Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK MASA SMP DAN IMPLIKASINYA

DALAM PEMBELAJARAN PAI


Afgi Febian Suparman, S.Pd

Pendahuluan
Perkembangan anak adalah sesuatu yang kompleks. Artinya, banyak faktor
yang turut berpengaruh dan saling berkaitan dalam berlangsungnya proses
perkembangan anak. Perkembangan merupakan perpaduan dari proses-proses
biologis, kognitif, dan psikososial.

Ini berarti bahwa perkembangan berlangsung secara utuh dalam aspek yang
ada dalam diri manusia. Dengan kata lain, setiap aspek perkembangan itu
tidak berkembang sendiri-sendiri.

Secara fisik, anak-anak dalam usia sekolah mempunyai karakteristik tersendiri


yang berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Karakteristik perkem
bangan fisik ini perlu di pelajari dan di pahami oleh para guru dan calon guru karena
akan memiliki implikasi tertentu bagi penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal
ini diasumsikan bahwa aktivitas aktivitas anak termasuk aktivitas belajar dan
aktivitas-aktivitas mental lainnya, akan banyak dipengaruhi oleh kondisi fisiknya.
Selain dari itu harus diyakini bahwa pertumbuhan fisik anak dapat memberikan pe
ngaruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan.

Masa remaja adalah suatu masa perkembangan yang ditandai adanya proses p
erubahan dan kondisi “entropy” ke kondisi “negentropy”. Entropy adalah suatu
keadaan dimana kesadaran (pengetahuan juga perasaan) manusia belum tersusun
rapih sehingga belum berfungsi maksimal. Sedangkan negentropy adalah suatu
keadaan dimana kesadaran tersusun urut.

Masa remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak dengan masa
dewasa. Lazimnya masa remaja dimulai saat anak secara seksual menjadi matang
dan berakhir saat mencapai usia matang tersebut. Masa remaja ini terjadi beberapa
perubahan atau perkembangan yang terjadi antara lain perkembangan fisik, perke
mbangan emosional dan perkembangan seksual.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke jenjang
kedewasaan kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahan-
perubahan sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

Pengertian Perkembangan
Secara sederhana, Seifert & Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan
sebagai “long-term changes in a person’s growth, feelings, patterns of thinking,
social relationship, and motor skills”.

Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai: (1)


Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir
sampai mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari
bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau
kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.1

Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan


kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”.
Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya
(maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan,
baik yang menyangkut fisik maupun psikis.2

Konsep Dasar Perkembangan


1. Pertumbuhan (growth). Perubahan yang bersifat kuantitatif baik perubahan
secara alamiah maupun hasil belajar.
2. Kematangan (maturation). Perubahan kualitatif fungsi psiko fisik organisme
dari tidak siap menjadi siap melakukan fungsinya. perubahannya alamiah
dan hasil belajar.
3. Belajar (Learning). Perubahan perilaku sebagai akibat pengalaman,
disengaja, bertujuan/terarah baik secarakualitatif maupun kuantitatif.

1
Dra. Desmita, M. Si., Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung, PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2009), hlm. 8
2
Prof. Dr. M. Djawad Dahlan, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung, PT
REMAJA ROSDAKARYA, 2019), hlm. 15
4. Latihan (exercise). Perubahan prilaku yang bersifat mekanistis dan lebih
banyak menyentuh aspek psikomotor organisme sebagai akibat
pengalaman, disengaja, bertujuan/terarah baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.3

Pengertian Peserta Didik


Dalam paradigma Pendidikan Islam, peserta didik merupakan orang yang
belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu
dikembangkan. Disini, peserta didik merupakan makhluk Allah yang memiliki
fitrah jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk
, ukuran, maupun pertimbangan pada bagian-bagian lainnya. Dari segi ruhaniah, ia
memiliki bakat, memiliki kehendak, perasaan, dan pikiran yang dinamis dan perlu
dikembangkan. Berikut ini akan diuraikan pengertian peserta didik dari sudut
pandang Pendidikan Islam, yaitu:

a. Muta'allim

Muta'allim adalah orang yang sedang diajar atau orang yang sedang belajar.
Muta'allim erat kaitannya dengan mu'allim karena mu'allim adalah orang yang
mengajar, sedangkan muta'allim adalah orang yang diajar Kewajiban menuntut
ilmu atau belajar sesuai dengan dengan firman Allah SWT:

َ ۡٓ ٓ ۡ ‫َۡ ۡ َ ۡ ٓ أ َ ۡ َ ذ‬ ُّ ‫َ ا‬ ‫َ َ َۡ َ َۡ ََۡ َ ا‬
ٓ‫سلو ٓأل ٓٱلِك ِٓر ٓإِن ٓكنتم َّٓل‬ ِ ‫ومآ ٓأرسلنا ٓقبلك ٓإَِّل ٓرِجاَّل ٓن‬
ٓ ‫وِح ٓإَِل ِهمۖۡ ٓف‬

َ َ َ
ٓ ٓ٧ٓ‫ت ۡعل ٓمون‬

Artinya: “Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad),


melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu
kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang

3
Dra. Desmita, M. Si., Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung, PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2009), hlm. 10-15
yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui”. (Q.S. A;-Anbiyaa:
7).

b. Mutarabbi

Mutarabbi adalah orang yang dididik dan orang yang diasuh dan orang yang
dipelihara. Defenisi Mutarabbi adalah lawan dari defenisi murabbi yaitu
pendidik, pengasuh. Sedangkan mutarabbi adalah yang dididik dan diasuh.

c. Muta'addib

Muta'addib adalah orang yang yang diberi tata cara sopan santun atau orang
yang dididik untuk menjadi orang yang baik dan berbudi. Muta'addib juga berasal
dari muaddib yang artinya mendidik dalam hal tingkah laku peserta didik. Jadi,
muta’addib adalah orang yang diberi pendidikan tentang tingkah laku.4

Anak didik adalah sasaran pendidikan. Pihak yang dididik, diarahkan, dipimpin
dan diberi anjuran-anjuran norma norma dan bermacam-macam llmu pengetahuan
dan keterampilan atau dikatakan juga pihak yang dihumanisasikan. Anak adalah
orang yang senantiasa mengalami perkembangan sejak terciptanya sampai
meninggal. Adapun perkembangan itu sendiri adalah perubahan yang terus menerus
yang menyangkut diri anak atau dengan Pendidik dalam hal ini hendaklah selalu
memberikan bimbingan secara terartur memberikan perlindungan dan harus sabar
serta tekun dan juga memberikan bimbingan sesuai dengan perkembangan yang
sedang dialami oleh anak.

Definisi Anak SMP


Secara umum remaja dapat didefinisikan sebagai suatu tahap perkembangan p
ada individu, dimana remaja mengalami perkembangan biologis, psikologis, moral
dan agama. Remaja juga merupakan pola identifikasi dari anak-anak menjadi
dewasa. Dapat dikatakan juga, bahwa remaja adalah masa transisi dari periode
anak-anak menuju dewasa.

4
Salminawati, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Perdana Muliana Sarana, 2011), h.
139-140
Untuk memudahkan identifikasi, biasanya masa remaja dibatasi oleh waktu
tertentu, WHO membagi 2 tahap usia remaja yaitu:

 Remaja Awal : 10-14 tahun


 Remaja akhir : 15-20 tahun

Oleh karena itu, anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategor
ikansebagai anak usia remaja awal. Pada umumnya ketika usia Sekolah Menengah
Pertama (SMP) adalah masa remaja awal setelah mereka melalui masa-
masa pendidikan Sekolah Dasar. Remaja awal ini berkisar antara umur 10-14 tahun.

Menurut Syamsul Yusuf (2004) masa usia Sekolah Menengah bertepatan


dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian
karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukan
dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa remaja awal atau
masa puber adalah periode unik dan khusus yang ditandai dengan perubahan-
perubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang
kehidupan.

Karakteristik Perkembangan Anak SMP


Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia
sekolah menengah pertama (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-
14 tahun). Terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol pada anak usia SMP ini,
yaitu:

1. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.


2. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
3. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan
keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan
kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
4. Senang membandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika atau norma dengan
kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
5. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat
kemurahan dan keadilan tuhan.
6. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
7. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap prilaku diri sendiri
yang sesuai dengan dunia social.
8. Kecenderungan minat dan pilihan karir relative sudah lebih jelas. 5

Sebagai upaya memahami mekanisme perkembangan intelektual, Piaget


menggambarkan fungsi intelektual kedalam tiga persfektif, yaitu:

1) Proses mendasar bagaimana terjadinya perkembangan kognitif (asimilasi,


akomodasi, dan equilibirium);
2) Cara bagaimana pembentukan pengetahuan;
3) Tahap-tahap perkembangan intelektual.

Berikut ini disajikan perkembangan yang sangat erat kaitannya dengan


pembelajaran, yaitu perkembangan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.

Aspek-aspek Perkembangan Anak SMP


Perkembangan anak memiliki beberapa aspek,yaitu sebagai berikut:

1. Aspek Kognitif
Periode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu yang lebih kurang sama dengan
usia peserta didik SMP, merupakan ‘period of formal operation’. Pada usia ini,
yang berkembang pada peserta didik adalah kemampuan berfikir secara simbolis
dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (meaningfully) tanpa memerlukan
objek yang konkrit atau bahkan objek yang visual. Peserta didik telah memahami
hal-hal yang bersifat imajinatif. Implikasinya dalam pembelajaran, bahwa belajar
akan bermakna kalau input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat peserta
didik. Pembelajaran akan berhasil kalau penyusun silabus dan guru mampu
menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan harapan serta karakteristik
peserta didik sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat maksimal.

5
Dra. Desmita, M. Si., Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung, PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2009), hlm
2. Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui
oleh guru. Perkembangan aspek psikomotor juga melalui beberapa tahap. Tahap-
tahap tersebut antara lain:

1) Tahap kognitif

Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Ini
terjadi karena peserta didik masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan
gerakan-gerakannya. Dia harus berpikir sebelum melakukan suatu gerakan.

2) Tahap asosiatif

Pada tahap ini, seorang peserta didik membutuhkan waktu yang lebih pendek
untuk memikirkan tentang gerakan-gerakannya. Dia mulai dapat mengasosiasikan
gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini
masih dalam tahap pertengahan dalam perkembangan psikomotor.

3) Tahap otonomi

Pada tahap ini, seorang peserta didik telah mencapai tingkat otonomi yang
tinggi. Proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia tetap dapat
memperbaiki gerakan-gerakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap otonomi
karena peserta didik sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan
gerakan-gerakan.

3. Aspek Afektif
Keberhasilan proses pembelajaran juga ditentukan oleh pemahaman tentang
perkembangan aspek affektif peserta didik. Ranah affektif tersebut mencakup
emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pemahaman terhadap
apa yang dirasakan dan direspon, dan apa yang diyakini dan diapresiasi merupakan
suatu hal yang sangat penting dalam teori pemerolehan bahasa kedua atau bahasa
asing. Faktor pribadi yang lebih spesifik dalam tingkah laku peserta didik yang
sangat penting dalam penguasaan berbagai materi pembelajaran, yang meliputi:
1) Self-esteem, yaitu penghargaan yang diberikan seseorang kepada dirinya
sendiri.
2) Inhibition, yaitu sikap mempertahankan diri atau melindungi ego.
3) Anxiety (kecemasan), yang meliputi rasa frustrasi, khawatir, tegang, dsbnya.
4) Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan suatu kegiatan.
5) Risk-taking, yaitu keberanian mengambil risiko.
6) Empati, yaitu sifat yang berkaitan dengan pelibatan diri individu pada
perasaan orang lain.

Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan


semakin teratur dan semakin abstrak cara berfikirnya. Guru harus memahami tahap-
tahap perkembangan kognitif, psikomotorik, dan afektif peserta didiknya, agar
ketika mendesain dan melaksakan proses pembelajaran sesuai dengan tahap
perkembangan yang telah dijelaskan diatas. Sehingga dapat tercipta proses
pembelajaran yang bermakna (meaningfully).

Pertumbuhan Anak Usia SMP


Pertumbuhan fisik:

1) Masa transisi
2) Perkembangan hormonal (karakteristik seks primer: alat kelamin pada laki-
laki dan Rahim pada wanita).
3) Masa pubertas perubahan ukuran tubuh proposi tubuh (kaki,tangan lebih
panjang dibandingkan dengan tubuh).
4) Kematangan seksual.

Perubahan ukuran tubuh antara lain:

1) Tinggi badan

Bagi perempuan pertumbuhan tinggi badan sebelum haid rata-rata 5 inchi pertahun
namun setelah haid menurun 1 inchi pertahun dan berhenti usia 18 tahun. Bagi laki-
laki usia pertumbuhan meningkat pesat dimulai pada umur 13 tahun, mencapai pu
ncak pada usia 14 tahun dan melambat pada usia 15 tahun.
2) Berat Badan

Bagi anak perempuan perubahan berat terjadi sebelum dan sesudah haid
pertama,selanjutnya hanya bertambah sedikit. Anak laki-laki mengalami puncak
pertambahan berat badan pada usia 16 tahun.

3) Ciri Primer
a) Laki-laki

Pada laki-laki ditandai dengan membesarnya ukuran organ reproduksi luar.


Membesarnya organ ini untuk reproduksi dan diawali pertama kali dengan
mimpi basah

b) Perempuan

Pada perempuan ditandai dengan membesarnya ukuran daerah perut yang


berada tepat di atas kemaluan karena membesarnya ukuran organ reproduksi di
dalamnya, dan ditandai dengan menstruasi pertama kali.

4) Ciri Sekunder

No Laki-laki Perempuan
1 Timbulnya rambut pada bagian- Timbulnya rambut pada bagian-
bagian tertentu (ketiak, alat kelami bagian tertentu (ketiak, alat kelamin)
n,wajah)
2 Kulit kasar, tidak jernih, pucat dan Kulit menjadi lebih kasar, tebal, pucat
pori-pori meluas dan lubang pori-pori bertambah besar
3 Kelenjar lemak memproduksi Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
minyak dalam kulit semakin mem menjadi lebih aktif. Sumbatan
besar dan menjadi aktif kelenjar lemak dapat menyebabkan j
sehingga menimbulkan jerawat. erawat. Kelenjar lemak di ketiak
Kelanjar keringat di mengeluarkan banyak keringat dan b
ketiak mulai berfungsi dan keringa aunya menusuk sebelum dan selama
t bertambah banyak masa haid.
4 Otot bertambah besar dan kuat Otot semakin besar dan kuat sehingga
sehingga memberi bentuk bagi member bentuk pada bahu, lengan
lengan, tungkai kaki dan bahu. dan tungkai kaki
5 Suara berubah setelah rambut Suara lebih penuh dan merdu
kemaluan timbul. Suara menjadi
serak dan menggema
6 Dada bidang dan payudara rata Dada menyempit dan payudara besar
7 Pinggul kecil dan sempit Pinggul lebar dan bulat sebagai akiba
tmembesarnya tulang pinggul dan be
rkembangnya lemak bawah kulit

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anak Usia SMP


1. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap


berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi
dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi
sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian
anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi
dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.

2. Kematangan

Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis
sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima
nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping
itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.

3. Status Sosial Ekonomi Kehidupan

Sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam


masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah
ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat


pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan
warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa
yang akan datang.

5. Kapasitas Mental Emosi dan Intelegensi

Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti


kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi
perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan
intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika
perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan
perkembangan sosial anak.

Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Kehidupan Siswa


Pendidikan merupakan agen perubahan yang signifikan dalam pembentukan
karakter dan pendidikan Agama Islam menjadi bagian dari proses tersebut, namun
pada kenyataanya pendidika agama Islam hanya menjadi materi di sekolah atau
hanya sebatas bahan ajar tanpa adanya pengaplikasian di kehidupan sehari-hari.
Sehingga fungsi pendidikan agama islam sebagai pembentuk akhlak tidak berjalan
dengan baik.

Tujuan utama dari pembelajaran PAI adalah pembentukan kepribadian pada


diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan pola pikirnya dalam kehidupan
sehari-hari, maka pembelajaran PAI tidak hanya menjadi tanggung jawab guru PAI
seorang diri, tetapi dibutuhkan dukungan dari seluruh yang ada di sekolah,
masyarakat dan lebih penting lagi adalah orang tua. Sekolah harus mampu
mengkoordir serta mengkomunikasikan pola pembelajaran PAI terhadap beberapa
pihak yang telah disebutkan sebagai sebuah rangkaian komunitas yang saling
mendukung dan menjaga demi terbentuknya siswa berakhlak dan berbudi pekerti
luhur. (Ainah, Nur, 2013)
Pendidikan agama Islam melalui pembelajaran aqidah dapat membentuk
karakter religious pada siswa. Dengan pemahaman yang baik siswa diharapkan
mampu menerapkan di kehidupan mereka sehari-hari yang akan mengantarkan
terbentuknya siswa yang berkepribadian, agamis dan berpengetahuan tinggi. Jelas
ini merupakan dampak yang sangat baik bagi siswa apabila mampu menerapkan
materi Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan mereka.

Kesimpulan
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan
kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”.

Dalam paradigma Pendidikan Islam, peserta didik merupakan orang yang


belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu
dikembangkan.

Perkembangan anak memiliki beberapa aspek,yaitu sebagai berikut: (1) Aspek


Kognitif, (2) Aspek Psikomotor, (3) Aspek Affektif.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anak Usia SMP : (1) Keluarga, (2)


Kematangan, (3) Status Sosial Ekonomi Kehidupan, (4) Pendidikan, (5) Kapasitas
Mental Emosi dan Intelegensi

Tujuan utama dari pembelajaran PAI adalah pembentukan kepribadian pada


diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan pola pikirnya dalam kehidupan
sehari-hari, maka pembelajaran PAI tidak hanya menjadi tanggung jawab guru PAI
seorang diri, tetapi dibutuhkan dukungan dari seluruh yang ada di sekolah,
masyarakat dan lebih penting lagi adalah orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dra. Desmita, M. Si., Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung,
PT REMAJA ROSDAKARYA, 2009),
2. Prof. Dr. M. Djawad Dahlan, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,
(Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA, 2019),
3. Dra. Desmita, M. Si., Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung,
PT REMAJA ROSDAKARYA, 2009),
4. Salminawati, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Perdana Muliana
Sarana, 2011), h. 139-140
5. Dra. Desmita, M. Si., Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung,
PT REMAJA ROSDAKARYA, 2009),

Anda mungkin juga menyukai