Anda di halaman 1dari 13

Penelitian lapangan

Lawrence Neuman menjelasankan bahwa penelitian lapangan juga sering disebut etnografi
atau panelitian participant observation. Akan tetapi, menurut Neuman etnografi hanyalah
merupakan perluasan dari penelitian lapangan.
Penelitian lapangan merupakan penelitian kualitatif di mana peneliti mengamati dan
berpartisipasi secara langsung dalam penelitian skala sosial kecil dan mengamati budaya
setempat. Dalam penelitian lapangan, peneliti secara individu berbicara dan mengamati
secara langsung orang-orang yang sedang ditelitinya. Melalui interaksi selama beberapa
bulan atau tahun mempelajari tetang mereka, sejarah hidup mereka, kebiasaan mereka,
harapan, ketakutan, dan mimpi mereka. Peneliti bertemu dengan orang atau komunitas baru,
mengembangkan persahabatan, dan menemukan dunia sosial baru, hal ini sering dianggap
menyenangkan. Akan tetapi, penelitian lapangan juga memakan waktu, menguras emosi, dan
kadang-kadang secara fisik berbahaya.
Kapan sebaiknya kita menggunakan penelitian lapangan?
Penelitian lapangan dilakukan ketika pertanyaan penelitian mencakup tentang, memahami,
atau menggambarkan interaksi sekelompok orang. Hal ini biasanya dilakukan jika
pertanyaannya adalah: Bagaimana orang Y di dunia sosial? atau Seperti apakah dunia sosial
dari X? Hal ini dapat digunakan ketika metode lain (misalnya, survei, eksperimen) dianggap
tidak praktis. (CONTOH: bagaimana pelaksanaan pembinaan terhadap WBP di lapas?,
bagaimana mantan narapidana setelah bebas dari lapas dapat menjalankan hidup ditengah
masyarakat?, Bagaimana pelayanan kesehatan diberikan kepada wbp di lapas atau rutan?.
Secara sederhana Metode pengamatan penelitian lapangan (field research) dapat
didefinisikan yaitu secara langsung mengadakan pengamatan untuk memperoleh informasi
yang diperlukan.
Dalam penelitian lapangan dikenal dengan pendekatan etnografi dan etnometodologi
Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. peneliti
menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup.
Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi
melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam
pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui
wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau
makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.
Contoh menggunakan metode etnografi : 1. dampak radikalisasi terhadap nilai-nilai
kehidupan masyarakat lokal di daerah nanggroe aceh darusalam. Dalam hal ini lebih
mengkaji dengan sisi bagaimana kebudayaan mereka menerima dan menginterpretasikannya
kedalam kebudayaan mereka. 2. Uang dalam kontensasi politik pada pemilikada di kota X
Tahun 2011
Metode pengumpulan data dalam metode etnoggrafi yang digunakan: observasi partisipatif
alasannya lebih menuntut kerja lapangan yang intensif dengan peneliti terlibat penuh di
dalam budaya yang dikajinya.
Etnografi mementingkan asas relativisme (kenisbian) budaya : setiap kelompok manusia akan
mengembangkan budayanya dan budaya itu di hargai sebagaimana adanya tanpa membawa
nilai – nilai dari budaya si peneliti. Ini juga berarti penghargaan penuh (termasuk upaya
empati) terhadap kelompok manusia yang hendak di teliti.
Kelebihan:
Salah satu keuntungan dari penelitian etnografi adalah ia memberikan wawasan tentang aspek
kehidupan sosial, termasuk persepsi dan nilai-nilai, yang tidak dapat ditangkap oleh metode
penelitian lain. Etnografi dapat menjelaskan apa yang diterima begitu saja dan mana yang
tidak diucapkan dalam suatu komunitas.

Etnografi juga memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pemahaman yang kaya dan
berharga tentang makna budaya dari praktik dan interaksi. Selain itu, pengamatan terperinci
yang dilakukan dalam penelitian etnografi juga dapat membuktikan bias negatif atau stereotip
tentang populasi yang dipertanyakan.

