Anda di halaman 1dari 18

III.

ETHNOGRAPHY

1.Pengertian Ethnography

Peneletian Etnografi adalah bentuk meode penelitian dengan bentuk


metode penelitian kualitatif dimana peneliti mengamati dan berinteraksi dengan
subjek yang di teliti di lingkungan kehidupan nyata mereka yang kerapkali
dipergunakan dalam bidang ilmu Antropologi dan berbagai ilmu sosial lainnya.

Sejarah penggunaan metode penelitian Etnografi dikembangkan oleh para


Antropologi sebagai cara mempelajari dan menggambarkan budaya manusia.Para
Antropolog membenamkan diri dalam kehidupan orang-orang yang mereka
pelajari ,menggunakan observasi primer yang di perluas dan terkadang wawancara
mendalam untuk mendapatkan klarifikasi dan informasi yang lebih terperinci

a) Pengertian Etnografi Menurut Para Ahli.


Adapun defenisi etnografi menurut para ahli,antara lain

1. Richards dkk(1985)

Penelitian etnografi adalah sebagai kajian tentang kehidupan dan


kebudayaan suatu masyarakat atau etnik ,misalnya tentang adat-
istiadat,kebiasaan,hukum,seni,religi,bahasa.Bidang kajian yang sangat
berdekatan dengan etnografi adalah etnologi,yakni kajian perbandingan
tentang kebudayaan dari berbagai masyarakat atau kelompok.

2. Roger M.Keesing (1989)

Arti penlitian etnografi adalah pembuatan dokumentasi dan anlisis budaya


tertentu dengan mengadakan penelitian lapangan .Hal ini berrati bahwa
dalam mendefenisikan suatu kebudayaan seorang etnografer sebutan untuk
si peneliti etnografi juga melakukan analisis.

3. Wolcott (1977)

Defenisi penelitian etnografi adalah suatu metode khusus atau suatu set
metode yang didalamnya ada berbagai bentuk yang memilikki
karakteristik tertentu,termasuk partisipasi etnografer,memahami dan
mengikuti kehidupan sehari-hari dari seseorang dalam periode yang
lama ,melihat apa yang terjadi,mendengarkan apa yang
dikatakan ,bertanya kepada mereka dan pada kenyataannya
mengumpulkan data apa saja yang di dapatkan.

4. Hammeersley dan Atkinson(2007)

Penelitian etnografi adalah proses pengambilan jenis data penelitian


dengan lensa budaya untuk mempelajari kehidupan orang-orang dalam
komunitas.

2. Ciri-Ciri Utama Penelitian Ethnography

Karakteristik utama penelitian etnograpi yaitu anlisis data yang dilakukan


secara holistic bukan parsial.Penjelasannya:

1. Sumber data bersifat bersifat alamiah,artinya peneliti harud


memahami gejala empiric(kenyataan)dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pelaku sendiri merupakan instrument penelitian yang paling
penting dalam pengumpulan data.
3. Besifat pemerian(deskripsi),artinya mencatat secara teliti fenomena
budaya yang dilihat dibaca lewat apa pun termasuk dokumen
resmi ,kemudian,mengkombinasikan,mengabstrakan,dan menarik
kesimpulan
4. Digunkan untuk memahami bentuk-bentuk atau studi kasus .
5. Analisis bersifat induktif.
6. Di lapangan,peneliti harus berperilaku seperti masyarakat yang
ditelitinya.
7. Data dan informasi harus berasal dari tangan pertama.
8. Kebenaran data harus dicek dengan dat yang lain (dat lisaan di cek
dengan data tulis)
9. Orang yang di jadikan subjek penelitian disebut
partisipan ,konsultan,serta teman sejawat.
10. Perhatianya harus menitik beratkan pada pandangan emik ,artinya
yaitu peneliti harus menaruh perhatian pada masalah penting yang
di teliti dari orang yang diteliti dan bukan dri etik.
11. Dalam pengumpulan data menggunakan menggunakan purposive
sampling dan bukan probalitas stastik .
12. Dapat menggunakan akan data kualitatif maupun data dalam
penelitian kuantitatif,namum sebagian besar menggunakan
kualitatif.
3. Macam Penelitian Ethnography

Terdapat tiga jenis penelitian dalam etnografi,yaitu :

1. Holistik
Artinya peneliti harus memelikki empati dan melakukan
identifikasi terhadap kelompok .sehingga perihal inilah si peneliti
harus hidup seperti orang local yang mampu mengidentifikasi
interaksi sosial ,perilaku,dan presepyang terjadi dalam
kelompok ,tim,organisasi ,dan komunitas yang akan diteliti.

2. Semiotik
Artinya peneliti memeriksa bentuk simbolis yang digunakan oleh
orang-orang dan menganalisanya sehubungan dengan seluruh
budaya yang berkembang dalam suatu kelompok .

3. Kritis
Artinya peneliti mencoba mengungkap apa yang biasanya
bersembunyi dan tidak terucapkan dalam budaya dan mencari
asumsi .Sehingga keberadaan peneliti dalam berpatisipasi dalam
masyarakat dalm jangka panjang dan mendokumentasikan
pengaturan sosial dan sistem kepercayan masyarakat.

Sedangkan dalam melakukan penelitian etnografi terdapat


beberapa desain yang dpat di kembangkan antara lain:

1) Etnografi Realis

Etnografi realis adalah pendekatan populer yang digunakan


oleh antroplog budaya.ini adalah laporan yang objektif
tentang situasi ,biasanya ditulis dalam sudut pandang ornag
ketiga,melaporkan secara objektif informasi yang di
pelajari dari partisipan di lokasi penelitian.Etnografer realis
menceritakan penelitian ini dengan suara memihak orang
ketiga dan melaporkan pengamatan partisipan dan
pandangan mereka. Etnografer tidak menawarkan refleksi
pribadi dalam laporan penelitian dan tetap di belakang layar
sebagai reporter yang mahatahu.
Peneliti melaporkan data objektif dengan gaya yang terukur
yang tidak dikendalikan oleh bias pribadi, tujuan politik,
dan penilaian. Peneliti dapat memberikan perincian duniawi
dari kehidupan sehari-hari di antara orang-orang yang
diteliti. Etnografer juga menggunakan kategori standar
untuk deskripsi budaya (keluarga, kehidupan kerja, jejaring
sosial, dan sistem status).
Ahli etnografi menghasilkan pandangan para partisipan
melalui kutipan yang diedit dengan cermat dan memiliki
kata akhir tentang interpretasi dan presentasi budaya. (Van
Maanen, 1988).

2) Studi Kasus

Studi kasus adalah jenis etnografi yang penting, meskipun


berbeda dari etnografi dalam beberapa cara penting.
Peneliti studi kasus dapat fokus pada program, acara, atau
kegiatan yang melibatkan individu daripada kelompok
(Stake, 1995).
Dalam studi kasus, peneliti mengembangkan analisis
mendalam atau atas suatu kasus yang dibatasi oleh waktu
dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan infoemasi secara
lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan
)stake, 1995; Yin, 2009, 2012).
Ahli etnografi mencari pola yang berkembang sebagai
kelompok yang meneliti pada awal studi, terutama yang
berasal dari antropologi; alih-alih mereka fokus
pada metode eksplorasi  mendalam tentang sistem yang
dibatasi (aktivitas, peristiwa, proses, individu) berdasarkan
pengumpulan data yang luas (Creswell, 1998).

3) Etnografi Kritis

Etnografi sekarang memasukkan “pendekatan kritis”


(Carspecken, 1995; Carspecken & Apple, 1992; Thomas,
1993) untuk memasukkan perspektif advokasi ke etnografi.
Etnografi kritis adalah jenis penelitian etnografi di mana
penulis tertarik untuk mengadvokasi pembebasan
kelompok-kelompok yang terpinggirkan dalam masyarakat.
Peneliti kritis biasanya individu yang berpikiran politis
yang mencari, melalui penelitian, untuk mengadvokasi
terhadap ketidaksetaraan dan dominasi (carspecken &Apple ,1992).komponen
utama etnografi kritis adalah :

1. Peneliti kritis biasanya orang yang berpikiran politis.


2. Etnografer kritis berbicara kepada audiens atas nama partisipan mereka
sebagai cara untuk memberdayakan partisipan dengan memberi mereka
lebih banyak wewenang.
3. Para ahli etnografi kritis berusaha mengubah masyarakat.
4. Etnografer kritis mengidentifikasi dan merayakan bias mereka dalam
penelitian. Mereka mengakui bahwa semua penelitian adalah sarat nilai.
5. Para ahli etnografi kritis menantang status quo dan bertanya mengapa
demikian.
6. Peneliti kritis berusaha menghubungkan makna situasi dengan struktur
kekuasaan dan kontrol sosial yang lebih luas.

4. Cara Menuliskan Penelitian Ethnography

Urutan langkah-langkah yang membentuk metodologi penelitian etnografi,


diantaranya;

A. Memilih Proyek Etnography


Cakupan proyek-proyek ini dapat sangat bervariasi, mulai
dari mempelajari masyarakat yang kompleks hingga situasi sosial
atau institusi tunggal. Pemula akan bijaksana untuk membatasi
ruang lingkup proyeknya ke situasi sosial tunggal sehingga dapat
diselesaikan dalam waktu yang wajar. Situasi sosial selalu
memiliki tiga komponen: tempat, aktor, dan kegiatan.

B. Menyakan Pertanyan Ethnography


Peneliti etnografi setidaknya haruslah mampu untuk
mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan memandu dalam
melakukan pencatatan terhadap apa yang dilihat dan didengarnya
serta memandu untuk metode pengumpulan data.
C. Mengumpulkan Data Etnography
Peneliti melakukan kerja lapangan untuk mengetahui
kegiatan orang-orang, karakteristik fisik dari situasi, dan
bagaimana rasanya menjadi bagian dari situasi. Langkah ini
umumnya dimulai dengan tinjauan umum yang terdiri dari
observasi deskriptif yang masih bersifat luas.
Kemudian, setelah melihat data, Anda beralih ke pengamatan yang
lebih fokus. Di sini Anda menggunakan observasi partisipan,
wawancara mendalam, dan sebagainya untuk mengumpulkan data.

D. Membuat Catatan Etnography


Langkah ini termasuk mengambil catatan lapangan dan
foto, membuat peta, dan menggunakan sarana lain yang sesuai
untuk merekampengamatan.
Adapun contoh penelitian etnografi yang paling familiar di
Indonesia terkait dengan klasifikasi islam di Indonesia.

E. Menganalisis Data Etnography


Kerja lapangan selalu diikuti oleh teknik analisis data, yang
mengarah pada pertanyaan dan hipotesis baru, lebih banyak
pengumpulan data, dan catatan lapangan, dan lebih banyak analisis.
Siklus tersebut akan berlanjut sampai proyek selesai.

F. Menulis Laporan Etnography


Hasil penelitian etnografi harus ditulis sehingga budaya
atau kelompok dihidupkan kembali, membuat pembaca merasa
mereka memahami orang-orang dan cara hidup mereka. Laporan
etnografis dapat berkisar dari beberapa halaman hingga satu atau
dua volume.
Disinilah kita dapat sangat menyederhanakan tugas ini
dengan memulai penulisan lebih awal karena data menumpuk alih-
alih menunggu sampai selesai. Tugas menulis juga akan lebih
mudah jika, sebelum menulis, Anda membaca laporan etnografi
yang ditulis dengan baik.

IV. CASE STUDIES

1.Pengertian Case Studies

Merupakan penelitian / penyelidikan yang mendalam (indepth study) tentang


suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya yg dilakukan
sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisasikan dengan
baik dan lengkap. Case study dapat dilakukan terhadap seorang individu;
sekelompok individu (keluarga, kelompok ibu hamil, ibu menyusui, manula,
balita dsb); segolongan manusia (guru, bidan, perawat, suku Batak dsb)
lingkungan hidup manusia (desa, kota, Pesisir dsb); atau lembaga sosial
(perkawinan–perceraian, pendidikan, agama dsb).

Case Study dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu
kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal yang dimaksud dapat berarti satu
orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah, atau sekelompok
masyarakat di suatu daerah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam
dianalisis, baik dari segi yg berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-
faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan
dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan
tertentu. Meskipun dalam case study ini yang diteliti hanya berbentuk unit
tunggal, namun dianalisis secara mendalam meliputi aspek yang cukup luas, serta
penggunaan berbagai teknik secara integratif.

Namun demikian, hasil penelitian case study ini masih perlu dikaji ulang dengan
menggunakan jumlah Sampel yang lebih banyak agar data yang dianalisa semakin
representatif sehingga lebih dapat digeneralisasikan.

a. Pengertian Studi Kasus Menurut Para Ahli


Adapun definisi studi kasus menurut para ahli, antara lain:

1.Polit dan Hungler(1990)

Studi kasus berfokus pada penentuan dinamika mengenai


pertanyaan lebih lanjut mengapa seseorang berpikir, melakukan
sesuatu, atau bahkan mengembangkan diri. Fokus tersebut dinilai oleh
Pollit dan Hungler penting dalam studi kasus sebab dibutuhkan analisis
yang intensif, bukan berfokus pada status, kemajuan, tindakan, atau
pikiran yang dimilikinya.

2.Yin(1996)

Studi kasus dapat digambarkan sebagai proses pencarian


pengetahuan yang empiris untuk menyelidiki dan meneliti berbagai
fenomena dalam konteks kehidupan nyata. Yin juga mengemukakan
bahwa bahwa pendekatan studi kasus bisa diterapkan apabila batas
antara fenomena dan konteks kehidupan nyata terlihat samar atau tidak
terlihat dengan jelas serta ada berbagai sumber yang dapat dijadikan
acuan bukti dan penggalian informasi.

3.Tellis (1997)

Studi kasus merupakan metode yang memiliki unit analisis yang


lebih mengacu pada sistem tindakan yang dilakukan dibanding pada
individunya sendiri atau suatu lembaga tertentu. Tellis juga
menekankan bahwa unit analisis tersebut adalah hal yang kritikal
dalam penerapan studi kasus dan dapat bervariasi antara individu atau
lembaga.

4. Bimo Walgito(2010)

Studi kasus ialah metode yang bertujuan untuk mempelajari


dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena mengenai individu,
seperti riwayat hidup seseorang yang menjadi objek penelitian.
Bimo Walgito juga menyatakan bahwa dibutuhkan banyak
informasi dan integrasi data yang diperoleh dari metode lain untuk
mendapatkan informasi mendalam pada metode studi kasus yang
dilakukan.

5. Feagin,Orum,dan Sjoberg
Studi kasus adalah jenis metode penelitian yang
bersifat multi-perspectival analyses, yaitu peneltiian yang
membutuhkan adanya analisa dari berbagai sudut pandang dan
bukan berfokus pada individu yang menjadi objek penelitian
saja.Peneliti harus memperhatikan aspek-aspek lain seperti
kelompok yang relevan dengan individu terkait dan memiliki
interaksi satu sama lain, untuk dapat memberikan kekuatan pada
mereka yang lebih lemah (powerless) dan tidak bisa
menyampaikan pendapat (voiceless).

2. Ciri-Ciri Utama Studi Kasus

Terdapat beberapa karakteristik riset studi kasus, diantaranya;


1. Studi kasus adalah strategi penelitian dan penyelidikan empiris yang
menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata
2. Studi kasus didasarkan pada investigasi mendalam terhadap satu individu,
kelompok, atau peristiwa untuk mengeksplorasi penyebab prinsip-prinsip
yang mendasarinya
3. Studi kasus adalah analisis deskriptif dan eksploratif dari seseorang,
kelompok atau peristiwa
4. Penelitian studi kasus dapat berupa studi kasus tunggal atau ganda,
termasuk bukti penelitian kuantitatif bergantung pada berbagai sumber
bukti dan manfaat dari pengembangan proposisi teoritik sebelumnya
5. Studi kasus adalah analisis terhadap orang, kelompok, peristiwa,
keputusan, periode, kebijakan, lembaga atau sistem lain yang dipelajari
secara holistik dengan satu atau lebih metode

Ada beberapa jenis studi kasus, masing-masing berbeda satu sama


lain berdasarkan hipotesis dan/atau tesis yang akan dibuktikan. Bahkan
memungkinkan juga antara satu jenis studi kasus saling tumpang tindih
dengan jenis studi kasus yang lainnya.Masing-masing jenis studi kasus
berikut dapat digunakan dalam bidang atau disiplin apa pun. Baik itu
psikologi, bisnis atau seni, dan berbagai bidang lainnya.

a. Eksplanatori
Studi kasus eksplanatori bertujuan untuk menjawab pertanyaan
‘bagaimana’ atau ‘mengapa’, ketika peneliti hampir tidak memiliki kendali
atas peristiwa yang dijelaskan. Jenis studi kasus ini berfokus pada
fenomena dalam konteks situasi kehidupan nyata. Misalnya, pengaruh
peristiwa politik atau ekonomi pada perang dan krisis global.
Pada dasarnya, studi kasus eksplanatori adalah 1 + 1 = 2. Hasilnya tidak
cocok untuk interpretasi. Sebuah studi kasus dengan seseorang atau
kelompok tidak akan jelas, karena dengan manusia, akan selalu ada
variabel. Selalu ada varian kecil yang tidak bisa dijelaskan. Tujuan dari
studi kasus ekplanatori adalah untuk lebih menunjukkan data dan deskripsi
investigasi kasual.

b. Eksplorati
Studi kasus eksplorasi bertujuan untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan ‘apa’ atau ‘siapa’.Metode pengumpulan data studi kasus
eksplorasi sering disertai dengan metode pengumpulan data tambahan
seperti wawancara, kuesioner, eksperimen, dan lain-lain.
Studi kasus eksplorasi biasanya merupakan pendahulu untuk
proyek penelitian berskala besar yang formal. Studi kasus ini digunakan
untuk memberikan lebih banyak informasi latar belakang daripada studi
kasus biasa, untuk membandingkan hasil dengan lebih baik, dan untuk
memungkinkan para peneliti mendedikasikan lebih banyak waktu untuk
mempelajari informasi yang diperlukan untuk percobaan atau kasus
mereka.

c. Deskriptif

Studi kasus deskriptif bertujuan untuk menganalisis urutan


peristiwa tertentu, yang terjadi di masa lalu. Topik penelitian semacam itu
dapat mencakup budaya atau sejarah, ketika peneliti mencoba menjelaskan
suatu fenomena tertentu.
ujuan dari studi kasus penelitian deskriptif adalah untuk dapat
membandingkan pertemuan baru dengan landasan teori yang sudah ada
sebelumnya.

3. Bentuk Studi Kasus Berdasarkan Permasalahan Penelitian

Creswell membagai penelitian studi kasus berdasarkan maksud analisis kasusnya


menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

1. Studi Kasus Instrumental Tunggal

Studi kasus instrumental tunggal (single instrumental case


study) merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan dengan
menggunakan sebuah kasus untuk menggambarkan suatu isu.
Dalam penelitian ini, peneliti memperhatikan dan mengkaji suatu
isu yang menarik perhatiannya, dan menggunakan sebuah kasus
sebagai sarana (instrumen) untuk menggambarkannya secara
terperinci.

2. Studi Kasus Jamak

Studi kasus jamak (collective or multiple case study) merupakan


penelitian studi kasus yang menggunakan banyak (lebih dari satu) isu
atau kasus di dalam satu penelitian. Fokus dalam penelitian hanya pada
satu isu dan memenfaatkan banyak kasus untuk menjelaskannya.

Selain itu, penelitian ini juga bisa hanya menggunakan satu kasus
(lokasi), tetapi dengan banyak isu yang diteliti. Penelitian ini juga bisa
bersifat sangat kompleks, sebab terfokus pada banyak isu atau
perhatian dan menggunakan banyak kasus untuk menjelaskannya.

3. Studi Kasus Mendalam

Studi kasus mendalam (intrinsic case study) merupakan penelitian


yang dilakukan pada suatu kasus yang mempunyai kekhasan dan
keunikan yang tinggi. Penelitian ini berfokus pada kasus itu sendiri,
baik sebagai lokasi, program, kejadian atau kegiatan.

Penelitian ini mirip dengan penelitian naratif, tapi mempunyai


prosedur kajian yang lebih terperinci pada kasus dan kaitannya dengan
lingkungan disekitarnya secara terintegrasi dan apa adanya. Secara
lebih khusus, dapat dikatakan bahwa studi kasus mendalam merupakan
pnelitian yang sangat terikat pada konteksnya, atau sangat terikat pada
lokusnya (site-case).

4.Tujuan Studi Kasus

Tujuan studi kasus secara umum diantaranya yaitu sebagai berikut;

1. Menggambarkan situasi individu (kasus), misalnya: seseorang, bisnis,


organisasi, atau institusi, secara terperinci;

2. Mengidentifikasi masalah-masalah utama dari kasus tersebut;

3. Menganalisis kasus menggunakan konsep-konsep teoritis yang relevan


dari unit atau disiplin ilmu tertentu;

4. Merekomendasikan tindakan untuk kasus tertentu (terutama untuk studi


kasus penyelesaian masalah).

Sedangkan secara lebih spsifik, berikut ini tujuan studi kasus pada beberapa
bidang ilmu, antara lain:
1. Tujuan di balik studi kasus psikolog adalah mencari informasi mendalam
tentang otak manusia, perilaku, atau pemikiran kognitif.

2. Tujuan studi kasus sosiolog akan serupa dengan psikolog, kecuali yang
melihat ke dalam perilaku atau interaksi di dalam, antara, atau di sekitar
komunitas, kelompok, atau organisasi.

3. Tujuan dari studi kasus para ilmuwan adalah untuk bereksperimen di


antara teori atau menghasilkan teori baru. Para ilmuwan dapat
mengembangkan hipotesis dan merinci melalui penelitian mereka dan
bereksperimen ketika memproses melalui jenis studi kasus pilihan mereka.

4.Contoh Studi Kasus

Studi kasus biasanya digunakan dalam penelitian ilmu sosial dan pengaturan
pendidikan. Sebagai contohnya;

A. Penelitian Psikologis

Studi kasus dapat digunakan untuk mempelajari masalah


psikologis seperti perkembangan anak yang dibesarkan oleh orang tua
tunggal, tuli atau efek pada anak yang telah diisolasi, disalahgunakan
dan diabaikan hingga usia 12 tahun.

Studi kasus juga dapat digunakan dalam lingkungan pendidikan untuk


mengeksplorasi pengembangan keterampilan menulis dalam kelompok
kecil siswa baru sekolah menengah yang mengambil kelas menulis
kreatif

V. NARRATIVE RESEARCH 

1.Pengertian Narrative Research 

Penelitian naratif adalah metode riset yang senantiasa dipergunakan


dengan menceritakan sebuah kasus terkait individu atau kelompok, mengenai
kehidupannya dalam berbentuk lisan atau tulisan sehingga dalam penyusunannya
berupaya untuk memahami pengalaman yang diambil melalui dokumentasi atau
sumber informasi pribadi dari seseorang atau kelompok dengan cara
mengumpulkan dan menganalisis  cerita kehidupannya.

2.Penelitian Narrative Research 


Penelitian naratif bisa dikatakan sebagai metode penelitian independen
dengan melihat fenomena yang diteliti. Prihal inilah metode naratif dapat
dianggap sebagai “ukuran dunia nyata” yang sesuai ketika “masalah kehidupan
nyata” diselidiki.Adapun untuk pendekatan penelitian yang dipergunakan bersifat
linier dasar dengan mencakup studi tentang pengalaman seorang individu yang
merangkul kisah-kisah kehidupan dan mengeksplorasi signifikansi yang dipelajari
dari pengalaman individu tersebut. Namun, dalam kebanyakan kasus seseorang
akan menciptakan kumpulan narasi yang masing-masing bertumpu pada yang
lain.

3.Pengertian Narrative Research Menurut Para Ahli

Definisi penelitian naratif menurut para ahli, antara lain;

1. Clandinin(2007)
Penelitian naratif adalah laporan penelitian bersifat narasi
yang menceritakan urutan serangkaian peristiwa secara terperinci.
Pada desain penelitian naratif, peneliti berupaya untuk
menggambarkan kehidupan individu, mengumpulkan cerita tentang
kehidupan orang-orang, dan menuliskan cerita tentang pengalaman
individu.

2. james Schreiber dan Kimberly asner-self(2011)


Definisi penelitian naratif ialah studi tentang kehidupan
individu seperti yang diceritakan melalui kisah-kisah berupa
pengalaman, termasuk diskusi tentang makna pengalaman-
pengalaman bagi individu. Sehingga karyanya dibuat dengan
mengkomunikasikan cerita/kisah tersebut agar dikenal banyak
orang.

3. cresswell(2012)
Penelitian naratif adalah bentuk khas dari penelitian
kualitatif, biasanya berfokus pada studi satu orang atau individu
tunggal dan bagaimana individu itu memberikan makna terhadap
pengalamannya melalui cerita-cerita yang disampaikan,
pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
cerita,  dimana pelaporan pengalaman individu, dan membahas arti
pengalaman itu bagi individu.
4.Ciri Penelitian Narrative Research

Ada karakteristik utama yang penting dalam penelitian naratif, antara lain:

1. Pengalaman Individual, Memahami sejarah individu atau pengalaman


masa lalu akan membantu menjelaskan dampak pengalaman mereka saat
ini dan masa depan.

2. Kronologi Pengalaman, Urutan waktu atau kronologi peristiwa


membantu pembaca memahami dan mengikuti kisah yang tertulis dalam
laporan penelitian.

3. Mengumpulkan Cerita Individual, Cerita dapat diperoleh melalui


berbagai cara termasuk wawancara, pengamatan informal, percakapan,
jurnal, surat, atau kotak memori (memory boxes). Semua adalah contoh
teks lapangan.

4. Memulihkan, Yang dimaksud memulihkan dalam hal ini artinya


menceritakan kembali atau memetakan kembali. Proses mengumpulkan
cerita, mengulasnya untuk unsur-unsur kunci (misalnya: waktu, tempat,
plot, dan adegan), dan menulis ulang cerita dalam urutan kronologis.
Unsur kunci lainnya juga termasuk pengaturan, karakter, tindakan,
masalah, dan resolusi. Unsur-unsur itulah yang akan memberikan
informasi latar belakang pembaca.

5. Pengodean untuk Tema, Data penelitian yang dibuat dapat dikodekan ke


dalam tema atau kategori. Sekitar lima hingga tujuh tema diidentifikasi
dan dapat dimasukkan ke dalam bagian-bagian cerita atau di bagian
terpisah.

6. Konteks atau Pengaturan, Riset ini biasanya ijelaskan secara rinci,


tempat di mana cerita terjadi secara fisik.

7. Berkolaborasi dengan Peserta, Hal ini terjadi pada seluruh proses


penelitian, partisipan dan peneliti bekerja sama untuk mengurangi
kesenjangan antara narasi yang diceritakan dengan narasi yang dilaporkan.
5.Macam Penelitian Narrative Research

Berpendapat bahwa jenis-jenis penelitian naratif, diantaranya yaitu:

1. Autobiografi

2. Biografi

3. Riwayat hidup

4. Cerita pengalaman pribadi

5. Cerita Pribadi

6. Interview

7. Dokumen pribadi

8. Sejarah hidup

9. Etnografi

10. Autoetnografi

11. Etnopsikologi

Selain pendapat di atas, Polkinghorne mengemukakan bahwa terdapat dua


pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian naratif yaitu pendekatan
dengan membedakan antara analisis narasi dan analisis naratif, yang dapat di
pahami juga degan narasi sebagai data dan data sebagai narasi.

Berikut ini penjelasan atas bentuk metode penelitian narasi (narrative) yang


dilihat melalui pendekatan apa yang digunakan:

1. Analisis Narasi

Analisis narasi biasa dikatakan sebagai sebuah paradigma dengan cara berpikir
untuk membuat deskripsi tema yang tertulis dalam cerita atau taksonomi.

2. Analisis Naratif

Analisis naratif yaitu sebuah paradigma dengan mengumpulkan deskripsi


peristiwa atau kejadian dan kemudian menyusunya menjadi cerita dengan
menggunakan alur cerita. Pendekatan ini menekankan berbagai bentuk yang
ditemukan pada praktek penelitian naratif. Misalnya yaitu sebuh otobiografi,
biografi, dokumen pribadi, riwayat hidup, personal accounts, etnobiografi,
otoetnografi.
6.Cara Menuliskan Penelitian Narrative Research

Untuk langkah yang biasa digunakan selama studi naratif. Yaitu;

1. Identifikasi masalah atau fenomena yang akan dieksplorasi

Identifikasi masalah yang dipergunakan dalam penelitian ini biasanya akan


mengarahkan tujuan untuk penelitian dan memungkinkan peneliti untuk
memahami pribadi atau pengalaman sosial seorang individu

2. Pilih satu atau lebih subjek penelitian untuk dipelajari

Banyak studi naratif hanya meneliti satu individu tetapi beberapa individu dapat
dipelajari juga. Pilih individu yang dapat memberikan pemahaman tentang
masalah ini. Pilih dengan hati-hati orang ini berdasarkan pengalaman mereka

3. Kumpulkan cerita dari subjek penelitian yang dipilih

Selain pada subjek penelitian secara lisan berbagi cerita mereka melalui
percakapan atau wawancara, teks lapangan juga memberikan informasi tentang
mereka. Contohnya saja termasuk pada entri jurnal internasional atau buku harian,
surat yang dikirim oleh individu, foto, kotak memori (memory boxes), dan cerita
yang diperoleh melalui teman atau anggota keluarga.

4. Menceritakan kembali kisah individu

Langkah ini melibatkan pemeriksaan data mentah, mengidentifikasi unusr-unsur


kunci, mengatur dan mengurutkan unusr-unusr tersebut, dan kemudian
menceritakan kembali sebuah kisah yang menggambarkan pengalaman individu
tersebut.

Re-story membantu pembaca untuk memahami cerita dengan mengurutkannya


dalam urutan yang logis. Cerita umumnya mencakup unusr-unusr berikut:
pengaturan, karakter, masalah, tindakan, dan resolusi.

5. Berkolaborasi dengan subjek penelitian (pendongeng)

Seluruh proses yang dipergunakan pengumpulan cerita naratif melibatkan


kolaborasi atau kerja sama antara peneliti dengan pendongeng untuk memastikan
pengalaman subjek digambarkan secara akurat.

6. Tulis cerita tentang pengalaman subjek

Biasanya langkah terbesar dalam penelitian naratif, pengalaman hidup subjek


ditulis dalam sebuah cerita oleh peneliti. Menyoroti tema spesifik yang muncul di
sepanjang cerita dan melibatkan bagian tentang pentingnya penelitian naratif
dapat membantu pembaca.

7. Validasi keakuratan laporan

Laporan yang akurat dalam penggunaan penelitian ini tentusaja sangat penting
untuk melestarikan cerita. Berunding dengan individu dan mencari bukti yang
sesuai akan melindungi kredibilitas cerita.

7.Tujuan Penulisan Penelitian Narrative Research

Sedangkan tujuan mempergunakan metode naratif dalam penelitian ini. Yaitu;

1. Mampu Menjawab Efektivitas Kegiatan

Prihal ini jenis analisis yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif memiliki


seperangkat prosedur standar untuk penggambaran atas obyektif karena bersifat
subyektif (bermakna secara pribadi). Meski arti penelitian naratif dipertanyakan
dalam hal ini. Tetapi yang pasti, untuk kelebihan dan kelemahan mempelajari
penelitian narasif adalah bahwa teks itu sendiri sifatnya subyektif.

8.Contoh Penelitian Narrative Research

Untuk contoh penelitian dengan metode naratif. Misalnya saja;

1. Pendidikan

Judul penelitian yang menggunakan riset naratif dalam pendidikan misalnya


saja ingin membahas tentang aktivitas pemirsa kuliah subuh yang beredar di
televisi dengan dorongan para pemirsanya untuk berpretasi dalam mengamalkan
apa yang telah didapatkan. Prihal inilah kajian teori dalam penelitian naratif
ditetapkan oleh validasi audiens.Dimana pada bagian bagian yang berguna dari
penyelidikan tinggal responbilitas sehingga pada akhirnya terjadi penarikan arti
kesimpulan laporan penelitiannya.Meskipun disisi lainnya, timbul pertanyaan
tentang keakuratan cerita yang dilihat secara objektif yang harus dilihat dalam
konteks sosial budaya. Namun yang pasti, riset metode narasi dalam pendidikan
memberikan pandangan individu untuk diakses berdasarkan kemampuannya.
Validasi semacam itu dimungkinkan dengan menguatkan dari wacana lain yang
mulai naratif. Penekanannya adalah pada pengalaman bertingkat.

Anda mungkin juga menyukai