Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI MANDIRI

METODE PENELITIAN KUALITATIF

Disusun Oleh :
Alisya Qothrunnada Al Fitriani (20045010050)

PROGRAM STUDI S1 PARIWISATA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

SURABAYA

2022
1. Carilah rumusan masalah penelitian dalam sebuah artikel jurnal dan jelaskan rancangan
apa yang terbaik untuk meneliti pertanyaan tersebut, berikut alasan-alasannya?
jawab :
Sumber : Saliman, Satriyo Wibowo, Anik Widiastuti & Raras Gistha Rosardi. 2019.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Desa Wisata Brajan, SlemanYogyakarta.
JIPSINDO. Vol 6 (2).
Rumusan Masalah :
1) Bagaimana peran masyarakat terhadap pengembangan Desa Wisata Brajan,
Sleman Yogyakarta?
2) Bagaimana dampak setelah pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Brajan,
Sleman Yogyakarta?

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, Studi kaSsus
adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Secara umum studi kasus
merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenan
dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol
peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak
pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Teknik
pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi.

2. Penelitian kualitatif menurut para ahli :


 Menurut Koentjaraningrat (1993: 89) Penelitian kualitatif salah satu penelitian yang
lebih cocok digunakan untuk penelitian yang tidak berpola.
 Menurut Moleong (2007: 6) yang memaknai penelitian kualitatif sebagai penelitian
yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Lebih
pas dan cocok digunakan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan penelitian
perilaku, sikap, motivasi, persepsi dan tindakan subjek.
 Sugiono (2005) yang mengartikan bahwa penelitian kualitatif lebih cocok digunakan
untuk jenis penelitian yang memahami tentang fenomena sosial dari perspektif
partisipan.
 Kesimpulan :
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada deskripsi
suatu fenomena/gejala/realitas yang bersifat sebab akibat tanpa adanya penelitian
berbentuk angka.
3. Ciri ciri penelitian kualitatif :
 Konteks dan setting alamiah
Konteks adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada
orang lain. Sedangkan setting alamiah adalah peneliti menulis dengan kondisi
yang nyata dari suatu objek peneltian, tidak dilebih-lebihkan, dan tidak ada
rekayasa.
 Bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam suatu fenomena
Peneltian kualitatif adalah metode berdasarkan objek fenomena. Peneliti
bertujuan untuk mengidentifikasi lebih spesifikasi kepada fenomena yang di
teliti untuk mendapatkan suatu permasalahan dan solusi atas permasalahan
penelitian tersebut.
 Keterlibatkan secara mendalam serta hubungan erat antara peneliti dengan
subjek yang diteliti.
Penelitian kualitatif melibatkan peneliti dengan subjek yang diteliti atau
narasaumber. Hal itu dilakukan untuk mepermudah mendapatkan informasi
tentang penelitian yang akan dilakukan. Selain itu juga mendapatkan informasi
yang aktual dan terpercaya.
4. Metode kualitatif dibagi menjadi lima macam :
 Fenomenologis
peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi partisipan untuk
mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman hidupnya.
 Teori grounded
peneliti bisa menarik generalisasi apa yang diamati/dianalisa secara induktif,
teori abstrak tentang proses, tindakan atau interaksi berdasarkan pandangan
partisipan yang diteliti.
 Etnografi
peneliti melakukan studi terhadap budaya kelompokk dalam kondisi yang
alamiah melalui observasi dan wawancara.
 Studi kasus
enelitian kualitatif dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam
terhadap program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang.
 Penelitian naratif
peneliti melakukan studi terhadap satu orang individu atau lebih untuk
mendapatkan data tentang sejarah perjalanan dalam kehidupannya. Data
tersebut selanjutnya oleh peneliti disusun menjadi laporan naratif kronologis.
5. Observasi
Kelebihan :
 Merupakan alat yang langsung untuk menyelidiki bermacam-macam gejala
 Untuk observer, teknik observasi lebih sedikit tuntutannya
 Memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala
 Tidak tergantung kepada self- report
 Banyak kejadian-kejadian penting tidak dapat diperoleh dengan pengamatan
langsung.

Kekurangan :

 Banyak kejadian-kejadian yang tidak dicapai dengan observasi


langsung/observasi langsung tidak sesuai untuk penelitian kehidupan pribadi
seseorang yang sangat rahasia
 Jika observer mengetahui dirinya diselidiki mungkin dengan sengaja
menimbulkan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya
 Timbulnya kejadian tidak selalu dapat diramalkan sehingga observer dapat
hadir untuk mengobservasi kejadian itu
 Tugas observasi dapat terganggu pada sewaktu-waktu
 Terbatasi oleh lamanya waktu kejadian.