Kekurangan:

Salah satu kelemahan penelitian etnografi adalah kadang-kadang sulit untuk mendapatkan
akses ke dan membangun kepercayaan dalam situs lapangan yang diinginkan. Mungkin juga
sulit bagi peneliti untuk mendedikasikan waktu yang diperlukan untuk melakukan etnografi
yang ketat, dengan batasan dana penelitian dan komit men profesional mereka yang lain (mis.
Mengajar).

Penelitian etnografi juga memiliki potensi bias pada bagian dari peneliti, yang dapat
membelokkan data dan wawasan yang diperoleh darinya. Selain itu, karena sifat intim dari
penelitian, ada potensi timbulnya masalah etika dan interpersonal. Akhirnya, sifat
mendongeng dari suatu etnografi tampaknya dapat membiaskan interpretasi data.

ETNOMETODOLOGI
Merupakan pendekatan yang berusaha memahami akal sehat yang digunakan oleh
sekelompok manusia untuk dapat berfungsi dalam suatu kelompok yang hendak mencapai
suatu tujuan tertentu. Jadi dengan kata lain lebih memerhatikan hal yang begitu lumrahnya
dalam kehidupan sehari–hari sehingga tidak pernah terpikirkan secara mendalam oleh para
pelakunya.
Metode pengumpulan data pada pendekatan ini biasanya menggunakan studi kasus kemudian
dibantu dengan data sekunder berupa wawancara dan obervasi
Contoh “Studi Etnometodologi Wanita Penjaja Seks (WPS) dan Infeksi Menular Seksual
(IMS) di Lokalisasi Sunan Kuning Kota Semarang, Perilaku Menyusui Bayi pada Etnik
Bugis di Pekkae, 2003.
Keunggulan:
1. Longitudinal: sebagai suatu metode observasi yang sedang
berlangsung, etnometodologi dapat merekam perubahanperubahan apa yang terjadi,
dan tidak harus menyandarkan diri pada ingatan partisipan seperti rekaman dalam
penelitian survey cross sectional.
2. Baik prilaku nonverbal maupun verbal, keduanya dipelajari oleh etnometodologi.
3. Etnometodologi memberikan satu pemahaman tentang bagaimana narasumber
menyadari atau merasa benar-benar dalam keadaan sadar dan mengerti terhadap daftar
pertanyaan yang ada dan bagaimana mereka menjawabnya. Penelitian ini memberikan
bukti yang bermanfaat bagi peneliti dalam menganalisis ‘tidak ada respons’ seperti
sering dialami oleh penelitian survey
4. Etnometodologi memberikan satu pemahaman tentang kekonsistenan reliabilitas yang
terkadang didapat lewat koder-koder (penyandi) yang mengikuti aturan akal sehatnya.
Kelemahan:
1. Produk: Etnometodologi bukan merupakan pilihan yang baik untuk meneliti dan
mempelajari produk-produk sosial. Misalnya dalam melakukan penelitian tidak
seharusnya meneliti tentang sikap etnis tertentu dengan
menggunakan etnometodologi, meskipun bias menggunakannya untuk mempelajari
proses terjadinya atau berasalnya sikap tadi.
2. Studi dalam skala luas: Sikap masyarakat dalam skala luas lebih cocok diteliti dengan
menggunakan metode survey dibandingkan dengan etnometodologi. Disamping itu,
memang sikap adalah produk yang hanya baik jika diteliti dengan menggunakan
metode penelitian survey, atau metode lain yang bukan etnometodologi

