Anda di halaman 1dari 7

DESKRIPSI MATERI

BUKTI AUDIT

Dosen Pengampu: Sofyan Helmi Purba,SE,M.Ak

PENGANTAR

Bukti Audit merupakan dokumen pendukung atas pemeriksaaan yang telah dilakukan
oleh seorang auditor, dimana di dalam bukti audit tersebut meliputi angka-angka yang bersifat
informasi atas laporan keuangan yang akan disampaikan oleh auditor kepada kliennya
.

TUJUAN PERKULIAHAN

Setelah mempelajari materi perkuliahan, mahasiswa mampu:


 Menjelaskan mengenai Bukti Audit
 Menjelaskna mengenai Tipe Bukti Audit
 Menjelaskan mengenai Sifat Asersi Bukti Audit
 Menjelaskan mengenai Kompetensi dan Penilaian Bukti Audit

DESKRIPSI MATERI :

1. Audit Plan (Perencanaan Pemeriksaan)

Perencanaan dan supervisi berlangsung terus-menerus selama audit, dan prosedur

yang berkaitan sering kali tumpang tending(overlap). Audior sebagai penanggung jawab

akhir atas staf lain dalam kantor akuntannya (asisten).


Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan

lingkup audit yang diharapkan. Sifat, luas, dan saat perencanaan bervareasi dengan

ukuran dan kompleksitas suatu usaha, pengalaman mengenai satuan usaha, dan

pengetahuan tentang bisnis satuan usaha. Dalam perencanaan audit, auditor harus

mempertimbangkan antara lain:

a) Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industry dimana

satuan usaha tersebut beroperasi didalamnya.

b) Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut

c) Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah informasi

akuntansi yang segnifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk

mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan

d) Penetapantingkat resiko pengendalian yang direncanakan

e) Pertimbangan awal tentang tingkat meterialitas untuk tujuan audit

f) Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment)

g) Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,

seperti resiko kekeliruan dan ketidakberesan yang material atau adanya transaksi

antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

h) Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas (sebagai

contoh, laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi, laporan khusus untuk

menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak/perjanjian).


Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan

supervise biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan

satuan usaha dan diskusi dengan staf laindalam kantor akuntan dan pegawai satuan

usaha tersebut. Contoh prosedur tersebut meliputi:

a. Mereview arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan,

laporan audit tahun lalu

b. Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan staf kantor

akuntan yang bertanggung jawab atas jasa non audit bagi satuan usaha

c. Mengajukan pertanyaan terhadap perkembangan bisnis saat ini yang berdampak

terhadap satuan usaha

d. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan

e. Membicarakan tipe, luas, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris,

atau komite audit

f. Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan

standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, terutama yang baru

g. Mengkoordinasi bantuan dari pegawai satuan usaha dalam penyiapan data

h. Menentukan luasanya keterlibatan jika ada konsultan, spesialis, dan auditor intern

i. Membuat jadwal pekerjaan audit ( time schedule)

j. Menentukan dan mengkoordinasikan kebutuhan staf audit

k. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan

informasi tentang tujuan audit yang akan dilakasanakan sehingga auditor dapat

mengartisipasi dan memberikan perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan yang

dipandang perlu
Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus
memahami bisnis lien dengan sebaik-baiknya (understanding client business), termasuk
sifat dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur permodalan, metode
produksi, pemasaran, distribusi dan lain-lain.
Pengetahuan mengenai bisnis satuan usaha biasanya diperoleh auditor melalui
pengalaman dengan satuan usaha atau industrinya serta dari pengajuan pertanyaan
kepada pegawai perusahaan. Kertas kerja audit dari tahun sebelumnya dapat berisi
informasi yang bermanfaat mengenai sifat bisnis, struktur organisasi, dan karateristik
operasi, serta auditor adalah publikasi yang dikeluarkan oleh industry, laporan keuangan
satuan usaha lain dalam industry, buku teks, majalah, dan perorangan yang memiliki
pengetahuan mengenai industry.
Pengetahuan tentang bisnis klien, membantu auditor dalam:
a. Mengidentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus
b. Menilai kondisi yang didalamnya dat akuntansi yang dihasilkan, diolah, di-review
dan dikumpulkan dalam organisasi
c. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi, penyisihan
piutang ragu-ragu persentase penyelesaian kontrak jangka panjang
d. Menilai kewajaran representasi manajemen
e. Mempertimbangkan kesesuaian standar akuntansi yang diterapkan dan kecukupan
pengungkapanya
Supervisi mencakup pengaraha usaha asisten yang terkait dalam pencapaian
tujuan audit dan menentukan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervise adalah
memberikan instruksi kepada asisten, tetatp menjaga penyampaian informasi masalah-
masalah penting yang dijumpai dalam audit, me-review pekerjaan yang
dilaksanakannya, dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf audit kantor
akuntan. Luasnya supervise yang memadai bagi suatu keadaan tergantung atas banyak
factor, termasuk kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang kutan dengan
melaksanakan audit.
Para asisten harus di beritahu tanggung jawab mereka dan tujuan prosedur audit
yang mereka laksanakan. Mereka harus di beritahu hal-hal yang kemungkinan
berpengaruh terhadap sifat, luas, dan saat prosedur yang harus dilaksanakan, seperti
sifat bisnis satuan usaha yang bersangkutan dengan penugasan dan masalah-masalah
akuntansi dan audit. Auditor dengan tanggung jawab akhir untuk setiap audit harus
mengarahkan asisten untuk mengemukakan pertanyaan akuntansi dan auditing
signifikan yang muncul dalam audit sehingga auditor dapat menetapkan seberapa
signifikan masalah tersebut.
Pekerjaan yang dilaksanakan oleh asisten hrus direview untuk menentukan
apakah pekerjaan tersebut telah dilaksanakan secara memadai dan menilai apakah
hasilnya sejalan dengan kesimpulan yang disajikan dalam laporan audit.
Auditor harus menyusun Audit Plan, segera setelah Engagement Letter disetujui
oleh klien.
Isi dari Audit Plan mencakup:
a. Hal-hal yang mengenai klien
 Bidang usaha Klien, Alamat, Nomor Telephon, facsimile dan lain-lain
 Status Hukum Perusahaan ( berdasar akta Pendirian )
 Accounting policy ( kebijakan akuntansi )
 Neraca ( laporan posisi keuangan) komparatif dan perbandingan penjualan
Laba/Rugi tahun lalu dan sekarang. Perbandingan antara Neraca tahun lalu dan
Neraca tahun sekarang/ bulan terakhir tahun sekarang agar diperoleh gambaran
mengenai ukuran besar kecilnya perusahaan
 Client contact yaitu mengenai nama dari orang-orang yang akan sering
dihubungi auditor misalnya:
 Presiden Direktur
 Controller, Chief Accountant
 Dewan komisaris dan komite Audit
 Accounting, Auditing & Tax Problem, harus dijelaskan persoalan-persoalan
yang ( mungkin) akan dihadapi oleh klien, seperti:
 Accounting Problem, misalnya:
1. Perubahan metode pencatatan dari menual ke computer
2. Revaluasi fixed asset
3. Perubahan metode atau tarif penyusutan
 Audit Problem, misalnya:
1. Hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan
2. Perubahan accounting policy
 Tax Problem, misalnya:
1. Masalah restitusi, kekurangan penyetoran
2. Adanya 2 pembukuan
b. Hal-hal yang mempengaruhi Klien, bias didapat dari majalah-majalah ekonomi/surat
kabar, antara lain:Business News, ekonomi keuangan Indonesia
c. Rencana Kerja Auditor

Hal-hal yang penting antara lain:


 Staffing
 Waktu Pemeriksaan
 Jenis jasa yang diberikan
 Bantuan-bantuan yang dapat diberikan klien
 Time Schedule
2. Audit Program (Program Audit)

Setelah audit plan disusun, tetapi sebelum pemeriksaan lapangan dimulai, auditor
harus menyusun audit program yang merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan
dijalankan dan dibuat secara tertulis.
Audit program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten
mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakanAudit program harus menggariskan dengan
rinci, prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan
audit

Audit program yang baik harus mencantumkan:


a. Tujuan pemeriksaan
b. Prosedur audit yang akan dijalankan
c. Kesimpulan pemeriksaan
Sebagian KAP menggunakan audit program yang sudah distandarisasi dan
digunakan di setiap kliennya, sebagian lagi menggunakan audit program yang disusun
sesuai kondisi dan situasi di perusahaan (tailor made). Akan lebih baik jika audit
program dibuat terpisah untuk Compliance test dan substantive test.

3. Audit Procedures dan Audit Teknik

Audit Procedures adalah langkah-langkah yang harus dijalankan oleh auditor dalam
melaksanakan pemeriksaannya dan sangat di perlukan oleh asisten agar tidak melakukan
penyimpangan dan dapat bekerja secar efisien dan efektif.
Audit procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit
avidence) yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan
keuangan
Untuk itu di perlukan audit teknik, yaitu cara-cara untuk memperoleh audit
evidence seperti : konfirmasi, observasi, inspeksi, Tanya jawab(inquiry) dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai