Anda di halaman 1dari 14

TEORI ETNOMETODOLOGI

MAKALAH

Diajukan guna memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Sosial Budaya

Dosen Pengampu:
Dr. Sumardi, M.Hum
Jefri Riesky Triyanto, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh:
Mahatma Fattah R R 210210302038
Almi Marcelia Rahma 210210302041
Callista Antonia T 210210302091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok mata kuliah Inovasi Sosial
Budaya dan Pendidikan dengan judul “Teori Etnometodologi”. Kami Anggota
kelompok mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Sumardi, M.Hum dan Jefri
Riesky Triyanto, S. Pd., M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Sosial
Budaya yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah
pengetahuan dan wawasan dalam bidang studi yang kami tekuni.
Kami selaku penulis makalah ini menyadari bahwa kami masih memiliki
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
berharap kritik dan saran yang membanggun dari para pembaca untuk perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini.

Jember, 31 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode penelitian kualitatif mencakup
penelitian etnografi dan etnometodologi. Metode penelitian etnografi merupakan
sebuah metode penyelidikan naturalsitik yang berakar pada empirisme dan
humanisme. Etnografi ialah deskripsi sistematis tentang budaya spesifik dan
berkaitan dengan variasi individu dalam kelompok budaya tertentu.
Metode etnografis paling sering digunakan dalam penelitian berbasisi
lapangan meliputi beberapa langkah-langkah seperti survey, wawancara, observasi,
analysis teks, catatan lapangan dan kelompok fokus. Metode ini sepenuhnya tidak
terbatas dalam studi budaya.
Dalam kehidupan sebagai makhluk sosial, manusia, di masyarakat tidak
dapat lepas dari individu-individu yang lain. Ketergantungan itu diwujudkan dalam
bentuk perilaku melalui interaksi sosial. Tentu sebagai anggota masyarakat
seseorang mengharapkan manfaat tertentu atas keterlibatannya dalam kegiatan yang
terorganisasi dalam masyarakat dan komunikasi sebagai alat perekat.

Kompleksnya interaksi yang terjadi tersebut menimbulkan berbagai


macam teori sosial, salah satunya etnometodologi yang masih jarang diketahui
dalam rumpun ilmu – ilmu sosial, masih di bawah pengaruh tindakan yang penuh
arti milik Weber atau paradigma def inisi sosial, namun menolak sebagai kajian
secara mikro. Teori ini bethubungan erat dengan fenomenologi karena pencetusnya,
Harold Garfinkel, merupakan murid.
Alfred Schutz, pencetus fenomenologi, yang sebelumnya pernah menjadi
murid Parsons. Dengan demikian teori yang diutarakannya menjadi peleburan teori
kedua gurunya tersebut.Perjalanan teori ini tidaklah mulus karena sempat ditolak
dan disingkirkan dari percaturan akademisi sosial.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Teori Etnometodologi?


2. Bagaimana Langkah-langkah Teori Etnometodologi?
3. Bagaimana Penerapan Teori Etnometodologi dalam penelitian Sejarah
Sosial Budaya?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Tentang Teori Etnometodologi

2. Untuk Mengetahui langkah-langkah Teori Etnometodologi

3. Untuk Mengetahui Bagaimana penerapan Teori Etnometodologi


dalam penelitian Sejarah Sosial Budaya
1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis yaitu sebagai sarana latihan dalam mengembangkan


kemampuan dalam penulisan karya ilmiah.

2. Bagi pembaca yaitu sebagai penambah referensi mengenai


pengetahuan tentang teori-teori sosial budaya.

3. Bagi almamater, sebagai salah satu bentuk wujud dari pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Etnometodologi


Dalam kehidupan sebagai makhluk sosial, manusia, di masyarakat
tidak dapat lepas dari individu-individu yang lain. Ketergantungan itu diwujudkan
dalam bentuk perilaku melalui interaksi sosial. Tentu sebagai anggota masyarakat
seseorang mengharapkan manfaat tertentu atas keterlibatannya dalam kegiatan yang
terorganisasi dalam masyarakat dan komunikasi sebagai alat perekat. Kompleksnya
interaksi yang terjadi tersebut menimbulkan berbagai macam teori sosial, salah
satunya etnometodologi yang masih jarang diketahui dalam rumpun ilmu – ilmu
sosial, masih di bawah pengaruh tindakan yang penuh arti milik Weber atau
paradigma definisi sosial, namun menolak sebagai kajian secara mikro.

Teori ini berhubungan erat dengan fenomenologi karena pencetusnya,


Harold Garfinkel, merupakan murid Alfred Schutz, pencetus fenomenologi, yang
sebelumnya pernah menjadi murid Parsons. Dengan demikian teori yang
diutarakannya menjadi peleburan teori kedua gurunya tersebut. Perjalanan teori ini
tidaklah mulus karena sempat ditolak dan disingkirkan dari percaturan akademisi
sosial.

Etnometodologi berasal dari Bahasa Yunani, ethnomethodology,


yaitu ethno yang artinya etnis dan method atau cara. Dengan demikian berarti cara
untuk mempelajari etnis atau suku atau bangsa berdasarkan akal sehat dan rangkaian
prosedur dan pertimbangan sehingga masyarakat dapat memahami, mencari tahu,
dan bertindak berdasarkan situasi di mana mereka menemukan dirinya sendiri. Atau
sebagai yang didefinisikan oleh Heritage 1984 yaitu kumpulan pengetahuan
berdasarkan akal sehat dan rangkaian prosedur dan pertimbangan (metode) yang
dengannya masyarakat biasa dapat memahami, mencari tahu, dan bertindak
berdasarkan situasi di mana mereka menemukan dirinya sendiri.

Sementara Grafinkel 1991 melukiskan sasaran perhatian


etnometodologi yaitu realitas objektif fakta sosial bagi etnometodologi adalah
fenomena fundamental sosiologi karena merupakan setiap produk masyarakat
setempat yang diciptakan dan diorganisir secara alamiah, terus menerus, prestasi
praktis, selalu, hanya, pasti dan menyeluruh, tanpa henti, dan tanpa peluang
menghindar, menyembunyikan diri, melampaui, atau menunda.

Di sini manusia dipandang rasional, tetapi dalam menyelesaikan


masalah kehidupan sehari- harinya digunakan penalaran praktis bukan logika
formula dengan pendekatan filsafat fenomenologi transendental, yang berbeda
dengan fenomenologi eksistensial. Walaupun keduanya berlainan pendapat dalam
mengartikan beberapa konsep, akan tetapi kedua-duanya sama- sama memusatkan
perhatian pada soal kesadaran. Dalam hal ini tidak dipersoalkan apakah kesadaran
ini benar atau salah. Pandangan inilah yang kemudian menjadi salah satu landasan
etnometodologi sehingga inti dari etnometologi Granfikel adalah mengungkapkan
dunia akal sehat dari kehidupan sehari-hari.

2.2 Langkah-langkah Teori Etnometodologi


Dalam penelitian etnometodologi ada tiga tahapan dan sepuluh langkah yang dapat
dijalankan dalam melakukan penelitian, ketiga tahapan tersebut diurutkan yakni :

1. Tahap Perkenalan Area Penelitian.

Pada tahapan ini, langkah pertama yang harus dilakukan seorang


peneliti adalah harus melakukan observasi / pengamatan secara
umum dengan tujuan untuk menangkap suatu realitas yang terjadi
area penelitian diantararanya adalah lokasi penelitian dan subyek
penelitian. Langkah kedua adalah membuka aktivitas wawancara
terhadap subyek yang memiliki prospek untuk memperoleh
informasi yang mendalam mengenai kehidupan/aktifitas keseharian
subyek. Langkah terakhir dalam tahapan ini adalah menetapkan
informan dan subyek penelitian.