Hal-hal yang Dilakukan dalam Penelitian Lapangan


Ketika peneliti melakukan penelitian lapangan, ada sejumlah hal yang perlu dipersiapkan:
1. Mengamati kejadian sehari-hari yang biasa/tidak biasa dalam setting kehidupan
sehari-hari.
2. Terlibat langsung apakah orang yang diteliti.
3. Memperoleh sudut pandang orang yang diteliti sekaligus mempertahankan perspektif
analitis orang luar.
4. Menggunakan beragam teknik dan keterampilan sosial secara luwes.
5. Menghimpun data berbentuk catatan rinci, bagan, peta, maupun gambar untuk
keperluan deskripsi.
6. Memandang gejala dalam konteks sosial.
7. Mengembangkan empati dengan orang yang diteliti.
8. Memperhatikan aspek-aspek kebudayaan.
9. Tidak memaksakan sudut pandang sebagai orang luar.
10. Mampu mengatasi stres, ketidakpastian, dan masalah-masalah etis.
Langkah-langkah Penelitian Lapangan
Untuk mencapai keberhasilan dalam penelitian lapangan, seorang peneliti perlu
mengembangkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan, mengkaji bahan pustaka, dan memperluas fokus perhatian.


2. Memilih lokasi lapangan dan memperoleh akses untuk masuk dalam lokasi tersebut.
3. Memulai di tempat penelitian dan menjalin hubungan sosial dengan orang yang
diteliti.
4. Memilih peran sosial.
5. Mengumpulkan data di lapangan.
6. Menganalisa data, mengembangkan, dan mengevaluasi hipotesa kerja.
7. Memfokuskan pada aspek-aspek khusus dari setting yang diamati dan melakukan
pengambilan sampel secara teoritis.
8. Melakukan wawancara.
9. Meninggalkan lokasi, menyelesaikan analisa, dan menulis laporan penelitian
lapangan.

Bersiap untuk memasuki lapangan


Pilih situs lapangan dan dapatkan akses.
Terapkan Strategi : NEGOISASI, Menormalkan teknik penelitian sosial dalam penelitian
lapangan yang mencoba untuk membuat orang yang sedang dipelajari merasa lebih
nyaman dengan proses penelitian dan untuk membantu mereka menerima kehadiran
peneliti.
Menjaga hubungan di lapangan.
1. Menyesuaikan dan beradaptasi
2. memupuk kepercayaan
Mengumpulkan dan merekam data
Salah satu dengan membuat catatan lapangan
Sistematika
1. Rekam catatan sesegera mungkin setelah setiap periode di lapangan, dan tidak
berbicara dengan orang lain sampai pengamatan direkam.
2. Mulailah catatan setiap kunjungan lapangan dengan halaman baru, dan catat tanggal
dan waktu.
3. Gunakan catatan menuliskan hanya sebagai bantuan memori sementara, dengan kata
kunci atau istilah, atau hal pertama dan terakhir mengatakan.
4. Gunakan margin yang lebar untuk memudahkan penambahan catatan setiap saat.
Kembali dan tambahkan ke catatan jika Anda ingat sesuatu nanti.
5. Rencana untuk mengetik catatan dan menyimpan setiap tingkat catatan terpisah
sehingga akan mudah untuk kembali ke mereka nanti.
6. Rekam peristiwa dalam urutan di mana mereka terjadi, dan perhatikan berapa lama
mereka berlangsung (misalnya, 15 menit menunggu, 1 jam perjalanan).
7. Membuat catatan sebagai beton, lengkap, dan dipahami mungkin.
8. Gunakan sering paragraf dan tanda kutip. Ingat tepat frasa yang terbaik, dengan tanda
kutip ganda; menggunakan tanda kutip tunggal untuk paraphrasing.
9. Rekam pembicaraan kecil atau rutinitas yang tampaknya tidak signifikan pada saat
itu; mereka mungkin menjadi penting kemudian.
10. "Biarkan perasaan Anda mengalir" dan tulislah dengan cepat tanpa khawatir tentang
ejaan atau "gagasan liar." Asumsikan bahwa tidak ada orang lain yang akan melihat
catatan, tapi gunakan pseudonyms.
11. Tidak pernah mengganti rekaman pita sepenuhnya untuk catatan lapangan.
12. termasuk diagram atau peta dari pengaturan, dan garis besar gerakan Anda sendiri dan
orang lain selama periode pengamatan.
13. Sertakan kata dan perilaku Anda sendiri dalam catatan. Juga mencatat perasaan
emosional dan pikiran pribadi dalam bagian yang terpisah.
14. Hindari kata evaluatif meringkas. Bukannya "wastafel tampak menjijikkan," kata,
"wastafel bernoda karat dan tampak seolah-olah tidak dibersihkan dalam waktu yang
lama. Potongan makanan dan hidangan kotor tampak seolah-olah mereka telah
menumpuk di dalamnya selama beberapa hari. "
15. Membaca ulang catatan secara berkala dan merekam ide yang dihasilkan oleh
rereading.
16. Selalu membuat satu atau lebih salinan cadangan, menjaga mereka di lokasi yang
terkunci, dan menyimpan salinan di tempat yang berbeda dalam kasus kebakaran,
banjir, atau pencurian.
Jenis catatan lapangan
Jotted Notes

