Anda di halaman 1dari 28

Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar.

Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

BAB 1 Perkembangan Anak

Pendahuluan alam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi tahun

2002 di sebutkan bahwa sekolah berkewajiban memberikan

bimbingan dan konseling kepada siswa yang menyangkut tentang

pribadi, sosial, belajar, dan karir 1. Dengan demikian setiap

sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan sekolah

menengah, wajib menyelenggarakan bimbingan konseling.

Adapun penyelenggara bimbingan konseling berdasarkan

kurikulum berbais kompentensi di sekolah adalah guru

pembimbing. Apabila di sekolah tidak terdapat guru pembimbing

atau terbatasnya guru pembimbing, maka guru mata pelajaran


2
dapat mengfungsikan diri sebagai guru pembimbing dengan

syarat memenuhi kriteria pelayanan bimbingan dan konseling. .

Anda sedang mengikuti pendidikan calon pendidik di sekolah

dasar. Dengan demikian Anda telah memutuskan untuk menjadi

guru mata pelajaran atau guru kelas dan juga dapat menjadi

pembimbing di sekolah dasar. Menjadi guru pembimbing di

sekolah dasar akan menghadapi siswa yang sedang mengalami

perkembangan. Bab ini akan membahas perkembangan anak atau

1
Depdiknas Balitbang Pusat Kurikulum, 2002, kurikulum berbasis Kompetensi Untuk Tamak
Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, Kebijakan Kurikulum, BAB III
Pelaksanaan Kurikum Berbasis Kompetensi, halaman 24
2
Depdiknas Balitbang Pusat Kurikulum, 2002, ibid , halaman 24

1
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

siswa sekolah dasar, sebagai salah aspek yang perlu diperhatikan

oleh Anda sebagai seorang guru pembimbing.

Dalam kehidupan manusia sejak lahir selalu

berbuat/bertindak, berpikir, berperasaan, merasa dan

berhubungan dengan orang lain. Ia tidak pernah berhenti berbuat,

berpikir, merasa dan berhubungan dengan orang lain merasa dan

berhubungan dengan orang lain3. Ia selalu berubah setiap saat,

mengalami perkembangan. Anak sebagai manusia juga

mengalami perubahan setiap saat dan mengalami perkembangan.

Dengan mengetahui perkembangan anak, akan membantu Anda

untuk lebih memahami kondisi anak, membantu dan memenuhi

kebutuhan-kebutuhanya utamanya dalam menjalankan tugas

Anda sebagai seorang pembimbing.

Bab ini mengajak Anda melihat perkembangan anak, betapa

dan bagaimana perkembangan merupakan kontruk psikologi

bukan istilah biasa yang dipahami orang dalam bahasa sehari-

hari.

Untuk memahami perkembangan lebih lanjut Bab ini akan

mengemukakan pendekatan Kognitf, pendekatan belajar /

lingkungan, dan pendekatan etologi secara sekilas – tidak sedetail

bahan matakuliah psikologi perkembangan - dan yang berkaitan

dengan posisi Anda sebagai guru pembimbing.

3
Munandir, 2007, Tentang Perkekmbangan, Malang : tidak diterbitkan

2
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

Bab ini juga mengajak Anda untuk mengenali aspek-aspek

perkembangan yang dialami anak, meliputi fisik, kognitif,

itelegensi/kecerdasan, kepribadian, bahasa, emosi, sosial, moral,

keagamaan. Masing masing aspek yang mengalami

perkembangan ini merupakan satu kesatuan yang saling

menunjang satu dengan aspek perkembangan yang lainnya. Pada

Bab ini diakhiri dengan tugas perkembangan anak

Perkembangan dalam psikologi merupakan konsep yang


Perkembangan
mengandung banyak dimensi. Dimensi dalam konsep

perkembangan diantaranya adalah pertumbuhan, kematangan,

dan perubahan. Sub Bab ini mengajak Anda akan untuk

membedakan konsep perkembangan, pertumbuhan, kematangan

dan perubahan secara sekilas untuk memahami perkembangan

anak lebih lanjut.

Secara sederhana Seifert & Hoffnung (1994)4

mendefinisikan perkembangan sebagai “ Long-term change in a

person’s growth, feelings, patterns of thingking, social

relationship, and motor skills”.

Sementara Chaplin5 mengartikan perkembangan sebagai 1)

perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam

organisme dari lahir sampai mati, 2) pertumbuhan, 3) perubahan

dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah

4
Dalam Deswita, 2005, Psikologi Perkembangan, Jogjakarta : Remaja Rosdakarya hal 4
5
Chaplin, J.P., Dictionary of Psychology, terje. Kartini Kartono, 2002, (cet.ke-8), Jakrta: Raja
Grafindo Persada

3
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

ke dalam bagian-bagian fungsional, 4) kedewasaan atau

kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak

dipelajari.

Perkembangan menurut Syamsu Yusuf6 merupakan

perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan)

dalam diri diri individu mulai lahir sampai mati.

Berdasarkan pendapat Chaplin dan Seifert, Hoffnung serta

Syamsu Yusuf di atas dapat ditarik kesimpulan umum bahwa

perkembangan merupakan pertumbuhan yang semakin

membesar, perubahan yang berlangsung terus menerus, dan

bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang

dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui

pertumbuhan, pematangan, dan belajar. Sebagai contoh anak usia

5 bulan dikatakan mengalami perkembangan karena usia

bertambah, berat tubuh bertambah dari 6 kg menjadi 6,4 kg,

panjang tubuh bertambah dari 60 cm menjadi 62 cm, ketrampilan

bertambah dari belum bisa duduk menjadi bisa duduk.

Adapun konsep pertumbuhan sebenarnya merupakan

sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi sehingga

pengertianya lebih bersifat biologis. C.P Chaplin 7, mengartikan

pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam

ukuran dari bagian-bagian tubuh atau organisme sebagai suatu

6
Syamsu Yusuf LN, 2005, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Remaja
Rosdakarya, Halaman 15
7
Chaplin, J.P., Dictionary of Psychology, terje. Kartini Kartono, 2002, (cet.ke-8), Jakrta: Raja
Grafindo Persada

4
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

8
keseluruhan. Adapun menurut A.E Sinolungan pertumbuhan

menunjuk pada perubahankuantitatif, yaitu dapat dihitung atau

diukur, seperti panjang atau berat tubuh.

Dengan demikian pertumbuhan dalam konteks

perkembangan merujuk pada perubahan yang bersifat

kuantitatif, yaitu peningkatan baik dalam struktur maupun

ukuran. Pertumbuhan lebih merujuk pada kemajuan fisik atau

pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada titik optimum dan

kemudian menurun pada usia tertentu. Sebaliknya perkembangan

merujuk pada kemajuan mental atau rohami yang berlangsung

sampai akhir hayat. Contoh pertumbuhan adalah berat badan bayi

5 kg bertambah menjadi 6 kg dan seterusnya. Bukan contoh


9
pertumbuhan adalah anak A itu mengalami pertumbuhan

berpikir, Anak B mengalami pertumbuhan intelegensi,

pertumbuhan menulis dan seterusnya. Yang tepat untuk berpikir,

intelegensi dan menulis adalah mengalami perkembangan.

Selanjutnya kematangan dalam konteks perkembangan

menurut Deswita10 merupakan suatu potensi yang dibawa sejak

lahir, timbul danbersatu dengan pembawaanya serta turut

mengatur pola perkembangan tingkahlaku individu. Sementara

8
Sinolungan, 1997, Perkembangan Peserta Didik, Jakrta :Gunung Agung
10
Deswita, 2005, Psikologi perkembangan, bandung: Remaja Rosdakarya, halaman 7

5
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

11
menurut Chaplin kematangan dapat diartikan sebagai 1)

perkembangan, proses mencapai kemasakan usia masak, 2)

proses perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan,

atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun).

Dengan demikian kematangan merupakan hasil adanya

perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri

individu, seperti adanya kematangan jaringan tubuh, saraf dan

kelenjar - kelenjar yang disebut kematangan biologis.

Kematangan dapat terjadi pula dalam aspek-aspek psikis yang

meliputi keadaan berpikir, rasa, kemauan dan memerlukan

latihan tertentu. Contoh anak yang berusia 4 bulan belum

matang duduk, jika didudukkan / dipaksa, maka akan

merusakkan tulang leher dan punggung.

Konsep perubahan dalam konsep perkembangan

memungkinkan setiap individu menyesuaikan diri sesuai

perkembangan yang terjadi. Perubahan yang terjadi dalam

perkembangan adalah 1) perubahan dalam ukuran dan besar, 2)

perubahan dalam proporsi, 3) hilangnya bentuk atau ciri-ciri

lama, 4) timbul atau lahirnya ciri-ciri baru.12

Dengan demikian dalam perkembangan individu terjadi

pertumbuhan, mengalami kematangan dan perubahan secara

11
Chaplin, J.P., Dictionary of Psychology, terje. Kartini Kartono, 2002, (cet.ke-8), Jakrta: Raja
Grafindo Persada
12
Deswita, 2005, Psikologi perkembangan, bandung: Remaja Rosdakarya, halaman 8-10

6
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

terus menerus dan berkesinambungan selama individu itu masih

masih hidup.

Pendekatan Selanjutnya Anda akan mengenali kembali tentang


perkembangan
pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam mempelajari

perkembangan individu yaitu Kognitif, belajar/lingkungan dan

etologis. Penjelasan secara singkatnya adalah sebagai berikut:

Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa

kemampuan kognitif merupakan kunci dan yang membimbing

tingkah laku anak. Pendekatan ini dapat dikatakan sebagai

pendekatan kontruksivisme menjelaskan bahwa anak secara aktif

menciptakan atau mengkreasi pengetahuan. Artinya anak tidak

pasif saja menerima pengetahuan dari lingkungan. Tokoh

pendekatan ini adalah Piaget, dan Lev Vygotsky.

Pendekatan belajar/lingkungan berakar dari asumsi

bahwa tingkah laku anak diperoleh melalui pengkondisian dan

prinsip-prinsip belajar. Tokoh pendekatan ini adalah B.F.

Skinner. Bahwa anak mengalami perkembangan karena faktor

belajar karena dikondisikan.

Pendekatan etologis berakar pada asal usul biologis atau

evolusioner tentang tingkah laku sosial 13. Artinya pendekatan ini

memperhatikan studi tentang penyebab evolusioner terhadap

tingkah laku. Tokoh pendekatan ini adalah Lorenz dan Tinberger.

13
Syamsu Yusuf LN, 2005, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Remaja
Rosdakarya, Halaman 6-10.

7
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

Aspek-aspek Setiap individu berkembang semua aspek-aspek dalam


perkembangan
dirinya secara terus menerus dan tidak pernah berhenti. Untuk

memahami perkembangan anak, perlu mengenali karakteristik

perkembangan anak ditinjau dari aspek perkembangan fisik,

kognitif, emosi, bahasa dan sosial, kepribadian, moral dan

kesadaran beragama dan disertai dengan tugas perkembangan.

Anda dapat melihat penjelasan sekilas sebagai berikut.

1. Perkembangan anak
a. Definisi anak.
Beberapa ahli psikologi membagi tentang anak menjadi
dua kelompok yaitu anak awal dan anak akhir. Masa kanak-
kanak awal adalah masa secara umum kronologis ketika seorang
berumur antara 2-6 tahun. Kehidupan anak pada masa ini
dikategorikan sebagai masa bermain, karena hampir seluruh
waktu dipergunakan untuk bermain. Masa akhir anak-Anak (6-12
Tahun), dimana masa ini sering disebut sebagai masa sekolah.
Masa anak-anak berlangsung antara usia 6-12 tahun dengan
ciri-ciri utama sebagai berikut :
1). Memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki
kelompok sebaya.
2). Keadaan fisik myang memungkinkan atau mendorong anak
memasuki dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan jasmani.
3). Memiliki dorongan mental yang memasuki dunia konsep, logika
simbol, dan komunikasi yang luas.1

Perkembangan 1). Perkembangan Fisik


fisik
a). Perkembangan masa awal anak-anak (2-6 tahun)

1
Kartini kartono, 1995, psikologi anak, hlm 133

8
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

Setiap manusia berkembang secara individual dan tidak sama

antara satu dengan yang lain, ada yang berkembangan secara

wajar, cepat dan lambat. Secara fisik anak sedang mengalami

masa pertumbuhan yang sangat pesat, pertumbuhan fisik

mencakup perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti

pertumbuhan otak, otot, sistem saraf, struktur tulang, hormon,

organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Pertumbuhan otak dan

kepala anak lebih cepat dari pada pertumbuhan organ yang lain,

pada usia 5 tahun otak mencapai ukuran otak orang dewasa,

dan otot lebih kuat dan berat. Ketrampilan motorik kasar dan

motorik halus meningkat secara dramatis selama masa awal

anak, yang mengakibatkan anak menjadi lebih aktif dan lebih

berani.

Keberhasilan anak dalam menghadapi tantangan fisik

mempunyai arti yang lebih luas bagi anak dan merasa berani

mencoba hal-hal lain yang mengembangkan kecerdasannya,

oleh karena itu pemenuhan kebutuhan fisk bagi anak sangat

diperlukan karena akan mempengaruhi pertumbuhan fisiknya.

Pemenuhan kebutuhan fisik dapat dilakukan dengan memenuhi

kebutuhan makanan, minuman, udara segar, gizi, istirahat, dan

semacamnya.

b). Perkembangan fisik masa akhir anak-anak (6-12 tahun)

Secara fisik anak sedang mengalami masa pertumbuhan,

jaringan lemak berkembang lebih cepat dari pada jaringan otot.

9
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

Masa dan kekuatan otot secara berangsung-angsur bertambah,

kaki semakin panjang dan tubuh semakin langsing.

Perkembangan motorik menjadi lebih halus dan lebih

terkoordinasi.

Bila orangtua menginginkan anaknya tumbuh normal dan

sehat dari sisi kejiwaannya, anak harus dihargai dan dilindungi

dari tindak kekerasan, baik kekerasan dalam bentuk fisik

maupun verbal, jangan mendidik anak secara budaya otoriter.

Perkembangan
2). Perkembangan kognitif.
kognitif
Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan dan atau

mengklasifikasi usia anak perkembangan kognitif. Diantaranya

adalah sebagai berikut.

a). Piaget (ahli psikologi perkembangan) berpendapat

bahwa perkembangan kognitif ini dibagi dalam 4 tahap: 14

a.Sensori Motor (usia 0-2 tahun): anak berfikir sebagai reaksi

stimulus sensoris

b.Pra-operasional (usia 2-7 tahun),

c.Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun).

d.Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas); anak mampu

berfikir deduktif-hipotetis dan berfikir kombinatoris.

14
John W Santrock. 1995.Live-Span Development (terjemahan). Penerbit Erlangga.

10
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

a). Perkembangan kognitif awal anak termasuk dalam stadium

pra operasional, dimana cara berfikirnya masih bersifat

egosentris, centralized, irraversable, kreatif, bebas dan penuh

imajinasi.pengetahuan tentang dunia luar meningkat, dan ada

keinginan kuat untuk belajar berbahasa dan bicara. Kosa kata

mengalami peningkatan pesat, pada usia 3 tahun sudah bisa

membentuk kalimat 6-8 kata. Anak juga banyak bertanya

tentang sesuatu yang dilihat/yang didengar. Yang diperlukan

anak seusia ini adalah melatih kemampuan fisik, kemampuan

berpikir, mendorong anak mau bergaul, dan mengembangkan

angan-angan, akan tetapi perlu diingat bahwa prestasi harus

selalu diusahakan, karena tidak dapat datang dengan

sendirinya. Untuk dapat merangsang rasa ingin tahu anak dapat

dilakukan dengan mengajak jalan-jalan, melihat gambar,

membaca buku, lewat dongeng atau cerita dan cara-cara lain

yang bisa mengembangkan imajinasinya.

b). Perkembangan kognitif masa akhir anak termasuk dalam

stadium operasional kongkrit,yaitu berfikir kongkrit, aspek

intelektualnya mulai berkembang lebih nyata tentang konsep

ruang dan waktu, ditandai dengan adanya konservasi dan

desentrasi yang besar yaitu mulai mengenal bentuk-bentuk dua

dan tiga dimensi, klasifikasi/penggolongan kelas warga-warna

dasar, simbol-simbol angka, matematika dan huruf, mampu

berfikir rasional, anak siap untuk mengerti operasi logis secara

11
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

reversibel, serta dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang

sistematis.

Ingatan anak menjadi kuat sekali, suka menghafal,

mengalami masa belajar, dan mulai memperhatikan sekeliling

dengan objektif namun masih dipengaruhi oleh khayalan.

Penambahan Kosa kata umum kurang teratur, pembentukan

kalinat semakin bertambah, dan pada usia 9-10 tahun kalimat

lebih singkat dan padat, dan dalam pengucapan kesalahan

sudah berkurang. Karena itu pengajaran bahasa membutuhkan

integrasi dari beberapa indera sekaligus dan mengajar anak

harus pada waktu yang tepat untuk mengajar dan anak siap

menerima pelajaran. sebab kemampuan berbahasa anak

dipengaruhi oleh biologis, faktor lingkungan bahasa dan

perkembangan kognitif/ kecerdasan.

Perkembangan 3). Perkembangan bahasa


bahasa
Kecakapan berbahasa merupakan kemampuan untuk

menyatakan buah pikiran dalam bentuk ungkapan kata/kalimat.

Perkembangan berbahasa anak umur 6 tahun dan seterusnya

menurut Myklebust15 (1964) anak berbahasa respsi visual

(membaca), dan ekspresi visual (mengeja-menulis). Karena itu

dalam pengajaran bahasa memburtuhkan integrasi dari

beberapa indera sekaligus. mengajar anak haruslah pada saat

15
John W Santrock. 1995.Live-Span Development (terjemahan). Penerbit Erlangga.

12
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

anak berada pada teachable moment, yaitu saat tepat untuk

mengajar, karena jika anak dalam keadaan tidak siap.

Kemampuan berbahasa anak dipengaruhi oleh biologis, faktor

lingkungan bahasa dan perkembangan kognitif/ kecerdasan.

Tabel 1. Perkembangan bahasa menurut Myklebust 16(1964)


Tahap Usia rata-rata (bulan) Karateristik
1 Lahir-9 bulan Anak mulai mendengar dan mengerti,
kemudian berkembanglah inner language
atau pengertian konseptual yang sebagian
besar non verbal.

2 9 bulan-12 bulan Anak mulai berbahasa reseptif auditorik;


belajar megerti apa yang dikatakan.

3 12 bulan-7 tahun Anak berbahasa ekpresif auditorik,


6 tahun dan termasuk persepsi auditorik kata-kata dan
seterusnya menirukan suara.

4 6 tahun-dan seterusnya Anak berbahasa represif visual(membaca)


Anak berbahasa ekpresif visual (membaca
dan menulis)
Tabel 2. Tahap-tahap perkembangan bahasa menurut Brown
Tahap Usia rata- Panjang Karateristik Kalimat yang
rata pengucapan lazim
(bulan) rata-rata diucapkan
(jumlah rata-
rata per
kalimat)
1 12-26 1,00-2,00 Perbendaharaan kata Bayi mandi
utamanya terdiri dari banyak
kata benda dan kata kerja
dengan sedikit kata sifat dan

 16
John W Santrock. 1995.Live-Span Development (terjemahan). Penerbit Erlangga.

13
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

kata keterangan; urutan kata


di perhatikan. Penggunaan
kata jamak; menggunakan
past tense, menggunakan
be,kata depan, beberapa
proposisi.

Mengunakan pertanyaan ya-


tidak, pertanyaan wh (who,
what, where);

2 27-30 2,00-2,50 mengguanakan kalimat Mobil maju


sanggahan dan kalimat berita. cepat

Meletakkan kalimat yang satu


3 di dalam kalimat yang lain.
31-34 2,50-3,00
Koodinasi antara kalimat- Letakkkan bayi
kalimat sederhana dan itu
4 hubungan-hubungan
35-40 3,00-3,75 proposional.
Itu mobil yang
ibu beli
5 untukmu
41-46 3,75-4,50

Ahmad dan
Rini itu
saudara

Perkembangan 4). Perkembangan emosi


emosi
Emosi adalah setiap kegiatan atau pengelolaan

pikiran,perasaan,nafsu setiap keadaan mental yang hebat dan

meluap-luap (Oxford English Dictionary). Emosi dapat terbentuk

oleh adanya komponen kognitif, komponen psikis, dan

komponen perilaku. Komponen kognitif termasuk perasaan

subjektif memiliki aspek-aspek evaluasi.

14
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

Pada tingkah laku emosi di tampakkan dari bahasa tubuh

dan perubahan air muka sedangkan emosi sebagai suatu peristiwa

psikis atau psikologis mengandung cirri-ciri sebagai berikut:

 lebih bersifat subjektif dari pada peristiwa psikologis lainnya,

seperti pengamatan dan berpikir

 bersifat fluktuatif (tidak tetap)

 banyak bersangkut paut dengan perisatiwa pengenalan panca

indera (syamsu yusuf, 2000)

Menurut Goleman17, 1998 ada lima wilayah kecerdasan

pribadi dalam bentuk kecerdasan emosional

 Kemampuan mengenali emosi diri.seorang

yang memiliki kepekaan yang tajam atas perasaan sendiri dan

mampu mengambil keputusan-keputusan secara mantap atas

pilihan pribadi seperti, memilih sekolah, tempat tinggal,

pekerjaan, jodoh, dsb adalah termasuk orang yang memiliki

kemampuan untuk mengenali emosinya. Kemampuan mengenali

emosi diri sering di sebut sebagai dasar dari kecerdasan

emosional.

 Kemampuan mengelola emosi. Kemampuan

individu yang mampu menahan dan mengendalikan emosinya

dan mampu menempatkan perasaannya dalam berbagai situasi.

17
Goleman Daniel, 1995. Emotional Intelligence, New York. Bantam Books.

15
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

 Kemampuan memotivasi diri. Kemampuan

seseorang yang mampu memotivasi diri untuk berbuat yang

terbaik dalam kehidupannya dan meraih prestasi yang tinggi.

 Kemampuan mengenali emosi orang lain.

Kemampuan yang berkaitan dengan hubungan dengan orang lain,

yang mampu mengenali orang lain dengan baik dan mampu

memahaminya seperti empati, afeksi, kasih sayang.

 Kemampuan membina hubungan.

Kemampuan seseorang untuk membina hubungan yang baik

dengan orang lain, menciptakan keharmonisan hubungan sosial

dan menciptakan ketrampilan sosial serta mampu bergaul secara

luas.

Emosi seesorang akan berjalan sesuai dengan

pertumbuhan usia. Pada masa awal Anak dilihat dari segi

emosionalnya masih bersifat egosentris. Pada saat-saat tertentu

anak ingin mengekspresikan emosinya dan perlu mendapatkan

perhatian yang tepat. Emosi anak akan berkembang dengan sehat

bila mana anak mendapat bimbingan secara tepat dengan penuh

kasih sayang.

Perkembangan emosi pada masa akhir anak. Masa ini

merupakan periode ketidakseimbangan, emosi anak meninggi

dan kadang sulit dihadapi, tetapi pada umumnya pada masa ini

relatif tenang. Emosi anak akan berkembang dengan sehat bila

mana anak mendapat bimbingan secara tepat dengan penuh kasih

16
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

sayang, dan keadaan fisik dan lingkungan mendukung

perkembangan emosi anak.

Perkembangan 5). Perkembangan sosial.


sosial
Proses-proses psikososial melibatkan perubahan-

perubahan dalam aspek perasaan, emosi, dan kepribadian

individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang

lain. Contoh: rasa percaya diri dan keberanian anak dalam

belajar, juga perkembangan hubungan pergaulan dengan teman,

agresivitas terhadap teman.

Menurut Erickson18 perkembangan Psycho-sosial atau

perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat

dibagi menjadi 8 tahap:

 Trust dan Mistrust (usia 0-1 tahun). Tahap pertama

kehidupan manusia adalah tahap pengembangan rasa percaya

diri.

Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat

memerlukan sentuhan dan pelukan

 Otonomi/Mandiri dan Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun)

masa pemberontakan anak.

 Inisiatif dan Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun)

anak akan banyak bertanya dalam segala hal

18
Monks dkk. 1994. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagaiannya. Yogyakarta;
Gadjah Mada Press.

17
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

 Industri/Rajin dan Inferioriti (usia 6-11 tahun)

Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah -

termotivasi untuk belajar.

Perkembangan sosial dimulai sejak anak lahir ke dunia,

seperti contohnya anak mengangis sebagai tanda pengenalan

interaksi sosial dan kontak dengan manusia di sekitarnya.

Kebutuhan sosial anak makin komplek, dan hubungan

sosialnya makin luas, perlu memahami orang dewasa selain

orang tua termasuk guru, anak sudah memerlukan teman sebaya,

terlihat pada usia 2 dan 3 tahun anak menunjukkan minat yang

nyata terhadap anak-anak lain dan juga mulai bermain asosiatif

dan bermain kooperatif, dan terkadang belajar bagaimana

kegiatan anak-anak lain mengadakan kontak sosial dan

bagaimana perilakuanya dalam berbagai situasi sosial.

Perkembangan sosial pada masa akhir kanak-kanak. Anak

semakin bersifat sosial, dan mulai bersosialisai dengan teman

secara gembira, membentuk kelompok dan menggabungkan diri

dalam salah satu kelompok tersebut. Anak menyesuaikan diri

dengan lingkungan sosial dan tinghkah lakunya dipengaruhi oleh

standar kelompoknya.

Perkembangan 6) Perkembangan kepribadian


kepribadian
Kepribadian merupakan “kualitas prilaku individu yang

tampak dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan

18
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

secara unik”19. Keunikan penyesuaian tersebut berkaitan dengan

aspek kepribadian itu sendiri yaitu karakter, temperamen, sikap,

stabilitas emosional, responsiblitas, sosialibilitas.

Penyesuaian yang sehat terhadap kepribadian20 ditandai

dengan a) mampu menilai diri secara realistik, b) mampu menilai

situasi secara spesifik, c) mampu menilai prestasi yang diperoleh

secara realistik, d) menerima tanggungjawab, e) kemandirian

(otonom), f) dapat mengontrol emosi, g) berorentasi tujuan,

berorentasi keluar (ekstrovert), h) penerimaan sosial, i) memiliki

filsafat hidup, j) berbahagia.

Sebaliknya penyesuaian yang tidak sehat terhadap

kepribadian dintandai dengan : a) mudah tersinggung, b)

menunjukkan kekhawatiran atau kecemasan, c) sering merasa

tertekan (stres atau depresi), d) sering bersikap kejam atau

senang menggaggu orang lain, e) ketidakmampuan untuk

menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah

diperingati atau dihukum, f) mempunyai kebiasaan berbohong, g)

hiperaktif, h) bersikap memusihi semua bentuk otoritas, i) senang

mengkritik atau mencemooh orang lain, j) sulit tidur, k) sering

mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan karena

organis), l) kurang kesadaran utntuk mentaai ajaran agama, m)

bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan, n) kurang

bergairah atau bermuram durja dalam menjalani kehidupan.

19
Abid Syamsudin Makmun, 1996, Psikologi Kependidikan, Bandung: Rosda Karya
20
Syamsu Yusuf LN, 2005, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Remaja
Rosdakarya, Halaman 126-138

19
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

Perkembangan 7) Perkembangan moral


moral
Moral merupakan adat-istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-

nilai atau tatacara kehidupan. Individu dalam kehidupanya

mengalami perkembangan moral.

Klasifikasi perkembangan moral menurut Abid Syamsudin

Makmun21 adalah :

a) prakovensional, pada tahap ini anak mengenal baik buruk,

benar salah suatu perbuatan dari sudut

konsekuensi/dampak/akibat yaitu bila menyenangkan

mendapat ganjaran, bila tidak menyenangkan mendapatkan

hukuman, atau enak tidaknya akibat perbuatan yang diterima,

b) konvensional, pada tahap ini anak memandang perbuatan itu

baik/benar, atau berharga bagi dirinya apabila dapat

memenuhi harapan/persetujuan keluarga, kelompok, bangsa.

Disini berekembang sikap konformitas, loyalitas, atau

penyesuaian diri terhadap keinginan kelompok, atau aturan

sosial.

c) Pasca konvensional, pada tingkat ini ada usaha individu

untuk mengartkan nilai-nilai atau prisip-prinsip moral yang

dapat diterapkan atau dilaksanakan terlepas dari otoritas

kelompok, pendukung, atau orang yang

memegang/menganut, prinsip-prinsip moral tersebut, juga

21
Abid Syamsudin Makmu, 1996, Psikologi Kependidikan, Bandung: Rosda Karya,

20
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

terlepas apakah individu yan bersangkutan termasuk

kelompok itu atau tidak.

Perkembangan 8) Perkembagan beragama


beragama
Beragama merupakan fitrah yang mengalami

perkembangan secara alamiyah dan ada yang berkembang sesuai

kehendak Allah. Secara umum kriteria kematangan dalam

kehidupan beragama22 adalah : a) memiliki kesadaran bahwa

setiap perilakunya (yang tapak dan bersembunyi) tidak terlepas

dari pengawasan Allah, b) mengamalkan ibadah ritual secara

ikhlas dan mampu mengambil hikmah dari ibadah tersebut dalam

kaitanya dengan kehidupan sehari-hari, c) memiliki penerimaan

dan pemahaman secara positif akan irama/romantika kehidupan

yang ditetapkan Allah, d) bersyukur pada saatmendapatkan

augerah baik dengan ucapan (hamdalah) ataupun perbuatan

(sodaqah, zakat), e) bersabar saat menerima musibah, f)

memperkokoh uhkuwah islamiyah dan insaniyah, g) senantiasa

mengakkan amar ma’ruf nahi munkar.

Tugas perkembangan menurut havighurst23 adalah tugas-


Tugas-tugas
perkembangan tugas yang muncul pada setiap periode perkembangan individu
anak
selama hidupnya. Timbulnya tugas perkembangan pada diri
seseorang juga sangat dipengaruhi oleh adanya kematangan fisik,
tuntutan kultur dari masyarakat, dan nilai serta aspirasi individu.
Individu yang mampu menyelesaikan tugas perkembangan dalam

22
Syamsu Yusuf LN, 2005, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Remaja
Rosdakarya, Halaman 145-46
23
Hurlock, E.B1997. Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. (Terjemahan Iswidanti, Soedjarwo dan Sijabat). Jakarta: Erlangga

21
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

periode perkembangan tertentu akan membuat individu bahagia


dan membentu individu untuk menyelesaikan tugas
perkembangan berikutnya. Namun jika individu tidak mampu
menyelesaikan tugas pada masa tertentu akan menghambat tugas
perkembangan berikutnya.
Menurut havighurst24 tugas-tugas perkembangan tersusun
menurut pola tertentu dan secara keseluruhan saling terkait.
Tugas-tugas perkembangan tersebut dibentuk oleh unsur-unsur
biologis, psikologis dan kultur yang ada pada diri dan lingkungan
individu.
Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-Kanak (0-5
Tahun) menurut Havighurst 25
1). Belajar berjalan
2). Belajar makan makanan padat.
3). Belajar berbicara.
4). Belajar mengontrol pembuangan kotoran dari diri sendiri (buang
air besar dan buang air kecil) yang lebih terkenal dengan istilah
toilet training.
5). Belajar membedakan jenis kelamin.
6). Mencapai kematangan fisik.
7). Membentuk konsep sederhana mengenai realitas sosial fisik.
8). Belajar berhubungan secara emosional dengan orang tua, saudara
kandung dan orang lain.
9). Belajar memahami yang baik dan yang buruk.
10). Perkembangan yang terjadi pada anak pra sekolah menurut
gunarso26
11). Perkembangan motorik dengan bertambah matangnya
perkembangan otak yang mengatur sistem syaraf

24
Ibid.
25
Hurlock, E.B1997. Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
(Terjemahan Iswidanti, Soedjarwo dan Sijabat). Jakarta: Erlangga. Hal 10
26
Gunarso.S.D 1986. Psikologi Perkembangan anak dan remaja. Jakarta Pusat: BPK Gunung
Mulia.hal. 11

22
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

(neuromaskuler) memungkinkan anak-anak usia dini ini lebih


lincah dan aktif bergerak.
12). Perkembangan bahasa dan berpikir. Anak akan berkembang
karena selain terjadi oleh pematangan dari organ-organ bicara
dan fungsi berpikir, juga karena lingkungan ikut membantu
mengembangkannya.
13). Perkembangan sosial. Dunia pergaulan anak menjadi bertambah
luas. Ketrampilan dan pengusaan dalam bidang fisik, motorik,
mental, emosi sudah lebih meningkat.
Tugas-tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak
(6-11 tahun) menurut Havighurst 27 adalah sebagai berikut:
1). Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan
yang umum
2). Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai
makhluk yang sedang tumbuh
3). Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
4). Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
5). Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca,
menulis, dan berhitung
6). Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari
7). Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata serta
tingkatan nilai
8). Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-
lembaga
9). Mencapai kebebasan pribadi
10). Tugas perkembangan anak menurut soesilowindradini28 adalah:
11). Belajar membedakan jenis kelamain
12). Membentuk konsep dari kenyataan sosial dan fisik yang
sederhana

27
Hurlock, E.B1997. Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
(Terjemahan Iswidanti, Soedjarwo dan Sijabat). Jakarta: Erlangga. Hal 10
28
Soesilowindradini. 1992. h. 90

23
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

13). Belajar menghubungkan dirinya secara emosional dengan orang


tua,saudara-saudara dan orang lain.
14). Belajar membedakan abtara yang benar dan salah dan
memperkembangkan kata hati.
15). Belajar ketrampilan fisik-fisik yang diperlukan untuk permaiana-
permaianan yang sederhada.
16). Bergaul dengan teman-teman sebaya
17). Memperkembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan
sehari-hari

Rangkuman
Masa anak merupaka periode perkembangan yang cepat

dan terjadinya perubahan dalam banyak aspek perkembangan.

Pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yang kuat

terhadap perkembangan berikutnya. Karena itu pengetahuan

Anda tentang perkembangan anak dapat membantunya

mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang

dihadapinya.

Disamping itu tiap individu memiliki tempo perkembangan

masing-masing dan berbeda antara satu individu dengan

individu lain. Artinya anak pada umur kalender yang sama

tidak selalu mencapai perkembangan yang sama, oleh karena

itu Anda sebagai petugas bimbingan perlu memberikan

bimbingan individual atau bimbingan kelompok.

Dalam masa perkembangan anak memiliki tugas-tugas

perkembangan. Apabila individu dapat menjalankan tugas

24
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

perkembangan, maka individu itu akan memperoleh

kepuasan (kebahagiaan) dan mempermudah dalam

melaksanakan tugas-tugas tersebut. Sebaliknya apabila

tugas perkembangan tidak dapat dilakukan dengan baik

oleh anak, maka yang bersangkutan akan mengalami

ketidakpuasan dan mempersulit atau mengganggu dalam

melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada masa

selanjutnya. Yang bersangkutan akan merasa rendah diri,

dikucilkan masyarakat dan seterusnya. Anda bertugas untuk

memahami kondisi ini.

Dalam masa perkembangan, individu mengalami

perubahan-perubahan. Perubahan fisik maupun psikis, Anda

sebagai guru pembimbing perlu membantu memahamkan

kondisi ini atau mengalami kesulitan. Kesulitan ini terutama

menyangkut emosinya. Dalam kenyataannya tidak semua

anak mampu mengatasi kesulitan yang sedang dialami

dengan baik. Dalam keadaan demikian agar anak dapat

memecahkan kesulitan yang dihadapi Anda sebagai

pembimbing, disamping dari orang tuanya maupun di sekolah

dari guru serta oleh konselor dan staf yang lain.

Pengaruh hereditas dan lingkungan sama-sama bagi

pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan

perkembangan dapat terhambat oleh faktor lain misalnya

kurang gizi, akan tetapi juga dapat dipercepat dengan berbagai

25
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

rangsangan. Rangsangan dapat dilakukan dengan menciptakan

lingkungan fisik, sosial, serta lingkungan psikis yang sebaik-

baiknya. Karena itu bimbingan konseling perlu membantu anak

didik secara optimal dengan memperhatikan segi bawaan dan

lingkungan.

Perkembangan dan pertumbuhan akan berlangsung dalam

lingkungan. Manusia sebagai makhluk sosial akan memerlukan

orang lain untuk berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan

lingkungan/bersosialisasi. Dengan sosialisasi yang baik akan

membuat individu melaksanakan tugas perkembangan dengan

baik pula.

Tugas

1. Dalam konsep perkembangan, muncul konsep-konsep lain yang

saling terkait.

Di dalam kelompok kecil lakukan diskusi di dalam kelompok itu

dengan menyelesaikan tugas sebagai berikut.

a. Isilah tabel berikut berdasarkan pengamatan Anda terhadap Anda

sendiri atau saudara/teman Anda

Konsep Contoh peristiwa masa Kesimpulan


lalu/saat ini
Perkembangan
Pertumbuhan
Perubahan
Kematangan

26
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

b. Rumuskan definisi dari perkembangan, pertumbuhan, perubahan

dan kematangan berdasarkan jawaban Anda dari hasil diskusi? Apakah

persamaan konsep tersebut? Apa Perbedaannya (jika ada)?Apakah

masing-masing merupakan bagian dari konsep lain?

2. Setiap anak mengalami aspek perkembangan fisik, kognitif, emosi,

bahasa dan sosial, kepribadian, moral dan beragama.

a. Diskusikan dalam kelompok kecil. Bagaimana akibatnya apabila

salah satu aspek tidak mengalami perkembangan? Apakah ada

peristiwa atau contoh anak yang Anda ketahui mengalami hal ini.

b. Dalam kelompok besar. Bandingkan hasil diskusi kelompok Anda

dengan kelompok yang lainya.

RUJUKAN

Abid Syamsudin Makmun, 1996, Psikologi Kependidikan, Bandung: Rosda Karya

Chaplin, J.P., Dictionary of Psychology, terje. Kartini Kartono, 2002, (cet.ke-8),


Jakarta: Raja Grafindo Persada
Depdiknas Balitbang Pusat Kurikulum, 2002, kurikulum berbasis Kompetensi
Untuk Tamak Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah,
Kebijakan Kurikulum, BAB III Pelaksanaan Kurikum Berbasis Kompetensi,
Deswita, 2005, Psikologi perkembangan, bandung: Remaja Rosdakarya

Goleman Daniel, 1995. Emotional Intelligence, New York. Bantam Books.

Gunarso.S.D 1986. Psikologi Perkembangan anak dan remaja. Jakarta Pusat: BPK
Gunung Mulia

Hurlock, E.B.1997. Terje. Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Iswidanti, Soedjarwo dan Sijabat. Jakarta: Erlangga.

27
Mu’awanah, E & Hidayah R (2012). Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara (ISBN 978-979-010-596-6)

John W Santrock. 1995.Live-Span Development (terjemahan). Penerbit Erlangga.

Kartini kartono, 1995, Psikologi Anak, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Monks 1994. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagaiannya.


Yogyakarta; Gadjah Mada Press

Munandir, 2007, Tentang Perkekmbangan, Malang : tidak diterbitkan

Sinolungan, 1997, Perkembangan Peserta Didik, Jakrta :Gunung Agung

Syamsu Yusuf LN, 2005, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung :
Remaja Rosdakarya

Soesilowindradini. 1992. Psikologi Perkembangan (Masa Remaja), Surabaya:


Usaha Nasional

28

Anda mungkin juga menyukai