(Cultural History)
Anang Ma’ruf (A92217102), M. Sufti Rafi Ubaidillah (A92217118), Ulil Ulfia Husnawati
(A92217140)
Dosen Pengampu :
Dr. Nyong Eka Teguh Iman Santosa, M.Fil.I.
Ada beberapa definisi yang menjelaskan makna Kebudayaan yakni pertama, Kebudayaan
sebagai keseluruhan hidup manusia yang kompleks, meliputi hukum, seni, moral, adat
istiadat, yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kedua, menekankan sejarah
kebudayaan yang memandang kebudayaan sebagai warisan tradisi. Ketiga, menekankan
kebudayaan yang bersifat normatif yaitu sebagai cara dan aturan hidup manusia. Keempat,
dari aspek psikologis, kebudayaan sebagai langkah penyesuaian mansia pada lingkungannya.
Kelima, kebudayaan sebagai struktur yang meliputi pola-pola dan organisasi kebudayaan.
Keenam, kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan. Ketujuh, definisi kebudayaan
yang tidak lengkap.1
Dari keseluruhan makna kebudayaan tersebut dapat kita ketahui bahwa penelitian
kebudayaan bisa melebar, meluas, serta mendalam ke berbagai dimensi manusia. Cakupan
yang luas dan lebar tersebut akan mempermudah dan mempersulit peneliti sendiri. Akan
mempermudah ketika dihadapkan pada persoalan budaya yang bertubi-tubi di sekitarnya.
1
Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006)
halaman 4.
1
Dan dipersulit jika harus memilih masalah pemaknaan mana yang tepat. Singkat kata,
penelitian kebudayaan adalah cabang keilmuan yang mempelajari segala kehidupan manusia.
Karena manusia dibekali dengan akal budi sehingga akan terus melahirkan produk
kebudayaan baik material maupun abstrak.
Budaya sebagai produk maupun proses, pada dasarnya akan mencakup nilai kultural,
norma, dan hasil cipta manusia. Pada tataran tertentu budaya dapat digolongkan menjadi tiga
dimensi, yaitu:
1. Dimensi Kognitif (budaya cipta), berbentuk abstrak. Dapat berupa gagasan manusia,
pandangan hidup, maupun pengetahuan
2. Dimensi Evaluatif, arrtinya berkaitan dengan nilai dan norma budaya yang mengatur
sikap dan perilaku manusia dalam berbudaya
3. Dimensi Simbolik, berupa interaksi hidup manusia dan simbol yang digunakan dalam
berbudaya
Banyak cara yang telah dilakukan oleh sejarawan kebudayaan dalam mendekati
objeknya. Seperti misalnya Voltaire (1694-1778) mewakili tradisi Pencerahan. Ia memiliki
karya yang berjudul Essai sur Les Moeurs Et I’esprit des nations, isinya mengenai adat-
istiadat dan jiwa bangsa-bangsa. Ia menemukan berbagai ukuran untuk menyebut masyarakat,
bangsa, rakyat beradab, seperti civilize, politesse, raffinement, humanite.
Tokoh selanjutnya adalah Burckhardt (1818-1897), ia berusaha mencari struktur dan tata
dalam sejarah kebudayaan. Bagi Burckhardt, kebudayaan adalah sebuah kenyataan campuran.
Burckhardt berupaya melukiskan kesenian-kesenian, agama, festivals, negara, mitos puisi dan
bentuk ekspresi kejiwaan lainnya. Cara yang digunakan oleh Burckhardt ialah
membandingkan dan melawankan, mencari persamaan dan perbedaan sehingga antara fakta-
fakta ditemukan kaitannya2.
2
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2003), halaman 136-137
2
Di Indonesia sejak zaman kolonial ada pelajaran sejarah kebudayaan yang mempunyai
titik berat pada arkeologi khususnya pada seni bangunan, pahat, sastra dan eligi.
Perkembangan Historiografi Indonesia jika dilihat dari sejarawan yang menulis sejarah
kebudayaan dapat dikatakan masih jarang. Studi Darsiti Suratman, Kehidupan Dunia Keraton
Surakarta 1830-1939 adalah usaha kearah sejarah kebudayaan, dengan tekanan utama pada
kehidupan, kostum, dan upacara-upacara keraton. Disertasi tersebut masih masih belum
sempat membicarakan aspek budaya lain seperti kesenian dan kesusastraan3.
Penelitian budaya memiliki penelitian filosofi yang cukup detail. Penelitian budaya tidak
harus dilakukan oleh antropolog, sejarawan, arkeolog, budayawan, dan sejenisnya. Penelitian
budaya boleh dilakukan oleh siapa saja. Yang paling penting, dalam penelitian budaya adalah
penguasaan atas metode dan metodologi.
Dua istilah tersebut memiliki perbedaan makna. Metodologi penelitian budaya adalah
penelitian filosofi yang membahas konsep teoritik berbagai metoda, kelebihan dan
kelemahannya. Sedangkan metoda penelitian mengemukakan secara teknis tentang strategi
yang digunakan dalam penelitian budaya. Metodologi penelitian budaya akan mendasari
gerak metode. Metodologi adalah ilmu tentang sejumlah metode penelitian budaya.
3
Ibid, halaman 134.
4
Maryaeni, Metode Penelitian Kebudayaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), halaman 23.
3
adalah ilmu metode penelitian yang hendak memaparkan kebenaran. Kebenaran budaya
adalah dunia realita budaya itu sendiri. Kebenaran merupakan hakikat fenomena budaya5.
Kemudian juga terdapat teknik dalam pengumpulan data kualitatif yang dapat penulis
gunakan diantaranya adalah Teknik observasi (pengamatan langsung di lapangan), teknik
wawancara (komunikasi lisan), teknik pengumpulan informan, teknik kepustakaan, teknik
analisis data (mengolah data).
Unsur Kebudayaan
5
Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006)
halaman 5-6.
6
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1993).
4
Daftar Pustaka