Merupakan catatan yang dibuat di tempat penelitian. Catatan ini ringkas dan hanya berisi
kata-kata yang dapat mengingatkan memori di tempat kejadian.[1]
• Catatan pengamatan langsung (Direct Observation Notes)

Merupakan catatan yang dibuat langsung setelah peneliti meninggalkan tempat kejadian.
Catatan ini disusun secara kronologis berdasarkan tempat, waktu, dan urutan kejadian.[1]
• Catatan interpretasi peneliti (Researcher Inference Notes)

Berisi interpretasi dari peneliti mengeani suatu kejadian tertentu.[1]


• Catatan analitis

Menuliskan taktik, rencana, keputusan prosedural, serta kritik pribadi mengenai


keputusan yang diabilnya sendiri.[1]
• Catatan pribadi

Berisi catatan pribadi peneliti mengenai segala hal yang peneliti rasakan dalam
mengadakan penelitian.[1] [2]
• Peta dan diagram

Berperan menggambarkan situasi di tempat kejadian dan memudahkan pembaca untuk


memahaminya.[1]
• Rekaman video dan suara

Sangat membantu peneliti untuk mengingat kembali


suatu kejadian dan percakapan ketika tahap pengumpulan data.[1]
• Catatan wawancara

Berisi catatan yang menerangkan kapan, siapa, bagaimana, dan isi dari pokok-pokok


wawancara yang dibahas.[1]
 WAWANCARA LAPANGAN PENELITIAN

Wawancara survei Wawancara penelitian lapangan


1. Memiliki awal dan akhir yang jelas 1. Awal dan akhir tidak jelas. Itu
2. Pertanyaan standar yang sama Wawancara dapat diambil di lain
diajukan untuk semua responden waktu
dalam urutan yang sama. 2. Pertanyaan dan urutannya tanya
3. Pewawancara tampak netral setiap disesuaikan untuk orang dan
saat. situasi tertentu.
4. Pewawancara mengajukan 3. Pewawancara menunjukkan minat
pertanyaan, dan pada tanggapan dan
jawaban responden. mendorong elaborasi.
5. Hampir selalu dengan satu 4. Ini seperti pertukaran percakapan
responden saja. yang bersahabat tetapi
6. Memiliki nada profesional dan dengan lebih banyak pertanyaan
fokus bisnis; pewawancara.
pengalihan diabaikan 5. Ini dapat terjadi dalam pengaturan
7. Pertanyaan tertutup berakhir grup atau dengan yang lain di area
dengan umum tetapi bervariasi.
probe yang jarang. 6. Diselingi dengan lelucon, selain
8. Pewawancara sendiri yang itu, cerita,
mengendalikan langkah dan pengalihan, dan anekdot, yang dicatat.
arah wawancara. 7. Pertanyaan terbuka sering
9. Konteks sosial di mana wawancara dijumpai, dan diselidiki sering
terjadi terjadi
diabaikan dan dianggap membuat sedikit 8. Pewawancara dan anggota
perbedaan. bersama-sama mengendalikan
10. Pewawancara mencoba untuk kecepatan dan arah wawancara.
membentuk komunitas 9. Konteks sosial dari wawancara
pola kation menjadi kerangka kerja dicatat dan
standar. dipandang penting untuk menafsirkan
artinya tanggapan.
10. Pewawancara menyesuaikan
dengan norma-norma anggota dan
penggunaan bahasa.

