Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 12

Abdussalam Masykur Khadzik (2003096043)


Fatimatuzzahroh (2203096005)
Nurul Ida Rachmawati (2203096028)
Alifa Lutfiatul Hanna (2203096014)

Model Penelitian Etnografi


A. Pengertian Etnografi
Model etnografi atau etnometodologi adalah model penelitian kualitatif yang
memiliki tujuan mendeskripsikan karakteristik kultural yang terdapat dalam diri
individu atau sekelompok orang yang menjadi anggota sebuah kelompok masyarakat
kultural (Hanurawan, 2016:88; Johnson & Christensen, 2004).1 Penelitian etnografi
adalah genre penelitian kualitatif, yang dikembangkan dari metodologi antropologi.
Penelitian ini menyelidiki masyarakat dan budaya dengan pengujian manusia,
interpersonal, sosial dan budaya dalam segala kerumitannya. Etnografi adalah
pendekatan penelitian yang mengacu pada proses dan metode menurut penelitian yang
dilakukan dan hasilnya (Shagrir, 2017:9). Selain itu metodologi yang bersangkutan
dengan mendeskripsikan orang dan bagaimana perilaku mereka, baik sebagai individu
atau sebagai bagian dari kelompok, dipengaruhi oleh budaya atau subkultur dimana
mereka tinggal dan bergerak.
Metode etnografi adalah sebuah pondasi dari ilmu antropologi dan sosiologi,
teori ilmu sosial, dan hal ini berkontribusi terhadap kuantifikasi kerja lapangan ilmu
sosial dan pondasi campuran dan desain metode ganda. Dengan menggunakan metode
etnografi, telah mengambil bagian penting di dalam merubah citra antropologi
menjadi alat penting untuk memahami masyarakat yang saat ini sedang berkembang
dan masyarakat yang multikultur di seluruh dunia. Bahkan hamper semua antropolog
sepakat bahwa etnografi menjadi dasar antropologi kultural.
Etnografi adalah studi tentang bagaimana partisipan berpartisipasi dalam
praktik sosial setiap hari. Sadewo mengutip definisi Keesing (1989:250), bahwa
etnografi adalah pembuatan dokumentasi dan analisis budaya tertentu dengan
mengadakan penelitian lapangan. Sadewo menjelaskan definisi tersebut bahwa
etnografi adalah pelukisan yang sistematis dan analisis suatu kebudayaan kelompok,
masyarakat atau suku bangsa yang dihimpun dari lapangan dalam kurun waktu yang
sama. Etnografi adalah metodelogi yang didasarkan pada pengamatan langsung. Tentu
saja saat melakukan etnografi juga penting untuk mendengarkan percakapan para
aktor “di atas panggung”. Membaca dokumen yang dihasilkan di lapangan sambil
mempelajarinya, dan mengajukan pertanyaan kepada orang lain. Namun, yang paling
membedakan etnografi dari metodelogi lainya adalah peran lebih aktif ditugaskan
pada gaya kognitif utuk mengamati, melihat dan meneliti. Enografi lahir pada suatu
momen tertentu dalam sejarah masyrakat dan mewujudkan beberapa ciri khas
budayanya. Etnografi mencangkup studi intensif tentang orang-orang dalam konteks
1
Hengki Wijaya, ‘Analisis Data Kualitatif Model Spradley (Etnografi)’, Research Gate, March, 2018, 1–9
<https://www.researchgate.net/publication/323557072>.
budaya mereka: ini bertujuan untuk membangun laporan deskriptif rinci tentang
kehidupan sosial dan budaya uang mengintegritasikan beberapa metode penelitian.

B. Manfaat Penelitian Etnografi


Menurut para pakar dan pengamat, para peneliti lebih menyukai etnografi
dengan berbagai cabangnya, seperti: etnografi medis, organisasi, percakapan, sekolah,
pekerjaan, keluarga, dan sebagainya. Mereka memandang bahwa etnografi
memberikan banyak manfaat.2 Spradley menyebutkan, ada lima manfaat etnografi
dalam memahami rumpun manusia, yaitu:
a. memberikan informasi tentang adanya teori-teori ikatan budaya (culture-bound),
sekaligus mengoreksi teori sosial Barat,
b. menemukan teori grounded, sekaligus mengoreksi teori formal,
c. memahami masyarakat kecil (non-Barat), sekaligus masyarakat Barat,
d. memahami perilaku manusia sebagai perilaku yang bermakna, sekaligus
perbedaannya dengan perilaku binatang, dan
e. memahami manusia sekaligus kebutuhan-kebutuhannya.3

C. Ciri Metode Penelitian Etnografi


Belajar etnografi berarti belajar tentang jantung dari ilmu antropologi,
khususnya antropologi sosial. Ciri khas dari metode penelitian lapangan etnografi ini
adalah sifatnya yang menyeluruh dan terpadu (holistic-integratif), deskripsi yang kaya
(thick description) dan analisa kualitatif dalam rangka mendapatkan cara pandang
pemilik kebudayaan (native’s point of view). Teknik pengumpulan data yang utama
adalah observasi partisipasi dan juga wawancara terbuka dan mendalam yang
dilakukan dalam jangka waktu relatif panjang, bukan kunjungan singkat dengan daftar
pertanyaan terstruktur seperti pada penelitian survey.4

2
Nyoman Kutha Ratna, ‘Metodologi Penelitian Kajian Budaya Dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya’,
2019.
3
O Suhendar, ‘Metode Etnografi Dan Pengembangan Penelitian Al-Qur’an’, ’Irfani, 1.2 (2023)
<https://www.riset-iaid.net/index.php/irfani/article/view/1017%0Ahttps://www.riset-iaid.net/index.php/
irfani/article/download/1017/810>.
4
Mohammad Siddiq and Hartini Salama, ‘Etnografi Sebagai Teori Dan Metode’, Kordinat: Jurnal Komunikasi
Antar Perguruan Tinggi Agama Islam, 18.1 (2019), 23–48.
Umumnya etnografi digunakan oleh sebagian peneliti untuk memahami
kebudayaan lain (other cultures). Sedangkan, sebagian lain berpendapat bahwa
antropologi, atau etnografi tidak lagi dianggap sebagai suatu ilmu yang mempelajari
“other cultures”. Tentang masyarakat kecil yang terisolasi dan hidup dengan teknologi
sederhana, akan tetapi telah menjadi alat yang fundamental untuk memahami
masyarakat kita sendiri dan masyarakat multikultural di seluruh dunia.

D. Jenis Penelitian Etnografi


Bentuk etnografi menurut Muecke (Setyowati: 2006) ada 4 jenis, yaitu:5
a. Etnografi klasik meliputi penjelasan perilaku dan demonstrasi mengapa dan dalam
keadaan apa mereka berperilaku, waktu dilapangan, observasi secara terus
menerus, alasan perilaku, menjelaskan segala sesuatu tentang budaya.
b. Etnografi sistematis yang lebih mendeskripsikan stuktur dari budaya dari pada
mendeskripsikan tentang seseorang dan social interaksinya, emosi dan materinya.
Tipe ini melihat stuktur budaya tentang bagaimana mengatur jalan hidup dari
kelompok yang diteliti.
c. Etnografi Interpretive atau hermeutic ethnography adalah untuk menemukan arti
dari interaksi social yang diamati. Mempelajari budaya melalui analisa inferensial
dan implikasi perilaku yang diketemukan.
d. Critical ethnography yang dilakukan untuk mengkritik teori, peneliti dan anggota
dari budaya untuk kemudian bersama-sama membuat skema cultural.
Ahli lain seperti Sarantokos (Setyowati:2006) membagi jenis etnografi secara
lebih sederhana menjadi:
a. Descriptive atau conventional ethnography yaitu deskripsi tentang budaya atau
kelompok melalui analisa, pola yang tidak ditutupi, tipologi dan kategorisasi.
b. Critical ethnography yang bertujuan untuk mempelajari factor social yang makro
(misalnya kekuasaan) dan mempelajari hal yang umum dan asumpsi agenda yang
tersimpan.
Menurut Kriyantono (Otong Suhendar: 2022) Berdasarkan cakupan realitas
yang diriset, etnografi dibagi menjadi dua, yaitu:6
a. Etnografi makro, yaitu etnografi yang mengkaji dan mendeskripsikan budaya
keseluruhan dari suatu komunitas atau masyarakat budaya. Misalnya, riset tentang
kebiasaan ritual keagamaan dan kemasyarakatan di suku Dayak.
b. Etnografi mikro, yaitu etnografi yang lebih cenderung mengkaji dan
mendeskripsikan unit analisis yang lebih kecil, seperti subkelompok, organisasi,
perusahaan, lembaga, profesi, khalayak, perilaku peminum bir di bar, proses
belajar-mengajar di sekolah atau proses pengambilan keputusan di top
manajemen.

