Anda di halaman 1dari 28

BAB 4 Metode Penelitian Sosial Sederhana Umtuk Mengenali

Ragam Gejala Sosial

Kompetensi Dasar :

1. Memahami Berbagai Penelitian Sederhana Untuk Mengkaji Gejala Sosial


2. Melakukan Penelitian Sosial Sederhana Untuk Mengkaji Gejala Sosial

Tujuan pembelajaran

1. Memahami berbagai metode penelitian sosial


2. Mampu merancang penelitian sosial seerhan untuk mengenali ragam
gejala sosial (menentukan topik, latar belakang, permasalahan, tujua,
metode dan instrumen penelitian)
3. Mampu merumuskan pertanyaan terkait metode penelitian sosial yang
akan digunakan untuk melakukan penelitian sosial
4. Mampu melakuakn penelitian dengan menggunakan Teknik pengumpulan
data baik wawancara, observasi, kusioner kajian dokumen, atau kajian
pustaka
5. Mengolah menganalisis dan menyimpulkan data hasil penelitian
6. Menyajikan laporan dan mengkomunikasikan

memahami penelitian sosiall

menyusun rancangan penelitian

melakukan penelitian

menyusun laporan penelitian

mengkomunikasikan hasil penelitian


Gambar 4.1 Para Penambang Pasir Di Aliran Lahar Kawah Gunung Kelud

Seperti gambar diatas, para penambang pasir bertaruh nyawa untuk


bekerja dalam memenuhi kebutuhan mereka. Padahal bahaya dari aliran lahar
dingin gunung kelud bisa mengancam kapanpun. Fenomena tersebut yang harus
mampu dicermati oleh sosiolog, kerena adanya fenomona tersebut banyak hal bisa
dikaji melalui berbagai sudut pandang ilmuan.
Penelitian sosial tidak lepas dari berbagai masalah, penelitian sosial
berfungsi untuk mengetahi penyebab serta mencari soslusi untuk berbagai
fenomena. Untuk itu kita perlu mempelajari apa itu penelitian sosial ? bagaimana
mendapatkan topik penelitian sosial ? sampai bagaimana kita mengkomunikasikan
hasil penelitian.

A. Metode Penelitian Sosial


Gejala sosial merupakan suatu fenomena yang yang kan selalu trjadi dalam
kehidupan bermasyarakat. Fenomena semacam itu sangat heterogen penyebabnya.
Dalam kesehariannya gejala sosial dapat berdampak positif maupun negatif untuk
kehidupan bermasyarakat. Untuk itu agar tidak menjadi suatu yang berdampak
negatif maka perlu memahami gejala sosial untuk mengantisipasi berbagai
dampak yang ditimbulkan. Dalam mengantisipasi hal tersebut ilmu sosiologi
sangat berperan, agar dapa mecegah dampak negatif yang disebabkan oleh gejla
sosial dan memaksimalkan dampak positif yang disebabkan oleh gejala sosial.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosial secara ilmiah.
Menurut sela soemardjan dalam buku Soekanto (1982:17) sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk di dalamnya
mempelajari perubahan-perubahan sosial. Sebagai pengetahuan yang telah diakui
sebagai ilmu, sosiologi juga telah memiliki berbagai metode ilmiah tertentu dalam
mempelajari dan mengungkapkan gejala-gejala sosial, serta kebenaran-kebenaran
yang terjadi di balik gejala-gejala sosial itu, sehingga menjadi bahan pengetahuan
ilmiah yang bermanfaat bagi kehidupan individu pada khususnya, serta
kemaslahatan seluruh umat manusia pada umumnya. Untuk mendapat suau
pengetahuan yang bersifat ilmiah tentu perlu menggunakan sebuah metode
sebagai alat utama untuk mendapatkannya.
Dengan demikan dapat dikatan jika melakukan penelitian sosial merupakan
langkah antisipatif serta preventif guna menghadapi dampak yang mungkin
ditimbulkan oleh gejala sosial. Penelitian sosial sendiri menurut para ahli adalah
sebagai berikut :
1. Suharsono (1996:1) menyebutkan, suatu aktivitas ilmiah yang
menggunakan metode ilmiah logis, sistematis untuk menguji atau
verifikasi satu atau beberapa hipotesis terhadap satu atau beberapa masalah
di dalam dunia empiris melalui pengumpulan data (collecting data).
2. Sugiyono (2014:2) menyebutkan metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Sehingga ada empat kata kunci yaitu :
- Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
- Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
- Empiris berarti cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan.
- Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
3. Soetrisno Hadi (dalam Luth Nursal, 1996:188) menyebutkan, penelitian
adalah usaha menemukan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau
kekurangan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
penelitian sosial adalah cara ilmiah, kegiatan ilmiah, mengguankan metode
tertentu berdsarakan pengumpulan data dilapangan yang kemudian diolah untuk
memperoleh kebenarn ilmiah. Namun sebelum suatu kegiatan ilmiah itu
dilakukan, seorang penliti harus menuat rencana atau rancagan dalam penelitian
tersebut. Dengan dibuatnya rancangan penelitian tersebut diharapkan peneliti
dalam melakukan penelitian menjadi terarah sesuai fungsi dan tujuan penelitian
yang telah disusunya pada awal penelitian. Adapun fungsi penelitian sosial adalah
sebagai berikut :
1. Fungsi verifikatif atau pengujian adalah fungsi penelitian ilmiah untuk
menguji kebenaran suatu pengetahuan yang sudah ada.
2. Fungsi eksploratif atau penjajagan adalah fungsi penelitian ilmiah untuk
menemukan sesuatu yang belum ada atau mengisi kekosongan dan
kekurangan ilmu.
3. Fungsi development atau pengembangan adalah fungsi penelitian ilmiah
untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada
Adapun jenis penelitian yang sering digunakan dalam penelitian sosial dalm
artian kajian sosioogi adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Adapun
perbedaan yang dapat dilihat secara jelas dalam kedua penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif menitik beratkan kepada kuantitas, perhitungan matematis,
yang hasilnya berupa angka-angka (hasilnya dapat diukur), sedangkan penelitian
kualitatif lebih condong kepada bentuk deskriptif sehinga tidak dapat diukur. Data
dari penelitian kualitatif berupa kata-kata dari orang yang diamati.

Pengayaan !
Bentuk kelompok masing-masing beranggotakan 2 anak dalam satu
kelompok
Diskusikan bersama kelompokmu apa yang kalian ketahui tentang
penelitian sosial, serta catat hasil diskusi kalian


B. Rancangan Penelitian Sosial
Penelitian sebagai seperangkat usaha yang terorganisasi untuk mengetahui,
mengkaji, dan mengambil fungsi terhadap suatu yang menjadi objek dalam rangka
memperoleh pengetahuan dasar untuk pengembagan ilmu pengetahuan harus
memperhtikan hal-hal berikut :
1. Penelitian bermutu selalu berpangkal tolak pada pemikiran yang tepat dan
jelas.
2. Kemampuan dan keterampilan berbahasa mempunyai pengaruh yang
besar terhadap menarik dan tidaknya isi penelitian.
3. Peneliti memerlukan pengetahuan yang cukup tentang objek yang diteliti.

Setealh disinggung tentang hal yang harus diperhatikan oleh peneliti dalam
melakukan penelitian sosial maka yang harus di ketahui selanjutnya oleh penliti
adalah prosedur penelitian sosial. Adapung prosedir tersebut terbagi dalam
beberapa tahap yaitu :

1. menetuka topik dan Merumuskan masalah


2. Merumuskan anggapan dasar
3. Merumuskan hipotesis persiapan
4. Menentukan dan memilih metode
5. Memntukan sumber data
6. Memntukan dan menyusun instrumen penelitian
7. Memgumpulkan data
8. Menganalisi data pelaksanaan
9. Menulis laporan langkah terakhir

Ketiga tahap penelitian tersebut akan dipraktikan secara langsung, oleh


karena itu sebelum mempraktikan secara langsung. Dalam bab ini kita akan
membuat rancangan penelitian secara langsung yang dapat diterapkan dalam
mengamati gejala sosial yang ada dalam masyarakat. Sebuah penelitian sosial
harus bersifat sistematis dan mengikuti prosedur tertentu yang dapat
dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu sebelum memlakukan penelitian perlu
sebaik mungkin untuk merancang penelitian. Rancangan penelitian sering disebut
dengan proposal penelitian dan desain penelitian. Adapun yang menjadi isi dari
proposal penelitian adalah latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kajian teori, metodologi, jadwal dang abggaran
pembiayaan. Hal tersebut harus direncankan secara matang sebagai pedoman
dalam penelitian.

Topik penelitian dan merumuskan masalah

Topik adalah suatu masalah atau pokok pembicaraan yang akan dibuat
atau dibahas dalam penelitian. Jadi, sebelum mengadakan penelitian ilmiah atau
mengarang, peneliti harus ditentukan dahulu topiknya. Topik dapat dicari di
mana-mana karena sumbernya banyak dan berlimpah. Pengalaman individual,
kreasi imajinatif, dan penyelidikan sesuatu merupakan sumber topik yang luas.
Agar terhindar dari kesulitan memperoleh topik, seorang peneliti harus
memperhatikan petunjuk berikut :

1. Menambah pengalaman dengan banyak melihat, mendengar,


membaca, dan mengalami sendiri berbagai peristiwa.
2. Rajin mengamati sesuatu yang terjadi di sekeliling kita.
3. Mengembangkan daya khayal, imajinasi, dan kreativitas.
4. Mengadakan diskusi dan tukar pendapat untuk melatih mengemukakan
pendapat
5. Memilih topik yang menarik dan ada kemampuan mengerjakan
penelitian dan penulisan.
6. Tidak membuat topik yang terlalu umum dan luas.

Topik yang terlampau umum, luas, dan tidak sesuai dengan kemampuan, ruang
lingkupnya dapat dibatasi dengan cara sebagai berikut

1. Menurut Waktu, Periode, Atau Zaman Topik: seni lukis pada zaman
pembangunan, lebih khusus daripada topik: sejarah seni lukis di Indonesia.
2. Menurut Tempat Topik: Indonesia lebih khusus daripada Asia; topik:
Pulau Sumatera lebih khusus daripada topik: tanah air Indonesia; topik:
Surabaya lebih sempit daripada Jawa Timur.
3. Menurut Aspek Khusus-Umum Topik: pengaruh kebijaksanaan kenaikan
harga BBM terhadap masyarakat dapat dikhususkan menjadi pengaruh
kebijaksanaan kenaikan harga BBM terhadap usaha angkutan
4. Menurut Objek Materi dan Objek Formal Objek materi adalah bahan yang
dibicarakan, sedangkan objek formal adalah dari mana bahan itu ditinjau.
Topik: perkembangan pers di Indonesia, dapat dikhususkan menjadi
perkembangan pers di Indonesia ditinjau dari segi kebebasannya.
Perkembangan pers di Indonesia merupakan objek materi, sedangkan
ditinjau dari segi kebebasannya merupakan objek formal sebab sudut
pandangnya difokuskan pada segi kebebasan pers belaka.
5. Menurut Pembagian Bidang Kehidupan Manusia Topik pembangunan di
Indonesia dapat dibatasi menjadi pembangunan ekonomi di Indonesia.
6. Menurut Hubungan Klausal (Sebab-Akibat) Topik: transmigrasi di
Indonesia, dapat dijadikan lebih spesifik menjadi beberapa hal yang
mendorong timbulnya urbanisasi di Indonesia. Pengkhususan dilakukan
berdasarkan hubungan sebab akibat.

Ada beberapa syarat sebuah masalah dapat diangkat menjadi sebuah


penelitian. Dalam pendekatan positivistik misalnya, syarat sebuah masalah
penelitian adalah yang jelas dan secara realita memang ada (nyata), sehingga
secara teknis dapat diteliti atau diamati (bersifat empirik). Hal ini karena salah
satu objek penelitian ilmiah adalah dunia kasat mata, yaitu suatu objek atau
fenomena sosial yang dapat diamati secara inderawi, dan bukannya di dunia atau
objek yang tidak dapat diamati.

setelah peeliti memetukan topik, peneliti harus membuat rumusan maslah,


rumusan masalah berisi tentang hal-hal yang akan dicarai jawaban atau dicari
kebenarannya dalam kegiatan penelitian ilmiah. Untuk mempermudah dan
memperjelas jalanya penelitian maka perlu dipersiapka bebrapa pertayaan petig.
Rumusan masalah dalam penelitian merupakan bintag pemadu jalannya
penelitian. Masalah penelitian harus dirumuskan degan jelas dan tegas. Masalah
perlu dibatasi agar peneliti dapat membatasi diri pada apa saja yang perlu dan
tidak perlu untuk diteliti.

Contoh :
Penelitian Ilmiah Dalam Mengkaji Tentang “Pengaruh Keberadaan Kelompk
Tani Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Petani Kecamatan Bumiaji Kota
Batu” dalam judul tersebut nampak sebuah gejala sosial bahwa di kota batu
terdapat sebuah kelmpok tani yang membantu meningkatkan pendapatan usaha
petani.

Untuk memperjelas permasalahan yang masih umum diatas, maka perlu dibuat
rumusan masalah dengan membuat pertanyaan berikut:

1. Bagaimana peran Kelompok Petani dalam upaya meningkatkan pendapatan


petani apel Kecematan Bumiaji Kota Batu ?
2. Bagaimana peran kelompok petani dalam meningkatkan pengetahuan cara
bertani petani apel kecamatan Bumiaji?
3. Bagaimana peran anggota keluarga tani dalam meningkatkan pendapatan
petani apel?

Degan pembatasan masalah tersebut peneliti akan mudah dalam melakukan


kegiatan penelitian khusunya dalam mengumpulkan data. Dari cth diatas dapat di
ketahuo bahwa rumusan masalah harus memperhatikan masalah berikut :

a. Menggunakan kalimat pertanyaan.

b. Mengungkapkan variabel-variabel penelitian.

c. Mengungkapkan jenis hubungan antarvariabel yang ada.

d. Mengungkapkan objek penelitian.


Asumsi dan anggapan dasar

Asusmsi adalah suatu peryataa poko yang dibuat dalam peelitian secara
umum. Asumsi bukan merupakan teori, melainkan hanya merupakan pernyataan
(statement) yang menyangkut keadaan atau gejala-gejala umum yang secara
ilmiah dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Pernyataan tentang keadaan
atau gejala-gejala umum yang dibuat harus disesuaikan dengan isi atau makna
yang terkandung dalam judul penelitian. Sebagai contoh dalam penelitian
pengaruh kelompok tani terhadap peigkatan pedapata usaha petai apel desa
tulugrejo kota batu dalam judul tersebut kita bisa berasumsi bahwa semua petani
desa tulugrejo kota batu bergabug dalam kelmpok tani.

Merumuskan hipotesis

Pada tahap awal, awaban terhdap pertayaan, bersifat teritis karea


kebearaya dihasilka dari berbagai kaia pustaka. Kebeara yag diperoleh
berdasarkan kajian kepustkaan hanya bersifat sementara yang harus dibuktikan
lebih lanjut melalui penelitian. Setelah data terkumpul, diolah dan disimpulkan
barulah kebenaran itu terbukti secara nyata. Upaya menawab pertayaa pada taraf
teritis itulah yag dimaksudka degan merumuska hiptesis. Hipotesis atau jawaban
semetara pada dasarnya masih harus diui kebenaranya. Adakalanya penjelasan
pada kajian pustaka tidak perlu dibuktikan lagi degan pengolahan data. Oleh
karena itu tidak semua penelitian membutuhkan rumusan hipotesis.

Walaupun kita dapat sajamelakukan penelitian tanpa hipotesis, nmaun


berikut kita hrus mempelajari tentang cara merumuska hipotesis. Menurut Borg
dan Gall (1979:29) hipotesis harus memeuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Rumusanya singkat dan jelas


b. Meyataka hubungan antara dua objek atau variabel peelitian
c. Didukung oleh teori-teori yang perah dikemukakan leh pakarya.
Ada dua eis hipotesis yaitu hipcotesis alternatif (ha) dan hipotesis nol (Ho)
dimana hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan antara dua hal misal :
a. Ada pengaruh tingkat pendidikan petani terhadap pendapatan usah
apetani
b. Ada pengaruh kelompok tani dalam meningkatkan pendapatan usaha
tani
c. Ada pengaruh pendiidkan terhadap partisipasi anggta kelmpok tani

Sedangkan hipotesis nol menyatakan deperti berikut :

a. Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap pendapatan usah


petani
b. Tidak ada pengaruh kelompok tani terhadap peningkatan usaha petani
c. Tidak ada pengaruh pendidikan terhadap partisipasi angoota kelompok
tani

Perumusan hipotesis harus dilakukan dengan benar karena jika salah


merumuskan hipotesi namun datanya mendukung maka penelitian tersebut akan
menjerumuskan.

Memilih pendekatan

Selain hal yang ditentukan diatas, hal terpenting yang perlu diketahui oleh
seorang peneliti sebelum membuat atau menentukan sebuah rancangan penelitian,
yaitu memilih atau menentukan sebuah metode penelitian yang tepat. Bagi
seorang peneliti langkah ini merupakan sesuatu hal yang teramat penting, sebab
dengan memperoleh metode yang tepat dalam sebuah penelitian maka dengan
sendirinya proses penelitiannya akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan,
yakni sesuai dengan langkahlangkah ilmiah yang tepat atau benar. Selanjutnya,
dengan melalui langkah ilmiah yang benar, maka hasil penelitian pun diharapkan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah pula. Jadi, berdasarkan
uraian di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa kedudukan metode dalam sebuah
proses penelitian adalah sangat penting, oleh karena itu seorang peneliti harus
dapat menentukannya secara tepat. Dalam kegiatan penelitian, metode ilmiah ini
biasanya disesuaikan dengan objek atau masalah apa yang akan ditelitinya. Pada
uraian berikut ini akan dicoba dijelaskan beberapa hal berkaitan dengan pemilihan
motode penelitian ilmiah itu, khususnya dalam bidang ilmu-ilmu sosial.
Suatu proses penelitian sosial pada hakikatnya adalah sebuah kegiatan
spionase untuk mencari, menyelidiki, memata-matai, dan menemukan
pengetahuan dari lapangan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya
secara ilmiah. Jadi bukan sebaliknya, yakni mencari kebenaran-kebenaran
normatif yang hanya dituntun melalui cara berpikir deduktif semata. Jadi berbeda
dengan kegiatan-kegiatan serupa lainnya, sebut saja kegiatan wawancara dan
pelacakan yang biasa dilakukan di dunia jurnalistik, di mana pelaksanaannya
boleh dilakukan secara tidak beraturan. Sementara pada kegiatan penelitian
(khususnya penelitianpenelitian sosial), maka hal itu haruslah dilakukan secara
urut, teratur, dan sesuai dengan metode tertentu sehingga gejala yang diteliti serta
data-data yang diperoleh benar-benar cermat (accurate), berketerandalan
(reliable), dan sahih (valid).

Gambar 4.2 kegiatan serupa dibidang jurnalistik berbeda dengan kegiatan


serupa di bidang penelitian

Pada awalnya, metode penelitian yang berkembang pada ilmu ilmu sosial
dipengaruhi oleh pendekatan positivistik, yang berpangkal pada keyakinan bahwa
kebenaran-kebenaran itu selalu termanifestasikan dalam wujud gejala-gejala yang
dapat diamati secara inderawi. Artinya, pendekatan positivistik (lazim pula
disebut pendekatan empiris), berasumsi bahwa sebuah gejala itu hanyalah boleh
dinilai "betul" (true), dan bukan "benar" (right), manakala gejala itu kasat mata,
dapat diamati, dan dapat diukur. Namun dalam perkembangannya kemudian,
metode yang dipergunakan dalam pendekatan positivistik di atas mulai
dimodifikasi, dan bahkan ditinggalkan oleh para peneliti sosial itu sendiri. Oleh
karena dalam kenyataannya, bahwa para peneliti sosial telah menemukan bukti
bahwa ternyata tidak semua gejala sosial itu dapat diukur dan dikuantifisir seperti
halnya realitas fisik-anorganik.

Beberapa tokoh dari pende-katan interaksionisme simbolik (Herbert


Mead), menilai bahwa sesungguhnya mustahil untuk mengkonsepkan objek-objek
kajian ilmu sosial sepenuhnya sebagai sesuatu yang memiliki raga dan selalu
dapat diobservasi. Apa yang disebut social fact dan social truth dalam penelitian
ilmu sosial, adalah gejala yang hanya dapat dipahami secara baik bila peneliti
mempertajam apa yang disebut intuitive insight guna "memahami dari dalam"
(verstehen) ihwal objek kajiannya. Seorang peneliti yang tidak hendak
dikungkung fakta-fakta semu dan gejala yang dangkal, sebagaimana dikatakan
sosiolog Peter L. Berger, maka ia harus memiliki mental subversif, dalam arti
senantiasa berkeinginan untuk membongkar hal-hal yang sudah mapan dan
mencari apa sebenarnya yang ada dan terjadi di balik realita yang manifes itu.

Dalam ilmu-ilmu sosial, berdasarkan tujuannya sekurang-kurangnya


terdapat dua macam jenis penelitian, yakni penelitian deskriptif dan penelitian
eksplanatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan ihwal masalah atau objek tertentu secara rinci, sedangkan penelitian
eksplanatif yaitu penelitian yang menghasilkan atau mencari jawab tentang
hubungan antar objek atau variabel. Penelitian yang deskriptif dapat bertipe
kuantitatif atau kualitatif, sedangkan penelitian yang eksplanatif hampir selalu
bertipe kuantitatif. Seseorang yang akan mengadakan penelitian kuantitatif, atau
yang bertipe kuantitatif (baik penelitian deskriptif maupun eksplanatif) maka
harus menggunakan metodologi kuantitatif dalam proses penelitiannya, demikian
pula sebaliknya bagi seseorang yang akan mengadakan penelitian yang bertipe
kualitatif (khususnya pada penelitian deskriptif) maka harus menggunakan pula
metodologi penelitian kualitatif untuk proses penelitiannya. Penelitian deskriptif,
baik itu penelitian survei maupun penelitian kualitatif, biasanya dilakukan oleh
seorang peneliti untuk menjawab sebuah atau beberapa pertanyaan mengenai
keadaan suatu objek atau objek amatan secara rinci. Pertanyaan-pertanyaan
standar yang diajukan dalam penelitian deskriptif biasanya berkenaan dengan the
what, who, why, where, when, dan how-nya objek penelitian. Sebagai contoh,
kalau kita ingin memperoleh gambaran secara rinci mengenai "modernisasi
perikanan yang tengah terjadi dan dialami komunitas nelayan", misalnya, maka
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian itu adalah di seputar
masalah: Bagaimana bentuk konkrit paket modernisasi yan tengah
diintroduksikan? Siapa saja yang mengintroduksikan dan siapa pula yang mampu
memanfaatkan paket modernisasi itu? Kendala-kendala apakah yang menghambat
proses introduksi paket modernisasi perikanan? Demikianlah seterusnya.

Sementara itu, penelitian eksplanatif biasanya dilakukan oleh seorang


peneliti untuk mengetahui atau memperoleh informasi tentang apakah perubahan
kuantitas/kualitas suatu variabel, atau mempengaruhi perubahan kuantitas/kualitas
variabel yang lain. "Pengaruh tayangan adegan kekerasan dan pornografi terhadap
perilaku kenakalan remaja", atau "Pengaruh etos kerja dan besar gaji terhadap
kualitas pelayanan pekerja bank swasta, misalnya, adalah beberapa contoh judul
atau masalah-masalah penelitian yang terdapat dalam penelitian bertipe
eksplanatif. Pada penelitian eksplanatif yang bersifat sederhana biasanya hanya
menguji kekuatan hubungan dua variabel.

Penentuan sumber data

Sumber data adalah sesuatu yang dapat memberikan informasi berupa


keteragan lisa maupun tertulis. Data adalah fakta-fakta yang diperleh dalam
penelitia. Data berupa iformasi kualitatif berupa informasi yag menggambarka
kenyataan , sedagkan yang bersifat kuantitatif berupa agka-agka. Utuk memperleh
data yag benar peniliti harus pandai memnetukan sumber data. Pada dasarnya
terdapat dua sumber untuk mendapatkan subjek penelitian yaitu populasi dan
sampel. Populasi adalah seluruh unsur elem yang menjadi anggota dalam
satukesatuan yang diteliti. Misalnya peneliti akan meneliti tentang fanatisme
armania . maka ppulasi peelitia tersebut adalah seluruh aremania di malang raya.
Oleh karena itu perlu diadakan penyederhanaan subjek penelitian berupa
penarikan sampel. Adapun rumus mencari sampel adalah :
Populasi x 10%

Teknik pengumpulan data

Begitu pentingnya data dalam penelitian sosial, maka dalam


pengumpulannya menggunakan metode atau prosedur-prosedur tertentu.
Keberhasilan suatu kegiatan pengumpulan data ditentukan pula oleh metode
pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan
mengamati langsung di lapangan. Mengamati bukan hanya melihat
melainkan juga merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian.
Observasi atau pengamatan sering dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang kelakuan manusia atau keadaan, kondisi, dan situasi lainnnya.
Apabila dilihat dari pelaksanaannya, observasi dibedakan menjadi dua
macam, yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi
langsung dapat disebut juga observasi partisipasi, di mana peneliti ikut
aktif berpartisipasi pada aktivitas yang sedang diamati. Berdasarkan segi
keterlibatan observer, pada metode ini dibedakan menjadi dua bentuk yaitu
partisipasi sebagian (partial participation) dan partisipasi penuh (full
partisipation). Dikatakan partisipasi sebagian karena observer tidak
melibatkan diri sepenuhnya. Namun berbeda dengan full participation,
observer melibatkan diri sepenuhnya ke dalam objek pengamatan.
Sedangkan observasi tidak langsung dapat juga disebut observasi
nonpartisipasi. Pada metode ini, observer tidak melibatkan diri ke dalam
objek pengamatan. Observer mendapatkan gambaran tentang objeknya
melalui pengamatan tidak langsung.
2. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara adalah teknik komunikasi langsung antara peneliti dan
sampel. Pengumpulan data dengan metode wawancara harus secara lisan
atau melakukan kontak langsung dengan responden. Dalam wawancara,
seorang pewawancara harus dapat menciptakan suasana yang santai
namun serius, sehingga suasana ini mendukung responden untuk
menjawab apa saja yang ditanyakan oleh pewawancara tentunya dengan
keseriusan dan kesungguhan. Untuk memfokuskan arah wawancara,
seorang peneliti biasanya membuat pedoman wawancara yang berisi
format pertanyaan yang akan diajukan kepada responden sebelum
melakukan wawancara. Apabila ditinjau dari pelaksanaannya, pedoman
wawancara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Pedoman wawancara tidak berstruktur, yaitu pedoman


wawancara yang hanya memuat tema yang dijadikan acuan
wawancara. Dalam hal ini, pewawancara harus dapat
mengendalikan jalannya wawancara, sehingga wawancara
menjadi sesuai dengan garis besar pembicaraan yang telah
dipersiapkan.
2. Pedoman wawancara terstruktur yaitu, pedoman wawancara
yang disusun secara terperinci. Butir-butir pertanyaan telah
dipersiapkan, sehingga pewawancara tinggal memberi tanda.

Sedangkan berdasarkan tujuannya, wawancara dapat dibedakan menjadi dua


bentuk, yaitu:

1. Wawancara Survei. Wawancara survei bertujuan mencari data untuk suatu


populasi tertentu.
2. Wawancara Diagnostik. Wawancara diagnostik bertujuan mendiagnosis
seseorang tentang masalah yang dihadapi.

Perlu diketahui bersama bahwa, dalam wawancara hendaknya seorang


pewawancara memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuannya secara jujur agar
responden tidak menaruh curiga sehingga proses wawancara dapat berjalan lancar

3. Metode Angket (Kuesioner)


Angket/kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus
dijawab secara tertulis oleh responden Jenis-jenis pertanyaan pada angket
dibedakan menjadi dua yaitu pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka.
Pertanyaan tertutup adalah semua pertanyaan yang diajukan mempunyai alternatif
jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang diinginkan.
Sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya belum
ditentukan dan responden bebas memberikan jawaban. Perlu diingat, bahwa
metode kuesioner dapat digunakan apabila respondennya mampu membaca.
Metode kuesioner mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan metode
lainnya. Beberapa kelebihan metode ini sebagai berikut.

- Tidak memerlukan hadirnya peneliti karena dapat dikirim melalui pos.


- Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
- Dapat dijawab oleh responden menurut kesempatan dan waktu yang
tersedia.
- Dapat dibuat anonim (tidak disebutkan identitasnya) sehingga
responden dapat menjawab secara jujur dan objektif.
- Bersifat standar sehingga semua responden mendapatkan pertanyaan
yang sama.

Agar dapat mendapatkan data yang baik maka pembuatan pertanyaan dalam
kuesioner hendaknya memerhatikan langkahlangkah sebagai berikut :

- Menentukan tujuan kuesioner.


- Menentukan variabel yang akan digunakan.
- Menentukan jenis-jenis bahan atau jawaban yang diperlukan untuk setiap
variabel.
- Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.
4. Metode Dokumenter
Metode dokumenter digunakan apabila peneliti hendak mengumpulkan
data dari dokumen seperti catatan, transkrip, buku, surat kabar, media massa, dan
lain-lain. Dalam metode ini, peneliti perlu mencermati sumber-sumber yang
digunakan. Adapun berita-berita yang dapat dijadikan sebagai data harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
- Objektif dan apa adanya.
- Tidak memihak, sehingga tidak menyesatkan pengumpul data.
- Mengandung wawasan ilmiah.
- Beritanya bersifat aktual.

TUGAS KELOMPOK

1. Buatlah kelompok dengan anggota masing masing 5-6


orang
2. Buatlah instrumen penelitian sederhana untuk kemudian
dilakukan penelitian sosial sederhana
3. Catat dalam buku atau catatan lain untuk didiskusikan hasil
penelitian dalam kelas

Pengolaan data

Pengolaan data kualitatif

Data-data yang terkumpul dalam penelitian kualitatif dirumuskan dalam


bentuk kata-kata yang terekam dalam catatan atau fieldnotes. Data kualitatif
merupakan data yang bersumber dari deskripsi yang luas dan memuat penjelasan
tentang suatu proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Dengan data kualitatif,
kita akan dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis
(berdasar urutan waktu). Selain itu, dapat pula menilai sebab akibat dalam lingkup
pikiran orang-orang setempat, serta memperoleh penjelasan yang banyak dan
bermanfaat. Data kualitatif apabila diolah berdasarkan ketentuan yang benar akan
dapat membimbing kita untuk memperoleh penemuan-penemuan yang tidak
terduga dan dapat membentuk kerangka teori baru. Proses pengolahan data
kualitatif secara garis besar menempuh tiga tahap kegiatan, yaitu:

a. Reduksi Data
Reduksi adalah proses mengubah rekaman data ke dalam pola,
fokus, kategori, atau pokok permasalahan tertentu. Data yang
terkumpul dan terekam dalam catatan-catatan lapangan, kemudian
dirangkum dan diseleksi. Pada intinya reduksi data dapat diartikan
sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan data, pengabstrakan data dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Reduksi data belangsung terus-menerus selama pengumpulan data
kualitatif dilakukan. Dalam kegiatan reduksi data, dilakukan
pemilihan-pemilihan tentang bagian mana yang perlu dikode,
dibuang, dan diringkas. Oleh karena itu, kegiatan ini ditunjukkan
untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
data yang tidak perlu dan mengorganisasi data sebagai bahan
penarikan kesimpulan. Kesemua itu dilakukan bertujuan untuk
lebih mempermudah penarikan kesimpulan. Kegiatan reduksi data
dapat dilakukan melalui seleksi data yang ketat, pembuatan
ringkasan/uraian singkat, atau dapat pula dengan menggolongkan
data menjadi suatu pola yang lebih luas dan mudah dipahami.
b. Penyajian Data
Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi yang
tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering
digunakan adalah dalam bentuk teks naratif, bentuk matriks, grafik,
jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah
diraih. Dengan begitu, pengolah data dapat melihat tentang segala
hal yang sedang terjadi dan dapat menentukan kesimpulan secara
tepat.
c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Pada dasarnya, sejak permulaan pengumpulan data, peneliti sudah
mulai mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat atau
disusun menjadi suatu konfigurasi tertentu. Pengolahan data
kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi
secara bertahap dengan tetap memerhatikan perkembangan
perolehan data. Dengan kata lain , penarikan kesimpulan adalah
suatu kegiatan dalam pembentukan konfigurasi yang utuh. Secara
keseluruhan tiap-tiap tahap dalam pengolahan data kualitatif
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ketiganya
saling kait-mengait menghasilkan suatu kesimpulan penelitian. Jika
dalam satu tahap tertentu didapati suatu kesalahan maka dapat
dipastikan akan terjadi kesalahan pada tahap berikutnya. Oleh
karena itu, dalam pengolahan data kualitatif ada tiga hal yang perlu
dikuasai, yaitu:
- Kemampuan memerinci fokus masalah yang benar untuk
ditelaah secara mendalam.
- Kemampuan melacak, mencatat, dan mengorganisasikan
data untuk masing-masing fokus, kategori, atau pokok
masalah.
- Kemampuan melukiskan dan menuturkan apa yang
dipahami dan diketahui tentang masalah yang diteliti ke
dalam uraian kalimat yang deskriptif dan interpretatif.

Pengolaan data kuantitatif

Pengolahan data secara kuantitatif disebut juga pengolahan data secara


statistik. Dalam pengolahan data secara statistik memerlukan perhitungan secara
matematis. Oleh karena itu, diperlukan kecermatan dan ketelitian. Dalam
mengolah dan menganalisis data kuantitatif, terdapat dua macam statistik yang
digunakan, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian melalui pengukuran.
Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dan membuat generalisasi.
Pengolahan data kuantitatif biasanya melewati tiga tahap pemrosesan awal, yaitu:

a. Editing, yaitu proses memeriksa data yang sudah terkumpul


meliputi kelengkapan isian, keterbacaan tulisan, kejelasan jawaban,
relevansi jawaban, keseragaman satuan data yang digunakan, dan
lain-lain. Pada saat pengeditan, peneliti tidak boleh mengganti
jawaban, angka, ataupun pertanyaan-pertanyaan dengan maksud-
maksud tertentu.
b. Coding, yaitu kegiatan memberikan kode pada setiap data yang
terkumpul di setiap instrumen penelitian. Kegiatan ini bertujuan
untuk memudahkan dalam penganalisisan dan penafsiran terhadap
data-data. Biasanya kode yang digunakan dalam bentuk angka.
Perhatikan contoh berikut:

Pertannyaan Jawaban Skor


Tingkat pendidikan 1. SD 1
terakhir 2. SMP 2
3. SMA 3
4. SARJANA 4

C. Tabulating, yaitu memasukkan data-data yang sudah dikelompokkan ke


dalam tabel-tabel yang mudah dipahami. Melalui tabulating, data lapangan
terlihat lebih ringkas dan dapat dibaca dengan mudah. Setelah peneliti
melakukan keseluruhan langkah awal tadi, tahap selanjutnya adalah
pengolahan data secara statistik sederhana. Pengolahan data statistik
diartikan sebagai cara untuk mengolah data berupa angka (kuantitatif)
sedemikian rupa sehingga informasi atau data tersebut mempunyai arti.
Biasanya pengolahan data dilakukan dengan beberapa macam teknik
seperti distribusi frekuensi (sebaran frekuensi) dan ukuran memusat
(mean, median, dan modus).
a. Sebaran Frekuensi (Distribusi Frekuensi)
Pada dasarnya data yang didapat dalam pengumpulan data masih
berupa data mentah. Data tersebut perlu disusun dan diatur untuk
dapat dipahami. Penyajian data dapat diatur melalui tiga cara, yaitu
dengan distribusi frekuensi, distribusi presentasi atau dengan
frekuensi kumulatif.
Contoh dalam penelitian peneliti mendapat data tentang
nilai ujian siswa IS 2 dalam mata pelajaran sosiologi SMA Sukses
dalam mata pelajaran sosiologi sebagai berikut
100, 90, 80, 80, 90, 80, 100, 80, 90, 80, 100, 90, 80, 70, 70, 80, 90,
80, 80, 90, 80, 70, 80, 90, 100, 90, 80, 90
Apa bila data tersebut disusun dalam distribusi frekuensi akan
terlihat seperti berikut :

Nilai ujian Tourus Frekuensi


70 III 3
80 IIIII IIIII II 12
90 IIIII IIII 9
100 IIII 4
Total 28

Selain distribusi frekuensi diatas, data juga dapat di susun dengan


distribusi frekuensi relatif atau distribusi frekeunsi ralatif atau
presentase seperti berikut

Nilai ujian Frekuensi (f) Presentase(%)


70 3 10,8%
80 12 42,9%
90 9 32,1%
100 4 14,2%
Total N = 28 100%

Presentase tersebut diperoleh dengan rumus :

F x 100%
n
Data dapat pula disusun berdasarkan frekuensi kumulatif.
Frekuensi kumulatif adalah jumlah frekuensi dari kategori data-
data tertentu ditambah jumlah frekuensi kategori-kategori data
sebelumnya. Contoh :

Nilai Frekuens Frekuensi Presentas Presentase


ujian i (f) komulatif e komulatif
70 3 3 10,8% 10,8%
80 12 15 42,9% 53,7%
90 9 24 32,1% 85,8%
100 4 28 14,2% 100%

b. Ukuran memusat
Ukuran pemusatan data atau tendensi sentral adalah bilangan yang
mewakili keseluruhan data. Pengukuran tendensi sentral digunakan
apabila data perlu dijelaskan dengan mempergunakan satu
petunjuk yang berpusat pada titik-titik sentral dari sekumpulan
data. Pengukuran yang sering digunakan adalah mean (rata-rata
hitung), modus, dan median.
1. Mean
Mean adalah bilangan yang berasal dari jumlah seluruh skor dibagi
dengan banyak subjek. Contoh: Seorang siswa kelas XII SMA
memperoleh nilai ulangan sebagai berikut.
Pendidikan Agama =8
Bahasa Indonesia =8
Sejarah =7
Ekonomi =6
Sosiologi =8
Berdasarkan nilai yang diperoleh, dapat diketahui nilai
rata-rata atau mean dari keseluruhan nilai tersebut yaitu:
( 8+8+7 +6+8 )
M= =7,4
5

Untuk data tunggal yang frekuensinya (f) lebih dari satu,


maka rumus yang digunakan sebagai berikut.

Ʃfx
M=
n
Keterangan:
M = Mean
f = Frekuensi
x = bilangan berturut-turut/data
n = banyaknya subjek (unit bilangan)
2. Modus
Modus adalah nilai yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam
suatu kelompok atau skor paling banyak yang diperoleh subjek.
Frekuensi interval (fx) diperoleh dari hasil pengalian antara titik
tengah dan frekuensi.

Keterangan:

Mo = Modus

L = Batas bawah nyata interval kelas yang mengandung modus.


fa = frekuensi kelas di atas, kelas yang mengandung modus.

fb = frekuensi kelas di bawah kelas yang mengandung modus.

i = Besarnya interval kelas.

U = Batas atas nyata interval kelas yang mengandung modus.

3. Median

Median adalah titik tengah yang membagi seluruh bilangan


(data) menjadi dua bagian sama besar. Hal ini berarti terdapat
50% bilangan (data) berada di atas median dan 50% bilangan
data di bawah median. Cara median pada data tunggal adalah:

- Langkah pertama data-data yang diperoleh diurutkan dari


yang terkecil ke yang terbesar terlebih dahulu. Apabila
distribusi nilai ganjil maka yang dipilih sebagai median
adalah yang paling tengah misalnya dari data 10, 11, 12, 13,
15, 17, 20. Maka median atau nilai tengahnya adalah 13.
- Apabila distribusi nilai genap, maka median ditentukan
dengan rumus.

Tugas !

Bersama kelompok yang telah kalian buat pada tugas sebelumnya,


diskusikan dan analis data yang telah kalian peroleh.
PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN

Dari serangkaian kegitan peelitian, tahap paling akhir adalah penyusunan


laporan penelitian. Pernahkah kalian menyuun laporan peelitian ? atau sudahkah
kalian tau bagian-bagia dari lapra penelitian ? lantas kalia tahu apa manfaatnya
laporan penelitian ? Pada dasarnya laporan penelitian mempunyai manfaat bagi
seluruh kalangan masyarakat seperti peneliti, ilmuwan, pemerintahan, dan
masyarakat luas.

1. Bagi seorang peneliti, manfaat penyusunan laporan penelitian antara lain:


a. Merupakan bukti bahwa peneliti telah menemukan sesuatu
b. Untuk menunjukkan hak temuannya, agar dikenal oleh banya pihak
(ilmuwan, pemerintah, dan masyarakat)
c. Membuat hasil penelitian menjadi lebih bermakna.
2. Bagi Ilmuwan
Dengan adanya penemuan-penemuan baru melalui hasil penelitian
khazanah ilmu pengetahuan akan bertambah luas. Penambahan ilmu
berarti bertambah pula tempat berpijak bagi ilmuwan dalam
mengembangkan pengetahuan lebih lanjut.
3. Bagi Pemerintah, Birokrat, dan Pengambil Kebijakan
Informasi yang diperoleh dari penelitian akan bermanfaat bagi penentuan
kebijakan, sehingga daya dukung kebijakan cukup kuat karena berupa data
aktual.
4. Masyarakat Luas
Dengan adanya informasi dari penelitian ilmiah, diharapkan kehidupan
manusia menjadi lebih sempurna dan semakin mudah.
Eksistensi seorang peneliti akan diakui setelah mereka menemukan sesuatu dan
diungkapkan dalam sebuah laporan penelitian. Bagi peneliti, laporan penelitian
ibarat bukti tertulis akan kerja keras peneliti. Laporan penelitian bukanlah cerita
perjalanan setiap usaha peneliti dalam menemukan ”sesuatu”. Namun, laporan
penelitian merupakan sebuah karya ilmiah yang berisi kebenarankebenaran yang
diperoleh melalui proses penemuan dan dapat dipertanggungjawabkan. Setiap
penyajian laporan penelitian mengikuti kesepakatan ilmiah yang paparannya lebih
bersifat terbuka dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Secara garis besar,
penulisan laporan penelitian memuat tiga bagian utama, yaitu pembukaan, isi, dan
penutup.

a. Bagian Pembukaan
Bagian pembukaan merupakan bagian awal yang harus dilakukan dalam
penulisan laporan penelitian. Pada bagian pembukaan berisi judul
penelitian, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan
diagram.
1. Judul Penelitian
Judul penelitian mencerminkan topik penelitian yang dirumuskan
dalam bentuk kalimat secara singkat, padat, komunikatif, tetapi jelas
dan dapat ditangkap dalam pandangan sekilas.
2. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi keterangan dari penulis atau peneliti mengenai
tulisannya. Keterangan tersebut menjelaskan alasan dipilihnya sasaran
penelitian dan ucapan terima kasih kepada setiap pihak yang memberi
kontribusi.
3. Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar/Diagram/Ilustrasi
Daftar isi menunjukkan bagian-bagian dari laporan dan hubungan
antara satu bagian dengan bagian yang lain. Daftar tabel memuat judul-
judul setiap tabel dan disusun secara berurutan sesuai nomor urut kode.
Sedangkan daftar gambar/ ilustrasi/diagram memuat keterangan
gambar/ilustrasi/diagram.
b. Bagian Isi
Adapun inti isi dari laporan penelitian di semua bentuk terdapat lima hal
yang harus ada, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian,
hasil penelitian, kesimpulan, dan implikasi penelitian. Untuk memahami
lima hal di atas perhatikan penjelasan di bawah ini.
1. Pendahuluan
Secara umum bagian ini berisi tentang latar belakang, rumusan, tujuan
dan manfaat penelitian, hipotesis, batasan konsep, serta hambatan-
hambatan yang dialami selama melakukan penelitian.
2. Tinjauan Pustaka/Kajian Pustaka
Bagian ini memberi gambaran kepada pembaca mengenai halhal yang
telah dirintis oleh peneliti lain, seperti konsep, teori, dan data
penemuan yang berhubungan dengan masalah penelitian yang sedang
diteliti.
3. Metodologi Penelitian
Melalui bagian ini segala metode dalam penelitian diungkapkan,
seperti subjek, objek, dan ruang lingkup penelitian termasuk teknik
sampling, teknik pengumpulan data, instrumen atau alat pengumpul
data, jenis atau model penelitian, metode pengolahan, dan analisis data
yang digunakan.
4. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, menggambarkan tentang subjek atau objek penelitian,
sajian data, dan uji statistik untuk masing-masing data. Data-data yang
telah terkumpul diolah dan disajikan berdasarkan jenis penelitiannya.
Sebagai contohnya, apabila penelitian berbentuk deskripsi, tentunya
sajian dalam hasil penelitian berupa uraian data tanpa menguji
hipotesis. Namun, apabila penelitian berbentuk eksplanasi, maka sajian
data berupa menguji hipotesis. Begitu pula dengan pendekatan yang
digunakan baik itu kuantitatif dan kualitatif. Jika pendekatan kualitatif
maka sajian datanya berupa uraian data sederhana dalam bentuk
susunan kalimat. Sedangkan pendekatan yang bersifat kuantitatif,
maka sajian datanya berupa uji statistik yang diwujudkan lewat angka
dan tabel. Kesemua ini diulas dan dibahas secara menarik menjadi
sebuah hasil penelitian yang ingin diketahui oleh pembaca.
5. Kesimpulan dan Implikasi Penelitian
Pada bagian ini diuraikan apa yang menjadi kesimpulan hasil
penelitian dan apa yang dapat disarankan sesuai dengan hasil
penelitian tersebut. Pada dasarnya kesimpulan penelitian adalah
kesimpulan final yang sudah disinkronkan atau diselaraskan dengan
setiap rumusan problematika penelitian. Selain memuat hal-hal praktis,
memuat pula implikasi penelitian. Implikasi penelitian merupakan
alternatif kemungkinan yang dapat diambil oleh siapa pun dalam
rangka memanfaatkan atau melaksanakan tindak lanjut dari hasil
penelitian yang bersangkutan.
c. Bagian Penutup
Bagian ini biasanya terletak di akhir laporan penelitian. Secara umum
bagian penutup berisi hal-hal di bawah ini.
1. Daftar Pustaka
Bagian ini memuat buku-buku, laporan, jurnal, dan sumber tertulis lain
yang digunakan dalam penelitian. Dalam penulisan daftar pustaka perlu
dikemukakan nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, kota penerbitan,
dan nama penerbit.
2. Lampiran
Dalam lampiran memuat keseluruhan bukti-bukti yang dirasa penting
dalam melakukan penelitian. Contoh, surat izin, tabel, grafik, format
instrumen, dan lain-lain.

Tugas akhir

1. Susunlah laporan penelitian berdasarkan penelitian


yang sudah kalian lakukan pada tugas sebelumya
bersama kelmpok
2. Sampaikan hasil penelitian kalian di dalam kelas dalam
bentuk diskusi

Anda mungkin juga menyukai