Anda di halaman 1dari 8

RESUME AUDIT DAN ASSURANCES

PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Audit dan Assurances

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. R. Wedi R. Kusumah, S.E., M.Si., Ak., CA.

Disusun Oleh :
Egi Renita
5162212004

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2023
Laporan keuangan yang telah disusun harus bebas dari salah saji materil,
sehingga informasi yang diberikan dapat membantu membuat keputusan para
penggunanya sesuai dengan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Penggunaan
jasa akuntan publik untuk memeriksa kewajaran dari laporan keuangan yang telah
diterbitkan oleh perusahaan diharapkan akan meningkatkan pengawasan atas adanya
penyelewengan dalam pembuatan laporan keuangan, meminimalisir kesalahan
pelaporan yang bersifat material, dan meningkatkan kualitas atas laporan keuangan
yang diterbitkan. Hasil audit yang berkualitas pada umumnya diterbitkan oleh KAP
yang kompeten, profesional, dan memiliki citra yang baik di masyarakat.
Hasil audit ini juga akan lebih dipercaya oleh para pengguna laporan
keuangan. Kualitas audit dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
bagaimana Kantor Akuntan Publik menyusun perencanaan auditnya.
Menurut (SA 300, 2013) tentang Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan
Keuangan menjelaskan bahwa jika memiliki perencanaan audit yang baik akan
memiliki manfaat atas pekerjaan audit yang dilakukan yaitu dapat menentukan
pembagian tugas pada anggota tim yang sesuai dengan kompetensi dan tingkat
kemampuan, dapat mengidentifikasikan area yang akan memungkinkan terjadinya
risiko audit, dan dapat menyelesaikan masalah secara tepat waktu. Pelaksanaan audit
akan lebih terarah dan sistematis karena adanya perencanaan audit.

SA 300 (REVISI 2021) PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN


KEUANGAN
Standar Audit (SA) ini mengatur tentang tanggung jawab auditor untuk
merencanakan audit atas laporan keuangan. Tujuan auditor adalah untuk
merencanakan audit agar audit tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif. Rekan
perikatan dan anggota tim perikatan utama lainnya harus dilibatkan dalam
perencanaan audit, termasuk merencanakan dan berpartisipasi dalam diskusi di antara
anggota tim perikatan. SA 300 (Revisi 2021) berlaku efektif untuk audit atas laporan
keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
1
Tujuan
Tujuan Auditor adalah merencanakan audit agar dilaksanakan dengan efektif dan
tepat waktu. Perencanaan memastikan bahwa:
1. Perhatian yang tepat diberikan pada area penting audit;
2. Potensi masalah segera diidentifikasi;
3. Pekerjaan diselesaikan dengan baik dan tepat waktu;
4. Asisten digunakan dengan benar; dan
5. Pekerjaan yang dilakukan oleh auditor dan pakar lain dikoordinasikan.

Pendahuluan Keterikatan Kegiatan


Auditor harus melakukan aktivitas berikut pada Awal Perikatan Audit Saat Ini:
1. Melakukan prosedur yang disyaratkan oleh SA 220, terkait kelanjutan hubungan
klien;
2. Mengevaluasi kepatuhan dengan etika Ketentuan, termasuk kemandirian,
sebagaimana disyaratkan oleh SA 220; dan
3. Pemahaman tentang Ketentuan perikatan, seperti yang disyaratkan oleh SA 210.

Perencanaan Audit meliputi:


1. Mengembangkan strategi audit secara keseluruhan untuk ruang lingkup dan
pelaksanaan audit yang diharapkan; dan
2. Mengembangkan rencana audit/ program menunjukkan sifat, saat, dan luas
prosedur audit.

Strategi Audit Keseluruhan


Dalam menetapkan strategi audit secara keseluruhan, auditor harus:
1. Mengidentifikasi karakteristik perikatan yang menentukan ruang lingkupnya;
2. Memastikan tujuan pelaporan perikatan untuk merencanakan waktu audit dan
sifatnya dari itu komunikasi yang dibutuhkan;
2
3. Pertimbangkan area penting yang membutuhkan lebih banyak upaya dari tim
perikatan;
4. Mempertimbangkan hasil aktivitas perikatan awal; dan
5. Memastikan sifat, saat, dan luas sumber daya yang diperlukan untuk perikatan.

Rencana Audit
Auditor harus mengembangkan rencana audit yang mencakup deskripsi tentang:
1. Sifat, waktu, dan luas dari prosedur penilaian risiko yang direncanakan, sesuai
SA 315.
2. Sifat, waktu, dan luas yang direncanakan lebih lanjut atas audit prosedur di
tingkat asersi, sesuai SA 330.
3. Prosedur audit terencana lainnya yang perlu dilaksanakan sehingga perikatan
tersebut sesuai dengan SA.
4. Pengarahan dan pengawasan sifat, waktu, dan luas dari keterikatan tim anggota
dan ulasan pekerjaan mereka.

Revisi Rencana Audit:


Perencanaan harus berkelanjutan selama perikatan. Juga rencana harus direvisi jika
diperlukan selama audit.