2. Tahapan Pengumpulan Data dan Analisis Area Penelitian.

Pada tahapan ini merupakan tahapan dimana peneliti melakukan


pengumpulan data. Ada lima Langkah yang harus dilakukan dalam
tahapan ini, dimana empat Langkah diantaranya adalah menetapkan
partisipan yang akan di observasi dan melakukan wawancara
terfokus. Langkah berikutnya adalah menerangkan dan melakukan
pengecekan atas validitas data. Langkah selanjutnya adalah
menemukan tema analisis subtansial, tematik ataupun analisis
menggunakan kode (coding analysis). Berdasarkan tema yang
ditemukan maka dapat dilakukan pengembangan teori ataupun dalil
yang baru.

3. Tahapan Mempersiapkan Laporan Penelitian.

Ada dua Langkah yang harus dijalankan dalam tahapan ini, yakni
mendiskusikan dalil/teori yang baru dengan teori yang sudah ada
sebelumnya, dan langkah terakhir adalah dengan melakukan
pencatatan menggunakan laporan penelitian etnometodologi.

Pada ketiga tahapan tersebut ada sepuluh langkah yang harus dijalankan
lagi jika peneliti akan menjalankan penelitian dengan metode
etnometodologi, dari tiga tahap tersebut kemudian terbagi dalam 10
langkah. Yang perlu diikuti oleh seorang peneliti etnometodologi.
Menurut (Ach. Fatchan, 2015) beberapa langkahnya sebagai berikut :

1. Melakukan observasi umum


2. Melakukan wawancara umum
3. Menentukan fokus dan subjek kelompok/etnik serta informan
penelitian
4. Observasi partisipasi dan wawancara terfokus
5. Melakukan analisis deskripsi dan pengecekan keabsahan data
6. Melakukan wawancara mendalam yang lebih berupa dialog dan
melakukan Focus Group Discussion (FGD)
7. Melakukan analisis substansial dan hubungan antar tema
8. Menemukan pemahaman kelompok subjek penelitian dan menyusun
teori/proposisi baru
9. Mendiskusikan proposisi baru dengan teori yang ada.
10. Menyusun laporan penelitian akhir.
Etnometodologi sebagai penelitian yang tepat, untuk digunakan dalam
meneliti sikap dari individu-individu di suatu organisasi atau institusi.
Contohnya, memahami orang yang memiliki cara dalam melaksanakan
tugas kantor, sekolah atau perusahaan dan proses yang terjadi didalam-
Nya. Etnometodologi memiliki keunikan, jika dibandingkan dengan
penelitian lainnya dalam kualitatif adalah seorang peneliti harus
meninggalkan dulu teori, asumsi, kategori dan proposisi yang telah ada
mengenai situasi dan kondisi yang akan dikaji.

Sedangkan dalam penelitian lainnya, seorang peneliti melihat situasi dan


kondisi atau fenomena dengan sudah memiliki bekal asumsi dan teori
yang bisa membelenggu kebebasan seorang peneliti dalam memaknai
suatu fenomena yang sedang dikaji. Dengan adanya keleluasaan tersebut,
seorang peneliti dapatlah memaknai suatu realitas dengan pikiran jernih
karena tidaklah dengan teori sebelumnya. Seorang peneliti
etnometodologi yang lebih diutamakannya pertanyaan ‘Bagaimana’,
daripada ‘mengapa’ untuk bisa menggali sebuah makna yang ada dalam
realitas yang akan diteliti (Rahardjo, 2018).

2.3 Penerapan Teori Etnometodologi dalam penelitian Sejarah Sosial


Budaya

Menurut Ritzer dan Goodman dalam Hastuti (2018) Etnometodologi merupakan


sebuah ilmu pengetahuan yang memahami tentang perilaku suatu suku bangsa atau
etnis berdasarkan akal sehat dan rangkaian prosedur rangkaian prosedur dan
pertimbangan sehingga masyarakat dapat memahami, mencari tahu, dan bertindak
berdasarkan situasi di mana mereka menemukan dirinya sendiri.

Etnometodologi memandang manusia sebagai objek yang rasional


terhadap perilaku sosial yang dilakukan sehari-hari sehingga bukan lagi
menggunakan logika formula (Hastuti et al., 2018). Teori ini biasanya dipakai untuk
meneliti sebuah kelompok sosial beserta hal-hal yang ada di dalamnya seperti
tradisi, perilaku sosial, pengetahuan umum, dan sebagainya.

Teori Etnometodologi memiliki keunikan, yakni sebelum melakukan


proses penelitian dengan Teori Etnometodologi, peneliti harus meninggalkan teori,
asumsi, dan berbagai hal yang telah diketahui mengenai suesuatu yang akan diteliti
(Rezhi et al., 2023). Saat melakukan penelitian dengan Pendekatan maupun Teori
Etnometodologi, maka peneliti harus mampu bertindak secara objektif dan
melaporkan hal-hal yang diamati sesuai dengan keadaan aslinya.

Dalam penelitian Sejarah Sosial Budaya, kedudukan Teori


Etnometodologi dapat digunakan sebagai alat bantu untuk memahami perilaku
sosial yang konkrit dan dianggap rasional dalam suatu kelompok sosial. Karena
objek penelitian dalam Sejarah Sosial Budaya adalah suatu kelompok sosial, maka
teori atau pendekatan yang dapat dipilih adalah Etnometodologi.

Sebagai contoh kedudukan Etnometodologi dalam penelitian Sejarah


Sosial Budaya adalah sebagai alat bantu untuk memahami berbagai perilaku sosial
dalam suatu kelompok sosial di masalalu yang dianggap rasional dan telah
disepakati bersama. Sehingga dalam proses rekonstruksi sejarah, peneliti lebih
rasional dalam menjelaskan berbagai fenomena maupun perilaku sosial di masalalu.

Contoh Studi Kasus Penerapan Teori Etnometodologi terhadap


penelitian Sejarah Sosial Budaya: Pada studi tentang Masyarakat Pengrajin Cor
yang ada di Trowulan tahun 1980 – 2000. Dimana dalam jurnal tersebut dijelaskan
tentang berbagai aspek dari masyarakat pengrajin cor di Trowulan dalam lingkup
temporal 1980 – 2000. Dijelaskan tentang sejarah keberadaan industri cor yang ada
disana serta bagaimana masyarakat melestarikannya.
Sejarahnya dulu tahun 1980 – 2000 Trowulan menjadi salah satu
wisata yang memiliki daya tarik sebagai wisata sejarah. Hal tersebut dikarenakan
Trowulan memiliki berbagai situs peninggalan Kerajaan Majapahit seperti Candi
Brahu, Candi Tikus, dan tempat wisata religi seperti Budha Tidur. (Huda & Artono,
2018).

Dalam jurnal tersebut juga dijelaskan bahwa industri cor ini memiliki
peluang usaha yang diminati banyak wisatawan sebagai oleh-oleh atau cinderamata
khas Trowulan. Kemudian seiring perkembangan industri logam yang ada di
Trowulan mampu mengangkat perekonomian masyarakat sekitar. Perekonomian
masyarakat Trowulan di Tahun 1980-2000 bisa dibilang meningkat dengan adanya
industri cor tersebut (Huda & Artono, 2018)

Nah, disini peran Etnometodologi yang digunakan untuk alat bantu


dalam menganalisa fakta sosial dari Masyarakat pengrajin cor yang ada di
Trowulan. Dari sudut pandang Etnometodologi yang mengedepankan rasionalitas,
maka hal yang dilakukan masyarakat untuk melestarikan industri kerajinan cor,
semata-mata untuk menghidupi keluarga dan mengangkat taraf ekonomi mereka.
Hal tersebut berdasarkan penjelasan yang ada di dalam jurnal tersebut yang
mengatakan bahwa industri kerajinan cor tidak mengalami keru gian saat terjadi
krisis moneter tahun 1997-1998 dan bahkan permintaan terhadap kerajinan cor
masih tinggi.

Hal tersebut dapat dijadikan suatu argumentasi bagi peneliti


etnometodologi untuk menjelaskan bahwa masyarakat Trowulan yang berprofesi
sebagai pengrajin cor mau melestarikan industri tersebut dikarenakan kerajinan cor
punya pengaruh terhadap naiknya tingkat perekonomian mereka.
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etnometodologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang memahami tentang


perilaku suatu suku bangsa atau etnis berdasarkan akal sehat dan rangkaian prosedur
rangkaian prosedur dan pertimbangan sehingga masyarakat dapat memahami, mencari
tahu, dan bertindak berdasarkan situasi di mana mereka menemukan dirinya sendiri.

Etnometodologi memandang manusia sebagai objek yang rasional terhadap


perilaku sosial yang dilakukan sehari-hari sehingga bukan lagi menggunakan logika
formula. Kemudian Teori ini biasanya dipakai untuk meneliti sebuah kelompok sosial
beserta hal-hal yang ada di dalamnya seperti tradisi, perilaku sosial, pengetahuan umum,
dan sebagainya.

Teori Etnometodologi memiliki beberapa step untuk direalisasikan, mulai dari


tahap awalan yakni Perkenalan area penelitian atau observasi, Tahapan Pengumpulan Data
dan Analisis Area Penelitian, dan Tahapan Mempersiapkan Laporan Penelitian. 3 langkah
tersebut yang nantinya harus diperhatikan ketika ingin melakukan penelitian dengan Teori
Etnometodologi.

Teori ini dapat menjadi alat bantu untuk penelitian sosial budaya lainnya, seperti
Sejarah Sosial Budaya. Sebagai contoh kedudukan Etnometodologi dalam penelitian
Sejarah Sosial Budaya adalah sebagai alat bantu untuk memahami berbagai perilaku sosial
dalam suatu kelompok sosial di masalalu yang dianggap rasional dan telah disepakati
bersama.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah, penulis menyarankan menggunakan sumber yang lebih
beragam, kredibel, dan sesuai dengan harapan yang kemudian dapat menjadi kontribusi
esai tentang “Teori Etnometodologi”. Penggunaan pendekatan yang digunakan untuk
memecahkan masalah harus dari berbagai sudut pandang bervariasi dan luas sehingga
dapat dianalisis secara kritis dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Fadila, F., & Yulifar, L. (2023). Tinjauan Kritis Perkembangan Metode Penelitian
Etnografi dan Etnometodologi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 23(3), 2649-
2654.
Fatchan, A. (2015). Metode penelitian kualitatif (pendekatan etnografi dan
etnometodologi untuk penelitian ilmu-ilmu sosial). Yogyakarta: Ombak.

Hastuti, D. R. D., M, A. S., Eymal, D. B., & Rahmadani. (2018). Ringkasan Kumpulan
MAZHAB Teori Sosial (Biografi, Sejarah, Teori, dan Kritikan). In CV. Nur Lina.
http://eprints.unm.ac.id/12082/1/Ringkasan Kumpulan Mazhab Teori Sosial
%28Hastuti%2C Ali%2C Demmallino%2C %26 Rahmadanih 2018%29.pdf

Huda, L. N., & Artono. (2018). Kerajinan Logam Di Trowulan Mojokerto Pada Tahun
1980-2000. Journal Pendidikan Sejarah, 6(4).

Rahardjo, M. (2018). Paradigma interpretif [Online]. 2020. Retrieved December 27, 2020.
repository. uin-malang. ac. id.
Rezhi, K., Yunifar, L., & Najib, M. (2023). Memahami Langkah-Langkah dalam
Penelitian Etnografi dan Etnometodologi. Jurnal Artefak, 10(2), 271 -276.

Anda mungkin juga menyukai