Anda di halaman 1dari 34

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di 

 Facebook,   Twitter,   Instagram, dan   Telegram

Jepang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya
dapat dipastikan. Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan
cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber
bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Jepang" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR (Juli
2018) (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Jepang

日本 (Jepang)
Nippon atau Nihon

Bendera

Lambang Kekaisaran

Lagu kebangsaan: 
Kimi ga Yo "君が代"
"Pemerintahan Yang Mulia Kaisar"[2][3]

Lambang Pemerintah Jepang

五七桐
Go-Shichi no Kiri
Area yang dikendalikan oleh Jepang ditunjukkan dengan warna hijau –
Area yang diklaim ditunjukkan dengan warna hijau cerah

Ibu kota Tokyo[4]


35°41′N 139°46′E
(dan kota terbesar)

Bahasa resmi Tidak ada[note 1]

Bahasa nasional Jepang

98.5% Jepang
Kelompok etnik 

(2011) o  ┗Suku Yamato
o  ┗Suku Ainu
o  ┗Suku Ryukyu
0.5% Korea
0.4% Tionghoa
0.6% lainnya
Agama  51.8% Shinto
(2000) [6]
34.9% Buddhisme
7% Tidak menjawab
4% Sekte Shinto
2.3% Kristen
0.1% Yudaisme

Pemerintahan Negara
kesatuan berbentuk monarki parlementer

• Kaisar Naruhito
• Putra Mahkota Fumihito
• Perdana Menteri Yoshihide Suga
• Wakil Perdana Tarō Asō
Menteri
• Ketua Majelis Tinggi Tadamori Oshima
• Ketua Majelis Chuichi Date
Rendah
• Hakim Agung Naoto Ōtani

Legislatif Diet Nasional

 - Majelis Tinggi 参議院


Sangi-in
 - Majelis Rendah 衆議院
Shūgi-in

Pembentukan
• Hari Pembentukan 11 Februari 660 SM[7]
Negara
• Konstitusi Meiji 29 November 1890
• Konstitusi saat ini 3 Mei 1947
• Perjanjian San 28 April 1952
Francisco

Luas
 - Total 377,974 km2 (145,937 sq mi)[8] (61)
 - Perairan (%) 3.55

Populasi
 - Perkiraan 2021  125,360,000[9] (11)

 - Sensus 127,094,745[10]
Penduduk 2015
 - Kepadatan 334/km2 (865,1/sq mi) (24)

PDB (KKB) 2021
 - Total  $5.586 triliun[11] (4)

 - Per kapita  $44,585 (27)


PDB (nominal) 2021
 - Total  $5,378 triliun[11] (3)

 - Per kapita  $42,928 (23)

Gini (2015) 33.9[12]
sedang · 78

IPM (2019)  0.919[13]
sangat tinggi · 19

Mata uang Yen (¥) / 円


( JPY )

Zona waktu JST


(UTC+9)

Format tanggal yyyy-mm-dd


yyyy 年 m 月 d 日
Era yy 年 m 月 d 日 (Era
Reiwa−2019)

Lajur kemudi kiri

Kode telepon +81

Kode ISO 3166 JP

Ranah Internet .jp

Situs web resmi


www.japan.go.jp

1. ^ Diet Nasional Jepang belum secara resmi memberlakukan undang-

undang yang menyatakan bahwa bahasa Jepang adalah bahasa resmi


negara.[5]

Jepang (Jepang: 日本 Nippon atau Nihon; nama resmi: 日本国   


Nipponkoku atau Nihonkoku, nama harfiah: "Negara Jepang") adalah
sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di
sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat
Tiongkok, Korea Selatan, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut
Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut
Tiongkok Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga
dengan Taiwan (Republik Tiongkok).
Jepang terdiri dari 6.852 pulau[14] dan menjadikannya sebagai negara kepulauan.
Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau
terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di
keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung,
dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang
adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang
berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk
terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan
berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo
dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah
metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.
Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7
SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga
kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan
sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan
memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri. Menurut Konstitusi
Jepang tahun 1947, Jepang adalah negara monarki konstitusional di bawah
pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.
Sebagai negara maju di bidang ekonomi,[15] Jepang memiliki produk domestik
bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga
besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Jepang adalah
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, G8, OECD, dan APEC. Jepang memiliki
kekuatan militer yang memadai lengkap dengan sistem pertahanan modern seperti
AEGIS serta skuat armada besar kapal perusak. Dalam perdagangan luar negeri,
Jepang berada di peringkat ke-4 negara pengekspor terbesar dan peringkat ke-
6 negara pengimpor terbesar di dunia. Sebagai negara maju, penduduk Jepang
memiliki standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks Pembangunan
Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB.
[16]
 Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang telekomunikasi,
permesinan, dan robotika.

Daftar isi

 1Etimologi
 2Sejarah
o 2.1Prasejarah
o 2.2Zaman Klasik
o 2.3Zaman Pertengahan
o 2.4Zaman Modern
 3Geografi
 4Politik
o 4.1Parlemen
o 4.2Keluarga kekaisaran
o 4.3Hubungan luar negeri dan militer
o 4.4Pembagian administratif
 5Ekonomi
 6Demografi
o 6.1Pendidikan
o 6.2Peringkat internasional
 7Budaya
 8Referensi
 9Bacaan selanjutnya
 10Lihat pula
 11Pranala luar
Etimologi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Nama-nama Jepang (negara)
Jepang disebut Nippon atau Nihon dalam bahasa Jepang. Kedua kata ini ditulis
dengan huruf kanji yang sama, yaitu 日本 (secara harfiah: asal-muasal matahari).
[17]
 Sebutan Nippon sering digunakan dalam urusan resmi, termasuk nama negara
dalam uang Jepang, prangko, dan pertandingan olahraga internasional. Sementara
itu, sebutan Nihon digunakan dalam urusan tidak resmi seperti pembicaraan sehari-
hari.
Kata Nippon dan Nihon berarti "negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut
dalam korespondensi Kekaisaran Jepang dengan Dinasti Sui di Tiongkok, dan
merujuk kepada letak Jepang yang berada di sebelah timur daratan Tiongkok.
Sebelum Jepang memiliki hubungan dengan Tiongkok, negara ini dikenal
sebagai Yamato (大和).[18] Di Tiongkok pada zaman Tiga Negara, sebutan untuk
Jepang adalah negara Wa (倭).
Dalam bahasa Tionghoa dialek Shanghai yang termasuk salah satu dialek Wu,
aksara Tionghoa 日本 dibaca sebagai Zeppen ([zəʔpən]). Dalam dialek Wu,
aksara 日 secara tidak resmi dibaca sebagai [niʔ] sementara secara resmi dibaca
sebagai [zəʔ]. Dalam beberapa dialek Wu Selatan, 日本 dibaca sebagai [niʔpən]
yang mirip dengan nama dalam bahasa Jepang.
Kata Jepang dalam bahasa Indonesia kemungkinan berasal dari bahasa Tionghoa,
tepatnya bahasa Wu. Bahasa Melayu Klasik juga menyebut negara ini
sebagai Jepang (namun ejaan bahasa Malaysia memakai ejaan Jepun). Kata
Jepang dalam bahasa Melayu ini kemudian dibawa ke Dunia Barat oleh
pedagang Portugis,[19] yang mengenal sebutan ini ketika berada di Malaka pada abad
ke-16. Mereka lah yang pertama kali memperkenalkan nama bahasa Melayu
tersebut ke Eropa. Dokumen tertua dalam bahasa Inggris yang menyebut tentang
Jepang adalah sepucuk surat dari tahun 1565, yang di dalamnya bertuliskan
kata Giapan.[20][21]

Sejarah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Sejarah Jepang
Prasejarah[sunting | sunting sumber]

Sebuah bejana dari periode Jomon Pertengahan (3000-2000 SM).

Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Jepang telah dihuni manusia


purba setidaknya 600.000 tahun yang lalu, pada masa Paleolitik Bawah. Setelah
beberapa zaman es yang terjadi pada masa jutaan tahun yang lalu, Jepang
beberapa kali terhubung dengan daratan Asia melalui jembatan darat
(dengan Sakhalin di utara, dan kemungkinan Kyushu di selatan), sehingga
memungkinkan perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke kepulauan Jepang
dari wilayah yang kini merupakan Republik Rakyat Tiongkok dan Korea. Zaman
Paleolitik Jepang menghasilkan peralatan bebatuan yang telah dipoles yang
pertama di dunia, sekitar tahun 30.000 SM.
Dengan berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang lebih hangat,
kebudayaan Jomon muncul pada sekitar 11.000 SM, yang bercirikan gaya
hidup pemburu-pengumpul semi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik dan
pembuatan kerajinan tembikar terawal di dunia. Diperkirakan bahwa penduduk
Jomon merupakan nenek moyang suku Proto-Jepang dan suku Ainu masa kini.
Dimulainya periode Yayoi pada sekitar 300 SM menandai kehadiran teknologi-
teknologi baru seperti bercocok tanam padi di sawah yang berpengairan dan teknik
pembuatan perkakas dari besi dan perunggu yang dibawa serta migran-migran dari
Tiongkok atau Korea.
Dalam sejarah Tiongkok, orang Jepang pertama kali disebut dalam naskah sejarah
klasik, Buku Han yang ditulis tahun 111.[22] Setelah periode Yayoi disebut
periode Kofun pada sekitar tahun 250, yang bercirikan didirikannya negeri-negeri
militer yang kuat. Menurut Catatan Sejarah Tiga Negara, negara paling berjaya di
kepulauan Jepang waktu itu adalah Yamataikoku.
Zaman Klasik[sunting | sunting sumber]
Bagian sejarah Jepang meninggalkan dokumen tertulis dimulai pada abad ke-
5 dan abad ke-6 Masehi, saat sistem tulisan Tionghoa, agama Buddha, dan
kebudayaan Tionghoa lainnya dibawa masuk ke Jepang dari
Kerajaan Baekje di Semenanjung Korea.

Jepang dapat mengusir dua kali invasi Mongol ke Jepang (1274 dan 1281)

Perkembangan selanjutnya Buddhisme di Jepang dan seni ukir rupang sebagian


besar dipengaruhi oleh Buddhisme Tiongkok.[23] Walaupun awalnya
kedatangan agama Buddha ditentang penguasa yang menganut Shinto, kalangan
yang berkuasa akhirnya ikut memajukan agama Buddha di Jepang, dan menjadi
agama yang populer di Jepang sejak zaman Asuka.[24]
Melalui perintah Reformasi Taika pada tahun 645, Jepang menyusun ulang sistem
pemerintahannya dengan mencontoh dari Tiongkok. Hal ini membuka jalan bagi
filsafat Konfusianisme Tiongkok untuk menjadi dominan di Jepang hingga abad ke-
19.
Periode Nara pada abad ke-8 menandai sebuah negeri Jepang dengan kekuasaan
yang tersentralisasi. Ibu kota dan istana kekaisaran berada di Heijo-kyo (kini Nara).
Pada zaman Nara, Jepang secara terus menerus mengadopsi praktik administrasi
pemerintahan dari Tiongkok. Salah satu pencapaian terbesar sastra Jepang pada
zaman Nara adalah selesainya buku sejarah Jepang yang disebut Kojiki (712)
dan Nihon Shoki (720).[25]

Patung Buddha di Todaiji, Nara, yang dibuat pada tahun 752.

Pada tahun 784, Kaisar Kammu memindahkan ibu kota ke Nagaoka-kyō, dan


berada di sana hanya selama 10 tahun. Setelah itu, ibu kota dipindahkan kembali
ke Heian-kyō (kini Kyoto). Kepindahan ibu kota ke Heian-kyō mengawali periode
Heian yang merupakan masa keemasan kebudayaan klasik asli Jepang, terutama di
bidang seni, puisi dan sastra Jepang. Hikayat Genji karya Murasaki Shikibu dan lirik
lagu kebangsaan Jepang Kimi ga Yo berasal dari periode Heian.[26]
Zaman Pertengahan[sunting | sunting sumber]

Sekelompok orang-orang Portugis dari periode Nanban, abad ke-17.

Abad pertengahan di Jepang merupakan zaman feodalisme yang ditandai oleh


perebutan kekuasaan antarkelompok penguasa yang terdiri dari ksatria yang
disebut samurai. Pada tahun 1185, setelah menghancurkan klan Taira yang
merupakan klan saingan klan Minamoto, Minamoto no Yoritomo diangkat
sebagai shogun, dan menjadikannya pemimpin militer yang berbagi kekuasaan
dengan Kaisar. Pemerintahan militer yang didirikan Minamoto no Yoritomo
disebut Keshogunan Kamakura karena pusat pemerintahan berada di Kamakura (di
sebelah selatan Yokohama masa kini). Setelah wafatnya Yoritomo, klan
Hōjō membantu keshogunan sebagai shikken, yakni semacam adipati bagi para
shogun. Keshogunan Kamakura berhasil menahan serangan Mongol dari wilayah
Tiongkok kekuasaan Mongol pada tahun 1274 dan 1281. Meskipun secara politik
terbilang stabil, Keshogunan Kamakura akhirnya digulingkan oleh Kaisar Go-
Daigo yang memulihkan kekuasaan di tangan kaisar. Kaisar Go-Daigo akhirnya
digulingkan Ashikaga Takauji pada 1336.[27] Keshogunan Ashikaga gagal
membendung kekuatan penguasa militer dan tuan tanah feodal (daimyo) dan pecah
perang saudara pada tahun 1467 (Perang Ōnin) yang mengawali masa satu abad
yang diwarnai peperangan antarfaksi yang disebut masa negeri-negeri saling
berperang atau periode Sengoku.[28]
Pada abad ke-16, para pedagang dan misionaris Serikat Yesuit dari Portugal tiba
untuk pertama kalinya di Jepang, dan mengawali pertukaran perniagaan dan
kebudayaan yang aktif antara Jepang dan Dunia Barat (Perdagangan dengan
Nanban). Orang Jepang menyebut orang asing dari Dunia Barat
sebagai namban yang berarti orang barbar dari selatan.

Salah satu kapal segel merah Jepang (1634) yang dipakai berdagang di Asia.

Oda Nobunaga menaklukkan daimyo-daimyo pesaingnya dengan memakai


teknologi Eropa dan senjata api. Nobunaga hampir berhasil menyatukan Jepang
sebelum tewas terbunuh dalam Peristiwa Honnōji 1582. Toyotomi
Hideyoshi menggantikan Nobunaga, dan mencatatkan dirinya sebagai pemersatu
Jepang pada tahun 1590. Hideyoshi berusaha menguasai Korea, dan dua kali
melakukan invasi ke Korea, namun gagal setelah kalah dalam pertempuran
melawan pasukan Korea yang dibantu kekuatan Dinasti Ming. Setelah Hideyoshi
wafat, pasukan Hideyoshi ditarik dari Semenanjung Korea pada tahun 1598. [29]
Sepeninggal Hideyoshi, putra Hideyoshi yang bernama Toyotomi Hideyori mewarisi
kekuasaan sang ayah. Tokugawa Ieyasu memanfaatkan posisinya sebagai adipati
bagi Hideyori untuk mengumpulkan dukungan politik dan militer dari daimyo-daimyo
lain. Setelah mengalahkan klan-klan pendukung Hideyori dalam Pertempuran
Sekigahara tahun 1600, Ieyasu diangkat sebagai shogun pada tahun 1603.
Pemerintahan militer yang didirikan Ieyasu di Edo (kini Tokyo) disebut Keshogunan
Tokugawa. Keshogunan Tokugawa curiga terhadap kegiatan misionaris Katolik, dan
melarang segala hubungan dengan orang-orang Eropa. Hubungan perdagangan
dibatasi hanya dengan pedagang Belanda di Pulau Dejima, Nagasaki. Pemerintah
Tokugawa juga menjalankan berbagai kebijakan seperti undang-undang buke
shohatto untuk mengendalikan daimyo di daerah. Pada tahun 1639, Keshogunan
Tokugawa mulai menjalankan kebijakan sakoku ("negara tertutup") yang
berlangsung selama dua setengah abad yang disebut periode Edo. Walaupun
menjalani periode isolasi, orang Jepang terus mempelajari ilmu-ilmu dari Dunia
Barat. Di Jepang, ilmu dari buku-buku Barat disebut rangaku (ilmu belanda) karena
berasal dari kontak orang Jepang dengan enklave orang Belanda di Dejima,
Nagasaki. Pada periode Edo, orang Jepang juga memulai studi tentang Jepang, dan
menamakan "studi nasional" tentang Jepang sebagai kokugaku.[30]
Zaman Modern[sunting | sunting sumber]

Kekaisaran Jepang terdiri dari sebagian besar Asia Timur dan Tenggara pada tahun 1942.

Pada 31 Maret 1854, kedatangan Komodor Matthew Perry dan "Kapal


Hitam" Angkatan Laut Amerika Serikat memaksa Jepang untuk membuka diri
terhadap Dunia Barat melalui Persetujuan Kanagawa. Persetujuan-persetujuan
selanjutnya dengan negara-negara Barat pada masa Bakumatsu membawa Jepang
ke dalam krisis ekonomi dan politik. Kalangan samurai menganggap Keshogunan
Tokugawa sudah melemah, dan mengadakan pemberontakan hingga pecah Perang
Boshin tahun 1867-1868. Setelah Keshogunan Tokugawa ditumbangkan, kekuasaan
dikembalikan ke tangan kaisar (Restorasi Meiji) dan sistem domain dihapus.
Semasa Restorasi Meiji, Jepang mengadopsi sistem politik, hukum, dan militer dari
Dunia Barat. Kabinet Jepang mengatur Dewan Penasihat Kaisar,
menyusun Konstitusi Meiji, dan membentuk Parlemen Kekaisaran. Restorasi Meiji
mengubah Kekaisaran Jepang menjadi negara industri modern dan sekaligus
kekuatan militer dunia yang menimbulkan konflik militer ketika berusaha memperluas
pengaruh teritorial di Asia. Setelah mengalahkan Tiongkok dalam Perang Tiongkok-
Jepang dan Rusia dalam Perang Rusia-Jepang, Jepang menguasai Taiwan,
separuh dari Sakhalin, dan Korea.[31]
Pada awal abad ke-20, Jepang mengalami "demokrasi Taisho" yang dibayang-
bayangi bangkitnya ekspansionisme dan militerisme Jepang. Semasa Perang Dunia
I, Jepang berada di pihak Sekutu yang menang, sehingga Jepang dapat
memperluas pengaruh dan wilayah kekuasaan. Jepang terus menjalankan politik
ekspansionis dengan menduduki Manchuria pada tahun 1931. Dua tahun kemudian,
Jepang keluar dari Liga Bangsa-Bangsa setelah mendapat kecaman
internasional atas pendudukan Manchuria. Pada tahun 1936, Jepang
menandatangani Pakta Anti-Komintern dengan Jerman Nazi, dan bergabung
bergabung bersama Jerman dan Italia membentuk Blok Poros pada tahun 1941[32]
Pada tahun 1937, invasi Jepang ke Manchuria memicu terjadinya Perang Tiongkok-
Jepang Kedua (1937-1945) yang membuat Jepang dikenakan embargo minyak
oleh Amerika Serikat[33] Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan
Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, dan menyatakan perang terhadap
Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda. Serangan Pearl Harbor menyeret AS ke
dalam Perang Dunia II. Setelah kampanye militer yang panjang di Samudra Pasifik,
Jepang kehilangan wilayah-wilayah yang dimilikinya pada awal perang. Amerika
Serikat melakukan pengeboman strategis terhadap Tokyo, Osaka dan kota-kota
besar lainnya. Setelah AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki,
Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 (Hari
Kemenangan atas Jepang).[34]

Tōkaidō Shinkansen dan Seri 0, jalur dan kereta kecepatan tinggi pertama di dunia (foto tahun 1967).

