Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS TERBUKA

TUGAS II

Hari/Tanggal : 14 Mei 2022


Nama : PINTARIA SUCIATI
NIM : 043993849
Kelas : II.b
Mata Kuliah : Pengantar Antropologi
Tutor : Lia Susanti, M.Pd

SOAL :

1. Jelaskan teknik-teknik penelitian yang dipakai dalam penelitian etnografi!


2. Jelaskan bagaimana caranya peneliti menjalin hubungan dengan subjek penelitian!
3. Jelaskan pendekatan yang digunakan untuk mengkaji kebudayaan!
4. Dalam sistem kekerabatan yang dikenal istilah ekerabatan atau kelompok saudara.
Jelaskan terminologi sistem kekerabatan?
5. Jelaskan bagaimana keterkaitan pranata sosial dengan masyarakat!

JAWABAN

1. Berikut Teknik-teknik penelitian yang dipakai dalam penelitian etnografi :


 Pengamatan (Observasi) : dalam penelitian etnografi, pengamatan dibutuhkan
dalam rangka untuk memahami apa yang dilakukan oleh anggota masyarakat yang
diteliti, untuk mengidentifikasi pranata sosial mana yang dominan dan penting bagi
masyarakat, dan untuk mengkaji hubungan sebab akibat dari gejala sosial budaya
yang diamatinya.
 Percakapan dan wawancara : berpartisipasi dalam kehidupan lokal berarti peneliti
etnografi secara konsisten bercakap-cakap dengan orang dan mengajukan pertanyaan
tentang apa yang diamatinya. Disini kemampuan berbahasa sangat penting.
 Metode Genealogi : metode ini dikembangkan dalam rangka keperluan antropolog
meneliti tentang prinsip-prinsipp kekerabatan, keturunan dan perkawinanyang
merupakan bangunan sosial dan masyarakat nonindustri.
 Metode life history : metode ini digunakan peneliti untuk mendeskripsikan
bagaimana reksi individu terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakatnya.
 Free Ranging. Holistic investigation : secara tradisional, peneliti etnografi
disyaratkan untuk meneliti kebudayaan diluar kebudayaannya secara bulat dan utuh,
atau paling tidak semampu yang bisa dikerjakannya
2. Akan tetapi dengan berlangsungnya waktu maka kelamaan peneliti akan mulai bisa
memahami banyak hal tentang kelompok masyarakat yang ditelitinya. Hal ini seiring
dengan semakin berkembangnya kemahiran peneliti menggunakan Bahasa lokal dan
semakin intensnya hubungan peneliti dengan subyek penelitiannya. Banyak percakapan
dan aktivitas warga masyarakat yang ditelitinya semakin bisa dipahami maknanya. Pada
periode ini peneliti mulai merasa berada dirumahnya sendiri (at home) peneliti mulai
merasa diterima dalam lingkungan masayarakat yang ditelitinya. Pada periode ini perang
pendamping lambat laun juga mulai berkurang. Disinilah raport telah terbentuk. Spradley
(1972:51) mengartikan raport sebagai hubungan yang harmonis antara dua orang. Dalam
hal ini adalah hubungan antara peneliti yang diteliti. Tahapan pertama dalam
membangun raport adalah menjelaskan maksud kedatangan kita. Oleh karena kedekatan
hubungan antara peneliti dengan subyek yang ditelitinya, tidak jarang terjadi
persahabatan yang era diantara keduanya. Ada romantisme terjalin diantara mereka,
sehingga satu dengan yang lainnya akan selalu mengingat. Disamping itu tidak jarang
para peneliti pada saat-sat yang lain mengadakan ‘kunjungan persahabatan atau
persaudaraan’ kepada amsyarakat yang pernah ditelitinya dan dalam rangka
penelitiannya.
3. Pendekatan besar dalam mengkaji kebudayaan yaitu :
 Pendekatan materialism/behaviorisme dipengaruhi oleh perspektif evolusi dan
orientasui ekologi, yang melihat kebudayaan sebagai system-sistem yang adaptif.
Dengan demikian kebudayaan dimengerti sebagai pola perilaku yang ditransmisikan
secara sosial yang dimanfaatkan kelompok (komunitas atau masyarakat) untuk
menghadapi hambatan-hambatan ekologi. Pada saat-saat muncul gangguan pada
keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan sosial sebagai hasil dari
perbuatan dari berbagai sumber daya, maka saatitulah proses ini adaptasi diperlukan.
Hal yang penting dari proses ini adanya penyesuaian Kembali di dalam teknologi,
ekonomi subsistensi, dan aspek yang diorientasikan pada produksi dari organisasi
sosial. Disini kebudayaan dilihat sebagai perilaku actual, yang dapat diamati.
 Pendekatan ideasionalisme mengacu pada kebudayaan sebagai konsepsi kognitif.
Pendekatan ini melihat kebudayaan sebagai system ide dan konsep. Pendekatan ini
diwakili oleh Ward Goodenough, yang berpendapat bahwa kebudayaan bukan
material. Menurutnya kebudayaan tidak mengandung sesuatu, orang-orang, dan
perilaku.
4. Terminology kekerabatan dipengaruhi dan disesuaikan oleh jenis kelompok
kekerabatan, suku, perbedaan generasi, atau perbedaan genealogis. Misalnya saja pada
masyarakat jawa ada istilah “bude” untuk kakak perempuan ayah/ibu; “pakde” untuk
kakak laki-laki ayah/ibu; “bulik” untuk adek perempuan ayah/ibu dan paklik untuk
adek laki-laki ayah/ibu, “mbak/Mas” untuk anak “pakde/bude” dan sebagainya.
Sehubungan dengan system kekrabatan ini terdapat enam system terminology
kekerabatan, yaitu (Halivan, 1993) :
 System eskimo
 System Hawai
 System iroqis
 System Omaha
 System Crow
 System deskriptif
5. Interaksi merupakan satu factor pengikat masyarakat. Interaksi ini merupakan Tindakan
individu dalam menjalani kehidupannya. Dalam berinteraksi ini pranata merupakan
factor utama yang mewadahi system-sistemnya. Pranata merupakan aturan (norma
khusus) yang menata suatu rangkaian Tindakan berpola mantap untuk memenuhi suatu
keperluan khusus untuk memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam
masyarakat. Ada 8 klasifikasi pranata yang sifatnya tidak terlalu baku. Artinya pranata-
pranata tersebut masih dapat berkembang sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakatnya. Semakin kompleks masyarakatnya maka akan semakin beragam
pranatanya. Disamping itu pranata tidak hanya lahir dari dalam masyarakat yang
bersangkutan, tetapi juga lahir dari luar masyarakat yang bersangkutan. Dalam
masyarakat juga dikenal adanya peranan sosial, struktur sosial dan jaringan sosial.

Anda mungkin juga menyukai