Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATERI KULIAH

AUDITING

PROSES AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Dosen Pengampu :

Dr. Made Gede Wirakusuma, S.E., M.Si., Ak., CA.

Oleh:

Kelompok 5

I Made Satriawan (2129141004)


Anak Agung Candra Pratiwi (2129141010)
I Putu Deari Supraptana (2129141017)

PROGRAM STUDI S2 AKUNTANSI


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2022
A. Latar Belakang
Profesi akuntan publik dikenal oleh masayrakat dari jasa audit yang disediakan
bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik
di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk
badan hukum perusahaan di negara tersebut.
Jasa audit mencangkup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan
keungan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas
tersebut. Akuntan publik yang memberikan jasa audit disebut dengan istilah auditor.
Atas dasar audit yng dilaksanakan terhadap laporan keuangan historis suatu entitas,
auditor menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keungan tersebut
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil
usaha entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang bekepentingan.
Dalam akuntansi, seorang akuntan harus menemempuh beberapa langkah dari
pencatatan bukti transaksi hingga memperoleh laporan keuangan. Begitu pula dalam
auditing, terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh oleh auditor sehingga
memperoleh perbaikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

B. Proses Audit Atas Laporan Keuangan


Dalam melakukan audit, seorang auditor haruslah mengetahui langkah-langkah
audit apa yang akan dilakukan. Langkah-langkah audit ini ditempuh untuk memenuhi
tujuan audit yaitu untuk mencapai perbaikan atas berbagai program atau aktivitas dalam
pengelolaan perusahaan yang masih memerlukan perbaikan. Serta perbaikan ini
dilakukan terhadap objek-objek audit yang meliputi keseluruhan perusahaan atau
kegiatan yang dikelola oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya.
Adapun langkah-langkah atau proses audit atas laporan keuangan dibagi menjadi
empat tahap yaitu:

1. Penerimaan Perikatan Audit


Perikatan adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan
perjanjian. Dalam perikatan audit, klien yang memerlukan jasa auditing
mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Dalam ikatan perjanjian
tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada
auditor dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut
berdasarkan kompetensi profesionalnya. Langkah awal pekerjaan audit atas
laporan keuangan berupa pengambilan keputusasn untuk menerima atau menolak
perikatan audit dari calon klien atau untuk melanjutkan atau menghentikan
perikatan audit dari klien berulang. Ada enam langkah perlu ditempuh oleh
auditor di dalam mempertimbangkan penerimaan perikatan audit dari calon
kliennya, antara lain sebagai berikut:
a. Mengevaluasi integritas manajemen
Audit atas laporan keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat atas
laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Oleh karena itu, utnuk
dapat, menerima perikatan audit, auditor berkepneitngan untuk mengevaluasi
integritas manajemen, agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa
manajemen perusahaan klien dapat dipercaya, sehingga laporan keuangan
yang diaudit bebas dari salah saji material sebagai akibat dari adanya
integritas manajemen.
b. Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa
Faktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi khusus dan
risiko luar biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan perikatan
audit dari calon klien dapat diketahui dengan cara:
- Mengidentifikasi pemakai laporan audit
- Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien
di masa depan
- Mengevaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya laporan keuangan calon
klien diaudit
c. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit
Standar umum yang pertama berbunyi sebagai berikut; “Audit harus
dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis cukup sebagai auditor.” Oleh karena itu, sebelum auditor menerima
suatu perikatan audit, ia harus mempertimbangkan apakah ia dan anggota tim
auditnya memiliki kompetensi memadai untuk menyelesaikan perikatan
tersebut, sesuai standatr auditing yang ditetapkan oleh IAI ( Ikatan Akuntan
Indonesia).
d. Menilai independensi
Standar umum yang kedua: “dalam semua hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.” Oleh karena itu, sebelum auditor menerima suatu perikatan audit, ia
harus memastikan bahwa setiap profesional yang menjadi anggota tim
auditnya tidak terlibat atau memiliki kondisi yang menjadikan independensi
tim auditnya diragukan oleh pihak yang mengetahui salah satu dari delapan
golongan informasi.
e. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan kecermatan dan keseksamaan.
Standar umum yang ketiga berbunyi sebagai berikut: “ dalam pelaksanaan
audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.” Dengan demikian, kecermatan
dan keseksamaan penggunaan kemahiran profesional auditor ditentukan oleh
ketersediaan waktu yang memadai untuk merencanakan dan melaksanakan
audit.
f. Membuat surat perikatan audit
Surat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk kliennya yang berfungsi untuk
mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas penunjukkan
oleh klien, tujuan dan lingkup audit, lingkup tanggungjawab yang dipikul
oleh auditor bagi kliennya.

2. Perencanaan Audit
Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari kliennya,
langkah berikutnya yang perlu ditempuhhhh adalah merencanakan audit. Ada
tujuah tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya:
a. Memahami bisnis dan industri klien
Pemahaman atas bisnis klien memberikan panduan tentang sumber informasi
bagi auditor untuk memahami bisnis dan industri klien.
b. Melaksanakan prosedur analitik
Prosedur analitik memberikan panduan bagi auditor dalam menggunakan
prosedur analitik pada tahap perencanaan audit, pada tahap pengujian dan
pada tahapreview menyeluruh terhadap hasil audit. Prosedur analitik
dilaksanakan melalui enam tahap, yaitu:
- Menidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat
- Megembangkan harapan
- Melaksanakan perhitungan/perbandingan
- Menganalisa data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
- Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi
perbedaan tersebut
- Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit
c. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
Pada tahap perencanaan audit, audit perlu mempertimbangkan materialitas
awal pada dua tingkat berikut ini:
- Tingkat laporan keuangan
Materialitas awal pada tingkat laporan keuangan diterapkan oleh auditor
karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada
laporan keungan sebagai keseluruhan.
- Tingkat saldo akun
Materialitas awal pada tingkat saldo akun ditentukan oleh auditor pada
tahap perencanaan audit karena untuk mencapai kesimpulan tentang
kewajaran laporan keuangan sebagi keseluruhan, auditor perlu melakukan
verifikasi saldo akun.
d. Mempertimbangkan risiko bawaan
Dalam keseluruhan proses audit, auditor mempertimbangkan berbagai risiko,
sesuai dengan tahap-tahap proses auditnya. Berbagai risiko yang harus
dipertimbangkan oleh auditor dalam setiap tahap proses auditnya yaitu:
- Perencanaan Audit
- Pemahaman & pengujian pengendalian intern
- Penaksiran risiko pengendalian
- Pelaksanaan Pengujian Substantif
- Penetapan risiko deteksi
- Penerbitan Laporan Audit
- Penilaian Risiko Audit
e. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal,
jika periaktan dengan klien berupaa audit tahun pertama
Auditor harus menetukan bahwa saldo awal mencerminkan penerpaan
kebijakan akuntansi yang semestinya dan bahwa kebijakan tersebut
diterapkan secara konsisten dalam laporan keuangan tahun berjalan. Bila
terdapat perubahan dalam kebijakan akuntansi atau penerapnnya, auditor
harus memperoleh kepastian bahwa perubahan tersebut memang semestinya
dilakuakn, dan dipertanggungjawabkan, serta diungkapkan.
f. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
Dengan adanya keterkaitan antara bukti audit, materialitas dan komponen
risiko audit (risiko bawaan, risiko pengendalian dan riiko deteksi), auditor
dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit terhadap asersi
individual atau golongan transaksi. Ada dua strategi audit awal yang dapat
dipilih oleh auditor:
- Primarily substantive approach
- Lower assessed level of control risk approach
g. Memahami pengendalian intern klien
Langkah pertama dalam pengendalian intern adalah dengan mempelajari
unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku. Langkah berikutnya adalah
melakukan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dengan
menentukan kekuatan dan kelemahan pengendalian intern tersebut. Untuk
mendukung keyakinan atas efektivitas pengendalian intern tersebut, auditor
melakukan pengujian pengendalian.

3. Pelaksanaan Pengujian Audit


Auditor melakukan berbagai macam pengujian yang secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga golongan sebagai berikut :
a. Pengujian Analitik
Pengujian analitik dilakukan olehh auditor pada tahap awal proses auditnya
dengan cara mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu
dengan data yang lain. Pada awal proses audit, pengujian analitik
dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan
dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Sebelum
seorang auditor melaksanakan audit secara rinci dan mendalam terhadap
objek audit, auditor harus memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai
perusahaan yang diaudit. Untuk itu, analisi ratio, analisis laba bruto, analisis
terhadap laporan keungan perbandingan merupakan cara yang umumnya
ditempuh oleh auditor untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dan secara
garis besar mengenai keadaan keungan dan hasil usaha klien.
b. Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit yang dirancang untuk
memverifikasi efektivitas pengendalian intern klien. Pengujian pengendalian
terutama ditujukan untuk mendapat informasi mengenai:
- Frekunsi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan
- Mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian
- Karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian
c. Pengujian Substantif
Pengujian substantif merupakan prosedur audit yang dirancang untuk
menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung
mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. Kesalahan moneter
yang terdapat dalam informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
kemungkinan terjadi karena dalam:
- Penerapan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia
- Tidak diterapkannya prinsip akuntasni bertrima umum di Indonesia.
- Ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip akuntasi berterima umum di
Indonesia.
- Perhitungan.
- Pekerjaan penyajian penggolangan dan peringkasan informasi.
- Pencatuman pengungkapan unsur tertnetu dalam laporan keuangan.
Prosedur pengujian substantif meliputi :
1) Verifikasi atas ketepatann saldo kas dan sekdul kas.
2) Penerapan prosedur analitis.
3) Perhitungan kas yang disimpan dalam entitas.
4) Melaksanakan pengujian pisah batas kas.
5) Konfirmasi saldo simpanan pinjaman di bank.
6) Konfirmasi perjanjian atau kontrak lain dengan bank.
7) Melakukan pemindaian (sacnning) penelaahan, atau pembeuatan
rekonsiliasi bank.
8) Menghimpun dan menggunakan laporan pisah batas bank.
9) Melakukan pengujia pisah batas penerimaan kas.
10) Mengusut transfer bank
11) Menyiapkan pembuktian kas.
12) Membandingkan penyajian laporan keuangan dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

4. Pelaporan Audit
Bagian akhir dari proses audit adalah pelaporan hasil audit. Isi laporan audit
terikat pada format yang telah diterapkan oleh IAI. Laporan audit merupakan
media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat
lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya
mengenai kewajaran laporan keungan auditnya. Pendapat auditor tersebut
disajikan dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku.
Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf:
a. Paragraf pengantar
Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf perteman laporan audit
baku. Terdapat tiga fakta yang diungkapkan oleh auditor dalam paragraf
pengantar yaitu: tipe jasa yang diberikan oleh auditor, objek yang diaudit,
serta pengungkapan tanggungjawab manajemen atas laporan keungan dan
tanggungjawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keungan
berdasarkan hasil auditnya.
b. Paragraf lingkup
Paragraf lingkup berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan
berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi
akuntan publik dan beberapa penjelasan tambahan tentang standar auditing
tersebut, serta suatu pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan
berdasarkan standar auditing tersebut memberikan dasar yang memadai bagi
auditor untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.
c. Paragraf pendapat
Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraf yang
digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai laporan
keuangan yang disebutkannya dalam paragraf pengantar. Dalam paragraf ini
auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan
auditan , dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian
penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
C. Jurnal Ilmiah Laporan Auditor Independent
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2002. “Auditing edisi ke-6”. Universitas Gadjah Mada: Salemba Empat.

Anonim. 2010. “Business & Accounting.” Tersedia pada: akuntasnibisnis.wordpress.com.


(diakses tanggal 1 Desmber 2012).

Bintimuchisini. 2009. “Serba-Serbi Akuntansi.” Tersedia pada: bintimuchsini.blogspot.com.


(diakses tanggal 1 desember 2012).

Putri, Soraya. 2011. “ Auditor Muda yang Cerdas dan Berkontribusi.” Tersedia pada:
inginsukses.blogdetik.com. (diakses tanggal 1 Desember 2012).

Anda mungkin juga menyukai