Anda di halaman 1dari 5

Buletin Psikologi ISSN: 0854-7108

2016, Vol. 24, No. 1, 44 – 48

Analisis Tipe Kepemimpinan dalam Film


ȃThe Last SamuraiȄ
Vigor Wirayodha Hendriwinaya1
Program Magister Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Abstrak

Dilema transisi budaya, politik, ekonomi, dan militer Jepang menuju era modern merupakan
skenario yang menarik dalam film The Last Samurai. Para pemimpin yang saling bersaing
dalam mencapai tujuannya memudahkan penonton untuk melakukan analisis tipe
kepemimpinan. Efektifitas serta relevansi terhadap kebutuhan tipe kepemimpinan akan
transisi Jepang lama menuju Jepang modern yang mampu bersaing dengan bangsa luar
(khususnya bangsa Barat) terlihat jelas dalam film ini. Tipe kemepimpinan visioner
ditampilkan oleh Omura, penasihat yang mampu mempengaruhi Kaisar dalam
mewujudkan nilai komparatif dan kompetitif para masyarakat Jepang sehingga dapat
bersaing dengan berbagai inovasi-inovasi yang terus berkembangan seiring dengan
tantangan jaman. Tipe kepemimpinan Wisdom dan Charismatic hadir dalam sosok
Katsumoto, sebagai pemimpin Samurai dan guru Kaisar ingin mempertahankan nilai-nilai
luhur budaya Jepang. Teladan kepemimpinan Wisdom and Charismatic Katsumoto
tercermin pada pengabdian yang luar biasa, jiwa kepahlawanan, serta karakter yang patut
menjadi teladan, dan memegang teguh perintah yang diwahyukan padanya sebagai seorang
samurai. Sifat tersebut menimbulkan kekaguman, rasa hormat, dan pengabdian dari seke-
lompok samurai. Gambaran tipe kepemimpinan Visioner, Wisdom dan Charismatic yang
ditemui pada sosok Omura dan Katsumoto. Tantangan masa kini menuntut setiap anggota
untuk inovatif, kreatif, kompetitif, kompeten, dan berani mengambil risiko. Dalam
pencapaian visi tersebut dibutuhkan sosok seorang pemimpin yang memiliki jiwa kharis-
matik.
Kata kunci: pemimpin, the last samurai, tipe kepemimpinan

Pengantar barat atau yang disebut sebagai restorasi


Meiji. Modernisasi tersebut mendapat
Film1 ini merupakan gambaran perang tentangan dari salah satu pihak yang
Boshin, perang saudara yang terjadi di disebut dalam film adalah samurai. Mereka
Jepang pada tahun 1868-1869. Pada masa yang sebelumnya adalah kekuatan militer
tersebut Jepang sedang mengadakan yang bertugas melindungi kaisar dan
modernisasi setelah mengisolasi diri dari pemerintahannya kini menjadi kelompok
dunia luar selama beradab-abad. Jepang pemberontak karena menentang moder-
mencoba meng-alkurturasi budaya, politik, nisasi Jepang dan ingin mempertahankan
ekonomi, dan militer dari bangsa-bangsa nilai-nilai luhur budaya Jepang.
Pemimpin samurai, Katsumoto, sesung-
1Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan
guhnya memiliki peran sebagai seorang
melalui: vigor@gmail.com

