Anda di halaman 1dari 3

 Audit plan Standar pelaksanaan pekerjaan lapangan mengharuskan perencanaan yang

sebaik-baiknyadalam setiap penugasan audit.


 Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi sebagai berikut “Pekerjaan harus
direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan
semestinya.”
 Pengertian dan Tujuan Audit Plan Audit Plan adalah pengembangan strategi menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit yangdiharapkan disusun segera setelah management latter
(surat perikatan) disetujui klien.
 TujuanAudit Plan adalah untuk mencapai keyakinan yang memadai guna mendeteksi
salah satu yang diyakini jumlahnya besar, baik secara individual mapun secara
keseluruhan, yang secara kuantitatif berdampak material terhadap laporan keuangan.
 Dalam merencanakan audit, Risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, sesuai
dengan pertimbangan professionalmenetapkan pertimbangan awal mengenai tingkat
materialitas.
 Untuk audit plan, auditor dapat mempertimbangkan materialitas, Sebelum laporan
keuangan yang akan diaudit selesai disusun.
 Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkanantara lain
1.pahami bisnis dan klien
2.Kebijakan dan prosedur akuntansi klien
3.Metode pengolahan informasi akuntansi yang digunakan klien, termasuk
penggunaanorganisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok
perusahaan
4.Penetapan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan
5.Pertimbangan awal tingkat materialitas untuk tujuan audit
6.Pos laporan keuangan yang memerlukan penyesuaian (adjustment)
 Adapun beberapa manfaat audit program menurut Sawyer et al (2005: 206) adalah:

1. Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit yang merupakan suatu rencana
yang dapat dikomunikasikan baik kepada supervisor audit maupun kepada staf audit.

2. Menjadi dasar penugasan auditor.

3. Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit karena memuat waktu audit yang
dianggarkan.

4. Memungkinkan supervisor audit dan manajer membandingkan apa yang dikerjakan dengan apa yang
direncanakan.

5. Membantu melatih staf-staf yang belum berpengalaman dalam tahap-tahap pelaksanaan audit.

6. Memberi ringkasan catatan pekerjaan yang dilakukan.

7. Membantu auditor pada audit selanjutnya untuk mengenal lebih dekat jenis-jenis pekerjaan audit
yang dilakukan dan waktu yang dibutuhkan.

8. Mengurangi waktu supervisi langsung yang dibutuhkan.

9. Menjadi titik awal bagi penilai fungsi audit internal untuk mengevaluasi upaya audit yang telah
dilakukan
 Audit program adalah daftar langkah langkah pemeriksaan dan verifikasi yang akan
diterapkan sedemikian rupa sehingga keterkaitan satu langkah dengan langkah lainnya
ditunjukkan dan dirancang dengan jelas, dengan tetap memperhatikan standar audit guna
memberikan laporan pertanggungjawaban hasil audit kepada pihak yang berwenang atau
klien.
 Audit program terdiri dari serangkaian prosedur verifikasi yang diterapkan pada laporan
keuangan dan akun-akun suatu perusahaan tertentu dengan tujuan memperoleh bukti yang
cukup untuk memungkinkan auditor menyatakan opini yang diinformasikan atas laporan
tersebut
 Pengertian Audit Prosedur Menurut Sawyer et al (2005:212), audit prosedur adalah “Teknik-
teknik yang diterapkan auditor untuk menentukan apakah tujuan operasi telah dicapai.”
 Menurut Boynton et al (2006:236), prosedur audit adalah “Metode atau teknik yang digunakan
oleh para auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mecukupi dan
kompeten.”
 Audit prosedur dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit evidence) yang
cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan.
 Auditor yang profesional biasanya memiliki latar belakang yang memungkinkan pembedaan
antara tujuan audit yang harus dicapai dalam mengevaluasi suatu masalah dan mana yang tidak
relevan atau tidak penting dalam pencapaian tujuan.
 Berikut ini sepuluh jenis prosedur audit yang dirumuskan oleh Boynton et al (2006:237) yaitu:
1. Prosedur analitis (analytical procedures)
2. Inspeksi (inspecting)
3. Konfirmasi (confirming)
4. Permintaan keterangan (inquiring)
5. Penghitungan (counting)
6. Penelusuran (tracing)
7. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)
8. Pengamatan (observing)
9. Pelaksanaan ulang (reperforming)
10. Teknik audit berbantuan komputer (computer- assisted audit techniques)

Teknik Audit
 Teknik audit pada dasarnya merupakan cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh
pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang
seharusnya. Teknik audit erat hubungannya dengan prosedur audit, dimana teknik-teknik
audit digunakan dalam suatu prosedur audit untuk mencapai tujuan audit.

 Materialitas audit adalah sebuah konsep yang berhubungan dengan seberapa penting
dan signifikannya sebuah jumlah, transaksi dan selisih yang mungkin terdapat di laporan
keuangan. Materialitas merupakan salah satu poin penting dalam proses audit. Dalam
hal ini, sudah menjadi tugas auditor untuk membuat opini berdasarkan laporan
keuangan perusahaan yang telah disiapkan.
 Prinsip-Prinsip Materialitas adalah pilar dari laporan keuangan. Berikut merupakan
beberapa ciri materialitas yang utama dalam laporan keuangan.
 Kekeliruan dalam laporan keuangan dianggap sebagai material apabila berpotensi
mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan.
 tujuan materialitas dalam proses audit adalah untuk membantu pengguna laporan
keuangan di tahap akhir untuk bisa membuat keputusan akhir.
 Pihak yang berkepentingan bisa memiliki informasi yang cukup sesuai dengan yang
mereka butuhkan.
 Informasi yang didapatkan mencakup transaksi antar pihak yang terkait dan setiap
perubahan kebijakan akuntansi yang perlu diperhatikan kedepannya. Semuanya adalah
informasi penting yang akan menjadi dasar pengguna laporan keuangan dalam
membuat penilaian akan kondisi keuangan perusahaan.
 Untuk investor, informasi ini bisa membantu mereka memutuskan apakah mereka akan
terus berinvestasi atau tidak. Butuh kebijakan baru atau tidak.
 Materialitas dalam audit akan menjadi dasar bagi auditor untuk bisa merumuskan opini
mereka mengenai keseluruhan tingkat jaminan yang kemudian dilaporkan ke pengguna
akhir.
 Auditor memiliki kewajiban untuk melaporkan apakah ada kekeliruan dalam laporan
keuangan atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai