Jepang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya
dapat dipastikan. Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan
cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber
bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Jepang" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (Juli
2018) (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
Jepang
日本 (Jepang)
Nippon atau Nihon
Bendera
Lambang Kekaisaran
Lagu kebangsaan:
Kimi ga Yo "君が代"
"Pemerintahan Yang Mulia Kaisar"[2][3]
五七桐
Go-Shichi no Kiri
Area yang dikendalikan oleh Jepang ditunjukkan dengan warna hijau –
Area yang diklaim ditunjukkan dengan warna hijau cerah
98.5% Jepang
Kelompok etnik
(2011) o ┗Suku Yamato
o ┗Suku Ainu
o ┗Suku Ryukyu
0.5% Korea
0.4% Tionghoa
0.6% lainnya
Agama 51.8% Shinto
(2000) [6]
34.9% Buddhisme
7% Tidak menjawab
4% Sekte Shinto
2.3% Kristen
0.1% Yudaisme
Pemerintahan Negara
kesatuan berbentuk monarki parlementer
• Kaisar Naruhito
• Putra Mahkota Fumihito
• Perdana Menteri Yoshihide Suga
• Wakil Perdana Tarō Asō
Menteri
• Ketua Majelis Tinggi Tadamori Oshima
• Ketua Majelis Chuichi Date
Rendah
• Hakim Agung Naoto Ōtani
Pembentukan
• Hari Pembentukan 11 Februari 660 SM[7]
Negara
• Konstitusi Meiji 29 November 1890
• Konstitusi saat ini 3 Mei 1947
• Perjanjian San 28 April 1952
Francisco
Luas
- Total 377,974 km2 (145,937 sq mi)[8] (61)
- Perairan (%) 3.55
Populasi
- Perkiraan 2021 125,360,000[9] (11)
- Sensus 127,094,745[10]
Penduduk 2015
- Kepadatan 334/km2 (865,1/sq mi) (24)
PDB (KKB) 2021
- Total $5.586 triliun[11] (4)
Gini (2015) 33.9[12]
sedang · 78
IPM (2019) 0.919[13]
sangat tinggi · 19
Daftar isi
1Etimologi
2Sejarah
o 2.1Prasejarah
o 2.2Zaman Klasik
o 2.3Zaman Pertengahan
o 2.4Zaman Modern
3Geografi
4Politik
o 4.1Parlemen
o 4.2Keluarga kekaisaran
o 4.3Hubungan luar negeri dan militer
o 4.4Pembagian administratif
5Ekonomi
6Demografi
o 6.1Pendidikan
o 6.2Peringkat internasional
7Budaya
8Referensi
9Bacaan selanjutnya
10Lihat pula
11Pranala luar
Etimologi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Nama-nama Jepang (negara)
Jepang disebut Nippon atau Nihon dalam bahasa Jepang. Kedua kata ini ditulis
dengan huruf kanji yang sama, yaitu 日本 (secara harfiah: asal-muasal matahari).
[17]
Sebutan Nippon sering digunakan dalam urusan resmi, termasuk nama negara
dalam uang Jepang, prangko, dan pertandingan olahraga internasional. Sementara
itu, sebutan Nihon digunakan dalam urusan tidak resmi seperti pembicaraan sehari-
hari.
Kata Nippon dan Nihon berarti "negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut
dalam korespondensi Kekaisaran Jepang dengan Dinasti Sui di Tiongkok, dan
merujuk kepada letak Jepang yang berada di sebelah timur daratan Tiongkok.
Sebelum Jepang memiliki hubungan dengan Tiongkok, negara ini dikenal
sebagai Yamato (大和).[18] Di Tiongkok pada zaman Tiga Negara, sebutan untuk
Jepang adalah negara Wa (倭).
Dalam bahasa Tionghoa dialek Shanghai yang termasuk salah satu dialek Wu,
aksara Tionghoa 日本 dibaca sebagai Zeppen ([zəʔpən]). Dalam dialek Wu,
aksara 日 secara tidak resmi dibaca sebagai [niʔ] sementara secara resmi dibaca
sebagai [zəʔ]. Dalam beberapa dialek Wu Selatan, 日本 dibaca sebagai [niʔpən]
yang mirip dengan nama dalam bahasa Jepang.
Kata Jepang dalam bahasa Indonesia kemungkinan berasal dari bahasa Tionghoa,
tepatnya bahasa Wu. Bahasa Melayu Klasik juga menyebut negara ini
sebagai Jepang (namun ejaan bahasa Malaysia memakai ejaan Jepun). Kata
Jepang dalam bahasa Melayu ini kemudian dibawa ke Dunia Barat oleh
pedagang Portugis,[19] yang mengenal sebutan ini ketika berada di Malaka pada abad
ke-16. Mereka lah yang pertama kali memperkenalkan nama bahasa Melayu
tersebut ke Eropa. Dokumen tertua dalam bahasa Inggris yang menyebut tentang
Jepang adalah sepucuk surat dari tahun 1565, yang di dalamnya bertuliskan
kata Giapan.[20][21]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Sejarah Jepang
Prasejarah[sunting | sunting sumber]
Kekaisaran Jepang terdiri dari sebagian besar Asia Timur dan Tenggara pada tahun 1942.
Tōkaidō Shinkansen dan Seri 0, jalur dan kereta kecepatan tinggi pertama di dunia (foto tahun 1967).
Perang membawa penderitaan bagi rakyat Jepang dan rakyat di wilayah jajahan
Jepang. Berjuta-juta orang tewas di negara-negara Asia yang diduduki Jepang di
bawah slogan Kemakmuran Bersama Asia. Hampir semua industri dan infrastruktur
di Jepang hancur akibat perang. Pihak Sekutu melakukan repatriasi besar-
besaran etnik Jepang dari negara-negara Asia yang pernah diduduki Jepang.
[35]
Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh yang diselenggarakan pihak
Sekutu mulai 3 Mei 1946 berakhir dengan dijatuhkannya hukuman bagi sejumlah
pemimpin Jepang yang terbukti bersalah melakukan kejahatan perang.
Pada tahun 1947, Jepang memberlakukan Konstitusi Jepang yang baru.
Berdasarkan konstitusi baru, Jepang ditetapkan sebagai negara yang menganut
paham pasifisme dan mengutamakan praktik demokrasi liberal. Pendudukan AS
terhadap Jepang secara resmi berakhir pada tahun 1952 dengan
ditandatanganinya Perjanjian San Francisco.[36] Walaupun demikian, pasukan AS
tetap mempertahankan pangkalan-pangkalan penting di Jepang, khususnya
di Okinawa. Perserikatan Bangsa-Bangsa secara secara resmi menerima Jepang
sebagai anggota pada tahun 1956.
Seusai Perang Dunia II, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan
menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomor dua di dunia,
dengan rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 10% per tahun
selama empat dekade. Pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang berakhir pada awal
tahun 1990-an setelah jatuhnya ekonomi gelembung.[37]
Geografi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Geografi Jepang
Kepulauan Jepang seperti yang dilihat dari satelit
Jepang memiliki lebih dari 3.000 pulau yang terletak di pesisir Lautan Pasifik di timur
benua Asia. Istilah Kepulauan Jepang merujuk kepada empat pulau besar, dari utara
ke selatan, Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu, serta Kepulauan Ryukyu yang
berada di selatan Kyushu. Sekitar 70% hingga 80% dari wilayah Jepang terdiri
dari pegunungan yang berhutan-hutan,[38][39] dan cocok untuk pertanian, industri, serta
permukiman. Daerah yang curam berbahaya untuk dihuni karena risiko tanah
longsor akibat gempa bumi, kondisi tanah yang lunak, dan hujan lebat. Oleh karena
itu, permukiman penduduk terpusat di kawasan pesisir. Jepang termasuk salah
satu negara berpenduduk terpadat di dunia.[40]
Gempa bumi berkekuatan rendah dan sesekali letusan gunung berapi sering dialami
Jepang karena letaknya di atas Lingkaran Api Pasifik di pertemuan tiga lempeng
tektonik. Gempa bumi yang merusak sering menyebabkan tsunami. Setiap abadnya,
di Jepang terjadi beberapa kali tsunami.[41] Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir
ini di Jepang adalah Gempa bumi Chūetsu 2004 dan Gempa bumi besar
Hanshin tahun 1995. Keadaan geografi menyebabkan Jepang memiliki
banyak sumber mata air panas, dan sebagian besar di antaranya telah dibangun
sebagai daerah tujuan wisata.[42]
Jepang berada di kawasan beriklim sedang dengan pembagian empat musim yang
jelas. Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok antara wilayah
bagian utara dan wilayah bagian selatan.[43] Pada musim dingin, Jepang bagian utara
seperti Hokkaido mengalami musim salju, namun sebaliknya wilayah Jepang bagian
selatan beriklim subtropis. Iklim juga dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup
dari benua Asia ke Lautan Pasifik pada musim dingin, dan sebaliknya pada musim
panas.
Iklim Jepang terbagi atas enam zona iklim:
Politik[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Pemerintah Jepang
Parlemen[sunting | sunting sumber]
Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional yang sangat membatasi
kekuasaan Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan Kaisar
Jepang diatur dalam konstitusi sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat".
Kekuasaan pemerintah berada di tangan Perdana Menteri Jepang dan anggota
terpilih Parlemen Jepang, sementara kedaulatan sepenuhnya berada di
tangan rakyat Jepang.[45] Kaisar Jepang bertindak sebagai kepala negara dalam
urusan diplomatik.
Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem
Inggris. Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Majelis
Rendah Jepang terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota majelis rendah dipilih
secara langsung oleh rakyat setiap 4 tahun sekali atau setelah majelis rendah
dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri dari 242 anggota dewan yang memiliki
masa jabatan 6 tahun, dan dipilih langsung oleh rakyat. Warganegara Jepang
berusia 20 tahun ke atas memiliki hak untuk memilih. [15]
Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri
adalah salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis
Rendah. Partai Demokrat Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali
pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk pemerintahan koalisi yang hanya
berumur singkat dengan partai oposisi. Partai oposisi terbesar di Jepang
adalah Partai Demokratik Jepang.[46]
Perdana Menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat
melalui pemilihan di antara anggota Parlemen. [47] Bila Majelis Rendah dan Majelis
Tinggi masing-masing memiliki calon perdana menteri, maka calon dari Majelis
Rendah yang diutamakan. Pada praktiknya, perdana menteri berasal dari partai
mayoritas di parlemen. Menteri-menteri kabinet diangkat oleh Perdana Menteri.
Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri berdasarkan keputusan Parlemen
Jepang,[48] dan memberi persetujuan atas pengangkatan menteri-menteri kabinet.
[49]
Perdana Menteri memerlukan dukungan dan kepercayaan dari anggota Majelis
Rendah untuk bertahan sebagai Perdana Menteri.
Keluarga kekaisaran[sunting | sunting sumber]
Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko (tampak tengah), serta Pangeran Naruhito dan istri (di sebelah
kanan).
Jepang memiliki hubungan ekonomi dan militer yang erat dengan Amerika Serikat,
dan menjalankan kebijakan luar negeri berdasarkan pakta keamanan Jepang-AS.
[50]
Sejak diterima menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1956,
Jepang telah sepuluh kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,
termasuk tahun 2009-2010.[51] Jepang adalah salah satu negara G4 yang sedang
mengusulkan perluasan anggota tetap Dewan Keamanan PBB. [52] Sebagai negara
anggota G8, APEC, ASEAN Plus 3, dan peserta Konferensi Tingkat Tinggi Asia
Timur, Jepang aktif dalam hubungan internasional dan mempererat persahabatan
Jepang dengan negara-negara lain di seluruh dunia. Pakta pertahanan
dengan Australia ditandatangani pada Maret 2007,[53] dan dengan India pada Oktober
2008.[54] Pada tahun 2007, Jepang adalah negara donor Bantuan Pembangunan
Resmi (ODA) terbesar kelima di dunia.[55] Negara penerima bantuan ODA terbesar
dari Jepang adalah Indonesia, dengan total bantuan lebih dari AS$29,5 miliar dari
tahun 1960 hingga 2006.[56]
Jepang bersengketa dengan Rusia mengenai Kepulauan Kuril[57] dan dengan Korea
Selatan mengenai Batu Liancourt.[58] Kepulauan Senkaku yang di bawah
pemerintahan Jepang dipermasalahkan oleh Republik Rakyat Tiongkok dan Taiwan.
[59]
Ekonomi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Ekonomi Jepang
Bursa Efek Tokyo, bursa saham terbesar ketiga di dunia.
Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang. [74] Tingkat
pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan
ke-19 dalam produktivitas tenaga kerja.[75] Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di
Jepang mendapat upah per jam terbesar di dunia. Toyota Motor, Mitsubishi UFJ
Financial, Nintendo, NTT DoCoMo, Nippon Telegraph &
Telephone, Canon, Matsushita Electric Industrial, Honda, Mitsubishi Corporation,
dan Sumitomo Mitsui Financial adalah 10 besar perusahaan Jepang pada tahun
2008.[76] Sejumlah 326 perusahaan Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global
2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan publik terbesar di dunia (data tahun 2006).
[77]
Bursa Saham Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar terbesar nomor dua di dunia.
Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa Saham
Tokyo disebut Nikkei 225.[78]
Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan
termasuk salah satu negara maju dengan birokrasi paling
sederhana. Kapitalisme model Jepang memiliki sejumlah ciri khas. Keiretsu adalah
grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang saling memiliki kerja sama bisnis
dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (shuntō) berikut perbaikan kondisi kerja
antara manajemen dan serikat buruh dilakukan setiap awal musim semi. Budaya
bisnis Jepang mengenal konsep-konsep lokal, seperti Sistem
Nenkō, nemawashi, salaryman, dan office lady. Perusahaan di Jepang mengenal
kenaikan pangkat berdasarkan senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup.[79]
[80]
Kejatuhan ekonomi gelembung yang diikuti kebangkrutan besar-besaran dan
pemutusan hubungan kerja menyebabkan jaminan pekerjaan seumur hidup mulai
ditinggalkan.[81][82] Perusahaan Jepang dikenal dengan metode manajemen
seperti The Toyota Way. Aktivisme pemegang saham sangat jarang.[83] Dalam Indeks
Kebebasan Ekonomi, Jepang menempati urutan ke-5 negara paling laissez-faire di
antara 41 negara Asia Pasifik.[84]
Mobil hibrida Toyota Prius. Produk otomotif dan elektronik adalah komoditas ekspor unggulan Jepang.
Total ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah 4.210 dolar AS per kapita. Pasar
ekspor terbesar Jepang tahun 2006 adalah Amerika Serikat 22,8%, Uni
Eropa 14,5%, Tiongkok 14,3%, Korea Selatan 7,8%, Taiwan 6,8%, dan Hong
Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan Jepang adalah alat transportasi, kendaraan
bermotor, elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia.[70] Negara sumber impor
terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah Tiongkok 20,5%, AS 12,0%, Uni
Eropa 10,3%, Arab Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab 5,5%, Australia 4,8%, Korea
Selatan 4,7%, dan Indonesia 4,2%. Impor utama Jepang adalah mesin-mesin dan
perkakas, minyak bumi, bahan makanan, tekstil, dan bahan mentah untuk industri.[70]
Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar).
[85]
Jepang berada di peringkat ke-6 setelah RRT, Peru, Amerika Serikat, Indonesia,
dan Chili, dengan total tangkapan ikan yang terus menurun sejak 1996. [86][87]
Pertanian adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun seusai Perang
Dunia II. Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja berada di bidang
pertanian. Sepanjang "masa keajaiban ekonomi Jepang", angkatan kerja di bidang
pertanian terus menyusut hingga sekitar 4,1% pada tahun 2008. [88] Pada Februari
2007 terdapat 1.813.000 keluarga petani komersial, namun di antaranya hanya
kurang dari 21,2% atau 387.000 keluarga petani pengusaha. [89] Sebagian besar
angkatan kerja pertanian sudah berusia lanjut, sementara angkatan kerja usia muda
hanya sedikit yang bekerja di bidang pertanian. [90][91]
Diperkirakan oleh pengamat ekonomi bahwa, Jepang bersama Korea
Selatan, India dan RRT akan benar-benar mendominasi dunia pada tahun 2030 dan
mematahkan dominasi barat atas perekonomian dunia.
Demografi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: demografi Jepang, bahasa Jepang, bangsa Jepang, masalah ras di
Jepang, dan agama di Jepang
Pemandangan perempatan Shibuya pada malam hari. Perempatan Shibuya dikenal sangat ramai dengan
penyeberang jalan.
Kuil Shinto Itsukushima Situs Warisan Dunia UNESCO.
l
b
s
Kota terbesar di Jepang
2010 Census
Peringkat Prefektur Pop. Peringkat
1 Tokyo Tokyo 13.839.910 11 Hiroshima
2 Yokohama Kanagawa 3.689.603 12 Sendai
3 Osaka Osaka 2.666.371 13 Kitakyushu
4 Nagoya Aichi 2.263.907 14 Chiba
Tokyo 5 Sapporo Hokkaido 1.914.434 15 Sakai
6 Kobe Hyōgo 1.544.873 16 Niigata
7 Kyoto Kyoto 1.474.473 17 Hamamats
8 Fukuoka Fukuoka 1.463.826 18 Kumamoto
9 Kawasaki Kanagawa 1.425.678 19 Sagamihar
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Pendidikan di Jepang
Auditorium Yasuda di Universitas Tokyo
Budaya[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Budaya Jepang
Kinkaku-ji atau 'Kuil Emas Pavilion' di Kyoto dan Situs Warisan Dunia UNESCO.
Baru-baru ini Jepang mula mengekspor satu lagi komoditas budaya yang bernilai:
olahragawan. Popularitas pemain bisbol Jepang di Amerika Serikat meningkatkan
kesadaran warga negara Barat tersebut terhadap segalanya mengenai Jepang.
Orang Jepang biasanya gemar memakan makanan tradisi mereka. Sebagian besar
acara TV pada waktu petang dikhususkan pada penemuan dan penghasilan
makanan tradisional yang bermutu. Makanan Jepang mencetak nama di seluruh
dunia dengan sushi, yang biasanya dibuat dari berbagai jenis ikan mentah yang
digabungkan dengan nasi dan wasabi. Sushi memiliki banyak penggemar di seluruh
dunia. Makanan Jepang bertumpu pada peralihan musim, dengan menghidangkan
mi dingin dan sashimi pada musim panas, sedangkan ramen panas dan shabu-
shabu pada musim dingin.
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "National Flag and National Anthem". Diakses tanggal 29
Januari 2017. Bendera Matahari Terbit dan "Kimi Ga Yo" adalah
bendera nasional dan lagu kebangsaan Jepang. Diresmikan pada
tahun 1999 dengan Undang-Undang Mengenai Bendera Nasional
dan Lagu Kebangsaan.
2. ^ "Explore Japan National Flag and National Anthem". Diakses
tanggal January 29, 2017.
3. ^ "National Symbols". Diarsipkan dari versi asli tanggal February
2, 2017. Diakses tanggal January 29, 2017.
4. ^ "History of Tokyo". Diakses tanggal 29 Januari 2017. Periode
Edo berlangsung selama hampir 260 tahun sampai Restorasi Meiji
pada tahun 1868, ketika Keshogunan Tokugawa berakhir dan
pemerintahan kekaisaran dipulihkan. Kaisar pindah ke Edo, yang
berganti nama menjadi Tokyo. Dengan demikian, Tokyo menjadi
ibu kota Jepang
5. ^ 法制執務コラム集「法律と国語・日本語」 (dalam bahasa
Japanese). Legislative Bureau of the House of Councillors.
Diakses tanggal January 19, 2009.
6. ^ Dentsu Communication Institute, Japan Research Center: Sixty
Countries' Values Databook (世界 60 カ国価値観データブック)
(2000).
7. ^ Menurut legenda, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu, Sang
Kaisar Pertama.
8. ^ "Facts about Japan, General Information". Diakses
tanggal January 29, 2017.
9. ^ "Population Estimates Monthly Report May 2021)". Statistics
Bureau of Japan. May 20, 2021.
10. ^ "2015 Population Census: Basic Complete Tabulation on
Population and Households"(PDF). Statistics Bureau of Japan.
October 2016. Diakses tanggal January 2, 2020.
11. ^ Lompat ke:a b "World Economic Outlook database: April
2021". International Monetary Fund. April 2021.
12. ^ "Income inequality". OECD. Diarsipkan dari versi asli tanggal
September 18, 2019. Diakses tanggal May 21, 2020.
13. ^ "Human Development Report 2020" (PDF) (dalam bahasa
Inggris). United Nations Development Programme. December 15,
2020. Diakses tanggal December 15, 2020.
14. ^ "Facts and Figures of Japan 2007 01: Land" (PDF). Foreign
Press Center Japan. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2009-
07-31. Diakses tanggal 2009-07-04.
15. ^ Lompat ke:a b c "World Factbook; Japan". CIA. 2007-03-
15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-25. Diakses
tanggal 2007-03-27.
16. ^ United Nations World Population Propsects: 2006
revision Diarsipkan 2013-07-21 di Wayback Machine. – Table
A.17 for 2005-2010
17. ^ Schreiber, Mark (26 November 2019). "You say 'Nihon,' I say
'Nippon,' or let's call the whole thing 'Japan'?". The Japan
Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-13. Diakses
tanggal 20 May 2020.
18. ^ "Re: にほん or にっぽん". www.sf.airnet.ne.jp. Diarsipkan dari
versi asli tanggal 2011-06-15. Diakses tanggal 2009-10-23.
19. ^ Word Histories and Mysteries: From Abracadabra to Zeus.
Houghton Mifflin Harcourt. October 13, 2004. ISBN 978-0-547-
35027-1.
20. ^ Luīs Fróis, "Of the Ilande of Giapan" (February 19, 1565),
published in Richard Willes, "The History of Travayle in the West
and East Indies" (London 1577), cited in "Travel Narratives from
the Age of Discovery", by Peter C. Mancall, pp. 156–57.
21. ^ Batchelor, Robert K. (January 6, 2014). London: The Selden
Map and the Making of a Global City, 1549–1689. University of
Chicago Press. hlm. 76, 79. ISBN 978-0-226-08079-6. In Richard
Wille's 1577 book "The History of Travalye in the West and East
Indies"
22. ^ Brown, Delmer M.; Hall, John Whitney; Jansen, Marius B.;
Shively, Donald H.; Twitchett, Denis (1988). The Cambridge
History of Japan: Volume 1 (dalam bahasa Inggris). Cambridge
University Press. hlm. 275. ISBN 978-0-521-22352-
2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-29. Diakses
tanggal 2020-06-27.
23. ^ Delmer M. Brown (ed.), ed. (1993). The Cambridge History of
Japan. Cambridge University Press. hlm. 140–149.
24. ^ William Gerald Beasley (1999). The Japanese Experience: A
Short History of Japan. University of California Press.
hlm. 42. ISBN 0520225600. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2012-04-13. Diakses tanggal 2007-03-27.
25. ^ Conrad Totman (2002). A History of Japan. Blackwell. hlm. 64–
79. ISBN 978-1405123594.
26. ^ Conrad Totman (2002). A History of Japan. Blackwell.
hlm. 122–123. ISBN 978-1405123594.
27. ^ George Sansom (1961). A History of Japan: 1334–1615.
Stanford. hlm. 42. ISBN 0-8047-0525-9.
28. ^ George Sansom (1961). A History of Japan: 1334–1615.
Stanford. hlm. 217. ISBN 0-8047-0525-9.
29. ^ Stephen Turnbull (2002). Samurai Invasion: Japan's Korean
War. Cassel. hlm. 227. ISBN 978-0304359486.
30. ^ Hooker, Richard (1999-07-14). "Japan Glossary; Kokugaku".
Washington State University. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2006-08-28. Diakses tanggal 2006-12-28.
31. ^ Jesse Arnold. "Japan: The Making of a World Superpower
(Imperial Japan)". vt.edu/users/jearnol2. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2007-04-09. Diakses tanggal 2007-03-27.
32. ^ Kelley L. Ross. "The Pearl Harbor Strike Force".
friesian.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-24.
Diakses tanggal 2007-03-27.
33. ^ Roland H. Worth, Jr. (1995). No Choice But War: the United
States Embargo Against Japan and the Eruption of War in the
Pacific. McFarland. ISBN 0-7864-0141-9.
34. ^ "Japanese Instrument of Surrender". educationworld.net.
Diarsipkan dari versi aslitanggal 2006-12-31. Diakses
tanggal 2006-12-28.
35. ^ When Empire Comes Home: Repatriation and Reintegration in
Postwar Japan by Lori Watt Diarsipkan 2009-03-04 di Wayback
Machine., Harvard University Press
36. ^ Joseph Coleman (2006-03-06). "'52 coup plot bid to rearm
Japan: CIA". The Japan Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2012-07-17. Diakses tanggal 2007-04-03.
37. ^ Lompat ke: Kobayashi, Kayo (2005). 日本の経済: Japanese
a b c d
Berita dari Wikinews
Buku dari Wikibuku
Pemerintah
Topik Jepang
tampil
Negara di Asia Timur
tampil
Negara di Asia
tampil
tampil
Pengawasan otoritas
Kategori:
Artikel yang membutuhkan referensi tambahan sejak Juli
2018
Jepang
Kekaisaran
Negara G8
Negara G20
Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
Negara kepulauan
Negara di Asia Timur
Menu navigasi
Belum masuk log
Pembicaraan
Kontribusi
Buat akun baru
Masuk log
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Pencarian
Cari Lanjut
Halaman Utama
Daftar isi
Perubahan terbaru
Artikel pilihan
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir
Bagikan
Facebook
Twitter
Perkakas
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Kutip halaman ini
Butir di Wikidata
Pranala menurut ID
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh versi PDF
Versi cetak
Dalam proyek lain
Wikimedia Commons
Wikikutip
Bahasa lain
Basa Bali
Banjar
ᨅᨔ ᨕᨘᨁᨗ
English
Jawa
Madhurâ
Minangkabau
Bahasa Melayu
Sunda
299 lagi
Sunting pranala
Halaman ini terakhir diubah pada 2 Agustus 2021, pukul 03.45.
Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.
Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Tampilan seluler
Pengembang
Statistik
Pernyataan kuki