Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ISU DAN MASALAH GLOBAL


IMIGRASI, EMIGRASI, DAN PENGUNGSIAN

MATA KULIAH : PERSPEKTIF GLOBAL

Disusun Oleh :
 GABRIELA HOWAY
NIM.
 MARIANA TABAKORE
NIM.
 STEVANI S. BARRY
NIM.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG
A. Pengertian
1. Imigrasi
Imigrasi adalah  perpindahan orang dari suatu negara-bangsa (nation state) ke
negara lain, dimana ia bukan warga negara. Imigrasi merujuk pada perpindahan
untuk menetap permanen yang dilakukan oleh imigran, sedangkan turis dan
pedatang untuk jangka waktu pendek tidak dianggap imigran. Walaupun demikian,
migrasi musiman (umumnya untuk periode kurang dari satu tahun) sering dianggap
sebagai bentuk imigrasi. PBB memperkirakan ada sekitar 190 juta imigran
internasional pada tahun 2005, sekitar 3% dari populasi dunia. Sisanya tinggal di
negara kelahiran mereka atau negara penerusnya.
Walaupun migrasi manusia telah berlangsung selama ribuan tahun, konsep
modern imigrasi, khususnya pada abad ke-19, terkait dengan perkembangan negara-
negara dengan kriteria kewarganegaraan yang jelas, paspor, pengawasan perbatasan
permanen, serta hukum kewarganegaraan. Kewarganegaraan dari suatu negara
memberikan hak-hak khusus kepada penduduk negara tersebut, sementara para
imigran dibatasi oleh hukum imigrasi. Negara-bangsa membuat imigrasi menjadi
suatu isu politik; per definisi ia adalah tanah air suatu bangsa yang ditandai oleh
kesamaan etnis/dan atau budaya, sedangkan imigranmemiliki etnis dan budaya yang
berbeda. Hal ini kadang menyebabkan suatu ketegangan sosial dan konflik identitas
nasional pada banyak negara maju.

2. Emigrasi
Emigrasi adalah tindakan meninggalkan negara asal seseorang atau wilayah
untuk menetap di negara lain. Ini adalah sama seperti negara imigrasi tapi dari
perspektif negara asal. Gerakan manusia sebelum pembentukan batas-batas politik
atau dalam suatu negara, disebut migrasi. Ada banyak alasan mengapa orang
mungkin memilih untuk beremigrasi. Beberapa adalah untuk alasan negara,
kebebasan politik atau ekonomi atau melarikan diri. Lainnya memiliki alasan
pribadi seperti pernikahan. Beberapa orang yang tinggal di negara-negara kaya
dengan iklim dingin memilih untuk pindah ke iklim hangat ketika musim pensiun.
Orang yang melakukan emigrasi adalah emigran.

3.  Pengungsian
Pengungsi adalah seseorang atau sekelompok orang yang meninggalkan suatu
wilayah guna menghindari suatu bencana atau musibah. Bencana ini dapat
berbentuk banjir, perang, dan lain-lain.
Istilah dan definisi pengungsi (refugee) pertamakali muncul pada waktu Perang
Dunia Pertama, yang dianggap sebagai titik kulminasi dari proses pembangunan
sebuah bangsa. Para pengungsi yang merupakan korban dari perang dunia adalah
orang-orang yang sangat miskin dan tidak dapat mencari penghidupan serta
memperbaiki taraf kehidupan mereka tanpa adanya bantuan perlindungan dari
negara dimana mereka berada. Dengan kepergian yang terpaksa membuat
pengungsi belum sempat mengurus surat-surat perpindahan mereka, akibatnya
kehidupan mereka menjadi memprihatinkan karna tidak adanya perlindungan dari
negara manapun saat melakukan perjalanan mengungsi.
Pengungsi adalah kata benda yang berarti sekumpulan orang yang
meninggalkan wilayah tempat tinggal mereka dikarenakan natural disaster atau
bencana alam seperti gempa, tsunami, longsor dan segala jenis bencana alam dan
masalah antara masing-masing kelompok yang mengakibatkan konflik bersenjata
atau perang sehingga mereka harus meninggalkan wilayahnya agar tidak terlibat
dalam konflik bersenjata atau perang. (15 Peter J.Taylor, Political Geography World
Economy, Nation State and Locality, Es Sex : Longman, ed. 1993. dalam Achmad
Romsan, Pengantar Hukum PengungsiInternasional : Hukum Internasional dan
Prinsip-prinsip Perlindungan Internasional, Jakarta : UNHCR, 2003:28).

B.  Isu Global Imigrasi


Berikut ini ulasan mengenai imigrasi di sepuluh negara, antara lain:
1.  Prancis
Sejak tahun 2007, terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam kebijakan
imigrasi Perancis. Sejak Perancis dipimpin oleh Presiden Nicholas Sarkozy, Perancis
tampak semakin “garang” dengan para imigran.
Kebijakan imigrasi Perancis pun menjadi sangat ketat, dimana terdapat beberapa
poin yang mengindikasikan bahwa jumlah imigran di Perancis baik untuk imigran
lama maupun untuk imigran yang baru akan masuk ke Perancis haruslah dikurangi.
Pemerintah Perancis, misalnya, menerapkan kebijakan pemulangan para illegal
imigran dengan target yang tinggi setiap tahunnya. Selain pemulangan para imigran
gelap, pemerintah juga menetapkan kebijakan untuk langsung memulangkan para
imigran yang terbukti melakukan tindak kriminal apapun. Pemulangan imigran
berlangsung dengan kesadaran dari imigran itu sendiri maupun atas paksaan negara.
Pemerintah dalam hal inimelakukan tindakan persuasif bagi mereka yang
memutuskan untuk pulang ke tanah air mereka dengan kesadaran sendiri, seperti
misalnya dengan menawarkann sejumlah uang untuk membantu mereka.

