Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS INDONESIA

Disain Penelitian Kualitatif : Etnografi

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Riset Kualitatif

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Ekberth Mandaku (1606947313)


Fakrul Ardiansyah (1606859393)
Indargairi (1606859481)
Noverita Irmayanti (1606859626)
Rizki Andriani (1606947660)
Sandra (1606859746)
Sinta Wijayanti (1606947692)
Teguh Purwanto (1506707796)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
DEPOK, AGUSTUS 2017

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dengan berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan sebuah
makalah dengan judul Disain Penelitian Kualitatif: Etnografi. Penulisan makalah
ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Riset Kualitatif.
Pada kesempatan ini kelompok ingin menyampaikan terima kasih yang
kepada yang terhormat Ibu Sri Yona, S.Kp., M.N., Ph.D selaku dosen pengampu
Mata Ajar Riset Kualitatif sehingga kelompok mendapatkan bantuan, dukungan,
dan bimbingan untuk penyelesaian makalah ini.
Kelompok menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Depok, Agustus 2017

Kelompok 2

2
1. Latar Belakang

Etnografi berasal dari bahasa Yunani ethnos yang berarti 'orang' dan graphein
yang berarti 'tulisan'. Ilmu Antropologi melahirkan istilah etnografi sebelum tahun
800 SM untuk menggambarkan hasil-hasil catatan penjelajah Eropa ketika
mencari rempah-rempah ke Indonesia. Saat itu penjelajah Eropa mencatat semua
fenomena menarik yang dijumpai selama perjalanan yang berisikan adat-istiadat,
susunan masyarakat, bahasa dan ciri-ciri fisik dari suku-suku bangsa tersebut.
Istilah ini kemudian diartikan sebagai sejenis tulisan yang menggunakan bahan-
bahan dari penelitian lapangan untuk menggambarkan kebudayaan manusia.
(Koentjaraningrat, 1989 dalam Hanifah, 2010).

2. Definisi Etnografi

Roberts (2009) dan Spradley (1980) dalam Afiyanti & Rachmawati (2014)
menyebutkan etnografi merupakan metodologi pendekatan kualitatif yang tertua
dan menjelaskan tentang pola budaya atau perilaku individu-individu dalam latar
sosial dan kelompok tertentu. Metode yang awalnya digunakan dalam antropologi
kemudian diadopsi dan dipergunakan secara meluas di hampir semua bentuk
organisasi, komunitas, dan disiplin ilmu. Etnografer kontemporer meneliti dunia
pendidikan, kesehatan masyarakat, pembangunan pedesaan dan perkotaan, dunia
penerjemahan dan bidang lain dalam kehidupan manusia (Hanifah, 2010).
Penelitian etnografi dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang atau pola yang mendasari sesuatu yang 'dialami' atau 'dimiliki'
oleh sekelompok orang secara bersama (tingkah laku, bahasa, nilai-nilai, adat-
istiadat dan keyakinan) (Creswel, 2008)

Etnografi merupakan metode riset yang menggunakan observasi langsung


terhadap kegiatan manusia dalam konteks sosial dan budaya sehari-hari. Etnografi
berusaha mengetahui kekuatan-kekuatan apa saja yang membuat manusia
melakukan sesuatu. Objek etnografi adalah manusia dan kebudayaan baik secara
eksplisit maupun implisit. Metodologi ini menuntut penelitinya untuk terlibat
langsung, hidup atau tinggal bersama kelompok yang dipelajarinya, mengamati,

3
berinteraksi, bekerja sama dan berkomunikasi interpersonal secara alamiah dalam
konteks kehidupan sehari-hari (Afiyanti & Rachmawati, 2014)

3. Pertanyaan Penelitian

Pekerjaan lapangan etnografi mengeksplorasi berbagai pandangan dan nilai-nilai


individu dari suatu budaya khusus dan bertujuan untuk menjelaskan pengetahuan
budaya partisipan. Jenis pertanyaan dimulai dengan “pertanyaan deskriptif”
umum/luas seperti siapa orang yang berada di dalam, apa yang dilakukan sehari-
hari atau bagaimana lingkungan fisik dari situasi sosial bermasyarakatnya.
Kemudian, setelah penggunaan jenis pertanyaan ini, untuk menuntun observasi
agar lebih terfokus digunakan “pertanyaan struktural” dan “pertanyaan kontras”
(Creswell, 2010)

Pada studi etnografi, terdapat dua perspektif yang perlu diperhatikan oleh peneliti
yaitu perspektif emik dan etik. Perspektif emik merupakan perspektif yang berasal
dari sudut pandang partisipan, termasuk perspektif peneliti sebagai partisipan.
Perspektif etik berasal dari sudut pandang peneliti untuk melaporkan hasil
penelitiannya (Afianti & Rachmawati, 2014)

4. Masalah Penelitian Etnografi


Masalah penelitian etnografi berawal dari kelompok masyarakat “primitive” atau
“eksotis” yang kemudian mengalami perkembangan tentang sentral budaya
dengan memahami cara hidup kelompok yang diteliti. Penelitian etnografi
berfokus mempelajari budaya suatu kelompok atau masyarakat sehingga etnografi
dikenal dengan belajar tentang budaya yang membutuhkan kedekatan yang erat
atau intimasi antara peneliti dengan para partisipannya, dan peneliti merupakan
bagian dari budaya itu sendiri.

Terdapat dua macam studi etnografi yang banyak digunakan oleh para etnografer
(Creswell, 2013), yaitu:
1. Etnografi tradisional/ konvensional
Pendekatan tradisional yang banyak digunakan oleh para antropologi budaya
untuk mempelajari cerita-cerita partisipan secara objektif. Peneliti

4
menginterpretasikan dan melaporkan hasil studinya secara objektif tentang
berbagai fenomena atau situasi berdasarkan perspektif-perspektif para
partisipannya dan hasil observasi peneliti dari suatu budaya yang sedang
dipelajari
2. Etnografi kritikal
Pendekatan etnografi kritikal berespons pada masyarakat modern yang banyak
dipengaruhi oleh kekuatan sistem, prestise, privilege, dan autoritas individu
atau kelompok untuk memarginalisasikan individu-individu lainnya yang
berbeda kelas/strata, ras, dan gender. Studi etnografi kritikal banyak
digunakan pada situasi atau fenomena dimana penelitinya melakukan aktivitas
pemberdayaan atau kegiatan emansipasi kepada pihak-pihak yang
termarginalisasi/ tertindak karena sistem yang berlaku pada suatu masyarakat
atau negara.

5. Tujuan Penelitian Etnografi

Tujuan utama studi etnografi mendeskripsikan struktur sosial dan budaya suatu
kelompok masyarakat.
- Memahami suatu pandangan hidup (the way of life) dari sudut pandang
masyarakat tersebut yang berhubungan dengan kehidupan untuk memperoleh
pandangannya mengenai dunianya
- Memahami budaya dan perilaku yang dilakukan dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari dengan cara belajar dari kehidupan masyarakat
- Memberi grafik dan pola-pola yang menggambarkan secara holistic mengenai
apa yang dilakukan kelompok individu dan apa yang dipercaya melalui
observasi langsung peneliti
- Menemukan makna suatu budaya atau perilaku yang berlaku dalam
masyarakat yang disajikan dalam bentuk narasi dengan mengeksplorasi
berbagai pandangan serta nilai-nilai individu dari suatu budaya khusus

5
6. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian kualitatif memiliki perbedaan dengan penelitian kualitatif.


Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil. Oleh karena itu,
dalam melakukan penelitian, penelitian yang mengunakan pendekatan kualitatif
harus menjelaskan proses atau tahapan – tahapan penelitian.

6.1 Tahapan penelitian

- Tahap pralapangan
Pada kegiatan ini kegiatan peneliti adalah :
1. Membuat desain atau rencana penelitian
2. Menetapkan lokasi penelitian
3. Mengurus izin penelitian
4. Melakukan studi lapangan
5. Memilih dan memanfaatkan sumber data
6. Menyiapkan alat alat pendukung penelitian seperti alat –alat tulis, tape
recorder, kamera dan peralatan pendukung lainnya.

- Tahap Pekerjaan Lapangan


Pada tahap ini peneliti harus :
1. Memahami latar penelitian
2. Mengenal hubungan peneliti di lapangan.
3. Menjelaskan Jangka waktu penelitian
4. Memperhatikan etika penelitian
5. Menjalin keakraban dengan anggota penelitian
6. Mengetahui dan mempelajari bahasa yang digunakan oleh anggota
penelitian
7. Menjelaskan batas – batasan penelitian.
8. Mencatat data

- Tahap Analisis Data


Tahapan analisi ini dibagi menjadi 4 tahapan yaitu :

6
1. Analisis domein. Kegiatan ini dilakukan terhadap data yang diperoleh
melalui pengamatan
2. Analisis taksonomi
Melakukan pengamatan dan wawancara terfokus berdasarkan focus yang
sebelumnya telah dipilih oleh peneliti
3. Analisis komponen. Setelah dilakukan analisis teksonomi dilakukan
wawancara atau pengamatan terpilih untuk memperdalam data yang
ditemukan melalui sejumlah pertanyaan.
4. Analisis tema. Merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara
holistic persoalan yang diteliti

6.2 Teknik sampling

Dalam mengambil sampel pada penelitian kualitatif biasanya dilakukan dengan


seleksi acak, memiliki formulasi tertentu dan wajib ditentukan oleh peneliti pada
tahap pembuatan proposal penelitian.

Penentuan jumlah sampel pada penelitian kualitatif didasari pada fokus atau
tujuan, topik penelitian, lokasi penelitian, dan situasi yang menjadi sampel yang
diteliti.

Pemilihan partisipan, keadaan atau unit waktu yang menjadi sampel penelitian
harus berdasarkan kriteria.

Jenis- jenis sampel:

1. Sampling homogen
Merupakan sampel yang terdiri dari para individu yang memiliki
karakteristikyang sama
2. Sampel heterogen
Merupakan sampel yang terdiri dari individu – individu atau kelompok yang
tidak memiliki kesamaan karakteristik.
3. Sampel teoretis
Besaran jumlah sampel teoretis ditentukan oleh saturasi data peneliti

7
4. Sampel representative
Merupakan jernis sampel yang banyak digunakan pendekatan etnografi
5. Sampel purposive
Sampel diambil berdasarkan tujuan penelitian
6. Sampel snowball
Pengambilain sampel berantai dari satu partisipan ke partisipan lain
7. Sampel variasi maksimal
Sampel populasi total, pengambilan semua partisipan
8. Sampel convenience
Sampel tergantung peneliti

7. Keterbatasan Metode Etnografi

Metode etnografi mempunyai keterbatasan seperti peneliti harus memahami suatu


pandangan hidup dari sudut pandang masyarakat tersebut yang berhubungan
dengan kehidupan masyarakat yang dipelajarinya sehingga peneliti dapat
memahami budaya dan perilaku yang dilakukan sehari-hari. Peneliti diharapkan
terlibat lansung, hidup atau tinggal bersama kelompok yang sedang dipelajarinya,
memgamati, berinteraksi, bekerjasama dan berkomunikasi interpersonal secara
alamiah dalam konteks kehidupan sehari-hari sehingga membutuhkan jangka
waktu yang lama dan panjang (Afiyanti & Rahmawati, 2014). Penelitian
terkadang kurang berhasil bila meneliti kelompok budaya sendiri karena akan
timbul subjektivitas. Penelitian etnografi juga membutuhkan analisis wacana
dimana peneliti harus memiliki waktu yang cukup untuk membaca teks yang kritis
dan dokumen-dokumen dari hasil penelitian sebelumnya. Peneliti harus taat
mengacu pada panduan wawancara yang terperinci sementara dalam waktu yang
bersamaan peneliti juga harus terlibat aktif dalam percakapan yang alamiah
(Tohirin, 2012).

8
8. Contoh Artikel Etnografi
Cardiopulmonary Resuscitation Decisions in the Emergency Department: an
Ethnography of Tacit Knowledge in Parctice

Penelitian yang dilakukan oleh (Brummell, Seymour, & Higginbottom, 2016)


terkait dengan pengambilan keputusan dalam melakukan tindakan CPR di Unit
Gawat Darurat, merupakan sebuah studi etnografi. Penelitian ini menggunakan
studi etnografi dimana penelitian ini bertujuan untuk mengeksplor, memahami,
dan menganalisis bagaimana tim profesional kesehatan di dua unit gawat darurat
di UK dalam mengambil keputusan untuk memulai, melanjutkan, atau
menghentikan tindakan resusitasi. Sebagaimana penelitian kualitatif, peneliti
mengumpulkan data dengn melakukan obervasi terhadap perawat, staf medis, dan
paramedis serta melakukan wawancara secara mendalam. Peneliti juga membuat
contoh kasus secara terperinci dalam melakukan analisis komparatif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Y & Rachmawati, I.N. (2014). Metodologi penelitian kualitatif dalam


riset keperawatan. RajaGrafindo Persada: Jakarta

Creswell, J.W. (2010). Research Design: Pendekatan kualitatif, kuantitaif dan


mixed. Edisi ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Creswell, J.W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and


Evaluating Quantitative and Oulitative Research. New Jersey: Prentice
Hall.

Creswell, J.W. (2013). Qualitative inquiry and research design choosing among
(6th ed.) Thousand Oaks: Sage

Brummell, S. P., Seymour, J., & Higginbottom, G. (2016). Social Science &
Medicine Cardiopulmonary resuscitation decisions in the emergency
department : An ethnography of tacit knowledge in practice. Social Science
& Medicine, 156, 47–54. https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2016.03.022

Hanifah, N. (2010). Penelitian Etnografi dan Penelitian Grounded Theory.


Akademi Bahasa Asing Borobodur.

Teman2, untuk yg Dapus Tohirin (2012) belum ada, tolong diisi ya 

10

Anda mungkin juga menyukai