Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337327676

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR DALAM BIMBINGAN


KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS

Article  in  Education and Human Development Journal · October 2019


DOI: 10.33086/ehdj.v5i1.1293

CITATIONS READS

0 138

1 author:

Fifi Fitriyah
State University of Malang
18 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Fifi Fitriyah on 29 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR
DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN
INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS

Fifi Khoirul Fitriyah1, Mustofa2


Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
fifi@unusa.ac.id
mustofa@unusa.ac.id

Abstrak

Prevalensi autis baik di Indonesia maupun dunia sedang mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan masalah autisme menjadi masalah serisu bukan
hanya di bidang kesehatan yang juga pendidikan. Hingga kini, penyebab autisme
belum dapat dipastikan yang diterapkanpun belum optimal. Melalui implementasi
bimbingan dan konseling di sekolah, guru berusaha untuk mengatasi masalah yang
dialami anak autis khususnya masalah rendahnya kemampuan interaksi sosial.
Tujuan penelitian ini adalah mendukung permainan gobak sodor dalam kelompok
untuk meningkatkan kemampuan sosial anak autis. Penelitian ini menggunakan
kuantitatif dengan desain subjek tunggal tipe AB. Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan interaksi sosial anak setelah penerapan permainan
gobak sodor dalam bimbingan kelompok, Selain itu, temuan baru dari penelitian ini
adalah melibatkan partisipasi anak dalam membangun interaksi dengan anak autis.
Hal ini benar-benar positif untuk kedua belah pihak yaitu pada anak autis dan juga
anak normal yang setuju dalam permainan.

Kata Kunci: Autis, Bimbingan Kelompok, Gobak Sodor, Interaksi Sosial

Abstract:
The prevalence of autism in both Indonesia and the world is increasing from year to
year. This causes the problem of autism to be a serious problem not only in the health
sector but also in education. Until now, the cause of autism can not be ascertained
even that the solution is not optimal. Through the implementation of guidance and
counseling in schools, teachers try to overcome the problems of autistic children,
especially the problem of low social interaction abilities. The purpose of this study
is to test Gobak Sodor Game in group guidance to improve the social interaction
abilities of children with autism. This study uses quantitative with a single subject
type AB design. The results of this study indicate an increase in the social interaction
ability of autism children after the implementation of Gobak Sodor Game in group
guidance. In addition, new findings from this study involve children's participation
in building interactions with autistic children. This is really positive for both parties,
namely autistic children and also normal children who join in the game.

Keywords: Autism, Group Guidance, Gobak Sodor, Social Interaction

13
Education and Human Development Journal Volume 5. Nomor 1. September 2019

1. PENDAHULUAN Selain itu, faktor genetik juga diduga


Autism spectrum disorder (ASD) menjadi penyebab ASD (Hallmayer et al.,
merupakan gangguan perkembangan 2011; Miles, 2011).
yang meliputi gangguan dalam interaksi Anak autis dan anak berkebutuhan
sosial, komunikasi, dan adanya minat khusus lainnya di Indonesia mendapatkan
yang terbatas serta perilaku berulang layanan pendidikan selayaknya anak-
(repetitive behaviors) (American anak lainnya yakni melalui pendidikan
Psychiatric Association, 2013). Center inklusif (Permendiknas RI Nomor 70
for Disease Control and Prevention saat Tahun 2009 Pasal 1 tentang Pendidikan
ini memperkirakan rata-rata 1 dari 68 Inklusif, 2009). Dalam peraturan menteri
anak di Amerika Serikat mengalami ASD nomor 111 tahun 2014 mempertegas
dan mengalami peningkatan dari trend peran bimbingan dan konseling di
sebelumnya (CDC, 2014). Di Indonesia, sekolah yang juga membawahi jenjang
sejak tahun 2010 jumlah autisme sekolah dasar dan juga sekolah luar biasa
mengalami peningkatan setiap tahunnya maupun inklusif. Sehingga dalam
sekitar 500 kelahiran. Pada tahun 2015 penyelenggaraannya diperlukan adanya
diperkirakan jumlah autism di Indonesia kerjasama guru kelas, guru bimbingan
mencapai 12.800 anak (Harnas.co, 2 dan konseing, psikolog dan pihak-pihak
April 2018). lain yang terkait dengan masalah yang
Individu dikatakan mengalami dihadapi anak didik. Masalah utama yang
autisme ketika mengalami dua kriteria menjadi fokus penelitian ini adalah
dari seluruh krtiteria yang disebutkan kemampuan interaksi sosial pada anak
dalam Diagnostic Statistic Manual autis. Masalah tersebut termasuk dalam
(DSM-IV). Dalam aspek interaksi sosial masalah sosial sehingga intervensi dari
dan komunikasi yang merupakan masalah permasalahan tersebut harus berbasis
khas yang diamali autism, Individu harus kelompok.
memenuhi semua kriteria komunikasi dan Bimbingan kelompok merupakan
interaksi sosial yang meliputi masalah layanan paling tepat dalam mengatasi
interaksi sosial dan emosional, masalah masalah interaksi sosial anak autis.
dalam mempertahankan interaksi dan Berbeda dengan layanan bimbingan
hubungan, dan masalah dalam melakukan kelompok pada umumnya, bahwa
komunikasi non-verbal. Lai (2014) bimbingan kelompok kali ini akan
menyebutkan gejala-gejala lain yang melibatkan anak normal dalam
terkait dengan gangguan ASD adalah pelaksanaannya. Peran anak normal
mudah marah, hiperaktif, agresif, dalam kegiatan kelompok mampu
kecemasan, gangguan suasana hati, dan membantu anak autis dalam berinteraksi
insomnia. Begitu banyak gejala ASD sosial (McConnell, 2002; Chawarska &
yang muncul dan menyertai, di sisi lain Frederick, 2009). Bimbingan kelompok
penyebab autisme hingga saat ini belum memiliki banyak teknik, salah satunya
diketahui secara pasti. Atladottir et al. adalah terknik bermain. Karena dunia
(2010) menyebutkan penyebab ASD anak adalah bermain maka teknik ini
adalah akibat infeksi pada masa prenatal. dipilih. Permainan yang digunakan dalam

