Kompetensi Dasar :
Tujuan pembelajaran
melakukan penelitian
Pengayaan !
Bentuk kelompok masing-masing beranggotakan 2 anak dalam satu
kelompok
Diskusikan bersama kelompokmu apa yang kalian ketahui tentang
penelitian sosial, serta catat hasil diskusi kalian
B. Rancangan Penelitian Sosial
Penelitian sebagai seperangkat usaha yang terorganisasi untuk mengetahui,
mengkaji, dan mengambil fungsi terhadap suatu yang menjadi objek dalam rangka
memperoleh pengetahuan dasar untuk pengembagan ilmu pengetahuan harus
memperhtikan hal-hal berikut :
1. Penelitian bermutu selalu berpangkal tolak pada pemikiran yang tepat dan
jelas.
2. Kemampuan dan keterampilan berbahasa mempunyai pengaruh yang
besar terhadap menarik dan tidaknya isi penelitian.
3. Peneliti memerlukan pengetahuan yang cukup tentang objek yang diteliti.
Setealh disinggung tentang hal yang harus diperhatikan oleh peneliti dalam
melakukan penelitian sosial maka yang harus di ketahui selanjutnya oleh penliti
adalah prosedur penelitian sosial. Adapung prosedir tersebut terbagi dalam
beberapa tahap yaitu :
Topik adalah suatu masalah atau pokok pembicaraan yang akan dibuat
atau dibahas dalam penelitian. Jadi, sebelum mengadakan penelitian ilmiah atau
mengarang, peneliti harus ditentukan dahulu topiknya. Topik dapat dicari di
mana-mana karena sumbernya banyak dan berlimpah. Pengalaman individual,
kreasi imajinatif, dan penyelidikan sesuatu merupakan sumber topik yang luas.
Agar terhindar dari kesulitan memperoleh topik, seorang peneliti harus
memperhatikan petunjuk berikut :
Topik yang terlampau umum, luas, dan tidak sesuai dengan kemampuan, ruang
lingkupnya dapat dibatasi dengan cara sebagai berikut
1. Menurut Waktu, Periode, Atau Zaman Topik: seni lukis pada zaman
pembangunan, lebih khusus daripada topik: sejarah seni lukis di Indonesia.
2. Menurut Tempat Topik: Indonesia lebih khusus daripada Asia; topik:
Pulau Sumatera lebih khusus daripada topik: tanah air Indonesia; topik:
Surabaya lebih sempit daripada Jawa Timur.
3. Menurut Aspek Khusus-Umum Topik: pengaruh kebijaksanaan kenaikan
harga BBM terhadap masyarakat dapat dikhususkan menjadi pengaruh
kebijaksanaan kenaikan harga BBM terhadap usaha angkutan
4. Menurut Objek Materi dan Objek Formal Objek materi adalah bahan yang
dibicarakan, sedangkan objek formal adalah dari mana bahan itu ditinjau.
Topik: perkembangan pers di Indonesia, dapat dikhususkan menjadi
perkembangan pers di Indonesia ditinjau dari segi kebebasannya.
Perkembangan pers di Indonesia merupakan objek materi, sedangkan
ditinjau dari segi kebebasannya merupakan objek formal sebab sudut
pandangnya difokuskan pada segi kebebasan pers belaka.
5. Menurut Pembagian Bidang Kehidupan Manusia Topik pembangunan di
Indonesia dapat dibatasi menjadi pembangunan ekonomi di Indonesia.
6. Menurut Hubungan Klausal (Sebab-Akibat) Topik: transmigrasi di
Indonesia, dapat dijadikan lebih spesifik menjadi beberapa hal yang
mendorong timbulnya urbanisasi di Indonesia. Pengkhususan dilakukan
berdasarkan hubungan sebab akibat.
Contoh :
Penelitian Ilmiah Dalam Mengkaji Tentang “Pengaruh Keberadaan Kelompk
Tani Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Petani Kecamatan Bumiaji Kota
Batu” dalam judul tersebut nampak sebuah gejala sosial bahwa di kota batu
terdapat sebuah kelmpok tani yang membantu meningkatkan pendapatan usaha
petani.
Untuk memperjelas permasalahan yang masih umum diatas, maka perlu dibuat
rumusan masalah dengan membuat pertanyaan berikut:
Asusmsi adalah suatu peryataa poko yang dibuat dalam peelitian secara
umum. Asumsi bukan merupakan teori, melainkan hanya merupakan pernyataan
(statement) yang menyangkut keadaan atau gejala-gejala umum yang secara
ilmiah dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Pernyataan tentang keadaan
atau gejala-gejala umum yang dibuat harus disesuaikan dengan isi atau makna
yang terkandung dalam judul penelitian. Sebagai contoh dalam penelitian
pengaruh kelompok tani terhadap peigkatan pedapata usaha petai apel desa
tulugrejo kota batu dalam judul tersebut kita bisa berasumsi bahwa semua petani
desa tulugrejo kota batu bergabug dalam kelmpok tani.
Merumuskan hipotesis
Memilih pendekatan
Selain hal yang ditentukan diatas, hal terpenting yang perlu diketahui oleh
seorang peneliti sebelum membuat atau menentukan sebuah rancangan penelitian,
yaitu memilih atau menentukan sebuah metode penelitian yang tepat. Bagi
seorang peneliti langkah ini merupakan sesuatu hal yang teramat penting, sebab
dengan memperoleh metode yang tepat dalam sebuah penelitian maka dengan
sendirinya proses penelitiannya akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan,
yakni sesuai dengan langkahlangkah ilmiah yang tepat atau benar. Selanjutnya,
dengan melalui langkah ilmiah yang benar, maka hasil penelitian pun diharapkan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah pula. Jadi, berdasarkan
uraian di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa kedudukan metode dalam sebuah
proses penelitian adalah sangat penting, oleh karena itu seorang peneliti harus
dapat menentukannya secara tepat. Dalam kegiatan penelitian, metode ilmiah ini
biasanya disesuaikan dengan objek atau masalah apa yang akan ditelitinya. Pada
uraian berikut ini akan dicoba dijelaskan beberapa hal berkaitan dengan pemilihan
motode penelitian ilmiah itu, khususnya dalam bidang ilmu-ilmu sosial.
Suatu proses penelitian sosial pada hakikatnya adalah sebuah kegiatan
spionase untuk mencari, menyelidiki, memata-matai, dan menemukan
pengetahuan dari lapangan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya
secara ilmiah. Jadi bukan sebaliknya, yakni mencari kebenaran-kebenaran
normatif yang hanya dituntun melalui cara berpikir deduktif semata. Jadi berbeda
dengan kegiatan-kegiatan serupa lainnya, sebut saja kegiatan wawancara dan
pelacakan yang biasa dilakukan di dunia jurnalistik, di mana pelaksanaannya
boleh dilakukan secara tidak beraturan. Sementara pada kegiatan penelitian
(khususnya penelitianpenelitian sosial), maka hal itu haruslah dilakukan secara
urut, teratur, dan sesuai dengan metode tertentu sehingga gejala yang diteliti serta
data-data yang diperoleh benar-benar cermat (accurate), berketerandalan
(reliable), dan sahih (valid).
Pada awalnya, metode penelitian yang berkembang pada ilmu ilmu sosial
dipengaruhi oleh pendekatan positivistik, yang berpangkal pada keyakinan bahwa
kebenaran-kebenaran itu selalu termanifestasikan dalam wujud gejala-gejala yang
dapat diamati secara inderawi. Artinya, pendekatan positivistik (lazim pula
disebut pendekatan empiris), berasumsi bahwa sebuah gejala itu hanyalah boleh
dinilai "betul" (true), dan bukan "benar" (right), manakala gejala itu kasat mata,
dapat diamati, dan dapat diukur. Namun dalam perkembangannya kemudian,
metode yang dipergunakan dalam pendekatan positivistik di atas mulai
dimodifikasi, dan bahkan ditinggalkan oleh para peneliti sosial itu sendiri. Oleh
karena dalam kenyataannya, bahwa para peneliti sosial telah menemukan bukti
bahwa ternyata tidak semua gejala sosial itu dapat diukur dan dikuantifisir seperti
halnya realitas fisik-anorganik.