E. Langkah-langkah dalam Penelitian Etnografi


Etnografi dikenal sebagai teori ilmu yang berupaya untuk mendeskripsikan
suatu kebudayaan. Kebudayaan yang terungkap tersebut, yang melalui perkataan, baik
dalam komentar yang sederhana ataupun dalam wawancara panjang. Seorang peneliti
etnografi secara bertahap haruslah membuat rancangan dan melaksanakan penelitian
5
Setyowati Setyowati, ‘Etnografi Sebagai Metode Pilihan Dalam Penelitian Kualitatif Di Keperawatan’, Jurnal
Keperawatan Indonesia, 10.1 (2014), 35–40 <https://doi.org/10.7454/jki.v10i1.171>.
6
Suhendar.
dalam 3 tahap yaitu tahap awal sebagai pengenalan lapangan, tahap kedua sebagai
penelitian lapangan dan tahap ketiga sebagai penulisan laporan akhir penelitian. Dari
3 tahap tersebut terpilih menjadi 12 langkah, yang perlu diikuti oleh seorang peneliti
etnografi. Langkah-langkah penelitian etnografi menurut Spradley (Khodijah
Rezhi,dkk: 2023) yaitu:7
1. Menetapkan informan
Ada lima syarat minimal untuk memilih informan, yaitu:
a) enkulturasi penuh, artinya mengetahui budaya miliknya dengan baik,
b) keterlibatan langsung,
c) suasana budaya yang tidak dikenal, biasanya akan semakin menerima tindak
budaya sebagaimana adanya, dia tidak akan basa-basi,
d) memiliki waktu yang cukup,
e) non-analitis.
2. Melakukan wawancara kepada informan
Wawancara etnografis merupakan jenis peristiwa percakapan (speech event) yang
khusus. Tiga unsur yang penting dalam wawancara etnografis adalah tujuan yang
eksplisit, penjelasan dan pertanyaannya yang bersifat etnografis.
3. Membuat catatan etnografis
Sebuah catatan etnografis meliputi catatan lapangan, alat perekam gambar, artefak
dan benda lain yang mendokumentasikan suasana budaya yang dipelajari.
4. Mengajukan pertanyaan deskriptif
Pertanyaan deskriptif mengambil “keuntungan dari kekuatan bahasa untuk
menafsirkan setting”. Etnografer perlu untuk mengetahui paling tidak satu setting
yang di dalamnya informan melakukan aktivitas rutinnya.
5. Melakukan analisis wawancara etnografis.
Analisis ini merupakan penyelidikan berbagai bagian sebagaimana yang
dikonseptualisasikan oleh informan.
6. Membuat analisis domain.
Analisis ini dilakukan untuk mencari domain awal yang memfokuskan pada
domain-domain yang merupakan nama-nama benda.
7. Mengajukan pertanyaan struktural yang merupakan tahap lanjut setelah
mengidentifikasi domain.
8. Membuat analisis taksonomik.
Ada lima langkah penting membuat taksonomi, yaitu:
a) memilih sebuah domain analisis taksonomi,
b) mengidentifikasi kerangka substitusi yang tepat untuk analisis,
c) mencari subset di antara beberapa istilah tercakup,
d) mencari domain yang lebih besar,
e) membuat taksonomi sementara.
9. Mengajukan pertanyaan kontras dimana makna sebuah simbol diyakini dapat
ditemukan dengan menemukan bagaimana sebuah simbol berbeda dari simbol-
simbol yang lain.
10. Membuat analisis komponen.

7
Khodijah Rezhi and others, ‘Memahami Langkah-Langkah Dalam Penelitian Etnografi Dan Etnometodologi
Etnografi Adalah Kebudayaan Yang Memiliki Ciri Langkah-Langkah Yang Pentingnya Suatu Penelitian Khususnya
Dalam Studi Tentang Pemaparan Langkah- Etnometodologi Ini Menggunakan Metode K’, 10.2 (2023), 271–76.
Analisis komponen merupakan suatu pencarian sistematik berbagai atribut
(komponen makna) yang berhubungan dengan simbol-simbol budaya.
11. Menemukan tema-tema budaya.
12. Langkah terakhirnya yakni menulis sebuah etnografi.

F. Kelebihan dan Kelemahan


Dalam pelaksanaan pengumpulan data, studi etnografi menekankan peneliti
untuk tinggal selama beberapa bulan di lapangan guna melakukan pengamatan
partisipatif. Peneliti tinggal di rumah salah satu penduduk dan menjadi bagian dari
keluarga tempat peneliti tinggal. Mereka akan mempunyai cukup waktu untuk
melakukan pengamatan dan mendokumentasikan semua kegiatan yang berlangsung di
daerah tempat para peneliti tersebut tinggal. Selama peneliti tinggal di lapangan,
mereka juga dapat mempelajari bahasa lokal serta mengenal adat istiadat dan
kebudayaan masyarakat setempat. Peneliti akan mendapatkan data yang sangat
banyak sebagai bahan penulisan laporan penelitian mereka. Namun demikian, hasil
dari suatu studi etnografi tidak bisa digeneralisasi secara umum karena hasilnya
merupakan sesuatu yang unik dari kebudayaan setempat.8
Secara umum kelebihan studi etnografi antara lain:
a. perbedaan antara aktual dan harapan bisa teramati,
b. memberi ruang bagi observasi terhadap perilaku non-verbal karena pengamatan
yang terus-menerus dan lama, dan
c. mempererat hubungan antara peneliti dengan informan karena tingkat
kepercayaan yang tinggi. Hal ini akan menghasilkan informasi yang cukup banyak
dan lengkap.
Sementara, kelemahan studi etnografi antara lain:
a. ukuran jangkauan wilayah tidak terlalu luas,
b. memerlukan banyak waktu di lapangan,
c. sulit bagi peneliti yang tidak terlalu terampil dalam melakukan pencatatan dan
pengambilan momen untuk dokumentasi,
d. sulit untuk mencapai standardisasi perbandingan data pada satu daerah penelitian
etnografi dengan daerah lain.

Daftar Pustaka
8
Tri Juni Angkasawati, Lestari Handayani, and Agung Dwi Laksono, Sebuah Studi Etnografi, Simpang Jalan
Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak, 2013.
Angkasawati, Tri Juni, Lestari Handayani, and Agung Dwi Laksono, Sebuah Studi Etnografi,
Simpang Jalan Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak, 2013
Ratna, Nyoman Kutha, ‘Metodologi Penelitian Kajian Budaya Dan Ilmu Sosial Humaniora
Pada Umumnya’, 2019
Rezhi, Khodijah, Leli Yulifar, Muhammad Najib, and Universitas Pendidikan Indonesia,
‘Memahami Langkah-Langkah Dalam Penelitian Etnografi Dan Etnometodologi
Etnografi Adalah Kebudayaan Yang Memiliki Ciri Langkah-Langkah Yang Pentingnya
Suatu Penelitian Khususnya Dalam Studi Tentang Pemaparan Langkah- Etnometodologi
Ini Menggunakan Metode K’, 10.2 (2023), 271–76
Setyowati, Setyowati, ‘Etnografi Sebagai Metode Pilihan Dalam Penelitian Kualitatif Di
Keperawatan’, Jurnal Keperawatan Indonesia, 10.1 (2014), 35–40
<https://doi.org/10.7454/jki.v10i1.171>
Siddiq, Mohammad, and Hartini Salama, ‘Etnografi Sebagai Teori Dan Metode’, Kordinat:
Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam, 18.1 (2019), 23–48
Suhendar, O, ‘Metode Etnografi Dan Pengembangan Penelitian Al-Qur’an’, ’Irfani, 1.2
(2023) <https://www.riset-iaid.net/index.php/irfani/article/view/1017%0Ahttps://
www.riset-iaid.net/index.php/irfani/article/download/1017/810>
Wijaya, Hengki, ‘Analisis Data Kualitatif Model Spradley (Etnografi)’, Research Gate,
March, 2018, 1–9 <https://www.researchgate.net/publication/323557072>

Anda mungkin juga menyukai