:

Jika tingkat pajak sebesar 40%, berapa biaya modal rata-rata


tertimbangnya? Untuk menyelesaikan soal di atas, langkah kita pertama
kali adalah melakukan penyesuaian atas biaya modal hutang dengan
tingkat pajaknya yaitu:
Biaya modal hutang setelah pajak = 7% (1 – 0,40) = 0,042 = 4,2%.
Biaya modal rata-rata tertimbang dapat dicari dengan mengalikan
biaya modal individual dengan proporsi masing-masing jenis dana atau
modalnya, yaitu:
Kita juga dapat mencari biaya modal rata-rata tertimbang
dengan cara mengalikan jumlah tiap-tiap jenis modal dengan biaya
modal individualnya. Hasilnya kemudian dijumlah dan dibagi dengan
jumlah modal keseluruhan dikalikan 100% dan akan diperoleh biaya
modal rata-rata terimbangnya (WACC). Untuk contoh soal di atas,
maka biaya modalnya dapat dicari sbb:
Biaya modal rata-rata (WACC)=(Rp10.320.000/
Rp100.000.000) x 100% = 10,32%. Jadi biaya modal rata-rata
tertimbang perusahaan sebesar 10,32%.

Biaya modal rata-rata yang minimal dari suatu struktur


modal perlu dijaga agar biaya itu tidak mengalami kenaikan.
Biaya modal rata-rata yang minimal tercapai pada struktur modal
yang optimum.
LATIHAN SOAL

PT. ABC memiliki biaya modal dari struktur modalnya


sebagai berikut:

Diminta:
Jika tingkat pajak sebesar 35%, berapa biaya modal rata-
rata tertimbangnya (WACC) dalam bentuk persentase
dan rupiah.
KEBIJAKAN DIVIDEN
Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan
keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir
tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna
pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Adapun
pertimbangan manajerial dalam pembayaran dividen yaitu:
Kebutuhan dana bagi perusahaan

Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin


kecil kemampuan untuk membayar dividen. Penghasilan
perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi
kebutuhan dananya (semua proyek investasi yang
menguntungkan) baru sisanya untuk pembayaran dividen.
 Likuiditas perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan
utama dalam kebijakan dividen. Karena dividen merupakan
arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang
tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

PEMBELIAN KEMBALI SAHAM (STOCK


REPURCHASES)
Jika perusahaan memiliki kelebihan dana tetapi mempunyai
sedikit kesempatan investasi, maka kelebihan dana tersebut
dapat didistribusikan dengan membeli kembali saham
perusahaan atau meningkatkan pembayaran dividen.
Contoh Soal:
Perusahaan PT. SENTANU mempertimbangkan untuk
membagikan dividen/labanya sebesar Rp. 120.000.000,- dalam
bentuk dividen kas atau melakukan pembelian kembali
sahamnya. Informasi keuangan perusahaan sebelum
pendistribusian laba adalah sebagai berikut:
Pendapatan setelah pajak (EAT) = Rp 160.000.000
Jumlah saham beredar = 500.000 lembar
Pendapatan per lembar saham (EPS) = Rp 320
Harga pasar saham sekarang = Rp 4.800
Dividen per lembar yang diharapkan = Rp 240
Diminta:
•Berapa banyak saham yang dapat dibeli kembali oleh perusahaan?
•Berapa laba per lembar saham (EPS) setelah pembelian kembali
saham tsb!
 Karena para investor mengharapkan dividen kas per lembar
saham sebesar Rp 240 yaitu dari (Rp 120.000.000 : 500.000),
maka nilai saham menjadi sebesar Rp 5.040,- yang terdiri dari
Rp 240,- dividen per lembar saham yang diharapkan ditambah
harga pasar yang diharapkan sebelum distribusi dividen kas
sebesar Rp 4.800,-/.

 Misalnya perusahaan memilih membeli kembali sebagian


sahamnya dan melakukan penawaran kepada para pemegang
sahamnya para harga Rp 5.040,- per lembar saham. Sehingga
perusahaan mampu membeli sebanyak 23.810 lembar yaitu
dari (Rp 120.000.000 : Rp 5.040 per lembar).

 Maka laba per lembar saham (EPS) setelah pembelian kembali


saham adalah = Rp 160.000.000 : (500.000 – 23.810 lembar) =
Rp 336,-
Latihan Soal:
PT.“TERANG BULAN PURNAMA” mempertimbangkan
untuk membagikan labanya. Adapun laba bersih perusahaan setelah
pajak tahun ini adalah Rp. 280.000.000, dan Rp. 160.000.000
dividen dibagikan. Dengan saham beredar 1.000.000 lembar, laba
per lembar sebesar Rp 280,-. Saat ini diperdagangkan pada harga
Rp 5.760,- per lembar saham. Dari harga tersebut, sebesar Rp 160,-
dianggap sebagai dividen kas. Manajer keuangan perusahaan
bermaksud untuk membeli kembali beberapa saham perusahaan
melalui penawaran tender sebesar Rp 5.760,- per lembar saham.
Diminta:
•Berapa banyak saham yang dapat dibeli kembali oleh perusahaan?
•Berapa laba per lembar saham (EPS) setelah pembelian kembali
saham tsb!
ANALISA BREAK EVEN POINT (BEP)

Menurut S. Munawir ( 2002) Titik Break Even Point atau


titik pulang pokok dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana
dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak
juga menderita rugi (total penghasilan = total biaya). BEP juga
dapat digunakan dengan dalam tiga cara terpisah, namun
ketiganya saling berhubungan, yaitu untuk:
Menganalisa program otomatisasi dimana suatu perusahaan
akan beroperasi secara lebih mekanis dan otomatis dan
mengganti biaya variabel dan biaya tetap.
Menelaah imbas dari perluasan tingkat operasi secara umum
Untuk membuat keputusan tentang produk baru yang harus
dicapai jika perusahaan menginginkan BEP dalam suatu proyek
yang diusulkan.
Latihan Soal

Data suatu perusahaan adalah sebagai berikut:


•Sales (200.000 Unit) Rp 20.000.000,-
•Fix Cost Rp 7.200.000,-
•Variable Cost Rp 8.000.000,-
•Total Cost Rp 15.200.000,-
•Profit Rp 4.800.000,-

Diminta: Hitung besarnya BEP dalam Rupiah dan Unit


PERTIMBANGAN UNSUR RISIKO DALAM
INVESTASI
Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah
untuk menghasilkan sejumlah uang. ada beberapa alasan mengapa
seseorang melakukan investasi, antara lain:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan
dan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu
ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan
tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di
masa yang akan datang.

b. Mengurangi resiko inflasi. Dengan melakukan investasi dalam


Pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat
menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak
miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia
banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong
tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas
perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada
bidang – bidang usaha tertentu.

DASAR KEPUTUSAN INVESTASI

Adapun Dasar keputusan investasi terdiri dari:


a. Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh
keuntungan. Dalam manajemen investasi tingkat keuntungan
investasi disebut sebagai return. Suatu hal yang sangat wajar jika
investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah
diinvestasikannya.
b. Risk
Korelasi langsung antara pengembalian dengan resiko, yaitu:
semakin tinggi pengembalian, semakin tinggi resiko. Oleh karena
itu, investor harus menjaga tingkat resiko dengan pengembalian
yang seimbang.

c. The time factor


Jangka waktu adalah hal penting dari definisi investasi. Investor
dapat menanamkan modalnya pada jangka pendek, jangka
menengah, atau jangka panjang. Pemilihan jangka waktu
investasi sebenarnya merupakan suatu hal penting yang
menunjukkan ekspektasi atau harapan dari investor.
PROSES INVESTASI

Proses investasi adalah suatu rangkaian aktivitas yang


menghasilkan di dalam pembelian aset nyata / surat berharga.
Langkah - langkah dalam proses investasi:
a. Pengetahuan tentang pengembalian dan resiko investasi.
b. Mengetahui sikap investor terhadap resiko. Setiap investor
harus mau menerima resiko investasi yang terkadang di dalam
aset riil maupun surat berharga.
c. Pengetahuan dari setiap tipe surat berharga/aset yang tersedia
untuk investasi, termasuk pengembalian yang diharapkan dan
resikonya.
d. Memilih beberapa surat berharga/aset yang dapat memberi
suatu pengembalian dan resiko yang dapat diterima berdasarkan
kebutuhan-kebutuhan dari investor tertentu
Ada 2(dua) usulan investasi yang mempunyai probabilitas
kejadian yg berbeda-beda (Rp1.000).
Usulan Investasi Proyek A Usulan Investasi Proyek B
Probabilitas Aliran Kas Probabilitas Aliran Kas
0,10 Rp 6.000 0,10 Rp 4.000
0,20 Rp 7.000 0,25 Rp 6.000
0,40 Rp 8.000 0,30 Rp 8.000
0,20 Rp 9.000 0,25 Rp10.000
0,10 Rp 10.000 0,10 Rp12.000

Dari data diatas :


1.Hitung besarnya nilai yang diharapkan dan standar deviasi!
2.Hitung besarnya Coefficient of Variation!
3.Buat kesimpulannya
Proyek A :
AA = 0,10(6.000) + 0,20(7.000) + 0,40(8.000) +
0,20(9.000) + 0,10(10.000) = Rp 8.000,-

Proyek B :
AB = 0,10(4.000) + 0,25(6.000) + 0,30(8.000) +
0,25(10.000) + 0,10(12.000) = Rp 8.000,-

Standar Deviasi masing-masing proyek.


QA = √ 0,10(6.000-8.000)2 + 0,20(7.000-8.000)2 + 0,40(8.000-8.
000)2 + 0,20(9.000-8.000)2 + 0,10(10.000-8.000)2
= √ 400.000+200.000+200.000+400.000
= √ 1.200.000
= 1.095
QB = √ 0,10(4.000-8.000)2 + 0,25(6.000-8.000)2 + 0,30(8.000-8.
000)2 + 0,25(10.000-8.000)2 + 0,10(10.000-8.000)2
= √ 1.600.000 + 1.000.000 + 1.000.000 + 1.600.000
= √ 5.200.000
= 2.280

COV adalah merupakan standar deviasi suatu distribusi


probabilitas dibagi dengan nilai yang diharapkan. Koeffisien ini
menunjukkan resiko relatif dari tingkat resiko usaha.

COV proyek A = 1.095/8.000 = 0,137


COV proyek B = 2.280/8/000 = 0,285
Kesimpulan:

1.Proyek B mempunyai standar deviasi lebih besar daripada


proyek A, menunjukkan penyebaran besar dan kemungkinan
hasil yang diperoleh juga akan lebih besar bila dibandingkan
dengan proyek A.
2.Proyek B mempunyai resiko yang lebih besar daripada proyek
A karena COV proyek B 0,285 > proyek A 0,137.
3.Proyek yang dipilih proyek A karena mempunyai Standar
Deviasi dan COV yang lebih rendah daripada proyek B dilihat
dari nilai yang diharapkan sama antara proyek A dan B
Ada 2 usulan investasi yang mempuyai probabilitas kejadian yang
berbeda-beda.
Usulan Investasi Proyek A Usulan Invesasi Proyek B
Probabilitas Aliran Kas Probabilitas Aliran Kas
0,10 Rp 10.000.000,- 0,10 Rp 8.000.000,-
0,20 Rp 11.000.000,- 0,25 Rp 10.000.000,-
0,40 Rp 12.000.000,- 0,30 Rp 12.000.000,-
0,20 Rp 13.000.000,- 0,25 Rp 14.000.000,-
0,10 Rp 14.000.000,- 0,10 Rp 16.000.000,-

Diminta:
a.Hitung besarnya nilai yang diharapkan dan sandar deviasinya!
b.Hitung besarnya COV!
c.Kesimpulan!
LEASING

Sewa-guna-usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan


dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa-guna-
usaha dengan hak opsi maupun sewa-guna-usaha tanpa hak opsi
untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala. Apabila perusahaan
tidak ingin memiliki suatu aktiva, tetapi hanya menginginkan
service dari aktiva tersebut, perusahaan dapat memperoleh “hak
guna” tanpa disertai dengan hak milik, dengan cara kontrak
leasing.
Lessor adalah perusahaan pembiayaan atau perusahaan
sewa guna usaha yang telah memperoleh izin usaha dari
Menteri Keuangan dan melakukan kegiatan sewa-guna-usaha.
Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan
barang modal dengan pembiayaan dari lessor.
JENIS-JENIS LEASING

Ada dua tipe dasar leasing yang ada dalam praktek bisnis, yaitu:
a. Jual dan lease balik. Perusahaan yang memiliki aktiva (lesse)
menjual hartanya pada pihak lain (lessor),

b. Lease operasi (operating leased). Disebut juga lease jasa,


sebab pihak yang menyewakan aktiva (lessor) menyediakan
pembiayaan sekaligus juga biaya pemeliharaan aktiva.

c. Lease keuangan (capital lease atau financial lease) Berbeda


dengan lease operasi, lease keuangan tidak memberikan jasa
pemeliharaan, kontrak tidak dapat dibatalkan, dan diamortisasi
penuh (artinya lesse harus membayar harga pokok peralatan lease
dan bunga atas diadakannya investasi pada aktiva tersebut).
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN LEASING

Leasing memiliki sejumlah keunggulan:


a. Tidak diperlukan pengeluaran kas segera.

b. Biasanya ada pilihan dari lessor untuk membeli aktiva tersebut


(dengan harga obral) pada akhir masa sewa.

c. Penyewa biasanya memberikan pelayanan maksimal.

d. Kewajiban perusahaan untuk membayar sewa (jenis lease


operasi) di kemudian hari tidak perlu dilaporkan dalam neraca,
bila berbentuk lease barang modal, harus dinyatakan dalam
laporan keuangan.
Kelemahan leasing adalah:

a. Dalam jangka panjang, biayanya menjadi lebih tinggi dari pada


membeli aset, lagi pula penyewa (lesse) tidak membangun
ekuitas.
b. Biaya bunga atas lease biasanya lebih tinggi dari pada biaya
bunga atas hutang.
c. Bila aktiva kembali pada lessor pada akhir masa sewa, lesse
harus mencari kontrak lease baru aau membeli aktiva pada harga
yang lebih tinggi yang berlaku kini.
d. Penyewa (lesse) bisa jadi terpaksa menggunakan aktiva yang
sudah tidak lagi baru.
e. Penyewa (lesse) tidak dapat memperbaiki/meningkatkan
kinerja mesin/aktiva yang disewanya tanpa seizin dari lessor
Contoh soal:
Untuk memenuhi tingginya kebutuhan transportasi dalam masa
liburan, PT. Lorena Transport membutuhkan 1 unit bis tambahan.
Bagian operasi telah menghitung bahwa satu unit bis baru
bernilai Rp 800.000.000 dapat digunakan selama 5 tahun dan
pada akhir umur ekonomis terdapat nilai sisa sebesar Rp
50.000.000. Bagian keuangan mempertimbangkan akan
melakukan leasing, lessor mensyaratkan tingkat bunga 12%
sebagai return yang rasionable bagi lessor. Pembayaran leasing
untuk aktiva tersebut akan dilakukan selama 5 tahun.

Diminta: Berdasarkan data di atas, hitunglah nilai bersih aktiva


tersebut dan berapa perusahaan harus membayar setiap tahun!
Pembayaran lease tahunan dihitung berdasarkan Nilai Bersih
Aktiva, yaitu Nilai Aktiva - PV Nilai Sisa

Nilai Sisa = Rp 50,000,000

Maka PV Nilai Residu = Rp 50,000,000[PVIF 12%; 5 th]


= Rp 28.370.000

Jadi :
Nilai Aktiva = Rp 800,000,000
PV Nilai Residu = (Rp 28,370,000)
Nilai Aktiva Bersih = Rp 771,630,000
Gunakan Nilai Aktiva Bersih untuk menghitung anuitas
pembayaran leasing tahunan.
Nilai Aktiva Bersih = A [PVIFA 12%; 5 th]

Nilai aktiva bersih


A = [PVIFA 12%; 5 th]

Rp 771,630,000
A = 3,6048

A = Rp 214.056.258

Setiap tahun perusahaan membayar Rp 214.056.258 untuk leasing


LATIHAN SOAL

PT. ABC membutuhkan 1 unit mobil untuk operasional. Harga 1


unit mobil baru bernilai Rp 300.000.000 dapat digunakan selama
5 tahun dan pada akhir umur ekonomis terdapat nilai sisa sebesar
Rp 20.000.000. Bagian keuangan mempertimbangkan akan
melakukan leasing, lessor mensyaratkan tingkat bunga 13% dan
pembayaran leasing untuk aktiva tersebut akan dilakukan selama
5 tahun.

Diminta: Berdasarkan data di atas, hitunglah nilai bersih aktiva


tersebut!
EKSPANSI:
KONSOLIDASI, MERGER DAN AKUISISI

Perusahaan dikatakan melakukan ekspansi eksternal jika


perusahaan menggabungkan kegiatan operasionalnya dengan
perusahaan lain yang sudah ada. Penggabungan surat perusahaan
dengan perusahaan lain yang sudah ada dapat dilakukan dengan
beberapa cara sebagai berikut.
a.Merger
Merger adalah penggabungan dua perusahaan yang ukurannya
tidak sama dan hanya satu perusahaan yang tetap survival, yaitu
perusahaan yang lebih besar, sedangkan perusahaan yang lebih
kecil melebur ke dalam perusahaan yang besar. Misalnya,
perusahaan A ukurannya lebih besar daripada perusahaan B,
melakukan merger, maka setelah merger perusahaan yang tetap
survival adalah perusahaan A.
b. Konsolidasi
Konsolidasi adalah penggabungan dua perusahaan yang
ukurannya relatif sama menjadi satu perusahaan baru. Misalnya,
perusahaan A ukurannya relatif sama dengan perusahaan B
melakukan konsolidasi, maka muncul perusahaan C sebagai
hasil konsolidasi.

c. Akuisisi
Akuisisi adalah penggabungan dua perusahaan yang mana
perusahaan akuisitor membeli sebagian saham perusahaan yang
diakuisisi, sehingga pengendalian manajemen perusahaan yang
diakuisisi berpindah kepada perusahaan akuisitor, sementara
kedua perusahaan masing-masing tetap beroperasi sebagai suatu
badan hukum yang berdiri sendiri.
Apabila ditinjau dari keterkaitan bidang usaha perusahaan
yang bergabung, maka penggabungan dua atau lebih perusahaan
dapat dibedakan menjadi:

a.Penggabungan vertikal, adalah penggabungan dua atau lebih


perusahaan yang berada pada tingkat proses produksi yang tidak
sama.
b.Penggabungan horizontal, adalah penggabungan dua atau lebih
perusahaan yang berada pada tingkat proses produksi yang sama.
c.Penggabungan konglomerat, adalah penggabungan dua
perusahaan atau lebih yang tidak memiliki kaitan bisnis sama
sekali
PENILAIAN MERGER DENGAN PENDEKATAN
PENDAPATAN

Untuk menentukan apakah merger layak dilakukan atau


tidak, ada beberapa pendekatan yang dapat dipergunakan, yaitu:
Pendekatan Pendapatan (earnings). Pendapatan yang
dimaksudkan dalam pendekatan ini dibedakan menjadi
pendapatan sekarang (present earning) dan pendapatan di masa
yang akan datang (future earning).
a. Pendapatan sekarang. Pendapatan yang dimaksud
dalam pendekatan ini adalah pendapatan per saham (EPS)
b. Pendapatan yang akan datang. Apabila keputusan
merger yang berpengaruh yang segera terhadap EPS
setelah merger, maka apabila terjadi penurunan EPS
setelah merger, berarti merger tidak layak dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai