PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah dengan struktur dan fungsi yang
sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk tuhan lainnya, manusia juga
diciptakan sebagai makhluk yang diberi akal pikiran dan kemampuan berinteraksi
secara personal maupun sosial, karena manusia adalah makhluk sosial, maka
manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri didalm dunia ini baik sendiri
dalam konteks sosial budaya. Karena fungsi fingsi sosial diciptakan oleh manusia
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna.
Diantara makhluk lainnya manusialah yang memiliki bentuk dan struktur yang
paling sempurna. Maka dari itu sebagai manusia yang bersyukur kita wajib
menggunakan pemberian itu dengan sebaik baiknya dengan cara merawat serta
banyak manusia yang memiliki keterbatasan dalam hal fisik maupun mental, salah
salah satu bentuk keterbatasaan manusia yang terjadi pada fisiknya, seperti system
otot, tulang, dan persendian akibat dari adanya penyakit dari kecelakaan, bawaan
sejak lahir atau kerusakan di otak. Kelainan atau kecacatan yang disandang oleh
seseorang memiliki dampak langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder) baik
terhadap diri anak yang memiliki kecacatan itu sendiri maupun terhadap keluarga
1
2
dan masyarakat. Karena itu masalah tersebut perlu memperoleh penangan sesuai
rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di dunia di sekitarnya, Seseorang
tidak akan bisa hidup tanpa berhubungan dengan orang lain. Dalam kehidupan
sehari hari interaksi sosial baik tingkat kualitas maupun kuantitas. Para
dengan orang baik itu mudan maupun tua sehingga sosialisasi sangat dibutuhkan
dalam kehidupan.
antara individu satu dengan yang lainnya, antara kelompok yang satu dengan
kelompok lainnya. Menurut Soekanto (dalam Tri Dayaksini 2009:109) ada empat
istilah anak berkebutuhan khusus memiliki cakupan yang sangat luas. Dalam
anak sangat dihargai. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak
Jadi dalam menangani hal ini memerlukan layanan yang bersifat khusus dalam
Anak tunadaksa sering disebut dengan istilah anak cacat tubuh dan fisik.
adalah merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang orang
yang mengalami masalah. Suasana kelompok, yaitu antara hubungan dari semua
orang yang terlibat dalam kelompok, dapat menjadi wahana dimana masing
tanggapan, dan berbagai reaksi juga dapat menjadi peluang yang sangat berharga
dari anggota kelompok tersebut. Akan tetapi, betapa pun suasana kelompok
kelompok.
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat
tunadaksa.
sebelumnya, jelaskanlah bagian mana yang akan diteliti dan bagian mana pula
yang tidak. Penjelasakan hendaknya disertai argumentasi ilmiah yang gis dan
tunadaksa”.
baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah ini adalah: Apakah ada
2019/2020?
ingin dicapai setelah dilaksanakan penelitian. Isi dan rumusannya mengacu pada
rumusan masalah serta menggambarkan hipotesis dan alat analisis yang akan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah mengandung uraian secara rinci untuk mencapai tujuan
dapat digunakan oleh pihak pihak lain untuk meningkatkan apa yang telah ada.
Secara operasional, manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah
1. Manfaat teoritis
pengetahuan tentang cara membina hubungan sosial yang baik melalui salah satu
2 Manfaat praktis
Sehingga pemberian layanan kepada peserta didik dapat berjalan dengan baik.
Guru akan memahami cara bersosialisasi yang baik pada siswa siswi
siswi Tunadaksa.
dasar dalam melakukan penelitian dan dalam merumuskan hipotesis karena ketiga
I.8 Hipotesis
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
TINJAUAN PUSTAKA
satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang orang yang mengalami
masalah. Suasana kelompok, yaitu antarhubungan dari semua orang yang terlibat
reaksi juga dapat menjadi peluang yang sangat berharga bagi perorangan yang
sebagai suasana yang positif ataupun negative, diharapkan dapat menjadi umpan
10
11
kediriannya dalam hubungan dengan orang lain. Akan tetapi, hal teresebut tidak
berarti kedirian secara umum. Menurut alur dan peraturan yang berlaku
keperluan kehidupan orang lain atau kehidupan kelompok pada umumnya jangan
anggota kelompok untuk menentukan arah dan isi kegiatan kelompok sudah
kelompok itu sendiri sebagai hasil dari kegiatan kegiatan kelompok tersebut
sebelumnya. Dalam hal ini, tampak kelompok tugas, yaitu jika kelompok tersebut
mengingkatkan diri untuk sesuatu tugas yang ingin diselesaikan. Dalam kelompok
tugas, perhatian diarahkan kepada satu titik pusat, yaitu penyelesaian tugas.