44 Buletin Psikologi
ANALISIS TIPE KEPEMIMPIN“N D“L“M FILM THE LAST SAMURAI

guru bagi Meiji. Usia sang Kaisar yang Analisis Tokoh Kepemimpinan: Katsumoto –
masih muda, belum mencapai kematangan Wisdom and Charismatic Leadership
dalam memimpin sebuah pemerintahan
Jiwa kepemimpinan Wisdom terlihat
dimanfaatkan oleh Omura yang saat itu
pada diri Katsumoto. Pengabdian dirinya
berperan sebagai seorang penasihat Kaisar.
terhadap nilai-nilai luhur budaya Jepang
Latar belakang dari Omura sendiri adalah
adalah bukti dari kedewasaan kepemim-
seorang pebisnis, dimana pada masa ke-
pinannya. Katsumoto tetap menganggap
Shogunan Tokugawa posisi untuk pebisnis
dirinya sebagai samurai yang artinya
cenderung tertekan. Kesempatan ini Omura
melayani, dimana sang majikan yaitu Kaisar
gunakan untuk balik menekan. Dan perang
memiliki pandangan yang berbeda dengan-
pun tidak terhindarkan.
nya dan berniat untuk menyingkirkannya.
Katsumoto juga memiliki kepercayaan
Tokoh Pemimpin
hidup shinto dimana kepercayaan yang erat
Dalam film ini terlihat dua sosok kuat dengan agama Budha ini memiliki nilai
sebagai pemimpin yang memberi banyak harmonisasi dari alam, dan Kaisar sebagai
pengaruh pada terjadinya perang. Kedua salah satu dewa yang harus disembah
tokoh ini memiliki karakter yang kuat dan (Garon, 1986). Terlepas dari kuatnya unsur
masing-masing memiliki kepentingannya politisasi awal berdirinya kepercayaan ini
sendiri-sendiri. Yang pertama adalah sebagai pengukuhan kekuasaan Kaisar,
Omura, sebagai seorang pebisnis dan Katsumoto adalah seorang yang mengin-
politisi dia melihat adanya peluang untuk ternalisasikan nilai-nilai kepercayaan ini
mengembangkan tujuan kerajaan bisnisnya secara sukarela. Jiwa ikhlas bekerja mela-
melalui isu modernisasi Jepang. Omura yani kaisar walaupun dirinya dianggap
mampu melihat celah, bagaimana dia bisa sebagai pemberontak bagi kekuasaan kaisar
menjadi kekuatan tersendiri yang dimana tetap dia jalankan.
pada sebelumnya dia termasuk golongan Sangat sulit memengaruhi orang lain
yang tidak memiliki kekuatan. Dia mampu untuk tetap bertahan pada nilai-nilai
menggunakan sosok seorang Kaisar untuk tertentu ketika nilai-nilai tersebut dianggap
memutuskan kebijakan-kebijakan yang sebagai ancaman, dan harus di diminimali-
menguntungkan dirinya. Tokoh kedua sir. Menurut Yukl (2010), sikap kepemim-
adalah Katsumoto, dalam film ini dia pinan melibatkan proses dimana
mengambil peran sebagai pemimpin yang memengaruhi sengaja diberikan pada
berusaha mempertahankan keadaan yang orang lain untuk membimbing, membentuk
sudah berlangsung selama beradab-abad. struktur, dan memfasilitasi kegiatan serta
Pemimpin samurai ini menolak modernisasi hubungan dalam kelompok atau organisasi.
karena bertolak belakang dengan kebuda- Hal ini yang dilakukan oleh Katsumoto
yaan dan nilai-nilai luhur budaya Jepang. sebagai seorang pemimpin samurai, yang
Katsumoto mampu menggalang kekuatan dimana pada saat itu nilai-nilai dalam jiwa
yang meyakinkan bahwa perubahan samurai dianggap sebagai pemberontak
tersebut adalah hal yang buruk bagi masya- yang menghambat modernisasi Jepang, dan
rakat jepang, sehingga beberapa samurai harus dibasmi.
yang tersisa mau berjuang untuk apa yang
Menurut Maxwell (2008), pemimpin
dia tujukan.
kharismatik dapat dilihat pada karakteristik
berikut ini: (1) Pemimpin yang mencintai
hidup, karakteristiknya sangat menyenang-

Buletin Psikologi 45
HENDRIWIWINAYA

kan dan tidak banyak komplain dalam adalah menemukan apa yang ia cari, dia
hidupya, dia juga sangat energik, dan suka menemukan hal-hal yang baik dan
tersenyum sebagai wujud karisma yang ada membagikan kepada orang lain. Katsumoto
dalam dirinya. Katsumoto dalam kondisi seorang pemimpin perang yang cerdas,
yang tertekan oleh perubahan dan kehi- dimana dia berusaha melumpuhkan jalur
langan kekuatannya dalam pemerintahan kereta api yang merupakan akses besar
tetap menghargai dan menikmati hidupnya. dalam usaha Jepang memodernkan diri.
Energi yang luar biasa ia tunjukkan melalui Selain itu dirinya juga bisa memanfaatkan
kemapuannya berperang dan memimpin musuh sebagai bahan belajar tentang
pasukan. Dia juga mau terlibat dalam strategi perang. (6) Pemimpin yang bijak
pertunjukkan opera untuk menghibur dalam berpendapat, hal ini terlihat ketika
warga desanya. (2) Mempunyai nilai yang Katsumoto menghadiri rapat dewan. Dia
sangat potensial terhadap orang lain, menunjukkan ketidak-setujuannya akan
menjadi pemimpin yang atraktif, seorang modernisasi Jepang, dan (7) Pemimpin
pemimpin melihat orang lain tidak secara karismatik menggunakan pengaruhnya
individu orang tersebut tetapi lebih melihat untuk kebaikan bersama, karismatik meru-
apa yang akan dilakukan oleh seseorang, pakan salah satu komponen untuk
keuntungannya pemimpin seperti ini memberikan pengaruh kepada organisasi.
mampu membantu seseorang kearah yang Katsumoto memiliki tujuan baik dalam
lebih baik lagi. Katsumoto masih menjadi mempertahankan nilai-nilai luhur budaya
sosok yang dianggap guru oleh Kaisar Jepang.
walaupun dia menolak modernisasi. Dalam Roh kepemimpinan yang besar tampak
memandang Kaisar, Katsumoto masih dalam jiwa karismatik seorang samurai pada
menghargainya sebagai dewa, walaupun diri Katsumoto. Tipe kepemimpinan karis-
Katsumoto tidak setuju dengan kebijakan matis Katsumoto memiliki kekuatan energi,
Kaisar akan modernisasi. (3) Pemimpin daya tarik dan pembawaan yang luar biasa
yang memberikan harapan, kepemimpinan untuk memengaruhi samurai-samurai yang
karismatik membuat orang mempunyai tersisa untuk menolak modernisasi dan
harapan akan jauh lebih baik lagi masa menerima keadaan dirinya dalam posisi
depan dari suatu organisasi. Dalam yang tidak nyaman sekalipun. Sesuai
keadaan tertekan, Katsumoto berpegang dengan pandangan Douglas (dalam
teguh pada pendirian untuk menjaga garis Sanberg & Moreman, 2011) menyatakan
nilai-nilai kebijaksanaan hidup tradisi bahwa karisma adalah "hubungan otoritas
Jepang. Dirinya yakin bahwa nilai-nilai yang muncul ketika seorang pemimpin
tersebut harus tetap dipertahankan. (4) melewati seperangkat dinamika pengajaran,
Pemimpin yang suka berbagi, pemimpin berkepribadian unik, atau karisma diper-
yang karismatik mempunyai nilai-nilai oleh melalui respon kagum, hormat, dan
dalam dirinya sehingga ia sharing tentang pengabdian dari sekelompok orang". Weber
kebijaksanaan, sumber daya dan bertemu (dalam Palshikar, 2013) mendefinisikan
dengan anggota organisasi pada even atau kepemimpinan karismatik "bersandar pada
kesempatan tertentu. Katsumoto bersedia pengabdian kesucian yang luar biasa,
berbagi kebijaksanaan, tradisi, dan beladiri kepahlawanan atau karakter teladan dari
Jepang dengan memperbolehkan orang seorang individu, dan pola normatif atau
yang pernah bertempur dengannya, Nathan perintah yang diwahyukan atau ditetapkan
Algren, untuk hidup di desanya. (5) olehnya".
Pemimpin cerdas, kepuasan yang terbesar

46 Buletin Psikologi
ANALISIS TIPE KEPEMIMPIN“N D“L“M FILM THE LAST SAMURAI

Analisis Tokoh Kepemimpinan: Omura – berikan arahan konkrit yang sistematis.


