Anda di halaman 1dari 12

PENELITIAN SOSIOLOGI

“KENAKALAN REMAJA”
Disusun untuk memenuhi tugas

Disusun oleh:
1. Christyan Angelina (07)
2. Kezia Nadya (14)
3. Sevaya Ananta (32)
4. Cahaya Imanang (38)

Kelas X-2
SMA Negeri 8 Kediri
2022/2023
BAB I
Pendahuluan

A. Latar belakang
Kenakalan remaja adalah perbuatan anak remaja atau anak pada usia
belasan tahun yang berlawanan dengan ketertiban umum, yakni nilai dan
norma yang diakui masyarakat. Kenakalan remaja disebut juga juvinille
deliquency. Kata juvenile berasal dari bahasa Latin yaitu juvenilis
delinquere. Kata juvenilis artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik
pada masa muda atau sifat-sifat khas pada periode remaja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kenakalan remaja?
2. Apa penyebab kenakalan remaja?
3. Kapan kenakalan remaja ini biasa terjadi?
4. Bagaimana cara mencegah kenakalan remaja?
5. Mengapa kenakalan remaja banyak terjadi?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas. Selain itu kami juga
ingin memberi edukasi bagi pembaca tentang apa penyebab kenakalan
remaja, dampak yang diberikan dan bagaimana cara mencegahnya.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek alamiah, dimana terknik pengumpulan data dilakukan
secara gabungan dan analisis data bersifat induktif.
Pendekatan kulaitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial
dan masalah manusia. Pada pendekatan ini kami membuat suatu gambaran,
meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan
studi pada situasi yang alami. Metodologi kualitatif merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Pada penelitian ini biasanya lebuh menekankan pada cara pikir yang
lebih positvis yang bertitik tolak dari fakta sosial yang ditarik dari realitas
objektif, disamping asumsi teoritis lainnya, sedangkan penelitian kualitatif
bertitik tolak dari paradigma fenomenologis yang objektivitasnya dibangun
atas rumusan tentang situasi tertentu sebagaimana yang dihayati oleh
individu atau kelompok sosial dan relevan tujuan penelituan.

B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi. Studi etnografi
merupakan salah satu deskripsi tentang cara mereka berfikir, hidup,
berperilaku. Secara harfiah, etnografi berarti tulisan atau laporan tentang
suatu suku bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian
lapangan (field work) selama sekian bulan atau sekian tahun. Etnografi,
baik sebagai laporan penelitian maupun sebagai metode penelitian
dianggap sebagai asal-usul ilmu antropologi. Inti dari etnografi adalah
upaya untuk memperlihatkan makna-makna tindakan dari kejadian yang
menimpa orang yang ingin kita pahami. Beberapa makna tersebut
terinspirasikan secara langsung dalam bahasa, dan diantara makna yang
diterima, banyak yang disampaikan hanya secara tidak langsung melalui
kata- kata dan perbuatan, sekalipun demikian, didalam masyarakat, orang
tetap menggunakan sistem makna yang kompleks ini untuk mengatur
tingkah laku mereka, untuk memahami diri mereka sendiri dan orang lain,
serta untuk memahami dunia tempat mereka hidup.
Beberapa kritik pada etnografi yang patut diperhatikan: Pertama,
data yang dipresentasikan oleh seorang etnografer selalu sudah merupakan
interpretasi yang dilakukan melalui mata seseorang (sumber data), dan
dengan demikian selalu bersifat posisional. Tapi ini adalah argumen yang
bisa diajukan pada segala bentuk penelitian. Argumen ini hanya menunjuk
pada ‘etnografi interpretatif’. Kedua, etnografi dianggap hanya sebagai
sebuah genre penulisan yang menggunakan alat- alat retorika, yang sering
kali disamarkan, untuk mempertahankan klaim-klaim realisnya. Argumen
ini mengarah pada pemeriksaan teks-teks etnografis untuk mencari alat-alat
retorikanya, serta pada pendekatan yang lebih reflektif dan dialogis
terhadap etnografi yang menuntut seorang penulis untuk memaparkan
asumsi, pandangan dan posisi- posisi mereka, juga, konsultasi dengan para
‘subjek’ etnografi perlu dilakukan agar etnografi tidak menjadi ekspedisi
pencarian ‘fakta- fakta’, dan lebih menjadi percakapan antara mereka
yang terlibat dalam proses penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian etnografi ini
meliputi:
a. Menetapkan informan, peneliti memilih informan yang mengetahui
budayanya, terlibat langsung dan memiliki waktu yang cukup.
b. Melakukan wawancara.
c. Membuat catatan yang berupa laporan ringkas, jurnal lapangan dan
diberikan analisis.
d. Mengajukan pertanyaan yang dimulai dari penjajagan, kerjasama dan
partisipasi.
e. Melakukan analisis yang dikaitkan dengan simbol-simbol budaya dan
makana yang disampaikan informan.
f. Membuat analisis domain, membuat istilah pencakup dari pernyataan
informan yang memilki hubungan yang jelas.
g. Mengajukan pertanyaan struktural untuk melengkapi pertanyaan
deskriptif.
h. Membuat analisis taksonik, taksonik adalah upaya
pemfokusan pertanyaan yang telah diajukan.
i. Mengajukan pertanyaan yang kontras untuk mencari makna yang
berbeda.
j. Membuat analisis komponen, sebaiknya dilakukan ketika dilapangan.
k. Menemukan tema.
Hasil akhir penelitian komprehensif etnografi adalah suatu naratif
deskriptif yang bersifat menyeluruh disertai interprestasi yang
menginterpretasikan seluruh aspek-aspek kehidupan tersebut.