tersebut. Semua pendapat, tanggapan, reaksi, dan saling hubungan antara semua
itu sendiri, yaitu pengembangan sikap, keteranpilan, dan keberanian sosial yang
bertenggang rasa. Tugas yang ditetapkan untuk digarap oleh suatu kelompok
kelompok, melainkan alat yang merupakan arah dan titik tumpu kehiudpan
dan sosial.
Menurut Prayitno (2017: 134) Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Tujuan
sempit dan terkungkung serta tidak efektif. Melalui layanan BKp hal hal yang
lebih efektif dan bertanggung jawab. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi
kelompok ber BMB3 diantara semua peserta seintensif mungkin yang mengarah
1. Karakteristik PK
seorang yang :
analisis serta evaluasi yang berorientasi nilai nilai kebenaran dan moral
yang jelas dan lugas (dalam dinamika BMB3) yang santun dan bertata karma,
2. Peran PK
orang), sehingga terpenuhi syarat syarat kelompok yang mampu secara aktif
diantara mereka;
kebersamaan;
kelompok;
d) Diikatnya aturan bersama kelompok dan moral serta etika kehidupan yang
berlaku dan
itu kegiatan kelompok diwarnai oleh kondisi yang ramah, meriah, bergairah dan
3. Anggota Kelompok
Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan anggota BKP.
4. Besarnya Kelompok
dampak layanan juga terbatas, karena hanya didapat oleh 2-3 orang saja. Kondisi
seperti itu mengurangi makna keuntungan ekonimis BKp. Hal ini tidak berarti
bahwa BKp tidak dapat dilakukan terhadap kelompok yang beranggotakan 2-3
jumlah peserta yang terlalu banyak, maka partisipasi aktif individual dalam
“sentuhan sentuhan” dengan frekuensi tinggi (high touch) itulah individu (anggota
efektifan kelompok akan mulai terasa jika jumlah anggota kelompok melebihi 10
orang.
Dalam hal ini anggota kelompok yang homogeny kurang efektif dalam BKp.
Sebaliknya, anggota kelompok yang heterogen akan menjadi sumber yang lebih
kaya untuk pencapaian tujuan layanan. Pembahasan dapat ditinjau dari berbagai
atau SLTA dalam satu kelompok. Demikian juga orang dewasa dengan anak anak
dalam satu kelompok. Dalam kedua aspek ini diperlukan kondisi yang justru
kinerja kelompok.
misalnya, maka peserta kelompok hendaklah campuran dari mereka yang pernah
tinggal kelas dan tidak tinggal kelas. Dengan kondisi seperti itu, mereka yang
tinggal kelas akan mendapat bahasan dan masukan dari mereka yang tidak tinggal
kelas, Sedangkan mereka yang tinggal kelas dapat bersimpati kepada sejawat yang
18
tinggal kelas di satu sisi, sedangkan di sisi lain dapat mengantisipasi serta
A. Aktifitas Mandiri
Peran anggota kelompok (AK) dalam layanan BKp dilihat dari ketiga
sisinya, yaitu dari, oleh dan untuk para AK itu sendiri. Dalam dinamika BMB3
mandiri.
B. Materi Layanan
tertentu atau masalah masalah pribadi yang dialami masing masing anggota
1. Topik Umum
BKp membahas materi topic topic umum, baik “topik tugas” maupun
“topik bebas” Topik tugas adalah topik atau pokok bahasannya yang datangnya
bebas” adalah topik atau pokok bahasan yang datangnya atau dikemukakan secara
mengemukakan topik secara bebas, kemudian dipilih mana yang akan dibahas
a) Asas Kegiatan
b) Kesukarelaan
peran aktif diri mereka masing masing untuk mencapai tujuan layanan.
mereka secara aktif dan terbuka menampilkan diri tanpa rasa takut, malu
Masukan dan sentuhan semakin kaya dan terasa. Para peserta layanan BKp
ini.
