Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATERI KULIAH

TOPIC KELOMPOK 8: I Gusti Agung Satya Pratiwi, 2081621003


Ethnographic Research Yosefaustin Suryani Sani Asa, 2081621017

Introduction (Pengantar)
 Mempelajari ilmu etnografi sebagai studi tentang budaya dan pemahaman terhadap budaya
 Mempelajari proses penelitian etnografi, prinsip metodologi dan etika etnografis, serta mengetahui
bagaimana melakukan kerja lapangan dengan etnografis
 Mengetahui cara menganalisis dan menafsirkan data etnografis yang dikumpulkan
 Memahami dan mengetahui cara menulis dan mengevaluasi penelitian dengan studi etnografis

Mind Map (Peta Konsep)

Etnografi sebagai studi Menulis dan


tentang budaya & mengevaluasi
Pemahaman budaya etnografi

Proses Penelitian
PENELITIAN Menganalisis dan
menafsirkan data
Etnografi ETNOGRAFI etnografis

Prinsip metodologis Melakukan kerja


dan etika lapangan etnografi

A. Etnografi sebagai studi tentang budaya dan pemahaman budaya


 Etnografi mengacu pada metodologi penelitian yang dikembangkan untuk mempelajari
kebudayaan dan pemahamannya yang berasal dari ilmu dasarnya yakni Antropologi dimana ilmu
ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengetahui lingkungan sekitar.
 Tempat penelitian etnografi bisa dimana saja dan dilakukan dengan orang yang sudah dikenal
selain melakukan komunikasi yang kurang. Penelitiannya juga dapat dilakukan dengan Bahasa
asli dilokasi penelitian dengan tujuan yang sama yakni mengamati cara orang berinteraksi dengan
setiap orang pada lingkungannya.
 Pada perspektif emic, peneliti melihat “sudut pandang asli” tentang apa yang terjadi dalam budaya
untuk dilakukan penelitian tanpa terlebih dahulu membuat kerangka kerja dan ini merupakan
penelitian yang paling sulit dari penelitian bisnis
 Dengan banyaknya bentuk penelitian kualitatif etnografi masih mempertahankan Bahasa dan
retorika pada bagian budaya dan juga berkaitan dengan bisnis.
 Etnografi adalah pendekatan penelitian ilmu social-terutama metode penelitian dengan mode
representasi.
 Penelitian etnografi memiliki kaitan dengan bisnis dimana memberikan deskripsi yang mendalam
tentang berbagai topik yang luas pada bidang manajemen organisasi.

B. Proses penelitian etnografis


 Penelitian etnografis terdapat kemungkinan untuk memilih metode dan kemudian membuat
pertanyaan yang akan dipakai
 Penelitian bisa juga dimulai dengan pertanyaan yang menyangkal teori riset tentang proses
budaya tertentu dan menemukan dimana tempat yang cocok untuk pertanyaan tersebut.
 Jalan apapun yang akan dipilih, perlu adanya kewaspadaan dari peneliti agar pertanyaan riset
yang anda buat harus dapat menyentuh sesuatu yang dirasa penting oleh responden tentang
kehidupan social dan budaya pada lokasi yang dipilih.
 Melakukan penelitian ini pada perusahaan bisnis perlu diperhatikan bahwa penelitian
mendatangkan manfaat nyata bagi perusahaan.

C. Prinsip metodologis dan etika


 Metodologi dari penelitian etnografis memili 3 aspek penting dengan latar belakang filosofi yakni
naturalisme, pemahaman dan konstruksi
 Naturalisme memiliki tujuan penelitian untuk menagkap sifat obyektif dari terjadinya tindakan
manusia
 Pemahaman merupaka argument balasan untuk naturalism dengan didasari bahwa dapat
menjelaskan ketajaman manusia hanya jika memilki pemahaman tentang budaya.
 Konstruksi merupakan aspek yang dituntut bahwa apabila peneliti sudah mengenal masyarakat
atau kebudayaan itu sebelumnya, maka mereka mungkin akan gagal menemukan sesuatu yang
unuk dari apa yang ingin mereka cari
 Etika dalam penelitian etnografis; penelitian bisnis etnografis berbeda dengan banyak pendekatan
kualitatif lain karena penelitian ini mengharuskan untuk mengenal orang-orang (manajer,
karyawan, pelanggan) sehingga mendapatkan kepercayaan mereka.

D. Melakukan kerja lapangan Etnografis


 Penelitian etnografi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu observasi, wawancara, dan situs documenter
 Observasi adalah metode yang paling luas dan digunakan untuk mengumpulkan data dan menghapus
data etnografi.
 Wawancara etnofgrafis: penelitian etnografis secara keselutuhan didasarkan pada narasi, atau
interaksi sejarah kehidupan.
 Situs documenter: variasi dari cara ini yang mungkin relevan untuk penelitian etnografi seperti iklan,
uraian kerja, laporan tahunan, memo dll

E. Menganalisis dan menafsirkan data etnografis


 Pengurangan data bisa menjadi bagian penting dalam melakukan analisis dalam penelitian bisnis dan
mungkin memiliki jumlah besar data lain selain catatatan bidang sang peneliti
 Anlisis dan penafsiran biasanya terjadi di sepanjang proses penelitian,menandakan penelitian akan
terus dilanjutkan dari data empiris yang dikumpulkan sehingga melibatkan kreatifitas dan perhatian
yang lebih pada tujuan yang ditelaah.
 Pada saat analisis dan interpretasi data tidak dapat dilakukan, cara efektif yang dapat dipakai ialah
membaca keseluruhan catatan yang anda dapatkan secara berulang dan data-data empiris lainnya.

F. Menulis dan mengevaluasi etnografis


 Situasi diri sendiri; keputusan utama yang perlu dibuat oleh etnografer adalah bagaimana situasi
mereka pada saat membuat laporan mengenai hasil penelitian etnografis tersebut.
 Uraian yang memadai dalam bentuk narasi: peneliti harus mengeruaikan secara lengkap agar
pembaca memahami situasi yang terjadi dan rasa yang ingin disajukan berhasil sampai pada
pembaca
 Analisis, interprestasi, dan implikasi untuk menyeimbangkan laporan penelitian etnografis. Tujuan
analisis adalah untuk mengatur dengan cara yang membuatnya dapat ditangani dan mengarah pada
interpretasi data
 Etnografi yang baik adalah pertanyaan ynag sangat dipersoalkan dalam banyak hal, karena
pertanyaan-pertanyaan kuncinya sering kali berkisar tentang bagaimana sampai pada dan
menyebabkan interpretasi terhadap orang lain.
RINGKASAN REVIEW ARTIKEL

TOPIC KELOMPOK 8: I Gusti Agung Satya Pratiwi, 2081621003


Management Control, Culture and Ethnicity Yosefaustin Suryani Sani Asa, 2081621017
In a Chinese Indonesian Company
Pengantar
Penelitian yang dilakukan oleh Sujoko Efferin dan Trevor Hopper dengan judul Management Control, Culture
and Ethinicity in Chinese Indonesian Company merupakan penelitian yang dilakukan guna mengetahui aspek
selain ekonomi mampu mempengaruhi manajemen control suatu unit bisnis. Review ini dibuat untuk
mengetahui apa bidang kajian yang dijadikan dasar penelitian, kemudian fenomena apa yang mendasari
penelitian ini, lalu teori terkait penelitian , metodologi yang digunakan serta Teknik analisis untuk mencapai
temuan dan kesimpulan akhir penelitian, diharapkan rekomendasi dan adanya penelitian selanjutnya.
Mind Maps (Peta Konsep)

Area of Theorical Data &


Phenomena Foundation Methodology
Interest Method

Further
Findings Conclusion Recommendation
Researches
Area Of Interest
Penelitian ini menyelidiki bagaimana aspek sosial-budaya Cina mempengaruhi manajemen kontrol
perusahaan di Indonesia, dimana perusahaan manufaktur yang pemiliknya merupakan orang Indonesia yang
masih memiliki garis keturunan Cina, yang mana membentuk manajemen kontrol melalui perbedaan budaya,
etnis, sejarah, politik dan aspek lainnya. Tujuan penelitian ini yaitu mengeksplorasi apakah kepercayaan
pemilik perusahaan terhadap budaya Cina konsisten dengan Confucianism (fondasi kebudayaan Cina)
mempengaruhi desain dan operational MCS perusahaan para pebisnis Cina-Indonesia.
Phenomena
Fenomena dalam penelitian ini adalah ditemukannya bahwa Orang Indonesia dengan garis keturunan Cina
merupakan pemilik dari sebagian besar perusahaan swasta di Indonesia, meskipun merupakan bagian dari
etnis minoritas dan selalu mendapat diskriminasi. Penelitian ini menghubungkan nilai-nilai budaya yang telah
tertanam dalam diri pengusaha Cina dengan sosialisasi selama masa kanak-kanak dan kemudian memeriksa
bagaimana interaksi mereka dengan budaya Jawa dari karyawan pribumi, ketegangan etnis antara pengusaha
dan karyawan, dan faktor organisasi dan ekonomi mempengaruhi pengendalian manajemen.
Theorical Foundation
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori cultural contingency masa kini yang dikemukakan oleh
Bhimani (1999) yang menyatakan bahwa dua pendekatan konvensional yang biasa digunakan yaitu structural
contingency dan culture based ideational theories. Cultural contingency berbasis pada survei, sering
menggunakan konstruksi budaya dari Hofstede (1980), kemudian perlu dilengkapi dengan teori efek sosial,
sosiologi kelembagaan baru, dan sejarah akuntansi 'baru', meskipun asumsi mereka berbeda tentang sistem
kontrol homogen, sifat pengendalian, metodologi penelitian yang sesuai, dan fokus analisisnya.
Penggabungan budaya nasional sangat penting karena memperkenalkan gagasan ideasional (Bhimani,
1999). Anggapan bahwa orang berperilaku serupa menurut keanggotaannya dalam masyarakat yang lebih
luas mengasumsikan kepercayaan budaya mempengaruhi tindakan dan persepsi manusia.
Methodology
Penelitian ini menggunakan kombinasi metode emik dan etik yang digunakan untuk menghasilkan
perbandingan yang beralasan dengan penelitian nometetik tentang budaya dan kontrol dalam tradisi
kontingensi budaya. Asumsi ontologis di sini adalah bahwa praktik MCS adalah produk dari individu, yang
bernegosisasi dan membangun hubungan sosial (Hopper & Powell, 1985). Asumsi epistemologis adalah
bahwa pemahaman berasal dari pengamatan dekat interaksi sehari-hari dan penjelasan individu - maka teori
dasar untuk menganalisis data untuk menguji kategori dan hubungan sebelumnya dan membentuk yang baru
(Strauss & Corbin, 1998).
Data and Method
Data penelitian berasal dari wawancara, dokumen, dan observasi partisipan (Mason, 1996; Spradley, 1980).
Wawancara semi-terstruktur berulang, yaitu '' conversations with a purpose '' (Burgess, 1984, dalam Mason,
1996) diadakan dengan empat pemilik dan karyawan dengan posisi penting, termasuk konsultan. Wawancara
lebih lanjut dilakukan dengan lima pengusaha Tionghoa dari perusahaan lain, empat pengusaha pribumi yang
berurusan dengan bisnis Tionghoa, dan seorang intelektual Islam pribumi. Wawancara awal membuat peneliti
peka terhadap masalah eksplorasi dalam wawancara berikutnya. Wawancara dengan pemilik Tionghoa
mengeksplorasi etnis, kontrol, identitas sosial Tionghoa, kerentanan sosial, solidaritas, kesejahteraan
keluarga, apa arti organisasi bagi mereka, nilai-nilai pribadi, dan masa depan mereka. Konsultan manajemen
dan pengusaha Cina memberikan wawasan tentang manajemen di perusahaan Cina. Asisten peneliti telah
terlatih melakukan beberapa wawancara dengan pengusaha pribumi dan intelektual Islam untuk mendorong
kejujuran tentang persepsi pribumi.
Dokumen yang dipelajari termasuk grafik akuntansi sistem dan prosedur, laporan terkait, formulir anggaran,
buku kas, dan laporan keuangan. Peneliti memiliki akses penuh atas data ini dan partisipan memberikan
pemahaman awal tentang proses kerja, namun analisis wawancara dan observasi menjadi lebih penting untuk
merumuskan temuan. Catatan lapangan yang ditulis selama atau segera setelah setiap sesi tentang situasi,
diskusi, dan frasa serta istilah asli dilakukan crosschecked dengan data wawancara untuk meningkatkan
keseimbangan dan meningkatkan keandalan dan validitas data
Menggunakan Grounded Theory analysis untuk membantu menafsirkan, memverifikasi, mengatur dan
membuat konsep data, dan menghasilkan proposisi teoretis. Grounded Theory dikembangkan oleh dua
sosiolog, Barney Glaser dan Anselm Strauss pada 1960-an tetapi pendekatan metodologis mereka kemudian
berbeda (Parker & Roffey, 1997). Grounded Theory dihasilkan oleh interaksi yang terus menerus antara
pengumpulan dan analisis data berdasarkan pertanyaan yang diajukan dan membuat perbandingan,
kemudian membandingkan properti dan dimensi konsep yang muncul dari data dengan insiden, objek, atau
tindakan tertentu yang berasal dari literatur sebelumnya, atau pengalaman peneliti, untuk memungkinkan
makna konsep diperiksa dan dikembangkan.
Findings
Penelitian ini menemukan bahwa nilai-nilai Jawa dan Tionghoa Indonesia serupa. Nilai-nilai Cina jen, yang
artinya kepercayaan pribadi, reputasi, ikatan keluarga, serupa dengan nilai-nilai etiket Jawa yaitu rukun,
keduanya mengasumsikan ikatan sosial timbal balik yang menopang hubungan. Keduanya menundukkan hak
individu untuk kepentingan Bersama untuk menjaga ketertiban dan harmoni sosial, dan menekankan hierarki
sosial. Etiket Jawa mengatur perilaku sesuai dengan hierarki sosial. Dalam budaya jawa mensyaratkan
kewajiban timbal balik antara pemimpin dan bawahan, dan kepatuhan, sesuai dengan nilai-nilai Cina li dan
hsiao. Pengecualian adalah slamatan (ritual dan mistisisme) Jawa dan kewajiban agama. Namun,ini bukan
masalah yang signifikan. Masalah MCS dalam situasi multietnis sering dikaitkan dengan perbedaan budaya.
Namun, nilai-nilai pemilik Tionghoa dan karyawan pribumi saling melengkapi: sejarah diskriminasi negara dan
perbedaan kekayaanlah yang memicu ketegangan etnis.
Conslusion
Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan penelitian sebelumnya yang mengklaim bahwa bisnis milik Cina
memiliki partisipasi anggaran yang rendah, sentraliasi, kecenderungan kontrol subjectif dan lebih banyak
fokus pada penghargaan kelompok. Mengenai Apakah manajer Cina menunjukkan orientasi jangka panjang
mengenai perencanaan dan penghargaan tidak dapat dipastikan dalam penelitian ini.
Recommendation
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam metodologis, peneliti berharap dapat mengkombinasikan metode
pengumpulan data etnografi dengan versi grounded theory untuk analisis data, kemudian menggabungkan
wawasan etik dan emik tentang budaya dan MCS. Tujuannya adalah untuk melengkapi dan mengembangkan
pekerjaan survei yang lebih konvensional - bukannya mengabaikannya.
Further Researches
Penelitian berikutnya diharapkan dapat dilakukan berdasarkan etnografi sehingga nantinya mampu
mengidentifikasi masalah dan konsep dari bawah ke atas untuk meningkatkan survei, tetapi ini lebih dari
sekadar tahap percontohan. Peneliti dalam hal ini dapat mentriangulasi teori dan metode dan menghindari
mengistimewakan kuantitatif atas kualitatif atau etik atas emic. Penelitian semacam itu dapat secara
menguntungkan menggabungkan teori Efek Sosial, Sosiologi Kelembagaan, dan Sejarah masa kini. Peneliti
berharap studi akuntansi yang melibatkan budaya terlibat lebih langsung dengan dasar yang kaya teori dan
metode dalam antropologi dan etnografi,

Anda mungkin juga menyukai