Anda di halaman 1dari 5

TUGAS VII

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM UPAYA OPTIMALISASI


PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKIS REMAJA

Dosen Pengampu : Reizki Maharani, M. Pd

DISUSUN OLEH :

FAKHRI QUSAIRI : 12040215721

5C
PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
MIND MAPPING

2
HASIL ANALISIS

a. Judul Artikel : Optimalisasi Perkembangan Remaja Melalui TKT (Terapi Kelompok


Terapeutik) Di Kecamatan Medan Amplas Dan Medan Johor
b. Nama Jurnal : Pengabdian Masyarakat Multidisiplin
c. Tahun : 2021
d. Penulis : Wardiah Dulay, Srik Eka Wahyuni, dan Mahnum Laila Nasution

Artikel ini membahas tentang, (Daulay et al., 2021) Masa remaja awal dan akhir dibedakan
oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan
yang lebih mendekati masa dewasa. Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian
perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa
sudah dicapai. Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga
dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana
diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki
tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila individu mampu menyelesaikan tugas
perkembangan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, dan kebahagian juga akan
menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Beberapa perubahan yang dialami remaja adalah perubahan fisik, psikis, dan sosial (Widodo et
al., 2021).

Masalah, Di Kecamatan Medan Amplas dan Medan Johor banyak remaja bermasalah.
Berdasarkan wawancara dengan kepala lingkungan IX Medan Amplas dan kepala lingkungan
XIII Medan Johor, bentuk kenakalan remaja mulai dari yang ringan seperti terlambat, membolos,
merokok, menyontek sampai yang tindak kriminal seperti mencuri, perkelahian dan membully
teman. Selain itu ada juga yang mengalami masalah non kriminal. Jenis ini cenderung tertarik
pada kesenangan-kesenangan yang sifatnya menyendiri, apatis terhadap kegiatan masyarakat
atau sekolah. Remaja ini suka mengasingkan diri, menghindarkan diri dari kegiatan yang

3
menumbuhkan kontak dengan orang lain. Perasaannya sangat peka dan mudah terluka, cepat
tersinggung dan membesar-besarkan kekurangannya sendiri, dengan gejala umum sering
menyendiri, melamun, apatis tidak bergairah, sangat mudah tersinggung, sangat mudah panik,
dan bingung.

Teknik Konseling Yang Digunakan, Untuk itu dalam upaya menangani masalah
perkembangan yang dihadapi remaja pendekatan terapi kelompok sangat tepat dipilih. Terapi
kelompok terapeutik merupakan pilihan ideal dan penting bagi kelompok umur ini. Mereka
menjadi mampu belajar antar satu sama lain sesuai perkembangan mereka, dapat membantu
remaja dalam memenuhi kebutuhannya secara positif, bermakna bagi kelompok sebaya dan
pembentukan identitas diri.

Ada beberapa proses yang dilakukan, dalam teknik konseling TKT terbagi menjadi beberapa
sesi yaitu : Pelaksanaan sesi I TKT, Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan tahapan
awal melakukan pengkajian dan diskusi perkembangan remaja. Kegiatan pada sesi ini meliputi :
- Terapis meminta anggota menyampaikan perkembangan dan permasalahan perkembangan
yang dialami. Pelaksanaan sesi II TKT Kegiatan pada sesi ini meliputi : - Berdiskusi dan berbagi
pengalaman tentang stimulasi perkembangan biologi dan psikoseksual yang pernah diperoleh
dari keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pelaksanaan sesi III TKT Kegiatan pada sesi ini
meliputi : - Berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang stimulasi perkembangan kognitif dan
bahasa yang pernah diperoleh dari keluarga, sekolah, maupun masyarakat

Artikel ini dioerkuat oleh buku yang berjudul Bimbingan dan Konseling di Sekolah, yang mana
menjelaskan tentang priode masa remaja adalah dimana orang muda posisi menggantung antara
masa kanak-kanak dan masa dewasa, ketidak matangan dan kematangan.

4
DAFTAR PUSTAKA

Daulay, W., Wahyuni, S. E., & Nasution, M. L. (2021). Optimalisasi perkembangan remaja
melalui tkt (terapi kelompok terapeutik) di kecamatan medan amplas dan medan johor 1).
4(2), 73–81.

Susanto, A. (2018). Bimbingan Konseling di Sekolah: Konsep, Teori, dan Aplikasinya. Kencana

Widodo, H., Sari, D. P., Wanhar, F. A., Tinggi, S., Pendidikan, I., & Bakti, A. (2021).
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan
dan Konseling terhadap Komunikasi Interpersonal Siswa SMK. 3(4), 2168–2175.

Anda mungkin juga menyukai