Wawancara

Kelebihan :

 Dapat menggali informasi dengan lebih mendalam dan berkualitas.


 Peneliti dapat mengembangkan pertanyaan sesuai dengan situasi terbaru.
 Tidak terbatas pada tingkat pendidikan tertentu, asalkan responden dapat
berbicara dengan baik.
 Instrumen terbaik untuk mendapatkan data pribadi.
 Peneliti bisa mendapatkan hal-hal khusus yang sering luput dari perhatian.
Kekurangan :

 Membutuhkan banyak waktu dan tenaga baik dari peneliti maupun responden.
 Keberhasilan proses wawancara tergantung dari kepandaian peneliti dalam
menggali informasi yang diperlukan.
 Interpretasi peneliti bisa terpengaruh oleh responden sehingga tidak objektif.
 Ketika wawancara, responden harus mampu bicara dengan jelas dan benar.
 Kecukupan data yang diperoleh sangat tergantung pada kesediaan responden
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

Dokumentasi

Kelebihan :

 Untuk subjek manusia yang sulit dihubungi dengan dokumen akan


mempermudah
 Statis, tidak akan berpengaruh faktor luar
 Dalam hal peristiwa masa lalu dokumen akan sangat membantu dalam
pengumpulan data
 Dokumen peristiwa penting akan tersimpan dan tidak banyak makan waktu dan
biaya.

Kekurangan :

 Format tidak kaku


 Seringkali data kurang lengkap
 Tersedia secara selektif
 Bias, dokumen dapat ditulis secara berlebihan, kadang-kadang tanpa fakta
sehingga apabila dipakai sebagai acuan utama kurang mengena.

Audio Visual

Kelebihan :

 Memperjelas penyajian pesan


 Penggunaan media tidak membosankan dan hasilnya lebih mudah untuk
dimengerti dan dipahami
 Mengatasi keterbatasan ruang
Kekurangan :

 Memerlukan waktu yang cukup lama


 Memerlukan tempat yang luas
 Biaya relatif mahal
 Penggunaannya cenderung tetap di tempat.
6. Pengertian Focus Group Discussion :
Wawancara semi terstruktur dengan topik yang ditentukan sebelumnya dan dipimpin
oleh seorang moderator ahli. Diskusi diawali dengan pertanyaan yang dilontarkan
moderator, kemudian ditanggapi dan didiskusikan di antara peserta. Moderator
memiliki peran penting karena berfungsi menghasilkan diskusi bermanfaat dan opini
maksimal dalam jangka waktu tertentu. Diskusi juga berlangsung santai, sehingga
setiap peserta tidak akan merasa tertekan dalam menyampaikan pendapat.
Tujuan :
Tujuan umum dari FGP adalah untuk menyamakan setiap persepsi atau suatu isu
maupun topik atau minat tertentu dalam dunia kerja. Yang pada akhirnya akan
melahirkan kesepakatan dan pengertian baru terkait isu yang sedang dibahas.
7. Kredibilitas :
Uji kredibilitas merupakan uji dimana peneliti mencari dan mengetahui tingkat
kepercayaan terhadap data yang diteliti.
Validitas :
Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap
isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan
sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali
(2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
8. Pengujian dependability :
Pada penelitian kualitatif pengujian ini dilakukan dengan mengaudit seluruh proses
penelitian. Caranya dengan menggunakan audior yang independen atau dengan
pembimbing untuk mengaudit keseluruhan proses.
Pengujian Konfirmability :
menguji hasil penelitian dengan prosesproses penelitian yang ada, jangan sampai
dalam penelitian proses tidak ada akan tetapi hasilnya ada.
9. Tulislah pendahuluan untuk suatu penelitian tertentu. Buatlah masing masing satu
paragraf mengenai masalah penelitian, literatur yang terkait dengan masalah tersebut,
kekurangankekurangan dalam literatur, dan pembaca-pembaca yang secara potensial
dapat mengambil manfaat dari penelitian ini?
jawab :
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Destinasi wisata Indonesia berkembang sangat pesat dan selalu proporsional.


