Anda di halaman 1dari 16

STUDI ETNOGRAFI DALAM BENTUK BUDAYA MASYARAKAT

Makalah

Dosen : Bapak Moh. Syakur


Mata Kuliah : Islam dan Budaya Lokal

Disusun Oleh :
Muhammad Imala Bima. C (2204026155)
Rasya’ al-Firdaus (2204026157)
Miladya Laili Sania (2204026154)

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UIN WALISONGO SEMARANG
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1. Pendahuluan

Studi etnografi sudah dikenal sejak lama oleh pakar penelitian kebudayaan yang
melakukan kajian tentang suatu kehidupan dalam masyarakat dalam bidang etnik
kebudayaan adat istiadat, hukum, seni, religi, bahkan bahasa dari suatu masyarakat
tersebut.1 Dengan melakukan penelitian menggunakan studi etnografi, seseorang dapat
melakukan penelitian dengan gambaran mengenai esensi dan kompleksitas budaya yang
ada dalam suatu kelompok masyarakat dengan cakupan materi yang luas. 2 Penelitian
etnografi biasanya dilakukan oleh seseorang dengan melakukan penelitian berbasis
lapangan atau datang secara langsung ke dalam masyarakat yang dikaji.3

Dalam melakukan penelitian etnografi, seorang peneliti atau dikenal dengan


etnografer,4 biasanya mendapati suatu problematika dalam penggunaan bahasa pada
suatu kelompok atau masyarakat apabila melakukan penelitian kepada masyarakat
dengan bahasa yang khas dari masyarakat tersebut sehingga etnografer lebih dianjurkan
dan ditekankan dalam menguasai bahasa khas suatu masyarakat yang diteliti
kebudayaannya.

Berbagai masalah lain yang sering dihadapi etnografer ada bermacam – macam,
seperti :

1. Subjektivitas peneliti : Peneliti etnografi dapat terpengaruh oleh pandangan dan


nilai-nilai pribadi sautu masyarakat, sehingga dapat mempengaruhi hasil
penelitian.

1
Abdul Manan, Metode Penelitian Etnografi (Aceh: Aceh Po Publishing, 2021).
2
Ryan Alamsyah, ‘Analisis Etnografi Virtual Meme Islami Di Instagram Memecomic. Islam’
(Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018).
3
Sandu Siyoto, Dasar Metologi Penelitian, ed. by Ayup (Yogyakarta: Literasi Media Publishing,
2015).
4
Mudjia Rahardjo, ‘Mengenal Studi Etnografi: Sebuah Pengantar’, 2017, p. 3.
2. Kesulitan dalam mengumpulkan data : Peneliti etnografi sering menghadapi
kesulitan saat mengumpulkan data karena masyarakat yang diteliti mungkin
tidak ingin berbicara tentang kebudayaan mereka atau mungkin sulit diakses.
3. Kesulitan dalam menganalisis data: Analisis data dalam penelitian etnografi
seringkali mendapati data yang rumit dan memakan waktu yang lama karena
melibatkan banyak data yang dikumpulkan dari berbagai sumber.
4. Kesulitan dalam menjaga etika penelitian : Peneliti etnografi harus mem-
perhatikan etika penelitian seperti menjaga kerahasiaan data dan privasi
partisipan.
5. Kesulitan dalam menggeneralisasi hasil penelitian : Hasil penelitian etnografi
seringkali sulit untuk digeneralisasi ke populasi yang lebih besar karena
penelitian etnografi dilakukan pada kelompok etnik atau masyarakat tertentu. 5

Dalam berbagai masalah yang sudah disebutkan diatas, seharusnya dapat


membatu etnografer untuk mengambil langkah dalam penelitian yang lebih hati – hati
dan efisien untuk menghindari masalah dalam penelitian.

2. Rumusan Masalah

Dalam melakukan kajian tentang etnografi, dapat disimpulkan bahwa penelitian


yang melakukan metode etnografi sering kali mendapat masalah, sehingga dalam
makalah ini akan disampaikan beberapa masalah dalam studi etnografi seperti :

1. Apa makna dari etnografi?


2. Bagaimana sejarah perkembangan studi etnografi?
3. Apa saja Objek dan Ruang Lingkup dalam Kajian Studi Etnografi?
4. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Melakukan Studi Etnografi?
5. Berapa Jenis – Jenis dalam Studi Etnografi?

5
Supatmi Supatmi, ‘Local Wisdom: Deskripsi, Tantangan, Dan Peluangnya Dalam Penelitian
Interpretif’, Perspektif Akuntansi, 2.2 (2019), 121–44.
3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwasannya


makalah ini dibuat dengan memiliki tujuan untuk :

a. Pengertian stufi etnografi.


b. Penjelasan sejarah munculnya studi etnografi.
c. Memahami objek dan ruang lingkup dalam kajian studi etnografi.
d. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam kajian studi etnografi.
e. Memahami jenis – jenis penelitian dalam etnografi

4. Metode Penelitian

Metode atau metodologi merupakan suatu pendekatan formal untuk meneliti atau
mengkaji suatu ilmu pendidikan dengan dasar yang jelas dan memiliki kebenaran. 6
Secara umum, metodologi diartikan sebagai “a body of methode and roles of followed
in sciences or disipline”.7 Menurut etimologi, penelitian metodologis mempunyai
berbagai kemungkinan pandangan. Prof.Dr.S.Nasution mengemukakan dalam bukunya
yang berjudul “Metode Penelitian (Penelitian Ilmiah)” bahwa siapa pun yang menekuni
kajian ilmu pengetahuan yang mempunyai permasalahan harus segera mencari perhatian
atau mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. 8 Kemudian Abdurrahmat
Fathoni dalam penelitian menjelaskan bahwa “metode ilmiah merupakan cara dan
proses berlangsungnya kegiatan membangun ilmu pengetahuan dari dari pengetahuan
yang masih bersifat pra-ilmiah yang dilakukan secara sistematis sehingga memenuhi
persyaratan atau keahlian khusus keilmuan yang lazim atau layak dan secara ilmiah
dapat di pertanggung jawabkan”.9

6
Albi Anggito and Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: CV Jejak (Jejak
Publisher), 2018).
7
Peter J Denning and others, ‘Computing As a Discipline’, Computer, 22.2 (1989), 63–70.
8
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah) (Jakarta: Bumi Aksara, 2009).
9
Abdurrahmat Fathoni, ‘Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi’, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006; Muh. Fitrah, Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus
(Sukabumi: Jejak Publisher, 2017).
Penelitian atau sering juga disebut dengan penyelidikan, adalah proses
mempelajari suatu fenomena atau memperoleh pengetahuan dengan menggunakan
metode penyelidikan.10 Pendekatan penelitian dengan metode penelitian karya ilmiah
dapat membantu untuk memperoleh kebenaran yang dapat di pertanggung jawabkan
secara empiris dan rasional.11 Semua jenis penelian memiliki cara atau metode untuk
melakukan penelitian ilmiah yang di dasarkan dan dilandaskan dengan suatu kajian
yang sudah ada. Terdapat perbedaan antara penelitian kepustakaan (library research)
dan penelitian di lapangan (field research), yaitu secara fungsinya, tujuannya, dan
kedudukannya dalam studi pustaka dalam setiap penelitian itu.12

Dalam karya penelitian ilmiah yang dilakukan oleh penulis dalam karya ini yaitu
meng-gunakan metode penelitian kepustakaan (library research). Yaitu penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan bahan kepustakaan secara membaca teks tertulis dalam
suatu buku dan jurnal penelitian ilmiah.13

10
Supriyadi, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penulisan Karya Ilmiah (Pekalongan: Penerbit
Nem, 2019), p. 3.
11
Margono Soekarjo, Metodologi Penelitian Ilmiah (Jakarta: Rineka Cipta, 2005); Siyoto; Adib
Sofia, Metode Penulisan Karya Ilmiah (Bursa Ilmu, 2017); Muhammad Ramdhan, Metode Penelitian
(Cipta Media Nusantara, 2021).
12
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), p. 1.
13
Zed, p. 2.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengetian Studi Etnografi

Kebudayaan dan peradaban manusia terus berkembang seiring dengan dinamika


manusia itu sendiri yang bergantung pada konteks ruang dan waktu. Perkembangan
budaya ini yang mendorong untuk terus dilakukan pengamatan. Pengamatan akan
perkembangan kebudayaan manusia inilah yang memunculkan cabang keilmuan yang
disebut Etnografi.14 Etnografi didefinisikan sebagai kajian pengamtan mendalam pada
perilaku alami di sebuah budaya atau kelompok tertentu yang bertujuan untuk
mengetahui suatu budaya berasarkan sudut pandang pelakunya. Hoey (2013)
mengelompokan etnografi sebagai sebuah metode penelitian yang termasuk kategori
penelitian kualitatif.15

Secara etimologi, etnografi terbentuk dari kata yang berasal dari bahasa Yunani
‘etnos’ yang berarti ‘orang’, ‘kelompok budaya’, ‘budaya’. Manusia tidak lepas dari
budaya. Mereka terbentuk dari budaya serta tindakannya ditentukan oleh budaya.
Bahasa adalah unsur pokok budaya. Metode kualitatif memiliki tujuan untuk memahami
arti. Sehingga, unsur penting yang perlu dimiliki peniliti adalah pemahaman budaya.16
Dapat diuraikan juga bahwa studi etnografi, berasal dari dua akar kata bahasa Latin,
ethnos yang memiliki rarti bangsa, dan graphy yang maksudnya adalah lukisan, uraian,
atau gambaran. Maka, etnografi adalah gambaran atau uraian suatu suku bangsa yang
berhubungan dengan kebudayaan pada suatu tempat dan waktu tertentu.17

Sedangkan secara tinjauan terminologi, menurut Spradley bahwa etnografi


merupakan upaya perhatian pada makna serta tindakan pada orang yang ingin kita
pahami.18 Menurut Malinowski dalam Spradley (1997:3), tujuan etnografi adalah
14
Manan, p. 1.
15
H Zuchri Abdussamad and M Si Sik, Metode Penelitian Kualitatif (Makassaar: CV. Syakir
Media Press, 2021), p. 88.
16
Jozef Raco, ‘Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik Dan Keunggulannya’, 2018, p.
90.
17
Abdul Manan, Metode Penelitian Etnografi, (Aceh: AcehPo Publishing: 2021), hlm. 1
18
James P Spradley, The Ethnographic Interview (United State: Waveland Press, 2016), p. 98.
“memahami sudut pandang penduduk asli yang berkaitan dengan kehidupan, untuk
mendapatkan pandangan mereka mengenai dunianya”. Sehingga dapat dipahami
etnografi adalah “mempelajari masyarakat dan belajar dari masyarakat”. Maka,
berdasarkan tujuan tersebut dapat diuraikan bahwa etnografi adalah pendeskripsian
suatu kebudayaan dengan tujuan memahami suatu pandangan hidup berdasarkan sudut
pandang penduduk asli19.

Etnografi terbentuk dari metodologi antropologi, sehingga model penelitian ini


bersifat antropologis.20 Etnografi bertujuan untuk memahami suatu budaya. Pemahaman
terhadap suatu budaya akan dapat diketahui bila telah berada pada masyarakat tersebut.
Maka seoarang peneliti etnografi diharuskan tinggal di suatu masyarakat tersebut.
Asumsinya adalah bahwa manusia yang tinggal pada suatu masyarakat dalam kurun
waktu tertentu akan membentuk budaya. 21 Selain itu, peneliti etnografi tidak boleh
memisahkan lokasi dan lingkungan tempat data dikumpulkan, yaitu menghubungkan
fakta dan latar belakang yang mendasarinya terutama tentang sejarah dan budaya. 22

Menurut Marvasti, terdapat tiga dimensi yang perlu ditekankan, yaitu


“keterlibatan dan partisipasi dalam topik yang dipelajari, perhatian terhadap konteks
sosial pengumpulan data, dan kepekaan terhadap bagaimana subjek peneliti
direpresentasikan dalam teks penelitian”.23 Sehingga dapat disimpulkan bahwa etnografi
memiliki beberapa karakteristik seperti keterlibatan penuh peneliti, mengeksplor budaya
masyarakat, dan membutuhkan kedalaman pemaparan data.24

2. Sejarah dan Objek Studi Etnografi

19
Meisy Permata Sari and others, ‘Penggunaan Metode Etnografi Dalam Penelitian Sosial’, Jurnal
Pendidikan Sains Dan Komputer, 3.01 (2023), 84–90 (p. 86).
20
Zuchri Abdussamad, Metode Penelitian Kualitatif, (CV.Syakir Media Press: 2021), hlm. 89
21
. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, Dan Keunggulannya, (Jakatrta: PT
Grasindo: 2010), hlm. 90
22
Windiani Windiani and Farida Nurul Rahmawati, ‘Menggunakan Metode Etnografi Dalam
Penelitian Sosial’, DIMENSI-Journal of Sociology, 9.2 (2016), p. 88.
23
Nining Karlina and others, ‘Pola Komunikasi Antarbudaya Masyarakat Transmigrasi Dengan
Masyrakat Lokal’, in Seminar Nasional Paedagoria, 2021, I, 155–69.
24
Windiani, Windiani, and Farida Nurul Rahmawati. "Menggunakan metode etnografi dalam
penelitian sosial." DIMENSI-Journal of Sociology 9.2 (2016), hlm. 88
Adanya etnografi bermula ketika bangsa Eropa melakukan penjelajahan ke
berbagai penjuru dunia pada akhir abad ke-15 hingga permulaan abad ke-16. Sejarah
etnografi tidak lepas dari hal tersebut. Mereka mendapati berbagai suku bangsa yang
kemudian mulai membuat catatan tentang suku bangsa tersebut. Catatan-catatan itu
terkumpul dan terhimupun hingga termuat sumber pengetahuan tentang deskripsi adat
istiadat, bahasa, dan ciri-ciri fisik berbagai ragam suku bangsa di Afrika, Asia, suku-
suku Indian, dan lain sebagainya.

Berkaitan dengan ini, Indonesia adalah objek penelitian etnografi pada masa
penjelajahan Eropa. Diantara penjelajahan yang terkenal adalah oleh Marcopolo dengan
catatan perjalanannya yang berjudul II Millone.25 Ia menerangkan daerah di Nusantara
yang pernah ia kunjungi, yaitu teruatama Sumatera. Perjalanan yang dilakukan
Marcopolo terjadi saat masa awal pembentukan kerjaan islam. Ia menerangkan pernah
singgah di Samudera Pasai, Barus, dan Perlak. Ia juga membuat catatan tentang
kanibalisme yang terjadi pada masyarakat saat itu. Ia menyebut wilayah yang
disinggahinya dengan sebutan Jawa Kecil yang ia terangkan memiliki komoditas yang
berharga dan berlimpah.

Uraian tersebut menunjukan bahwa etnografi telah mengalami perkembangan


sejak lama serta akan terus berkembang sesuai dengan dinamika kebudayaan manusia.
Sehingga dengan terus adanya perubahan dan dinamika kemajuan zaman ini, etnografi
akan terus menjadi kajian yang menarik untuk dikaji.26

Adapun mengenai perkembangan etnografi bermula dari penelitian antropologi


yang hanya berfokus pada perkembangan budaya pada suatu tempat oleh peneliti awal
seprti Taylor, Frazer, dan Morgan pada abad 20an. Lalu penelitian ini terus mengalami
perkembangan oleh Racliffe-Brown dan Malinowski yang menitikberatkan kehidupan
masa kini sebagai way of life suatu masyarakat.27 Etnografi semakin berkembang hingga
disebut dengan etnografi baru pada tahun 1960-an. Pada perkembangannya, sebagian
besar temuan etnografi hanya memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu semata
belum pada problem praktis. Pengetahuan yang dihasilkan seringkali hanya untuk
25
Abdul Manan, Metode Penelitian Etnografi, (Aceh: AcehPo Publishing: 2021), hlm. 3
26
Abdul Manan, Metode Penelitian Etnografi, (Aceh: AcehPo Publishing: 2021), hlm. 4
27
Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Dan Teknik Penelitian Kebudayaan (Sleman: Pustaka
Widyatama, 2006).
kepentingan pribadi. Inilah yang dikritik oleh postmodern bahwa karya etnografi
menyatakan bahwa “tidak ada kebenaran tunggal”.

Pada tradisi pos-strukturalis, peniliti yang pada mulanya sebagai pusat, menjadi
terpinggirkan. Penulis berharap pembaca untuk mencari kebenaran melalui proses
refleksi, sehingga pembaca tidak merasa terdikte oleh realitas yang dibangun penulis
pada karyanya. Tidak jauh berbeda, pada etnografi postmodernisme tidak mengejar
objektivitas. Postmodernisme melakukan tekanan pada pentingnya “retorika” dalam
sebuah arsip argumentasi dan sebagai sebuah kritik pada suatu kebudayaan.28 Hal ini
karena dianggap bahwa merumuskan sebuah realitas adalah percuma, karena dalam
prakteknya pasti tidak lepas dari subjektivitas penulis. Paradigma pada postmodernisme
tidak selalu memiliki keterrkaitan dengan penjelasan mengenai segala konsep
kebudayaan saja, tetapi lebih tepatnya sebagai penyajian suatu pekerjaaan dalam
analisis dan hasil analisis melalui retorik yang tepat.29

3. Objek Kajian dalam Ruang Lingkup Studi Etnografi

Etnografi adalah penelitian kebudayaan. Fokus objek yang diteliti yaitu


melingkupi aspek-aspek budaya. Aspek budaya in yaitu berupa bahasa daerah, struktur
sosial, adat ritual, evolusi sejarah, interakasi sosial, jaringan dan pola komunikasi, dan
bahkan rantai pengembangan ekonomi.30

Ruang lingkup etnografi adalah semua hal yang terkait dengan budaya manusia
yang meliputi bahasa (sistem fonetik, fonologi, sintaksis, dan semantik), sistem
teknologi (alat produktif, senjata, transportasi, rumah, pakaian, dan makanan), sistem
ekonomi (beternak, bertani, dan berocok tanam), asal mula sejarah (prasejarah, lokasi,
naskah kuno, mitologi, dan cerita rakyat), sistem pengetahuan (pengetahuan tentang
alam dan lainnya yang dijadikan konsep, teori, dan pendirian), organisasi sosial (sistem
kekerabatan yang berlaku pada suatu sistem masyarakat), kesenian (seni rupa, seni
28
Pip Jones, Pengantar Teori-Teori Sosial: Dari Fungsionalisme Hingga Post-Modernisme
(Yogyakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2009).
29
Windiani, Windiani, and Farida Nurul Rahmawati. "Menggunakan metode etnografi dalam
penelitian sosial." DIMENSI-Journal of Sociology 9.2 (2016), hlm. 89
30
Zuchri Abdussamad, Metode Penelitian Kualitatif, (CV.Syakir Media Press: 2021), hlm. 89
lukis, seni musik, seni tari, dan seni drama), kepercayaan agama (upacara keagamaan,
konsep hidup mati, konsep dunia akhirat, mitos, dan konsep lainnya), serta kenampakan
alam dan klimatologi (iklim, suhu, curah hujan, demografi, ciri flora fauna, dan
persebaran penduduk).31

4. Kelebihan dan Kekurangan dalam Studi Etnografi

Dalam penelitian etnografi, etnografer dapat mendapatkan kelebihan saat


melakukan penelitian dalam suatu masyarakat seperti :

a. Memiliki kemungkinan seseorang peneliti (etnografer) untuk memahami budaya


dan masyarakat secara mendalam dan holistik.32
b. Membantu seorang etnografer untuk memahami perspektif dan pengalaman
orang-orang yang menjadi objek penelitian.
c. Membantu etnografer untuk melakukan identifikasi dan memahami praktik -
praktik suatu budaya yang mungkin tidak terlihat atau tidak terjangkau oleh
orang luar.
d. Memberikan pemahaman bagi peneliti sehingga menghasilkan data yang kaya
dan mendalam dalam suatu masyarakat.
e. Studi etnografi dapat digunakan dalam berbagai bidang ilmu, seperti pendidikan,
arsitektur, komunikasi massa, dakwah, dan arkeologi.33

Selain memberikan keunggulan dan manfaat, studi penelitian etnografi juga


memberikan dampak kekurangan seperti :

a. Membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar.


b. Subyektivitas peneliti dapat mempengaruhi hasil penelitian.

31
Abdul Manan, Metode Penelitian Etnografi, (Aceh: AcehPo Publishing: 2021), hlm. 8
32
Pendidikan holistik adalah pendidikan yang memberikan pemahaman terhadap
permasalahan global seperti HAM, keadilan sosial, multikultural, agama, dan pemanasan global. Lihat
pada : Jejen Musfah, ‘Membumikan Pendidikan Holistik’, Pendidikan Holistik, 2012.
33
S Sarwoprasodjo Agung, ‘Perbandingan Pendekatan Ekonomi-Politik Media Dan Studi
Kebudayaan Dalam Kajian Komunikasi Massa’, Jurnal Komunikasi Pembangunan, 6.1 (2008);
Aryandini Novita and Dadang H Purnama, ‘PEMANFAATAN LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT
PENDUKUNG SITUS DI BELITUNG BAGIAN SELATAN’, Siddhayatra, 24.1 (2019), 61–81.
c. Kesulitan dalam menggeneralisasi hasil penelitian karena penelitian etnografi
biasanya dilakukan pada kelompok yang spesifik.
d. Kesulitan dalam mengukur dan mengevaluasi hasil penelitian.
e. Terkadang sulit untuk memperoleh akses ke komunitas atau kelompok yang
menjadi objek penelitian.
f. Terkadang sulit untuk mempertahankan keterlibatan dan kepercayaan dari
orang-orang yang menjadi objek penelitian.
g. Terkadang sulit untuk memisahkan peran peneliti sebagai pengamat dan sebagai
bagian dari komunitas yang diteliti.34

Kesimpulannya, penelitian etnografi juga memiliki kekurangan dalam penelitian


yang membutuhkan waktu dan biaya yang besar, subyektivitas peneliti dapat
mempengaruhi hasil penelitian, terdapat kesulitan dalam menggeneralisasi hasil
penelitian. Selain itu, terkadang sulit untuk memperoleh akses ke komunitas atau
kelompok yang menjadi objek penelitian, mempertahankan keterlibatan dan
kepercayaan dari orang - orang yang menjadi objek penelitian, serta memisahkan peran
peneliti sebagai pengamat dan sebagai bagian dari budaya masyarakat yang diteliti. 35

5. Jenis – Jenis Studi Etnografi

Sesuai dengan pengertian yang sudah dipaparkan bahwa studi etnografi


merupakan salah satu metode penelitian kualitatif yang juga memiliki beberapa jenis
dalam melakukan penelitian etnografi. Jenis dalam metode etnografi ini harus
diperhatikan oleh etnografer guna dapat melakukan pemilahan sebelum melakukan
penelitian etnografi pada suatu budaya masyarakat.

34
A Humaedi, ‘Menggugah Empati, Menarik Simpati: Kekuatan Etnografi Post-Kritis Dalam
Mendorong Kebijakan Berbasiskan Kebudayaan Lokal’ (LIPI, 2020); Sari and others; Reksiana Reksiana,
‘MODEL DAN PEMANFAATAN PENELITIAN ETNOGRAFI DALAM DUNIA PENDIDIKAN’,
Almarhalah, 5.2 (2021), 199–221; UJANG JAMALUDIN, ‘PEMBUDAYAAN NILAI BUDAYA
SEKOLAH BERBASIS ISLAM PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Suatu
Penelitian Etnografi Di Kelas Tinggi Sekolah Dasar Islam Terpadu AlIzzah Kota Serang Provinsi
Banten)’ (UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA, 2020).
35
Elly Irhana Savitri, Surya Wiranto, and Endro Legowo, ‘Peran Panglima Laot Dalam
Meningkatkan Ketahanan Sosial Masyarakat Pesisir Aceh’, Jurnal Education And Development, 10.2
(2022), 46–53.
Jenis – jenis yang ada di dalam penilitian etnografi ini ada bermacam – macam
sehinggah etnografer harus benar dalam memilih cara yang digunakan, metode dalam
studi etnografi meliputi :

a. Etnografi realis : jenis etnografi yang bertujuan untuk mendeskripsikan


kehidupan sosial dan budaya suatu kelompok atau masyarakat secara akurat dan
objektif.
b. Etnografi interpretatif : jenis etnografi yang bertujuan untuk memahami makna
dan interpretasi yang diberikan oleh orang-orang terhadap kehidupan sosial dan
budaya mereka.
c. Etnografi kritis: jenis etnografi yang bertujuan untuk mengungkapkan
ketidakadilan sosial dan politik serta kekuasaan yang tersembunyi dalam
kehidupan sosial dan budaya suatu kelompok atau masyarakat.
d. Etnografi post-kritis: jenis etnografi yang bertujuan untuk menengahi paradoks
kebijakan dan kebudayaan sehingga memantik kesejahteraan subjek.
e. Etnografi partisipatif: jenis etnografi yang melibatkan partisipasi aktif dari
orang-orang yang menjadi objek penelitian dalam proses penelitian.
f. Etnografi virtual: jenis etnografi yang dilakukan secara online atau melalui
media sosial.36

6. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa metode etnografi dapat digunakan dalam meneliti


budaya masyarakat dengan cara yang mendalam dan holistik. Metode etnografi dapat
dilakukan dengan berbagai jenis, seperti etnografi realis, etnografi interpretatif,
etnografi kritis, etnografi post-kritis, etnografi partisipatif, dan etnografi virtual.

Penggunaan metode etnografi dalam penelitian budaya masyarakat memiliki


kelebihan dalam memahami budaya dan masyarakat secara mendalam, namun juga
memiliki kekurangan dalam membutuhkan waktu dan biaya yang besar, subyektivitas
36
Kautsarina Kautsarina, ‘Perkembangan Riset Etnografi Di Era Siber: Tinjauan Metode Etnografi
Pada Dark Web’, Masyarakat Telematika Dan Informasi: Jurnal Penelitian Teknologi Informasi Dan
Komunikasi, 8.2 (2018), 145–58.
peneliti dapat mempengaruhi hasil penelitian, serta kesulitan dalam menggeneralisasi
hasil penelitian. Oleh karena itu, pemilihan jenis etnografi yang tepat harus disesuaikan
dengan tujuan dan konteks penelitian yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdussamad, H Zuchri, and M Si Sik, Metode Penelitian Kualitatif (Makassaar: CV.


Syakir Media Press, 2021)

Agung, S Sarwoprasodjo, ‘Perbandingan Pendekatan Ekonomi-Politik Media Dan Studi


Kebudayaan Dalam Kajian Komunikasi Massa’, Jurnal Komunikasi
Pembangunan, 6.1 (2008)

Alamsyah, Ryan, ‘Analisis Etnografi Virtual Meme Islami Di Instagram Memecomic.


Islam’ (Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018)

Anggito, Albi, and Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: CV


Jejak (Jejak Publisher), 2018)

Denning, Peter J, Douglas E Comer, David Gries, Michael C Mulder, Allen Tucker, A
Joe Turner, and others, ‘Computing As a Discipline’, Computer, 22.2 (1989), 63–
70

Endraswara, Suwardi, Metode, Teori, Dan Teknik Penelitian Kebudayaan (Sleman:


Pustaka Widyatama, 2006)

Fathoni, Abdurrahmat, ‘Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi’,


Jakarta: Rineka Cipta, 2006

Fitrah, Muh., Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi
Kasus (Sukabumi: Jejak Publisher, 2017)

Humaedi, A, ‘Menggugah Empati, Menarik Simpati: Kekuatan Etnografi Post-Kritis


Dalam Mendorong Kebijakan Berbasiskan Kebudayaan Lokal’ (LIPI, 2020)

JAMALUDIN, UJANG, ‘PEMBUDAYAAN NILAI BUDAYA SEKOLAH


BERBASIS ISLAM PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL (Suatu Penelitian Etnografi Di Kelas Tinggi Sekolah Dasar Islam
Terpadu AlIzzah Kota Serang Provinsi Banten)’ (UNIVERSITAS NEGERI
JAKARTA, 2020)

Jones, Pip, Pengantar Teori-Teori Sosial: Dari Fungsionalisme Hingga Post-


Modernisme (Yogyakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2009)
Karlina, Nining, Ahmad Afandi, Ilmiawan Mubin, and Saddam Saddam, ‘Pola
Komunikasi Antarbudaya Masyarakat Transmigrasi Dengan Masyrakat Lokal’, in
Seminar Nasional Paedagoria, 2021, I, 155–69

Kautsarina, Kautsarina, ‘Perkembangan Riset Etnografi Di Era Siber: Tinjauan Metode


Etnografi Pada Dark Web’, Masyarakat Telematika Dan Informasi: Jurnal
Penelitian Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 8.2 (2018), 145–58

Manan, Abdul, Metode Penelitian Etnografi (Aceh: Aceh Po Publishing, 2021)

Musfah, Jejen, ‘Membumikan Pendidikan Holistik’, Pendidikan Holistik, 2012

Nasution, S., Metode Research (Penelitian Ilmiah) (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)

Novita, Aryandini, and Dadang H Purnama, ‘PEMANFAATAN LINGKUNGAN


OLEH MASYARAKAT PENDUKUNG SITUS DI BELITUNG BAGIAN
SELATAN’, Siddhayatra, 24.1 (2019), 61–81

Raco, Jozef, ‘Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik Dan Keunggulannya’,


2018

Rahardjo, Mudjia, ‘Mengenal Studi Etnografi: Sebuah Pengantar’, 2017

Ramdhan, Muhammad, Metode Penelitian (Cipta Media Nusantara, 2021)

Reksiana, Reksiana, ‘MODEL DAN PEMANFAATAN PENELITIAN ETNOGRAFI


DALAM DUNIA PENDIDIKAN’, Almarhalah, 5.2 (2021), 199–221

Sari, Meisy Permata, Adi Kusuma Wijaya, Bagus Hidayatullah, Rusdy A Sirodj, and
Muhammad Win Afgani, ‘Penggunaan Metode Etnografi Dalam Penelitian Sosial’,
Jurnal Pendidikan Sains Dan Komputer, 3.01 (2023), 84–90

Savitri, Elly Irhana, Surya Wiranto, and Endro Legowo, ‘Peran Panglima Laot Dalam
Meningkatkan Ketahanan Sosial Masyarakat Pesisir Aceh’, Jurnal Education And
Development, 10.2 (2022), 46–53

Siyoto, Sandu, Dasar Metologi Penelitian, ed. by Ayup (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015)

Soekarjo, Margono, Metodologi Penelitian Ilmiah (Jakarta: Rineka Cipta, 2005)

Sofia, Adib, Metode Penulisan Karya Ilmiah (Bursa Ilmu, 2017)


Spradley, James P, The Ethnographic Interview (United State: Waveland Press, 2016)

Supatmi, Supatmi, ‘Local Wisdom: Deskripsi, Tantangan, Dan Peluangnya Dalam


Penelitian Interpretif’, Perspektif Akuntansi, 2.2 (2019), 121–44

Supriyadi, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penulisan Karya Ilmiah (Pekalongan:


Penerbit Nem, 2019)

Windiani, Windiani, and Farida Nurul Rahmawati, ‘Menggunakan Metode Etnografi


Dalam Penelitian Sosial’, DIMENSI-Journal of Sociology, 9.2 (2016)

Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004)

Anda mungkin juga menyukai