Anda di halaman 1dari 25

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Nama : Fara Nurdiani

NIM : 5404419006

Prodi : Pendidikan Tata Boga

Materi : Hakikat Psikologi Pendidikan dan Pendidik sebagai Agen Pembelajaran

Tanggal : 14 September 2020

Hakikat Psikologi Pendidikan dan Pendidik sebagai Agen Pembelajaran

Beberapa definisi tentang Psikologi

Menurut Wundt, Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari pengalaman-pengalaman


yang muncul pada manusia (perasaan panca indera, pikiran, feeling, dan kehendak). Menurut
Watson, Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku yang tampak (lahiriyah),
yang dapat diamati secara objektif terhadap stimulus dan respon.

Secara umum, psikologi merupakan displin ilmu yang mempelajari lebih dalam mengenai
mental pikiran dan pikiran manusia.

Beberapa kajian dalam psikologi yang berkembang sampai saat ini:

1. Psikologi perkembangan

Mempelajari tentang perkembangan individu/manusia dari sejak lahir hingga tua.

2. Psikologi Sosial
Berkaitan dengan kajian tentang individu dalam konteks sosial.

3. Psikologi Industri dan Organisasi

Kajian psikologi pada Perilaku individu dalam industri dan organisasi.

4. Psikologi klinis

Mempelajari tentang abnormalitas perilaku manusia.

5. Psikologi Pendidikan

Kajian psikologi dan latar pembelajaran individu.

Psikologi Pendidikan

1. Glover dan Ronning (1987)

Mengkaji topik tentang perkembangan, perbedaan individu, pengukuran, belajar dan


motivasi manusia.

2. Huitt (2001)

Merupakan displin ilmiah untuk memahami proses pembelajaran dan belajar yang terjadi
dilingkungan formal dan mengembangkan cara-cara memperbaiki prosedur dan kegiatan belajar-
mengajar.

Dalam konteks penyelenggaraan pembelajaran terdapat komponen utama yang penting


dalam penyelenggaraan pembelajaran yaitu guru yang profesional. Berkaitan dengan guru
profesional dalam menyelenggarakan pembelajaran maka ada tahapan yang harus dilalui yaitu.

1. Sebelum Pembelajaran

A. Menetapkan tujuan pembelajaran

Untuk membantu peserta didik untuk mendapatkan pembelajaran yang diinginkan.

B. Menentukan karakteristik peserta didik


Berkaitan dengan kapasitas, kemampuan dan karakteristik peseta didik karena karakteristik
peserta didik berbeda-beda.

2. Sebelum dan selama pembelajaran

Memahami dan mendaya gunakan proses belajar serta cara-cara memotivasi belajar peserta
didik. Hal itu akan berpengaruh terhadap tahapan pembelajaran sehingga guru dapat memilih
strategi pembelajaran yang tepat.

3. Setelah pembelajaran

Memilih dan menggunakan teknik-teknik penilaian pembelajaran.

Kompetensi Guru Profesional

PP No. 19 Tahun 2005, tentang standar Nasional dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen, bahwa pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani, dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.

Menurut UU No. 14 Tahun 2005, Guru adalah pendidikan profesional dengan tugas
utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik.

Berikut merupakan 4 kompetensi pendidik :

1. Kompetensi Pedagogik

Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman


terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Secara spesifik, kompetensi pedagogik dijabarkan pada beberapa hal yaitu.

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan
intelektual.

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.


c. Menguasai kurikulum yang berkaitan dengan bidang pengembangan yang diampu.

d. Terampil melakukan kegiatan pengembangan yang mendidik.

e. Menfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelengaraan kegiatan


pengembangan yang mendidik.

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai


pontensi yang dimilkinya.

g. Berkomunikasi secara efektif,empatik,dan santun dengan peserta didik.

h. Terampil melakukan penilaian dan evaluasi proses daan hasil belajar.

i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

2. Kompetensi Profesional

Merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
standar nasional.

Kompetensi Profesional dijabarkan pada beberapa hal, yaitu.

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
yang diampu.

b. Menguasai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan


yang diampu.

c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan


mengembangkan diri.

3. Kompetensi Kepribadian
Merupakan kemampuan yang berkaitan dalam performa pribadi seorang pendidik, seperti
berpribadi mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak.

Kompetensi Kepribadian dijabarkan pada beberapa hal, yaitu.

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hokum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik
dan masyarakat.

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi pendidik, dan
percaya diri.

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi pendidik.

4. Kompetensi Sosial

Merupakan kemampuan berkomunikasi bergaul secara efektif dengan peserta didik,


sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Kompetensi Sosial dijabarkan pada beberapa hal, yaitu.

a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status social ekonomi.

b. Berkomunikasi secara efektif, empitik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarkat.

c. Beradaptasi ditempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki


keragaman sosial budaya.

d. Berkomunikasi dengan komunikasi profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan
atau bentuk lain.
Materi : Hakikat Perkembangan dan Resume Film The Human Body

Hakikat Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu
organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi terjadi berdasarkan proses pertumbuhan,
kematangan dan belajar. Istilah pertumbuhan dimaksudkan bagi pertumbuhan dalam ukuran-
ukuran badan dan fungsi-fungsi fisik. Kemudian istilah perkembangan dimaksudkan sebagai
perubahan yang mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang
tampak.

Prinsip-prinsip perkembangan

- Perkembangan berlangsung sepanjang hayat.


- Perkembangan bersifat multidimensional dan multidireksional
- Perubahan mengacu pada perolehan dan kehilangan
- Perkembangan itu bersifat lentur.
- Perkembangan berada dalam latar tertentu dan historik

Resume Film The Human Body (Anak-Anak)

Film human body ini menceritakan tentang perkembangan manusia dari lahir hingga
balita. Dari kecil hingga hari pertama sekolah. Hal ini merupakan empat tahun prestasi. Langkah
pertama, bayi dalam rahim ibu keluar. Proses kelahiran yang dijalani seorang ibu merupakan
proses paling menegangkan. Karena ketika jaman belum modern dalam proses persalinan
tersebut 1 dari 20 anak meninggal ketika proses tersebut. Dalam persalinan, ibu sekuat tenaga
memberikan kontraksi kepada bayi agar cepat keluar dari rahim. Setelah bayi lahir, banyak
perbedaan yang dialami sang bayi diantaranya perbedaan suhu antara di rahim dan di dunia.
Anak mulai beradaptasi dengan lingkungan baru. Dalam perkembangannya, tiap bulan bayi
mengalami perkembangan yang sangat pesat baik itu secara fisik maupun kecerdasan merespon
sesuatu. Berat badan bayi melonjak tiga kali lipat dibandingkan ketika bayi. Perlahan-lahan
rangsangan dari luar mulai direspon, mulai melihat, mulai membalas senyum sang ibu. Ketika
tujuh bulan sudah mulai merangkak,sembilan bulan mulai berdiri serta gigi mulai tumbuh. Bayi
mulai belajar mengucapkan kata-kata. Dan seterusnya hingga mencapai usia satu tahun. Dalam
periode ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat.
Tahap selanjutnya yaitu anak berusia satu tahun. Anak dirayakan ulang tahun, dengan
adanya kue tart dalam perayaan tersebut membuat anak memiliki pengalaman baru terhadap
suatu makanan. Anak mulai belajar berjalan. Selain berjalan anak juga harus belajar bahasa yang
akan digunakan dalam menerangkan keinginannya. Tahap selanjutnya ketika berusia dua tahun.
Dalam tahap ini anak belajar kosakata hampir sepuluh kata per hari. Mulai belajar pengalaman-
pengalaman baru. Serta belajar pengenalan diri melalui cermin. Anak belajar hingga ia
memasuki usia sekolah.

 
Resume Film The Human Body (Masa Pubertas)

            Film human body ini menceritakan tentang perkembangan manusia. Perkembangan yang
ditayangankan berupa perkembangan fisik. Film ini bercerita tentang perubahan besar tubuh
manusia selama masa pubertas. Pubertas merupakan suatu fase perubahan yang signifikan dalam
diri seseorang. Fase dimana seseorang berubah dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Masa
pubertas terdiri dari perubahan fisik (biologis) dan psikologis. Tak jarang perubahan tersebut
menimbulkan ketidaknyamanan atau ketidaksiapan dalam diri individu tersebut.  Pubertas
merupakan periode singkat yang sangat menjadi penentu atau batu loncatan ke tahap dewasa
awal. Sebuah fase dimana digambarkan dalam film tersebut seperti roler coaster, up and
down. Selama periode ini anak yang sedang berkembang mengalami berbagai perubahan dalam
tubuh, perubahan dalam status termasuk penampilan, pakaian, milik, jangkauan pilihan, dan
perubahan dalam sikap terhadap seks dan lawan jenis. 

Pengendalian dari segi biologis sangat berperan, dalam hal ini adalah hormon. Hormon
sangat berperan dalam masa-masa pubertas.  Memiliki kecenderungan untuk meninggalkan zona
nyaman (masa kanak-kanak) ke masa remaja dimana sudah mulai terlihat perbedaan fisik.
Remaja mencari jati dirinya dengan cara mencari hal-hal yang baru. Rasa ingin tahu tinggi. Ingin
dianggap dewasa tanpa lepas perlindungan dari orang tua. 
            Manusia itu memang sangat unik jika dilihat dari masa kanak-kanaknya. Tubuh
memisahkan perjalanan dari bayi menuju ke kematangan seksualnya. Meskipun belajar memang
sangat penting, ada saat dimana tubuh kita harus melakukan sesuatu. Kita tidak tahu apa yang
memutuskan kapan itu terjadi. Semua itu otaklah yang mengendalikannya.
            Kita sering berilusi bahwa kita yang mengendalikan tubuh kita, tapi sebenarnya tubuh
kitalah yang mengendalikan kita. Hormon akan memerintah kita untuk membuat kita berubah,
mereka memerintah otot dan tulang menjadi lebih besar dan kuat. Hormon itupun juga akan
menumbuhkan rambut ditempat tertentu.Hormon pun juga akan mempengaruhi otak kita juga,
membuat kita berpikir tentang hal-hal baru dan akhirnya kita memikirkan hal itu dengan cara
baru. Masing-masing hormon mempunyai pesan yang berbeda-beda. Seperti contohnya adalah
hormon adrenalin yang membuat kita berlari cepat untuk waktu sebentar. Akan tetapi hormon
pubertas mengubah kehidupan kita selamanya. Meski jumlah hormon sangat sedikit, tetapi akan
membuat perubahan yang sangat besar.
            Akibat dari pendewasaan adalah kebingungan yang tak teridentifikasi, namun
memberikan kematangan fisik, emosional, dan seksual. Ketika tubuh perempuan mengalami
perubahan bentuk yang tak terlihat, namun perubahan penting terjadi dalam tubuhnya. Bukan
saja menghasilkan hormon yang mendorong pubertas tapi juga berisi sel telur. Anak laki-laki
juga tumbuh lebih cepat pada masa pubertas. Semua perubahan yang mereka alami terdorong
oleh hormon seksnya testosteron, hormin ini diproduksi oleh testis. Begitu pubertas dimulai,
testis mulai tumbuh. Laki-laki dan perempuan memiliki periode pertumbuhan yang berbeda.
Definisi remaja sendiri pun beragam menurut para ahli. Namun,menurut Hurlock (1981)
remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Definisi tersebut sesuai dengan kasus
seperti di film. Dari contoh yang didapat melalui film tersebut, ada dua objek pengamatan, yaitu
laki-laki dan perempuan. Tentunya terdapat perbedaan dalam fase pubertas kedua objek berbeda
jenis kelamin itu. Perempuan lebih dahulu mengalami masa pubertas, sedangkan laki-laki lebih
terlihat di akhir fase. Hal ini terlihat jelas saat divisualisasikan dalam film, seorang kakak beradik
beda jenis kelamin, yang memiliki postur tubuh berbeda. Sang kakak laki-laki, memiliki postur
tubuh lebih pendek daripada sang adik perempuan. Variasi perubahan fisik inilah yang terkadang
menjadikan masalah seperti kecenderungan ingin memiliki postur tubuh ideal. Inilah salah satu
penyumbang kondisi emosional remaja. Disamping itu, kondisi kematangan seksual dan
ketertarikan dengan lawan jenis juga berpengaruh kepada kemampuan kognitif dan
perkembangan psikologis. Dalam hal ini dukungan moril dari orang tua sangat berpengaruh, dan
juga pendidikan seks sedari dini. Karena dengan adanya pendidikan seks, anak tidak akan kaget
saat memulai fase tersebut. Seperti yang diceritakan oleh tokoh remaja laki-laki pada film. Ia
sudah tahu dengan apa yang terjadi pada dirinya karena ia telah mendapatkan pendidikan seks di
sekolahnya.
Materi : Perkembangan Kognitif dan Bahasa

Perkembangan Kognitif dan Bahasa

Teori perkembangan kognitif J. Piaget

Terdapat empat konsep pokok, yaitu:


1. Skema
Skema menggambarkan tindakan mental dan fisik dalam mengetahui dan memahami objek.
Skema merupakan kategori pengetahuan yang dapat membantu seseorang dalam memahami
serta menafsirkan sesuatu. Dalam Skema, seseorang mengalami sesuatu yang digunakan untuk
memodifikasi, menambahkan serta mengubah skema yang telah dimiliki.
2. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses memasukkan informasi ke dalam skema yang telah dimiliki.
Dalam asimilasi, terdapat pemikiran pribadi dalam memodifikasi pengalaman yang diperoleh.
Asimilasi bersifat subjektif.
3. Akomodasi
Akomodasi merupakan proses dalam mengubah skema yang ada. Perubahan Skema ini dapat
terjadi karena adanya pengekalaman atau informasi baru.
4. Ekuilibrium
Ekuilibrium ini merupakan keseimbangan antara asimilasi dengan akomodasi.

Terdapat 4 tahap perkembangan kognitif:


a. Tahap Sensorimotorik (0 – 2 tahun)
Bayi menyusun apa yang ditangkap oleh inderanya, dengan melakukan gerakan (motorik)
yang digunakan untuk beradaptasi dengan lingkungan dimana ia berada.
Tahap Sensorimotorik dibagi lagi menjadi beberapa sub-tahap, yaitu:
-Reflek sederhana;
-Tahap reaksi primer dan kebiasaan pertama;
-Masa reaksi sirkuler sekunder;
-Koordinasi tahap sirkuler sekunder;
-Reaksi sirkuler, tertier, baru, dan ingin tahu;
-Internalisasi Skema
b. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)

Pada Tahap Praoperasional pemikiran lebih bersifat simbolis, egoisentris dan intuitif.

Tahap ini dibagi lagi menjadi dua sub-tahap, yaitu simbolik dan intuitif.

- Simbolis
 Terjadi pada rentang usia 2-4 tahun.
 Penggunaan bahasapada anak sudah berkembang.
 Mampu mempresentasikan obyek yang ada.
- Intuitif
 Terjadi pada rentang usia 4-7 tahun.
 Muncul berbagai pertanyaan dalam diri anak. Dan anak juga ingin tahu jawaban dari
pertanyaan yang ada.
 Pemikiran anak masih terbatas pada pemikiran yang bersifat intuitif saja, belum
mengarah pada pemikiran yang rasional.
c. Tahap Operasional Kongkrit (7-11 tahun)

Pada tahap ini, anak sudah mampu mengoperasikan berbagai logika.

d. Tahap Operasional Formal (7-15 tahun)

Pada tahap ini, anak sudah dapat berpikir logis dan mulai dapat berpikir yang abstrak.

Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan Bruner

Proses belajar yaitu langkah langkah bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan
mentransformasikan informasi secara aktif. Perhatian tentang kognitif berpusat pada masalah
apa yang dilakukan manusia dengan informasi yang diterimanya, dan apa yang akan
dilakukannya sesudah memperoleh informasi untuk mendapatkan pemahaman yang memberikan
kemampuan tersendiri baginya.

Teori perkembangan kognitif memperhitungkan enam hal:

 Perkembangan intelektual,

 Pertumbuhan tergantung pada perkembangan intelektual dan sistem pengolahan informasi,

 Perkembangan intelektual memerlukan peningkatan kecakapan,

 Interaksi antara guru dengan siswa adalah penting bagi perkembangan kognitif,

 Bahasa menjadi perkembangan kognitif,

 Pertumbuhan kognitif ditandai meningkatnya kemampuan menyelesaikan berbagai alternatif


secara simultan, melakukan berbagai kegiatan secara bersamaan, dan mengalokasikan
perhatian secara runtut pada berbagai situasi tertentu.

Tahap-tahap perkembangan :

Adapun tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Bruner, yaitu:

a. Tahap enaktif (0-2 tahun)


b. Tahap ikonik (2-4 tahun)
c. Tahap simboik (5-7 tahun)

Cara belajar Bruner dalam bingkai kognitif melibatkan tiga proses yang bersamaan yaitu
memperoleh informasi baru, transformasi informasi, menguji relevansi dan ketepatan
pengetahuan.

Perkembangan Kognitif menurut Vygotsky

Tiga konsep yang dikembangkan :

a. Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dinalisis dan diinterpretasikan secara
developmental,
b. Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus yang berfungsi
sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktifitas mental,

c. Kemampuan kognitif berasl dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang
sosiokultural.

Perkembangan Bahasa

Secara Psikolinguistik, proses untuk memperoleh bahasa, menyusun tatabahasa dari


ucapan-ucapan, memilih ukuran penilaian tatabahasa yang paling tepat dan paling sederhana.

Pendekatan Navistik

• Dipelopori oleh Chomsky

• Struktur bahasa telah ditentukan secara biologik yang dibawa sejak lahir,

• Sejak awal anak menunjukkan kemampuan berbahasa yang terus berkembang

• Ada aspek linguistik dasar dan universal dalam otak manusia

Pendekatan Empiristik

• Dipelopori oleh kaum behavioris

• Kemampuan berbahasa sebagai hasil belajar individu saat berinteraksi dengan


lingkungan,

• Penguasaan bahasa hasil dari penyatupaduan peristiwa-peristiwa linguistik.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa

a. Faktor Biologis

Setiap individu dibekali kemampuan kodrati/ alami untuk menguasai bahasa, bekerja secara
otomatis, dan disebut dengan piranti pemerolehan bahasa (Language Acquistion Devices).

b. Faktor Lingkungan
Bahasa akan berkembang sebatas kemampuan yang dimiliki dan kesempatan yang
tersedia dalam lingkungan perkembangannya.

Perbedaan Individual dalam Perkembangan Bahasa

• Perbedaan individual secara biologis, genetis, pertumbuhan, perkembangan, dan


lingkungannya, maka berbeda pula kemampuan dan perkembangan bahasanya,

• Perbedaan individu dalam hal perkembangan bahasa akan meningkat sejalan


bertambahnya usia, sehingga semakin kompleks kemampuan bahasanya,

• Perbedaan individu dalam perkembangan bahasa ini merupakan fakta universal dalam
psikologi perkembangan.
Materi : Perkembangan Psikologi Sosial dan Moral

Perkembangan Psikologi Sosial dan Moral

Teori ini di perkenalkan oleh Eric Erikoson. Pakar psikologi yang mengembangkan teori
perkembangan personal dan social. Teori ini disebut teori social. Erikson menyatakan bahwa
seseorang dalam kehidupannya akan melewati tahap psikososial. Perkembangan psikososial
berkaitan dengan individu mengembangkan konsep diri dengan berinteraksi dengan orang lain
dan bersikap terhadap dunia. Teori ini sebagai dasar memberi motivasi peserta didik. Dan
menjadi dasar pembelajaran. Dapat menjadi dasar berinteraksi peserta didik dengan guru. Ciri
khas perkembangan psikososial adalah semakin baik seseorang mengatasi tantangan
perkembangan di setiap fase, semakin sehat ia secara psikologis, dan sebaliknya.

Stage of Psychosocial Development

1st Stage : Kepercayaan vs Ketidakpastian

Sejak bayi lahir sampai dengan 1 tahun berusaha membangun kepercayaan pada orang
sekitarnya. Contoh nya bayi yang mau digendong oleh orangtuanya. Apabila bayi tidak mau
digendong, maka dia tidak memiliki kepercayaan pada orang sekitar. Tugas orang tua adalah
menumbuhkan kepercayaan pada orang sekitarnya.

2nd Stage : Otonomi vs Ragu & Salah

Usia 1 tahun samapai 2 tahun anak sedang belajar duduk atau berjalan. Belajar otonomi
anak adala belajar berjalan. Apabila anak bisa berjalan, maka ia berhasil merintis otonominya.
Apabila anak tidak diajari, maka anak akan ragu dan takut salah atau merasa bersalah.

3rd Stage : Inisiatif vs Rasa Bersalah

Usia anak 3 sampai 5 tahun. Ketika anak sudah otonom atau sudah mulai lepas dari orang
tua maka anak mulai inisiatif seperti bermain. Inisiatif merupakan perkembangan yang
sehat.Orang tua bertugas untuk mengarahkan inisiatif anak agar produktif.
4th Stage : Upaya vs Inteferioritas

Pada usia ini (usia SD), usaha anak menjadi perhatian. Apabila anak gagal maka tidak
boleh ditekan, namun dihargai/apresiasi upayanya.

5th Stage : Identitas vs Kebingungan

Pada usia SMP, SMA, dan Kuliah. Di fase ini, anak mulai mempertanyakan identitasnya.
Kenakalan remaja terjadi akibat ketidaktepatan anak tersebut dalam mencari identitasnya.

6th Stage : Intimasi vs Isolasi

Intimasi adalah menjalin hubungan baik terkait identitas-identitas yang sudah dipilih.
Isolasi adalah menjauhkan diri dari lingkungan sosial nya.

7th Stage : Generativitas vs Stagnansi

Pada usia sekitar 40 tahun, sebagai profesional berada dipuncak karier pada fase
generative. Puncak kesuksesan pada fase generativisan. Dapat memiliki nilai-nilai yang
dikeluarkan kepada yang lebih muda. Stagnansi, secara apapun tidak berkembang maka nilai apa
yang bisa dikembangkan kepada generasi berikutnya. Maka apabila gagal pada fase ini adalah
stagnan atau tidak berkembang.

8th stage : Integritas vs Putus asa

Pada usia 60 tahun keatas, pada usia ini individu lebih mendalam atau merefleksikan
hidupnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial :

1. Keluarga

2. Sekolah

3. Masyarakat
Perkembangan perasaan dan emosi

Perasaan dan emosi merupakan bagian integral dari keseluruhan aspek psikis manusia.
Perasaan adalah respon kepada kesadaran yang dialami sekarang. Emosi adalah perasaan yang
mendalam sehingga menyebabkan perubahan fisiologis.

Hubungan antara emosi dan tingkah laku

Teori sentral : Gejala kejasmanian timbul sebagai akibat dari emosi yang dialami oleh individu.

Teori Perifer : Perubahan psikologis yang terjadi dalam emosi yang disebabkan adanya
perubahan fisiologis.

Teori kedaruratan emosi : emosi merupakan reaksi yang diberikan organisme dalam situasi
emergensi atau darurat.

Perkembangan Moral

Piaget membagi dua tahap perkembangan moral yaitu heteronomous (anak-anak) dan
tahap perkembangan otonomous (dewasa).

Implikasi dalam pembelajaran

Guru harus tau, muridnya berada ditahap psikososial dan moral yang mana. Dan apa
tugas perkembangan mereka. Guru secara tidak langsung membantu peserta didik mengatasi
tantangan dalam tugas-tugas perkembangan psikososial, emosi, dan moral mereka.
Materi: Motivasi Belajar

Motivasi Belajar

Motivasi adalah kekuasaan yang member energi, dorongan dan mengarahkan perilaku
seseorang ke tujuan. Menurut Luthans (1992), Motivasi merupakan suatu proses yang dimulai
dengan adanya kekurang psikologis atau kebutuhan yang menimbulkan sutau dorongan dengan
maksud mencapai suatu tujuan atau insentif. Proses motivasi dapat dipahami melalui hubungan
antara kebutuhan, dorongan, antara tujuan. Proses motivasi sejalan dengan pendapat Eggen dan
Kauchack (2004), Motivasi adalah suatu kekuatan yang member energi, dorongan dan mengarah
pelaku ke tujuan.

Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga didalam diri seseorang (pribadi) yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Frederick J.Mc.Donald).
Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara
optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow).
Jadi kesimpulannya, motivasi belajar adalah dorongan atau rangsangan psikologis seseorang
dengan sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.

Ciri-ciri motivasi pada siswa :

1. Memiliki sikap positif terhadap sekolah dan menggambarkan sekolah sebagai sesuatu
yang menyenangkan.
2. Bertahan pada tugas-tugas yang sulit dan memiliki sedikit masalah di dalam
pelaksanaanya.
3. Pengalaman belajar yang unggul dan mendalam selama prosesnya.

Jenis motivasi dalam, yaitu :

1. Motivasi Instrinsik

adalah motivasi atau dorongan berasal dari dalam individu. Contohnya, siswa termotivasi
karna mereka ingin memahami hal yang mereka pelajari dan mereka memhami bahwa belajar
sebagai sesuatu yang berguna bagi mereka. Termotivasi dengan adanya tantangan, memberikan
siswa pengendalian, menimbulkan keingintahuan, memberikan fantasy.

2. Motivasi Ekstrinsik

adalah motivasi atau dorongan berasal dari luar individu. Dapat berubah hadiah atau imbalan,
seperti pujian, senyuman, perhatian, penghargaan, nilai ujian, beasiswa, dan lain-lain.

Faktor yang mempengaruhi belajar :

a. Sikap
b. Kebutuhan
c. Stimulus atau rangsangan
d. Afeksi
e. Kompetensi
f. Penguatan

Teori-teori Motivasi :

a. Teori Belajar Behaviorisme (tingkah laku)

Motivasi menurut pandangan teori behaviorisme adalah suatu perubahan perilaku sebagai
hasil pengalaman dengan lingkungan. Meningkatnya perilaku penguatan akan meningkatkan
motivasi. Yang terpenting adalah masukan berupa stimulus dan keluaran berupa respons (karena
dapat diamati).

b. Teori Belajar Humanistik

Motivasi menurut pandangan teori humanistik adalah usaha individu untuk memaksimalkan
potensinya sebagai manusia. Maslow membuat needs hirarki teori untuk menjawab tingkatan
kebutuhan manusia. Kebutuhan-kebutuhan indivisual harus dipuaskan sebagai berikut :
fisiologis, rasa aman, social, penghargaan, dan aktualisasi diri.

c. Teori Belajar Kognitif

Teori Kognitif menyatakan setiap individu dimotivasi untuk kebutuhan memahami dan
membuat pemahaman dengan dunia sekitar.
Motivasi Berprestasi

Motif untuk berprestasi adalah motif yang mendorong seseorang yang mencapai
keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan, baik berasal dari standar
prestasinya sendiri di waktu lalu ataupun prestasi orang lain.

Manfaat Motivasi dalam Belajar :

a. Membuat anak semangat dalam belajar


b. Mata pelajaran yang dahulu tidak sukainya dapat menjadi yang disukainya.
c. Anak menjadi lebih kreatif dalam belajar.
d. Anak menjadi rajin dalam mengerjakan tugas, membaca, menulis, dll
e. Membuat anak menjadi lebih aktif.

Pentingnya Motivasi Belajar bagi Peserta Didik :

a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.


b. Menginformasi tentang kekuatan usaha belajar.
c. Mengarahkan tentang kekuatan usaha belajar.
d. Membesarkan semangat belajar.
e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudia bekerja.

Manfaat Motivasi bagi Pendidik :

a. Membangkitan, meningkatkan, memelihara semangat peserta didik untuk belajar sampai


berhasil.
b. Memahami dan mengetahui motivasi belajar peserta didik dikelas.
c. Meningkatkan dan menyadarkan pendidik untuk memilih satu diantara bermacam-macam
peran.
d. Memberi peluang pendidik untuk unjuk kerja.

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar :

a. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.


b. Membangkitkan minat siswa.
c. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
d. Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik.
e. Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa.
f. Berikan Penilaian.
g. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
h. Ciptakan persaingan dan kerja sama.
Materi : Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Hakikat Belajar

Belajar merupakan proses dimana organisme mengubah perilakunya karena pengalaman


(Gagne & Berliner). Belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil
praktik atau pengalaman (Morgan, dkk). Belajar adalah perubahan individu yang disebabkan
pengalaman. Peribahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung dalam periode
tertentu, dan perubahan tersebut tidak berasal dari proses pertumbuhan.

Berdasarkan variasi pengertian belajar, dapat ditarik tiga point utama unsur belajar: 1.
Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku 2. Perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh
proses pengalaman 3. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.

Unsur-unsur belajar

 Peserta didik
 Stimulus
 Memori
 Respon

Prinsip-Prinsip Belajar Internal

 Keterdekatan
 Pengulangan
 Penguatan

Prinsip-Prinsip Belajar Eksternal

 Informasi aktual
 Kemahiran intelektual
 Strategi

Faktor-Faktor Determinan Belajar


a. Internal
 Kondisi fisik
 Kondisi psikis
 Kondisi social
b. Eksternal
• Variasi stimulus respon
• Tempat belajar
• Iklim
• Suasana lingkungan
• Budaya

Jenis Belajar

1. Informasi verbal

Kemampuan untuk mengenal dan menyimpan nama atau istilah, fakta, dan serangkaian fakta
yang merupakan kumpulan pengetahuan

2. Kemahiran intelektual

Kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya masing-masing dengan


penggunaan lambang.  Kemampuan ini meliputi:

3. Strategi kognitif Diskriminsai jamak

Keterampilan peserta didik untuk mengatur proses internal perhatian, belajar, ingatan dan
pikiran

4. Keterampilan motorik

Keterampilan mengorganisasikan gerakan sehingga terbentuk keutuhan gerakan yang mulus,


teratur, dan tepat waktu

5. Sikap
Keadaan dalam diri peserta didik yang mempengaruhi (bertindak sebagai moderator atas
pilihan untuk bertindak). 

Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta didik


sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan.

Komponen-komponen pembelajaran Tujuan pembelajaran

• Subjek belajar
• Materi pembelajaran
• Strategi pembelajaran
• Media pembelajaran
• Penunjang pembelajaran

Prinsip-Prinsip Pembelajaran

1. Prinsip pembelajaran besumber dari teori behavioristik

2. Prinsip pembelajaran bersumber dari teori kognitif

3. Prinsip pembelajaran dari teori humanism

4. Prinsip pembelajaran dalam rangka pencapaian ranah tujuan

5. Prinsip pembelajaran konstruktivisme

6. Prinsip pembelajaran bersumber dari asaz mengajar

7. Prinsip Menarik perhatian

8. Prinsip penyesuaian perkembangan anak

9. Prinsip apersepsi

10. Prinsip peragaan

11. Prinsip aktivitas motorik


12. Prinsip motivasi

Anda mungkin juga menyukai