Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap Negara di dunia itu pasti memiliki sejarah masing-masing tentang
kemerdekaannya, entah itu atas perjuangan dari rakyatnya sendiri atau atas pemberian
dari Negara lain yang pernah menjajah. Nasionalisme merupakan suatu proses
pembentukan, atau pertumbuhan bangsa-bangsa, suatu sentimen atau kesadaran memiliki
bangsa bersangkutan, suatu bahasa dan simbolisme bangsa, suatu gerakan sosial dan
politik demi bangsa bersangkutan. Nasionalisme sebenarnya boleh didefinisikan sentimen
kecintaan terhadap sebuah negara. Sentimen itu hanya ditumpukan kepada satu negara
bangsa saja yang dapat mendorong kepada keinginan untuk berjuang mebebaskan tanah
air dari cengkaman kuasa asing.
Semangat nasionalisme ini wujud hasil daripada keinginan untuk menebus
perubahan bangsa serta membentuk nasib dan masa depan sebuah bangsa dan Negara.
Nasionalisme pada umumnya bertujuan mewujudkan kebebasan individu dan negara dari
cengkaman dan kongkongan pemerintah dan kuasa asing. Oleh karena itu perlu dibahas
masalah Nasionalisme suatu Negara, agar para rakyatnya dapat mengerti akan perjuangan
para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan negaranya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari Pengertian Nasonalisme
2. Bagaimana nasionalisme dijepang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti luas adalah perasaan cinta tehadap bangsanya yang tinggi namu
tidak merendahkan bangsa lain dalam artian dia sangat mecintai negara,tanaha airnya yang
sangat kuat namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi terhadapa negara lain (tidak
merendahkan)
Nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan“isme” yaitu paham kebangsaan yang
mengandung makna : kesadaran dan semangat cinta tanah air; memiliki kebanggaan sebagai
bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa; memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan
kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara; persatuan dan
kesatuanNasionalisme berasal dari kata “nasional” dan“isme” yaitu paham kebangsaan yang
mengandung makna : kesadaran dan semangat cinta tanah air; memiliki kebanggaan sebagai
bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa; memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan
kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara; persatuan dan kesatuan
Menurut Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme diartikan sebagai sikap politik dan sosial
dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa, dan
wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian, merasakan adanya kesetiaan
mendalam terhadap kelompok bangsa itu. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu
ikatan antara manusia yang didasarkan atas ikatan kekeluargaan, klan, dan kesukuan.
B. Nasionalisme di Jepang
a. Masa Keshogunan
Sejak pemerintahan Shogun Tokugawa (pada abad ke-17), Jepang melakukan
politik isolasi (artinya menarik diri dari pengaruh asing–Barat). Politik isolasi ini
mulai dijalankan oleh Iyeyashu Tokugawa (1639) dan diteruskan oleh para
penggantinya. Tujuan politik isolasi untuk menjamin tetap tegaknya pemerintahan
Shogun dan mencegah masuknya pengaruh asing (Barat). Selama Jepang menutup
diri, dunia Barat terus melaju pesat dengan industri dan teknologinya. Untuk itu
bangsa-bangsa Barat membutuhkan daerah pasaran hasil industri. Amerika Serikat,
merupakan salah satu bangsa Barat yang ingin masuk ke Jepang untuk membuka
hubungan dagang.
Pada tahun 1846, Amerika Serikat mengirimkan utusannya ke Jepang di bawah
pimpinan Laksamana Biddle, tetapi ditolak oleh Shogun. Pada tahun 1853,
mengirimkan lagi utusannya lengkap dengan kapal perangnya di bawah pimpinan
Matthew Commodore Perry. Perry menghadap Shogun dan meminta agar Jepang mau
membuka kota-kota pelabuhannya untuk perdagangan internasional. Pemerintah
Jepang minta waktu untuk memikirkan permintaan Amerika Serikat. Perry beserta
rombongan kembali ke Amerika.
Pada tahun 1854, rombongan Perry lengkap dengan tujuh kapal perangnya
mendarat lagi di Yedo, dan berhasil memaksa Shogun Iyesada (1853–1858) untuk
menandatangani Perjanjian Kanagawa (31 Maret 1854) yang isinya kota pelabuhan
Shimoda dan Hokodate dibuka untuk perdagangan asing. Dengan demikian,
runtuhlah politik isolasi Jepang sehingga negara tersebut terbuka untuk bangsa asing.
Sejak saat itu, Jepang menyadari akan ketinggalannya dengan bangsabangsa Barat.
Yang menjadi sasaran kemarahan rakyat Jepang ialah pemerintahan Shogun.
Yoshinobu dipaksa turun takhta dan menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar
Mutsuhito (Kaisar Meiji) pada tanggal 8 September 1867. Secara resmi Kaisar Meiji
memerintah Jepang dari tanggal 25 Januari 1868 sampai dengan 30 Juli 1912.
b. Nasionalisme Jepang
Terbukanya Jepang bagi bangsa asing yang disusul dengan runtuhnya kekuasan
Shogun dan tampilnya Kaisar Meiji (Meiji Tenno), menandai bangkitnya
nasionalisme Jepang. Pada tanggal 6 April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan
Charter Outh (Sumpah Setia) menuju Jepang baru yang terdiri atas lima pasal, seperti
berikut:
1)      Akan dibentuk parlemen.
2)      Seluruh bangsa harus bersatu untuk mencapai kesejahateraan.
3)      Adat istiadat yang kolot dan yang menghalangi kemajuan Jepang harus
dihapuskan.
4)      Semua jabatan terbuka untuk siapa saja.
5)      Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan bangsa
dan negara.