Perang membawa penderitaan bagi rakyat Jepang dan rakyat di wilayah jajahan
Jepang. Berjuta-juta orang tewas di negara-negara Asia yang diduduki Jepang di
bawah slogan Kemakmuran Bersama Asia. Hampir semua industri dan infrastruktur
di Jepang hancur akibat perang. Pihak Sekutu melakukan repatriasi besar-
besaran etnik Jepang dari negara-negara Asia yang pernah diduduki Jepang.
[35]
 Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh yang diselenggarakan pihak
Sekutu mulai 3 Mei 1946 berakhir dengan dijatuhkannya hukuman bagi sejumlah
pemimpin Jepang yang terbukti bersalah melakukan kejahatan perang.
Pada tahun 1947, Jepang memberlakukan Konstitusi Jepang yang baru.
Berdasarkan konstitusi baru, Jepang ditetapkan sebagai negara yang menganut
paham pasifisme dan mengutamakan praktik demokrasi liberal. Pendudukan AS
terhadap Jepang secara resmi berakhir pada tahun 1952 dengan
ditandatanganinya Perjanjian San Francisco.[36] Walaupun demikian, pasukan AS
tetap mempertahankan pangkalan-pangkalan penting di Jepang, khususnya
di Okinawa. Perserikatan Bangsa-Bangsa secara secara resmi menerima Jepang
sebagai anggota pada tahun 1956.
Seusai Perang Dunia II, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan
menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomor dua di dunia,
dengan rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 10% per tahun
selama empat dekade. Pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang berakhir pada awal
tahun 1990-an setelah jatuhnya ekonomi gelembung.[37]

Geografi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Geografi Jepang
Kepulauan Jepang seperti yang dilihat dari satelit

Jepang memiliki lebih dari 3.000 pulau yang terletak di pesisir Lautan Pasifik di timur
benua Asia. Istilah Kepulauan Jepang merujuk kepada empat pulau besar, dari utara
ke selatan, Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu, serta Kepulauan Ryukyu yang
berada di selatan Kyushu. Sekitar 70% hingga 80% dari wilayah Jepang terdiri
dari pegunungan yang berhutan-hutan,[38][39] dan cocok untuk pertanian, industri, serta
permukiman. Daerah yang curam berbahaya untuk dihuni karena risiko tanah
longsor akibat gempa bumi, kondisi tanah yang lunak, dan hujan lebat. Oleh karena
itu, permukiman penduduk terpusat di kawasan pesisir. Jepang termasuk salah
satu negara berpenduduk terpadat di dunia.[40]

Sakurajima adalah gunung berapi teraktif di Jepang

Gempa bumi berkekuatan rendah dan sesekali letusan gunung berapi sering dialami
Jepang karena letaknya di atas Lingkaran Api Pasifik di pertemuan tiga lempeng
tektonik. Gempa bumi yang merusak sering menyebabkan tsunami. Setiap abadnya,
di Jepang terjadi beberapa kali tsunami.[41] Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir
ini di Jepang adalah Gempa bumi Chūetsu 2004 dan Gempa bumi besar
Hanshin tahun 1995. Keadaan geografi menyebabkan Jepang memiliki
banyak sumber mata air panas, dan sebagian besar di antaranya telah dibangun
sebagai daerah tujuan wisata.[42]
Jepang berada di kawasan beriklim sedang dengan pembagian empat musim yang
jelas. Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok antara wilayah
bagian utara dan wilayah bagian selatan.[43] Pada musim dingin, Jepang bagian utara
seperti Hokkaido mengalami musim salju, namun sebaliknya wilayah Jepang bagian
selatan beriklim subtropis. Iklim juga dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup
dari benua Asia ke Lautan Pasifik pada musim dingin, dan sebaliknya pada musim
panas.
Iklim Jepang terbagi atas enam zona iklim:

 Hokkaido: Kawasan paling utara beriklim sedang


dengan musim dingin yang panjang dan membekukan,
serta musim panas yang sejuk. Presipitasi tidak besar,
namun salju banyak turun ketika musim dingin.
 Laut Jepang: Di pantai barat Pulau Honshu, tiupan
angin dari barat laut membawa salju yang sangat lebat.
Pada musim panas, kawasan ini lebih sejuk
dibandingkan kawasan Pasifik. Walaupun demikian,
suhu di kawasan ini kadang kala dapat menjadi sangat
tinggi akibat fenomena angin fohn.
 Dataran Tinggi Tengah: Wilayah ini beriklim pedalaman
dengan perbedaan suhu rata-rata musim panas-musim
dingin yang sangat mencolok. Perbedaan suhu antara
malam hari dan siang hari juga sangat mencolok.
 Laut Pedalaman Seto: Barisan pegunungan di wilayah
Chugoku dan Shikoku menghalangi jalur tiupan angin
musim, sehingga kawasan ini sepanjang tahun beriklim
sedang.
 Samudra Pasifik: Kawasan pesisir bagian timur Jepang
mengalami musim dingin yang sangat dingin, namun
tidak banyak turun salju. Sebaliknya, musim panas
menjadi begitu lembap akibat tiupan angin musim dari
tenggara.
 Kepulauan Ryukyu: Kepulauan di barat daya Jepang
termasuk Kepulauan Ryukyu beriklim subtropis, hangat
sewaktu musim dingin dan suhu yang tinggi sepanjang
musim panas. Presipitasi sangat tinggi, terutama
selama musim hujan. Taifun sangat sering terjadi.
Suhu tertinggi yang pernah tercatat di Jepang adalah 40,9 °C (105,6 °F) pada 16
Agustus 2007.[44]
Musim hujan dimulai lebih awal di Okinawa, yakni sejak awal Mei. Garis depan
musim hujan bergerak ke utara, namun berakhir di Jepang utara sebelum mencapai
Hokkaido. Di sebagian besar wilayah Honshu, awal musim hujan dimulai
pertengahan Juni dan berlangsung selama enam minggu. Taifun sering terjadi
sepanjang September dan Oktober. Penyebabnya adalah tekanan tropis di garis
khatulistiwa yang bergerak dari barat daya ke timur laut, dan sering membawa hujan
yang sangat lebat.[43]

Politik[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Pemerintah Jepang
Parlemen[sunting | sunting sumber]
Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional yang sangat membatasi
kekuasaan Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan Kaisar
Jepang diatur dalam konstitusi sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat".
Kekuasaan pemerintah berada di tangan Perdana Menteri Jepang dan anggota
terpilih Parlemen Jepang, sementara kedaulatan sepenuhnya berada di
tangan rakyat Jepang.[45] Kaisar Jepang bertindak sebagai kepala negara dalam
urusan diplomatik.
Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem
Inggris. Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Majelis
Rendah Jepang terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota majelis rendah dipilih
secara langsung oleh rakyat setiap 4 tahun sekali atau setelah majelis rendah
dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri dari 242 anggota dewan yang memiliki
masa jabatan 6 tahun, dan dipilih langsung oleh rakyat. Warganegara Jepang
berusia 20 tahun ke atas memiliki hak untuk memilih. [15]
Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri
adalah salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis
Rendah. Partai Demokrat Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali
pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk pemerintahan koalisi yang hanya
berumur singkat dengan partai oposisi. Partai oposisi terbesar di Jepang
adalah Partai Demokratik Jepang.[46]
Perdana Menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat
melalui pemilihan di antara anggota Parlemen. [47] Bila Majelis Rendah dan Majelis
Tinggi masing-masing memiliki calon perdana menteri, maka calon dari Majelis
Rendah yang diutamakan. Pada praktiknya, perdana menteri berasal dari partai
mayoritas di parlemen. Menteri-menteri kabinet diangkat oleh Perdana Menteri.
Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri berdasarkan keputusan Parlemen
Jepang,[48] dan memberi persetujuan atas pengangkatan menteri-menteri kabinet.
[49]
 Perdana Menteri memerlukan dukungan dan kepercayaan dari anggota Majelis
Rendah untuk bertahan sebagai Perdana Menteri.
Keluarga kekaisaran[sunting | sunting sumber]

Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko (tampak tengah), serta Pangeran Naruhito dan istri (di sebelah
kanan).

Artikel utama: Keluarga kekaisaran Jepang


Kaisar Naruhito adalah Kaisar Jepang yang sekarang. Kaisar Naruhito naik takhta
sebagai kaisar ke-126 setelah ayahandanya, Kaisar Akihito turun takhta pada 1 Mei
2019. Kaisar Naruhito menikah dengan Putri Mahkota Masako yang berasal dari
kalangan rakyat biasa, dan dikaruniai anak perempuan bernama Aiko (Putri Toshi).
Adik Kaisar Naruhito bernama Pangeran Akishino yang menikah dengan Kiko
Kawashima yang juga berasal dari rakyat biasa. Pangeran Akishino memiliki dua
anak perempuan, yaitu (Putri Mako dan Putri Kako), serta anak laki-laki
bernama Pangeran Hisahito.
Hubungan luar negeri dan militer[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Hubungan luar negeri Jepang, Pasukan Bela Diri Jepang,
dan Kementerian Pertahanan (Jepang)

Kapal pengangkut helikopter kelas Hyuga milik Angkatan Laut Bela Diri Jepang

Jepang memiliki hubungan ekonomi dan militer yang erat dengan Amerika Serikat,
dan menjalankan kebijakan luar negeri berdasarkan pakta keamanan Jepang-AS.
[50]
 Sejak diterima menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1956,
Jepang telah sepuluh kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,
termasuk tahun 2009-2010.[51] Jepang adalah salah satu negara G4 yang sedang
mengusulkan perluasan anggota tetap Dewan Keamanan PBB. [52] Sebagai negara
anggota G8, APEC, ASEAN Plus 3, dan peserta Konferensi Tingkat Tinggi Asia
Timur, Jepang aktif dalam hubungan internasional dan mempererat persahabatan
Jepang dengan negara-negara lain di seluruh dunia. Pakta pertahanan
dengan Australia ditandatangani pada Maret 2007,[53] dan dengan India pada Oktober
2008.[54] Pada tahun 2007, Jepang adalah negara donor Bantuan Pembangunan
Resmi (ODA) terbesar kelima di dunia.[55] Negara penerima bantuan ODA terbesar
dari Jepang adalah Indonesia, dengan total bantuan lebih dari AS$29,5 miliar dari
tahun 1960 hingga 2006.[56]
Jepang bersengketa dengan Rusia mengenai Kepulauan Kuril[57] dan dengan Korea
Selatan mengenai Batu Liancourt.[58] Kepulauan Senkaku yang di bawah
pemerintahan Jepang dipermasalahkan oleh Republik Rakyat Tiongkok dan Taiwan.
[59]

Pasal 9 Konstitusi Jepang berisi penolakan terhadap perang dan penggunaan


kekuatan bersenjata untuk menyelesaikan persengketaan internasional. Pasal 9
Ayat 2 berisi pelarangan kepemilikan angkatan bersenjata dan penolakan atas hak
keterlibatan dalam perang.[60][61] Jepang memiliki Pasukan Bela Diri yang berada di
bawah Kementerian Pertahanan, dan terdiri dari Angkatan Darat Bela Diri
Jepang (JGSDF), Angkatan Laut Bela Diri Jepang (JMSDF), dan Angkatan Udara
Bela Diri Jepang (JASDF). Pada tahun 1991, kapal penyapu ranjau Angkatan Laut
Bela Diri Jepang ikut membersihkan ranjau laut di Teluk Persia (lepas pantai Kuwait)
bersama kapal penyapu ranjau dari delapan negara. [62][63] Atas
permintaan Pemerintahan Transisi PBB di Kamboja (1992-1993), Jepang
mengirimkan pengamat gencatan senjata, pemantau pemilihan umum, polisi sipil,
dan dukungan logistik seperti perbaikan jalan dan jembatan. [64] Di Irak, pasukan
nontempur Jepang membantu misi kemanusiaan dan kegiatan rekonstruksi
infrastruktur mulai Desember 2003 hingga Februari 2009. [63][65][66]
Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Pembagian administratif Jepang
Informasi lebih lanjut: Daftar prefektur di Jepang, Daftar wilayah di Jepang, Kota
(Jepang), Daftar kota di Jepang dan Daftar desa di Jepang
Jepang terdiri dari 47 prefektur, masing-masing diawasi oleh gubernur, birokrasi
legislatif dan administratif. Setiap prefektur dibagi lagi menjadi kota, kota dan desa.
[67]
 Negara ini sedang mengalami reorganisasi administrasi dengan menggabungkan
banyak kota besar, kota kecil dan desa dengan satu sama lain. Proses ini akan
mengurangi jumlah wilayah administratif sub-prefektur dan diharapkan dapat
memotong biaya administrasi.[68]

Ekonomi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Ekonomi Jepang
Bursa Efek Tokyo, bursa saham terbesar ketiga di dunia.

Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan


mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan
Barat diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan
Eropa untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai
tenaga pengajar di Jepang.[69] Pada awal periode Meiji, pemerintah membangun jalan
kereta api, jalan raya, dan memulai reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah
membangun pabrik dan galangan kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga
murah. Sebagian dari perusahaan yang didirikan pada periode Meiji berkembang
menjadi zaibatsu, dan beberapa di antaranya masih beroperasi hingga kini. [69]
Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering
disebut "keajaiban ekonomi Jepang", yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5%
pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun 1980-an. [69] Dekade 1980-an merupakan
masa keemasan ekspor otomotif dan barang elektronik ke Eropa dan Amerika
Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan yang mengakibatkan konflik
perdagangan. Setelah ditandatanganinya Perjanjian Plaza 1985, dolar AS
mengalami depresiasi terhadap yen. Pada Februari 1987, tingkat diskonto resmi
diturunkan hingga 2,5% agar produk manufaktur Jepang bisa kembali kompetitif
setelah terjadi kemerosotan volume ekspor akibat menguatnya yen. Akibatnya,
terjadi surplus likuiditas dan penciptaan uang dalam jumlah besar. Spekulasi
menyebabkan harga saham dan realestat terus meningkat, dan berakibat
pada penggelembungan harga aset. Harga tanah terutama menjadi sangat tinggi
akibat adanya "mitos tanah" bahwa harga tanah tidak akan jatuh. [37] Ekonomi
gelembung Jepang jatuh pada awal tahun 1990-an akibat kebijakan uang ketat yang
dikeluarkan Bank of Japan pada 1989, dan kenaikan tingkat diskonto resmi menjadi
6%.[37] Pada 1990, pemerintah mengeluarkan sistem baru pajak penguasaan tanah
dan bank diminta untuk membatasi pendanaan aset properti. Indeks rata-rata
Nikkei dan harga tanah jatuh pada Desember 1989 dan musim gugur 1990.
[37]
 Pertumbuhan ekonomi mengalami stagnasi pada 1990-an, dengan angka rata-rata
pertumbuhan ekonomi riil hanya 1,7% sebagai akibat penanaman modal yang tidak
efisien dan penggelembungan harga aset pada 1980-an. Institusi keuangan
menanggung kredit bermasalah karena telah mengeluarkan pinjaman uang dengan
jaminan tanah atau saham. Usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan
ekonomi hanya sedikit yang berhasil dan selanjutnya terhambat oleh kelesuan
ekonomi global pada tahun 2000.[70]
Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat,
Jepang bersama Jerman dan Korea Selatan adalah 3 negara yang pernah
mencatatkan diri sebagai negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat
sepanjang sejarah dunia,[71] dengan PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun.[71], dan
perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan Republik Rakyat
Tiongkok dalam keseimbangan kemampuan berbelanja.[72] Industri utama Jepang
adalah sektor perbankan, asuransi, realestat, bisnis
eceran, transportasi, telekomunikasi, dan konstruksi.[73] Jepang memiliki industri
berteknologi tinggi di bidang otomotif, elektronik, mesin
perkakas, baja dan logam non-besi, perkapalan, industri kimia, tekstil,
dan pengolahan makanan.[70] Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto
Jepang berasal dari sektor jasa.

Abeno Harukas Osaka (kiri), gedung tertinggi di Jepang, dan Tokyo Skytree (kanan), struktur


tertinggi di Jepang.

Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang. [74] Tingkat
pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan
ke-19 dalam produktivitas tenaga kerja.[75] Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di
Jepang mendapat upah per jam terbesar di dunia. Toyota Motor, Mitsubishi UFJ
Financial, Nintendo, NTT DoCoMo, Nippon Telegraph &
Telephone, Canon, Matsushita Electric Industrial, Honda, Mitsubishi Corporation,
dan Sumitomo Mitsui Financial adalah 10 besar perusahaan Jepang pada tahun
2008.[76] Sejumlah 326 perusahaan Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global
2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan publik terbesar di dunia (data tahun 2006).
[77]
 Bursa Saham Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar terbesar nomor dua di dunia.
Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa Saham
Tokyo disebut Nikkei 225.[78]
Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan
termasuk salah satu negara maju dengan birokrasi paling
sederhana. Kapitalisme model Jepang memiliki sejumlah ciri khas. Keiretsu adalah
grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang saling memiliki kerja sama bisnis
dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (shuntō) berikut perbaikan kondisi kerja
antara manajemen dan serikat buruh dilakukan setiap awal musim semi. Budaya
bisnis Jepang mengenal konsep-konsep lokal, seperti Sistem
Nenkō, nemawashi, salaryman, dan office lady. Perusahaan di Jepang mengenal
kenaikan pangkat berdasarkan senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup.[79]
[80]
 Kejatuhan ekonomi gelembung yang diikuti kebangkrutan besar-besaran dan
pemutusan hubungan kerja menyebabkan jaminan pekerjaan seumur hidup mulai
ditinggalkan.[81][82] Perusahaan Jepang dikenal dengan metode manajemen
seperti The Toyota Way. Aktivisme pemegang saham sangat jarang.[83] Dalam Indeks
Kebebasan Ekonomi, Jepang menempati urutan ke-5 negara paling laissez-faire di
antara 41 negara Asia Pasifik.[84]
Mobil hibrida Toyota Prius. Produk otomotif dan elektronik adalah komoditas ekspor unggulan Jepang.

Total ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah 4.210 dolar AS per kapita. Pasar
ekspor terbesar Jepang tahun 2006 adalah Amerika Serikat 22,8%, Uni
Eropa 14,5%, Tiongkok 14,3%, Korea Selatan 7,8%, Taiwan 6,8%, dan Hong
Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan Jepang adalah alat transportasi, kendaraan
bermotor, elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia.[70] Negara sumber impor
terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah Tiongkok 20,5%, AS 12,0%, Uni
Eropa 10,3%, Arab Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab 5,5%, Australia 4,8%, Korea
Selatan 4,7%, dan Indonesia 4,2%. Impor utama Jepang adalah mesin-mesin dan
perkakas, minyak bumi, bahan makanan, tekstil, dan bahan mentah untuk industri.[70]
Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar).
[85]
 Jepang berada di peringkat ke-6 setelah RRT, Peru, Amerika Serikat, Indonesia,
dan Chili, dengan total tangkapan ikan yang terus menurun sejak 1996. [86][87]
Pertanian adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun seusai Perang
Dunia II. Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja berada di bidang
pertanian. Sepanjang "masa keajaiban ekonomi Jepang", angkatan kerja di bidang
pertanian terus menyusut hingga sekitar 4,1% pada tahun 2008. [88] Pada Februari
2007 terdapat 1.813.000 keluarga petani komersial, namun di antaranya hanya
kurang dari 21,2% atau 387.000 keluarga petani pengusaha. [89] Sebagian besar
angkatan kerja pertanian sudah berusia lanjut, sementara angkatan kerja usia muda
hanya sedikit yang bekerja di bidang pertanian. [90][91]
Diperkirakan oleh pengamat ekonomi bahwa, Jepang bersama Korea
Selatan, India dan RRT akan benar-benar mendominasi dunia pada tahun 2030 dan
mematahkan dominasi barat atas perekonomian dunia.

Demografi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: demografi Jepang, bahasa Jepang, bangsa Jepang, masalah ras di
Jepang, dan agama di Jepang

Pemandangan perempatan Shibuya pada malam hari. Perempatan Shibuya dikenal sangat ramai dengan
penyeberang jalan.
Kuil Shinto Itsukushima Situs Warisan Dunia UNESCO.

Populasi Jepang diperkirakan sekitar 127,614 juta orang (perkiraan 1 Februari


2009).[92] Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan
sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang
terdapat orang Korea Zainichi,[93] Tionghoa Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-
Jepang,[94] dan orang Peru-Jepang.[95] Pada 2003, ada sekitar 136.000 orang Barat
yang menjadi ekspatriat di Jepang.[96]
Kewarganegaraan Jepang diberikan kepada bayi yang dilahirkan dari ayah atau ibu
berkewarganegaraan Jepang, ayah berkewarganegaraan Jepang yang wafat
sebelum bayi lahir, atau bayi yang lahir di Jepang dengan ayah/ibu tidak
diketahui/tidak memiliki kewarganegaraan.[97] Suku bangsa yang paling dominan
adalah penduduk asli yang disebut suku Yamato dan kelompok minoritas utama
yang terdiri dari penduduk asli suku Ainu[98] dan Ryukyu, ditambah kelompok
minoritas secara sosial yang disebut burakumin.[99]
Pada tahun 2006, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 81,25 tahun, dan
merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. [100] Namun populasi
Jepang dengan cepat menua sebagai dampak dari ledakan kelahiran
pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran. Pada tahun 2004, sekitar
19,5% dari populasi Jepang sudah berusia di atas 65 tahun. [101]
Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial,
terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya
biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan
generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika
dewasa.[102] Populasi Jepang dikhawatirkan akan merosot menjadi 100 juta pada
tahun 2050 dan makin menurun hingga 64 juta pada tahun 2100. [101] Pakar demografi
dan pejabat pemerintah kini dalam perdebatan hangat mengenai cara menangani
masalah penurunan jumlah penduduk.[102] Imigrasi dan insentif uang untuk kelahiran
bayi sering disarankan sebagai pemecahan masalah penduduk Jepang yang
semakin menua.[103][104]
Perkiraan tertinggi jumlah penganut agama Buddha sekaligus Shinto adalah 84-96%
yang menunjukkan besarnya jumlah penganut sinkretisme dari kedua agama
tersebut.[15][105] Walaupun demikian, perkiraan tersebut hanya didasarkan pada jumlah
orang yang diperkirakan ada hubungan dengan kuil, dan bukan jumlah penduduk
yang sungguh-sungguh menganut kedua agama tersebut. [106] Professor Robert Kisala
(dari Universitas Nanzan) memperkirakan hanya 30% dari penduduk Jepang yang
mengaku menganut suatu agama.[106]
Taoisme dan Konfusianisme dari Tiongkok juga memengaruhi kepercayaan dan
tradisi Jepang. Agama di Jepang cenderung bersifat sinkretisme dengan hasil
berupa berbagai macam tradisi, seperti orang tua membawa anak-anak ke
upacara Shinto, pelajar berdoa di kuil Shinto meminta lulus ujian, pernikahan ala
Barat di kapel atau gereja Kristen, sementara pemakaman diurus oleh kuil Buddha.
Penduduk beragama Kristen hanya minoritas sejumlah (2.595.397 juta atau 2,04%).
[107]
 Kebanyakan orang Jepang mengambil sikap tidak peduli terhadap agama dan
melihat agama sebagai budaya dan tradisi. Bila ditanya mengenai agama, mereka
akan mengatakan bahwa mereka beragama Buddha hanya karena nenek moyang
mereka menganut salah satu sekte agama Buddha. Selain itu, di Jepang sejak
pertengahan abad ke-19 bermunculan berbagai sekte agama baru (Shinshūkyō)
seperti Tenrikyo dan Aum Shinrikyo (atau Aleph).
Lebih dari 99% penduduk Jepang berbicara bahasa Jepang sebagai bahasa ibu.
[92]
 Bahasa Jepang adalah bahasa aglutinatif dengan tuturan hormat (kata honorifik)
yang mencerminkan hierarki dalam masyarakat Jepang. Pemilihan kata kerja dan
kosakata menunjukkan status pembicara dan pendengar. Menurut kamus bahasa
Jepang Shinsen-kokugojiten, kosakata dari Tiongkok berjumlah sekitar 49,1% dari
kosakata keseluruhan, kata-kata asli Jepang hanya 33,8% dan kata serapan sekitar
8,8%.[108] Bahasa Jepang ditulis memakai aksara kanji, hiragana, dan katakana,
ditambah huruf Latin dan penulisan angka Arab. Bahasa Ryukyu yang juga termasuk
salah satu keluarga bahasa Japonik dipakai orang Okinawa, tetapi hanya sedikit
dipelajari anak-anak.[109] Bahasa Ainu adalah bahasa mati dengan hanya
sedikit penutur asli yang sudah berusia lanjut di Hokkaido.[110] Murid sekolah negeri
dan swasta di Jepang hanya diharuskan belajar bahasa Jepang dan bahasa Inggris.
[111]

 l

 b

 s
Kota terbesar di Jepang
2010 Census
Peringkat Prefektur Pop. Peringkat
1 Tokyo Tokyo 13.839.910 11 Hiroshima
2 Yokohama Kanagawa 3.689.603 12 Sendai
3 Osaka Osaka 2.666.371 13 Kitakyushu
4 Nagoya Aichi 2.263.907 14 Chiba
Tokyo 5 Sapporo Hokkaido 1.914.434 15 Sakai
6 Kobe Hyōgo 1.544.873 16 Niigata
7 Kyoto Kyoto 1.474.473 17 Hamamats
8 Fukuoka Fukuoka 1.463.826 18 Kumamoto
9 Kawasaki Kanagawa 1.425.678 19 Sagamihar

10 Saitama Saitama 1.222.910 20 Shizuoka


Yokohama

Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Pendidikan di Jepang
Auditorium Yasuda di Universitas Tokyo

Pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi diperkenalkan di Jepang


pada 1872 sebagai hasil Restorasi Meiji.[112] Sejak 1947, program wajib belajar di
Jepang mewajibkan setiap warga negara untuk untuk bersekolah selama 9 tahun
di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (dari usia 6 hingga 15 tahun). Di
kalangan penduduk berusia 15 tahun ke atas, tingkat melek huruf sebesar 99%, laki-
laki: 99%; perempuan: 99% (2002).[113]
Hampir semua murid meneruskan ke Sekolah Menengah Atas, dan
menurut MEXT sekitar 75,9% lulusan sekolah menengah atas pada tahun 2005
melanjutkan ke universitas, akademi, sekolah keterampilan, atau lembaga
pendidikan tinggi lainnya.[114] Pendidikan di Jepang sangat kompetitif,[115] khususnya
dalam ujian masuk perguruan tinggi. Dua peringkat teratas universitas di Jepang
ditempati oleh Universitas Tokyo dan Universitas Keio.[116] Dalam peringkat yang
disusun Program Penilaian Pelajar Internasional dari OECD, pengetahuan dan
keterampilan anak Jepang berusia 15 tahun berada di peringkat nomor enam terbaik
di dunia.[117]
Peringkat internasional[sunting | sunting sumber]

 Indeks Pembangunan Manusia - peringkat ke-19 dan 4


besar di Asia
 Indeks Kebebasan Pers - peringkat ke-11
 PDB - peringkat ke-3
 Indeks Kualitas Hidup - peringkat ke-17
 Indeks Persepsi Korupsi - peringkat ke-17
 Indeks Kebebasan Ekonomi - peringkat ke-17
 Laporan Daya Saing Global - peringkat ke-7
 Peringkat dunia FIFA - peringkat 28
 Total Perdagangan Internasional - peringkat 2

Budaya[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Budaya Jepang
Kinkaku-ji atau 'Kuil Emas Pavilion' di Kyoto dan Situs Warisan Dunia UNESCO.

Budaya Jepang mencakup interaksi antara budaya asli Jomon yang kukuh dengan


pengaruh dari luar negeri yang menyusul. Mula-mula Tiongkok dan Korea banyak
membawa pengaruh, bermula dengan perkembangan budaya Yayoi sekitar 300 SM.
Gabungan tradisi budaya Yunani dan India, memengaruhi seni dan keagamaan
Jepang sejak abad ke-6 Masehi, dilengkapi dengan pengenalan agama
Buddha sekte Mahayana. Sejak abad ke-16, pengaruh Eropa menonjol, disusul
dengan pengaruh Amerika Serikat yang mendominasi Jepang setelah
berakhirnya Perang Dunia II. Jepang turut mengembangkan budaya yang original
dan unik, dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan
tangan (pahatan, tembikar, persembahan (boneka bunraku, tarian
tradisional, kabuki, noh, rakugo), dan tradisi (permainan
Jepang, onsen, sento, upacara minum teh, taman Jepang), serta makanan Jepang.
Kini, Jepang merupakan salah sebuah pengekspor budaya pop yang
terbesar. Anime, manga, mode, film, kesusastraan, permainan video,
dan musik Jepang menerima sambutan hangat di seluruh dunia, terutama di negara-
negara Asia yang lain. Pemuda Jepang gemar menciptakan trend baru dan
kegemaran mengikut gaya mereka memengaruhi mode dan trend seluruh dunia.
Pasar muda-mudi yang amat baik merupakan ujian untuk produk-produk elektronik
konsumen yang baru, di mana gaya dan fungsinya ditentukan oleh pengguna
Jepang, sebelum dipertimbangkan untuk diedarkan ke seluruh dunia.

Chakinzushi, sushi yang dibungkus telur dadar tipis.

Baru-baru ini Jepang mula mengekspor satu lagi komoditas budaya yang bernilai:
olahragawan. Popularitas pemain bisbol Jepang di Amerika Serikat meningkatkan
kesadaran warga negara Barat tersebut terhadap segalanya mengenai Jepang.
Orang Jepang biasanya gemar memakan makanan tradisi mereka. Sebagian besar
acara TV pada waktu petang dikhususkan pada penemuan dan penghasilan
makanan tradisional yang bermutu. Makanan Jepang mencetak nama di seluruh
dunia dengan sushi, yang biasanya dibuat dari berbagai jenis ikan mentah yang
digabungkan dengan nasi dan wasabi. Sushi memiliki banyak penggemar di seluruh
dunia. Makanan Jepang bertumpu pada peralihan musim, dengan menghidangkan
mi dingin dan sashimi pada musim panas, sedangkan ramen panas dan shabu-
shabu pada musim dingin.

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "National Flag and National Anthem". Diakses tanggal  29
Januari 2017.  Bendera Matahari Terbit dan "Kimi Ga Yo" adalah
bendera nasional dan lagu kebangsaan Jepang. Diresmikan pada
tahun 1999 dengan Undang-Undang Mengenai Bendera Nasional
dan Lagu Kebangsaan.
2. ^ "Explore Japan National Flag and National Anthem". Diakses
tanggal January 29, 2017.
3. ^ "National Symbols". Diarsipkan dari  versi asli  tanggal February
2, 2017. Diakses tanggal  January 29,  2017.
4. ^ "History of Tokyo". Diakses tanggal  29 Januari  2017. Periode
Edo berlangsung selama hampir 260 tahun sampai Restorasi Meiji
pada tahun 1868, ketika Keshogunan Tokugawa berakhir dan
pemerintahan kekaisaran dipulihkan. Kaisar pindah ke Edo, yang
berganti nama menjadi Tokyo. Dengan demikian, Tokyo menjadi
ibu kota Jepang
5. ^ 法制執務コラム集「法律と国語・日本語」 (dalam bahasa
Japanese). Legislative Bureau of the House of Councillors.
Diakses tanggal  January 19,  2009.
6. ^ Dentsu Communication Institute, Japan Research Center: Sixty
Countries' Values Databook (世界 60 カ国価値観データブック)
(2000).
7. ^ Menurut legenda, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu, Sang
Kaisar Pertama.
8. ^ "Facts about Japan, General Information". Diakses
tanggal January 29, 2017.
9. ^ "Population Estimates Monthly Report May 2021)". Statistics
Bureau of Japan. May 20, 2021.
10. ^ "2015 Population Census: Basic Complete Tabulation on
Population and Households"(PDF). Statistics Bureau of Japan.
October 2016. Diakses tanggal January 2, 2020.
11. ^ Lompat ke:a b "World Economic Outlook database: April
2021". International Monetary Fund. April 2021.
12. ^ "Income inequality". OECD. Diarsipkan dari versi asli tanggal
September 18, 2019. Diakses tanggal  May 21, 2020.
13. ^ "Human Development Report 2020"  (PDF) (dalam bahasa
Inggris). United Nations Development Programme. December 15,
2020. Diakses tanggal  December 15, 2020.
14. ^ "Facts and Figures of Japan 2007 01: Land"  (PDF). Foreign
Press Center Japan.  Diarsipkan  (PDF) dari versi asli tanggal 2009-
07-31. Diakses tanggal  2009-07-04.
15. ^ Lompat ke:a b c "World Factbook; Japan". CIA. 2007-03-
15.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-25. Diakses
tanggal 2007-03-27.
16. ^ United Nations World Population Propsects: 2006
revision Diarsipkan 2013-07-21 di Wayback Machine. – Table
A.17 for 2005-2010
17. ^ Schreiber, Mark (26 November 2019).  "You say 'Nihon,' I say
'Nippon,' or let's call the whole thing 'Japan'?".  The Japan
Times.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-13. Diakses
tanggal 20 May 2020.
18. ^ "Re: にほん or にっぽん". www.sf.airnet.ne.jp.  Diarsipkan dari
versi asli tanggal 2011-06-15. Diakses tanggal  2009-10-23.
19. ^ Word Histories and Mysteries: From Abracadabra to Zeus.
Houghton Mifflin Harcourt. October 13, 2004.  ISBN  978-0-547-
35027-1.
20. ^ Luīs Fróis, "Of the Ilande of Giapan" (February 19, 1565),
published in Richard Willes, "The History of Travayle in the West
and East Indies" (London 1577), cited in "Travel Narratives from
the Age of Discovery", by Peter C. Mancall, pp. 156–57.
21. ^ Batchelor, Robert K. (January 6, 2014).  London: The Selden
Map and the Making of a Global City, 1549–1689. University of
Chicago Press. hlm.  76, 79.  ISBN  978-0-226-08079-6. In Richard
Wille's 1577 book "The History of Travalye in the West and East
Indies"
22. ^ Brown, Delmer M.; Hall, John Whitney; Jansen, Marius B.;
Shively, Donald H.; Twitchett, Denis (1988). The Cambridge
History of Japan: Volume 1 (dalam bahasa Inggris).  Cambridge
University Press. hlm.  275. ISBN 978-0-521-22352-
2. Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2021-01-29. Diakses
tanggal 2020-06-27.
23. ^ Delmer M. Brown (ed.), ed. (1993).  The Cambridge History of
Japan. Cambridge University Press. hlm. 140–149.
24. ^ William Gerald Beasley (1999). The Japanese Experience: A
Short History of Japan. University of California Press.
hlm. 42.  ISBN  0520225600. Diarsipkan  dari versi asli tanggal
2012-04-13. Diakses tanggal  2007-03-27.
25. ^ Conrad Totman (2002). A History of Japan. Blackwell. hlm. 64–
79.  ISBN  978-1405123594.
26. ^ Conrad Totman (2002). A History of Japan. Blackwell.
hlm. 122–123. ISBN 978-1405123594.
27. ^ George Sansom  (1961). A History of Japan: 1334–1615.
Stanford. hlm. 42.  ISBN  0-8047-0525-9.
28. ^ George Sansom  (1961). A History of Japan: 1334–1615.
Stanford. hlm. 217.  ISBN  0-8047-0525-9.
29. ^ Stephen Turnbull (2002).  Samurai Invasion: Japan's Korean
War. Cassel. hlm. 227.  ISBN  978-0304359486.
30. ^ Hooker, Richard (1999-07-14). "Japan Glossary; Kokugaku".
Washington State University. Diarsipkan dari  versi asli  tanggal
2006-08-28. Diakses tanggal  2006-12-28.
31. ^ Jesse Arnold. "Japan: The Making of a World Superpower
(Imperial Japan)". vt.edu/users/jearnol2. Diarsipkan dari  versi
asli tanggal 2007-04-09. Diakses tanggal  2007-03-27.
32. ^ Kelley L. Ross. "The Pearl Harbor Strike Force".
friesian.com. Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2017-02-24.
Diakses tanggal  2007-03-27.
33. ^ Roland H. Worth, Jr. (1995).  No Choice But War: the United
States Embargo Against Japan and the Eruption of War in the
Pacific. McFarland.  ISBN  0-7864-0141-9.
34. ^ "Japanese Instrument of Surrender". educationworld.net.
Diarsipkan dari versi aslitanggal 2006-12-31. Diakses
tanggal 2006-12-28.
35. ^ When Empire Comes Home: Repatriation and Reintegration in
Postwar Japan by Lori Watt Diarsipkan 2009-03-04 di Wayback
Machine., Harvard University Press
36. ^ Joseph Coleman (2006-03-06).  "'52 coup plot bid to rearm
Japan: CIA". The Japan Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2012-07-17. Diakses tanggal  2007-04-03.
37. ^ Lompat ke:        Kobayashi, Kayo (2005).  日本の経済: Japanese
a b c d

Economy, The. IBC Publishing.  ISBN  4-8968-4147-6.


38. ^ ""Japan"". Microsoft Encarta Online Encyclopedia. 2006.
Diarsipkan dari versi aslitanggal 2008-12-16. Diakses
tanggal 2006-12-28.
39. ^ "Japan Information—Page 1".
WorldInfoZone.com. Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2007-09-
02. Diakses tanggal 2006-12-28.
40. ^ "World Population Prospects". UN Department of Economic and
Social Affairs. Diarsipkan dari  versi asli  tanggal 2010-08-19.
Diakses tanggal  2007-03-27.
41. ^ "Tectonics and Volcanoes of Japan". Oregon State University.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-02-04. Diakses
tanggal 2007-03-27.
42. ^ "Attractions: Hot Springs".  JNTO.  Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2007-03-02. Diakses tanggal  2007-04-01.
43. ^ Lompat ke:a b "Essential Info: Climate".  JNTO.  Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2011-02-18. Diakses tanggal  2007-04-01.
44. ^ "Gifu Prefecture sees highest temperature ever recorded in
Japan - 40.9". Japan News Review Society. 2007-08-16.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-18. Diakses
tanggal 2007-08-16.
45. ^ "The Constitution of Japan". House of Councillors of the
National Diet of Japan. 1946-11-03. Diarsipkan dari  versi
asli tanggal 2007-03-17. Diakses tanggal  2007-03-10.
46. ^ "A History of the Liberal Democratic Party". Liberal Democratic
Party of Japan. Diarsipkan dari  versi asli  tanggal 2007-10-17.
Diakses tanggal  2007-03-27.
47. ^ http://www.houko.com/00/01/S21/000.HTM#s5 Diarsipkan 2009-
03-13 di Wayback Machine. Konstitusi Jepang Bab 5, Kabinet (第
5章 内閣)
48. ^ http://www.houko.com/00/01/S21/000.HTM#s1 Diarsipkan 2009-
03-13 di Wayback Machine. Konstitusi Jepang Bab 1 Pasal 6,
Kaisar (第1章 天皇)
49. ^ http://www.houko.com/00/01/S21/000.HTM#s1 Diarsipkan 2009-
03-13 di Wayback Machine. Konstitusi Jepang Bab 1 7 Butir 5,
Kaisar (第1章 天皇)
50. ^ Michael Green. "Japan Is Back: Why Tokyo's New
Assertiveness Is Good for Washington". Real Clear
Politics. Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2011-05-01. Diakses
tanggal 2009-03-08.
51. ^ "Japan: non-permanent member of the Security Council". United
Nations. Diarsipkandari versi asli tanggal 2009-02-16. Diakses
tanggal 2009-03-10.
52. ^ Nile Gardiner, Ph.D. and Brett D. Schaefer. "U.N. Security
Council Expansion Is Not in the U.S. Interest". Heritage
Foundation.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-09-18.
Diakses tanggal  2009-03-10.
53. ^ "MOFA: Japan-Australia Joint Declaration on Security
Cooperation".  www.mofa.go.jp.  Diarsipkan dari versi asli tanggal
2020-04-14. Diakses tanggal  2020-04-14.
54. ^ "MOFA: Joint Declaration on Security Cooperation between
Japan and India (October 22,
2008)". www.mofa.go.jp. Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2020-
04-14. Diakses tanggal  2020-04-14.
55. ^ "Debt Relief is down: Other ODA rises slightly". Organisation for
Economic Co-Operation and Development. Diarsipkan  dari versi
asli tanggal 2008-09-19. Diakses tanggal  2009-03-10.
56. ^ "Sejarah Bantuan ODA Jepang di Indonesia". Situs Bantuan
ODA Jepang di Indonesia.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-
01-12. Diakses tanggal  2009-03-10.
57. ^ "Japan's island row with Russia". BBC News. 2006-08-
16.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-21. Diakses
tanggal 2009-03-10.
58. ^ "Seoul and Tokyo hold island talks". BBC News. 2006-04-
20.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-11-30. Diakses
tanggal 2009-03-10.
59. ^ "The Basic View on the Sovereignty over the Senkaku Islands".
Kementerian Luar Negeri Jepang.  Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2010-09-30. Diakses tanggal  2009-03-10.
60. ^ "The Constitution of Japan". Diarsipkan  dari versi asli tanggal
2013-12-14. Diakses tanggal  2009-03-12.
61. ^ Kosechi, Soseki. "Mengkaji Kembali Revisi Konstitusi
Jepang".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-12. Diakses
tanggal 2009-03-12.
62. ^ "Section 3. Japan's Response to the Post-Gulf Crisis
Problems". Diplomatic Bluebook 1991: Japan's Diplomatic
Activities. Kementerian Luar Negeri Jepang. Diarsipkan  dari versi
asli tanggal 2007-12-11. Diakses tanggal  2009-03-10.
63. ^ Lompat ke:a b "航空自衛隊イラク復興支援派遣撤収業務隊による撤収
業務の終結に関する命令の発出について". Kementerian
Pertahanan. 2009-02-10.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-
10-12. Diakses tanggal  2009-03-10.
64. ^ "Japan's Participation in UN Peacekeeping Operations:
International Peace Cooperation Assignment in Cambodia".
Secretariat of the International Peace Cooperation Headquarters,
Cabinet Office. 2009-02-10. Diakses tanggal 2009-03-10.
65. ^ "Prime Minister Encourages Japan Air Self-Defense Force
(JASDF) to be Dispatched to Iraq". Kantor Perdana Menteri
Jepang. 2003-12-24.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-03-
10. Diakses tanggal 2009-03-10.
66. ^ "2009 年 2 月 16 日付防衛省人事発令"  (PDF).  Kementerian
Pertahanan. 2009-02-16.  Diarsipkan  (PDF) dari versi asli tanggal
2012-03-08. Diakses tanggal  2009-03-10.
67. ^ McCargo, Duncan (2000).  Contemporary Japan. Macmillan.
hlm. 84–85. ISBN 0333710002.
68. ^ Mabuchi, Masaru (May 2001).  "Municipal Amalgamation in
Japan"  (PDF). World Bank.  Diarsipkan  (PDF) dari versi asli tanggal
2015-11-06. Diakses tanggal  December 28, 2006.
69. ^ Lompat ke:a b c "Japan: Patterns of Development". country-data.com.
1994.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-12-03. Diakses
tanggal 2006-12-28.
70. ^ Lompat ke:a b c d "World Factbook; Japan—Economy". CIA. 2006-12-
19.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-25. Diakses
tanggal 2006-12-28.
71. ^ Lompat ke:a b "World Economic Outlook Database; country
comparisons".  IMF. 2006-09-01. Diarsipkan  dari versi asli tanggal
2011-06-04. Diakses tanggal  2007-03-14.
72. ^ "NationMaster; Economy
Statistics". NationMaster. Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2007-
03-14. Diakses tanggal  2007-03-26.
73. ^ er 6 Manufacturing and Construction Diarsipkan 2009-11-13
di Wayback Machine., Statistical Handbook of Japan, Ministry of
Internal Affairs and Communications
74. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari  versi asli  tanggal 2007-09-27.
Diakses tanggal  2009-03-09.
75. ^ "Groningen Growth and Development Centre".  University of
Groningen. 27 Jul 2016.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-
04-10. Diakses tanggal  2020-04-14.
76. ^ Japan 500 2008 Diarsipkan 2009-02-11 di Wayback
Machine., Financial TimesDiakses pada 8 Maret 2009]
77. ^ "The Forbes 2000 -
Forbes.com".  www.forbes.com.  Diarsipkan dari versi asli tanggal
2018-08-29. Diakses tanggal  2020-04-14.
78. ^ Market data. Diarsipkan 2007-10-11 di Wayback Machine. New
York Stock Exchange (2006-01-31). Diakses pada 2007-08-11.
79. ^ "Japan's Economy: Free at last".  The Economist. 2006-07-
20.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-11. Diakses
tanggal 2007-03-29.
80. ^ "The State and Change in the "Lifetime Employment" in Japan:
From the End of War Through 1995". Research Institute of
Economy, Trade and Industry (RIETI). November
2004.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-13. Diakses
tanggal 2007-03-29.
81. ^ "Life-time Employment (終身雇用)".
exBuzzWords. Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2007-02-07.
Diakses tanggal  2007-03-28.
82. ^ "Going hybrid". Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2020-09-30.
Diakses tanggal  2020-04-14 – via The Economist.
83. ^ Activist shareholders swarm in Japan Diarsipkan 2009-02-02
di Wayback Machine., The Economist
84. ^ Japan Diarsipkan 2008-12-19 di Wayback Machine., Index of
Economic Freedom
85. ^ "The State of World Fisheries and Aquaculture 2006"  (PDF).
FAO Fisheries and Aquaculture Department FAO.
2007.  ISBN  978-92-5-105568-7. Diarsipkan  (PDF)  dari versi asli
tanggal 2009-02-20. Diakses tanggal  2009-03-02.
86. ^ "Yearbooks of Fishery Statistics: World fisheries production, by
capture and aquaculture, by country (2006)"  (PDF). Fisheries and
Aquaculture Department FAO. 2006. Diarsipkan dari  versi
asli  (PDF) tanggal 2013-05-18. Diakses tanggal  2009-03-08.
87. ^ The World Almanac and book of facts 2008. World Almanac
Books. 2008. hlm. 94.  ISBN  1-60057-072-0.
88. ^ "Employed person by occupation and sex (労働力調査 長期時系
列データ 職業別就業者数)". Statistics Bureau, Director General for
Policy Planning (Statistical Standards) 総務省統計
局. Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2009-02-28. Diakses
tanggal 2009-03-09.
89. ^ Zaidan Hōjin Yano Tsuneta Kinenkai, 財団法人矢野恒太記念会
(2008). p.134 Tabel 13-6 dan catatan kaki. "Definisi keluarga
petani komersial (hambai nōka) adalah keluarga dengan luas
tanah lebih dari 3.000 m² atau pendapatan kotor lebih dari \
500.000 per tahun; definisi keluarga petani pengusaha (shugyō
nōka) adalah keluarga yang berpenghasilan utama dari pertanian,
dan memiliki kepala keluarga berumur di bawah 65 tahun yang
bekerja di lahan pertanian lebih dari 60 hari per tahun."
90. ^ Zaidan Hōjin Yano Tsuneta Kinenkai 財団法人矢野恒太記念会
(2008) p.136 Tabel 13-8. Report of Survey on Movement of
Agriculture Structure.
91. ^ Pada tahun 1990, keluarga petani komersial yang memiliki
kepala keluarga berusia di atas 65 tahun mencapai 19,5%. Angka
ini bertambah menjadi 32,4% pada tahun 2007. "Main Indicators
Relating to Agriculture, Forestry and Fisheries ( 農林水 産業関連主
要指標(1)土地と人口 Land and population)". Kementerian
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang (MAFF). Diakses
tanggal 2009-03-09.
92. ^ Lompat ke:a b "人口推計月報". Biro Statistik Jepang.
2009.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-21. Diakses
tanggal 2009-08-08.
93. ^ Japan-born Koreans live in limbo Diarsipkan 2011-04-30
di Wayback Machine.. The New York Times. 2 April 2005.
94. ^ An Enclave of Brazilians Is Testing Insular
Japan Diarsipkan 2011-04-30 di Wayback Machine.. The New
York Times. 1 November 2008.
95. ^ 'Home' is where the heartbreak is for Japanese-
Peruvians Diarsipkan 2010-01-06 di Wayback Machine.. Asia
Times. 16 Oktober 1999.
96. ^ Registered Foreigners in Japan by Nationality Diarsipkan 2005-
08-24 di Wayback Machine.. Stat.go.jp.
97. ^ "国籍Q&A". 民事局. Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2009-
11-21. Diakses tanggal  2009-08-08.
98. ^ Fogarty, Philippa (2008-06-06).  "Recognition at last for Japan's
Ainu". BBC News. BBC.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-
11-08. Diakses tanggal  2008-06-07.
99. ^ The Invisible Race Diarsipkan 2012-12-16 di Wayback Machine..
Time. 8 Januari 1973.
100. ^ "The World Factbook: Rank order—Life expectancy at
birth".  CIA. 2006-12-19. Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2016-
01-20. Diakses tanggal  2006-12-28.
101. ^ Lompat ke:a b "Statistical Handbook of Japan: Chapter 2—
Population". Japan Ministry of Internal Affairs and
Communications.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-04-11.
Diakses tanggal  2006-12-28.
102. ^ Lompat ke:a b Ogawa, Naohiro."Demographic Trends and Their
Implications for Japan's Future"Diarsipkan 2010-01-14 di Wayback
Machine. The Ministry of Foreign Affairs of Japan. Transkrip
wawancara pada 7 Maret 1997. Diakses pada 14 Mei 2006.
103. ^ Hidenori Sakanaka (2005-10-05).  "Japan Immigration Policy
Institute: Director's message". Japan Immigration Policy Institute.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-29. Diakses
tanggal 2007-01-05.
104. ^ French, Howard."Insular Japan Needs, but Resists,
Immigration". Diarsipkan 2007-12-02 di Wayback Machine. "The
New York Times" (2003-07-24). Diakses pada 2007-02-21.
105. ^ Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor (2006-09-
15).  "International Religious Freedom Report 2006". U.S.
Department of State.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-
23. Diakses tanggal 2007-12-04.
106. ^ Lompat ke:a b Kisala, Robert (2005). Robert Wargo, ed.  The Logic
Of Nothingness: A Study of Nishida Kitarō. University of Hawaii
Press. hlm.  3–4. ISBN 0824822846.
107. ^ "Religious Juridical Persons and Administration of Religious
Affairs, [[Agency for Cultural Affairs]"  (PDF).  Diarsipkan  (PDF) dari
versi asli tanggal 2008-09-09. Diakses tanggal  2009-08-08.
108. ^ Shinsen-kokugojiten (新選国語辞典), Kyōsuke
Kindaichi, Shogakukan, 2001, ISBN 4-09-501407-5
109. ^ 言語学大辞典セレクション:日本列島の言語 (Selection from
the Encyclopædia of Linguistics: The Languages of the Japanese
Archipelago). "琉球列島の言語" (The Languages of the Ryukyu
Islands). 三省堂 1997
110. ^ "15 families keep ancient language alive in
Japan".  UN.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-01-06.
Diakses tanggal  2007-03-27.
111. ^ Lucien Ellington (2005-09-01).  "Japan Digest: Japanese
Education". Indiana University.  Diarsipkan dari versi asli tanggal
2006-04-27. Diakses tanggal  2006-04-27.
112. ^ Lucien Ellington (2003-12-01).  "Beyond the Rhetoric:
Essential Questions About Japanese Education". Foreign Policy
Research Institute. Diarsipkan dari  versi asli  tanggal 2007-04-05.
Diakses tanggal  2007-04-01.
113. ^ "East Asia/Southeast Asia  :: Japan — The World Factbook -
Central Intelligence Agency".  www.cia.gov.  Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2018-12-25. Diakses tanggal  2009-03-07.
114. ^ "School Education"  (PDF). MEXT. Diarsipkan dari versi
asli  (PDF)  tanggal 2008-01-02. Diakses tanggal 2007-03-10.
115. ^ Kate Rossmanith (2007-02-05). "Rethinking Japanese
education". The University of Sydney. Diarsipkan  dari versi asli
tanggal 2009-01-13. Diakses tanggal  2007-04-01.
116. ^ "The World University Rankings".  Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2010-06-04. Diakses tanggal  2009-08-29.
117. ^ OECD’s PISA survey shows some countries making
significant gains in learning outcomes Diarsipkan 2009-12-15
di Wayback Machine., OECD, 04/12/2007. Range of rank on the
PISA 2006 science scale Diarsipkan 2009-12-29 di Wayback
Machine.

Bacaan selanjutnya[sunting | sunting sumber]


 Conrad Totman, 2000. 'A History of Modern Japan.
Blackwell Publishers.'
 C.H. Kwan. 2001. 'Yen Bloc: Toward Economic
Integration in Asia.' Brookings Institution Press.
 Bernson, Mary Hammond and Elaine Magnusson, eds.
Modern Japan: An Idea Book for K-12 Teachers.
Multicultural Education Resource Serial. Olympia, WA:
Office of the State Superintendent of Public Instruction,
1984. ED 252 486.
 Cogan, John J. and Donald O. Schneider, eds.
Perspectives on Japan: A Guide for Teachers.
Washington, DC: National Council for the Social
Studies, 1983. ED 236 090.
 East Meets West: Mutual Images. Stanford, CA:
California Center for Research in International Studies,
l980. ED 196 765.
 Kaderabeck, Leslie. The Japanese Automobile Worker:
A Microcosm of Japan's Success. 1985. ED 263 041.
 Murphy, Carole. A Step by Step Guide for Planning a
Japanese Cultural Festival. 1983. ED 238 748.
 Wojtan, Linda S. Free Resources for Teaching about
Japan. Bloomington, IN: Midwest Program for Teaching
about Japan, Indiana University, 1986. ED 270 3891.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


Portal Jepang

 Hubungan luar negeri Jepang


 Kalender Jepang
 Militer Jepang
 Transportasi di Jepang
 Daftar masakan Jepang
 Daftar kata serapan dari bahasa Jepang dalam bahasa
Indonesia
 Daftar wilayah metropolitan di Jepang menurut populasi

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


Cari tahu mengenai Japan pada proyek-
proyek Wikimedia lainnya:

Definisi dan terjemahan dari


Wiktionary

Gambar dan media dari Commons

Berita dari Wikinews

Buku dari Wikibuku

Pemerintah

 Kantei.go.jp, situs resmi Perdana Menteri Jepang dan


Kabinetnya
 Kunaicho.go.jp,
 National Diet Library
 Public Relations Office
Wisata

 Japan National Tourist Organization


  Panduan perjalanan Jepang dari Wikivoyage
Informasi Umum

 Jepang di CIA World Factbook.


 Jepang Diarsipkan 2009-04-21 di Wayback Machine.
dari UCB Libraries GovPubs
 Jepang di Curlie (dari DMOZ)
 Jepang dari BBC News
 Jepang dari US Energy Information Administration
 Jepang dari OECD
 Prakiraan Pengembangan Jepang dari International
Futures
tampil

Topik Jepang 

tampil

Negara di Asia Timur

tampil

Negara di Asia

tampil

Anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa

tampil
Pengawasan otoritas 
Kategori: 
 Artikel yang membutuhkan referensi tambahan sejak Juli
2018
 Jepang
 Kekaisaran
 Negara G8
 Negara G20
 Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
 Negara kepulauan
 Negara di Asia Timur
Menu navigasi
 Belum masuk log
 Pembicaraan
 Kontribusi
 Buat akun baru
 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Lihat riwayat
Pencarian
Cari Lanjut

 Halaman Utama
 Daftar isi
 Perubahan terbaru
 Artikel pilihan
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang
Komunitas
 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan
Wikipedia
 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang
 Hubungi kami
 Bak pasir
Bagikan
 Facebook
 Twitter
Perkakas
 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Informasi halaman
 Kutip halaman ini
 Butir di Wikidata
 Pranala menurut ID
Cetak/ekspor
 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak
Dalam proyek lain
 Wikimedia Commons
 Wikikutip
Bahasa lain
 Basa Bali
 Banjar
 ᨅᨔ ᨕᨘᨁᨗ
 English
 Jawa
 Madhurâ
 Minangkabau
 Bahasa Melayu
 Sunda
299 lagi
Sunting pranala
 Halaman ini terakhir diubah pada 2 Agustus 2021, pukul 03.45.
 Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.
 Kebijakan privasi

 Tentang Wikipedia

 Penyangkalan

 Tampilan seluler

 Pengembang

 Statistik

 Pernyataan kuki

Anda mungkin juga menyukai