AUDITING
Dosen Pengampu :
Oleh:
Kelompok 5
2. Perencanaan Audit
Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari kliennya,
langkah berikutnya yang perlu ditempuhhhh adalah merencanakan audit. Ada
tujuah tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya:
a. Memahami bisnis dan industri klien
Pemahaman atas bisnis klien memberikan panduan tentang sumber informasi
bagi auditor untuk memahami bisnis dan industri klien.
b. Melaksanakan prosedur analitik
Prosedur analitik memberikan panduan bagi auditor dalam menggunakan
prosedur analitik pada tahap perencanaan audit, pada tahap pengujian dan
pada tahapreview menyeluruh terhadap hasil audit. Prosedur analitik
dilaksanakan melalui enam tahap, yaitu:
- Menidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat
- Megembangkan harapan
- Melaksanakan perhitungan/perbandingan
- Menganalisa data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
- Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi
perbedaan tersebut
- Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit
c. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
Pada tahap perencanaan audit, audit perlu mempertimbangkan materialitas
awal pada dua tingkat berikut ini:
- Tingkat laporan keuangan
Materialitas awal pada tingkat laporan keuangan diterapkan oleh auditor
karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada
laporan keungan sebagai keseluruhan.
- Tingkat saldo akun
Materialitas awal pada tingkat saldo akun ditentukan oleh auditor pada
tahap perencanaan audit karena untuk mencapai kesimpulan tentang
kewajaran laporan keuangan sebagi keseluruhan, auditor perlu melakukan
verifikasi saldo akun.
d. Mempertimbangkan risiko bawaan
Dalam keseluruhan proses audit, auditor mempertimbangkan berbagai risiko,
sesuai dengan tahap-tahap proses auditnya. Berbagai risiko yang harus
dipertimbangkan oleh auditor dalam setiap tahap proses auditnya yaitu:
- Perencanaan Audit
- Pemahaman & pengujian pengendalian intern
- Penaksiran risiko pengendalian
- Pelaksanaan Pengujian Substantif
- Penetapan risiko deteksi
- Penerbitan Laporan Audit
- Penilaian Risiko Audit
e. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal,
jika periaktan dengan klien berupaa audit tahun pertama
Auditor harus menetukan bahwa saldo awal mencerminkan penerpaan
kebijakan akuntansi yang semestinya dan bahwa kebijakan tersebut
diterapkan secara konsisten dalam laporan keuangan tahun berjalan. Bila
terdapat perubahan dalam kebijakan akuntansi atau penerapnnya, auditor
harus memperoleh kepastian bahwa perubahan tersebut memang semestinya
dilakuakn, dan dipertanggungjawabkan, serta diungkapkan.
f. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
Dengan adanya keterkaitan antara bukti audit, materialitas dan komponen
risiko audit (risiko bawaan, risiko pengendalian dan riiko deteksi), auditor
dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit terhadap asersi
individual atau golongan transaksi. Ada dua strategi audit awal yang dapat
dipilih oleh auditor:
- Primarily substantive approach
- Lower assessed level of control risk approach
g. Memahami pengendalian intern klien
Langkah pertama dalam pengendalian intern adalah dengan mempelajari
unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku. Langkah berikutnya adalah
melakukan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dengan
menentukan kekuatan dan kelemahan pengendalian intern tersebut. Untuk
mendukung keyakinan atas efektivitas pengendalian intern tersebut, auditor
melakukan pengujian pengendalian.
4. Pelaporan Audit
Bagian akhir dari proses audit adalah pelaporan hasil audit. Isi laporan audit
terikat pada format yang telah diterapkan oleh IAI. Laporan audit merupakan
media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat
lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya
mengenai kewajaran laporan keungan auditnya. Pendapat auditor tersebut
disajikan dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku.
Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf:
a. Paragraf pengantar
Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf perteman laporan audit
baku. Terdapat tiga fakta yang diungkapkan oleh auditor dalam paragraf
pengantar yaitu: tipe jasa yang diberikan oleh auditor, objek yang diaudit,
serta pengungkapan tanggungjawab manajemen atas laporan keungan dan
tanggungjawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keungan
berdasarkan hasil auditnya.
b. Paragraf lingkup
Paragraf lingkup berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan
berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi
akuntan publik dan beberapa penjelasan tambahan tentang standar auditing
tersebut, serta suatu pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan
berdasarkan standar auditing tersebut memberikan dasar yang memadai bagi
auditor untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.
c. Paragraf pendapat
Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraf yang
digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai laporan
keuangan yang disebutkannya dalam paragraf pengantar. Dalam paragraf ini
auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan
auditan , dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian
penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
C. Jurnal Ilmiah Laporan Auditor Independent
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Soraya. 2011. “ Auditor Muda yang Cerdas dan Berkontribusi.” Tersedia pada:
inginsukses.blogdetik.com. (diakses tanggal 1 Desember 2012).