Dalam penelitian lapangan dikenal dengan informan


Bedanya subyek, responden, informan dan partisipan
1. Subyek biasanya digunakan dalam riset eksperimental dimana ndividu ditempatkan
pada suatu keadaan tertentu dan bereaksi terhadap adanya intervensi.
2. Responden adalah istilah yang sering digunakan dalam ilmu sosial dalam survey yang
dimana individu diminta menjawab pertanyaan terstruktur dan semi terstruktur
3. informan digunakan dalam penelitian tentang fenomena sosial, dan mereka  diminta
menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai pegetahuan dan pengalaman mereka.
4. Partisipan menunjukkan bahwa peran yang paling ktif adalah pada individu yang
diteliti. Istilah ini biasa digunakan dalam riset kualitatif. Hubungan antara partisipan
dengan peneliti dapat bersifat setara atau tidak setara (misalnya dokter dengan
pasien). Partisipan menunjukkan bahwa peran yang paling ktif adalah pada individu
yang diteliti. Istilah ini biasa digunakan dalam riset kualitatif. Hubungan antara
partisipan dengan peneliti dapat bersifat setara atau tidak setara (misalnya dokter
dengan pasien)
Ideal seorang informan
1. Orang yang sepenuhnya akrab dengan budaya dan berada dalam posisi untuk
menyaksikan peristiwa signifikan membuat informan yang baik.
2. Individu saat ini terlibat dalam bidang. Mantan anggota yang telah tercermin di
lapangan dapat memberikan wawasan yang berguna, tetapi semakin lama mereka
berada jauh dari keterlibatan langsung, semakin besar kemungkinan bahwa mereka
telah merekonstruksi ingatan mereka.
3. Orang dapat menghabiskan waktu dengan peneliti. Wawancara mungkin memakan
waktu berjam-jam, dan beberapa anggota hanya tidak tersedia untuk wawancara
ekstensif
4. Individu nonanalitik membuat informants lebih baik. Seorang informan non analitik
akrab dengan dan menggunakan teori rakyat asli atau akal sehat pragmatis.
 Kualitas data
- Reliabilitas dalam penelitian lapangan
- Validitas dalam penelitian lapangan

Kelebihan Penelitian Lapangan


Kelebihan dari penelitian ini adalah untuk subyek yang diselidiki observasi akan
menghasilkan data dan jawaban yang lebih akurat.

Kekurangan Penelitian Lapangan


Kekurangan dari penelitian ini adalah akan memakan waktu yang lebih lama dan biaya yang
lebih besar.

Contoh Penelititan Menggunakan Metode Lapangan


Contoh penelitian menggunakan metode studi kasus ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Jankowsiki di Amsterdam pertengahan dekade 1970-an yaitu analisis kontekstual mengenai
perkembangan stasiun televisi lokal adapun topik lain yang dapat menggunakan metode ini
yaitu prilaku memilih dikalangan perempuan perkotaan dalam hal ini kita dapat
mengerucutkan dan memfokuskan pada satu kota tertentu, dalam hal ini peneliti bisa
mengedintifikasikan berbagai kasus yang telah ada.
Penelitian Lapangan (field study) Sebenarnya Field study atau penelitian lapangan
merupakan anak cabang dari metode eksperiment. Mudahnya field study merupakan
kebalikan dari laboratorium eksperiment. Di mana perbedaannya? Sudah jelaskan bahwa
lapangan bersifat terbuka dan laboratorium bersifat tertutup seperti yang telah kita ketahui
bersama. Di dalam penelitian lapangan, kelompok eksperiment masih dapat berhubungan
dengan faktor-faktor lain, termasuk didalamnya factor gangguan. Kelebihannya adalah
kebalikan dari kekurangan di laboratorium eksperiment, yaitu penelitian ini dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kekurangannya merupakan kebalikan dari kelebihan
di laboratorium eksperiment, yaitu tidak fokusnya kepastian hubungan sebab akibat karena
sulit mengatur factor gangguan didalamnya. Sebagai info tambahan. Apakah kalian tahu
perbedaan anatara field study dengan case study?? Karena pada awalnya saya pikir mereka
memiliki persamaan pengertian. Namun lebih lanjut mereka berbeda, maksudnya dari artinya
saja sudah berbeda: Field Study ( Penelitian Lapangan ) dan Case study ( Penelitian kasus ).
Tapi ternyata perbedaan lain yang salah satunya saya mengerti adalah: Bahwa penelitian
eksperiment atau field study ( dalam hal ini ) satu variable peneliti mengarahkan perhatiannya
hanya pada satu jenis tingkah laku dalam jumlah yang terbatas, sedangkan studi kasus
merupakan penggambaran subjek penelitian dalam keseluruhan tingkah laku.

Diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion)


 FGD atau yang dalam bahasa Indonesia (Diskusi Kelompok Terarah) saat ini sedang
populer dan sering digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian
sosial. FGD diartikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis serta
terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu.
 Pada Focus Group Discussion interaksi antar peserta adalah suatu dasar untuk
mendapatkan informasi.
 Fokus Grup Discussion memiliki tujuan yakni untuk memeproleh masukan atau
informasi mengenai permasalahan yang sifatnya lokal dan spesifik. Namun
penyelesaian tentang masalahnya ditentukan pihak lain setelah masukan diterima dan
dianalisa.
 Syarat jika ingin melakukan diskusi kelompok terarah atau FGD agar dapat berjalan
dengan lancar, Setiap kelompok diskusi memerlukan 1 moderator, 1 pencatat proses,
1 pengembang peserta dan 1 atau 2 orang logistik dan blocker.
 Sebagai sebuah metode penelitian, pelaksanaan FGD memerlukan perencanaan
matang dan tidak asal-asalan. Untuk diperlukan beberapa persiapan sebagai berikut:
1) Membentuk Tim; 2) Memilih Tempat dan Mengatur Tempat; 3) Menyiapkan
Logistik; 4 Menentukan Jumlah Peserta; dan 5) Rekruitmen Peserta.
a. Tim FGD umumnya mencakup:
1. Moderator, yaitu fasilitator diskusi yang terlatih dan memahami masalah
yang dibahas serta tujuan penelitian yang hendak dicapai (ketrampilan
substantif), serta terampil mengelola diskusi (ketrampilan proses).
2. Asisten Moderator/co-fasilitator, yaitu orang yang intensif mengamati
jalannya FGD, dan ia membantu moderator mengenai: waktu, fokus
diskusi (apakah tetap terarah atau keluar jalur), apakah masih ada
pertanyaan penelitian yang belum terjawab, apakah ada peserta FGD
yang terlalu pasif sehingga belum memperoleh kesempatan berpendapat.
3. Pencatat Proses/Notulen, yaitu orang bertugas mencatat inti
permasalahan yang didiskusikan serta dinamika kelompoknya.
Umumnya dibantu dengan alat pencatatan berupa satu unit komputer
atau laptop yang lebih fleksibel.
4. Penghubung Peserta, yaitu orang yang mengenal (person, medan),
menghubungi, dan memastikan partisipasi peserta. Biasanya disebut
mitra kerja lokal di daerah penelitian.
5. Penyedia Logistik, yaitu orang-orang yang membantu kelancaran FGD
berkaitan dengan penyediaan transportasi, kebutuhan rehat, konsumsi,
akomodasi (jika diperlukan), insentif (bisa uang atau
barang/cinderamata), alat dokumentasi, dll.
6. Dokumentasi, yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan dan
dokumen FGD: memotret, merekam (audio/video), dan menjamin
berjalannya alat-alat dokumentasi, terutama perekam selama dan sesudah
FGD berlangsung.
7. Lain-lain jika diperlukan (tentatif), misalnya petugas antar-jemput,
konsumsi, bloker (penjaga “keamanan” FGD, dari gangguan, misalnya
anak kecil, preman, telepon yang selalu berdering, teman yang dibawa
peserta, atasan yang datang mengawasi, dsb
b. Memilih dan Mengatur Tempat
FGD yang dipilih seharusnya merupakan tempat yang netral, nyaman, aman, tidak
bising, berventilasi cukup, dan bebas dari gangguan yang diperkirakan bisa muncul
(preman, pengamen, anak kecil, dsb). Selain itu tempat FGD juga harus memiliki
ruang dan tempat duduk yang memadai (bisa lantai atau kursi). Posisi duduk peserta
harus setengah atau tiga perempat lingkaran dengan posisi moderator sebagai
fokusnya. Jika FGD dilakukan di sebuah ruang yang terdapat pintu masuk yang
depannya ramai dilalui orang, maka hanya moderator yang boleh menghadap pintu
tersebut, sehingga peserta tidak akan terganggu oleh berbagai “pemandangan” yang
dapat dilihat diluar rumah.