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan
mengamati langsung di lapangan. Mengamati bukan hanya melihat
melainkan juga merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian.
Observasi atau pengamatan sering dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang kelakuan manusia atau keadaan, kondisi, dan situasi lainnnya.
Apabila dilihat dari pelaksanaannya, observasi dibedakan menjadi dua
macam, yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi
langsung dapat disebut juga observasi partisipasi, di mana peneliti ikut
aktif berpartisipasi pada aktivitas yang sedang diamati. Berdasarkan segi
keterlibatan observer, pada metode ini dibedakan menjadi dua bentuk yaitu
partisipasi sebagian (partial participation) dan partisipasi penuh (full
partisipation). Dikatakan partisipasi sebagian karena observer tidak
melibatkan diri sepenuhnya. Namun berbeda dengan full participation,
observer melibatkan diri sepenuhnya ke dalam objek pengamatan.
Sedangkan observasi tidak langsung dapat juga disebut observasi
nonpartisipasi. Pada metode ini, observer tidak melibatkan diri ke dalam
objek pengamatan. Observer mendapatkan gambaran tentang objeknya
melalui pengamatan tidak langsung.
2. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara adalah teknik komunikasi langsung antara peneliti dan
sampel. Pengumpulan data dengan metode wawancara harus secara lisan
atau melakukan kontak langsung dengan responden. Dalam wawancara,
seorang pewawancara harus dapat menciptakan suasana yang santai
namun serius, sehingga suasana ini mendukung responden untuk
menjawab apa saja yang ditanyakan oleh pewawancara tentunya dengan
keseriusan dan kesungguhan. Untuk memfokuskan arah wawancara,
seorang peneliti biasanya membuat pedoman wawancara yang berisi
format pertanyaan yang akan diajukan kepada responden sebelum
melakukan wawancara. Apabila ditinjau dari pelaksanaannya, pedoman
wawancara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Agar dapat mendapatkan data yang baik maka pembuatan pertanyaan dalam
kuesioner hendaknya memerhatikan langkahlangkah sebagai berikut :
TUGAS KELOMPOK
Pengolaan data
a. Reduksi Data
Reduksi adalah proses mengubah rekaman data ke dalam pola,
fokus, kategori, atau pokok permasalahan tertentu. Data yang
terkumpul dan terekam dalam catatan-catatan lapangan, kemudian
dirangkum dan diseleksi. Pada intinya reduksi data dapat diartikan
sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan data, pengabstrakan data dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Reduksi data belangsung terus-menerus selama pengumpulan data
kualitatif dilakukan. Dalam kegiatan reduksi data, dilakukan
pemilihan-pemilihan tentang bagian mana yang perlu dikode,
dibuang, dan diringkas. Oleh karena itu, kegiatan ini ditunjukkan
untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
data yang tidak perlu dan mengorganisasi data sebagai bahan
penarikan kesimpulan. Kesemua itu dilakukan bertujuan untuk
lebih mempermudah penarikan kesimpulan. Kegiatan reduksi data
dapat dilakukan melalui seleksi data yang ketat, pembuatan
ringkasan/uraian singkat, atau dapat pula dengan menggolongkan
data menjadi suatu pola yang lebih luas dan mudah dipahami.
b. Penyajian Data
Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi yang
tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering
digunakan adalah dalam bentuk teks naratif, bentuk matriks, grafik,
jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah
diraih. Dengan begitu, pengolah data dapat melihat tentang segala
hal yang sedang terjadi dan dapat menentukan kesimpulan secara
tepat.
c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Pada dasarnya, sejak permulaan pengumpulan data, peneliti sudah
mulai mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat atau
disusun menjadi suatu konfigurasi tertentu. Pengolahan data
kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi
secara bertahap dengan tetap memerhatikan perkembangan
perolehan data. Dengan kata lain , penarikan kesimpulan adalah
suatu kegiatan dalam pembentukan konfigurasi yang utuh. Secara
keseluruhan tiap-tiap tahap dalam pengolahan data kualitatif
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ketiganya
saling kait-mengait menghasilkan suatu kesimpulan penelitian. Jika
dalam satu tahap tertentu didapati suatu kesalahan maka dapat
dipastikan akan terjadi kesalahan pada tahap berikutnya. Oleh
karena itu, dalam pengolahan data kualitatif ada tiga hal yang perlu
dikuasai, yaitu:
- Kemampuan memerinci fokus masalah yang benar untuk
ditelaah secara mendalam.
- Kemampuan melacak, mencatat, dan mengorganisasikan
data untuk masing-masing fokus, kategori, atau pokok
masalah.
- Kemampuan melukiskan dan menuturkan apa yang
dipahami dan diketahui tentang masalah yang diteliti ke
dalam uraian kalimat yang deskriptif dan interpretatif.
F x 100%
n
Data dapat pula disusun berdasarkan frekuensi kumulatif.
Frekuensi kumulatif adalah jumlah frekuensi dari kategori data-
data tertentu ditambah jumlah frekuensi kategori-kategori data
sebelumnya. Contoh :
b. Ukuran memusat
Ukuran pemusatan data atau tendensi sentral adalah bilangan yang
mewakili keseluruhan data. Pengukuran tendensi sentral digunakan
apabila data perlu dijelaskan dengan mempergunakan satu
petunjuk yang berpusat pada titik-titik sentral dari sekumpulan
data. Pengukuran yang sering digunakan adalah mean (rata-rata
hitung), modus, dan median.
1. Mean
Mean adalah bilangan yang berasal dari jumlah seluruh skor dibagi
dengan banyak subjek. Contoh: Seorang siswa kelas XII SMA
memperoleh nilai ulangan sebagai berikut.
Pendidikan Agama =8
Bahasa Indonesia =8
Sejarah =7
Ekonomi =6
Sosiologi =8
Berdasarkan nilai yang diperoleh, dapat diketahui nilai
rata-rata atau mean dari keseluruhan nilai tersebut yaitu:
( 8+8+7 +6+8 )
M= =7,4
5
Ʃfx
M=
n
Keterangan:
M = Mean
f = Frekuensi
x = bilangan berturut-turut/data
n = banyaknya subjek (unit bilangan)
2. Modus
Modus adalah nilai yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam
suatu kelompok atau skor paling banyak yang diperoleh subjek.
Frekuensi interval (fx) diperoleh dari hasil pengalian antara titik
tengah dan frekuensi.
Keterangan:
Mo = Modus
3. Median
Tugas !
a. Bagian Pembukaan
Bagian pembukaan merupakan bagian awal yang harus dilakukan dalam
penulisan laporan penelitian. Pada bagian pembukaan berisi judul
penelitian, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan
diagram.
1. Judul Penelitian
Judul penelitian mencerminkan topik penelitian yang dirumuskan
dalam bentuk kalimat secara singkat, padat, komunikatif, tetapi jelas
dan dapat ditangkap dalam pandangan sekilas.
2. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi keterangan dari penulis atau peneliti mengenai
tulisannya. Keterangan tersebut menjelaskan alasan dipilihnya sasaran
penelitian dan ucapan terima kasih kepada setiap pihak yang memberi
kontribusi.
3. Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar/Diagram/Ilustrasi
Daftar isi menunjukkan bagian-bagian dari laporan dan hubungan
antara satu bagian dengan bagian yang lain. Daftar tabel memuat judul-
judul setiap tabel dan disusun secara berurutan sesuai nomor urut kode.
Sedangkan daftar gambar/ ilustrasi/diagram memuat keterangan
gambar/ilustrasi/diagram.
b. Bagian Isi
Adapun inti isi dari laporan penelitian di semua bentuk terdapat lima hal
yang harus ada, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian,
hasil penelitian, kesimpulan, dan implikasi penelitian. Untuk memahami
lima hal di atas perhatikan penjelasan di bawah ini.
1. Pendahuluan
Secara umum bagian ini berisi tentang latar belakang, rumusan, tujuan
dan manfaat penelitian, hipotesis, batasan konsep, serta hambatan-
hambatan yang dialami selama melakukan penelitian.
2. Tinjauan Pustaka/Kajian Pustaka
Bagian ini memberi gambaran kepada pembaca mengenai halhal yang
telah dirintis oleh peneliti lain, seperti konsep, teori, dan data
penemuan yang berhubungan dengan masalah penelitian yang sedang
diteliti.
3. Metodologi Penelitian
Melalui bagian ini segala metode dalam penelitian diungkapkan,
seperti subjek, objek, dan ruang lingkup penelitian termasuk teknik
sampling, teknik pengumpulan data, instrumen atau alat pengumpul
data, jenis atau model penelitian, metode pengolahan, dan analisis data
yang digunakan.
4. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, menggambarkan tentang subjek atau objek penelitian,
sajian data, dan uji statistik untuk masing-masing data. Data-data yang
telah terkumpul diolah dan disajikan berdasarkan jenis penelitiannya.
Sebagai contohnya, apabila penelitian berbentuk deskripsi, tentunya
sajian dalam hasil penelitian berupa uraian data tanpa menguji
hipotesis. Namun, apabila penelitian berbentuk eksplanasi, maka sajian
data berupa menguji hipotesis. Begitu pula dengan pendekatan yang
digunakan baik itu kuantitatif dan kualitatif. Jika pendekatan kualitatif
maka sajian datanya berupa uraian data sederhana dalam bentuk
susunan kalimat. Sedangkan pendekatan yang bersifat kuantitatif,
maka sajian datanya berupa uji statistik yang diwujudkan lewat angka
dan tabel. Kesemua ini diulas dan dibahas secara menarik menjadi
sebuah hasil penelitian yang ingin diketahui oleh pembaca.
5. Kesimpulan dan Implikasi Penelitian
Pada bagian ini diuraikan apa yang menjadi kesimpulan hasil
penelitian dan apa yang dapat disarankan sesuai dengan hasil
penelitian tersebut. Pada dasarnya kesimpulan penelitian adalah
kesimpulan final yang sudah disinkronkan atau diselaraskan dengan
setiap rumusan problematika penelitian. Selain memuat hal-hal praktis,
memuat pula implikasi penelitian. Implikasi penelitian merupakan
alternatif kemungkinan yang dapat diambil oleh siapa pun dalam
rangka memanfaatkan atau melaksanakan tindak lanjut dari hasil
penelitian yang bersangkutan.
c. Bagian Penutup
Bagian ini biasanya terletak di akhir laporan penelitian. Secara umum
bagian penutup berisi hal-hal di bawah ini.
1. Daftar Pustaka
Bagian ini memuat buku-buku, laporan, jurnal, dan sumber tertulis lain
yang digunakan dalam penelitian. Dalam penulisan daftar pustaka perlu
dikemukakan nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, kota penerbitan,
dan nama penerbit.
2. Lampiran
Dalam lampiran memuat keseluruhan bukti-bukti yang dirasa penting
dalam melakukan penelitian. Contoh, surat izin, tabel, grafik, format
instrumen, dan lain-lain.
Tugas akhir