Anda di halaman 1dari 4

ETNOGRAFI PAPUA

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

NAMA :
NPM :
KELAS :

ESAAY..!

JAWABAN:

1. Menurut Malinowski, seseorang yang melakukan riset harus berdiam lama di tempat
masyarakat yang diteliti untuk melihat dan mengamati kehidupan masyarakat sehari-hari
dengan cermat. Tidak sekadar mengamati, si peneliti juga bisa terlibat dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat tersebut.
Untuk itu penting juga buat seorang peneliti antropologi menguasai bahasa
setempat. Hasil dari catatan pengamatan, keterlibatan, serta wawancara-wawancara
dengan masyarakat ini kemudian dituliskan secara mendalam. Itulah yang disebut
etnografi.

2. Etnografi secara harfia berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa, yang ditulis
seorang antropologi atas penelitian lapangan selama beberapa waktu. Etnografi baik secara
laporan penelitian maupun sebagai metode penelitian dapat dianggap sabagai dasar da
nasal usul ilmu antropologi
Etnografi merupakan salah satu bidang kajian penting yang melatarbelakangi
lahirnya antropologi sebagai ilmu pengetahuan. Ilmu Antropologi lahir dari catatan-catatan
yang menggambarkan tentang masyarakat suatu suku bangsa. Catatan tentang suku bangsa
tersebut kemudian dikembangkan menjadi bidang kajian yang dikenal sebagai etnografi.
Dilansir dari buku Etnografi Pembangunan Papua (2019) karya Mulyadi, etnografi
merupakan salah satu bagian kajian Ilmu Antropologi yang secara holistis mendeskripsikan
kebudayaan suatu masyarakat, suku, dan bangsa berdasarkan hasil penelitian lapangan.

3. Manusia disebut sebagai homo sapiens karena, Manusia purba jenis Homo sapiens
dikatakan sebagai manusia yang sudah cerdas, dibuktikan dengan kapasitas otaknya yang
jauh lebih besar dari manusia purba sebelumnya.
Manusia disebut makhluk social akrena, Dikatakan makhluk sosial, karena manusia memiliki
dorongan untuk saling berinteraksi dengan manusia lain, misalnya hidup berkelompok.

4. Ada beberapa ciri yang dapat digunakan untuk mengenal suatu suku bangsa, yaitu: ciri fisik,
bahasa, adat istiadat, dan kesenian yang sama. Contoh ciri fisik, antara lain warna kulit,
rambut, wajah, dan bentuk badan. Ciri-ciri inilah yang membedakan satu suku bangsa
dengan suku bangsa lainnya.

5. Langkah-langkah nya sebagai berikut:


 Langkah pertama:
o Menetapkan Seorang Informan Tantangan terbesar etnografi adalah
mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan informan yang
produktif. Kadang-kadang, berbagai aspek budaya informan yang tidak
diketahui mempengaruhi hubungan itu. Dalam beberapa kebudayaan,
berbagai aturan yang tersirat ternyata dianggap sebagai semacam tabu
untuk ditanyakan. Interaksi kepribadian antara informan dengan etnografer
juga mempunyai pengaruh yang dalam terhadap wawancara.
Mewawancarai informan tergantung pada sejumalah keterampilan
interpersonal termasuk disini mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
mendengarkan, bukan berbicara, mengambil sikap pasif, bukan sifat tegas,
menampakkan minat verbal terhadap orang lain, dan mengajukan minat
dengan kontak mata serta cara nonverbal lainnya. Termasuk di sini adalah
mengajukan pertanyaan, mendengarkan (bukan berbicara), mengambil
sikap pasif (bukan sifat tegas), menampakkan minat verbal terhadap orang
lain, dan menunjukkan minat dengan kontak mata serta cara nonverbal
lainnya. Ada beberapa persyaratan untuk memilih informan yang baik
diantaranya :
o Enkulturasi penuh: Enkulturasi merupakan proses alami dalam mempelajari
suatu budaya tertentu. Kaitannya dengan penelitian adalah bagaimana kita
menentukan atau menyerap kebudayaan tersebut kedalam dirinya
o Keterlibatan langsung: Peneliti melihat secara langsung apa yang sebenarnya
terjadi. Seorang pencari data harus melihat secara cermat keterlibatan
langsung yang dialami oleh calon informan.
o Suasana budaya yang tidak dikenal: kebanyakan etnografer memulai studi
etnografinya pada kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan yang
dimilikisendiri.
o Cukup waktu: Ketersediaan waktu informan juga perlu diperhatikan, karena
informan yang bersedia diwawancarai belum tentu memiliki waktu yang
cukup untuk diwawancarai. Dalam mempertimbangkan calon informan,
maka prioritas yang tertinggi harus diberikan kepada seseorang yang
memiliki waktu yang cukup untuk menjadi seorang informan.
o Non Analitik: etnografer harus memiliki kemampuan analisis yang memadai,
serta mampu menemukan hubungan dan pola yang tersembunyi dari
informasi tersebut. Informan yang memberikan analisisnya kepada
pewawancara menggunakan perspektif orang dalam (persepktif orang-orang
yang berada dalam ruang lingkup penelitian). Mereka merasa bahwa analisis
yang mereka berikan telah membantu etnografer. Namun, informan
semacam itulah yang kurang baik untuk etnografer, terutama etnografer
pemula. Dalam langkah satu melakukan wawancara etnografis yang harus
dilakukan adalah memilih informan yang jelas, menentukan informan yang
memiliki informasi sesuai yang dibutuhkan peneliti, mencari seseorang yang
sudah tahu tentang informasi yang dibutuhkan.
 Langkah kedua:
o Wawancara Etnografis merupakan jenis peristiwa percakapan (speech
event) yang khusus. Setiap percakapan antara dua orang atau lebih tidak
lepas dari budaya yang berkembang di suatu daerah. Wawancara
etnografis memiliki perbedaan dengan percakapan persahabatan atau
percakapan biasa antara dua orang atau lebih. Unsur dalam percakapan
persabahatan adalah sebagai berikut :
 Sapaan untuk memulai sebuah percakapan maka biasanya
diawali dengan pertanyaan semisal “Apa kabar?”, “Senang
bertemu anda”, “Halo”, dan sebagainya.
 Tidak ada tujuan yang eksplisit: di dalam percakapan
persahabatan biasanya tidak memiliki tujuan khusus arah
percakapan mereka.
 Menghindari pengulangan: kedua orang yang melakukan
percakapan persahabatan berasumsi bahwa sesuatu yang
pernah ditanyakan atau dinyatakan tidak perlu diulangi.
ETNOGRAFI PAPUA
UJIAN TENGA SEMESTER
(UTS)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAH EISA


(STIE Mah_Eisa)

Anda mungkin juga menyukai