Tahapan Audit Laporan Keuangan


Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa audit merupakan suatu kegiatan yang
tersistematis sehingga untuk mencapai tujuan audit, terdapat tahapan-tahapan yang
perlu dilakukan.
Adapun tahapan-tahapan audit laporan keuangan sebagai berikut:
1. Penerimaan Perikatan Audit
Sebelum melaksanakan audit, maka harus ada sebuah kesepakatan yang harus
dibuat dan disetujui bersama oleh pihak auditor dan pihak klien /perusahaan yang
biasanya diwakili oleh manajemen. Klien menyerahkan laporan keuangan kepada
3
auditor dan auditor menyanggupi akan melaksanakan audit sesuai dengan
kompetensinya. Bentuk perikatan ini tertulis sebagai surat perikatan audit.
2. Perencanaan Proses Audit
Untuk membuat perencanaan audit, seorang auditor harus:
a. Memahami bisnis dan industri klien
b. Melakukan prosedur analitik
c. Menentukan materialitas, menetapkan risiko audit dan risiko bawaan.
d. Memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan risiko
pengendalian
e. Mengembangkan rencana audit dan program audit.
Selain itu, auditor juga akan mempertimbangkan segala risiko yang mungkin
timbul dalam proses audit. Sebelum melangkah ke proses selanjutnya, auditor
perlu meminta persetujuan dari pihak perusahaan.
3. Pelaksanaan Pengujian Audit
Setelah membuat perencanaan audit laporan keuangan maka saatnya
melaksanakan pengujian audit. Pada tahap ini, auditor akan melakukan pengujian
analitik, pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Singkatnya pengujian
analitik dilakukan auditor dengan mempelajari data-data dan informasi bisnis
klien dan membandingkan dengan data dan informasi lain. Pengujian
pengendalian merupakan prosedur audit untuk melakukan verifikasi efektivitas
pengendalian internal klien.
4. Tahap Analisa dan Observasi
Dalam melakukan proses audit perusahaan ini, harus ada pihak perusahaan yang
bertugas mengawasi kinerja seorang auditor. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kecurangan dan bertujuan agar hasil pengujian data dan informasi
yang ada bersifat objektif serta tepat sasaran. Di tahap ini pula seorang auditor
akan melakukan pemetaan tentang masalah yang mungkin muncul dari proses
observasi tersebut, yang mana semua ini dikaitkan dengan informasi yang di

4
dapat sebelumnya dan juga pihak-pihak luar yang sekiranya terlibat dalam proses
pendanaan perusahaan.
5. Mendapatkan Hasil
Setelah melakukan observasi dan segala pemetaan masalah yang kemungkinan
terjadi, kini saatnya auditor memeriksa risiko material dari perusahaan./Auditor
akan menganalisis hasil yang didapatnya dari lapangan. Dari sini akan terlihat
jika ada kesalahan dari laporan keuangan perusahaan dan juga kerugian yang
dialami oleh perusahaan. Selanjutnya, auditor akan mengklarifikasi ulang.
Sebelum mengambil kesimpulan, seorang auditor akan mencocokkan hasil audit
perusahaan dengan auditor yang lain. Jika auditor lainnya juga menemukan
kesalahan keuangan yang sama, maka dipastikan ada yang tidak beres dengan
kondisi keuangan perusahaan. Untuk itu, tim auditor akan melakukan
pemeriksaan lanjutan secara lebih mendalam.
6. Pelaporan Audit
Tahap terakhir yaitu pelaporan audit, yaitu hasil dari pekerjaan audit yang telah
dikerjakan. Laporan ini merupakan bentuk komunikasi auditor dengan pihak
lainnya sehingga tidak boleh dibuat secara sembarangan. Di dalam laporan audit
harus mencakup:
a. Jenis opini
b. Jasa yang diberikan
c. Objek yang diaudit
d. Tujuan dan ruang lingkup audit
e. Hasil audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan

5
SA 210 (REVISI 2021) PERSETUJUAN ATAS KETENTUAN PERIKATAN
AUDIT
Standar Audit (SA) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam menyepakati
ketentuan perikatan audit dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola entitas.Tujuan auditor adalah untuk menerima atau
melanjutkan perikatan audit hanya ketika basis yang melandasi pelaksanaan audit
telah disepakati, melalui :
1. Penetapan apakah terdapat prakondisi untuk suatu audit; dan
2. Penegasan bahwa terdapat pemahaman yang sama tentang ketentuan perikatan
audit antara auditor, manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola entitas.
Auditor harus menyepakati ketentuan perikatan audit dengan manajemen atau pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas, jika relevan. Ketentuan perikatan
audit yang disepakati harus dicatat dalam surat perikatan audit atau bentuk
kesepakatan tertulis lain yang sesuai dan harus mencakup :
1. Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan;
2. Tanggung jawab auditor;
3. Tanggung jawab manajemen;
4. Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam penyusunan
laporan keuangan;
5. Pengacuan pada bentuk dan isi laporan yang akan diterbitkan oleh auditor; dan
6. Suatu pernyataan bahwa terdapat kondisi tertentu yang bentuk dan isi laporannya
mungkin berbeda dengan yang diharapkan.
SA 210 (Revisi 2021) berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk
periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2021). Standar Profesional Akuntan Publik. SA


210 (Revisi 2021) - Naskah Final Satuan.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2021). Standar Profesional Akuntan Publik. SA
300 (Revisi 2021) - Naskah Final Satuan(1).
Nasution, H., & Awalianti, L.N. (2020). Analisis Perencanaan Audit Laporan
Keuangan Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Kurniawan, Kusmadi, Dan
Matheus. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan Vol. 8 No. 3, 2020 pg. 237-244
IBI Kesatuan ISSN 2337 – 7852 E-ISSN 2721 - 3048.

Anda mungkin juga menyukai