14
Fifi Khoirul Fitriyah, dkk - Pengaruh Permainan Tradisional Gobak Sodor dalam Bimbingan Kelompok

intervensi ini adalah gobak sodor. Model Berdasarkan penelitian-penelitian


permainan gobak sodor ini terdahulu, yakni sebanyak 1.217
dikembangkan agar sesuai diterapkan penelitian subyek tunggal menguji
untuk anak autis, serta mampu efektivitas dari sebuah intervensi untuk
meningkatkan kemampuan interaksi menangani autisme. Berdasarkan data-
sosialnya. Tujuan penelitian ini adalah data tersebut ditemukan bahwa intervensi
menguji implementasi bimbingan psikososial mampu membawa dampak
kelompok menggunakan teknik positif bagi perilaku autis (Bishop-
permainan gobak sodor untuk Fitzpatrick et al, 2013). Salah satu kriteria
meningkatkan kemampuan interaksi dalam penerapan intervensi psikososial
sosial anak autis. adalah melalui dukungan kelompok
sehingga dapat melatih anak autis dalam
2. TINJAUAN PUSTAKA berinteraksi dengan lingkungan
Berdasarkan DSM-IV, kemampuan sosialnya.
interaksi sosial pada autis merupakan Berdasarkan kajian-kajian layanan
masalah utama yang perlu segera bimbingan dan konseling di sekolah,
diselesaikan, selain masalah gangguan layanan bimbingan kelompok merupakan
perilaku dan terbatasnya minat dalam layanan yang paling tepat untuk
beraktivitas (DSM-IV, 1994). menangani masalah interaksi sosial anak
Kemampuan interaksi sosial merupakan autis. Umumnya layanan bimbingan
salah satu kemampuan yang harus kelompok digunakan untuk
dimiliki setiap individu untuk dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuan
membina hubungan yang baik dengan anak-anak normal, namun dalam
individu lainnya. Selain itu, kemampuan penelitian ini layanan bimbingan
interaksi sosial merupakan ujung tombak kelompok digunakan untuk menangani
untuk dapat menyeseuakan diri dengan anak autisme sehingga membutuhkan
lingkungan (Peeters, 2009; Walton & adanya modifikasi.
Brooke, 2013). Teknik yang digunakan yakni
Berbagai intervensi mulai dari teknik bermain menggunakan permainan
pengobatan, terapi psikologis, diet, dan gobak sodor. Permainan gobak sodor
penanganan dini bagi anak autis telah adalah sebuah permainan kompetisi yang
diterapkan (Wagino, dkk., 2006). menekankan kerjasama antar anggota
Sedangkan Kang-Yi, Roy, & David dalam kelompok. Permainan ini terdiri
(2013) melalui penelitiannya dari dua kelompok yakni kelompok jaga
menghimbau adanya prosedur diagnosis dan kelompok penyerang. Setiap pemain
yang tepat untuk anak autis guna dalam kelompok jaga bertugas untuk
menentukan intervensi sedini mungkin. berjaga dengan membuat penjagaan
Clifford, et al. (2013) memperkuat berlapis sambil merentangkan tangan
pernyataan tersebut bahwa deteksi agar tidak dapat dilalui lawan, satu
gangguan autisme dapat dilakukan sedini pemain di garis tengah yang bergerak
mungkin yakni sejak bayi melalui level lurus dari penjagaan lainnya. Sedangkan
tempramen mereka. kelompok penyerang berusaha untuk

15
Education and Human Development Journal Volume 5. Nomor 1. September 2019

menerobos pertahanan kelompok jaga. verbal. Soekanto (2007) mendefinisikan


Setiap daerah memiliki permainan yang kemampuan interaksi sosial adalah
pelaksanaannya hamper sama atau hubungan yang dinamis baik antar
banyak persamaan dengan permainan di individu, antar kelompok, maupun antara
daerah lainnya. Tentang nama permainan individu dan kelompok. Dua aspek
kadang sama kadang juga berbeda, kemampuan interaksi sosial yang
padahal pelaksanaan dan aturan dominan adalah kontak sosial dan
permainannya sama. Contoh, permainan komunikasi. Pada kenyataannya, definisi
dengan nama “gobak sodor” dikenal di kontak sosial dan komunikasi memiliki
Jawa Tengah, sedangkan di Jakarta arti yang sama, sehingga dipilih salah
permainan ini disebut “Galasin”, dan di satunya untuk pengukuran. Dalam
Sumatera disebut “Margalah”. Karena penelitian ini aspek yang dipilih yakni
memiliki aturan permainan yang sama komunikasi yang memiliki arti sebuah
dan pelaksanaan yang sama, maka proses pengiriman pesan dan perasaan
Direktur Keolahragaan memberi nama baik secara verbal dan non-verbal. Teknik
permainan tersebut dengan nama pengumpulan data menggunakan
permainan hadang. Nama hadang pedoman observasi dan analisis data
ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan, menggunakan statistik deskriptif.
bahwa di dalam permainan ini tugas
pemain adalah menghadang (Soemitro, 4. HASIL PENELITIAN DAN
1992:172). PEMBAHASAN
a. Hasil Penelitian
3. METODE PENELITIAN Mengukur kemampuan interaksi
Pendekatan penelitian ini adalah sosial pada anak autis tidaklah mudah.
penelitian kuantitatif dengan Anak autis sering kali merasa tidak
menggunakan desain subjek tunggal. nyaman dengan kehadiran peneliti dan
Tujuan penelitian ini adalah untuk memang sulit menerima kehadiran orang-
mengetahui adanya peningkatan skor orang baru. Hal ini menyebabkan peneliti
kemampuan interaksi sosial pada anak sebelum melaksanakan proses penelitian
autism, sehingga rancangan melakukan pendekatan terlebih dahulu
eksperimental perlu dirumuskan dalam selama satu minggu, dimulai pada pukul
penelitian ini. Subjek penelitian adalah 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.
tiga anak autis yang bersekolah di salah Yang dilakukan peneliti saat itu adalah
satu sekolah dasar inklusif di Surabaya. mengikuti proses belajar mengajar di
Tiga anak autis yang dipilih sebagai kelas bersama dengan subjek penelitian,
subjek penelitian ini adalah mereka yang sehingga dimungkinkan adanya interaksi
memiliki keterampilan interaksi sosial antara subjek penelitian dengan peneliti.
yang rendah. Subjek-subjek tersebut Proses pengembangan hubungan ini
adalah GRR, WWD, dan ALK. berhasil dengan sukses, hal ini ditandai
Dalam penelitian ini, kemampuan dengan subjek-subjek penelitian
interaksi sosial didefinisikan sebagai menerima kehadiran peneliti dan bersedia
kemampuan komunikasi verbal dan non-

16
Fifi Khoirul Fitriyah, dkk - Pengaruh Permainan Tradisional Gobak Sodor dalam Bimbingan Kelompok

menjalin komunikasi baik verbal maupun peneliti melanjutkan dengan penerapan


non-verbal. intervensi melalui layanan bimbingan
Setelah pembentukan hubungan kelompok dengan teknik bermain
terjalin dengan baik antara peneliti menggunakan permainan “gobak sodor”.
dengan anak autis, selanjutnya adalah Dalam implementasinya, peneliti
pengukuran kondisi baseline. melibatkan anak normal untuk bergabung
Pengukuran kondisi baseline dalam permainan ini. Dalam kondisi
dilakukansebanyak enam kali dalam intervensi, peneliti melakukan
enam hari (lihat grafik 1). Setelah pengukuran intervensi dan ditemukan
diketahui kondisi baseline, selanjutnya data sebagaimana pada grafik 1.

Grafik 1. Grafik perbandingan kondisi baseline dan intervensi kemampuan interaksi sosial anak autis

b. Pembahasan verbal seperti kontak mata, ekspresi


Ada perbedaan yang signifikan wajah, gesture tubuh, dan isyarat-isyarat
antara anak autis dan anak normal dalam lain dalam berinteraksi sosial. (2)
hal interaksi sosial dan kecenderungan Mengembangkan hubungan pertemanan
stress mereka. Anak autis cenderung dengan teman seusia, (3) mampu
menunjukkan respon stress yang lebih merasakan empati baik gembira maupun
tinggi dibandingkan dengan anak normal bersedih, dan (4) ada interaksi timbal
pada umumnya pada saat melakukan balik dengan orang lain. Dalam DSM-IV
interaksi sosial. Selain itu, anak normal juga menjelaskan tentang masalah-
lebih memiliki minat untuk melakukan masalah interaksi sosial sebagai berikut:
interaksi sosial dibandingkan dengan (1) Ketidakmampuan menjalin interaksi
anak autis (Schupp, et al., 2013). sosial secara memadai, (2) tidak mampu
DSM-IV (1994) mendefinisikan bermain dan berelasi dengan teman
kemampuan interaksi sosial sebagai seusianya, (3) Tidak mampu berempati,
kemampuan dalam hal: (1) perilaku non-

