e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
devie.l.hayati@gmail.com, nurliana.cipta.apsari@unpad.ac.id
ABSTRAK
Pelayanan khusus bagi anak dengan Attentions Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Attentions Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sangat dibutuhkan untuk dapat Mengatasi
dan mengurangi gejala hiperaktivitas. Anak dengan Attentions Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD) sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari pada anak usia sekolah sampai remaja,
bahkan apabila tidak segera ditangani maka akan berpengaruh kepada masa depan
seseorang. Anak dengan gangguan tersebut membutuhkan pelayanan khusus dalam
memenuhi kebutuhannya dalam meningkatkan potensi dan meningkatkan kemampuannya.
Terdapat beberapa hal yang dibutuhkan anak ADHD, yaitu pertama yaitu terkait dengan
kebutuhan pengendalian diri berkaitan dengan pengurangan atau menghilangkan
hiperaktivitas, peningkatkan rentang perhatian dan pengendalian impulsivitas. Kedua,
berkaitan dengan kebutuhan belajar yang diperlukannya suatu metode belajar yang berbeda
dari anak anak normal lainnya. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan bagaimana
pelaksanaan pelayanan khusus yang disediakan oleh sekolah inklusif terhadap anak dengan
Attentions Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Metode yang digunakan adalah studi
pustaka yang berkaitan dengan pelayanan khusus bagi anak dengan ADHD. Hasil penelitian
menunjukkan pendidikan inklusif yang dilaksanakan oleh sekolah reguler dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan yang terbuka dan ramah disabilitas membuka peluang
kepada anak berkebutuhan khusus seperti kondisi ADHD yang menimbulkan gangguan dan
hambatan bagi anak dalam menjalankan fungsinya sehari-hari, seperti berinteraksi dengan
teman, kesiapan dalam belajar.
Kata kunci : Anak berkebutuhan khusus, Pelayanan khusus, Attentions Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD).
Abstract
PENDAHULUAN
108
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
cukup tinggi angkanya, dengan jumlah buku yang berjudul “ Memahami dan
mencapai 26,4%. Hal ini diperkuat dengan Membantu Anak ADHD” terdapat beberapa
data Badan Pusat Statistik Nasional 2007 hal yang dibutuhkan anak ADHD, yaitu
bahwa terdapat 82 juta populasi anak di berkaitan dengan kebutuhan pengendalian
Indonesia, satu diantara lima anak dan diri, dan kebutuhan belajar. Pertama,
remaja dibawah usia 18 tahun mengalami kebutuhan pengendalian diri berkaitan
masalah kesehatan jiwa, sedikitnya ada 16 dengan pengurangan atau menghilangkan
juta anak mengalami masalah kejiwaan hyperaktivitas, meningkatkan rentang
termasuk ADHD. Gangguan hiperaktivitas perhatian dan pengendalian impulsivitas.
ini dapat dijumpai dalam kehidupan sehari- Kedua, kebutuhan belajar yaitu Anak ADHD
hari pada anak usia sekolah sampai seperti anak normal lainnya membutuhkan
remaja, bahkan apabila tidak segera pengembangan diri yaitu melalui belajar
ditangani maka akan berpengaruh kepada karena hambatan yang dialami akan
masa depan seseorang (Barkley, 1981). pemenuhan kebutuhan belajar pada anak
Menurut Undang-Undang Nomor 23 ADHD tidak semulus pada anak umumnya.
Tentang Perlindungan Anak (2002), Tanpa bantuan yang dirancang secara
menyebutkan bahwa anak adalah khusus, maka anak ADHD akan mengalami
seseorang yang belum berusia 18 (delapan kesulitan untuk bisa belajar secara optimal
belas) tahun, termasuk anak yang masih dan mengembangkan potensi yang
dalam kandungan. Gangguan ini perlu dimilikinya. Padahal secara umum potensi
ditangani sedini mungkin untuk mereka memiliki tingkat kecerdasan yang
menghindari kemungkinan akan relatif baik, bahkan sama seperti anak
mengakibatkan efek yang lebih berat di normal pada umumnya.
saat dewasa. Menurut (Haryati, 2018) terdapat
Sebagian besar, anak dengan beberapa model pelayanan inklusif bagi
Attentions Deficit Hyperactivity Disorder Anak Berkebutuhan Khusus, salah satunya
(ADHD) menunjukkan gejala utama yaitu model kelas inklusif. Model kelas ini
aktivitas yang berlebihan, tidak dapat diam, menyertakan peserta didik dalam kurikulum
selalu ingin bergerak, tidak mampu peserta didik di kelas reguler. Tidak banyak
memusatkan perhatiannya dan perubahan pada kurikulum di kelas inklusif
menunjukkan impulsivitas yang ini, karena semua di sesuaikan dengan
mengakibatkan anak memiliki kesulitan kondisi peserta didiknya.
belajar dan kesulitan berinteraksi dengan Adanya model pelayanan inklusif
anak lain. Selain itu, gangguan ini berasal tersebut bertujuan memberikan
fungsi otak yang kronis, yang kemudahan kepada Anak Berkebutuhan
mengakibatkan fungsi kognitif tidak Khusus untuk dapat menerima pendidikan
berkembang sesuai usia anak normal yang sesuai dengan kebutuhannya dan
lainnya. Penderita gangguan ini lebih sering menghilangkan stigma mengenai
mengalami kesulitan mengendalikan emosi keterbatasan menjadi suatu potensi yang
dari pada anak normal, kemampuan dapat dikembangkan. Serta mewujudkan
bertoleransi terhadap frustasi rendah dan segala hak-hak penyandang disabilitas
emosinya mudah meledak (Saputro, 2009). dalam mendapatkan pendidikan. Hal ini
Anak dengan Gangguan Pemusatan sejalan dengan isi dari Undang-undang
Perhatian Dan Hiperaktif (ADHD) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang
merupakan salah satu Anak Berkebutuhan Disabilitas menyebutkan :
Khusus yang membutuhkan pelayanan ”Hak-hak penyandang disabilitas,
khusus dalam memenuhi kebutuhan yang khususnya yang terkait dengan
diperlukan oleh anak ADHD terutama anak penyandang disabilitas
dalam mendapatkan pendidikan formal. diantaranya hak untuk hidup, bebas
Menurut (Sugiarmin M. B., 2006) dalam dari stigma, privasi, keadilan dan
109
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
METODE
110
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
111
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
112
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
Hal tersebut membuat Anak ADHD waktu yang pendek, sehingga akan
mengalami kesulitan untuk melakukan mempengaruhi proses penerimaan
proses tindakan atau menyesuaikan diri informasi dari lingkungannya.
dengan lingkungannya. Keadaan ini B. Impulsifitas adalah suatu gangguan
menuntut pengaturan yang memungkinkan perilaku berupa tindakan yang tidak
anak dapat mengontrol diri dalam segala disertai dengan pemikiran. Mereka
perbuatannya. Selain itu setiap perlakuan sangat dikuasai oleh perasaannya
yang diberikan pada anak ADHD sehingga sangat cepat bereaksi.
membutuhkan umpan balik yang segera Mereka sulit untuk memberi prioritas
dan konsisten. Hal ini penting untuk kegiatan, sulit untuk
memperkuat tingkah laku yang dikehendaki mempertimbangkan atau memikirkan
dan menghindarkan tingkah laku yang terlebih dahulu perilaku yang akan
tidak dikehendaki. ditampilkannya. Perilaku ini biasanya
Menurut Sugiarmin, 2006 terdapat menyulitkan yang bersangkutan
beberapa hal yang dibutuhkan anak ADHD, maupun lingkungannya.