C. Lokasi Penelitian
Lokasi ini bertempat di salah satu pelopor perbuatan kenakalan
remaja yang berlokasi di Jalan Erlangga IV No. 1, Dusun Katang, Desa
Sukorejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.

D. Data dan Jenis Data


Dalam suatu penelitian harus disebutkan dari mana data diperoleh
sebagaimana yang dinyatakan oleh. Data adalah sekumpulan informasi,
fakta-fakta, atau simbol-simbol yang menerangkan tentang keadaan objek
penelitian. Sedangkan data yang sudah didapat akan dibagi menjadi dua
macam yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data dimana diperoleh secara langsung dari
obyek penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan
wawancaradan observasi langsung dengan salah satu pelopor
kenakalan remaja.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Sumber data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari pihak intern maupun
ekstern perusahaan yang dapat dilihat dari dokumentasi perusahaan
sebagai obyek pendukung beberapa dokumen perusahaan, literatur-
literatur dan penelitian terdahulu, serta informasi lain yang
mendukung penelitian ini. Data ini digunakan untuk mendukung data
primer.

E. Metode Pengumpulan Data


Berdasarkan pada jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis dokumen,
observasi, dan wawancara. Teknik dan cara ini diperlukan unntuk
mengumpulkan dan mengolah data yang didapat dari lapangan sehingga
diharapkan penelitian ini berjalan dengan lancer dan sistematis. Dalam
penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Pengamat berperan serta melakukan dua pernanan sekaligus, yaitu
sebagai pengamat dan sekalligus menjadi anggota kelompok dari
kenakalan remaja tersebut. Observasi atau pengamatan merupakan
salah satu teknik penelitian yang sangat penting. Pengamatan itu
digunakan karena berbagai alasan. Pengamatan dapat diklasifikasikan
atas pengamatan melalui cara berperan serta, pada pengamatan tanpa
peran serta pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu
mengadakan pengamatan. Teknik observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah untuk mengamati budaya organisasi secara
langsung maupun tidak langsung pada peristiwa kenakalan remaja.
2. Wawancara
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik penelitian
yang sangat penting. Pengamatan itu digunakan karena berbagai
alasan. Pengamatan dapat diklasifikasikan atas pengamatan melalui
cara berperan serta, pada pengamatan tanpa peran serta pengamat
hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan. Teknik
wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannnya pun telah disiapkan. Supaya setiap pewawancara
mempunyai keterampilan yang sama, maka diperlukan training kepada
calon pewawancara
3. Dokumentasi
Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber
data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan
Dokumen digunakan untuk keperluan penelitian menurut Guba dan
Licoln dalam Moleong, karena alasan-alasan yang dapat
dipertanggung jawaban seperti : 1) Dokumen dan rekaman digunakan
karena merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong, 2)
Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, 3) Keduanya berguna
dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah,
sesuai dengan konteks, lahir, dan berada dalam konteks, 4) rekaman
relatif murah dan tidak sukar dipoeroleh, tetapi dokumen harus dicari
dan ditemukan dengan teknik kajian isi, 6) Hasil pengkajian isi akan
membuka kesempatan untuk lebih memperluas ilmu pengetahuan
terhadap sesuatu yang diselidiki.