c. Menyiapkan Logistik
Umumnya meliputi peralatan tulis (ATK), dokumentasi (audio/video), dan kebutuhan-
kebutuhan peserta FGD: seperti transportasi; properti rehat: alat ibadah, konsumsi
(makanan kecil dan atau makan utama); insentif; akomodasi (jika diperlukan); dan
lain sebagainya.
d. Jumlah Peserta
jumlah yang ideal adalah 7 -11 orang,
e. Rekruitmen Peserta : harus sesuai dengan tujuan tujuan awal dibentuknya fgd
 Menyusun Pertanyaan  FGD
Kunci dalam membuat panduan diskusi yang terarah adalah membuat pertanyaan-pertanyaan
kunci sebagai panduan diskusi. Untuk mengembangkan pertanyaan FGD, lakukan hal-hal
berikut:
–          Baca lagi tujuan penelitian
–          Baca lagi tujuan FGD
–          Pahami jenis informasi seperti apa yang ingin Anda dapatkan dari FGD
–          Bagaimana Anda akan menggunakan informasi tersebut
–          Tulis pertanyaan umum ke khusus. Sebaiknya jangan lebih dari 5 (lima) pertanyaan
inti.
–          Rumuskan pertanyaan dalam bahasa yang sederhana dan jelas. Hindari konsep besar
yang kabur maknanya.
–          Uji pertanyaan-pertanyaan tersebut pada teman-teman dalam tim Anda.
Berbeda dengan wawancara, dalam FGD moderator tidaklah selalu bertanya. Bahkan
semestinya tugas moderator bukan bertanya, melainkan mengemukakan suatu permasalahan,
kasus, atau kejadian sebagai bahan pancingan diskusi. Dalam prosesnya memang ia sering
bertanya, namun itu dilakukan hanya sebagai ketrampilan mengelola diskusi agar tidak
didominasi oleh sebagian peserta atau agar diskusi tidak macet
 Pelaksanaan FGD
Keberhasilan pelaksanaan FGD sangat ditentukan oleh kecakapan moderator sebagai “Sang
Sutradara”. Peran Moderator dalam FGD dapat dilihat dari aktivitas utamanya, baik yang
bersifat pokok (secara prosedural pasti dilakukan) maupun yang tentatif (hanya diperlukan
jika memang situasi menghendaki demikian). Peran-peran  tersebut adalah (a) membuka
FGD, (b) meminta klarifikasi, (c) melakukan refleksi, (d) memotivasi, (e) probing
(penggalian lebih dalam), (f) melakukan blocking dan distribusi (mencegah ada peserta yang
dominan dan memberi kesempatan yang lain untuk bersuara), (g) reframing, (h) refokus, (i)
melerai perdebatan, (j) memanfaatkan jeda (pause), (k) menegosiasi waktu, dan (l) menutup
FGD.
Dalam pelaksanaan FGD, kunci utama agar proses diskusi berjalan baik adalah permulaan.
Untuk membuat suasana akrab, cair, namun tetap terarah, tugas awal moderator terkait
dengan permulaan diskusi yaitu (1) mengucapkan selamat datang, (2) memaparkan singkat
topik yang akan dibahas (overview), (3) membacakan aturan umum diskusi untuk disepakati
bersama (atau hal-hal lain yang akan membuat diskusi berjalan mulus), dan (4) mengajukan
pertanyaan pertama sebagai panduan awal diskusi. Untuk itu usahakan, baik pertanyaan
maupun respon dari jawaban pertama tidak terlalu bertele-tele karena akan menjadi acuan
bagi efisisensi proses diskusi tersebut.

