Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RIVIEW METODE PENELITIAN KUALITATIF

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Yohanes Bahari, M.Si

Disusun Oleh :

Hafiz

F1091201029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2022
Kajian Materi Penelitian Studi Etnografi

A. Pengertian
Secara harfiah, kata “etnografi” berarti “menulis tentang orang”. Dalam arti luas, dari
berbagai literatur bisa disimpulkan bahwa etnografi mencakup segala macam kajian atau
studi yang mendalam tentang sekelompok orang dengan tujuan untuk mendeskripsikan
pola dan kegiatan sosio-kultural mereka. Bagi etnografer, setiap kejadian apa saja ada
pola, sistem, rumus dan keteraturan yang bisa dipakai untuk menjelaskan kejadian atau
fenomena lainnya. Borg dan Gall (1989: 387) mendefinisikan etnografi sebagai “an in-
depth analytical description of an intact cultural scene”
Dalam kajian sosiologi, Etnografi digunakan untuk meneliti kelompok atau komunitas
relasi--interaksi manusia atau masyarakat berkaitan dengan perkembangan sosial dan
budaya tertentu yang didasarkan atas kajian-kajian dan teori yang dianut dan dipakai.
Metode penelitian etnografi dianggap mampu menggali informasi secara mendalam
dengan sumber-sumber yang luas. Dengan teknik “observatory participant”.Dalam kajian
sosiologi, Etnografi digunakan untuk meneliti kelompok atau komunitas relasi--interaksi
manusia atau masyarakat berkaitan dengan perkembangan sosial dan budaya tertentu
yang didasarkan atas kajian-kajian dan teori yang dianut dan dipakai. Metode penelitian
etnografi dianggap mampu menggali informasi secara mendalam dengan sumber-sumber
yang luas. Dengan teknik “observatory participant”.
Etnografi menjadi sebuah metode penelitian yang unik karena mengharuskan
partisipasi peneliti secara langsung dalam sebuah masyarakat atau komunitas sosial
tertentu. Yang lebih menarik, sejatinya metode ini merupakan akar dari lahirnya ilmu
antropologi yang kental dengan kajian masyarakat. Beberapa keunikan dan fenomena
yang mengikuti eksistensi metode penelitian etnografi dalam sosiologi ini membuat
penulis berupaya menggali lebih jauh dari buku ini, dimana diharapkan mampu
dikembangkan dan dirujuk dalam penelitian desertasi penulis nantinya.

B. Bentuk Desain Penelitian Studi Etnografi


Macam-Macam Penelitian Etnografi Berikut macam-macam penelitian etnogtafi
berdasarkan pendapat para ahli:
1. Macam-Macam Penelitian Etnografi Menurut Creswell Creswell membedakan
macam-macam penelitian etnografi menjadi 2 bentuk.
Berikut penjelasannya.
a. Etnografi realis
Etnografi realis menunjukkan kondisi objektif pada suatu kelompok budaya yang
dilaporkan dari sudut pandang orang ketiga. Peneliti akan mendeskripsikan fakta
secara rinci serta melaporkan apa yang diamati dan didengar dari partisipan
kelompok dengan tetap mempertahankan objektivitasnya.
b. Etnografi kritis
Dewasa ini populer juga etnografi kritis. Pendekatan etnografi kritis ini penelitian
yang mencoba merespon isu-isu sosial yang sedang berlangsung.misalnya dalam
masalah gender/emansipasi, kekuasaan, status quo, ketidaksamaan hak,
pemerataan dsb.
2. Macam-Macam Penelitian Etnografi Menurut Gay, Mills, dan Airasian Adapun ahli
lain seperti Gay, Mills, dan Airasian juga mengidentifikasi macam-macam penelitian.
Mereka membedakan jenis etnografi menjadi 6 bentuk sebagai berikut.
a. Etnografi konvensional
Etnografi ini berisi laporan mengenai pengalaman pekerjaan lapangan yang
dilakukan oleh etnografer.
b. Autoetnografi
Etnografi ini merupakan refleksi dari seseorang mengenai konteks budayanya
sendiri.
c. Mikroetnografi
Etnografi ini fokus kajiannya pada aspek khusus dari latar dan kelompok budaya.
d. Etnografi feminis
Etnografi yang berisi kajian tentang perempuan yang merasakan pengekangan
terhadap hak-haknya dalam praktik budaya.
e. Etnografi postmodern
Etnografi ini ditulis untuk menyatakan keprihatinan mengenai masalah sosial,
khususnya yang berkaitan dengan kelompok marginal.
f. Studi kasus etnografi Etnografi yang menganalisis kasus dari seseorang, kejadian,
kegiatan, tetapi dalam perspektif budaya.
C. Langkah-Langkah Penyusunan Penelitian Etnografi
a. Menetapkan Seorang Informan
Tantangan terbesar etnografi adalah mengembangkan dan mempertahankan
hubungan dengan informan yang produktif. Kadang-kadang, berbagai aspek budaya
informan yang tidak diketahui mempengaruhi hubungan itu. Dalam beberapa
kebudayaan, berbagai aturan yang tersirat ternyata dianggap sebagai semacam tabu
untuk ditanyakan. Interaksi kepribadian antara informan dengan etnografer juga
mempunyai pengaruh yang dalam terhadap wawancara. Mewawancarai informan
tergantung pada sejumalah keterampilan interpersonal termasuk disini mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, mendengarkan, bukan berbicara, mengambil sikap pasif,
bukan sifat tegas, menampakkan minat verbal terhadap orang lain, dan mengajukan
minat dengan kontak mata serta cara nonverbal lainnya. Termasuk di sini adalah
mengajukan pertanyaan, mendengarkan (bukan berbicara), mengambil sikap pasif
(bukan sifat tegas), menampakkan minat verbal terhadap orang lain, dan menunjukkan
minat dengan kontak mata serta cara nonverbal lainnya. Ada beberapa persyaratan
untuk memilih informan yang baik diantaranya :
• Enkulturasi penuh: Enkulturasi merupakan proses alami dalam mempelajari
suatu budaya tertentu. Kaitannya dengan penelitian adalah bagaimana kita
menentukan atau menyerap kebudayaan tersebut kedalam dirinya
• Keterlibatan langsung: Peneliti melihat secara langsung apa yang sebenarnya
terjadi. Seorang pencari data harus melihat secara cermat keterlibatan
langsung yang dialami oleh calon informan.
• Suasana budaya yang tidak dikenal: kebanyakan etnografer memulai studi
etnografinya pada kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan yang
dimilikisendiri.
• Cukup waktu: Ketersediaan waktu informan juga perlu diperhatikan, karena
informan yang bersedia diwawancarai belum tentu memiliki waktu yang
cukup untuk diwawancarai. Dalam mempertimbangkan calon informan, maka
prioritas yang tertinggi harus diberikan kepada seseorang yang memiliki
waktu yang cukup untuk menjadi seorang informan.
• Non Analitik: etnografer harus memiliki kemampuan analisis yang memadai,
serta mampu menemukan hubungan dan pola yang tersembunyi dari informasi
tersebut. Informan yang memberikan analisisnya kepada pewawancara
menggunakan perspektif orang dalam (persepktif orang-orang yang berada
dalam ruang lingkup penelitian). Mereka merasa bahwa analisis yang mereka
berikan telah membantu etnografer. Namun, informan semacam itulah yang
kurang baik untuk etnografer, terutama etnografer pemula.

Dalam langkah satu melakukan wawancara etnografis yang harus dilakukan


adalah memilih informan yang jelas, menentukan informan yang memiliki
informasi sesuai yang dibutuhkan peneliti, mencari seseorang yang sudah tahu
tentang informasi yang dibutuhkan.

b. Mewawancarai Seorang Informan


Wawancara Etnografis merupakan jenis peristiwa percakapan (speech event) yang
khusus. Setiap percakapan antara dua orang atau lebih tidak lepas dari budaya yang
berkembang di suatu daerah. Wawancara etnografis memiliki perbedaan dengan
percakapan persahabatan atau percakapan biasa antara dua orang atau lebih.
c. Membuat Catatan Etnografis
Frake, “Sebuah deskripsi suatu kebudayaan, sebuah etnografi, dihasilkan oleh sebuah
catatan etnografis dari berbagai peristiwa yang terjadi dalam suatu masyarakat dalam
suatu periode waktu tertentu, yang tentu saja meliputi berbagai tanggapan informan
terhadap etnografer dengan berbagai pertanyaan, tes dan perlengkapannya (1964b:
111).
Hubungan timbal balik ini menegaskan bahwa masing-masing langkah dalam studi
etnografi melibatkan terjemahan dan menuntut adanya suatu pertimbangan yang
cermat terhadap proses terjemahan. Prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat
catatan Etnografis adalah sebagai berikut :
• Prinsip Identifikasi Bahasa : Prinsip ini dapat ditegaskan secara sederhana,
yaitu mengidentifikasikan bahasa yang digunakan untuk masing-masing judul
lapangan. Tujuannya adalah agar didapat catatan etnografis yang
menggambarkan berbagai perbedaan yang sama dalam penggunaan bahasa
sebagaimana situasi lapangan yang aktual.
• Prinsip Harfiah : Dalam pembuatan suatu penelitian harusnya kita membuat
sebuah catatan harfiah tentang hal-hal yang dikatakan oleh informan. Salah
satu cara terbaik dalam membuat suatu catatan harfiah adalah dengan
merekam semua kegiatan wawancara. Cara ini akan sangat bermanfaat
khususnya untuk memperoleh sampel perrnyataan informan dalam jumlah
besar secara cepat.

Jenis-jenis Catatan Lapangan. Ada beberapa catatan lapangan yang berbeda yang
akan menjadi sebuah catatan etnografis, yaitu :

• Laporan ringkas, yaitu semua catatan yang dilakukan selama wawancara


actual atau observasi lapangan yang menunjukkan sebuah versi ringkas apa
yang sesungguhnya terjadi.
• Laporan yang diperluas, Secepat mungkin setelah tiap-tiap pertemuan
dilapangan, etnografer harus menuliskan secara detail dan mengingat kembali
berbagai hal yang tidak tercatat secara cepat. Transkrip wawancara merupakan
contoh dari suatu laporan perluasan yang paling lengkap
• Jurnal Penelitian Lapangan adalah catatan yang berisi pengalaman, ide,
kekuatankekuatan, kesalahan, kebingungan, terobosan-terobosan, dan berbagai
permasalahan yang muncul dalam penalitian lapangan tersebut. Jurnal ini
merupakan ungkapan apa yang peniliti rasakan terhadap informan (perasaan).
• Analisis dan Intepretasi merupakan catatan yang berisi mengenai makna
budaya, berbagai interpretasi dan pandangan mengenai budaya yang dipelajari.
Pada catatan ini merupakan tempat peneliti untuk menuangkan buah-buah
pemikiranya tentang budaya yang sedang diteliti dapat bersumber dari
perspektif teori, informan dan lain lain.
d. Mengajukan Pertanyaan Deskriptif
Dalam wawancara etnografis meliputi dua proses yang berbeda namun saling
melengkapi, yaitu mengembangkan hubungan dan mencari informasi.
‘Mengembangka hubungan’ mendorong infroman untuk menceritakan budaya yang
dimilikinya, sedsngkan ‘memperoleh informasi’ membantu pengembangan hubungan.
Proses hubungan menunjuk pada hubungan yang harmonis antara etnografer dan
informan. Meskipun tidak selalu dapat diprediksikan, hubungan terkadang
berkembang secara terpola. Proses hubungan yang baik biasanya berjalan dengan
tahapan yaitu keprihatinan, penjajagan, kerjasama, dan partisipasi.
e. Melakukan Analisis Wawancara Etnografis Tahap analisis penelitian etnografis :
• Memilih Masalah. Semua etnografi dimulai dengan permasalahan umum yang
sama: Apa makna budaya yang digunakan oleh masyarakat untuk mengatur
tingkah laku dan menginterpretasikan pengalaman mereka?
• Mengumpulkan Data Kebudayaan. Dimulai sebelum hipotesis diformulasikan.
Etnografer mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan deskriptif dengan
melakukan observasi umum, mencatatat semua ini dalam catatan lapangan.
• Menganalisis Data Kebudayaan. Analisis ini meliputi pemeriksaan ulang
catatan lapangan untuk mencari simbol-simbol budaya, serta mencari
hubungan antar symbol-simbol itu.
• Memformulasikan Hipotesis Etnografis. Hipotesis etnografis mengusulkan
hubungan yang harus diuji dengan cara memeriksa hal-hal yang diketahui oleh
informan.
• Menulis Etnografi. Menulis merupakan suatu perbaikan proses analisis.
f. Membuat Analisis Domain
Prosedur yang lebih efisien untuk mengidentifikasikan domain adalah dengan
menggunakan hubungan semantik sebagai satu titik berangkat. Analisis domain
dimulai dari penggunaan hubungan-hubungan semantic.
g. Mengajukan Pertanyaan Struktural Prinsip mengajukan pertanyaan structural terdiri
dari :
• Prinsip Konkuren. Ajukan pertanyaan-pertanyaan structural secara konkuren
dengan pertanyaan deskriptif. Pertanyaan structural ini bersifat melengkapi
bukan menggantikan pertanyaan deskriptif.
• Prinsip Penjelasan. Pertanyaan structural seringkali menuntut penjelasan.
Etnografer melepaskan cara percakapan yang bersahabat ketika mereka
mengajukan pertanyaan structural. Kecuali juka informan ini mengetahui ini,
yaitu pertanyaan structural mengarahkan serta membatasi jawaban mereka.
• Prinsip Pengulangan. Pertanyaan structural harus diulang berkali-kali untuk
memperoleh semua istilah tercakup dalam suatu domain.
• Prinsip Konteks. Ketika mengajukan pertanyaan structural, beri informan
informasi kontekstual. Ini akan menempatkan informan dalam setting dimana
domain itu relevan.
• Prinsip Kerangka Kerja Budaya.Etnografer harus mengucapkan pertanyaan-
pertanyaan structural dalam batasan budaya dan juga dalam batasan personal.
h. Membuat Analisis Taksonomi Kriteria dalam memilih fokus sementara sebagai
berikut :
• Saran dari Informan. Terkadang saran spontan dari informan tidak
menspesifikasikan domaindomain tertentu tetapi memberikan petunjuk
mengenai beberapa domain yang akan mencakup topik ini.
• Kepentingan Teoritis. Beberapa domain asli berhubungan erat dengan
berbagai kategori analitis dalam ilmu sosial.
• Etnografi Strategis. Beberapa domain dalam suatu kebudayaan menawarkan
berbagai kesempatan khusus untuk melaksanakan etnografi.
• Domain yang Mengatur. Memilih salah satu kriteria domain yang dominan
untuk memfokuskan penelitian agar domain dominan tidak mengatur sebagian
besar pengetahuan budaya yang telah dipelajari informan.
i. Mengajukan Pertanyaan Kontras
Pertanyaan Kontras adalah pertanyaan yang dapat mendorong penemuan
banyak hubungan tambahan diantara objek yang diteliti. Prinsip-prinsip penemuan
dalam studi makna diantaranya :
• Prinsip relasional : prinsip ini menegaskan bahwa makna dari sebuah simbol dapat
ditemukan dengan menemukan bagaimana sebuah simbol berhubungan dengan
semua simbol yang lain.
• Prinsip kegunaan : prinsip ini menegaskan bahwa makna sebuah simbol dapat
ditemukan dengan menanyakan bagaimana simbol itu digunakan dan bukan
dengan menanyakan makna.
• Prinsip kemiripan : prinsip ini menegaskan bahwa makna sebuah simbol dapat
ditemukan dengan menemukan bagaimana simbol itu mirip dengan simbol –
simbol lainnya.
• Prinsip kontras : prinsip ini menegaskan bahwa makna sebuah simbol dapat
ditemukan dengan menemukan bagaimana sebuah simbol berbeda dari simbol –
simbol lainnya.
j. Analisis komponen
Analisis komponen merupakan suatu pencarian sistematik berbagai atribut
(komponen makna) yang berhubungan dengan simbol-simbol budaya. Apabila
seorang etnografer menemukan berbagai kontras di antara anggita suatu katogeri
maka hal yang terbaik adalah jika kontras ini dianggap sebagai antribut komponen
makna dari suatu istilah. Setiap kali seorang etnografer menemukan perbedaan di
antara anggota suatu kategori, perbedaan ini dianggap paling baik sebagai atribut atau
komponen makna untuk setiap istilah. Kita dapat mendefinisikan atribut sebagai
elemen informasi apa saja yang teratur terkait dengan symbol. Atribut selalu terkait
dengan istilah rakyat dengan hubungan semantik tambahan.
k. Menemukan Tema-tema Budaya
Penentuan tema budaya ini boleh dikatakan merupakan puncak analisis
etnografi. Keberhasilan seorang peneltii dalam menciptakan tema budaya, berarti
keberhasilan dalam penelitian. Tentu saja, akan lebih baik justru peneliti mampu
mengungkap tema-tema yang orisinal, dan bukan tema-tema yang telah banyak
dikemukakan peneliti sebelumnya. Beberapa etnografer menyampaikan suatu
pengertian tentang keseluruhan budaya atau suasana budaya dengan menggunakan
pendekatan inventarisir (inventory approach) kemudian mengidentifikasikan dan
membaginya ke dalam kategori-kategori seperti kekerabatan, kebudayaan material,
dan hubungan sosial. Dalam hal ini, perlu menemukan tema-tema konseptual yang
digunakan oleh anggota masyarakat dalam menghubungkan domain-domain ini.
l. Menulis Sebuah Etnografi
Salah satu cara terbaik untuk menulis suatu etnografi adalah dengan membaca
etnografi lain. Pilihlah etnografi yang menyampaikan makna budaya lain. Pilihlah
etnografi yang ditulis dengan cara yang menjadikan budaya itu hidup sehingga
membuat anda memahami orang dan cara mereka hidup. Sifat dasar tulisan etnografi
adalah sebagai bagian dari proses penerjemahan.

D. Praktek/Langkah Penyusunan Desain


a. Memilih khalayak.
Karena khalayak akan memengaruhi setiap aspek dalam etnografi, maka
memilih khalayak merupakan hal pertama yang harus dilakukan.
b. Memilih thesis.
Dalam upaya untuk berkomunikasi dengan khalayak, anda perlu mempunyai
sesuatu untuk dikatakan. Seringkali, deskripsi etnografi seperti percakapan yang
berbelit-belit, tanpa tujuan. Walaupun menarik perhatian etnografer lain, namun
tulisan semacam itu tidak menarik perhatian bagi banyak pihak yang lain. Thesis
adalah suatu kesan utama. Beberapa sumber untuk menemukan suatu thesis.Pertama,
tema-tema besar yang telah anda temukan dalam penelitian etnografis merupakan
thesis-thesis yang mungkin. Kedua, suatu thesis untuk etnografi mungkin berasal dari
seluruh tujuan etnografi. Ketiga, suatu thesis dapat berasal dari literatur-literatur ilmu-
ilmu sosial.
c. Membuat daftar topik dan garis besar.
Etnografi apa saja hanya perlu membahas aspekaspek tertentu dari suatu
kebudayaan. Selanjutnya anda hanya menggunakan bahan yang anda kumpulkan saja.
Langkah ini melibatkan peninjauan kembali catatan-catatan lapangan anda serta
inventaris budaya yang telah anda susun, dan juga daftar topik yang anda anggap
harus dimasukkan ke dalam deskripsi akhir. Jika sudah didaftar, anda kemudian dapat
membuat suatu garis besar yang dibangun di sekitar thesis anda.
d. Menulis naskah kasar untuk masing-masing bagian.
Suatu naskah kasar hanya dimaksudkan untuk naskah yang masih kasar, dan
belum dipoles.
e. Merevisi garis besar dan membuat anak judul.
Jika suatu naskah kasar telah dibuat untuk masing-masing bagian, maka baik
sekali untuk membuat suatu garis besar baru. Istilah-istilah asli informan seringkali
dapat digunakan sebagai sub judul dalam etnografi, sehingga membantuk
menciptakan suatu pandangan yang merefleksikan pengetahuan budaya informan
anda.
f. Mengedit langkah kasar.
Kembangkan naskah kasar, garis besar dan sejumlah sub judul yang telah ada.
Kerjakan masing-masing bagian dan pada waktu yang sama tetap mengingat seluruh
deskripsi yang akan dibuat. Buatlah perubahan secara langsung pada halaman-
halaman yang sebelumnya telah anda tulis. Jika anda ingin menambahkan satu
paragraf atau satu kalimat, tuliskan paragraf atau kalimat itu pada bagian belakang
halaman atau pada sepotong kertas terpisah dengan disertai instruksi mengenai posisi
paragraf atau kalimat itu harus diletakkan.
g. Menulis pengantar dan kesimpulan.
h. Menuliskan kembali tulisan mengenai contoh-contoh. Contoh-contoh ini meliputi
tulisan pada tahapan abstraksi yang paling rendah.
i. Menulis langkah akhir. Tahapan
ini hanya meliputi pekerjaan pengetikan tulisan diatas kertas atau menyuruh
orang lain untuk pengetikan

Anda mungkin juga menyukai