Visioner Omura memberikan pelatihan pada militer
awal Jepang sebagai pembangunan sistem
Menurut Yukl (2010), sikap kepemimpinan
pertahanan yang kuat, sehingga dapat
melibatkan proses dimana mempenga-
meminimalisir laju pemberontakan. (2)
ruhi sengaja dilakukan pada orang lain
Berani bertindak dalam meraih tujuan,
untuk membimbing, membentuk struktur,
penuh percaya diri, tidak ragu dan selalu
dan memfasilitasi kegiatan serta hubungan
siap menghadapi risiko. Pandangan Omura
dalam kelompok atau organisasi. Omura
pada saat itu adalah sesuatu yang luar biasa
memiliki jiwa seorang pemimpin, dimana
baru bagi Jepang. Dirinya memiliki percaya
dirinya mampu memengaruhi Kaisar dan
diri dan tekad yang kuat dalam memoder-
Kekaisaran dalam usaha memodernisasi
nisasi Jepang. (3) Mampu menggalang
Jepang, setelah berabad-abab Jepang
orang lain untuk kerja keras dan kerjasama
mengisolasi diri dari dunia luar. Omura
dalam menggapai tujuan, menjadi model
membangun struktur yang dimulai dari
(teladan) yang secara konsisten menunjuk-
kerjasama dibidang ekonomi, militer, dan
kan nilai-nilai kepemimpinannya, memberi-
kebudayaan dengan negara-negara lain
kan umpan balik positif, selalu menghargai
diantaranya Belanda, Rusia, Inggris,
kerja keras dan prestasi yang ditunjukkan
Perancis, dan yang paling terlihat di film
oleh siapun yang telah memberi kontribusi.
adalah Amerika.
Omura memiliki usaha keras dalam meng-
Jiwa kepemimpinan visioner terlihat galang kekuatan militer dan mengadakan
pada diri Omura, dimana modernisasi perdagangan dengan Amerika, walau pada
Jepang merupakan visi yang diperjuangkan sisi keteladanan memang dalam film
olehnya. Kahan (2002), menjelaskan bahwa tersebut tidak ada. (3) Mampu merumuskan
kepemimpinan visioner melibatkan kesang- visi yang jelas, inspirasional dan meng-
gupan, kemampuan, kepiawaian yang luar gugah, mengelola mimpi menjadi kenya-
biasa untuk menawarkan kesuksesan dan taan, mengajak orang lain untuk berubah,
kejayaan dimasa depan. Seorang pemimpin bergerak ke new place. Mampu memberi
yang visioner mampu mengantisipasi inspirasi, memotivasi orang lain untuk
segala kejadian yang mungkin timbul, bekerja lebih kreatif dan bekerja lebih keras
mengelola masa depan dan mendorong untuk mendapatkan situsi dan kondisi yang
orang lain utuk berbuat dengan cara-cara lebih baik. Omura sebagai agent of change,
yang tepat. Hal itu berarti, pemimpin yang dimana dia berusaha membuka mata
visioner mampu melihat tantangan dan Jepang yang telah mengisolasi diri selama
peluang sebelum keduanya terjadi sambil berabad-abad untuk menuju pada Jepang
kemudian memposisikan organisasi menca- yang modern, dengan wajah baru, budaya
pai tujuan-tujuan terbaiknya. Hal ini terlihat baru, dan kekuatan yang baru. (4) Mampu
dari antisipasi terhadap pemberontakan mengubah visi ke dalam aksi, menjelaskan
samurai yang tidak setuju dengan kebijakan dengan baik maksud visi kepada orang lain,
modernisasi. Omura berniat untuk memi- dan secara pribadi sangat commited terha-
nimalisir keberadaan samurai. dap visi tersebut. Hal ini terlihat dalam diri
Beberapa ciri kepemimpinan visioner Omura dimana dia sebagai perancang
menurut Yukl (2010): (1) Berwawasan ke sekaligus pelaksana dalam usaha moder-
masa depan, bertindak sebagai motivator, nisasi Jepang. Omura datang ke Amerika
berorientasi pada the best performance untuk untuk membuat perjanjian kerja sama
pemberdayaan, kesanggupan untuk mem- pelatihan tentara dan perdagangan senjata.