Untuk mencapai cita-cita tersebut maka Meiji Tenno melaksanakan pembaharuan
(restorasi). Itulah sebabnya Kaisar Meiji kemudian dikenal dengan Meiji Restorasi.
Restorasi yang dilakukan meliputi segala bidang, yakni politik, ekonomi, pendidikan
dan militer.
1. Bidang Politik
Langkah pertama yang diambil oleh Meiji Tenno ialah memindahkan ibu
kota dari Kyoto ke Yedo yang kemudian diganti menjadi Tokyo (yang berarti ibu
kota timur). Selanjutnya, diciptakan bendera kebangsaan Jepang Hinomoru dan
dan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo. Shintoisme dikukuhkan sebagai agama
nasional. Jabatan shogun dan daimyo dihapuskan (1868) dan samurai dibubarkan.
Para daimyo kemudian diangkat menjadi pegawai negeri, sedangkan para samurai
dijadikan tentara nasional. Di bawah pimpinan Ito Hirobumi (kemudian dikenal
Bapak Konstitusi Jepang) pada tahun 1889 berhasil disusun konstitusi Jepang.
2. Bidang Ekonomi
Pembangunan di bidang ekonomi, meliputi bidang pertanian,
perindustrian, dan perdagangan, namun yang paling berhasil di bidang
perindustrian dan perdagangan. Perdagangan Jepang maju pesat berkat dumping
policy. Di bidang industri muncul golongan baru yang disebut Zaibatsu yang
terdiri atas keluarga Mitsui, Mitsubishi, Sumitomo, dan Jassuda.
3. Bidang Pendidikan
Sistem pendidikan di Jepang meniru sistem pendidikan Barat. Dasar moral
yang diajarkan di semua sekolah ialah Shintoisme dan Budhisme. Pada tahun
1871, dibentuklah Departemen Pendidikan. Selanjutnya pada tahun 1872
dikeluarkan Undang-Undang Pendidikan yang mewajibkan belajar untuk anak-
anak umur 6–14 dan bebas uang sekolah. Sistem pendidikannya semimiliter.
4. Bidang Militer
Dalam pembaharuan angkatan perang yang mempunyai peranan besar
ialah keluarga Choshu dan Satsuma. Keluarga Choshu menangani pembaharuan
Angkatan Darat dengan mencontoh Prusia (Jerman), sedangan keluarga Satsuma
menangani pembaharaun Angkatan Laut dengan mencontoh Inggris. Bersamaan
dengan modernisasi angkatan perang ini dihidupkan kembali ajaran bushido
sebagai jiwa kemiliteran
c. Jepang Muncul sebagai Negara Imperialis
Restorasi telah berhasil mengangkat harkat dan martabat bangsa dan
negara Jepang. Jepang menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-
negara Barat. Hal ini kemudian menimbulkan ambisi untuk melakukan
imperialisme seperti negara-negara Barat. Faktor-faktor yang mendorongnya:
 Adanya pertambahan penduduk yang cepat
 Adanya perkembangan industri yang begitu peat, butuh daerah pasaran
dan bahan mentah
 Adanya pembatasa migran Jepang yang dilakukan oleh negara-negara
Barat
 Pengaruh ajaran Shinto tentang Hakko I Chi-u (dunia sebagai keluarga),
dimana Jepang terpanggi untuk memimpin bangsa-bangsa di dunia (Asia-
Pasifik)
Ambisi imperialisme Jepang menyebabkan Jepang terlibat dalam
peperangan. Untungnya, dalam setiap peperangan Jepang selalu mendapatkan
kemenenangan. Perang Cina–Jepang I (1894–1895) dimenangkan oleh Jepang
dan diakhiri dengan Perjanjian Shimonoseki (1895). Hasilnya, Jepang
memperoleh Kepulauan Pescadores dan Taiwan. Perang Rusia–Jepang (1904–
1905) dimenangkan oleh pihak Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Portsmouth
(1905). Hasilnya Jepang mendapatkan Shakalin Selatan dan menggantikan posisi
Rusia di Manchuria. Kemenangan Jepang ini memberikan pengaruh yang besar
bagi tumbuhnya nasionalisme di negara-negara Asia dan Afrika. Dalam Perang
Dunia I, Jepang juga ikut terlibat perang dan memihak kepada Sekutu. Jepang
berhasil menyapu pasukan-pasukan Jerman di Cina ataupun di Pasifik. Itulah
sebabnya setelah perang berakhir dengan kekalahan di pihak Jerman, Jepang
memperoleh daerah bekas jajahan Jerman, seperti Shantung (di Cina), Kepulauan
Marshal, Mariana, dan Caroline (di Pasifik). Dengan demikian, sampai dengan
berakhirnya Perang Dunia I, Jepang telah berhasil menguasai banyak daerah.
Jepang telah muncul menjadi negara besar (the great powers)
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Nasionalisme adalah suatu gejala psikologis berupa rasa persamaan dari
sekelompok manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai bangsa. Nasionalisme muncul
dibelahan negara-negara dunia. Nasionalisme pada umumnya bertujuan mewujudkan kebebasan
individu dan negara dari cengkaman dan kongkongan pemerintah dan kuasa asing
Terbukanya Jepang bagi bangsa asing yang disusul dengan runtuhnya kekuasan Shogun dan
tampilnya Kaisar Meiji (Meiji Tenno), menandai bangkitnya nasionalisme Jepang. Pada tanggal
6 April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan Charter Outh (Sumpah Setia) menuju Jepang baru
yang terdiri atas lima pasal, seperti berikut.

B.     SARAN
Sebagai manusia yang tidak lepas dari berbagai kekurangan kai sadar makalah ini
sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu mohon bantuan serta kritik dan sarannya agar bisa
lebih baik lagi dalam membuat makalah di waktu yang selanjutnya. Untuk kritik dan sarannya
kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai