Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah satu bentuk
fasilitasi peserta didik/konseli agar dapat mencapai perkembangan secara optimal. Semasa SMP, peserta
didik dituntut untuk menjadi pribadi yang mandiri dan mampu mengambil pilihan, bertanggung jawab
serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya. Eksistensi
Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dari irisan capaian pelayanannya sebagai upaya mewujudkan
kesejahteraan hidup (wellbeing), profil Pelajar Pancasila dan penguatan pendidikan karakter peserta
didik/konseli.

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah melalui Pusat Kurikulum dan Perbukuan,Badan Penelitian
dan Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan,Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
berupaya menguatkan peran layanan Bimbingan dan Konseling dengan menyusun model inspiratif
layanan Bimbingan dan Konseling yang mengacu kepada dokumen Capaian Layanan (CL) yang telah
dikembangkan. Harapannya satuan pendidikan dapat mengembangkan sendiri perangkat layanan
Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi peserta didik dalam mengaktualisasikan dirinya dan
mencerminkan Profil Pelajar Pancasila seutuhnya.

Jakarta, Juli 2021 Kepala Pusat,

Maman Fathurrohman, Ph.D. NIP. 19820925 2006041:001

1.Satima, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal 94-95
BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, problematika peserta didik di sekolah semakin beragam, Jalan pikiran
mereka menjadi terbagi dengan masalah diluar sekolah dan di dalam sekolah. Suatu tindak layanan
sekolah pada peserta didik dengan bimbingan konseling yang mengarahkan para para peserta didik
untuk mengetahui bakat dan potensi dalam diri mereka.

Bimbingan konseling biasanya berbicara mengenai aspek psikologis, ini akan sangat penting jika ada
banyak gangguan psikis pada peserta didik yang biasanya tertekan masalah dan tidak mampu
menangkap pelajaran dengan baik. Bimbingan konseling juga sangat penting posisinya untuk
membimbing siswa untuk memotivasi diri bahwa mereka adalah suatu pribadi yang unik dan mampu
bersaing Perlunya bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-masalah siswa yang
berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya salah satu siswa untuk bergaul
dan cenderung mengasingkan diri dari teman-temannya memiliki akar permasalahan yang biasanya
beruntun.

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan
khususnya di sekolah; guru merupakan salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang
mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah,
dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan
konseling di sekolah. Peserta didik tidak hanya memerlukan materi materi pelajaran sekolah. materi
bimbingan konseling pun perlu, karena pada dasarnya setiap kehidupan pasti ada masalah. Memang
sebagian orang bisa mengatasi masalahnya sendiri, tetapi tidak sedikit juga orang yang memerlukan
bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah masalah tersebut. Jadi apabila peserta didik tetap
dibiarkan memiliki masalah tanpa dibantu,

bagaimana mungkin peserta didik bisa berkonsentrasi untuk memahami atau berfikir mengenai
pelajarannya. Kalau ia masih punya beban fikiran yang lain. Maka dari itu bimbingan dan konseling
disekolah sangatlah diperlukan.

1.Satima, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal 94-95
B. Rumusan Masalah

1. Bagaiamana konsep bimbingan dan konseling di SMP/MTs?

2. Apa saja bidang layanan bimbingan dan konseling di SMP/MTS? 3. Bagaimana peran guru dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling SMP/MTS?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep bimbingan dan konseling di SMP/MTs

2. Untuk mengetahui apa saja bidang layanan bimbingan dan konseling di SMP/MTs

3. Untuk mengetahui peran guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP/MTs

1.Satima, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal 94-95
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling baik itu pendidikan formal maupun pendidikan nonformal mempunyai
landasan hukum yang kuat. Dalam Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) dinyatakan bahwa: "pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, penegndalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam pengertian
pendidikan ini. bimbingan dan konseling merupakan salah satu kegiatan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional diatas, tanpa adanya bimbingan dan konseling mustahil akan tercapai tujuan
pendidikan nasional dengan berbagai pendekatannya.

Sejalan dengan tujuan dari kajian penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang implementasi
layanan bimbingan dan konseling di SMP dan memberikan suatu model penyelenggaraan layanan
bimbingan dan konseling di SMP denagn menggunakan pengembangan instrument Program Audit dari
ASCA National Model School Counseling Programs. berikut ini disajikan kajian tentang: tujuan layanan
bimbingan dan konseling SMP, komponen-komponen program bimbingna dan konseling di SMP
berdasarkan ASCA National Model School Counseling Programs, peningkatan kualitas layanan dan
system manajemen bimbingan dan konseling di SMP. batasan model bimbingan dan konseling
perkembangan di SMP.1

1. Tujuan layanan bimbingan dan konseling

Tujuan layanan bimbingan dan konseling di SMP terkait dengan tujuan pendiidkan SMP, oleh karena itu
secara umum tujuan layanan bimbingan dan konseling di SMP adalah mengembangkan dasar-dasar
pembentukan warga Negara yang beriman, bertaqwa, berkarakter, bermartabat, meningkatkan
kemmapuan membaca. menulis dan menghitung, sebagai belajar yang mandiri, kreatif dan produktif.
Memberikan kecakapan hidup untuk bekerja dan berusaha mandiri, membrikan bekal pengetahuan,
kemampuan dan sikap dasar yang memungkinkan peserta didik mengikuti pendidikan lanjutan di SMA.

1.Satima, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal 94-95
Sedangkan tujuan secara khusus layanan bimbingan dan konseling di SMP adalah mambantu peserta
didik/warga belajar utnuk mencapai tujuan perkembangannya, yang meliputi aspek pribadi, social,
belajar dan karir sebagai landasanuntuk mencapai bimbingan dan konseling secara umum.

Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan tersebut, maka peserta didik perlu menguasai
serangkaian tugas-tugas berkaitan dengan perkembangannya atau yang lazim disebut tugas-tugas
perkembangan Pencapaian atau penguasaan tugas-tugas perkembangan tidak selalu berhasil, karena
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari diri
sendiri dan bisa datang dari luar atau lingkungan. Apa yang dimaksud dengan tugas-tugas
perkembangan peserta didik di SMP, lingkungan dan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi
penguasaan tugas-tugas perkembangan tersebut diuraikan di bawah ini:

a. Konsep tugas perkembangan

Tugas perkembangan menurut Robert J. Havighurs (1953: 2) adalah sebagian tugas yang muncul pada
suatu periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yangdapat
memeberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas- tugas berikutnya.

Dengan demikian, topik tentang perkembangan merupakan suatu kajian tentang perkembangan
individu. Istilah perkembangan mengandung oengertian serangkaian perubahan progresif yang terjadi
akibat dari suatu proses kematangan dan pengalaman. Oleh karena itu, penguasaan tugas-tugas
perkembangan dapat dikatakan suatu proses

Secara kronologis peseta didik SMP usia sekolah pada umumnya berusia antara 13 tahun sampai 15
tahun, mereka dikategorikan termasuk dalam kategori remaja awal atau pubertas. yang merupakan
bagian dari masa adolesensi. Eifert & Hoffnung (1987: 591) mengemukakan pendapatnya tentang
pengertian adolesensi, yakni "Adolesensi itu merupakan tahapan perkembangan anatara masa anak-
anak dan masa dewasa, tahapan perkembangan itu mulai dari dua belas tahun sampai dengan dua
puluh tahun yang ditandai pada perubahan-perubahan fisik. kognitif, dan social.

Dengan demikian jelas pubertas merupakan bagian dari adolesensi dan menitik beratkan pada
kemasakan seksual anak. sedangkan adolesensi meliputi semua perubahan fisik maupun psikis yang
menuju kearah kedewasaan. Pubertas meliputi sebagian dari masa anak-anak dan sebagian lagi dari

1.Satima, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal 94-95
masa adolesensi. Masa pubertas berlangsung kurang lebih pada usia11-15 tahun untuk wanita, dan 12-
16 sampai tahun pada laki-laki. (Siti Rahayu Haditono, 1982: 24).

Pada masa inilah, anak mulai merasakan berbagai perubahan dalam dirinya baik aspek fisik, social,
mental dan intelektual. Selanjutnya, dalam hal-hal tersebut terdapat sejumlah tugas perkembangan
yang harus dipenuhi oleh anak dalam hidup dan kehidupannya yang mencakup aspek pribadi-sosial,
pendidikan dan karir. Tugas perkembangan tersebut seebagai berikut:

1) Memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dari yang sebaya dari dua jenis kelamin 2)
Memperoleh peranan social dengan jenis kelamin individu

3) Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif 4) Memperoleh kebebasan diri melepas
ketergantungan diri dari

orang tua dan orang dewasa lainnya

5) Melakukan pemeliharaan dan versiapan untuk jabatan

6) Memeperoleh kebebasan ekonomi

7) Persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga

8) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep

yang diperlukan sebagai warga Negara yang baik

9) Memupuk dan mempeoleh perilaku yang dapat dipertanggung

1.Satima, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal 94-95
jawabkan secara sosial

10) Memeperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagi pedoman berperilaku.

Senagn mendasarkan kepada tugas-tugas perkembangan yang diuraikan tersebut hasil kajian terhadap
tugas-tugas perkembangan peserta didik setara SMP dilapangan, penulis merupaka tugas-tugas
perkembangan yang harus dikuasai oleh peserta didik setara SMP meliputi aspek pribadi, soaial, belajar
dan karir.

Sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai peserta didik di SMP, selayaknya dikuasai
dengan sebaik-naiknya. Meskipun demikian, ada kemungkinan tugas-tugas perkembangan tersebut
tidak terkuasai oleh peserta didik yang dikarenakan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya.

C. Peran Guru dalam Bimbingan dan Konseling

Guru dapat memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta

didik dengan melakukan strategi sebagai berikut:


1.Satima, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal 94-95
1. Program Layanan Dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan. ada lima jenis
program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam

pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut:

a. Program Tahunan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan
selama satu tahun ajaran untuk masing-masing kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.

b. Program Semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan

konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang

merupakan jabaran program tahunan.

c. Program Bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama
satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran

d. Program Mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan

konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang

merupakan jabaran program bulanan.

e. Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari
tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk
Satuan Layanan atau Rencana Program Satuan Kegiatan Pendukung atau Rencana Kegiatan Pendukung
pelayanan bimbingan dan konseling

1.Satima, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal 94-95
2. Penyelenggaraan Layanan Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling. Guru Bimbingan
dan Konseling atau Konselor bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan layanan yang mengarah
pada:

a. Pelayanan Dasar, yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa yang paling
elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan
sosioemosional. Orang tua, guru dan orangorang yang dekat (significant persons) memiliki peranan
paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan dasar siswa. Dalam hal ini, Guru Bimbingan dan Konseling
atau Konselor pada umumnya berperan secara tidak langsung dan mendorong para significant persons
berperan optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer siswa.

b. Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai
dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup
baik siswa akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan wajar, tanpa beban yang
memberatkan, memperoleh penyaluran bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta
menatap masa depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya merupakan pelaksanaan
pelayanan pengembangan bagi peserta didik. Pada satuan-satuan pendidikan, para pendidik dan tenaga
kependidikan memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan pengembangan terhadap siswa. Dalam
hal ini, pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.

c. Pelayanan Arah Peminatan Lintas Minat Pendalaman Minat Studi Siswa, yaitu pelayanan yang secara
khusus tertuju kepada peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik sesuaidengan konstruk
dan isi kurikulum yang ada. Arah peminatan lintas minat/pendalaman minat ini terkait dengan bidang
bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan
kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling. Pelayanan peminatan lintas
minat pendalaman minat peserta didik ini terkait pula dengan aspek- aspek pelayanan pengembangan
tersebut di atas.

d. Pelayanan Teraputik, yaitu pelayanan untuk menangani pemasalahan yang diakibatkan oleh gangguan
terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi natan. Permasalahan
tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi. kehidupan sosial, kehidupan keluarga, kegiatan
belajar, karir. Dalam upaya menangani permasalahan peserta didik, Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor memiliki регап dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau

1.Satima, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal 94-95
Konselor dapat menjangkau aspekaspek pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, dan pelayanan
peminatan

e. Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan pendidikan,
seperti personil satuan pendidikan. orang tua, dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait
dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan suskesnya tugas utama
satuan pendidikan. proses pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi peserta didik. Pelayanan
diperluas ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan dasar,
pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas

. 3. Waktu dan Posisi Pelaksanaan Layanan

Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/atau pendukung bimbingan dan konseling)
diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran berlangsung) dan/atau di luar kelas (di luar
jam pembelajaran).

a. Di dalam jam pembelajaran:

1) Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar siswa dalam tiap kelas
untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.

2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas (rombongan belajar per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal).

3) Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan konsultasi, kegiatan
konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

b. Di luar jam pembelajaran:

1) Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan siswa dilaksanakan untuk layanan orientasi. konseling
perorangan, bimbingan kelompok. konseling kelompok, mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya
yang dapat dilaksanakan di luar kelas.

2) Satu kali kegiatan layanan pendukung bimbingan dan konseling di luar kelas di luar jam pembelajaran
ekuivalen dengan 1 jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.
1.Satima, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal 94-95
3) Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran satuan pendidikan maksimum
50% dari seluruh kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada
pimpinan satuan pendidikan.

4) Program pelayanan bimbingan dan konseling pada masing-masing satuan pendidikan dikelola oleh
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dengan memperhatikan keseimbangan dan
kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan
bimbingan dan konseling dengan kegiatan pembelajaran dan mata pelajaran kegiatan ekstra kurikuler
denganmengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.2

2.Jarkawi "Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP 25 Banjarmasin". Jurnal Konseling
GUSIIGANG Vol. 1 No. 1. 2015, hlm. 5-7. https://malunk.ac.id/index.php/exile 190308 diakses pada 19
November 2019 pukul 10.30 WIB.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum tujuan layanan bimbingan dan konseling di SMP adalah mengembangkan dasar-dasar
pemebentukan warga Negara yang beriman, bertaqwa, berkarakter, bermartabat, meningkatkan
kemmapuan membaca, menulis dan menghitung, sebagai belajar yang mandiri, kreatif dan produktif.
Sedangkan tujuan secara khusus layanan bimbingan dan konseling di SMP adalah mambantu peserta
didik warga belajar utnuk mencapai tujuan perkembangannya, yang meliputi aspek pribadi, social,
belajar dan karir sebagai landasanuntuk mencapai bimbingan dan konseling secara umum.

1.Satima, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal 94-95
Bidang Layanan Bimbingan Konseling Bimbingan dan konseling di SMP meliputi berbagai bidang, yaitu:
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir.

Guru dapat memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik dengan melakukan strategi
program layanan. Penyelenggaraan Layanan Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling,
serta strategi Waktu dan Posisi Pelaksanaan Layanan

B. Saran

Kami harap makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan lebih baik bagi penulis maupun
pembaca. Namun dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami harap penulisan makalah-makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Jarkawi. "Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP 25

Banjarmasin". Jurnal Konseling GUSIIGANG Vol. 1 No. 1. 2015.


hups://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusgang/article/viewFile/290/308

diakses pada 19 November 2019 pukul 10.30 WIB. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling Sekolah Menengah Pertama (SMP). 2016. Ngalimun, Bimbingan Konseling di SD/MI Suatu
Pendekatan Proses, (Banjarmasin: CV. ASWAJA PRESSINDO, 2014).

1.Satima, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal 94-95
Sibaril Majdi, Muhammad. Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Motivasi Belajar Peserta
Didik di SMP Islam Hidayamillah Semarang 2011. http://eprints.walisongo.ac.id/1981/3/53311315
Bab2.pdf diakses pada 17 November 2019 pukul 19.30 WIB

Sutirna, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013)

1.Satima, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013), Hal 94-95

Anda mungkin juga menyukai