F. Metode Analisis Data


Penelitian ini menggunakan teknik analisi data model interaktif yang
dikemukakan oleh Miles & Huberman, yaitu di mulai dari tahapan
pengumpulan data dilanjutkan dengan reduksi data, display data dan
tahapan terakhir yaitu penarikan kesimpulan.
Di mulai dari pengumpulan data, yaitu peneliti berusaha
mendapatkan data-data yang relevan dari informan untuk dapat dijadikan
sebagai landasan dalam meneliti tentang tema yang sudah ditentukan oleh
peneliti sebelum penelitian dimulai.
Reduksi data yaitu pengumpulan data, yaitu peneliti berusaha
mendapatkan data-data yang relevan dari informan untuk dapat dijadikan
sebagai rujukan maupun landasan dalam penelitian tentang tema yang
sudah ditentukan oleh peneliti sebelum penelitian dilakukan.
Teknik selanjutnya yaitu display data, di mana peneliti mengolah
data yang masih berbentuk setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk
tulisan dan sudah memiliki alur untuk tema yang jelas kedalam matriks
yang selanjutnya akan digunakan untuk menarik satu kesimpulan.
Kesimpulan berisi tentang uraian dari jawaban yang peneliti ajukan
pada tujuan penelitian dengan berlandaskan hasil penelitian yang sudah
peneliti lakukan selama proses penelitian dan pada akhirnya peneliti
memberikan penjelasan simpulan dari jawaban pertanyaan penelitian yang
diajukan
BAB III
Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


Dalam penelitian ini, kami akan mendeskripsikan tentang gambaran
umum objek penelitian kami yaitu “Kenakalan Remaja”. Sehingga dengan
adanya deskripsi gambaran umum objek penelitian ini pembaca dapat
memahami dan mampu merasakan tentang hal yang terjadi pada saat kami
melakukan penelitian.
Kenakalan remaja merupakan tingkah laku yang melampaui batas
toleransi orang lain atau lingkungan sekitar serta suatu tindakan yang dapat
melanggar norma-norma dan hukum. Secara sosial kenakalan remaja ini
dapat disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial sehingga remaja ini
dapat mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.

B. Analisa Hasil Penelitian


Sumiati (1973), menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut
dapat membuat seseorang atau remaja yang melakukannya masuk kedalam
penjara.
Hurlock (1998), mendefinisikan kenakalan remaja adalah suatu
perilaku yang dilakukan oleh remja dengan mengabaikan nilai-nilai sosial
yang berlaku di dalam masyarakat. Kenakalan remaja meliputi semua
perilaku yang menyimpang dari norma-norma dan hukum yang dilakukan
oleh remaja. Perilaku ini dapat merugikan dirinya sendiri dan orang-orang
sekitarnya.
Budi (1985), mendefinisikan kenakalan remaja itu terjadi pada remaja
yang mempunyai konsep diri lebih negatif daripada remaja yang tidak
bermasalah. Remaja yang dibesarkan dalam keluarga kurang harmonis dan
memiliki konsep diri yang positif.

C. Pembahasan
1. Karakteristik Kenakalan remaja
Remaja nakal remaja nakal mempunyai sifat memberontak,
mendendam, curiga, implusif, dan menunjukkan kontrol batin yang
kurang dan hal ini mendukung perkembangan konsep diri yang negatif.
Kartono (2003), mengatakan bahwa remaja nakal mempunyai
karakteristik umum yang sangat berbeda dengan remaja yang tidak nakal,
perbedaan kenakalan remaja itu melingkupi:
a. Struktur intelektual. Fungsi-fungsi kognitif pada remaja yang nakal
akan mendapatkan nilai lebih tinggi untuk tugas-tugas prestasi
daripada nilai untuk keterampilan verbal. Remaja yang nakal
kurang toleran terhadap hal-hal yang ambisius dan kurang mampu
memperhitungkan tingkah laku orang lain serta menganggap orang
lain sebagai cerminan dari diri sendiri.
b. Fisik dan psikis. Remaja yang nakal lebih ”idiot secara moral” dan
memiliki karekteristik yang berbeda secara jasmaniah (fisik) sejak
lahir jika dibandingkan remaja yang normal. Bentuk tubuhnya
lebih kekar, berotot, kuat, dan bersikap lebih agresif. Fungsi
fisiologis dan dan neurologisyang khas pada remaja nakal adalah
kurang bereaksi terhadap stimulus kesakitan dan menunjukkan
ketidakmatangan jasmaniah.
c. Karakteristik individual. Remaja yang nakal mempunyai sifat
kepribadian khusus yang menyimpang, seperti: berorientasi pada
masa sekarang, bersenang-senang dan puas pada hari ini tanpa
memikirkan masa depan; terganggu secara emosional, kurang
bersosialisasi dengan masyarakat normal, sehingga tidak mampu
mengenal norma-norma kesusilaan, dan tidak bertanggung jawab
secara sosial, sangat impulsif, suka tantangan serta bahaya, dan
kurang memiliki disiplin diri serta kontrol diri.

2. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja


a. Kenakalan biasa, seperti: suka berkelahi, suka keluyuran,
membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit, berkelahi
dengan teman dan berkeluyuran,
b. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan,
seperti: mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang tua
tanpa ijin, mencuri, dan kebut-kebutan,
c. Kenakalan khusus, seperti: penyalahgunaan narkoba, hubungan
seks diluar nikah, pemerkosaan, aborsi, dan pembunuhan.

3. Aspek-aspek Kenakalan Remaja


a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain,
contohnya: perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan,
dan lain-lain.
b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi, misalnya:
perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan dan lain-lain.
c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang
lain,misalnya: pelacuran, penyalahgunaan obat, hubungan seks
bebas
d. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status
anak sebagai pelajar dengan cara membolos, minggat dari
rumah, membantah perintah.

4. Faktor Kenakalan Remaja


Remaja yang kurang diawasi, dijaga, diberi bimbingan dan
diperhatikan oleh orangtuanya terlebih ibu maka akan cenderung
berperilaku memberontak atau melakukan tindakan- tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Faktor-
faktor yang menyebabkan perilaku kenakalan remaja adalah:
a. Penyakit atau gangguan tertentu, meliputi cedera otak, retardasi
mental, serta beberapa jenis gangguan neurosis ataupun psikosis.
Cedera otak dapat menjadikan seseorang kehilangan kontrol diri
sehingga mudah melakukan perbuatan-perbuatan diluar batas.
b. Pola hubungan dalam keluarga yang patogenik , hal ini dapat
berupa broken home, terutama karena perceraian atau juga
kurangnya contoh yang baik dari orangtua. Pola hubungan yang
kurang sehat seperti saat ibu mengambil alih tugas ayah sedikit
banyak akan menimbulkan pergeseran tatanan dalam rumah
tangga, seperti pendidikan dan pola pengasuhan terhadap anak.
c. Pengaruh teman, pola kenakalan remaja umumnya dilakukan
secara berkelompok.
d. Faktor sosiokultural, dapat berupa perasaan terasing, penolakan
sosial atau pembentukan geng dikalangan remaja.
e. Stres akibat berbagai pengalaman yang tidak menyenangkan
dapat menjerumuskan remaja ke dalam tindak kenakalan.

5. Akibat Kenakalan Remaja


a. Kenakalan dalam keluarga
Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang
negatif, di sinilah peran orang tua. Orang tua harus mengontrol dan
mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal
tertentu.Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan
tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka.
Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara. Tidak
menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan
perkataan orang tua
b. Kenakalan dalam pergaulan
Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal
pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang
terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian
obat-obatan terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada
sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja
sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan
kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan
keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.
c. Kenakalan dalam pendidikan
Kenakalan dalam bidang pendidikan memang sudah umum terjadi,
namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan
menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih
cukup mudah untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan
dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah, tidak mau
mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.
d. Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja
tersebut. Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi
sosok yang bekepribadian buruk.
e. Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya
akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja
tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang yang
tidak berguna.
f. Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut
bisa mengalami gangguan kejiwaan. Gangguan kejiwaan bukan
berarti gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisai,
merasa sangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang
sekitarnya.
g. Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang
harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan
biasanya anak.

Anda mungkin juga menyukai