Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan, Volume X, No.

1, April 2014 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
KECEMASAN PADA NARAPIDANA DI LEMBAGA
PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS II A WAY HUI
BANDAR LAMPUNG

Frans Herianto Panjaitan*, Al Murhan**, Purwati**

Kecemasan adalah status perasaan tidak menyenangkan yang terdiri atas respon-respon psikologis terhadap
antisipasi bahaya yang tidak rill atau yang terbayangkan. Dalam keadaan terpidana atau menjalani masa vonis
narapidana mengalami kecemasan baik narapidana yang baru masuk dan narapidana yang menjelang bebas.
Kecemasan jika dibiarkan dapat mengurangi bahkan dapat meniadakan potensi yang dimiliki narapidana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kecemasan pada narapidana yang baru
masuk dan narapidana yang menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas II A Wayhui Bandar
Lampung yang masing masing kelompok berjumlah 35 orang untuk narapidana yang baru mauk dan 27orang
untuk narapidana yang menjelang bebas.Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental. Desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif komparatif dengan pendekatan kohort. Variabel
indpendennya adalah narapidana yang baru masuk dan narapidana yang menjelang bebas, variabel dependennya
adalah tingkat kecemasan. Data dikumpulkan dengan mengisi lembar kuesioner yang mengadopsi teori Hamilton
Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-tHasil penelitian
membuktikan bahwa pada α 5% terlihat ada perbedaan yang signifikan pada kecemasan naraidana yang baru
masuk dan narapidana yang menjelang bebas. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,031, dimana tingkat
kecemasan narapidana yang menjelang bebas lebih tinggi dibanding narapidana yang baru masuk.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa narapidana yang menjelang bebas Lembaga Pemasyarakatan memiliki
tingkat kecemasan yang lebih tinggi di banding dengan narapidana yang baru masuk Lembaga Pemasyarakatan.

Kata kunci : Narapidana, Kecemasan

LATAR BELAKANG Wilson (2005) mengatakan narapidana


adalah manusia bermasalah yang
Mengingat Negara berkewajiban dipisahkan dari masyarakat untuk belajar
membina mereka yang bersalah, maka bermasyarakat dengan baik.
berdasarkan UU RI No. 12 Tahun 1995 (2013.http://www.psychologymania.com/2
didirikanlah Lembaga Pemasyarakatan 012/10/pengertian-narapidana.html)
yang merupakan tempat untuk melakukan Menurut data yang didapat dari
pembinaan guna membantu narapidana sistem data base pemasyarakatan, pada
untuk menyadari kesalahannya, bulan Maret 2013 di Indonesia terdapat
memperbaiki diri dan tidak mengulangi 104.685 jiwa narapidana, 96.331 jiwa
tindak pidana sehingga dapat diterima narapidana dewasa laki-laki, 5.175 jiwa
kembali oleh lingkungan masyarakat dan narapidana dewasa perempuan, jumlah
hidup secara wajar sebagai warga negara total narapidana dewasa sebanyak 101.506
yang baik dan bertanggung jawab. Warga jiwa narapidana. Sedangkan jumlah
negara yang bersalah dan menjalani masa narapidana dibawah umur atau anak-anak
pidananya di Lembaga Pemasyarakatan adalah sebanyak 3.290 jiwa narapidana
dinamakan narapidana (Sudirohusodo, untuk anak laki-laki dan 69 jiwa
2002).(2013.http://www.psychologymania. narapidana anak perempuan total seluruh
com/2012/10/pengertian-narapidana.html) narapidana anak di indonesia sebanyak
Selanjutnya Harsono (1995) 3.359 jiwa.
mengatakan narapidana adalah seseorang (http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/cur
yang telah dijatuhkan vonis bersalah oleh rent/monthly)
hukum dan harus menjalani hukuman dan
[122]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
Di Lampung juga jumlah narapidana kuat terhadap terbentuknya eksplorasi dan
meningkat hingga melebihi kuota Lembaga penurunan kecemasan yang terjadi di
Pemasyarakatan, jumlah narapidanaa narapidana.
sebanyak 3.116 jiwa dengan kapasitas Kecemasan merupakan istilah yang
Lembaga Pemasyarakatan 3.092 jiwa, sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari
jumlah laki-laki dewasa sebanyak 2.776 yang menggambarkan keadaan khawatir.
jiwa narapidana dan dewasa perempuan Gelisah. Takut. Tidak tentram disertai
sebanyak 203 jiwa jadi total narapidana berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut
dewasa sebanyak 2.979 jiwa, sedangkan dapat terjadi atau menyertai kondisi situasi
narapidana anak laki-laki sebanyak 136 kehidupan dan berbagai gangguan
jwa, dan 1 narapidana perempuan jumlah kesehatan (Dalami; dkk, 2009 :65)
seluruh narapidana anak sebanyak 137 Gangguan kecemasan adalah
jiwa.(http://smslap.ditjenpas.go.id/public/g sekelompok kondisi yang memberi
rl/current/monthly/kanwil/db669ad0-6bd1- gambaran penting tentang kecemasan yang
1bd1-baad/year/2013/ month/3). berlebihan, disertai respon prilaku,
Di Kanwil Bandar Lampung dimana emosional, dan fisiologis. Individu yang
terdapat 4 Lembaga Pemasyarakatan mengalami gangguan kecemasan dapat
jumlah narapinda laki-laki sebanyak 1.521 memperlihatkan perilaku yang tidak lazim
jiwa narapidana dan perempuan sebanyak seperti panik tanpa alasan, takut yang tidak
180 jiwa narapidana jadi total narapidana beralasan terhadap objek atau kondisi
dewasa sebanyak 1.701 jiwa sedangkan kehidupan, melakukan tindakan berulang-
jumlah narapidana anak-anak, untuk laki ulang tanpa dapat dikendalikan dan rasa
laki sebanyak 8 jiwa dan 1 jiwa narapidana khawatir yang tidak dapat dijelaskan atau
perempuan, total narapidana anak-anak berlebihan (Videback, 2008).
sebanyak 9 jiwa. Seseorang bisa menjadi cemas bila
(http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/cur dalam kehidupannya terancam oleh sesuatu
rent/monthly/kanwil/db669ad0-6bd1-1bd1- yang tidak jelas karena kecemasan dapat
baad/year/2013/month/3). timbul pada banyak hal yang berbeda-
Di Lembaga Pemasyarakatan beda. Kecemasan menghadapi masa depan
Narkotika Bandar Lampung khusus laki- yang dialami oleh narapidana disebabkan
laki menurut laporan UPT data base oleh kondisi mendatang yang belum jelas
pemasyarakatan pada Maret 2013 jumlah dan belum teramalkan, sehingga
narapidana laki-laki dewasa sebanyak 627 bagaimanapun tetap menimbulkan
jiwa dengan kapasitas Lembaga kekhawatiran dan kegelisahan apakah
Pemasyarakatan sebanyak 168 jiwa masa sulit tersebut akan terlewati dengan
(http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/det aman atau merupakan ancaman seperti
ail/monthly/upt/db674730-6bd1-1bd1- yang dikhawatirkan (Adriawati, 2012)
feb7-313134333039). Adriawati (2012) mengatakan
Menurut Widiyanti & Waskita menghadapi masa depan tidak bisa
(1987) dalam Adriawati (2012) tujuan berjalan dengan baik bila dalam diri
menjatuhkan pidana penjara adalah seseorang individu ada rasa cemas untuk
pemasyarakatan. Pemasyarakatan menghadapi masa depan. Kecemasan
bermaksud mengayomi narapidana. Dalam menghadapi masa depan merupakan takut
sistem pemasyarakatan maka narapidana atau cemas pada saat membayangkan
diayomi dengan memberikan pembinaan situasi nyata pada masa depan. Individu
terhadap segala kekurangannya. Situasi yang mengalami kecemasan adanya
pemasyarakatan hendaknya mempunyai perubahan fisik dan psikologis.
iklim yang identik dengan iklim keluarga Menurut Adriawati (2012) dalam
dimana ditemukan peace (kedamaian) dan kondisi seorang narapidana yang sedang
security (keamanan). Adanya peace, menjalani masa hukuman mempunyai
security ini merupakan pendorong yang kecenderungan mengalami depresi,

