Anda di halaman 1dari 5

Nama : Novi Rindi Pitriani

Nim : E1E022037
Kelas : 3B
Jenis-Jenis Analisis Penelitian Kualitatif
1. Grounded Theory
Riset kualitatif dengan menggunakan metode grounded theory dimulai dari data untuk
mencapai suatu teori dan bukan dimulai dari teori atau untuk menguji suatu teori, sehingga
dalam riset grounded theory diperlukan adanya berbagai prosedur atau langkah-langkah yang
sistematis dan terencana dengan baik. Prosedur riset kualitatif dengan menggunakan metode
grounded theory terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1) tahap perumusan masalah
2) tahap penggunaan kajian teoritis (bila perlu)
3) tahap pengumpulan data dan penyampelan
4) tahap analisis data
5) tahap penyimpulan atau penulisan laporan
Kelima tahapan riset grounded theory tersebut terjadi secara simultan. Peneliti mengamati,
mengumpulkan dan mengorganisasi data serta membentuk teori dari data pada waktu
bersamaan. Salah satu teknik penting dalam riset grounded theory adalah proses komparasi
konstan (tetap) di mana setiap data dibandingkan dengan semua data lainnya satu persatu.
Data dapat dikumpulkan melalui wawancara, observasi, pencatatan, atau kombinasi dari cara-
cara tersebut. Kualitas riset grounded theory sangat ditentukan oleh langkah- langkah tersebut
yang dilakukan secara baik, benar, dan disiplin.
2. Etnografi
Peneliti punya keleluasaan memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan untuk
memecahkan permasalahan penelitian. Pada penelitian kualitatif, seorang peneliti juga harus
berbekal teori-teori dan metode yang kuat, salah satunya dengan metode etnografi. Etnografi
menjadi dasar antropologi kultural. Teknik utama dari metode etnografi adalah observasi
partisipatif yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama serta wawancara mendalam yang
dilakukan secara terbuka. Spradley sebagai tokoh pengembang etnografi yang relatif lebih
moderat membedakan observasi partisipatif dalam empat model, yakni complete, active,
moderate, passive, dan non-participation. Teknik ini berfungsi agar peneliti benar-benar bisa
memahami pikiran, perilaku, dan kebudayaan sebuah masyarakat secara baik. Kunci agar
peneliti bisa memahami masyarakat yang diteliti adalah dengan memahami bahasa lokalnya,
karena bahasa lokalnya merupakan ekspresi kebudayaan mereka. Koleksi datanya yang
terbaik adalah dengan membuat rekaman atau catatan etnografi secara rutin dan lengkap.
3. Studi Kasus
Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci
dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan,
sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam
tentang peristiwa tersebut. Biasanya, peristiwa yang dipilih yang selanjutnya disebut kasus
adalah hal yang aktual (real-life events), yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang sudah
lewat.
Masalahnya ialah kasus (case) sendiri itu apa? Yang dimaksud kasus ialah kejadian atau
peristiwa, bisa sangat sederhana bisa pula kompleks. Karenanya, peneliti memilih salah satu
saja yang benar-benar spesifik. Peristiwanya itu sendiri tergolong "unik". "Unik" artinya
hanya terjadi di situs atau lokus tertentu. Untuk menentukan "keunikan" sebuah kasus atau
peristiwa, Stake membuat rambu-rambu untuk menjadi pertimbangan peneliti yang meliputi :
1. hakikat atau sifat kasus itu sendiri.
2. latar belakang terjadinya kasus.
3. seting fisik kasus tersebut.
4. konteks yang mengitarinya, meliputi faktor ekonomi, politik, hukum dan seni.
5. kasus-kasus lain yang dapat menjelaskan kasus tersebut,
6. informan yang menguasai kasus yang diteliti.
4. Fenomenolgi
fenomenologi adalah filsafat tentang tentang fenomen. Fenomen memaksudkan peristiwa,
pengalaman, pengalaman keseharian, kecemasan duka- kegembiraan yang menjadi milik
setiap orang. Fenomenologi itu rigorous, karena ia fokus merenungkan peristiwa kehidupan
keseharian penuh makna. Dengan kata lain, fenomenologi adalah disiplin ilmu filsafat yang
mengurus kedalaman makna dan tidak terpukau oleh dogma atau fatwa atau hukum atau apa
saja yang kurang "menegur" kebebalan atau kebobrokan nurani moralitas masyarakat. Tetapi
kedalaman makna tersebut tidak dicari di tempat lain selain pengalaman sehari-hari
masyarakat itu sendiri Fenomenolog berusaha masuk ke dalam dunia batin subjek
penelitiannya agar dapat memahami bagaimana dan apa makna yang disusun subjek tersebut
di sekitar kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-harinya. Namun demikian, fenomenologi
tidak mengabaikan membuat penafsiran, dengan membuat skema konseptual. Ini berarti
peneliti menekankan pada hal-hal subjektif, tetapi tidak menolak realitas di sana yang ada
pada manusia dan yang mampu menahan tindakan terhadapnya. Fenomenologi menekankan
pemikiran subjektif karena asumsinya dunia itu dikuasai oleh angan-angan yang mengandung
hal-hal yang lebih bersifat simbolis daripada konkrit.
5. Studi Dokumen
Menurut Sugiyono (2005:83) studi dokumen meru- pakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian
kualitatif akan semakin tinggi jika melibatkan/menggunakan studi dokumen dalam metode
penelitian kualitatifnya Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data
seperti transkrip wawancara terbu ka, deskripsi observasi, analisis dokumen dan artefak
lainnya. Data tersebut dianalisis dengan tetap memper tahankan keaslian teks. Hal ini
dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari sudut
pandang partisipan, konteks sosial dan in- stitusional.
Sehingga pendekatan kualitatif umumnya bersifat induktif. Selain itu, di dalam penelitian
kualita tif juga dikenal tata cara pengumpulan data yang lazim, yaitu melalui studi pustaka
dan studi lapangan. Studi pustaka (berbeda dengan Tinjauan Pustaka) dilakukan dengan cara
mengaji sumber tertulis seperti dokumen, laporan tahunan, peraturan perundangan, dan
diploma/ sertifikat Sumber tertulis ini dapat merupakan sumber primer maupun sekunder,
sehingga data yang diperoleh juga dapat bersifat primer atau sekunder. Pengumpu- lan data
melalui studi lapangan terkait dengan situasi alamiah. Peneliti mengumpulkan data dengan
cara ber- sentuhan langsung dengan situasi lapangan, misalnya mengamati (observasi),
wawancara mendalam, diskusi kelompok (Focused group discussion), atau terlibat langsung
dalam penilaian
6. Observasi Alami
Observasi alami Kualitatif adalah proses penelitian yang menggunakan metodologi subjektif
untuk mengumpulkan informasi atau data. Karena fokus pada observasi kualitatif adalah
untuk menyamakan perbedaan kualitas, itu memakan lebih banyak waktu daripada observasi
kuantitatif tetapi ukuran sampel yang digunakan jauh lebih kecil dan penelitiannya luas dan
lebih personal.
Observasi alami kualitatif berkaitan dengan 5 organ sensorik utama dan fungsinya –
penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. Ini tidak melibatkan pengukuran
atau angka melainkan karakteristik.
1. Analisis induktif
Karakteristik ini merupakan bagian utama dari penelitian observasional kualitatif karena
pewawancara atau peneliti membenamkan dirinya dengan kelompok dan selaras dengan topik
2. Kontak dan wawasan pribadi
Peneliti harus menyadari “efek Halo” selama studi penelitian. Meskipun penting untuk
membenamkan diri Anda dengan subjek untuk penelitian, juga kontra-produktif
untuk membentuk bias.
3. Naturalisme atau penyelidikan naturalistic
Jenis penelitian kualitatif dan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang berfokus pada
bagaimana orang bereaksi atau berperilaku ketika mereka ditempatkan dalam situasi
kehidupan nyata di lingkungan alam.
4. Sistem dinamis
Penelitian observasional kualitatif berfokus pada mendapatkan banyak jawaban. Tidak ada
jawaban yang benar atau salah dan oleh karena itu peneliti harus mendorong setiap aspek
yang memungkinkan terhadap penelitian ini
5. Perspektif holistic
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah semua
bagian. Artinya, setiap tindakan atau komunikasi dalam penelitian harus diperhitungkan
sebagai bagian dari budaya atau komunitasnya.
7. Wawancara Tripusat
Wawancara dalam penelitian ini, menggunakan wawancara mendalam(in-depth interview),
yaitu upaya menemukan pengalaman-pengalaman subjek penelitian dari topik tertentu atau
situasi spesifik yang dikaji.Dimana peneliti terlibat langsung secara mendalam dengan
kehidupan subjek yang diteliti dan tanya jawab yang dilakukan berkali-kali. Dalam
melaksanakan wawancara untuk mencari data, digunakan pertanyaan-pertanyaan yang
memerlukan jawaban berupa informasi. Sebelum dimulai wawancara pertanyaan disiapkan
terlebih dahulu sesuai dengan tujuan penggalian data yang diperlukan. Tetapi, kemungkinan
bisa terjadi penyimpangan dari rencana, karena situasinya berubah serta sikap dan
pengetahuan subjek berbeda. Kemungkinan diantara mereka ada yang sangat terbuka, ada
yang tertutup dan ada yang memang tidak begitu banyak. mengetahui tentang fenomena
yang dicari datanya.
REFRENSI
Oktaria, K., Agustina, R., Aliyah, J., Siroj, R. A., & Afgani, M. W. (2023). Grounded Theory.
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer, 3(01), 40-49.
Windiani, W., & Rahmawati, F. N. (2016). Menggunakan metode etnografi dalam penelitian
sosial. DIMENSI-Journal of Sociology, 9(2).
RAHARDJO, Mudjia. Studi kasus dalam penelitian kualitatif: konsep dan prosedurnya. 2017.

Anda mungkin juga menyukai