sekarang ini. Hal hal atau pengalaman yang telah lalui dianalisis dan
hal yang terjadi dan berlaku sekarang. Hal hal yang akan datang
C. Dinamika Kegiatan
melalui aktualisasi dinamika kelompok yang dapat terjadi secara intensif dan
terkait dengan sasaran layanan tertentu pula. Data yang dimaksudkan dapat
nyata, jaringan media sosial ataupun sumber bacaan, surat, dokumen, laporan
atau berita/ omongan baik langsung maupun tidak langsung, hasil penggunaan
kondisi KES dan atau KES-T (calon) peserta layanan. Khusus untuk layanan
terhadap hal hal baru yang akan/ sedang / harus atau perlu dihadapi oleh
Dengan demikian data awal yang menjadi titik tolak konselor dalam
mempersiapkan kinerja untuk setiap kali layanan BKp ada dua jenis yaitu:
layanan yang secara langsung dan segera akan konselor wujudkan menjadi
kegiatan nyata dalam bentuk layanan BKp agar kegiatan layanan nyata
tersebut mendapatkan landasan dan arah yang lebih tepat dan akurat,
substansi yang dikemas dalam topik yang akan dibahas. Sedangkan kajian
prognoisis, yaitu analisisi tentang (perkiraan) apa yang dapat terjadi kalau
masalah yang ada didalam topik yang (akan) dibahas itu tidak
layanan BKp) yang tepat. Hasil kajian diagnosis dan prognosis tersebut
23
layanan BKp yang dimaksudkan itu perlu atau bahkan harus dilaksanakan.
Inilah titik tola yang aktual dan objektif sebagai arah kegiatan professional
konselor.
b) Penahapan
interaksi yang terbentuk secara khusus, maka tahapan 5-an/ 5in itu
dengan penilaian.
proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan sosial yang dinamis
pembentukan struktur sosial. Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti
serta intreprestasi yang diberikan oleh pihak –pihak yang terlibat dalam interaksi
ini.
25
kontak atau hubungan timbal balik atau interstimuasi dan respons antarindividu,
kelompok dan individu daling berhubungan yang merupakan bentuk antara aksi
sosial, yaitu bentuk bentuk yang tampak jika kelompok manusia atau per orang
mengadakan hubungan satu sama lian. Ditegaskan lagi bahwa proses sosial adalah
rangkaian sikap/ tindakan manusia (humas actions) yang merupakan aksi dan
reaski atau challenge dan respons dalam hubungan satu sama lain.
Abdu Ahmadi menjelaskan bahwa proses sosial adalah cara cara interaksi
(aksi dan reaksi) yang dapat diamati apabila perubahan perubahan menganggu
cara hidup yang telah ada. Dengan konsep interaksi sosial, ia memberikan batasan
proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara individu dan golongan dalam
usaha untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dan untuk mencapai tujuannya.
26
dilihat apabila orang per seorangan dan kelompok manusia saling bertemu dan
menentukan sistem serta bentuk –bentuk hubungan tersebutbatau apa yang akan
terjadi apabila ada perubahan perubahan yang menyebabkan goyahnya cara cara
1. Pengaruh timbal balik sebagai akibat hubungan timbal balik anatar indidvidu
adalah proses tindak balas tiap tiap kelompok bertutut tutut menjadi unsur
penggerak bagi tindak balas dari kelompok lain. Interaksi adalah suatu proses
timbal balik, yang satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan
Ada beberapa tujuan yag hendak dicapai dari interaksi sosial yaitu:
dapat dibahas bentuk bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai
suku bangsa, golongan, yang disebut mayoritas dan minoritas, anatara golongan
kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interkasi sosial, tidak akan
pengertian mengenai segi segi yang dinamis dari masyarakat. Pada awalnya,
sarnaja sosiologi menyamakan proses sosial dengan perubahan sosial karena ingin
melepaskan diri dari titik berat pandangan para sarjana sosiologi klasik, yang
Terbentuknya pola dalam interaksi sosial melalui proses cukup lama dan
berulang – ulang hingga menemukan model yang tetap untuk dicontoh dan ditiru
28
oleh anggota masyarakat. Pola sistem norma pada masyarakat lainnya karena pola
kondisi keteraturan sosial yang tetap dan relative tidak berubah sebagai hasil
hubungan yang selaras anatara tindakan, norma, dan nilai dalam interaksi sosial.
antara orang dengan kelompok masyarakat, Interaksi terjadi apabila dua orang
atau kelompok saling bertemu dan terjadi diantara kedua belah pihak.
Interaksi sosial dapat dikatakan kunci dari semua kehidupan sosial. Oleh
karena itu, tampa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.
lambing;
c. Dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan
datang;
29
Sosial
a. Faktor Internal adalah faktor yang menjadi dorongan dari dalam diri
seorang untuk berinteraksi sosial. Faktor internal meliputi hal hal berikut:
1. Faktor Imitasi, yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untk meniru
lingkungan masyarakat.
kelompok.
dan tujuan masing masing pihak dalam hubungan sosial. Dalam proses sosial
Kontak sosial berasal dari bahasa latin, yaitu con atau cum (yang artinya
bersama sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Kontak sosial merupakan
kontak sosial terdapat dua jenis kontak sosial, yaitu kontak sosial primer dan
dikembangkan secara intim dan mendalam yang berupa pergaulan tatap muka
yang ditandai oleh pengaruh keadaan luar dan jarak yang lebih besar. Kontak
misalnya pihak ketiga. Hubungan sekunder dapat dilakukan melalui alat alat
b. Komunikasi
berikut :
Menurut tri dayakisni (2009 : 110) Bentuk bentuk dasar interaksi sosial
terdapat beberapa bentuk interaksi sosial yang terjadi seperti dikemukakan oleh
a. Imitasi
33
oleh faktor faktor imitasi. Imitasi dapat mendorong individu atau kelompok
peranan yang sangat penting karena dengan mengikuti suatu contoh yang baik
tertentu yang melingkupi segala situasi sosial maka orang tersebut akan
memiliki suatu kerangka tingkah laku dan sikap moral yang dapat menjadi
(Gerungan,1996).
b. Sugesti
Sugesti dan Imitasi dalam hubungannya dengan interksi sosial mempunyai arti
merupakan suatu proses peniruan terhadap sesuatu yang berasal dari luar
sikap dari diri seseorang kepada orang lain diluar dirinya (Gerungan,1988).
Arinya sugesti dapat dilakukan dan diterima oleh individu lain tanpa adanya
kritik terlebih dahulu. Hal ini didukung oleh soekanto (1990) yang
c. Identifikasi
34
dengan orang lain., baik secara lahiriah maupun batiniah (Ahmad, 1990).
cita cita dan pedoman bagi yang lebih mendalam daripada proses imitasi dan
d. Simpati
pihak lain dan bekerja sama. Smith (1996) membedakan dua bentuk dasar
simpati, yaitu :
pada orang lain sekalipun dia tidak dapat merasakan apa yang dia rasakan.
35
mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot)
anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal, akibat luka, penyakit,
atau kecacatan pada sistem otot, tulang dan persendian yang dapat mengakibatkan
menyatakan bahwa anak tunadaksa adalah anak penyandang cacat jasmani yang
terlihat pada kelainan bentuk tulang, otot, sendi, maupun saraf sarafnya.
cacat tubuh, tuna tubuh, tuna raga, cacat anggota badan, cacat orthopedic,
Samuel A krikrk (1986) yang dialih bahasakan oleh moh. Amin dan Ina Yusuf
jika kondisi fisik atau kesehatan menganggu kemampuan anak untuk berperan
bermacam macam. Salah satu diantaranya dilihat dari sistem kelainannya yang
terdiri dari :
sistem saraf pusat, seperti cerebral palys (CP) atau kelumpuhan otak. Cerebral
palys ditandai oleh adanya kelainan gerak, sikap atau bentuk tubuh, gangguan
disebabkan oleh adanya kerusakan atau kecacatan pada masa perkembangan otak.
Soeharso (1982). Medefiniskan cacat cerebral palys sebagai suatu cacat yang
terdapat pada fungsi otot dan urat saraf dan penyebabnya terletak dalam otak.
Kadang kadang juga terdapat gangguan pada pancaindra, ingatan, dan psikologis
(perasaan).
1. Ringan, dengan ciri ciri, yaitu dapat berjalan tanpa alat bantu, bicara jelas, dan
berjalan, mengurus diri, dan alat alat khusus, seperti brace; dan
3. Berat, dengan ciri cirir yaitu membutuhkan perawatan tetap dalam ambulasi,
1. Spastik, dengan ciri seperti terdapat kekauan pada sebagian atau seluruh
ototnya; anak yang mengalami spastic ini menunjukkan kekejangan pada otot
ototnya, yang disebabkan oleh gerakan gerakan kaku dan akan hilang dalam
keadaan diam misalnya waktu tidur. Pada umumnya kekejangan ini akan
menjadi hebat jika anak dalam keadaan marah arau dalam keadaan tenang
cerebral palys jenis ini mengalami kekakuan otot otot. Gerakan gerakannya
sangat lambat dan kasar. Kondisi kondisi anak seperti itu jelas memberi
4. Tremor getaran kecil yang terus menerus pada mata, tangan atau pada kepala.
bergerak dengan mudah, malah sering terjadi gerakan gerakan yang tidak
terkendali yang timbul diluar kemampuannya. Hal ini sangat menganggu dan
38
merepotkan anak itu sendiri. Gerankan ini terdapat pada tangan, kaki, lidah,
7. Tremor anak sering melakukan gerakan gerakan kecil yang berulang ulang.
Seiring dijumpai anak yang salah satu anggota tubuhnya selalu bergerak.
8. Jenis campuran (seseorang anak mempunyai kelainan dua atau lebih dari tipe
tipe diatas).
BAB VIPoliomyelitis
Ini merupakan suatu infeksi pada sumsum tulang beakang yang
menetap. Dilihat dari sel sel motoric yang rusak, kelumpuhan anak polio dapat
dibedakan menjadi:
1. Tipe spinal, yaitu kelumpuhan atau kelumpuhan pada otot otot leher, sekat
2. Tipe bulbair, yaitu kelumpuhan fungsi motoric pada satu atau lebih saraf tepi
dan kadang kadang kejang, kelumpuhan pada polio sifatnya layu dan biasanya
tidak menyebabkan gangguan kecerdasan atau alat alat indra, akibat penyakit
polomyelitis adalah otot menjadi (atropi) karena kerusakan sel saraf, adanya
39
kaki yang membengkok keluar atau kedalam, diskolasi (sendi yang keluar dari
6. Spina Bifida Merupakan jenis kelainan pada tulang belakang yang ditandai
dengan terbukanya satu atau 3 ruas tulang belakang dan tidak tertutupnya
syaraf tidak terdapat perbedaan yang mencolok, sebab secara fisik kedua jenis
anak tunadaksa memiliki kesamaan terutama pada fungsi analogi tubuh untuk
1. Karakteristik Akademik
kelainan pada sistem otot dan rangka adalah normal sehingga dapat mengikutin
pelajaran sama dengan anak normal, sedangkan anak tunadaksa yang mengalami
kelainan pada sistem cerebral, tingkat kecerdasannya berentang mulai dari tingkat
idiocy sampai dengan gifted hardman (1990) mengemukakan bahwa 45% anak
dibawah rata rata. Selanjutnya, P. Seibel (1984 : 138) mengemukakan bahwa tidak
kecerdasaan anak. Artinya anak cerebral palys yang kelainanya berat, tidak berarti
kecerdasaanya rendah.
anak yang merasa dirinya cacat, tidk berguna, dan menjadi beban orang lain yang
mengakibatkan mereka malas belajar, bermain dan perilaku salah satu lainnya.
Kehadiran anak cacat yang tidak terima oleh orang tua dan disingkirkan dari
problem emosi, seperti mudah tersinggung, mudah marah, rendah diri kurang
dapat bergaul, pemalu, menyendiri, dan frustasi. Problem emosi seperti itu,
41
banyak ditemukan pada anak tunadaksa dengan gangguan sistem cerebral. Oleh
sebab itu, tidak jarang dari mereka tidak memiliki rasa sebab itu, tidak jarang dari
mereka tidak memiliki rasa percaya diri dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosialnya.
gigi, berkurangnya daya pendengaran, penglihatan, gangguan bicara dan lain lain.
Kelainan tambahan itu banyak ditemukan pada anak tunadaksa sistem cerebral.
Gangguan bicara disebabkan oleh kelainan motoric alat bicara (kaku atau
artikulasi yang benar. Akibatnya, bicaranya tidak dapat dipahami orang lain dan
diucapkan dengan susah payah. Mereka juga mengalami aphasia motorik, yaitu
gelisah; hipoaktif yang menunjukkan sikap pendiam, gerakan lamban, dan kurang
merespons rangsangan yang diberikan dan tidak ada koordinasi, seperti waktu
42
berjalan kaku, sulit melakukan kegiatan yang membutuhkan integrasi gerak yang
kerusakan pada anak hingga menjadi tunadaksa. Kerusakan tersebut ada terletak
dijaringan otak, jaringan sumsum tulang belakang, pada sistem musculus skeletal.
timbulnya berbeda beda. Dilihat dari saat terjadinya kerusakan otak dapat terjadi
1. Sebelum lahir (Fase Prenatal), kerusakan terjadi pada saat bayi masih dalam
terganggu.
ibu jatuh dan perutnya membentur yang cukup keras dan secara kebetulan
2. Sebab sebab pada saat kelahiran (fase natal, peri natal), hal hal yang dapat
menimbulkan kerusakan otak bayi pada saat bayi dilahirkan antara lain:
a. Proses kelahiran yang terlalu lama karena tulang pinggang ibu kecil
b. Pemakaian alat bantu berupa tang ketika proses kelahiran yang mengalami
3. Sebab sebab setelah proses kelahiran (fase post natal). Fase setelah kelahiran
adalah masa mulai bayi dilahirkan sampai masa perkembangan otak dianggap
selesai, yaitu pada usia 5 tahun. Hal hal yang dapat menyebabkan kecacatan
A. Dampak Ketunadaksan
halnya dengan tingkah laku anak tunadaksa sangat dipengaruhi oleh jenis dan
derajat keturuannya.
psikologis, anak tunadaksa cenderung merasa malu, rendah diri dan sensitive,
2. Gangguan pendengaran
3. Gangguang penglihatan.
5. Gangguan presepsi
6. Gangguan emosi.
rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang,
otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh
penyakit, kecelakaan, atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir
(white house conference, 1931). Tunadaksa sering juga diartikan sebagai suatu
45
gangguan pda tulang dan otot, sehingga mengurangi kapasita normal individu
berikut:
keturunan, meliputi:
c) Polydctylism (jari yang lebih dari lima pada masing masing tangan atau
kaki).
d) Syndactylism (jari jari yang berelaput atau menempel satu dengan yang
lainnya)
tertentu).
a) Erb’s palys (kerusakan pada syaraf lengan akibat tertekan atau tertarik
waktu kelahiran).
f) Patah tulang.
2. Faktor keturunan
dan norma yang berlaku dalam kelompok masyarakatnya. Interaksi sosial adalah
Interaksi sosial bersifat dinamis. Ada juga cakupan interaksi, yaitu intraksi
proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan sosial, yang dinamsi mencakup
Menurut Gillin & Gillin (dalam seoekanti, 1997) ada dua macam proses
sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu proses asosiatif
dan proses disosiatif. Proses asosiatif terdiri dari akomodasi, asimilasi, sedangkan
Anak tunadaksa (cacat tubuh) termasuk salah satu jenis anak berkebutuhan
khusus yang memiliki kelainan atau kecacatan pada fisiknya, yaitu pada sistem
otot, tulang dan persendian akibat dari adanya penyakit, kecelakaan, bawaan sejak
lahir, dan atau kerusakan diotak. Kelainan atau kecacatan yang disandang oleh
baik terhadap diri anak yang memiliki kecacatan itu sendiri maupun terhadap
tubuh (anak tunadaksa) sebagai salah satu jenis anak berkelaianan dalam konteks
salah satu atau lebih fungsi anggota tubuh) pada kenyataannya banyak yang tidak
Secara umum dikenal dua macam anak tunadaksa. Pertama anak tunadaksa
fungsi anggota badan. Anak tunadaksa kelompok ini sering disebut orthopedically
karena itu mereka dapat belajar mengikuti program sekolah biasa. Dalam
penelitian ini yang dilakukan oleh prayitno analisis langkah langkah dalam
penduduk dalam suatu pedesaan, suatu suku bangsa dan lain sebagainya yang
kepentingan, tetapi karena adanya the basic condition of common life atau syarat-
syarat dasar adanya kehidupan bersama. Harold Bethel menjelaskan bahwa the
hidup. (Slamet Santosa, 2009).Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap
individu dalam kehidupan harus menjalin interaksi sosial antar individu yang lain
yang hidup bersama dalam suatu kelompok. Interaksi sosial adalah suatu
hubungan antara dua atau lebih individu yang berkelakuan saling mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain dan sebaliknya (H.
siswa meliputi interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan siswa lainnya,
50
interaksi sosial siswa dapat dikelompokan kedalam dua kelompok, yaitu siswa
yang bisa berinteraksi sosial dengan baik dan siswa yangtidak bisa berinteraksi
sosial dengan baik.Siswa yang dapat berinteraksi sosial dengan baik atau siswa
dengan teman baru, berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, terlibat
dalam pembicaraan yang menyenangkan, yaitu siswa yang bisa berinteraksi sosial
dengan baik dan siswa yang tidak bisa berinteraksi sosial dengan baik.Siswa yang
dapat berinteraksi sosial dengan baik atau siswa yang pandai bergaul biasanya
teman baru, berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, terlibat dalam
mengecewakan atau menyakiti orang lain. Sebaliknya bagi siswa yang tidak dapat
berinteraksi sosial dengan baik akan mengalami kesulitan bergaul. Mereka merasa
dikenal, mereka merasa canggung dan tidak dapat terlibat dalam pembicaraan
hubungan antar siswa diliputi rasa kebencian, dan kurangnya kerjasama diantara
siswa. Bentuk-bentuk interaksi sosial yang tidak baik dapat kita lihat dan siswa
Interaksi sosial yang tidak baik di lingkungan sekolah juga akan menciptakan
menghargai siswa lain sehingga sering menimbulkan suasana belajar yang selalu
interaksi atau komunikasi dengan c anak normal yang lainnya yang dapat
Lingkungan
Interaksi Tuna
Sosial Daksa
METODE PENELITIAN
adalah suatu penelitian yang didalamnya ditemukan minimal satu variabel yang
penelitian eksperimen erat kaitannya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka
rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancang-ancang kegiatan yang akan
dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan desain pre test dan post test , karena
dalam penelitian ini pengukuran dilakukan sebanyak dua kali , yaitu pertama
yang kedua dilakukan untuk mengetahui interaksi sosial setelah diberi layanan
diasumsikan sebagai efek dari treatmen atau eksperimen yang telah dilakukan.
Gambar 3.1
O1 X O2
53
54
Keterangan :
Pre test : pre test dilakukan dengan memberikan angket dengan sejumlah
A. Treatmen/ perlakuan
Perlakuan diberikan setelah pre test dan mengetahui hasil yang didapatkan
melalui proses perhitungan data dan evaluasi. Dalam hal ini perlakuan dilakukan
B. Post test
test juga sebagai salah satu pengukuran terakhir yang akan menunjukkan apakah
perlakuan yang diberikan mencapai tujuan untuk interaksi sosial anak tunadaksa
Negoro No. 02 Medan kota sumatera utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan
55
febuari, maret, april. Alasan waktu tersebut dipilih karena peneliti ingin
Tabel I
X.2.1 Populasi
terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan seksama
apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Yayasan
pembinaan anak cacat (YPAC) Medan Tahun Ajaran 2019/2020 yang berjumlah
40 orang siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL II
X.2.2 Sampel
(2015:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi, tersebut.
57
subjek dari populasi yang ditarik dari sebuah populasi. Teknik penarikan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan tekhnik random sampling yang mana
bahwa apabila jumlah populasi kurang dari 100, maka seluruh populasi dijadikan
sampel. Selanjutnya jika populasi lebih dari 100, maka populasi dapat diambil
Random sampling adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga
tiap unit penelitian atau satuan elemen dari populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Jadi sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu sebesar 20% dari populasi yang terdiri dari satu kelas yaitu
yang berjumlah 40 siswa. Sampel yang diperoleh dalam penelitian ini Dengan
kurang dari 100, lebih baik dari semua, sehingga penelitiannya merupakan
58
antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung dari kemampuan peneliti
dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana serta sempit luasnya wilayah,
pengamatan dari setiap subjek dan besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh
peneliti.” Karena jumlah populasi kurang dari 100 maka penulis menggunakan
random sampling atau sampel acak yaitu diambil 20% dari total populasi, 20%
dari 40 siswa adalah 8 siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
20% x 40 : 8
dengan variabel kita dapat lebih fokus pada apa yang menjadi objek penelitian
kita akan sehingga akan lebih mempermudah cara kerja. Menurut Arikunto
(2010:118) variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri dari:
X.4.1 Variabel
dapat diobservasi (observable) atau dapat diukur (measureable), dan tidak terjadi
Sesuai dengan variabel penelitian ini, maka yang menjadi indikator adalah
sebagai berikut :
1. Tahap pembentukan
2. Tahap peralihan
3. Tahap kegiatan
4. Tahap penyimpulan
5. Tahap penutupan
samul (2015:54). Adapun yang menjadi indikator dari interaksi sosial yaitu:
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui tekhnik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang diterapkan. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini yakni angket atau kuisioner. Uraian lengkapnya sebagai berikut :
tekhnik pengumpulan data yang efisisen apabila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
jawaban yang diatur oleh peneliti dengan memberikan tanda chek list (√) pada
semua responden memilih pada kategori tengah, maka peneliti tidak memperoleh
informasi pasti.Untuk mengatasi hal ini, peneliti dianjurkan membuat tes skala
likert dengan kategori pilihan genap. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti
61
menggunakan skala likert dengan empat (4) alternatif pilihan jawaban yaitu
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hak yang ia ketahui angket
siswa’.
melakukan alat ukur yang baik. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala interaksi sosial dan skala anak autis tersebut. Dalam pembuatan
skala perlu melihat kisi-kisi skala tersebut terlebuh dahulu. Oleh karena itu
berikut disajikan kisi-kisi skala interaksi sosial dan skala anak autis dalam
bentuk tabel. Dalam memberikan jawaban siswa hanya memberikan tanda chek
list (√) pada kolom atau tempat yang sudah disediakan. Untuk menilai jawaban
siswa digunakan skala likert sebagai brtikut. Oleh karena itu peneliti ini
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) karena orang
cenderung untuk melihat alternative tersebut dan tidak akan menjawab setuju
a. Instrument penelitian
Arifin (2015:58) yang terdiri dari kerja sama, persaingan dan pertentangan.
62
TABEL II
proses interaksi sosial secara positif dan dan pernyataan bentuk-bentuk interaksi
sosial secara negatif yang terbagi menjadi empat alternatif jawaban tentang
empat alternatif jawaban yaitu, Sangat Setuju (SS) dengan skor empat (4) untuk
untuk pernyataan positif dan skor satu (1) untuk pernyataan negatif, Setuju (S)
dengan skor tiga (3) untuk pernyataan positif dan skor dua (2) untuk skor negatif,
Tidak Setuju (TS) dengan skor dua (2) untuk pernyataan positif dan skor tiga (3)
untuk pernyataan negatif, Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor satu (1) untuk
TABEL III
dalam kegiatan penelitian yang sangat menentukan ketetapan dan kesahihan hasil
kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain
peneliti adalah:
egpsentris dalam belajar pada siswa dapat dianalisa tingkat validitasnya dengan
Arikunto, (2010:213)
Keterangan:
: Koefisien korelasi
: Jumlah responden
reliabilitas yang berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau
reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data
yang sama, atau peneliti sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data
65
yang sama, atau sekelompok data apabila dipecah menjadi dua menunjukkan data
yang berbeda.
Adapun keseluruhan instrumen skala penelitian pola ashu orang tua dan
penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat. Rumus Alpha Cronbach
sebagai berikut :
R11 =
Keterangan:
: Reliabilitas instrument
: Varians total
Bila rhitung >rtabel pada taraf signifikan 95% dan = 0,05 maka dapat
dikatakan reliabel.
Untuk menganalisis hasil eksperimen yang menggunakan tes awal dan tes
Md
t
2
x d
( 1)
Keterangan:
berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Uji statistic normalitas
yang digunakan ialah uji Kolmogorov smirnov. Adapun rumus yang digunakan
KD