2. Jerman
Buruknya kondisi dan pengawasan di tempat penampungan para imigran
memaksa para imigran perempuan di kemah pengungsi di Jerman menjual tubuh
mereka dengan tarif murah dan menjadi sasaran pemerkosaan.
Jerman adalah negara tujuan utama para imigran dari Afrika dan Timur Tengah
seperti Afghanistan dan Suriah. Tahun ini, Jerman akan menampung sekitar 1 juta
imigran, terbanyak di antara negara-negara Eropa.

3. Indonesia
Pada dasarnya isu imigrasi di Indonesia adalah maraknya imigran yang
ilegal. Menurut data yang dirilis oleh UNHCR per tahun 2014, jumlah imigran ilegal
yang tinggal di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) seluruh Indonesia
mencapai 8.262 orang. Sementara yang sudah memegang status pengungsi dan bisa
tinggal di penampungan sebanyak 2.078 orang. Jumlah pencari suaka di Indonesia
setiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, pencari suaka ke Indonesia
masih berkisar 385 orang, sedangkan tahun 2013 sudah mencapai 8.332 orang.
Adapun total imigran ilegal yang berada di wilayah Indonesia sampat bulan Maret
2014 kurang lebih sekitar 10.623 orang yang terdiri dari 7.218 orang pencari suaka
dan sisanya 3.405 berstatus pengungsi. Angka tersebut diyakini akan semakin
meningkat, mengingat konflik di negara bagian Afrika dan Asia terus berlangsung.

4. Inggris
Peringatan bagi kaum imigran, mereka harus menunjukkan kemampuannya
berbahasa Inggris setelah setidaknya 2,5 tahun berada di Inggris. "Bila tidak sanggup
mereka harus diusir dari Inggris," demikian ucap Perdana Menteri Inggris, David
Cameron.
Selain itu, Cameron meminta seluruh perempuan muslim harus menanggalkan
cadarnya ketika mereka pergi ke sekolah atau pengadilan, dua kawasan ini
mendapatkan penjagaan dari polisi berseragam.
Di bawah ketentuan baru tersebut, ucap Cameron, dia akan memberlakukan
dengan ketat untuk memaksa kaum imigran menunjukkan kemampuannya berbahasa
Inggris ketika mereka tinggal di negeri itu selama 2,5 tahun. Dia berbicara
dengan BBC Radio, "Ketika kaum imigran itu datang ke sini menggunakan visa
suami istri dan tinggal selama 2,5 tahun, mereka harus bisa berbahasa Inggris. 
Kemampuan mereka akan diuji, ini sangat penting.

5. Malaysia
Suruhanjaya Siasatan Diraja (RCI) hari ini akan membentangkan laporan
mengenai kepentingan isu imigran haram di Sabah. Perdana Menteri Datuk Seri
Najib Tun Razak bersetuju mengumumkan laporan itu sewaktu mesyuarat kabinet
bulan lalu selepas mengambil kira kepentingan isu pendatang haram di negeri
berkenaan.
Masalah imigran haram di Sabah benar-benar wujud dan sangat serius hingga
membebankan kerajaan negeri sejak sekian lama.
Masalah yang ditimbulkan oleh pendatang asing ini terlalu banyak dari jenayah
kecil seperti pecah rumah dan meragut yang dilakukan oleh kanak-kanak pendatang
yang terbiar hinggalah kepada jenayah serius termasuk pembunuhan dan penculikan
seperti yang pernah berlaku di pulau Sipadan. Nazri benar-benar tidak tahu tentang
ancaman dan masalah pendatang asing di Sabah ini, lebih baik beliau menutup
mulutnya atau memberi peluang kepada orang lain yang lebih tahu bercakap
mengenainya.
Isu masalah imigran haram di Sabah itu dibangkitkan di Dewan Rakyat baru-baru
ini oleh anggota Parlimen Tuaran, Wilfred Tangau. Tham menyokong inisiatif
Tangau membangkitkan isu di Parlimen. Beliau juga mahu anggota Parlimen lain
dari Sabah mengikut dan menyokong tindakan Tangau itu.
Katanya, isu orang asing memiliki kad pengenalan palsu di Sabah bukan perkara
baru dan tidak sepatutnya dipandang remeh oleh sesiapapun. 
6. Yunani
Pemusnahan massal dan sistematis bangsa Yahudi di Eropa membuat sejumlah
organisasi Yahudi mencoba melakukan imigrasi ilegal. Setidaknya 100.000 orang
Yahudi menggunakan 120 kapal dalam 142 pelayaran mencoba menyelundup ke
Palestina.
Namun, Inggris yang menempatkan delapan kapal perangnya untuk memblokade
perairan di sekitar Palestina berhasil menggagalkan sebagian besar upaya imigrasi
ilegal itu.
Para imigran yang gagal masuk Palestina itu kemudian dibawa dan ditahan di
kamp pengungsi di Siprus. Beberapa ribu lainnya ditahan di Palestina dan Mauritius.
Sebanyak 50.000 imigran ditahan Inggris dan sekitar 1.600 imigran tewas
tenggelam, serta hanya beberapa ribu orang yang berhasil lolos ke Palestina di masa-
masa itu. 
Salah satu insiden terkenal di masa-masa imigrasi ilegal ini adalah insiden kapal
Patria. Pada akhir 1940-an, kebijakan Nazi atas bangsaYahudi adalah mendeportasi
mereka dari Eropa ketempatlain, belum sampai pada taraf memusnahkan.

7.  Singapura
Kementerian Tenaga Kerja mengatakan, perusahaan-perusahaan yang
mendiskriminasikan warga negara Singapura 'akan dikenakan pemeriksaan tambahan'
bila mereka minta izin untuk memasukkan para pekerja profesional asing.
Sekitar 37 persen dari 3,3 juta tenaga kerja di Singapura tahun 2012 adalah
pekerja asing. Tenaga asing dapat dipekerjakan jika tidak ada warga lokal yang
memenuhi syarat.
Perusahaan dengan jumlah karyawan 25 atau kurang, atau mereka yang merekrut
untuk pekerjaan yang dibayar lebih dari US$9.580 sebulan, akan diperkecualikan dari
peraturan tersebut.
Pihak berwenang telah mengambil langkah bertahap untuk memperketat
pengunaan pekerja asing, setelah menghadapi kritikan dari warga Singapura, yang
menuduh warga asing bersaing dengan mereka di bidang-bidang pekerjaan,
perumahan, sekolah dan di angkutan umum. Warga Singapura juga mengeluh
masuknya orang asing tersebut mengikis identitas nasional mereka.

8. Korea Selatan
Negara  korea adalah negara maju dimana banyak menggunakan jasa pekerja
asing dari berbagai negara, namun pekerja asing yang dating ke korea selatan
terkadang tidak hanya sekedar bekerja, mereka bahkan menikah dan merubah
kewarganegaraan mereka menjadi warga negara korea. 
Tercatat sejak tahun 2000, menurut data negara yang disusun berdasarkan
statistik di Korsel, ada 236.000 perempuan asing yang telah menetap di Korsel
melalui perkawinan, melahirkan anak-anak sekitar 190.000. Lebih dari 80 persen
berasal dari Tiongkok, Vietnam, Filipina, Kamboja, Thailand, dan Mongolia.
Namun pada 2010, semuanya perlahan-lahan berubah lantaran banyaknya
laporan menyangkut para istri muda asing yang sangat mudah dipukuli dan disiksa.
Bahkan dalam beberapa kasus sampai dibunuh, termasuk yang terjadi di Vietnam,
pada seorang istri muda berusia 20 tahun yang ditikam hingga tewas. Peristiwa itu
hanya sepekan setelah pernikahannya dengan seorang pria yang mengalami
gangguan mental.
Sehingga pemerintah Korea Selatan lebih memperketat dan mempersulit aturan
menikah campuran agar menekan penipuan penjualan perempuan berkedok
pernikahan.

9. Austria
Truk ditemukan polisi di Jalan Raya A4 di dekat Kota Pandorf. Truk berada
dalam keadaan berhenti dan terparkir diduga sejak Rabu kemarin. “Kami dapat
menduga, mungkin sekira 20 orang yang tewas, bisa juga 40, bisa jadi 50 orang,”
kata kepala kepolisian Provinsi Burgenland, Austria Hans Peter Doskozil. Penemuan
itu bertepatan dengan pertemuan puncak Balkan yang dihadiri oleh para pemimpin
negara-negara Eropa di Wina, Austria.
Kanselir Jerman, Angela Merkel menyatakan keprihatinannya mengenai kejadian
ini dan mendesak penanganan isu imigran di Eropa untuk segera ditindaklanjuti.
“Kami tentu saja terguncang dengan berita ini. Kejadian ini mengingatkan kami
bahwa kita harus segera mengatasi isu imigrasi ini sesegera mungkin dan dalam
semangat Eropa, yang berarti semangat solidaritas dan juga menemukan solusinya,”
kata Merkel dalam jumpa pers sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (28/8/2015).
Saat ini, Eropa sedang dilanda masalah imigrasi dengan kedatangan puluhan ribu
pengungsi dari Afrika dan Timur Tengah. Umumnya, mereka datang dengan perahu
setelah menyeberangi Laut Mediterannia untuk menghindari konflik dan kemiskinan
di negara asalnya. Uni Eropa mencoba mengatasi masalah ini dengan membagi para
pengungsi untuk ditempatkan di negara-negara anggotanya, dengan kuota tertentu.
Namun, kebijakan ini mendapat banyak tentangan bahkan menimbulkan
ketegangan diantara anggota yang pro dan kontra. Beberapa negara secara tegas
menolak menerima para imigran. Beberapa menerima dengan syarat tertentu dan
sebagian lagi membatasi jumlah yang mereka setujui untuk terima.

10. Norwegia
Norwegia mulai mencemaskan pengaruh yang dibawa imigran ke negara mereka.
Sebab, para imigran itu mayoritas dari negara-negara muslim yang memiliki latar
budaya berbeda dengan mereka. 
Kepala Polisi Keamanan Norwegia (SSP) Benedicte Bjornland mengingatkan,
para imigran yang gagal berasimilasi dengan masyarakat barat, menimbulkan
kerawanan sosial.  Ujungnya, tidak mustahil terjadi kerusuhan sipil dan gelombang
ekstremisme sayap kanan.
Selama konferensi keamanan dan pertahanan di Swedia, Bjørnland mengatakan
lonjakan pencari suaka dari negara-negara muslim bisa berakibat bentrokan
kekerasan. "Kami tidak bisa menerima begitu saja bahwa kelompok populasi baru
secara otomatis beradaptasi dengan norma-norma dan peraturan dalam masyarakat
Norwegia," kata Bjornland, dikutip dari laman Informationliberation, Selasa, 9
Februari 2016.

C. Isu Global Emigrasi


Berikut ini ulasan mengenai emigrasi di sepuluh negara, antara lain:
1.  Indonesia
Warga negara Indonesia yang melakukan emigrasi salah salah satunya adalah
para TKI di Arab Saudi.Seperti yang telah di dengar dari jauh jauh hari tentang
penarikan para TKI yang berada di Timur tengah khusus nya,masalah ini sampai saat
ini masih belum jelas keberadaan berita ini,dan tentang pemulangan TKI yang
sebanyak itu menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak.
Sampai saat ini masalah tersebut masih hangat di perbincangkan apalagi bagi
mereka para TKI Ilegal yang berada di Timur tengah,menurut mereka ini adalah
kabar yang menggembirakan dan suatu kesempatan yang terbaik bagi mereka untuk
bisa pulang ke tanah Air dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga
mereka,sehingga kabar penarikan TKI oleh President ini di sambut baik oleh mereka
para TKI Ilegal.
Namun setelah di telusuri sejauh ini seperti yang di lansir oleh
liputanbmi.com,ada beberapa surat kabar Arab Saudi yang mengabarkan tentang
pemulangan TKI yang berjumlah sekitar 700 ribu tenaga kerja indonesia,yang umum
nya di bagian Ibu Rumah Tangga (PRT),
Namun dengan merebak nya isu tentang pemulangan Tenaga Kerja Indonesia
dari Timur tengah khusus nya,terdengar oleh Konjen Ri Jeddah Dharmakirti
Syailendra Putra,dan beliaupun langsung menepis tentang berita tersebut,dan iapun
menduga bahwa media media Arab saudi yang memberitakan tentang Pemulangan
Tenaga keja Indonesia tersebut adalah salah tanggap saja atas pemberhentian
penghentian pengiriman TKI ke 21 negara timur tengah yang sampai sekarang ini
telah beredar di kalangan masyarakat Indonesia.
Seperti penjelasan dari konjen Dharmakirti “Saya tidak tahu darimana sumber
berita tersebut asalnya dari mana,yang jelas dari KJRI ataupun kemenlu tidak
mengeluarkan pernyataan seperti yang telah di beritakan bahkan sampai terdengar
oleh masyarakat Indonesia sampai sekarang ini”
Walaupun berita tersebut terbukti benar keberadaan nya ia pun tidak menampik
jika suatu saat pemerintahan indonesia memulangkan seluruh Tenaga Kerja
Indonesia yang khusus nya bekerja di bidang Pekerja Rumah Tangga (PRT) Ternyata
berita pemulangan Para TKI sampai saat ini belum lah Jelas 100% kebenaran nya
seperti yang telah di dengar oleh masyarakat Indonesia bahwa President akan
memulangkan para TKI pada tahun 2017 mendatang.

2.  Prancis
Sebanyak 15.000 warga Yahudi Perancis kemungkinan akan beremigrasi ke
Israel pada tahun ini di tengah kekhawatiran meningkatnya aksi anti-Semit di Eropa.
Demikian organisasi yang memantau migrasi warga ke Israel.
Angka yang meningkat dua kali lipat dari angka emigrasi tahun lalu sudah
diprediksi oleh Natan Sharansky, Ketua Badan Yahudi Perancis. Peningkatan jumlah
warga yang beremigrasi ini menyusul serangan maut di sebuah toserba Yahudi di
Paris pada pekan lalu, yang mengakibatkan empat warga Yahudi Perancis tewas.
Serangan itu memicu pernyataan PM Israel Benyamin Netanyahu yang
mengatakan bahwa warga Yahudi Perancis akan diterima dengan tangan terbuka jika
mereka ingin pindah ke Israel.
Menurut data statistik Badan Yahudi Perancis, jumlah warga Yahudi Perancis
yang berencana untuk pindah ke Israel sudah mencapai angka terbanyak, yaitu
10.000 orang, bahkan sebelum serangan maut pekan lalu terjadi.
Sekitar 7.000 warga Yahudi Perancis bermigrasi ke Israel pada 2014. Angka itu
meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah
3.300 orang.
Meningkatnya warga Yahudi Perancis yang beremigrasi ke Israel disebabkan
meningkatnya aksi kekerasan terhadap warga Yahudi di Perancis, ditambah kondisi
ekonomi Perancis yang stagnan.
Jumlah warga Yahudi Perancis yang pindah ke Israel terus meningkat drastis
sejak 2012, sejak empat orang tewas dalam serangan ke sebuah sekolah Yahudi di
kota Toulouse.

3.  Amerika Serikat
Imigrasi Amerika Serikat (atau imigrasi ke Amerika Serikat) mengarah pada
pergerakan non-penduduk ke Amerika Serikat. Imigrasi telah menjadi sumber
terbesar untuk pertumbuhan penduduk dan perubahan budaya sepanjang sejarah
Amerika Serikat. Aspek ekonomi, sosial, dan politik imigrasi telah mengakibatkan
kontroversi terhadap etnisitas, keuntungan ekonomi, pekerjaan untuk non-imigran,
pola permukiman, dampak terhadap mobilitas sosial ke atas, kejahatan, dan
pemberian suara.

4.   Myanmar
Ratusan pengungsi Rohingya memasuki perairan Indonesia secara ilegal. Mereka
terdampar di Aceh setelah kapal yang mereka tumpangi kehabisan bahan bakar.
Setidaknya 50 orang kini dirawat pemerintah Negeri Serambi Makkah, lantaran
mengalami kelaparan akut.
Mereka ditengarai hendak menyeberang ke Malaysia untuk mencari pekerjaan.
Namun di perjalanan mereka dihalau aparat Thailand lantaran tidak memiliki
dokumen legal.
Selama empat tahun terakhir, etnis minoritas ini masih mengalami kondisi
mengenaskan. Tidak ada bangsa di Asia Tenggara mau mengakui mereka sebagai
warga negara yang sah.
Rohingya merupakan salah satu etnis Muslim yang sejak ratusan tahun hidup di
Myanmar. Namun pemerintah junta militer di negara itu, bersama rakyatnya yang
mayoritas Buddhis menolak mengakui kehadiran mereka. Konflik berlatar sentimen
etnis akhirnya pecah pada 2012 lalu, memakan korban ratusan jiwa. Saat di tanya
alas an sampai ke Indonesia mereka ada yang berkata ingin mengungsi dan ada yang
berkata ingin menetap untuk meneruskan kehidupannya. Dan kebanyakan pengunsi
tersebut terdapat di aceh dan medan. Pemerintah diharapkan segera memberikan
tempat suaka sementara untuk mereka

5.   Philipina
Tenaga kerja Filipina yang mencari nafkah di luar negeri disebut Balikbayan atau
OFW/Overseas Filipino Workers. Sebagai salah satu negara pengekspor tenaga kerja
terbesar di dunia, dengan jumlah berkisar antara 10 – 12 juta orang (+/- 10% dari
total penduduk), maka sangatlah biasa kalau dalam suatu keluarga, ada anggota
keluarga dekat atau jauh yang bekerja atau pernah bekerja di luar negeri. Negara
penerima adalah Singapura, Malaisya, Bruney Darussalam, dan lainnyaa. Tahun
2014 telah tercatat pemasukan sebesar USD 24,30 milyar yang merupakan dana yang
dikirimkan oleh para balikbayan tersebut kepada keluarganya di Filipina. Jumlah
yang sangat besar tersebut menyumbang +/- 8.5% dari Gross Domestic Product
(GDP) untuk tahun 2014. Ekonomi negara sangat terbantu oleh besarnya dana
tersebut. (Bandingkan dengan proyeksi pendapatan dari turisme yang hanya sebesar
USD 6 milyar untuk tahun 2014). Biasanya tenaga kerja yang dikirim adalah buruh.

6.   Vietnam
Selama beberapa tahun terakhir Vietnam merupakan salah satu negara asia yang
aktif mengirim tenaga kerjanya keluar negeri. Tahun lalu Vietnam mengekspor 85
ribu pekerja ke Malaysia, Taiwan, Korea Selatan dan negara Asia lainnya untuk
menambah pemasukan devisa dan mengurangi angka pengangguran. Setiap tahunnya
1,5 juta orang vietnam masuk ke pasar kerja.
Kini pemerintah Vietnam melirik negara-negara Timur Tengah yang kaya gas dan
minyak sebagai pasar yang menjanjikan untuk ekspor tenaga kerja.
Rencana pengiriman tenaga kerja keluar negeri secara masif ini mendapat sorotan
dan kritik dari media Vietnam. Pasalnya, tenaga kerja migran asal Vietnam seringkali
terjebak karena harus membayar pinjaman yang besar untuk memfasilitasi bekerja di
luar negeri.
Menanggapi hal ini Menteri Tenaga Kerja Vietnam Nguyen Thi Kim Nhan
mengatakan Vietnam akan memenuhi ketentuan pengiriman tenaga kerja keluar
negeri sesuai ketentuan internasional.

7.  Cina
Dengan menempati urutan pertama dengan jumlah penduduknya di dunia, China
juga merupakan negara yang paling banyak mengirimkan warganya ke negara lain.
Baik ke Amerika Utara, Latin, Eropa, Asia lainnya bahkan ke pelosok-pelosok
Afrika, bangsa china seakan akan sudah membaur dengan bangsa lain. Selain untuk
berwisata, sebagai tenaga kerja, tukar pelajar maupun duta besar, alasan yang paling
mendasar bangsa china bermigrasi adalah berbisnis / berdagang. Karena memang
jiwa orang china lebih kepada berwirausaha dan berbisnis.
8.  Kamboja
Pemerintah Thailand telah mengirim 7.507 tenaga kerja ilegal Kamboja kembali
ke Kamboja. Hal ini terlihat dari sikap pemerintah Thailand  "Dalam waktu sembilan
hari dari 1-9 Juni, pemerintah Thailand telah mengirim 7.507 tenaga kerja ilegal
Kamboja kembali ke Kamboja,"
Hal ini terjadi akibat adanya Kudeta Thailand 2014 terjadi pada 22 Mei
2014 terhadap pemerintah HAM PM Ying Luck Shinamwatra yang dilakukan
militerketika anggota-anggota Angkatan Darat Kerajaan Thailand melancarkan
sebuah kudeta terhadap pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Dimana militer menyerukan keadaaan darurat dengan menyebar anggota militer ke
lokasi vital di Thailand.

9.  Jepang
Empat mahasiswa jepang asal Setsunan University, Osaka, Jepang yang terpilih,
dalam join Degree untuk mengikuti Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, di
kampus Unitomo Surabaya, tengah disambut oleh rektor kampus setempat.
Salah satu mahasiswa asal Setsunan University, Miki Azumi (21) mengaku. baru
pertama kali menjadi pemain klarinet dalam penampilan pertamanya di Indonesia.
dan persiapan untuk tampil juga baru saja ia pelajari setibanya di Indonesia, Selasa
(1/3/2016) lalu.
Sementara itu, Bachrul Amiq, Rektor Universitas dr Soetomo, menjelaskan bahwa
kerjasamanya berupa pembelajaran selama 1 atau 2 semester, dengan Universitas
Setsunan sudah dilakukan selama 7 tahun.
"Ini merupakan tukar pelajar. yang dari Satsunan Univesity menimba ilmu di
Unitomo, begitu juga sebaliknya. Mahasiswa kami juga belajar prodi Sastra Jepang
ke Satsunan Univesity selama kurang lebih selama 1 tahun. Kerjasama terus kami
bangun, apalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) banyak mahasiswa
asing yang ingin belajar bahasa Indonesia,” terang Amiq.
Selain dapat terbentuk join degree untuk program bahasa Indonesia dan sastra
jepang. Unitomo juga menerima mahasiswa dari negara ASEAN yang mengambil
program Dharmasiswa dari Kemendikbud.
Program ini merupakan program pemerintah Indonesia untuk memberikan
pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia selama 1 tahun. “Tahun ini ada 20
mahasiswa Dharmasiswa yang akan kami terima Mei nanti,” ujar Amiq.

10.  Ukraina
Sekitar 1.971 warga Yahudi berasal dari Ukraina. Jumlah itu mengalami kenaikan
215 persen, dari 625 orang pada periode yang sama tahun lalu. Adapun jumlah warga
Yahudi Rusia meningkat 50 persen menjadi 1.515 orang. Kondisi ekonomi Ukraina
belum kunjung membaik menyusul konflik di wilayah sebelah timur negara tersebut.
Milisi pro-Rusia dan pasukan Ukraina masih bersitegang dalam memperebutkan
wilayah kekuasaan.  
D. Isu Global Pengungsian
Berikut ini ulasan mengenai pengungsian di sepuluh negara, antara lain:
1.  Israel
Membangun pagar sepanjang perbatasan  diharapkan menghambat masuknya
puluhan pengungsi dari berbagai negara Afrika, termasuk Sudan. Data UNCHR
menunjukan kenaikan jumlah pengungsi Sudan di Israel. Upaya menyeberang
perbatasan Mesir dan Israel bukannya tidak berbahaya. Para pengungsi
membutuhkan bantuan ilegal dari pihak ketiga, yang meski dibayar mahal, belum
tentu bisa dipercaya.
Menteri Israel Ehud Olmert menyatakan akan memulangkan para pengungsi yang
menyelundup itu kembali ke Mesir. Di tingkat diplomasi, Mark Regev, juru bicara
Kementerian Luar Negeri Israel menerangkan, Isyu mengenai pengungsi yang
menyebrangi perbatasan dari Sinai, orang-orang Afrika yang datang ke Israel, semua
itu masalah yang baru bagi Israel dan pemerintah membutuhkan waktu untuk dapat
meresponnya dengan tepat.
Mesir sudah menyangkal tuduhan membunuh lima warga Sudan itu. Meski begitu
pihak organisasi HAM mengingatkan, para pengungsi yang dideportasi bakal
menghadapi kekerasan di Mesir. Di pihak lain, selain mengumbar janji, Mesir tak
menunjukan kesediaan menerima para pengungsi itu kembali.
Permasalahan pengungsi Afrika semakin pelik. Di Mesir, mereka yang tak
mendapatkan status pengungsi, tidak lagi ditunjang oleh UNCHR. Mesir bermaksud
mendeportasi mereka kembali ke negaranya. Sementara pemerintah Israel kini juga
meluncurkan proses penentuan status pengungsi. Yang tidak lolos akan dideportasi
kembali ke Mesir.

2.  Australia
       Penelitian ini memiliki dua tujuan: pertama, alasan-alasan yang mendasari
penolakan Pemerintah John Howard terhadap kedatangan pengungsi ataupun pencari
suaka ilegal di Australia. Kedua, meneliti apa saja cara yang dilakukan oleh
Pemerintah John Howard untuk merespon isu pengungsi ataupun pencari suaka di
Australia. Argumen-argumen yang diajukan yaitu: Pertama, alasanalasan yang
mendasari penolakan Pemerintah John Howard terhadap kedatangan pengungsi
ataupun pencari suaka di Australia karena adanya persepsi negatif terhadap
keberadaan pengungsi ataupun pencari suaka dimana mereka dianggap sebagai
pengganggu dan pengacau keamanan di Australia. Masalah pengungsi juga
merupakan beban ekonomi di negara tujuan seperti yang terjadi di Australia. Selain
itu, berbagai aksi teroris yang terjadi di beberapa negara yang bermula dari peristiwa
11 September 2001 di Amerika Serikat berdampak penolakan Pemerintah John
Howard terhadap pengungsi ataupun pencari suaka ilegal yang datang ke Australia.
Dengan adanya peristiwa berbagai aksi teroris tersebut maka Pemerintah John
Howard melakukan propaganda terhadap publik Australia bahwa isu terorisme terkait
erat dengan isu pengungsi. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap hak- hak
pengungsi ataupun pencari suaka secara signifikan. Argumen kedua yaitu cara-cara
yang dilakukan Pemerintah John Howard untuk merespon isu pengungsi di Australia
yaitu memberlakukan kebijakan garis keras terhadap pengungsi ataupun pencari
suaka ilegal. Kebijakan garis keras tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu bersifat
legal formal dan bersifat politisasi. Kebijakan yang bersifat legal formal meliputi:
memberlakukan undangundang keimigrasian yang baru, melakukan penahanan
terhadap pengungsi ataupun pencari suaka ilegal di pusat-pusat penahanan di
Australia, menjalin kerjasama dengan negara- negara Pasifik yang disebut Solusi
Pasifik dan kerjasama dengan negara-negara lain dalam bentuk konferensi, operasi
militer dan pertukaran intelejen. Sedangkan kebijakan yang bersifat politisasi
meliputi: propaganda Pemerintah John Howard terhadap pengungsi ataupun pencari
suaka, Pemerintah John Howard memutarbalikkan fakta sebenarnya mengenai
kejadian yang melibatkan pengungsi ataupun pencari suaka, Pemerintah John
Howard tidak secepatnya menyelesaikan dan mengatasi masalah-masalah yang
dialami.

3.  Bangladesh
Bangladesh bukanlah pihak yang ikut menandatangani Konvensi PBB tentang
Pengungsi (UN Convention of the Refugees). Sehingga tidak ada kewajiban hukum
untuk menerima Muslim Rohingya sebagai pengungsi. Namun demikian, meskipun
tidak memiliki kewajiban secara hukum, tetapi setidaknya Bangladesh memiliki
sebuah kewajiban moral atau kemanusiaan dalam situasi perang seperti kejadian yang
menimpa Muslim Rohingya. Namun mengingat kejadian di Myanmar adalah
bentrokan sektarian antara minoritas dan kelompok mayoritas di negara bagian
Rakhine, Muslim Rohingya tidak bisa disebut dalam definisi "pengungsi".
Pada tanggal 13 Juni 2012, Menteri Luar Negeri Bangladesh Dr. Dipu Moni
mengatakan, Bangladesh tidak mau memberikan perlindungan bagi Muslim
Rohingya meskipun dunia internasional menyerukan agar membuka pintu
perbatasan. "Kami sudah dibebani dengan ribuan pengungsi Rohingya yang tinggal
di Bangladesh dan kita tidak ingin lagi ada tambahan dari mereka," katanya.
Pemimpin pro demokrasi Aung San Suu Kyi bulan lalu bertemu dengan ribuan
pengungsi Myanmar yang sekarang tinggal di kamp perbatasan Thailand. Dia
berjanji untuk mencoba sebanyak yang dia bisa lakukan untuk membantu mereka
kembali ke rumah mereka di Myanmar. Suu Kyi juga bersumpah untuk tidak
melupakan mereka. Namun yang perlu dicatat, dia hanya bersikap diam pada
kekerasan yang terjadi saat ini di negara bagian Rakhine dan terhadap pengungsi
Muslim Rohingya di Bangladesh. Tentu saja sikap ini sangat mengecewakan.
Diharapkan, selama Suu Kyi melakukan tur Eropa, para pemimpin Eropa dan
Organisasi Hak Asasi Manusia harus mendesaknya untuk mengatasi kerusuhan dan
akar permasalahan pengungsi Muslim Rohingya di Bangladesh. 

4.  Indonesia
Lebih dari 200 warga Rohingya keluar dari tempat penampungan pengungsi di
Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam ketika memuncak ketegangan pasca
muncul dugaan terjadinya pemukulan dan perkosaan oleh warga lokal di lokasi
tersebut.
Sekelompok warga Indonesia bertopeng menghentikan langkah mereka tidak jauh
dari kamp penampungan tersebut dan mereka dipaksa masuk ke dalam hutan, di
mana mereka dipukuli dan tiga perempuan diperkosa, termasuk seorang anak
perempuan berusia 14 tahun.
Kemarahan memuncak Selasa siang ketika sekelompok warga Rohingya keluar
dari kamp penampungan dengan membawa gulungan pakaian dan pasokan lain.

5.   Kanada
Pemerintah Kanada memenuhi janjinya untuk menerima 25.000 pengungsi
Suriah, sebagaimana yang pernah dinyatakan dalam janji kampanye Perdana Menteri
Justin Trudeau.
Trudeau telah berjanji dalam kampanyenya untuk mengambil 25.000 pengungsi
Suriah dari Lebanon, Yordania dan Turki.  Pengungsi Suriah akan terus tiba di
Kanada, meskipun terjadi kelambatan. Sekitar 250 kota besar dan kecil di Kanada
telah menampung pengungsi sejauh ini dalam jumlah yang berbeda.

6.  Nigeria
Krisis pengungsi juga menyebabkan ketidakstabilan ekonomi di daerah. Sebuah
penilaian yang dilakukan oleh Program Pangan Dunia (WFP) baru-baru ini untuk
ketahanan pangan dan kerentanan di Niger pada bulan November 2014,
menunjukkan bahwa 52,7 persen dari rumah tangga dan keluarga angkat yang
terlantar sangat parah – 14 persen – atau berada pada rata-rata – 38,7 persen – rawan
pangan, dan membutuhkan bantuan pangan.

7.   Kongo
Konflik-konflik yang terjadi di Republik Demokratik Kongo menyebabkan
jumlah pengungsi yang selalu bertambah. Pada bulan November tahun 2004 lebih
dari 1500.000 pengungsi, pada tahun 2008 jumlah pengungsi bertambah menjadi
200.000 pengungsi. Kondisi para pengungsi pun sangat memprihatinkan. Mereka
memadati kamp-kamp pengungsian seperti di sekitar kota Goma, ibu kota Provinsi
Kivu Utara, kamp pengungsian di Kibati. Lebih dari 1.000.000 orang yang
kehilangan tempat tinggal akibat konflik tidak terjangkau bantuan. Mereka terjebak
dalam pertempuran, bersembunyi, atau terisolasi di daerah yang dikuasai
pemberontak. Pada tanggal 23 Januari 2008, sekitar 150.000 warga meninggalkan
rumahnya akibat kekerasan yang terus berlanjut, termasuk aksi perkosaan itu.
Sebagaian besar wanita dan anak perempuan korban pemerkosaan tidak melaporkan
kejadian yang menimpa mereka. Para pengungsi mengalami kelaparan dan menderita
berbagai macam penyakit seperti malaria, diare, pneumonia, dan gizi buruk sehingga
sekitar 5.400.000 orang tewas. Para pengungsi hanya bisa menggantungkan hidup
dari bantuan kemanusiaan. Warga pun harus mengantre untuk mendapatkan bantuan
berupa bahan-bahan pokok serta obat-obatan (Kompas, 30 Juli 2008). Saat konflik
berlanjut pada tanggal 13 November 2008 jumlah pengungsi bertambah 250.000
orang, pada tanggal 31 oktober 2008 kelompok separatis mendekati kamp pengungsi
yang menyebabkan 50.000 pengungsi melarikan diri dari kamp-kamp pengungsian di
beberapa wilayah seperti di kota Rutshuru, di timur Kongo. 