Baik itu berupa sarana maupun prasarana. Pengembangan industri pariwisata tidak
hanya dilakukan dengan meningkatkan sarana dan prasarana yang dimiliki, tetapi juga
membutuhkan tim untuk mempromosikan destinasi pariwisata. Demikian juga
penawaran jasa pariwisata juga harus dikomunikasikan dengan baik untuk
meningkatkan tingkat akses pariwisata, wisatawan lokal maupun mancanegara. Dari
sisi perkembangan pariwisata, salah satu kota yang sering dikunjungi wisatawan
Indonesia adalah Surabaya. Surabaya memiliki banyak tempat wisata yang sudah
dikenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebagai kota wisata, Surabaya
tidak hanya terkenal dengan tempat wisatanya saja, Surabaya menawarkan banyak
program wisata dengan keragamannya, seperti wisata religi, pantai, gastronomi, wisata
sejarah dan wisata alam. Surabaya merupakan kedatangan destinasi wisata baru yang
menjadikan Sea World sebagai daya tarik wisatanya.

Surabaya North Quay merupakan salah satu proyek pariwisata yang baru
diluncurkan di Surabaya yang menyediakan wisata bahari yang wajib dikunjungi
masyarakat Indonesia untuk mengetahui bahwa Indonesia kaya akan keindahan alam
khususnya masyarakat Surabaya. Selain itu, Surabaya North Quay juga mengajak
masyarakat Surabaya untuk lebih dekat dengan dunia laut sebagai bagian dari rencana
pemerintah. Surabaya North Quay merupakan satu-satunya wisata laut yang
menawarkan lokasi indoor dan outdoor, sehingga Anda tidak perlu khawatir untuk
berteduh saat hujan, namun wisatawan tetap dapat menikmati keindahan lautnya.
Surabaya North Quay merupakan wisata edukasi yang unik karena hanya menawarkan
pemandangan indah, spot foto dan makanan. Tidak ada fasilitas rekreasi di Surabaya
North Quay. Dari segi lokasi, Surabaya North Quay merupakan satu-satunya objek
wisata di Surabaya dimana wisatawan dapat menikmati pemandangan laut dan
tambatan perahu, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.

1.2 Rumusan Massalah

1. Bagaimana peran stakeholders terhadap perkembangan Surabaya North Quay?


2. Bagaimana antusias wisatawan untuk mengunjungi wisata baru Surabaya North Quay?
3. Bagaimana dampak masyarakat sekitar atas pembangunan wisata baru Surabaya North
Quay?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi 2 tujuan yaitu, tujuan umum dan tujuan
khusus.

1. Tujuan Umum
Tujuan umum untuk penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan Surabaya
North Quay.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk untuk membantu para stakeholder
pariwisata dalam pembangunan perkembangan Surabaya North Quay.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik
Hasil dari penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bacaan serta sebagai
bahan guna melakukan penelitian-penelitian lain di hari yang akan datang dan dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan atau solusi bagi para mahasiswa pariwisata
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk para stakeholder
pariwisata sebagai referensi dalam perkembangan Surabaya North Quay.

10. Carilah beberapa penelitian bidang-bidang tertentu yang dipublikasikan dalam jurnal jurnal
akademik. Amatilah bagian pendahuluan, kemudian carilah kalimat-kalimat yang
menunjukkan bahwa penulisnya sedang membahas satu masalah atau isu tertentu?
Jurnal 1

BAB I

PENDAHULUAN

Pariwisata alam dewasa ini banyak diminati masyarakat sebagai alternatif hiburan.
Peningkatan minat masyarakat terhadap pariwisata ditandai dengan bertambahnya jumlah
pengunjung setiap tahun. Fenomena bertambahnya jumlah pengunjung terjadi pada salah satu
pariwisata alam di Jawa Barat, yaitu wisata air Green Canyon, Kecamatan Cijulang, Kabupaten
Pangandaran. Obyek Wisata Green Canyon merupakan salah satu pariwisata yang diunggulkan
di Jawa Barat1. Obyek wisata Green Canyon memiliki potensi alam yang unik, yaitu sungai
yang berwarna hijau toska, lebar dan arus sungai yang beragam, tepi sungai yang rimbun,
hingga dinding sungai berbentuk tebing dan goa yang mengalirkan air. Derasnya arus informasi
dan tingginya minat wisata saat ini menyebabkan keunikan bentang alam Green Canyon
semakin dikenal oleh masyarakat luas, baik lokal maupun mancanegara.

Oleh karena itu, jumlah wisatawan yang berkunjung meningkat setiap tahunnya dan
secara tidak langsung berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan fasilitas wisata serta
berkurangnya kenyamanan. Sebagai obyek wisata, Green Canyon memiliki peran dan
pengaruh yang cukupbesar di daerahnya. Oleh karena itu, obyek wisata ini harus
memegang prinsip kepariwisataan nasional, yaitu menjaga kelestarian dan
keberlanjutan sumber dayanya. Salah satunya adalah dengan menambahkan fasilitas
informasi dan edukasi wisata. Kawasan Wisata Green Canyon direncanakan untuk
memenuhi tuntutan fasilitas dengan desain yang dapat memenuhi kebutuhan dan
kenyamanan pengunjung serta mewadahi kegiatan informasi dan edukasi wisata.
Penerapan arsitektur berkelanjutan digunakan sebagai upaya untuk mempertahankan
keberlanjutan lingkungan kawasan dan sekitarnya, sesuai dengan pengertian arsitektur
berkelanjutan yaitu arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa
membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka
sendiri.

Sumber :Vania Tri Cahaya, Rachmadi Nugroho , Dyah S. Pradnya P. 2016. Pengembangan
Fasilitas Kawasan Wisata Green Canyon Dengan Penekanan Arsitektur Berkelanjutan
Di Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat. Jurnal Arsitektura. Vol 14
(2).
Jurnal 2

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah sangat luas dari Pulau
Sabang sampai Merauke dan termasuk negara kepulauan yang mempunyai lebih dari 17.000
pulau. Kondisi tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing maupun lokal.
Hal ini menjadikan Indonesia salah satu negara tujuan wisatawan di Asia Tenggara. Kekayaan
alam yang dimiliki oleh Indonesia menjadi potensi di masa sekarang ataupun di masa yang
akan datang. Potensi ini dapat dilihat dari keindahan pulau yang terbentang dari ujung barat
hingga ujung timur. Keindahan alam menjadi salah satu keunggulan khususnya wisata bahari
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Keadaan tersebut memiliki ruang bagi
seluruh stakeholder yang ada di Indonesia untuk mengupayakan nilai tambah (creating values)
dalam industri pariwisata.

Meningkatkan kualitas dalam industri pariwisata menjadi salah satu tantangan


bagi pemerintah, swasta ataupun masyarakat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
ranking Indonesia di Asia Tenggara yang menempati urutan ke-4 (world economic
forum, 2016). Peringkat Indonesia masih kalah bersaing dengan Singapura, Thailand
dan Malaysia. Meskipun ditinjau dari segi luas wilayah dan kekayaan alam, Indonesia
memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan Singapura, Thailand maupun
Malaysia. Namun kenyataannya Indonesia masih menempati posisi di bawah negara-
negara tersebut. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah untuk lebih serius
lagi dalam mengelola kekayaan alam yang ada di Indonesia serta lebih cerdik dalam
mempromosikan pariwisata Indonesia melalui diplomasi kebudayaan.

Indonesia memiliki UU No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, dengan ini


pemerintah memiliki amanah untuk menerapkan kebijakan terkait pembangunan industri
pariwisata. Di lain pihak, Indonesia memiliki keunggulan dari negara lain jika dilihat sebagai
comparative advantage. Beberapa contoh Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) yang sering
dikunjungi turis lokal maupun internasional yaitu Bali, Lombok, Bunaken ataupun Raja
Ampat. Daerah tersebut merupakan salah satu tempat favorit bagi para wisatawan yang datang
ke Indonesia.
Hal ini harus menjadi prioritas bangsa Indonesiayang sebagian besar negara ini adalah
lautan. Lautan yang potensial mempertegas posisi wisata bahari (marine tourism) sebagai salah
satu pariwisata berkualitas yang harus dikembangkan selain Eco Tourism, Adventure,
Heritage, Religi dan Wisata Ziarah, Art dan Culinary Tourism, dan lain-lain (Kementrian
Pariwisata RI, 2015). Dilihat dari aspek pembangunan ekonomi sangat menjanjikan apabila
industri pariwisata bahari dapat dijadikan sebagai aset di masa yang akan datang.

Indonesia memiliki kepentingan yang besar dalam meningkatkan perekonomian


negara. Potensi kelautan yang sangat kaya, telah menempatkan posisi pariwisata maritim
(bahari) sebagai salah satu pionir utama dalam mencapai tujuan ekonomi Indonesia. Dengan
menjadikan objek pariwisata sebagai atmosfir bagi kedatangan turis-turis dunia khususnya
ASEAN, pariwisata telah menjadi contoh nyata bagi Indonesia dalam menjalankan diplomasi
kebudayaan. Kepentingan nasional Indonesia untuk meningkatkan perekonomian berusaha
dijawab dengan menerapkan diplomasi kebudayaan. Penerapan diplomasi kebudayaan ini
melalui promosi pariwisata bahari ke luar negeri khususnya wilayah ASEAN sebagai
poin ketiga dalam poros maritim yang juga merupakan unggulan utama pariwisata
berkualitas di Indonesia. Namun pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah terkait
dengan upaya untuk meningkatkan pariwisata tersebut. Sehingga dari sini penulis ingin
menjawab pertanyaan tentang “Bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam
meningkatkan pariwisata maritim (pilar ketiga poros maritim) melalui diplomasi
kebudayaan di kawasan Asia Tenggara?”

Sumber : Harits Dwi W, Bagus Subekti N. 2017. Upaya Indonesia Meningkatkan Pariwisata
Maritim Melalui Diplomasi Kebudayaan di Asia Tenggara. Jurnal Indonesian
Perspective. Vol. 2 (1)
Jurnal 3

BAB I

PENDAHULUAN

Desa-desa di Indonesia mulai berbenah. Berpedoman pada UU Nomor 23 Tahun


2014tentang Pemerintahan Daerah (Yustisia, 2015), desa kini memiliki otonomi dalam
mengelola daerahnya. Banyak desa yang sekarang sudah berkembang dari sisi ekonomi. Hal
ini terwujud salah satunya karena pembangunan desa wisata.

Perwujudan desa wisata diyakini mampu menggerakkan ekonomi masyarakat.


Penelitian yang telah dilakukan oleh Hermawan (2016) menunjukkan bahwa keberadaan
desa wisata telah meningkatkan ekonomi masyarakat lokal, yaitu meningkatkan
penghasilan masyarakat, peluang kerja dan berusaha, kepemilikan dan kontrol
masyarakat lokal, serta pendapatan pemerintah melalui retribusi wisata. Hasil serupa
telah ditemukan pada penelitian Yusuf et al. (2016) yang memperlihatkan bahwa desa
wisata mampu meningkatkan pendapatan ekonomi warga sekitar. Karena manfaat
inilah, Pemerintah menggalakkan program desa wisata melalui Peraturan Menteri
Kebudayaan Dan Pariwisata Nomor: KM.18/HM.001/MKP/2011 Tentang Pedoman
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata (Pariwisata,
2014).

Indonesia banyak memiliki potensi wisata alam, salah satunya di Kabupaten


Malang.“Coban” atau yang lebih sering kita kenal air terjun menjadi salah satu destinasi wisata
alam di Kabupaten Malang yang diminati wisatawan. Sayangnya, tidak semua Coban diketahui
keberadaannya, sehingga potensi pariwisata yang seharusnya mendatangkan manfaat bagi
warga terasingkan begitu saja. Salah satu contohnya adalah Coban Pandawa yang terletak di
Kabupaten Malang, Desa Sukodono, dusun Wonorejo RT 30 RW 05.

Coban Pandawa merupakan lima air terjun dalam satu kawasan yang oleh warga diberi
nama Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa pada masingmasing aliran air terjun. Tidak
banyak yang mengetahui Coban Pandawa selain warga sendiri. Pada tahun 2018 Desa
Sukodono membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dengan SK Desa Nomor:
556/01/35.07.05.2001/2018 tentang Pembentukan Kelompok Sadar Wisata Desa Sukodono
yang dilegalkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang
melalui SK Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Nomor: 556/178/KEP/35.07.108/2018
tentang Pengukuhan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sukodono.

Masalah muncul ketika para anggota Pokdarwis tidak mengetahui tugasnya.


Berdasarkan data yang telah dihimpun, sebagian besar anggota Pokdarwis Sukodono memiliki
latar belakang pendidikan yang rendah. Hal ini menyulitkan mereka untuk melangkah. Karena
latar belakang atau tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap kinerja (Kapahang et al.,
2014; Pentana & Ardiani, 2016; Zaenab, 2019). Akibatnya, hingga tahun 2019 tidak banyak
kegiatan yang mereka lakukan.

Sumber : Erna Resmiatini, Bramantyo Tri Asmoro. 2020. Menata Tugas Kelompok Sadar
Wisata (POKDARWIS) Sukodono Dengan Pendekatan Analisis Jabatan. Jurnal
Manajemen. Vol 9 (11).

Anda mungkin juga menyukai