yaitu pertama yang berkaitan dengan C. Hiperaktivitas adalah suatu gerakan
kebutuhan pengendalian diri, kedua yang berlebihan melebihi gerakan yang
kebutuhan belajar. dilakukan secara umum anak
Kebutuhan pengendalian diri seusianya. Biasanya sejak bayi mereka
berkaitan dengan pengurangan atau banyak bergerak dan sulit untuk
menghilangkan hiperaktivitas, ditenangkan. Jika dibandingkan
peningkatkan rentang perhatian dan dengan individu yang aktif tapi
pengendalian impulsivitas. Beberapa produktif, perilaku hiperaktif tampak
kebutuhan pengendalian diri yaitu : tidak bertujuan. Mereka tidak mampu
1) Rutinitas, struktur, dan konsistensi mengontrol dan melakukan koordinasi
2) Fokus pada hal-hal positif dalam aktivitas motoriknya, sehingga
3) Penjelasan sederhana dan singkat tidak dapat dibedakan gerakan yang
4) Mengabaikan hal-hal yang tidak penting dan tidak penting. Gerakannya
penting dilakukan terus menerus tanpa lelah,
sehingga kesulitan untuk memusatkan
Hal ini diperlukan karena anak perhatian (Sugiarmin M. B., 2006).
dengan ADHD mengalami gangguan dalam
Rentang Perhatian (Inattention), Sementara itu, kebutuhan belajar
pengendalian diri (impulsifitas), serta pada Anak ADHD seperti anak pada
gangguan dengan aktivitas yang berlebihan umumnya yang memerlukan
(hiperaktivitas). Sugiarman (2006) pengembangan diri melalui belajar, oleh
mendefinisikan gangguan-gangguan yang karena hambatan yang dialaminya maka
dialami anak dengan ADHD adalah sebagai pemenuhan kebutuhan akan belajar pada
berikut: anak ADHD tidak semulus pada anak
A. Rentang Perhatian adalah bahwa umumnya. Tanpa bantuan yang dirancang
sebagai individu penyandang secara khusus akan sulit bagi anak untuk
gangguan ini tampak mengalami bisa belajar secara optimal. Hal tersebut
kesulitan dalam memusatkan akan membuat adanya kesulitan dalam
perhatiannya dan sangat mudah mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
teralihkan oleh rangsangan yang tiba- Padahal secara umum potensi
tiba diterima oleh alat inderanya atau kecerdasannya relatif baik, bahkan sama
oleh perasaan yang timbul pada saat seperti anak pada umumnya. Untuk itu,
itu. Dengan demikian mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan belajar anak
mampu mempertahankan suatu ADHD tidaklah mudah, dibutuhkan
aktivitas atau tugas dalam jangka pengetahuan dan keterampilan yang lebih
113
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
dan yang paling mendasar adalah Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32,
ketangguhan, kesungguhan, dan kesabaran 2008) tentang standar kualifikasi akademik
dalam membantu anak belajar yang dan kompetensi guru pendidikan
memang lain dari yang lain. Oleh karena khusus,bahwa pendidikan inklusif
itu penting terutama bagi orang tua dan merupakan pendidikan yang memberikan
juga lembaga inklusif bekerjasama dan kesempatan bagi Anak Berkebutuhan
mencari cara-cara terbaik untuk dapat Khusus yang disebabkan kelainan fisik,
memilih berbagai strategi pembelajaran emosional, mental, intelektual, sosial dan
yang sesuai bagi anak dengan Attentions memiliki potensi kecerdasan dan adanya
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) bakat masing-masing untuk memiliki
kesempatan dapat melakukan kegiatan
Berdasarkan Undang-Undang Dasar pembelajaran bersama dengan peserta
1945 Pasal 31 ayat (1) dan Undang- didik lain pada satuan pendidikan umum
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang dengan memberikan sarana dan prasana
sistem pendidikan nasional pasal 5 ayat (1) yang memadai untuk peserta didik
menyimpulkan bahwa negara memberikan berkebutuhan khusus.
jaminan sepenuhnya kepada peserta didik
berkebutuhan khusus untuk memperoleh Pendidikan inklusif tidak boleh terfokus
layanan pendidikan yang bermutu. Hal ini pada kekurangan dan keterbatasan
menunjukkan bahwa setiap peserta didik mereka, tetapi harus mengacu pada
dengan berkebutuhan khusus berhak kelebihan dan potensinya agar lebih
memperoleh kesempatan dan juga haknya berkembang, sebagaimana yang
dalam mendapatkan pendidikan yang dikemukakan oleh Dirjen Pendidikan Luar
bermutu. Layanan pendidikan yang Biasa mengenai pendidikan inklusif bahwa
bermutu bagi peserta didik berkebutuhan konsep pendidikan ini adalah memberikan
khusus merupakan layanan pendidikan sistem layanan yang mensyaratkan agar
yang disesuaikan dengan kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus dilayani di
khususnya dan menyesuaikan dengan sekolah-sekolah terdekat maupun di
hambatan atau gangguan yang dimilikinya sekolah reguler bersama dengan teman-
(Kustawan, 2013). Adanya pendidikan teman sebaya mereka. Oleh karena itu,
inklusif ini bermuatan mengenai dibutuhkan restrukturasi sekolah yang
kemanusiaan dan juga upaya menegakkan dapat mendukung pemenuhan kebutuhan
hak asasi manusia. Pendidikan inklusif khusus anak sehingga dapat tercipta
merupakan sistem pemberian bantuan keseimbangan dan kesetaraan dalam
berupa layanan pendidikan dalam berbagai aspek kehidupan sehingga
keberagaman, dan falsafahnya yaitu mereka tidak merasa terasingkan (Ilahi,
menghargai perbedaan semua peserta 2016).
didik. Dengan adanya pendidikan inklusif
ini dapat mengakomodasi semua peserta Kehadiran konsep pendidikan
didik sesuai dengan kebutuhannya. inklusif ini menjadi jawaban atas segala
persoalan yang membelit Anak
Pendidikan inklusif merupakan Berkebutuhan Khusus khususnya anak
pendidikan yang tidak diskriminatif dengan ADHD untuk mendapatkan
dikarenakan memberikan layanan kepada pendidikan yang layak. Anak dengan ADHD
semua peserta didik tanpa memperhatikan mempunyai hak yang sama dalam
kondisi fisik, mental, intelektual, sosial, mengenyam pendidikan tanpa harus ada
emosi, suku, ras, dan agama yang batasan dan diskriminasi. Pendidikan
disesuaikan dengan kebutuhan peserta inklusif memiliki tujuan yang diantarannya
didik berkebutuhan khusus. Pengertian menurut pasal 2 Peraturan Menteri
pendidikan inklusif dalam (Peraturan Pendidikan Nasional No 70 tahun 2009
114
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
115
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
116
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
117
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
118
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
KESIMPULAN
Sekolah inklusif dapat memberikan ADHD diantaranya adalah dengan
layanan khusus untuk memenuhi merancang kurikulum khas yang
kebutuhan anak dengan Attentions Deficit disesuaikan dengan karakteristik anak didik
Hyperactivity Disorder berkaitan dengan dengan ADHD, serta adanya guru
pengendalian diri dan kebutuhan belajar. pendamping di dalam kelas yang
Berdasarkan hasil kajian yang telah membantu guru utama menyampaikan
dilakukan, maka pelayanan khusus yang materi pembelajaran di dalam kelas.
diberikan sekolah inklusif bagi anak dengan Pekerja sosial sekolah yang mendampingi
119
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
anak dengan ADHD bekerja bersama guru pelaksanaan pendidikan inklusif yang baik.
pendamping untuk merancang kurikulum Maka perlu adanya kehadiran pekerja sosial
pembelajaran bagi anak dengan ADHD. sekolah dalam mengatur segala bentuk
Dalam memaksimalkan pelayanan khusus kegiatan dan kinerja yang berkontribusi
di sekolah inklusif, tenaga pendidik, dan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan
juga bersama-sama dengan pekerja sosial inklusif bagi anak berkebutuhan khusus.
sekolah untuk mengoptimalkan bentuk Hal ini bertujuan agar anak ADHD dapat
pelayanan yang tepat dan optimal untuk menjalankan fungsi sosialnya dan juga
memenuhi kebutuhan setiap individu. dapat mengembangkan potensi yang
Kerjasama sangat dibutuhkan dalam dimiliki anak dengan berkebutuhan khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Salim, C. (2009). Pendidikan Anak Khusus Di Taman Kanak-Kanak Al-
Berkebutuhan Khusus. Madani.
Adi, I. R. (2013). Kesejahteraan Sosial Dewi Sadiah, S. M. (2015). Metode
(Pekerjaan Sosial,pembangunan Penelitian Dakwah. Bandung: PT
sosial dan kajian pembangunan. Remaja Rosdakarya .
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Elvinaro Ardianto, M. (2010). Metodologi
Amalia, R. (2018). Intervensi terhadap penelitian untuk public relations
Anak Usia Dini yang Mengalami kuantitatif dan kualitatif. Bandung:
Gangguan ADHD Melalui Simbiosa Rekatama Media .
Pendekatan Kognitif Perilaku dan Dupper, D. R. (2002). School Social Work.
Alderian Play Therapy. Jurnal New Jersey: John Willey & Sons
Obsesi. Inc. New Jersey: John Willey &
Amna Md Noor, Rozumah Baharuddin, Sons Inc.
Abdullah Al-Hadi. (2003). Sistem Efendi, M. (2006). Pengantar
Sekolah dan Sosialisasi Pelajar . Psikopedagogik Anak Berkelainan.
Serdang: Universitas Putra Jakarta: PT Bumi Aksara.
Malaysia. Haryati, T. (2018, Februari 18). Model
Aubaidah. (2015). Layanan Anak layanan Pendidikan Inklusif.
Berkebutuhan Khusus: Dari Jakarta.
Pendidikan Eksklusi Ke Inklusi. Hidayat. (2015). Model konseling kognitif
Badan Pusat Statistik. (2017). perilaku untuk mengoptimalkan
Badan Pusat Statistika Nasional . (2007). kemampuan kognitif dan perilaku
Barkley. (1981). Hyperactive Children : A adaptif anak ADHD. Universitas
handbook For Diagnostic And Pendidikan Indonesia.
Treatment. New York: Guilford Ilahi, M. T. (2016). Pendidikan Inklusif.
Press. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Batshaw, M. &. (1986). Children With Jalaluddin, R. (1999). Metode Penelitian
Handicapped A Medical Primer. Komunikasi . Bandung: Remaja
Baltimor, Maryland: Paul H brookes Karya .
Publishing Co. Kosasih, E. (2012). Cara Bijak Memahami
Brikerhoff, S. (2009). Pemuda dengan Anak Berkebutuhan Khusus.
Gangguan Hiperaktif Kurang Bandung : Yrama Widya .
Perhatian . Sleman : KTSP. Kurniasasari, B. R. (2015). Layanan Guru
Delphie, P. D. (2006). Pembelajaran anak Pada Siswa Attention Deficit
berkebutuhan khusus . Bandung : Hyperactivity Disorder (ADHD) Di
PT Refika Aditama . Kelas V SD Negeri 1 Sedayu
Dian Dwi lestari, M. S. (2017). Kecamatan Sedayu Kabupaten
Pendampingan Guru Dalam Proses Bantul. Yogyakarta: Universitas
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Negeri Yogyakarta.
120
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
121
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat
122