8.  Suriah
Sekelompok pemuda menyerang pengungsi Suriah di Kota Cologne, Jerman,
imbas dari perdebatan soal isu pelecehan seksual wanita saat malam tahun baru.
Kebanyakan warga meyakini laporan korban dan polisi yang menyudutkan imigran
asal Timur Tengah. Lebih-lebih saat polisi menetapkan 18 pencari suaka sebagai
tersangka pelecehan tersebut.

9.   Korea utara
Sejumlah besar warga telah meninggalkan Korea Utara setelah
berakhirnya Divisi Korea dan Perang Dunia II serta pasca Perang Korea (1950-1953)
dikarenakan alasan politis, ideologi dan ekonomi. Sampai sekarang banyak yang
tertangkap dalam usaha mereka untuk lari dari negara itu. Para pengungsi ini
umumnya menyeberang perbatasan ke Jilin dan Liaoning di Cina Timur
Laut sebelum mendarat di negara ketiga, hal itu dikarenakan Republik Rakyat
Tiongkok merupakan sekutu dekat Pyongyang yang menolak memberikan status
kewarganegaraan kepada mereka dan menganggap mereka sebagai pendatang gelap.
Para pengungsi yang tertangkap di Cina akan dikembalikan ke Korea Utara dan
menerima hukuman penjara bahkan hukuman mati dari otoritas Korea Utara.

10.  Australia
Para pengungsi yang tiba dengan perahu di Australia melewati perairan Indonesia
dalam perjalanannya dan sebagian dari mereka terdampar di Indonesia atau tewas
karena kecelakaan laut.
Pemerintah Australia saat ini, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Kevin
Rudd, sudah menerapkan kebijakan kontroversial dengan mengirimkan
langsung 'manusia perahu' ke Papua Nugini dan terbuka kemungkinan tinggal
seterusnya di sana.
Kebijakan itu dikiritik Badan PBB untuk urusan pengungsi, UNHCR, karena
dianggap tidak memiliki standar perlindungan bagi para pencari suaka berhubung
'kekurangan signifikan' pada sistem hukum Papua Nugini.
Pengungsi merupakan isu yang sensitif di Australia walau sebenarnya jumlahnya
relatif kecil. 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Imigrasi adalah perpindahan orang /penduduk dari suatu tempat/negara luar ke
dalam negeri, dengan tujuan menetap, Emigrasi adalah perpindahan orang /penduduk
dari suatu wilayah /negara asal ke negara luar dengan tujuan bekerja/menetap,  seseorang
atau sekelompok orang yang meninggalkan suatu wilayah guna menghindari suatu
bencana atau musibah. Isu imigrasi, emigrasi, dan pengungsian sangat erat kaitannya
dengan pelanggaran HAM yang ada, untuk mencari tempat tinggal yang layak,
memperoleh suaka, pekerjaan/ekonomi, dan pertukaran pelajar.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Romsan, Pengantar Hukum PengungsiInternasional : Hukum


Internasional dan Prinsip-prinsip Perlindungan Internasional, Jakarta :
UNHCR, 2003:28

http://www.workpermit.com/news/ 200706 01/france/immigration_minister_pay_immigrants
_leave.htm  Diakses pada tanggal 29 Maret 2016 pukul 15.32

http://www.beritasatu.com/dunia/315116-imigran-perempuan-di-pengungsian-eropa-rentan-
prostitusi-dan-pemerkosaan.html Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 08.59

http://muhammadalvisyahrin.blogspot.co.id/2014/07/indonesia-darurat-imigran-ilegal.html D
iakses pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 11.18

https://m.tempo.co/read/news/2016/01/18/117737293/inggris-wajibkan-imigran-berbahasa-
inggris-seusai-2-5-tahun Diakses pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 1137

https://m.malaysiakini.com/news/53606 Diakses pada tanggal 03 April 2016 pukul 08.41

http://internasional.kompas.com/read/2012/11/24/0630338/Holocaust.dan.Imigrasi.Ilegal.Ban
gsa.Yahudi Diakses pada tanggal 03 April 2016 pukul 08.52

http://internasional.kompas.com/read/2015/01/14/22180521/Tahun.Ini.Diperkirakan.15.000.
Warga.Yahudi.Perancis.Pindah.ke.Israel Diakses pada tanggal 29 Maret 2016 pukul
19.12

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=27675 D
iakses pada tanggal 01 April 2016 pukul 18.55

http://www.globalmuslim.web.id/2012/08/mengapa-bangladesh-menolak-pengungsi.html Dia
kses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 19.01

http://www.voaindonesia.com/content/kamp-rohingya-di-aceh- diguncang-isu-
perkosaan-/2984310.html Diakses pada tanggal 4 Maret 2016 pukul 20.02

Mi’raj Islamic News Agency (MINA) edisi 29 februari 2016 Diakses pada tanggal 12
Maret 2016 pukul 13.35

http://unic-jakarta.org/2015/03/04/krisis-pengungsi-nigeria-berlanjut-saat-pertempuran-boko-
haram-meluas-ke-seluruh-wilayah/ Diakses pada tanggal 6 Maret 2016 pukul 07.11

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/08/130816_australia_pemilu Diakses
pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 09.13

http://finance.detik.com/read/2008/01/12/164528/878163/4/vietnam-ekspor-100-ribu-pekerja-
ke-qatar Diakses pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 09.18

Anda mungkin juga menyukai