Buletin Psikologi 47
HENDRIWIWINAYA

Selain itu, Omura juga terlibat langsung Samurai , penulis menyimpulkan bahwa
dalam perang dengan kehadirannya, dan (5) pemimpin yang relevan dengan keadaan
Inovatif dan proaktif dalam menemukan masa kini adalah Omura dengan jiwa
dunia baru . Membantu mengubah dari kharismatik Katsumoto. Pandangan akan
cara berfikir yang konvensional ke modernisasi Jepang adalah contoh konkrit
paradigma baru yang dinamis. Melaklukan yang dibutuhkan pemimpin-pemimpin
terobosan-terobosan berfikir yang kreatif masa kini dalam menjalankan organisasi-
dan produktif. Lebih bersikap antisipatif nya. Didalam upaya pencapaian visi yang
dalam mengayunkan langkah perubahan, berorientasi akan masa depan diharapkan
daripada sekedar reaktif terhadap kejadian- seorang pemimpin memiliki jiwa kharis-
kejadian. Terlihat jelas terobosan dalam matik yang tinggi. Tantangan globalisasi
bidang budaya dan militer yang digagas menuntut setiap anggota untuk inovatif,
oleh Omura, dimana budaya samurai ingin kreatif, kompetitif, kompeten, dan berani
dihilangkan, termasuk dalam budaya mengambil risiko. Tantangan tersebut dapat
berpenampilannya. Seperti halnya penggu- diatasi apabila organisasi memiliki
naan senjata tradisional Jepang digantikan pemimpin yang visioner dan berkarisma
dengan senjata api modern, tidak diper- sehingga memberikan dampak yang efektif
bolehkannya warga membawa pedang, dalam proses memengaruhi anggota.
tidak diperkenankannya pemanjangan dan
penggulungan rambut pada pria (seperti Daftar Pustaka
pada budaya konvensional Jepang).
Visionary Leadership Omura didasarkan Garon, S. M. (1986). State and Religion in
pada tuntutan perubahan zaman yang Imperial Japan 1912-1945. Journal of
meminta dikembangkannya secara intensif Japanese Studies, 12(2), 273-302.
peran Kekaisaran dalam menciptakan Maxwell, C. J. (2008). Charismatic
sumber daya manusia yang handal bagi Leadership. Leadership Excellence; 25, 11;
pembangunan, sehingga orientasi visi dia- ABI/INFORM Complete.
rahkan pada mewujudkan nilai komparatif Palshikar, K. (2013). Charismatic
dan kompetitif para masyarakatnya sehing- Leadership.
ga tetap bisa bersaing dengan berbagai
Sandberg, Y., & Moreman, C. M. (2011).
inovasi-inovasi yang terus berkembangan
Common Threads among Different
seiring dengan tantangan zaman (Yukl,
Forms of Charismatic Leadership.
2010).
International Journal of Business and Social
Science, 2(9).
Penutup
Yukl, G. A. (2010). Leadership in
Berdasarkan analisis tipe-tipe kepemim- Organizations, Prentice-Hall, Englewood
pinan yang ada pada film The Last Cliffs, NJ.

48 Buletin Psikologi

Anda mungkin juga menyukai