17
Education and Human Development Journal Volume 5. Nomor 1. September 2019

dan (4) ketidakmampuan dalam Sebelum permainan dimulai,


berhubungan sosial timbal balik. tahapan yang dimulai adalah membentuk
Peranan individu normal sangat kelompok yang terdiri dari 3 anak autis
diperlukan dalam pembentukan seting dan 6 anak normal. Pembentukan
kelompok untuk intervensi autism. Hasil kelompok yang heterogen ini
penelitian Chawarska & Frederick dimaksudkan untuk meningkatkan
(2009) dan McConnell (2002) fungsi kelompok. Terdapat empat
menyebutkan bahwa anak autisme akan tahapan yang dilalui, dan tahapan
dapat terbantu melalui peranan aktif kegiatan diisi dengan implementasi
anak-anak normal dalam kelompok. permainan gobak sodor.
Disisi lain yang perlu diperhatikan dalam Dalam permainan, anak autis
hal interaksi sosial dengan anak autis mampu menirukan gerakan anak lain.
adalah mereka mengalami kesulitan Grecucci, et al. (2013) menyatakan
dalam memahami insyarat non-verbal bahwa anak autis mampu melakukan
sehingga disarankan untuk aktivitas meniru gerakan yang dilakukan
menggunakan isyarat verbal (Ames & oleh anak lain atau biasa disebut dengan
Chris, 2009). action resonance mechanism.
Layanan pendidikan di sekolah Memberikan intruksi pada anak autis
bagi anak autis salah satunya adalah tidak semudah memberikan intruksi
melalui bidang bimbingan dan pada anak normal karena lebih sulit.
konseling. Layanan bimbingan Namun jika dibandingkan dengan anak
kelompok dipilih dalam penelitian ini yang mengalami keterbelakangan
dengan alasan anak autis dalam mental, anak autis cenderung lebuh
meningkatkan kemampuan interaksi mampu dalam interaksi sosial. Zalla, et
sosialnya membutuhkan adanya al. (2013) menyebutkan bahwa anak
dinamika kelompok. Jika dibandingkan autis dengan gangguan perkembangan
dengan layanan konseling kelompok khas atau typical development (TD) lebih
yang merupakan layanan lain dengan mampu memahami suatu peristiwa
seting kelompok, layanan bimbingan dibandingkan dengan individu yang
kelompok masih lebih tepat. Hal ini mengalami keterbelakangan mental.
disebabkan karena rendahnya kesadaran
anak autis sehingga akan sulit untuk 5. SIMPULAN DAN SARAN
melakukan konseling kelompok. Dari Adapun kesimpulan penelitian ini
segi tujuan, layanan bimbingan adalah adanya pengaruh positif
kelompok juga sesuai diterapkan untuk permainan gobak sodor dalam
meningkatkan kemampuan interaksi bimbingan kelompok untuk
sosial anak autis. meningkatkan kemampuan interaksi
Bermain adalah salah satu teknik sosial anak autis, Selain itu, temuan baru
yang digunakan dalam implementasi dari penelitian adalah pentingnya
bimbingan kelompok. Tujuan teknik melibatkan anak normal dalam
bermain dalam implementasi bimbingan membangun interaksi dengan anak autis.
kelompok adalah menjadikan anak autis Hal ini ternyata berdampak positif
mampu mengatasi konflik-konflik kepada kedua belah pihak yakni pada
dirinya melalui proses bermain yang anak autis maupun juga anak normal
didalamnya memiliki unsur terapeutik yang berpartisipasi dalam permainan.
sehingga mampu membentuk perilaku Adapun saran untuk peneliti
baru bagi anak autis (Cramer, dkk dalam selanjutnya adalah: (1) Perlu adanya
Delphie, 2005). penelitian eksperimen untuk mengukur

18
Fifi Khoirul Fitriyah, dkk - Pengaruh Permainan Tradisional Gobak Sodor dalam Bimbingan Kelompok

efektivitas permainan gobak sodor Volume 39, Issue 12, pp 1723-


dalam bimbingan kelompok secara lebih 1734.
luas, dan (2) Perlu dilakukan penelitian Clifford, et al. (2013). Temprament in
tentang pengaruh permainan gobak the First 2 Years of Life in Infants
sodor dalam bimbingan kelompok untuk at High-Risk for Autism Spectrum
mengatasi permasalahan anak autis yang Disorders. Journal of Autism and
lainnya misalnya dalam membantu Developmental Disorder, March
perkembangan motorik kasar anak autis, 2013 Volume 43, Issue 3, pp 673-
emosi positif, dan empati. 686.
Delphie, Bandi. 2005. Bimbingan
DAFTAR RUJUKAN Konseling untuk Perilaku Non
Autism and Developmental Disabilities Adaptif. Bandung: Pustaka Bani
Monitoring. (2012). National Quraisy.
Center on Birth Defects and Diagnostic and Statistical Manual of
Developmental Disabilities. Mental Disorder, Fourth Edition
Community Report From the (DSM-IV). (1994). Washington,
Autism and Developmental DC. : American Psychiatric
Disabilities Monitoring (ADDM) Association.
Network : Centers for Disease Eack, Shaun M., et al. (2013). Brief
Control and Prevention (CDC), Report: Is Cognitive
U.S. Department of Health and Rehabilitation Needed in Verbal
Human Services. Adults with Autism?. Journal of
Ames, Catherine S., dan Chris Jarrold. Autism and Developmental
(2009). Identifying Symbolic Disorder, February 2013.
Relationship in Autism Spectrum Fitriyah, Fifi Khoirul. (2017). Reducing
Disorders: A Deficit in the Aggressive Behaviour using
Identification of Temporal Co- Solution Focused Brief
occurrence? Journal of Autism and Counseling. JBKI (Jurnal
Developmental Disorders, Bimbingan Konseling Indonesia) 2
Desember 2009, Volume 39, Issue (2), 34-39,
12, pp 1723-1734. DOI:
Bishop-Fitzpatrick, et al. (2013). A http://dx.doi.org/10.26737/jbki.v2i
Systematic Review of 2.254.
Psychosocial Intervention for Grecucci, Alessandro., et al. (2013).
Adults with Autism Spectrum Emotional Resonance Deficits in
Disorders. Journal of Autism and Autistic Children. Journal of
Developmental Disorder, March Autism and Developmental
2013 Volume 43 Issue 3 pp 687- Disorder, March 2013, Volume 43,
694. Issue 3, pp 616-628.
Chawarska, Katarzyna., dan Frederick Kang-Yi., et al. (2013). Korean Culture
Shic. (2009). Looking But Not and Autism Spectrum Disorders.
Seeing: Atypical Visual Scanning Journal of Autism and
and Recognition of Faces in 2 and Developmental Disorder, March
4-Year-Old Children with Autism 2013, Volume 43, Issue 3, pp 503-
Spectrum Disorder. Journal of 520.
Autism and Developmental McConnell, Scott R. (2002).
Disorders, Desember 2009, Interventions to Facilitate Social
Interaction for Young Children

19
Education and Human Development Journal Volume 5. Nomor 1. September 2019

with Autism: Review of Available


Research and Recommendations
for Educational Intervention and
Future Research. Journal of
Autism Developmental Disorders,
Vol. 32, No. 5, 2002.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
tahun 2009 tentang Pendidikan
Inklusif
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 111, tahun
2014.
Peeters, Theo. Tanpa Tahun. Panduan
Autisme Terlengkap. Terjemahan
oleh Oscar H. Simbolon dan
Yayasan Suryakanti-Bandung.
2009. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Schupp, Clayton W., et al. (2013).
Cortisol Responsivity Differences
in Children with Autism Spectrum
Disorders During Free and
Cooperative Play. Journal of
Autism and Developmental
Disorder, February 2013.
Scahill, Lawrwnce., et al. (2013). Brief
Report: Social Disability in
Autism Spectrum Disorder: Result
from Research Units on Pediatric
Psychoppharmacology (RUPP)
Autism Network Trials. Journal of
Autism and Developmental
Disorder, March 2013 Volume 43,
Issue 3, pp 739-746.
Walton, Katherine M., dan Brooke R.
Ingersoll. (2013). Improving
Social Skills in Adolescent and
Adult with Autism and Severe to
Profound Intellectual Disability: A
Review of the Literature. Journal
of Autism and Developmental
Disorder, March 2013, Volume 43,
Issue 3, pp 594-615.

20

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai