Nama : PINTARIA SUCIATI NIM : 043993849 Kelas : II.b Mata Kuliah : Pengantar Antropologi Tutor : Lia Susanti, M.Pd
SOAL :
1. Jelaskan teknik-teknik penelitian yang dipakai dalam penelitian etnografi!
2. Jelaskan bagaimana caranya peneliti menjalin hubungan dengan subjek penelitian! 3. Jelaskan pendekatan yang digunakan untuk mengkaji kebudayaan! 4. Dalam sistem kekerabatan yang dikenal istilah ekerabatan atau kelompok saudara. Jelaskan terminologi sistem kekerabatan? 5. Jelaskan bagaimana keterkaitan pranata sosial dengan masyarakat!
JAWABAN
1. Berikut Teknik-teknik penelitian yang dipakai dalam penelitian etnografi :
Pengamatan (Observasi) : dalam penelitian etnografi, pengamatan dibutuhkan dalam rangka untuk memahami apa yang dilakukan oleh anggota masyarakat yang diteliti, untuk mengidentifikasi pranata sosial mana yang dominan dan penting bagi masyarakat, dan untuk mengkaji hubungan sebab akibat dari gejala sosial budaya yang diamatinya. Percakapan dan wawancara : berpartisipasi dalam kehidupan lokal berarti peneliti etnografi secara konsisten bercakap-cakap dengan orang dan mengajukan pertanyaan tentang apa yang diamatinya. Disini kemampuan berbahasa sangat penting. Metode Genealogi : metode ini dikembangkan dalam rangka keperluan antropolog meneliti tentang prinsip-prinsipp kekerabatan, keturunan dan perkawinanyang merupakan bangunan sosial dan masyarakat nonindustri. Metode life history : metode ini digunakan peneliti untuk mendeskripsikan bagaimana reksi individu terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakatnya. Free Ranging. Holistic investigation : secara tradisional, peneliti etnografi disyaratkan untuk meneliti kebudayaan diluar kebudayaannya secara bulat dan utuh, atau paling tidak semampu yang bisa dikerjakannya 2. Akan tetapi dengan berlangsungnya waktu maka kelamaan peneliti akan mulai bisa memahami banyak hal tentang kelompok masyarakat yang ditelitinya. Hal ini seiring dengan semakin berkembangnya kemahiran peneliti menggunakan Bahasa lokal dan semakin intensnya hubungan peneliti dengan subyek penelitiannya. Banyak percakapan dan aktivitas warga masyarakat yang ditelitinya semakin bisa dipahami maknanya. Pada periode ini peneliti mulai merasa berada dirumahnya sendiri (at home) peneliti mulai merasa diterima dalam lingkungan masayarakat yang ditelitinya. Pada periode ini perang pendamping lambat laun juga mulai berkurang. Disinilah raport telah terbentuk. Spradley (1972:51) mengartikan raport sebagai hubungan yang harmonis antara dua orang. Dalam hal ini adalah hubungan antara peneliti yang diteliti. Tahapan pertama dalam membangun raport adalah menjelaskan maksud kedatangan kita. Oleh karena kedekatan hubungan antara peneliti dengan subyek yang ditelitinya, tidak jarang terjadi persahabatan yang era diantara keduanya. Ada romantisme terjalin diantara mereka, sehingga satu dengan yang lainnya akan selalu mengingat. Disamping itu tidak jarang para peneliti pada saat-sat yang lain mengadakan ‘kunjungan persahabatan atau persaudaraan’ kepada amsyarakat yang pernah ditelitinya dan dalam rangka penelitiannya. 3. Pendekatan besar dalam mengkaji kebudayaan yaitu : Pendekatan materialism/behaviorisme dipengaruhi oleh perspektif evolusi dan orientasui ekologi, yang melihat kebudayaan sebagai system-sistem yang adaptif. Dengan demikian kebudayaan dimengerti sebagai pola perilaku yang ditransmisikan secara sosial yang dimanfaatkan kelompok (komunitas atau masyarakat) untuk menghadapi hambatan-hambatan ekologi. Pada saat-saat muncul gangguan pada keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan sosial sebagai hasil dari perbuatan dari berbagai sumber daya, maka saatitulah proses ini adaptasi diperlukan. Hal yang penting dari proses ini adanya penyesuaian Kembali di dalam teknologi, ekonomi subsistensi, dan aspek yang diorientasikan pada produksi dari organisasi sosial. Disini kebudayaan dilihat sebagai perilaku actual, yang dapat diamati. Pendekatan ideasionalisme mengacu pada kebudayaan sebagai konsepsi kognitif. Pendekatan ini melihat kebudayaan sebagai system ide dan konsep. Pendekatan ini diwakili oleh Ward Goodenough, yang berpendapat bahwa kebudayaan bukan material. Menurutnya kebudayaan tidak mengandung sesuatu, orang-orang, dan perilaku. 4. Terminology kekerabatan dipengaruhi dan disesuaikan oleh jenis kelompok kekerabatan, suku, perbedaan generasi, atau perbedaan genealogis. Misalnya saja pada masyarakat jawa ada istilah “bude” untuk kakak perempuan ayah/ibu; “pakde” untuk kakak laki-laki ayah/ibu; “bulik” untuk adek perempuan ayah/ibu dan paklik untuk adek laki-laki ayah/ibu, “mbak/Mas” untuk anak “pakde/bude” dan sebagainya. Sehubungan dengan system kekrabatan ini terdapat enam system terminology kekerabatan, yaitu (Halivan, 1993) : System eskimo System Hawai System iroqis System Omaha System Crow System deskriptif 5. Interaksi merupakan satu factor pengikat masyarakat. Interaksi ini merupakan Tindakan individu dalam menjalani kehidupannya. Dalam berinteraksi ini pranata merupakan factor utama yang mewadahi system-sistemnya. Pranata merupakan aturan (norma khusus) yang menata suatu rangkaian Tindakan berpola mantap untuk memenuhi suatu keperluan khusus untuk memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam masyarakat. Ada 8 klasifikasi pranata yang sifatnya tidak terlalu baku. Artinya pranata- pranata tersebut masih dapat berkembang sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Semakin kompleks masyarakatnya maka akan semakin beragam pranatanya. Disamping itu pranata tidak hanya lahir dari dalam masyarakat yang bersangkutan, tetapi juga lahir dari luar masyarakat yang bersangkutan. Dalam masyarakat juga dikenal adanya peranan sosial, struktur sosial dan jaringan sosial.