Anda di halaman 1dari 15

Prosiding Penelitian &

e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

PELAYANAN KHUSUS BAGI ANAK DENGAN ATTENTI ONS


DEFI CI T HYP ER ACTI VI TY DISOR DER (ADHD) DI SEKOLAH
INKLUSIF
Devie Lestari Hayati1, Nurliana Cipta Apsari2

1MahasiswaProgram Studi Sarjana Kesejahteraan Sosial FISIP


Universitas Padjajaran
2Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP Universitasi Padjajaran

devie.l.hayati@gmail.com, nurliana.cipta.apsari@unpad.ac.id

ABSTRAK
Pelayanan khusus bagi anak dengan Attentions Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Attentions Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sangat dibutuhkan untuk dapat Mengatasi
dan mengurangi gejala hiperaktivitas. Anak dengan Attentions Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD) sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari pada anak usia sekolah sampai remaja,
bahkan apabila tidak segera ditangani maka akan berpengaruh kepada masa depan
seseorang. Anak dengan gangguan tersebut membutuhkan pelayanan khusus dalam
memenuhi kebutuhannya dalam meningkatkan potensi dan meningkatkan kemampuannya.
Terdapat beberapa hal yang dibutuhkan anak ADHD, yaitu pertama yaitu terkait dengan
kebutuhan pengendalian diri berkaitan dengan pengurangan atau menghilangkan
hiperaktivitas, peningkatkan rentang perhatian dan pengendalian impulsivitas. Kedua,
berkaitan dengan kebutuhan belajar yang diperlukannya suatu metode belajar yang berbeda
dari anak anak normal lainnya. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan bagaimana
pelaksanaan pelayanan khusus yang disediakan oleh sekolah inklusif terhadap anak dengan
Attentions Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Metode yang digunakan adalah studi
pustaka yang berkaitan dengan pelayanan khusus bagi anak dengan ADHD. Hasil penelitian
menunjukkan pendidikan inklusif yang dilaksanakan oleh sekolah reguler dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan yang terbuka dan ramah disabilitas membuka peluang
kepada anak berkebutuhan khusus seperti kondisi ADHD yang menimbulkan gangguan dan
hambatan bagi anak dalam menjalankan fungsinya sehari-hari, seperti berinteraksi dengan
teman, kesiapan dalam belajar.

Kata kunci : Anak berkebutuhan khusus, Pelayanan khusus, Attentions Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD).

Abstract

PENDAHULUAN

Pelayanan khusus anak Attentions Kesehatan Jiwa Anak Dan Remaja


Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Indonesia (Akeswari) yaitu gangguan ini
sangat dibutuhkan untuk dapat membantu merupakan jangka panjang yang
anak berkebutuhan khusus dalam menyerang anak hingga dewasa (Noviarni
memenuhi kebutuhannya. Menurut Sri , 2016). Attentions Deficit Hyperactivity
pemaparan Dr Eliyati dari Asosiasi Disorder (ADHD) di Indonesia termasuk

108
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

cukup tinggi angkanya, dengan jumlah buku yang berjudul “ Memahami dan
mencapai 26,4%. Hal ini diperkuat dengan Membantu Anak ADHD” terdapat beberapa
data Badan Pusat Statistik Nasional 2007 hal yang dibutuhkan anak ADHD, yaitu
bahwa terdapat 82 juta populasi anak di berkaitan dengan kebutuhan pengendalian
Indonesia, satu diantara lima anak dan diri, dan kebutuhan belajar. Pertama,
remaja dibawah usia 18 tahun mengalami kebutuhan pengendalian diri berkaitan
masalah kesehatan jiwa, sedikitnya ada 16 dengan pengurangan atau menghilangkan
juta anak mengalami masalah kejiwaan hyperaktivitas, meningkatkan rentang
termasuk ADHD. Gangguan hiperaktivitas perhatian dan pengendalian impulsivitas.
ini dapat dijumpai dalam kehidupan sehari- Kedua, kebutuhan belajar yaitu Anak ADHD
hari pada anak usia sekolah sampai seperti anak normal lainnya membutuhkan
remaja, bahkan apabila tidak segera pengembangan diri yaitu melalui belajar
ditangani maka akan berpengaruh kepada karena hambatan yang dialami akan
masa depan seseorang (Barkley, 1981). pemenuhan kebutuhan belajar pada anak
Menurut Undang-Undang Nomor 23 ADHD tidak semulus pada anak umumnya.
Tentang Perlindungan Anak (2002), Tanpa bantuan yang dirancang secara
menyebutkan bahwa anak adalah khusus, maka anak ADHD akan mengalami
seseorang yang belum berusia 18 (delapan kesulitan untuk bisa belajar secara optimal
belas) tahun, termasuk anak yang masih dan mengembangkan potensi yang
dalam kandungan. Gangguan ini perlu dimilikinya. Padahal secara umum potensi
ditangani sedini mungkin untuk mereka memiliki tingkat kecerdasan yang
menghindari kemungkinan akan relatif baik, bahkan sama seperti anak
mengakibatkan efek yang lebih berat di normal pada umumnya.
saat dewasa. Menurut (Haryati, 2018) terdapat
Sebagian besar, anak dengan beberapa model pelayanan inklusif bagi
Attentions Deficit Hyperactivity Disorder Anak Berkebutuhan Khusus, salah satunya
(ADHD) menunjukkan gejala utama yaitu model kelas inklusif. Model kelas ini
aktivitas yang berlebihan, tidak dapat diam, menyertakan peserta didik dalam kurikulum
selalu ingin bergerak, tidak mampu peserta didik di kelas reguler. Tidak banyak
memusatkan perhatiannya dan perubahan pada kurikulum di kelas inklusif
menunjukkan impulsivitas yang ini, karena semua di sesuaikan dengan
mengakibatkan anak memiliki kesulitan kondisi peserta didiknya.
belajar dan kesulitan berinteraksi dengan Adanya model pelayanan inklusif
anak lain. Selain itu, gangguan ini berasal tersebut bertujuan memberikan
fungsi otak yang kronis, yang kemudahan kepada Anak Berkebutuhan
mengakibatkan fungsi kognitif tidak Khusus untuk dapat menerima pendidikan
berkembang sesuai usia anak normal yang sesuai dengan kebutuhannya dan
lainnya. Penderita gangguan ini lebih sering menghilangkan stigma mengenai
mengalami kesulitan mengendalikan emosi keterbatasan menjadi suatu potensi yang
dari pada anak normal, kemampuan dapat dikembangkan. Serta mewujudkan
bertoleransi terhadap frustasi rendah dan segala hak-hak penyandang disabilitas
emosinya mudah meledak (Saputro, 2009). dalam mendapatkan pendidikan. Hal ini
Anak dengan Gangguan Pemusatan sejalan dengan isi dari Undang-undang
Perhatian Dan Hiperaktif (ADHD) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang
merupakan salah satu Anak Berkebutuhan Disabilitas menyebutkan :
Khusus yang membutuhkan pelayanan ”Hak-hak penyandang disabilitas,
khusus dalam memenuhi kebutuhan yang khususnya yang terkait dengan
diperlukan oleh anak ADHD terutama anak penyandang disabilitas
dalam mendapatkan pendidikan formal. diantaranya hak untuk hidup, bebas
Menurut (Sugiarmin M. B., 2006) dalam dari stigma, privasi, keadilan dan

109
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

perlindungan hukum, pendidikan, Pendidikan inklusif menyediakan


kesehatan, keagamaan, pelayanan khusus yang dilakukan untuk
keolahragaan, kebudayaan dan dapat memenuhi kebutuhan anak salah
pariwisata, kesejahteraan sosial, satunya dengan Attentions Deficit
aksesibilitas, pelayanan publik, Hyperactivity Disorder (ADHD) di sekolah
perlindungan dari bencana, inklusif. Terpenuhinya kebutuhan anak
rehabilitasi dan habilitasi, hidup berkaitan dengan pengendalian diri dan
secara mandiri, berekspresi, kebutuhan belajar yang diharapkan mampu
berkomunikasi dan memperoleh menjadi individu yang berfungsi secara
informasi serta bebas dari tindakan optimal di lingkungan sosialnya, termasuk
diskriminasi, penelantaran, di sekolah. Hal ini sejalan dengan tujuan
penyiksaan, dan eksploitasi.” praktik pekerja sosial yaitu membantu klien
Maka, perlu adanya pendidikan untuk memenuhi kebutuhan dan juga
inklusif yang merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya resiko yang lebih
untuk memberikan peluang untuk anak berat bagi anak dengan Attentions Deficit
berkelainan tingkat ringan dan sedang Hyperactivity Disorder (ADHD).
untuk mendapatkan pendidikan di kelas Praktik pekerja sosial untuk
reguler. Hal ini menunjukan bahwa kelas membantu anak dengan ADHD diantaranya
reguler merupakan tempat belajar yang adalah pekerja sosial sekolah. Pekerja
relevan bagi anak berkelainan, apapun sosial sekolah merupakan bidang pekerjaan
jenis kelainannya dan bagaimanapun profesional yang mampu bekerja sama
gradasinya untuk dapat mengoptimalkan dengan staf lain di sekolah serta
potensi dengan pelayanan yang tepat. profesional lainnya dalam membantu
Selain itu, menurut Sapon-Shevin dalam memenuhi kebutuhan anak, khususnya
(Abdul Salim, 2009), menyatakan bahwa dalam membantu populasi minoritas seperti
pendidikan inklusif sebagai layanan Anak Berkebutuhan Khusus. Pekerja sosial
pendidikan yang mensyaratkan agar semua sekolah mampu bekerja dengan para guru,
anak berkelainan dilayani di sekolah- administrator, konselor, psikolog, perawat
sekolah terdekat, dikelas reguler bersama dan orang tua untuk menggabungkan
teman-teman normal seusianya. Melalui informasi dari semua sumber dengan
pendidikan inklusif, Anak dengan Attentions keseluruhan aspek sosial, emosional,
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) akan tingkah laku, dan keberfungsian
dididik bersama-sama anak normal lainnya penyesuaian diri siswa di sekolah. Pekerja
untuk mengoptimalkan segenap potensi sosial melakukan kerjasama dengan
dan mengembangkan keterampilan mereka seluruh pihak sekolah untuk memberikan
dengan penuh kesungguhan. Pendidikan pelayanan bagi siswa normal dan
inklusif tentu akan menjadi langkah khususnya bagi siswa dengan
progresif dalam menopang kemajuan berkebutuhan khusus yang memiliki
pendidikan demi terciptanya keterbukaan kebutuhan unik untuk dapat menunjang
dan sikap saling menghargai bagi mereka pembelajaran dan mengembangkan
yang memiliki keterbatasan mental. Adanya potensi di anak melalui lembaga pendidikan
sikap keterbukaan dan saling menghargai inklusif. Berdasarkan hal tersebut,
merupakan implementasi dari pendidikan penelitian ini hendak mengeksplorasi
inklusif yang mencerminkan perjuangan bagaimana pelayanan bagi anak dengan
untuk membantu hak-hak dasar mereka ADHD di sekolah inklusif.
agar dapat diterima sebagai masyarakat
biasa tanpa adanya diskriminasi.

METODE

110
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

penelitian sejenis atau yang ada kaitannya


Metode penelitian yang digunakan dengan penelitiannya. Dengan melakukan
adalah pendekatan penelitian studi studi kepustakaan, peneliti dapat
kepustakaan. Artikel-artikel ilmiah serta memanfaatkan semua informasi dan
konsep-konsep mengenai pelayanan pemikiran-pemikiran yang relevan.
khusus bagi anak dengan ADHD dan Untuk mendapatkan informasi yang
pendidikan inklusif yang menjadi dasar diperlukan peneliti mengetahui sumber-
masalah dan bidang yang akan diteliti sumber informasi tersebut, misalnya kartu
dikumpulkan untuk kemudian ditelaah. katalog, referensi umum dan khusus, buku-
Selain itu seorang peneliti dapat buku pedoman, buku petunjuk, laporan-
memperoleh informasi tentang penelitian- laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal,
ensiklopedi, dan bahan-bahan khusus lain.
Attentions Deficit Hyperactivity Disorder
HASIL DAN PEMBAHASAN (ADHD) dalam hal ini anak penyandang
disabilitas mengalami kelainan mekanisme
Anak berkebutuhan khusus dapat tertentu pada sistem syaraf pusat yang
diartikan sebagai anak yang lambat atau mengakibatkan anak menjadi hiperaktif,
mengalami gangguan yang tidak akan tidak bisa beristirahat, berperilaku tidak
pernah berhasil disekolah sebagaimana sabaran, kesulitan untuk memusatkan
anak-anak pada umumnya. Anak perhatian dan impulsif.
Berkebutuhan Khusus juga dapat diartikan
sebagai anak yang mengalami gangguan Attentions Deficit Hyperactivity
fisik, mental, intelegensi, dan emosi Disorder (ADHD) merupakan gangguan
sehingga membutuhkan pembelajaran perilaku yang ditandai dengan adanya
secara khusus (Kosasih, 2012). gangguan pemusatan perhatian,
pembicaraan yang lepas kontrol, dan
Peraturan Menteri Pemberdayaan perilaku yang hiperaktif. Menurut Ikatan
Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor Psikiatri Amerika, ADHD adalah sebuah
4 Tahun 2017 tentang Perlindungan pola tetap tentang kesulitan memusatkan
Khusus Bagi Anak Penyandang Disabilitas perhatian atau perilaku hiperaktif dan
menyebutkan: impulsif yang terlihat lebih sering dan lebih
“Anak penyandang disabilitas parah daripada yang biasa terlihat pada
merupakan kelompok anak-anak individu (Brikerhoff, 2009). Gejala utama
yang perlu mendapatkan anak ADHD adalah tidak mampu
perlindungan khusus melalui berkonsentrasi dalam waktu yang lama.
perlakuan secara manusiawi sesuai Dengan kata lain, anak ADHD mudah
martabat dan hak anak, teralihkan dan tidak bisa diam. Keadaan
pemenuhan kebutuhan khusus, tersebut mengakibatkan berbagai kesulitan
perlakuan yang sama dengan anak belajar, kesulitan berperilaku, dan kesulitan
lainnya untuk mencapai integrasi dalam bersosialisasi dan diarahkan
sosial sepenuhnya dan perilakunya (Brikerhoff, 2009).
pengembangan individu, serta
pendampingan sosial” Apabila dibandingkan dengan ABK
jenis lain seperti autis, gangguan
Anak Penyandang Disabilitas dapat hiperaktivitas ini tidak populer dikenali oleh
diklasifikasikan dalam ragam jenis masyarakat, karena anak dengan
disabilitas, salah satunya adalah disabilitas gangguan hiperaktivitas dapat menjadi
mental yaitu anak penyandang disabilitas autis, namun anak autis belum tentu
yang mengalami ganggungan fungsi pikir, mengalami gangguan hiperaktivitas
emosi, dan perilaku. Anak dengan (Zafiera, 2007).

111
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

2. Sulit untuk dikendalikan


Pada umumnya, gangguan ini dapat Anak hiperaktif memang selalu
sering dijumpai pada anak usia sekolah bergerak. Keinginannya harus segera
dengan jenis kelamin laki-laki. Menurut dipenuhi. Tidak bisa diam dalam waktu
Georger (dalam Kosasih, 2012) ADHD ini lama dan mudah teralihkan.
mengalami ketidakmampuan yang 3. Impulsif
abnormal untuk memusatkan perhatian, Melakukan sesuatu secara tiba-tiba
gelisah, dan juga timbuh rasa resah. Selain tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Selalu
itu, ia menemukan bahwa anak ADHD ingin meraih dan memegang apapun
memiliki kekurangan yang serius yang yang ada didepannya. Gangguan
berasal dari bawaan biologis (Kosasih, perilaku ini biasanya terjadi pada anak
2012). Kondisi tersebut mencakup pada usia prasekolah dasar atau sebelum
disfungsi otak, keadaan tersebut mereka berusia 7 tahun.
mengakibatkan berbagai kesulitan belajar, 4. Menentang
kesulitan berperilaku, dan kesulitan dalam Umumnya memiliki sikap penentang
bersosialisasi. Perilaku anak ADHD sangat atau pembangkang atau juga tidak
membingungkan dan sangat kontradiktif. mau dinasehati. Penolakannya
Perilaku yang gegabah (kurang terkontrol) ditunjukan dengan sikap cuek.
dan tidak terorganisasi adalah sumber 5. Destruktif
utama bagi stress anak, orang tua, Destruktif atau merusak barang seperti
saudara, guru, dan teman dikelas mainan yang dimainkannya dan
(Sugiarmin, 2006). cenderung menghancurkan sangat
Karakteristik khas yang paling besar.
mudah dikenali dari anak ADHD adalah 6. Tidak kenal lelah
anak akan selalu bergerak dari satu tempat Sering tidak menunjukan sikap lelaj,
ke tempat lain. Selain itu, anak ADHD hal inilah yang sering kali membuat
sangat jarang untuk berdiam selama orang tua kewalahan dan tidak
kurang lebih 5 hingga 10 menit guna sanggup merespon perilakunya
melakukan suatu tugas kegiatan yang 7. Tidak sabar dan usil
diberikan oleh guru. Oleh karena itu, anak Ketika bermain tidak mau menunggu
ADHD di sekolah mendapatkan kesulitan giliran, tetapi langsung merebut.
untuk berkonsentrasi dalam tugas-tugas Sering pula mengusili teman-temannya
kerjanya. Sering juga mudah bingung dan tanpa alasan yang jelas..
kacau pikirannya, sulit memperhatikan
perintah dan mengalami kegagalan dalam Pada buku pemuda dengan
melaksanakan tugas-tugas pekerja sekolah gangguan hiperaktif, menurut (Brikerhoff,
(Batshaw, 1986). 2009) penyebab dari ADHD belum
diketahui pasti, namun diduga kondisi
Menurut (Zafiera, 2007) dalam demikian berkaitan dengan mutasi
buku Anak Hiperaktif bahwa ciri anak beberapa gen. Selain karena faktor
hiperaktif atau anak dengan Attention genetik, terdapat beberapa faktor
Deficit And Hyperactivity Disorder (ADHD) penyebab yang diantaranya keadaan
diantaranya : kelahiran prematur, konsumsi alkohol dam
1. Tidak fokus rokok saat ibu hamil, terpapar timah dalam
Anak dengan gangguan hiperaktif tidak kadar tinggi dan juga kerusakan pada otak
bisa konsentrasi lebih dari lima menit. sebelum lahir. Menurut (Brikerhoff, 2009)
Tidak memiliki fokus yang jelas dan ada 2 faktor penyebab utama adanya
melakukan sesuatu tanpa tujuan dan kelainan anak ADHD yaitu faktor genetik
cenderung tidak mampu melakukan dan faktor kerusakan otak.
sosialisasi dengan baik.

112
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

Hal tersebut membuat Anak ADHD waktu yang pendek, sehingga akan
mengalami kesulitan untuk melakukan mempengaruhi proses penerimaan
proses tindakan atau menyesuaikan diri informasi dari lingkungannya.
dengan lingkungannya. Keadaan ini B. Impulsifitas adalah suatu gangguan
menuntut pengaturan yang memungkinkan perilaku berupa tindakan yang tidak
anak dapat mengontrol diri dalam segala disertai dengan pemikiran. Mereka
perbuatannya. Selain itu setiap perlakuan sangat dikuasai oleh perasaannya
yang diberikan pada anak ADHD sehingga sangat cepat bereaksi.
membutuhkan umpan balik yang segera Mereka sulit untuk memberi prioritas
dan konsisten. Hal ini penting untuk kegiatan, sulit untuk
memperkuat tingkah laku yang dikehendaki mempertimbangkan atau memikirkan
dan menghindarkan tingkah laku yang terlebih dahulu perilaku yang akan
tidak dikehendaki. ditampilkannya. Perilaku ini biasanya
Menurut Sugiarmin, 2006 terdapat menyulitkan yang bersangkutan
beberapa hal yang dibutuhkan anak ADHD, maupun lingkungannya.
yaitu pertama yang berkaitan dengan C. Hiperaktivitas adalah suatu gerakan
kebutuhan pengendalian diri, kedua yang berlebihan melebihi gerakan yang
kebutuhan belajar. dilakukan secara umum anak
Kebutuhan pengendalian diri seusianya. Biasanya sejak bayi mereka
berkaitan dengan pengurangan atau banyak bergerak dan sulit untuk
menghilangkan hiperaktivitas, ditenangkan. Jika dibandingkan
peningkatkan rentang perhatian dan dengan individu yang aktif tapi
pengendalian impulsivitas. Beberapa produktif, perilaku hiperaktif tampak
kebutuhan pengendalian diri yaitu : tidak bertujuan. Mereka tidak mampu
1) Rutinitas, struktur, dan konsistensi mengontrol dan melakukan koordinasi
2) Fokus pada hal-hal positif dalam aktivitas motoriknya, sehingga
3) Penjelasan sederhana dan singkat tidak dapat dibedakan gerakan yang
4) Mengabaikan hal-hal yang tidak penting dan tidak penting. Gerakannya
penting dilakukan terus menerus tanpa lelah,
sehingga kesulitan untuk memusatkan
Hal ini diperlukan karena anak perhatian (Sugiarmin M. B., 2006).
dengan ADHD mengalami gangguan dalam
Rentang Perhatian (Inattention), Sementara itu, kebutuhan belajar
pengendalian diri (impulsifitas), serta pada Anak ADHD seperti anak pada
gangguan dengan aktivitas yang berlebihan umumnya yang memerlukan
(hiperaktivitas). Sugiarman (2006) pengembangan diri melalui belajar, oleh
mendefinisikan gangguan-gangguan yang karena hambatan yang dialaminya maka
dialami anak dengan ADHD adalah sebagai pemenuhan kebutuhan akan belajar pada
berikut: anak ADHD tidak semulus pada anak
A. Rentang Perhatian adalah bahwa umumnya. Tanpa bantuan yang dirancang
sebagai individu penyandang secara khusus akan sulit bagi anak untuk
gangguan ini tampak mengalami bisa belajar secara optimal. Hal tersebut
kesulitan dalam memusatkan akan membuat adanya kesulitan dalam
perhatiannya dan sangat mudah mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
teralihkan oleh rangsangan yang tiba- Padahal secara umum potensi
tiba diterima oleh alat inderanya atau kecerdasannya relatif baik, bahkan sama
oleh perasaan yang timbul pada saat seperti anak pada umumnya. Untuk itu,
itu. Dengan demikian mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan belajar anak
mampu mempertahankan suatu ADHD tidaklah mudah, dibutuhkan
aktivitas atau tugas dalam jangka pengetahuan dan keterampilan yang lebih

113
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

dan yang paling mendasar adalah Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32,
ketangguhan, kesungguhan, dan kesabaran 2008) tentang standar kualifikasi akademik
dalam membantu anak belajar yang dan kompetensi guru pendidikan
memang lain dari yang lain. Oleh karena khusus,bahwa pendidikan inklusif
itu penting terutama bagi orang tua dan merupakan pendidikan yang memberikan
juga lembaga inklusif bekerjasama dan kesempatan bagi Anak Berkebutuhan
mencari cara-cara terbaik untuk dapat Khusus yang disebabkan kelainan fisik,
memilih berbagai strategi pembelajaran emosional, mental, intelektual, sosial dan
yang sesuai bagi anak dengan Attentions memiliki potensi kecerdasan dan adanya
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) bakat masing-masing untuk memiliki
kesempatan dapat melakukan kegiatan
Berdasarkan Undang-Undang Dasar pembelajaran bersama dengan peserta
1945 Pasal 31 ayat (1) dan Undang- didik lain pada satuan pendidikan umum
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang dengan memberikan sarana dan prasana
sistem pendidikan nasional pasal 5 ayat (1) yang memadai untuk peserta didik
menyimpulkan bahwa negara memberikan berkebutuhan khusus.
jaminan sepenuhnya kepada peserta didik
berkebutuhan khusus untuk memperoleh Pendidikan inklusif tidak boleh terfokus
layanan pendidikan yang bermutu. Hal ini pada kekurangan dan keterbatasan
menunjukkan bahwa setiap peserta didik mereka, tetapi harus mengacu pada
dengan berkebutuhan khusus berhak kelebihan dan potensinya agar lebih
memperoleh kesempatan dan juga haknya berkembang, sebagaimana yang
dalam mendapatkan pendidikan yang dikemukakan oleh Dirjen Pendidikan Luar
bermutu. Layanan pendidikan yang Biasa mengenai pendidikan inklusif bahwa
bermutu bagi peserta didik berkebutuhan konsep pendidikan ini adalah memberikan
khusus merupakan layanan pendidikan sistem layanan yang mensyaratkan agar
yang disesuaikan dengan kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus dilayani di
khususnya dan menyesuaikan dengan sekolah-sekolah terdekat maupun di
hambatan atau gangguan yang dimilikinya sekolah reguler bersama dengan teman-
(Kustawan, 2013). Adanya pendidikan teman sebaya mereka. Oleh karena itu,
inklusif ini bermuatan mengenai dibutuhkan restrukturasi sekolah yang
kemanusiaan dan juga upaya menegakkan dapat mendukung pemenuhan kebutuhan
hak asasi manusia. Pendidikan inklusif khusus anak sehingga dapat tercipta
merupakan sistem pemberian bantuan keseimbangan dan kesetaraan dalam
berupa layanan pendidikan dalam berbagai aspek kehidupan sehingga
keberagaman, dan falsafahnya yaitu mereka tidak merasa terasingkan (Ilahi,
menghargai perbedaan semua peserta 2016).
didik. Dengan adanya pendidikan inklusif
ini dapat mengakomodasi semua peserta Kehadiran konsep pendidikan
didik sesuai dengan kebutuhannya. inklusif ini menjadi jawaban atas segala
persoalan yang membelit Anak
Pendidikan inklusif merupakan Berkebutuhan Khusus khususnya anak
pendidikan yang tidak diskriminatif dengan ADHD untuk mendapatkan
dikarenakan memberikan layanan kepada pendidikan yang layak. Anak dengan ADHD
semua peserta didik tanpa memperhatikan mempunyai hak yang sama dalam
kondisi fisik, mental, intelektual, sosial, mengenyam pendidikan tanpa harus ada
emosi, suku, ras, dan agama yang batasan dan diskriminasi. Pendidikan
disesuaikan dengan kebutuhan peserta inklusif memiliki tujuan yang diantarannya
didik berkebutuhan khusus. Pengertian menurut pasal 2 Peraturan Menteri
pendidikan inklusif dalam (Peraturan Pendidikan Nasional No 70 tahun 2009

114
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

tentang pendidikan inklusif bagi peserta disesuaikan dengan pendidikan inklusif,


didik yang memiliki kelainan dan memiliki sarana prasarana yang dapat menunjang
potensi kecerdasan dan bakat istimewa kegiatan pembelajaran dan perlu adanya
yaitu: pendamping khusus untuk menemani dan
1. Memberikan kesempatan yang seluas- membimbing Anak dengan ADHD saat
luasnya kepada semua peserta didik proses pembelajaran. Oleh karena itu,
yang memiliki kelainan fisik, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.
emosianal, mental, dan sosial atau 70 Tahun 2009 Pasal 10 tentang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat pendidikan inklusif menetapkan:
istimewa untuk memperoleh 1. Pemerintah kabupaten atau kota wajib
pendidikan yang bermutu sesuai menyediakan paling sedikit 1 (satu)
dengan kebutuhan dan orang guru pembimbing khusus pada
kemampuannya. satuan pendidikan yang ditunjuk untuk
2. Mewujudkan penyelenggaraan menyelenggarakan pendidikan inklusif.
pendidikan yang menghargai 2. Satuan pendidikan penyelenggara
keanekaragaman dan tidak pendidikan inklusif yang tidak ditunjuk
diskriminatif bagi semua peserta didik oleh pemerintah kabupaten/kota wajib
yang memiliki kebutuhan khusus. menyediakan paling sedikit 1 (satu)
orang guru pembimbing khusus.
Adanya aturan mengenai pemberian Berdasarkan peraturan tersebut,
kesempatan yang seluas-luasnya terhadap dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan
peserta didik berkebutuhan khusus, akan pendidikan inklusif, guru pembimbing
memberikan pilihan kepada orang tua khusus adalah seorang pendamping yang
untuk dapat memilih sekolah yang bekerja secara langsung dengan Anak
dianggap dapat menunjang kebutuhan Berkebutuhan Khusus, yang memahami
putra atau putrinya dalam menerima keanekaragaman dari anak-anak dengan
pendidikan inklusif. Pilihan sekolah dapat kondisi kekhususan dan bagaimana
berupa sekolah umum atau sekolah khusus menanganinya dengan baik dan benar.
(Peraturan Pemerintah No 17 tentang Dalam Pedoman Khusus
pengelolaan dan penyelenggaraan Penyelenggara Inklusif tahun 2007, adanya
pendidikan, 2010). Dengan adanya sekolah tugas Guru Pendamping Khusus antara lain
inklusif, Anak dengan ADHD dapat adalah :
bersekolah bersama-sama dengan anak- a. Menyusun instrumen asesmen
anak lainnnya tanpa adanya diskriminasi, pendidikan bersama-sama dengan
tanpa memandang perbedaan yang ada guru kelas dan guru mata pelajaran;
dan kesulitan dalam proses pembelajaran. b. Membangun sistem koordinasi antara
guru, pihak sekolah dan orang tua
Sekolah inklusi menciptakan iklim peserta didik;
dan sistem layanan yang disesuaikan c. Melaksanakan pendampingan ABK
dengan kebutuhan siswanya sehingga Anak pada kegiatan pembelajaran bersama-
dengan ADHD dapat bersekolah di sekolah sama dengan guru kelas/guru mata
reguler yang ditunjuk sebagai sekolah pelajaran/guru bidang studi;
inklusif dengan mengutamakan d. Memberikan bantuan layanan khusus
meningkatan perkembangan potensi bagi anak-Anak Berkebutuhan Khusus
seseorang berdasarkan kebutuhan. yang mengalami hambatan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di
Terdapat elemen-elemen penting kelas umum, berupa remidi ataupun
yang harus tersedia dalam lembaga yang pengayaan;
menyelenggarakan pendidikan inklusif. e. Memberikan bimbingan secara
Seperti pendidikan dan kurikulum yang berkesinambungan dan membuat

115
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

catatan khusus kepada anak-Anak akan menerima sepenuhnya anak dengan


Berkebutuhan Khusus selama kebutuhan khusus ke dalam bagiannya.
mengikuti kegiatan pembelajaran, Kedua, Pendidikan inklusif menghindari
yang dapat dipahami jika terjadi semua aspek negatif labeling. Prinsip ini
pergantian guru; menghindari segala sesuatu yang berkaitan
f. Memberikan bantuan (berbagi dengan pelabelan atau labeling. Dampak
pengalaman) pada guru kelas dan/atau dari adanya labeling akan menjadi stigma
guru mata pelajaran agar mereka negatif yang akan menyudutkan anak
dapat memberikan pelayanan dengan keterbatasan dan kekurangan.
pendidikan kepada anak-Anak Pendidikan inklusif secara konkret
Berkebutuhan Khusus. berupaya menghindari labeling, dengan
mengubahnya menjadi lebih positif. Ketiga,
Secara umum, guru pendamping Pendidikan inklusif selalu melakukan check
khusus di sekolah inklusif memiliki tugas dan balances. Pendidikan inklusif memiliki
yaitu melayani kebutuhan Anak sistem pengawasan yang baik dengan
Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam banyak terlibat pihak yang ikut
memperoleh pendidikan sesuai dengan berkontribusi dalam memberikan masukan
kebutuhan dan kemampuannya agar segala dan saran penting tentang bagaimana
potensi yang dimilikinya mampu terlayani merencanakan sebuah ide yang
dengan maksimal. menyangkut kepentingan Anak
Berkebutuhan Khusus. Check dan balances
Prinsip dasar pendidikan inklusif pada pendidikan inklusif dijaga secara ketat
berkaitan langsung dengan jaminan akses dengan melibatkan orang tua, staf sekolah,
dan peluang bagi semua anak Indonesia serta profesional dalam menangani Anak
untuk memperoleh pendidikan tanpa Berkebutuhan Khusus. Peran sekolah
memandang latar belakang kehidupan sebagai penyedia layanan akan terbantu
mereka. Jaminan akses dan peluang dengan adanya kerjasama yang baik dari
merupakan catatan penting yang harus orangtua siswa yang mengetahui kondisi
dipertimbangkan dalam menolak Anak gangguan emosi dan perilaku anak di
Berkebutuhan Khusus yang hendak belajar rumah. Sementara pihak sekolah
bersama dengan anak normal lainnya. Bagi menyediakan layanan yang sesuai dengan
Anak Berkebutuhan Khusus,akses kebutuhan dari siswa berkebutuhan khusus
pendidikan formal sangat mereka impikan tersebut.
demi mendapatkan layanan pendidikan Penyelenggaraan pendidikan inklusif
terbaik seperti anak normal lainnya. memiliki implikasi yang luar biasa bagi
Secara konseptual dan pemenuhan Anak Berkebutuhan Khusus.
paradigmatis, menurut Farrell dalam buku Adanya pendidikan inklusif merupakan
Pendidikan Inklusif (Ilahi, 2016) elemen penting untuk merangkul semua
mengidentifikasi prinsip dasar pendidikan pihak yang berkebutuhan khusus untuk
inklusif yang memberikan keterbukaan dan dapat mengembangkan segenap potensi
penghargaan setinggi-tingginya kepada dan kemampuannya masing-masing secara
Anak Berkebutuhan Khusus diantaranya optimal mampu berkembang di sekolah
yaitu pertama, Pendidikan inklusif reguler bersama anak norml lainnya. Salah
membuka kesempatan kepada semua jenis satu karakteristik yang penting di sekolah
siswa. Prinsip pendidikan inklusif ini inklusif yaitu satu komunitas yang kohesif,
mengusung tema besar mengenai menerima, dan responsif. Menurut Savon-
pentingnya menghargai perbedaan dalam Sevin (Sunardi, 2002) mengemukakan
keberagaman. Sifat akomodatif pendidikan lima profil pembelajaran di sekolah inklusif.
inklusif bagi Anak Berkebutuhan Khusus 1. Pendidikan inklusif berarti menciptakan
adalah pendidikan inklusif menyatakan dan menjaga komunitas kelas yang

116
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

menerima keanekaragaman,dan dari orangtua pada pendidikan


menghargai perbedaan.Kehadiran anaknya, seperti keterlibatan mereka
pendidikan inklusif penting untuk dalam penyusunan program
meningkatkan potensi kreativitas Anak pembelajaran individual (PPI) dan
Berkebutuhan Khusus dan juga bantuan dalam belajar dirumah (Ilahi,
meciptakan keterbukaan dan 2016)
penghargaan luar biasa tanpa adanya Pelayanan khusus dalam
diskriminasi dengan saling meningkatkan kebutuhan pengendalian
menghargai. diri yang meliputi rentang perhatian,
2. Mengajar di kelas memerlukan hiperaktif dan pengendalian impulsif dapat
perubahan dalam penerapan ditangani dengan menerapkan program
kurikulum. Proses belajar di kelas pelayanan dengan menggunakan
inklusif, berbeda dengan kelas reguler pendekatan perilaku yaitu merupakan satu
yang semuanya berasal dari anak set luas intervensi tertentu yang memiliki
normal. Di sekolah inklusif, tujuan bersama memodifikasi lingkungan
membutuhkan pelayanan terbaik, fisik dan sosial seperti mengembangkan
karena siswa berasal dari latar metode pengajaran, masalah
belakang yang berbeda yaitu anak pengendalian perilaku, dan keterampilan
normal dengan Anak Berkebutuhan fungsional untuk mengubah suatu perilaku
Khusus. Pendekatan pembelajaran pun (Rusch, 1988). Selain itu, metode ini
membutuhkan kerjasama yang intens mampu diterapkan pada anak dengan
antara guru dengan peserta didik. gangguan perkembangan seperti perilaku
3. Mendorong guru untuk mengajar yang merugikan diri sendiri, perilaku
pendidikan inklusif berarti berupaya agresif, dan perilaku merusak. Sebuah
menyiapkan pembelajaran secara penelitian menunjukan bahwa perilaku
interaktif. Model pmbelajaran antara tersebut dapat dikontrol atau ditangani
siswa saling bekerja sama, saling dengan memberikan intervensi pada
mengajar dan belajar, dan secara aktif perilaku.
saling berpartisipasi dan Pada dunia pendidikan, metode
bertanggungjawab terhadap pendekatan perilaku ini dapat
pendidikannya sendiri dan juga teman- meningkatkan teknik-teknik pengajaran
temannya. Semua anak tidak untuk dan meningkatkan pembelajaran siswa
berkompetisi namun saling belajar dan (Michael, 1991). Penerapan metode ini,
mengajarkan. melibatkan adanya kolaborasi dari orang
4. Pendidikan inklusif berarti penyediaan tua, serta berbagai profesional, seperti
dorongan bagi guru dan kelasnya psikolog, pekerja sosial, pengajar lembaga
untuk menghapus segala hambatan pendidikan inklusif (Wahidah, 2018).
dalam proses pembelajaran. Aspek Adanya profesional dalam melakukan
terpenting dari pendidikan inklusif pelayanan khusus anak dengan Attentions
adalah pengejaran dengan Deficit Hyperactivity Disorder memiliki
tim,kolaborasi, dan konsultasi dan pengaruh yang sangat penting pada masa
berbagai cara mengukur keterampilan pertengahan dan akhir anak-anak, karena
pengetahuan, dan bantuan individu dalam hal ini psikolog, pekerja sosial, tim
yang bertugas mendidik sekelompok pengajar membantu memberikan
anak. pelayanan khusus setiap harinya melalui
5. Pendidikan inklusif berarti melibatkan perilaku yang baik. Sehingga, akan
peran orangtua secara bermakna menjadi sebuah pembiasaan bagi anak
dalam proses perencanaan. untuk dapat mengendalikan dirinya
Keberhasilan pendidikan inklusif sangat sendiri. Selanjutnya, keterlibatan orang
bergantung kepada partisipasi aktif tua juga sangat berpengaruh terhadap

117
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

proses pelayanan, dan sebagai orang Komponen ini merupakan kunci


terdekat anak yang lebih mengetahui pembelajaran karena dapat
bagaimana bentuk perilaku anak setiap memperkirakan program jangka panjang
harinya didalam rumah. Tujuan melibatkan selama kegiatan sekolah yang akan
peran orang tua adalah untuk dapat dijalani oleh Anak Berkebutuhan Khusus
melanjutkan proses layanan dari sekolah dan dapat dipecah-pecah menjadi
dan menerapkan kembali didalam rumah beberapa sasaran yang terdapat dalam
Pelayanan khusus dalam program semester.
meningkatkan kebutuhan akademik 3) Tujuan pembelajaran khusus (short-
dengan melalui Program pembelajaran term objectives).
Individual. Program ini didasarkan pada Sasaran tujuan jangka pendek ini
kebutuhan setiap siswa dan berpusat pada diterapkan setiap semester dalam tahun
siswa dan bekerja dengan siswa. berjalan. Sasaran ini dipakai sebagai acuan
Pembelajaran Individual disebut juga dalam proses pembelajaran dan
dengan Individualisasi Pengajaran yaitu dikembangkan guna mencapai kemampuan
suatu proses pembelajaran yang Anak Berkebutuhan Khusus secara spesifik.
mengembangkan dan memelihara Kemampuan spesifik itu hendaknya dapat
individualitas siswa. Program ini memenuhi kriteria keberhasilan untuk
merupakan cara yang senantiasa berupaya suatu tugas yang disampaikan kepada
mengakomodasi kebutuhan dari masalah peserta didik dalam proses pembelajaran.
yang dihadapi anak dengan Attentions Program pembelajaran individual
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). membantu staf di sekolah inklusif untuk
Program Pembelajaran Individu ini dapat memberikan pemenuhan kebutuhan
merupakan “roh”nya bagi pendidikan Anak khusus anak dan membantu mencapai
Berkebutuhan Khusus. Memberikan tujuan pendidikan inklusif. Adanya program
layanan yang bersifat klasikal dalam batas- pembelajaran individual ini, memastikan
batas tertentu masih diperlukan. bahwa setiap anak, keluarga dan juga
Berdasarkan kebutuhan tiap siswa dan pihak sekolah mengetahui apa yang akan
memberikan layanan yang lebih dilakukan dalam mewujudkan strategi
menfokuskan pada kemampuan dan pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan
kelemahan kompetensi peserta didik Khusus dengan Gangguan Pemusatan
(Delphie, 2006) Perhatian Dan Hiperaktif (ADHD).
Terdapat tiga komponen dalam Pekerja sosial dalam melakukan
program pembelajaran individual menurut profesinya, harus mampu bekerja dalam
Samual Gridley Howe (Delphie, 2006) : beragam setting. Salah satunya adalah
1) Tarap kemampuan atau prestasi. pekerja sosial sekolah, dimana fokusnya
Komponen ini untuk mengetahui gambaran adalah memberikan layanan bagi para
tingkat keadaan dan karakteristik perilaku siswa di sekolah. Di negara maju, profesi
dan pribadi siswa pada saat mereka akan ini sudah menjadi salah satu unsur dalam
memasuki dan memulai kegiatan sistem pendidikan. Menurut NASW dalam
pembelajaran yang akan diselenggarakan bukunya yang berjudul NASW: Standard for
dengan melakukan assesment. Setelah School Social Worker Services, pekerja
dilakukan assesment maka dapat diketahui sosial profesional di sekolah sebagai
kemampuan dan kebutuhan pembelajaran berikut:
yang sesuai. Selain itu, mengetahui “School social worker is complex
sasaran pembelajaran dan aspek-aspek and speciales field of practice that is
positif lainnya yang ada pada Anak affected by changes in education
Berkebutuhan Khusus. policy, research and practice models
2) Tujuan umum yang akan dicapai that continue to evolve.” (NASW:
(annual goal). 2012).

118
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

dengan Anak Berkebutuhan Khusus,


Dari pendapat di atas, dapat seorang pekerja sosial dapat berperan
dikatakan bahwa pekerja sosial sekolah untuk membantu mengoptimalkan
merupakan praktik yang bekerja secara perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus.
kompleks dalam bidang khusus yang Selain itu, pekerja sosial dapat
dipengaruhi oleh perubahan kebijakan membantu menghubungkan orang tua
dalam pendidikan yang terus berkembang. dengan sumber-sumber yang berkaitan
Selain itu, Pekerja sosial sekolah adalah dengan pemenuhan kebutuhan Anak
orang yang menyediakan hubungan antara Berkebutuhan Khusus, seperti sekolah,
sekolah, rumah dan masyarakat secara lembaga terapi, konselor, dan lain
konsisten dan fokus dalam mengkoordinasi sebagainya. Pekerja sosial memiliki
upaya sekolah, rumah dan masyarakat tanggung jawab profesi dalam pemberian
dalam membantu siswa meningkatkan pelayanan dan intervensi terhadap
prestasi akademik dan kompetensi sosial, penyandang disabilitas. Intervensi
emosional, dan perilaku dengan persepktif pekerjaan sosial dalam hal ini bertujuan
yang unik melihat orang di lingkungannya. untuk mencapai Keberfungsian Sosial
Anak Berkebutuhan Khusus (Social Functioning) penyandang
merupakan bagian dari kelompok disabilitas. Keberfungsian sosial yang
penyandang disabilitas, salah satu ranah diharapkan tercapai adalah, penyandang
dari pekerja sosial sebagai suatu profesi disabilitas dapat berfungsi di masyarakat
pemberian bantuan. Masing-masing secara mandiri sehingga diskriminasi
klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus penyandang disabilitas di berbagai
mempunyai kendala yang berbeda-beda. lingkungan sosial dapat hilang. Pekerja
Anak Berkebutuhan Khusus mengalami sosial melakukan pelayanan untuk
berbagai hambatan sehingga menyebabkan penyandang disabilitas dengan
keberfungsian sosialnya terganggu. mengadvokasi hak-hak mereka,
Keterbatasan yang dimiliki Anak memfasilitasi pemberdayaan mereka (dan
Berkebutuhan Khusus menyebabkan keluarga mereka) dan mencapai kebutuhan
mereka masuk kedalam salah satu dan aspirasi mereka. Maka dalam
kelompok rentan seperti yang dikemukakan melakukan pelayanan khusus terhadap
oleh Jim Ife dalam (Adi, 2013). Adanya anak dengan Attentions Deficit
berbagai keterbatasan yang dimiliki, Anak Hyperactivity Disorder (ADHD) diperlukan
Berkebutuhan Khusus membutuhkan kerjasama antara keluarga, tim pengajar
perhatian khusus agar hak dan disekolah seperti wali kelas, dan juga
kebutuhannya dapat terpenuhi seperti profesional lainnya seperti hadirnya
halnya anak lainnya. (Wibawa, 2010) psikolog dan juga pekerja sosial sekolah
menyebutkan salah satu peran pekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan anak
sosial adalah menggali dan tersehut dan dapat berkembang menjadi
menghubungkan sumber-sumber yang lebih baik.
tersedia di sekitar klien. Adapun kaitannya

KESIMPULAN
Sekolah inklusif dapat memberikan ADHD diantaranya adalah dengan
layanan khusus untuk memenuhi merancang kurikulum khas yang
kebutuhan anak dengan Attentions Deficit disesuaikan dengan karakteristik anak didik
Hyperactivity Disorder berkaitan dengan dengan ADHD, serta adanya guru
pengendalian diri dan kebutuhan belajar. pendamping di dalam kelas yang
Berdasarkan hasil kajian yang telah membantu guru utama menyampaikan
dilakukan, maka pelayanan khusus yang materi pembelajaran di dalam kelas.
diberikan sekolah inklusif bagi anak dengan Pekerja sosial sekolah yang mendampingi

119
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

anak dengan ADHD bekerja bersama guru pelaksanaan pendidikan inklusif yang baik.
pendamping untuk merancang kurikulum Maka perlu adanya kehadiran pekerja sosial
pembelajaran bagi anak dengan ADHD. sekolah dalam mengatur segala bentuk
Dalam memaksimalkan pelayanan khusus kegiatan dan kinerja yang berkontribusi
di sekolah inklusif, tenaga pendidik, dan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan
juga bersama-sama dengan pekerja sosial inklusif bagi anak berkebutuhan khusus.
sekolah untuk mengoptimalkan bentuk Hal ini bertujuan agar anak ADHD dapat
pelayanan yang tepat dan optimal untuk menjalankan fungsi sosialnya dan juga
memenuhi kebutuhan setiap individu. dapat mengembangkan potensi yang
Kerjasama sangat dibutuhkan dalam dimiliki anak dengan berkebutuhan khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Salim, C. (2009). Pendidikan Anak Khusus Di Taman Kanak-Kanak Al-
Berkebutuhan Khusus. Madani.
Adi, I. R. (2013). Kesejahteraan Sosial Dewi Sadiah, S. M. (2015). Metode
(Pekerjaan Sosial,pembangunan Penelitian Dakwah. Bandung: PT
sosial dan kajian pembangunan. Remaja Rosdakarya .
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Elvinaro Ardianto, M. (2010). Metodologi
Amalia, R. (2018). Intervensi terhadap penelitian untuk public relations
Anak Usia Dini yang Mengalami kuantitatif dan kualitatif. Bandung:
Gangguan ADHD Melalui Simbiosa Rekatama Media .
Pendekatan Kognitif Perilaku dan Dupper, D. R. (2002). School Social Work.
Alderian Play Therapy. Jurnal New Jersey: John Willey & Sons
Obsesi. Inc. New Jersey: John Willey &
Amna Md Noor, Rozumah Baharuddin, Sons Inc.
Abdullah Al-Hadi. (2003). Sistem Efendi, M. (2006). Pengantar
Sekolah dan Sosialisasi Pelajar . Psikopedagogik Anak Berkelainan.
Serdang: Universitas Putra Jakarta: PT Bumi Aksara.
Malaysia. Haryati, T. (2018, Februari 18). Model
Aubaidah. (2015). Layanan Anak layanan Pendidikan Inklusif.
Berkebutuhan Khusus: Dari Jakarta.
Pendidikan Eksklusi Ke Inklusi. Hidayat. (2015). Model konseling kognitif
Badan Pusat Statistik. (2017). perilaku untuk mengoptimalkan
Badan Pusat Statistika Nasional . (2007). kemampuan kognitif dan perilaku
Barkley. (1981). Hyperactive Children : A adaptif anak ADHD. Universitas
handbook For Diagnostic And Pendidikan Indonesia.
Treatment. New York: Guilford Ilahi, M. T. (2016). Pendidikan Inklusif.
Press. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Batshaw, M. &. (1986). Children With Jalaluddin, R. (1999). Metode Penelitian
Handicapped A Medical Primer. Komunikasi . Bandung: Remaja
Baltimor, Maryland: Paul H brookes Karya .
Publishing Co. Kosasih, E. (2012). Cara Bijak Memahami
Brikerhoff, S. (2009). Pemuda dengan Anak Berkebutuhan Khusus.
Gangguan Hiperaktif Kurang Bandung : Yrama Widya .
Perhatian . Sleman : KTSP. Kurniasasari, B. R. (2015). Layanan Guru
Delphie, P. D. (2006). Pembelajaran anak Pada Siswa Attention Deficit
berkebutuhan khusus . Bandung : Hyperactivity Disorder (ADHD) Di
PT Refika Aditama . Kelas V SD Negeri 1 Sedayu
Dian Dwi lestari, M. S. (2017). Kecamatan Sedayu Kabupaten
Pendampingan Guru Dalam Proses Bantul. Yogyakarta: Universitas
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Negeri Yogyakarta.

120
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

Kustawan, D. (2013). Manajemen Rachmat Kriyantono, S. M. (2006).


Pendidikan Inklusif : kiat sukses Metodelogi Penelitian Public relation
mengelola pendidikan inklusif writing.
disekolah umum atau kejuruan. Rachmayana, D. (2013). Diantara
Jakarta Timur: PT. Luxima Metro Pendidikan luar biasa : menuju
Media. anak masa depan yang inklusif .
Linda Openshaw. (2007). Social Work in Jakarta: PT luxima Metro Media.
Schools Principles and Practice. Rahmaniar, F. A. (2006, Oktober ). Tugas
Guilford Press. Guru Pendamping Khusus (Gpk)
Marlin, G. L. (2008). Terapi untuk anak Dalam Memberikan Pelayanan
ADHD . Jakarta: PT Bhuana Ilmu Pendidikan Siswa Berkebutuhan
Populer. Khusus Di. Yogyakarta .
Maulipaksi, D. (2017, Februari 01). Rusch. (1988). Pendidikan Khusus
kementerian pendidikan dan Mengembangkan metode
kebudayaan. Dipetik Februari 24, Pengajaranmasalah pengendalian
2019, dari www.kemendikbud.go.id Perilaku di dalam Kelas.
Michael. (1991). Dunia Pendidikan, Saputro, D. (2009). ADHD ( Aattention
Meningkatkan teknik-teknik Deficit/Hyperactivity Disorder ).
Pengajaran dan meningkatkan Jakarta : Sagung Seto.
Pembelajaran Siswa. School Social Work Association of Amerika .
Miles, M. B. (1994). Qualitative data (2012). Dipetik 2019, dari
analysis: an expanded sourcebook, https://www.sswaa.org/school-
2nd edition . Thousand Oaks : SAGE social-work.
Publications Inc. Sugiarmin, M. (2007). Bahan Ajar Anak
Nass, R. D. (2012). 100 Tanya Jawab Dengan ADHD. Jurnal PLB.
Mengenai ADHD pada anak : dari Sugiarmin, M. B. (2006). Memahami dan
prasekolah hingga perguruan tinggi. Membantu Anak ADHD . Bandung :
Jakarta Barat: PT Indeks. PT Refika Aditami .
Noviarni Sri . (2016). Anak perkotaan Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
beresiko gangguan jiwa . Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Nurzaimah Asalal , Ezarina Zakaria , Haris Sunardi. (2002). Kecenderungan dalam
Abd Wahab. (2007). Intervensi pendidikan luar biasa. Jakarta: Dikti
Kerja Sosial Sekolah dalam Depdikbud.
Menangani Masalah Sosial Pelajar. Tirtayani, L. A. (2017). Upaya
Jurnal Pendidikan Malaysia. Pendampingan anak berkebutuhan
O.Donnel. (2009). Social Work In schools. khusus pada lemba-lembaga paud
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional di Singaraja, Bali . Universitas
Nomor 32. (2008). Pendidikan Ganesha.
Peraturan Pemerintah No 17 tentang Undang- Undang No 23 Tahun 2002.
pengelolaan dan penyelenggaraan (t.thn.).
pendidikan. (2010). Undang-Undang Nomor 23 Tentang
Permen PPPA Nomor 4 tentang Perlindungan Anak. (2002).
Perlindungan Khusus Bagi Anak Undang-undang Nomor 8 tentang
Penyandang Disabilitas. (2017). Penyandang Disabilitas. (2016).
Purwaningsih, E. (2018, Juni 08). Program Wahidah, E. Y. (2018). Identifikasi dan
Pendampingan Anak Berkebutuhan Psikoterapi terhadap ADHD. Jurnal
Khusus(ABK) Autis Melalui Guru Studi Agama.
Pendamping Khusus Di SD Al Wibawa, B. (2010). Dasar- dasar pekerjaan
Firdaus Surakarta. Surakarta . sosial. Bandung: Widya
Padjadjaran.

121
Prosiding Penelitian &
e ISSN : 2581-1126
Pengabdian Kepada Vol 6, No: 1 Hal: 108 - 122 April 2019
p ISSN : 2442-448X
Masyarakat

Winarsih, S. (2013). Panduan Penanganan


anak berkebutuhan khusus bagi
Pendamping ( Orang Tua,Keluarga,
dan masyarakat). Jakarta:
Kementrian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia.
Zafiera, F. (2007). Anak Hiperaktif.
JogjaKarta: Katahati.

122

Anda mungkin juga menyukai