[123]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
dikarenakan timbul perasaan cemas yang mereka tampak gelisah. Dari hasil
diakibatkan ketidakmampuan individu wawancara dengan Kepala Lembaga
menyesuaikan diri selama berada di Pemasyarakatan, Kepala Lembaga
Lembaga Pemasyarakatan. Ciri-ciri Pemasyarakatan sering melihat
menonjol pada narapidana yang kegelisahan narapidana yang akan bebas
mengalami gangguan kecemasan yaitu dari Lembaga Pemasyarakatan tampak dari
perasaan khawatir, takut, gelisah bahkan prilaku mereka yang tidak lazim seperti
kadang-kadang panik. Dan hal tersebut menanyakan pertanyaan berulang-ulang,
dialami oleh narapidana bagaimana masa kepala pusing dan gangguan tidur atau
depannya nanti setelah menjalani hukuman susah tidur.
di Lembaga Pemasyarakatan. Kecemasan menjelang bebas pada
Kecemasan dapat mengurangi narapidana terkait pandangan negatif
bahkan dapat meniadakan potensi yang masyarakat terhadap para mantan
dimiliki narapidana, karena kecemasan narapidana, tak jarang menyebabkan
pada seorang penghuni Lembaga narapidana kehilangan kepercayaan diri,
Pemasyarakatan yaitu ada ancaman pada dan jika dibiarkan berlarut-larut dapat
jiwa atau psikisnya seperti kehilangan arti mengurangi bahkan dapat meniadakan
hidup (merasa bahwa masa depanya potensi yang dimiliki narapidana, yang
menjadi suram) dan merasa tidak berguna. pada akhirnya menyebabkan gangguan
Narapidana yang tingkat kecemasanya psikologis, hingga dapat menimbulkan
tinggi akan mengalami gangguan pada gangguan jiwa.
masa depanya. Berdasarkan latar belakang masalah
Dari hasil wawancara yang peneliti diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
lakukan dengan Kepala Lembaga tentang perbedaan tingkat kecemasan pada
Pemasyarakatan Narkotika Bandar narapidana yang baru masuk Lembaga
Lampung pada Jumat, 16 Maret 2013, Pemasyarakatan (telah menjalani masa
terdapat masalah tingkat kecemasan yang pidana kurang dari 1/3 vonis yang telah
terjadi di Lembaga Pemasyarakatan, diberikan) dan narapidana yang menjelang
banyak narapidana yang mengalami bebas (telah menjalani 2/3 dari masa vonis)
kecemasan dalam tingkat yang bervariasi di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika
baik pada narapidana yang baru masuk dan Way Hui Bandar Lampung.
pada narapidana yang menjelang bebas.
Kecemasan pada narapidana yang baru
masuk disebabkan oleh suasana METODE
lingkungan yang baru, kondisi sosial dan
apakah bisa melewati kondisi ini. Rancangan penelitian yang
Sedangkan kecemasan pada narapidana digunakan oleh penulis adalah rancangan
yang menjelang bebas karena stigma penelitian kuantitatif komparatif dengan
masyarakat akan kehadirannya, apakah pendekatan kohort karena data yang
dapat diterima kembali, dan bagaimana dikumpulkan dari penelitian ini bersifat
kehidupan sehari-hari saat keluar dari longitudinal (Suyanto,2011). Tujuan dalam
Lembaga Pemasyarakatan. Berdasarkan penelitian ini sendiri adalah untuk
keterangan perawat yang bertugas di klinik mengetahui apakah ada perbedaan tingkat
Lembaga Pemasyarakatan dan observasi kecemasan antara narapidana yang baru
yang peneliti lakukan pada Jumat, 16 masuk dan narapidana yang menjelang
Maret 2013 didapat bahwa dalam bebas.
keseharianya narapidana yang menjelang Jenis penelitian yang digunakan pada
bebas sering mengalami kecemasan seperti penelitian ini adalah komparasi dengan
tegang, susah tidur, panik tanpa alasan, pendekatan cross sectional. Adapun
sakit kepala tanpa sebab dan rasa khawatir populasi adalah semua narapidana yang
yang tidak dapat dijelaskan, sebagian dari baru masuk lembaga pemasyarakatan

[124]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
(telah menjalani masa pidana kurang dari responden dengan (suku) aceh sebanyak 14
1/3 vonis yang telah diberikan) dan responden atau 22,6%.
narapidana yang menjelang bebas (telah
menjalani 2/3 dari masa vonis), dengan Analisa Univariat
kriteria narapidana menerima masa vonis
mininmal 3 tahun penjara di Lembaga Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden
Pemasyarakatan Narkotika Way Hui Berdasarkan Status Vonis
sebanyak 627 orang.
Sampel diambil dengan teknik Status vonis f %
accidental sampling dan diperoleh sampel Baru masuk 35 56,5%
sebanyak 62 orang responden terdiri dari Menjelang bebas 27 43,5%
35 narapidana yang baru dan 27 responden Jumlah 62 100%
narapidana menjelang bebas.
Teknik pengumpulan data yaitu Berdasarkan tabel di atas dapat
dengan cara membagikan angket yang diisi diketahui bahwa jumlah responden
langsung oleh responden. Adapun angket narapidana yang baru masuk sebanyak 35
yang digunakan adalah angket untuk orang (56,5%) dan responden narapidana
mengukur skala kecemasan yang yang menjelang bebas sebanyak 27 orang
dikembangkan oleh Hamilton yang biasa (43,5%).
dikenal dengan Hamilton Rating Scale For
Anxiety (HRS-A). Tabel 2: Distribusi Frekuensi Tingkat
Analisis menggunakan analisis Kecemasan Responden pada
univariat untuk mendikripsikan Narapidana yang Baru Masuk dan
karakteristik responden dan variabel yang Narapidana yang Menjelang
diteliti serta analisis bivariat dengan Bebas
menggunakan uji beda dua mean
independen (independen samples T-test) Status vonis f %
untuk mencari ada tidaknya perbedaan Baru masuk 35 56,5%
kecemasan antara narapidana yang baru Menjelang bebas 27 43,5%
dengan yang menjelang bebas. Jumlah 62 100%
HASIL
Tingkat Baru masuk Menjelang bebas
Kecemasan f % f %
Karakteristik Responden Tidak ada 10 28,6 2 7,4
kecemasan
Karakteristik responden yang diteliti Kecemasan 19 54,3 16 59,3
sebagian besar adalah responden dengan ringan
usia dewasa awal (20-39) sebanyak 56 Kecemasan 5 14,3 7 25,9
sedang
responden atau 90,3% dan dewasa madya Kecemasan 1 2,9 2 7,4
(40-59) sebanyak 6 responden atau 9,7%, berat
tingkat pendidikan paling banyak adalah Jumlah 35 100 27 100
SMA sebanyak 37 responden atau 59,7%,
sealanjutnya SMP 17 responden atau Berdasarkan tabel di atas dapat
27,4%, dan SD 5 responden atau 8,1%, diketahui bahwa tingkat kecemasan
sedang tingkat pendidikan yang paling terbanyak pada narapidana yang baru
sedikit adalah perguruan tinggi sebanyak 3 masuk adalah kecemasan ringan sebanyak
responden atau 4,85%, suku responden sebanyak 19 responden atau 54,3%.
yang paling banyak adalah suku jawa Sedangkan pada narapidana menjelang
sebanyak 28 responden (50,0%), kemudian bebas adalah kecemasan ringan sebanyak
16 responden atau 45,7%.

[125]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
Analisa Bivariat semakin mudah berfikir rasional dan
menangkap informasi baru termasuk dalam
Tabel 3: Distribusi Rata-Rata Tingkat menguraikan masalah yang baru (Hidayat,
Kecemasan Narapidana yang 2012).
Baru Masuk dan Narapidana yang Hasil penelitian juga menunjukan
Menjelang Bebas jumlah terbanyak narapidana yang baru
masuk dan yang menjelang bebas adalah
Variabel Mean SD SE n suku Jawa yaitu 31 responden dan Aceh 14
Kecemasan narapidana responden. Sebagian besar narapidana
16,09 4,03 0,68 35
baru masuk
yang menjadi responden bukan penduduk
Kecemasan narapidana
19,52 5,51 1,06 27 yang berdomisili di Lampung melainkan
menjelang bebas
p value 0,09 penduduk di luar Lampung
Stressor pencetus lain yang dapat
Berdasarkan tabel di atas rata rata menyebabkan terjadinya kecemasan
tingkat kecemasan narapidana yang baru diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu
masuk lembaga pemasyarakatan adalah ancaman terhadap integritas seseorang
16,09 dengan standar deviasi 4,03. meliputi ketidakmampuan fisiologis yang
Sedangkan untuk kelompok narapidana akan datang atau menurunkan kapasitas
yang menjelang bebas, rata-rata tingkat untuk melakukan aktivitas hidup sehari-
kecemasanya adalah 19,52 dengan standar hari dan ancaman terhadap sistem diri
deviasi 5,51. Hasil uji statistik lebih lanjut seseorang dapat membahayakan indentitas,
didapatkan nilai p=0,09 sehingga dapat harga diri dan fungsi sosial yang
disimpulkan bahwa pada α 5% terlihat ada terintegrasi seseorang (Riyadi dan
perbedaan tingkat kecemasan pada Purwanto, 2009).
narapidana yang baru masuk dan Faktor lain yang dapat
narapidana yang menjelang bebas. mempengaruhi kecemasan menurut dapat
dikelompokan menjadi tiga faktor, yaitu :
PEMBAHASAN faktor biologis atau fisiologis, berupa
ancaman akan kekurangan makanan,
Penelitian yang telah dilakukan di minuman, perlindungan dan keamanan;
Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Way faktor psikososial, yaitu ancaman terhadap
Hui Bandar lampung telah berjalan dengan konsep diri, kehilangan orang atau benda
baik meski masih terdapat kekurangan. yang dicintai, perubahan status sosial atau
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ekonomi; dan faktor perkembangan, yaitu
dengan mengisi lembar kuisioner telah ancaman pada masa bayi, anak, remaja.
memberi jawaban secara deskriptif Berdasarkan hasil penelitian
terhadap rumusan masalah yang telah diperoleh bahwa tingkat kecemasan pada
disajikan peneliti. kelompok narapidana yang baru masuk
Berdasarkan hasil penelitian dapat adalah tidak ada kecemasan sebanyak 10
dilihat bahwa responden berusia dewasa responden, kecemasan ringan 19
awal (20-39 tahun) dengan persentase responden, kecemasan sedang 5 responden,
90,3% atau sebanyak 56 responden.jadi kecemasan berat 1 responden.
sebagian besar dari responden atau Selanjuntnya berdasarkan analisis terdap
narapidana berada pada masa produktif skor kecemasan didapatkan rata-rata
yaitu dewasa awal tingkat kecemasan narapidana yang baru
Berdasarkan tingkat pendidikan masuk adalah 16,09, skor ini lebih rendah
responden yang paling banyak adalah dari skor rata-rata kecemasan narapidana
SMA sebanyak 37 responden.. Tingkat yang menjelang bebas yaitu sebesar 19,52.
pendidikan seseorang atau individu akan Hal tersebut dapat terjadi dimana
berpengaruh terhadap kemampuan berfikir, pada narapidana yang baru masuk
semakin tinggi tingkat pendidikan akan kecemasan terjadi biasannya disebabkan

[126]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
oleh suasana lingkungan yang baru, oleh konflik intrapsikik yang tidak
kondisi sosial yang baru yang belum diketahui. Penyerta fisiologis mencakup
terbayangkan. Menurut Adriawati (2012), denyut jantung bertambah cepat, kecepatan
seseorang bisa menjadi cemas bila dalam pernafasan tidak teratur, berkeringat,
kehidupannya terancam oleh sesuatu yang gemetar, lemas, dan lelah.
tidak jelas karena kecemasan dapat timbul Penyerta psikologis meliputi
pada hal yang berbeda-beda. perasaan-perasaan akan ada bahaya, tidak
Sedangkan pada kelompok berdaya, terancam dan takut. Walaupun
narapidana yang menjelang bebas tingkat kecemasan bermula dari rasa takut, namun
kecemasan cenderung lebih tinggi. Hal ini masih dapat dibedakan dalam berbagai hal.
disebabkan karena biasanya kecemasan- Ketakutan cenderung bersifat langsung,
kecemasan yang terjadi di narapidana yang disebabkan oleh benda atau peristiwa yang
menjelang bebas adalah stigma masyarakat bersifat spesifik dan disadari. Sedangkan
terhadap mantan narpidana dan juga kecemasan bersifat langsung tanpa ada
bagaimana nanti memulai kehidupan sosial sumber yang jelas dan tidak disadari.
yang baru yang belum terbayangkan. Reaksi kecemasan yang biasa atau normal
Menurut Adriawati (2012). akan berakhir pada saat bahaya berlalu.
Kecemasan menghadapi masa depan yang Karena kecemasan bersumber dari suasana
dialami oleh narapidana disebabkan oleh hati maka dengan pemberian terapi doa
kondisi mendatang yang belum jelas dan dan dzikir akan meredam kecemasan
belum teramalkan, sehingga bagaimanapun yang ada.
juga tetap menimbulkan kekhawatiran dan
kegelisahan apakah masa sulit tersebut
akan terlewati dengan aman atau KESIMPULAN
merupakan ancaman seperti yang
dikhawatirkan.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil Berdasarkan hasil penelitian yang
p=0.09, sehingga dapat disimpulkan bahwa dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan
pada α 5%, ada perbedaan tingkat narkotika kelas II A Way Hui Bandar
kecemasan pada narapidana yang baru Lampung Tahun 2013 berdasarkan hasil
masuk dan pada narapidana yang uji statistik didapatkan p=0,09 dan rata rata
menjelang bebas. Dimana kecemasan tingkat kecemasan narapidana yang
narapidana yang menjelang bebas lebih menjelang bebas lebih besar dibandingkan
tinggi dibanding narapidana yang baru narapidana yang baru masuk lembaga
masuk Lembaga Pemasyarakatan. pemasyarakatan. Sehingga disimpulkan
Demikian juga hipotesis yang diajukan bahwa pada α 5% terlihat ada perbedaan
diterima. yang signifikan tingkat kecemasan pada
Menurut Riyadi dan Purwanto narapidana yang menjelang bebas dan
(2009) bahwa sumber koping merupakan narapidana yang baru masuk lembaga
sumber yang dapat membantu individu pemasyarakatan.
mengurangi atau mengatasi masalah yang Berdasarkan keseimpulan tersebut
dapat menimbulkan stres. Sumber koping maka disarankan bagi Lembaga
tersebut dapat berupa keadaan ekonomi Pemasyarakatan dan tim tenaga kesehatan
keluarga, dukungan keluarga atau sosial, di Lembaga Pemasyarakatan dalam
kemampuan menyelesaikan masalah dan memberikan suatu terapi humor dan
keyakinan agama atau budaya. motivasi serta peningkatan kegiatan
Kecemasan adalah status perasaan keagamaan kepada narapidana yang
tidak menyenangkan yang terdiri atas mengalami kecemasan. Dan diharapkan
respon-respon psikofisiologis terhadap terapi yang diberikan dapat mengurangi
antisipasi bahaya yang tidak rill atau yang tngkat kecemasan sehingga kecemasan
terbayangkan, secara nyata disebabkan

[127]
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN 1907 - 0357
tidak menurunkan potensi yang ada Dalami, dkk, 2009, Asuhan Keperawatan
didalam diri narapidana. Jiwa Dengan Masalah Psikososial,
Jakarta:Trans Info Media.
Hidayat, Ahmad, 2012, Pengaruh Doa
* Perawat Alumni Poltekes Kemenkes Dan Dzikir Terhadap Penurunan
Tanjungkarang Jurusan Keperawatan Kecemasan Pasien Pre Operasi Di
** Dosen pada Prodi Keperawatan Ruang Bedah Rsud Dr.H.Abdul
Tanjungkarang Poltekes Kemenkes Moeloek Provinsi Lampung, Karya
Tanjungkarang. Tulis Ilmiah Tidak Diterbitkan.
Poltekkes Tanjungkarang. Bandar
Lampung.
Riyadi dan Purwanto (2009). Asuhan
DAFTAR PUSTAKA perawatan jiwa. Jogjakarta: Graha
ilmu
Adriawati, Siti,2012, Hubungan Konsep Videbeck, L (2008). Buku ajar
Diri dengan Kecemasan Narapidana keperawatan jiwa. Jakarta: EG
Menghadapi Masa Depan di (2013.http://www.psychologymania.com/2
Lembaga Pemasyarakatan Wanita 012/10/pengertian-narapidana.html)
Malang, Fakultas Psikologi (2013http://smslap.ditjenpas.go.id/public/g
Universitas Islam Negeri (UIN) rl/current/monthly/kanwil/
Maulana Malik Ibrahin, Malang. /year/2013/month/3)

[128]

Anda mungkin juga menyukai