Anda di halaman 1dari 4

BAB 6

ADMINISTRASI NEGARA ASIA, AFRIKA DAN AUSTRALIA


Par. 25. Administrasi Negara Kekaisaran Jepang1
1. Penduduk

a. Populasi
Total populasi Jepang berjumlah 119,6 juta pada tahun 1983. Jepang adalah negara yang
terpadat penduduknya ke-7 di dunia. Populasi Jepang telah bertambah lebih dari dua kali lipat
sejak 1920 (tahun sensus nasional yang pertama), ketika itu jumlah populasi masih 56 juta.
Pertumbuhan populasi telah berkurang pada tahun-tahun belakangan ini. Angka pertumbuhan
tahunan rata-rata 0,9% dalam periode 1975-1980, lebih tinggi daripada Eropa sebesar 0,4%
namun cukup rendah daripada rata-rata dunia sebesar 1,8%. Angka ini terus merosot. Angka
kelahiran negeri ini adalah 12,8 per 1.000 pada tahun 1982.
Tahun 1983 kepadatan populasi Jepang adalah 317 per meter persegi, salah satu yang tertinggi
di dunia. Apabila dibandingkan, kepadatan populasi di beberapa negara lain pada tahun 1980
adalah : Bangladesh 616, Korea Selatan 388, Belanda 346, Belgia 323, Cina 100, dan Amerika
Serikat 24. (Angka Jepang untuk 1980 adalah 314)
Sekitar 76% rakyat Jepang hidup di kota-kota besar. Dari populasi kota ini hampir 60%
memadati empat kawasan metropolitan terbesar di Jepang, yang mencakup 16 perfektur yang
berpusat di Tokyo, Osaka, Nagoya, dan Kitakyushu.
b. Harapan Hidup
Harapan hidup rata-rata pada waktu dilahirkan bagi orang Jepang adalah 74,2 untuk pria dan
79,7 untuk wanita per 1982; dengan demikian telah meningkat lebih dari 25 tahun dalam waktu
50 tahun terakhir ini. (angka tahun 1935 adalah 47 untuk pria dan 50 untuk wanita). Kenaikan
tajam ini adalah berkat fakta bahwa angka kematian anak-anak dan kematian akibat epidemi,
TBC serta penyakit-penyakit lain telah merosot dengan tajam. Angka kematian rata-arata alah
6,0 per 1.000 pada tahun 1982, sedangkan dulu pada tahun-tahun 1950-an adalah 8,6 per
1.000.
Komposisi umur dari populasi Jepang mengalami perubahan sedikit demi sedikit berkat
merosotnya angka kematian dan kelahiran. Pada tahun 1982 anak-anak (0 hingga 14 tahun)
merupakan 23.0% dari total populasi, orang dewasa (15 hingga 64 tahun) 67,4% dan yang
berusia lanjut (65 tahun dan lebih tua) 9,6%.
c. Emigrasi

1
Jepang, sebuah Pedoman Saku, Kedutaan Besar Jepang, Jakarta
Total sebanyak 1.010,00 orang Jepang telah beremigrasi dalam waktu 100 tahun terakhir ini
dan banyak yang pergi ke Hawaii, daratan Amerika Serikat, Kanda dan Amerika Latin. Pada
masa-masa permulaan kebanyakan para emigrasi adalah petani, namun pada tahun belakangan
ini lebih banyak mereka yang telah berbekal latihan teknik.
Sejarah emigrasi Jepang dimulai dengan keberangkatan kapal yang bermuatan para pemukim
Jepang yang pertama ke Hawaii pada tahun 1868. Pada tahun-tahun 1920-an daratan Amerika
Serikat, bersama dengan Hawaii, merupakan tujuan yang disukai oleh para emigran Jepang.
Setelah itu, arus utama emigran Jepang mengarah ke Amerika Latin. Jumlah orang Jepang yang
beremigrasi dalam waktu 79 tahun sebelum Perang Dunia II adalah sekitar 700.000.
Sejak perang Jumlah terbesar dari para emigran terus mengair ke Amerika Serikat, Kanada, dan
Negara-negara Amerika Latin seperti Brazil, Bolivia, Argentina, Paraguay dan Republik
Dominika. Sekitar pertengahan tahun-tahun 1960-an, jumlah emigran mulai surut sejalan
dengan pertumbuhan pesat ekonomi Jepang yang membawa standar kehidupan yang lebih baik
dan kebutuhan tenaga kerja yang lebih besar di dalam negeri. Persyaratan untuk imigrasi makin
diperketat di negara-negara penerima emigran sejak itu; jumlah orang Jepang yang
meninggalkan negaranya untuk bermukim di luar negeri sekarang berkisar 3000 hingga 4000
orang per tahun. Per Oktober 1982, total 247.881 warga Jepang telah menjadi penduduk tetap
negara-negara asing.
Para warga negara keturunan Jepang berkecimpung dalam berbagai lingkupan luas kegiatan di
banyak negara. Mengingat kebanyakan emigran pemula adalah petani, maka sumbangan
mereka kepada negara penerima adalah di bidang pertanian. Sebuah contoh yang menonjol
adalah berupa masuknya pembudidayan jute(guni) dan pimento (sejenis cabai) dan
peningkatan produktivitas pertanian di celung Amazon oleh para pemukim Jepang. Sumbangan
mereka melalui bidang pertanian mendapat banyak pujian baik di dalam maupun di luar negara
penerima yang bersangkutan. Masyarakat Jepang di luar negeri beringsut dari generasi pertama
ke yang kedua dan seterusnya, maka peran serta mereka pun dalam masyarakat secara
keseluruhan kian meluas, mencakup kegiatan politik, administratif, industri, perdagangan serta
kebudayaan.
d. Penduduk Asing dan Pengunjung
Mayoritas penduduk asing di Jepang, per akhir 1982, adalah orang Korea (669.900) dan Cina
(59.100). Jumlah orang asing yang datang ke Jepang untuk kunjungan singkat makin bertambah,
seiring dengan kian aktifnya Jepang dalam perdagangan internasional dan tumbuhnya
pariwisata. Pengunjung demikian berjumlah 1.346.000 orang pada tahun 1982. Menurut
kebangsaanya, jumlah terbesar berasal dari Amerika Serikat (285.000), Taiwan (284.00), dan
Kerajaan Inggris (138.000).
Orang asing yang masuk atau meninggalkan Jepang harus melalui proses screening yang
ditetapkan oleh Undang-Undang Pengawasan Imigrasi dan Pengakuan Pengungsi. Berdasarkan
Undang-Undang ini, apabila pemohonan dinilai memenuhi persyaratan untuk mendarat di
Jepang, maka status dan masa tinggal pemohon ditentukan (90 hari untuk wartawan), dan izin
mendarat diterakan pada paspor pemohon yang sebelumnya telah memperoleh stempel visa
dari konsulat Jepang atu misi Jepang yang berwenang untuk itu di luar negeri. Kegiatan orang
asing di Jepang dibatasi sesuai dengan status visanya. Misalnya seorang wisatawan tidak
diperkenankan bekerja untuk memeperoleh upah/imbalan.
Mendarat tanpa visa diperkenankan untuk waktu tidak lebih dari 72 jam di sebuah pelabuhan
singgah, atau tidak lebih dari 15 hari bagi seorang wisatawan transit.
Per Maret 1982, Jepang telah menandatangani perjanjin timbal balik dengan 48 negara-negara
serikat Eropa, menghapuskan peryaratan bias bagi kunjungan masa singkat.
e. Pengungsi di Jepang
Berkat diperlonggarkannya persyaratan untuk bermukim di jepang oleh pemerintah Jepang dan
penetapan kuota pemukiman kembali sebanyak 3.000 orang pada bulan April 1981, total 2.290
orang pengungsi telah bermukim di Jepang per 31 Maret 1983. Jepang melaksanakan program
yang telah dipikirkan baik-baik bagi para pengungsi, memberikan pelajran Bahasa Jepang di
pusat-pusat pemukiman kembali begitu para pengungsi tiba di Jepang kemudian memberikan
mereka pekerjaan. Untuk memeperbesar pemukiman kembali para pengunsi di Jepang
Pemerintah mendirikan Pusat bantuan Pengungsi Internasional yang dapat menampung 720
orang sekaligus pada bulan April 1983.
Sejak tahun 1975, total 6.724 orang pengunsi telah diselamatkan oleh kapal-kapal Jepang dan
dibawa terus bermukim kembali di Amerika serikat dan negara-negara lain, di Jepang terdapat
1.822 orang pengungsi yang menunggu pemukiman kembali mereka per 31 Maret 1983.
Jepang juga telah memberikan bantuan keuangan, menyumbang sekitar $67 juta bagi bantuan
pengunsi pada tahun fiscal 1982 (April 1982 hingga Maret 1983). Bantuan ini, yang mencakup
sumbangan uang kepada Komisaris Tinggi Urusan Pengungsi PBB dan beras yang diberikan
kepada FAO (Food and Agriculture Organization) serta kepada Program Pangan Dunia, menakan
total bantuan Jepang bagi para pengunsi sejak tahun 1979 menjadi $340 Juta.
2. Pemerintahan
Pada tahun 1890 DIET (parlemen) Kekasiaran dibentuk dan dengan demikian Jepang
merupakan negara pertama di Asia yang menerapkan politik parlementer. Meskipun demikian ,
majelis tinggi, atau House of Peers, dari DIET kekaisaran terdiri dari wakil-wakil kelas istimewa,
khususnya kaum bangsawan. Sementara itu Jepang tetap merupakan sebuah monarki absolut
dengan kedaulatan berada di tangan Kaisar. Barulah pada bulan November 1946 ketika
Konstitusi yang sekarang diumumkan resmi, kedaulatan beralih ke tangan rakyat dan
diberlakukan sebuah sistem pemerintahan demokratis. Dewasa ini Kaisar hanyalah sekedar
lambing negara, sedangkan DIET adalah organ tertinggi pemerintahan.
Sistem yang sekarang berlaku berdasarkan pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga
bagian – legislating, eksekutif, dan judikatiy – yang bertindak mengawasi dan mengimbangi satu
sama lainnya. Misalnya, Dewan Perwakilan Rakyat dapat mengajukan mosi tidak percaya
terhadap kabinet, sedangkan kabinet dapat membubarkan DIET.
Pemerintahan daerah di tingkat prefektur berpusat pada gubernur dan DPRD dari masing-
masing 47 prefektur. Gubernur dan para anggota DPRD dipilih langsung oleh penduduk kota
besar, kota dan desa berada di bawah pemerintahan daerah prefektur yang bersangkutan.
3. Kaisar
Sri Baginda Kaisar Hirohito lahir pada tanggal 29 Apri 1901. Segera setelah kembali dari
perlawatan selama enam bulan di Eropa sebagai Putra Mahkota pada tahun 1921, beliau
menjadi pangeran wali. Beliau menikah dengan Putri Kuni, sekarang Permaisuri Nahako, pada
tahun 1924 dan naik takhta pada tahun 1926.
Kaisar yang merupakan lambing negara berdasarkan Konstitusi, tidak memepunyai kekuasaan
yang berkaitan dengan pemerintah. Kaisar hanya melakukan tugas-tugas – atas nama rakyat –
seperti mengumumkan berlakunya undang-undang dan perjanjian-perjanjian, memanggil DIET
bersidang, dan menganugrahkan tanda jasa/kehormatan – semua ini atas saran dan
persetujuan kabinet.
Kaisar terkemuka dengan pengkajian biologi laut yang dilakukan dan beliau mengabdikan
banyak waktu senggang untuk riset di bidang ini. Beliau telah menerbitkan sejumlah buku
berkenaan dengan pengkajian yang dilakukannya. Putra Sulung Kaisar adalah Putra Mahkota
Akihito yang lahir pada bulan April 1959; mereka mempunyai dua orang putra dan seorang
putri. Putra sulung mereka, Pangeran Naruhito, pada waktu itu sedang belajar di Universitas
Oxford. Adapun putra kedua Kaisar adalah Pangeran Hitachi.
4. DIET

Anda mungkin juga menyukai