 Analisis Data dan Penyusunan Laporan FGD


Analisis data dan Penulisan Laporan FGD adalah tahap akhir dari kerja keras peneliti.
Langkah-langkahnya dapat ditempuh sebagai berikut:
1.  Mendengarkan atau melihat kembali rekaman FGD
2.  Tulis kembali hasil rekaman secara utuh (membuat transkrip/verbatim)
3.  Baca kembali hasil transkrip
4.  Cari mana masalah-masalah (topik-topik) yang menonjol dan berulang-ulang muncul
dalam transkrip, lalu kelompokan menurut masalah atau topik. Kegiatan ini sebaiknya
dilakukan oleh dua orang yang berbeda untuk mengurangi “bias” dan “subjektifitas”.
Pengkategorian bisa juga dilakukan dengan mengikuti Topik-topik dan subtopik dalam
Panduan diskusi. Jangan lupa merujuk catatan yang dibuat selama proses FGD berlangsung.
5.  Karena berhubungan dengan kelompok, data-data yang muncul dalam FGD biasanya
mencakup:
a. Konsensus
b. Perbedaan Pendapat
c. Pengalaman yang Berbeda
d. Ide-ide inovatif yang muncul, dan sebagainya.
6. Buat koding dari hasil transkripsi menurut pengelompokan masalah/topik, misalnya 
tentang Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja dibuat kode:
Kode 1 untuk perilaku seks remaja
Bisa dipecah lagi menjadi:
Kode 1a : aturan/nilai-nilai menyangkut perilaku seks remaja
Kode 1b : pengalaman seksual
Kode 2 untuk masalah kesehatan reproduksi remaja,
Bisa dipecah lagi:
Kode 2a : masalah tiadanya informasi kesehatan reproduksi
Kode 2b : masalah tidak adanya pelayanan untuk remaja, dst
Kode 3 untuk kebutuhan remaja
 Setelah pekerjaan di atas selesai, baru hasilnya dituliskan atau dilaporkan dengan cara
berikut:
Tuliskan topik-topik/masalah-masalah yang ditemukan dari hasil FGD. Setelah itu tuliskan
juga “kutipan-kutipan langsung” (apa kata orang yang berdiskusi) mengenai masalah tersebut
Bahas topik-topik atau masalah-masalah yang diungkapkan bersama tim peneliti. Lakukan
topik demi topik, sampai semua topik/masalah penting selesai dilaporkan dan dibahas.
 keuntungan Diskusi Kelompok Terarah

1.   Biaya relatif murah.


2.   Waktu yang digunakan cukup singkat.
3.   Moderator relatif dapat dilakukan oleh siapa saja dengan melakukan pelatihan pendek dan
mengujicobakan menjalankan diskusi.
4.   Dapat digunakan untuk menggali kebiasaan, keyakinan dan penilaian dari sebuah kelompok.
5.   Perhatian yang penting dan mungkin tidak muncul dalam kehidupan sehari-hari, melalui
diskusi kelompok ini dapat dimunculkan.

 Kelemahan Diskusi Kelompok Terarah


1.      Peserta seringkali tidak mewakili seluruh kelompok sasaran.
2.      Kelompok yang terlibat mungkin sulit untuk dikendalikan.
3.  Hasil dan kesimpulan diskusi dapat dipengaruhi oleh pandangan atau pendekatan dari
moderator.
4.      Tidak mempunyai data statistik.

Anda mungkin juga menyukai