Disusun Oleh :
Egi Renita
5162212004
Rencana Audit
Auditor harus mengembangkan rencana audit yang mencakup deskripsi tentang:
1. Sifat, waktu, dan luas dari prosedur penilaian risiko yang direncanakan, sesuai
SA 315.
2. Sifat, waktu, dan luas yang direncanakan lebih lanjut atas audit prosedur di
tingkat asersi, sesuai SA 330.
3. Prosedur audit terencana lainnya yang perlu dilaksanakan sehingga perikatan
tersebut sesuai dengan SA.
4. Pengarahan dan pengawasan sifat, waktu, dan luas dari keterikatan tim anggota
dan ulasan pekerjaan mereka.
4
dapat sebelumnya dan juga pihak-pihak luar yang sekiranya terlibat dalam proses
pendanaan perusahaan.
5. Mendapatkan Hasil
Setelah melakukan observasi dan segala pemetaan masalah yang kemungkinan
terjadi, kini saatnya auditor memeriksa risiko material dari perusahaan./Auditor
akan menganalisis hasil yang didapatnya dari lapangan. Dari sini akan terlihat
jika ada kesalahan dari laporan keuangan perusahaan dan juga kerugian yang
dialami oleh perusahaan. Selanjutnya, auditor akan mengklarifikasi ulang.
Sebelum mengambil kesimpulan, seorang auditor akan mencocokkan hasil audit
perusahaan dengan auditor yang lain. Jika auditor lainnya juga menemukan
kesalahan keuangan yang sama, maka dipastikan ada yang tidak beres dengan
kondisi keuangan perusahaan. Untuk itu, tim auditor akan melakukan
pemeriksaan lanjutan secara lebih mendalam.
6. Pelaporan Audit
Tahap terakhir yaitu pelaporan audit, yaitu hasil dari pekerjaan audit yang telah
dikerjakan. Laporan ini merupakan bentuk komunikasi auditor dengan pihak
lainnya sehingga tidak boleh dibuat secara sembarangan. Di dalam laporan audit
harus mencakup:
a. Jenis opini
b. Jasa yang diberikan
c. Objek yang diaudit
d. Tujuan dan ruang lingkup audit
e. Hasil audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan
5
SA 210 (REVISI 2021) PERSETUJUAN ATAS KETENTUAN PERIKATAN
AUDIT
Standar Audit (SA) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam menyepakati
ketentuan perikatan audit dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola entitas.Tujuan auditor adalah untuk menerima atau
melanjutkan perikatan audit hanya ketika basis yang melandasi pelaksanaan audit
telah disepakati, melalui :
1. Penetapan apakah terdapat prakondisi untuk suatu audit; dan
2. Penegasan bahwa terdapat pemahaman yang sama tentang ketentuan perikatan
audit antara auditor, manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola entitas.
Auditor harus menyepakati ketentuan perikatan audit dengan manajemen atau pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas, jika relevan. Ketentuan perikatan
audit yang disepakati harus dicatat dalam surat perikatan audit atau bentuk
kesepakatan tertulis lain yang sesuai dan harus mencakup :
1. Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan;
2. Tanggung jawab auditor;
3. Tanggung jawab manajemen;
4. Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam penyusunan
laporan keuangan;
5. Pengacuan pada bentuk dan isi laporan yang akan diterbitkan oleh auditor; dan
6. Suatu pernyataan bahwa terdapat kondisi tertentu yang bentuk dan isi laporannya
mungkin berbeda dengan yang diharapkan.
SA 210 (Revisi 2021) berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk
periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
6
DAFTAR PUSTAKA