PREFACE............................................................................................ 1 .
CHAPTER I.........................................................................................
INTRODUCTION...............................................................................
1.4. benefit...........................................................................................
CHAPTER II.......................................................................................
DISCUSSION.....................................................................................
2.1 Nationalism....................................................................................
2.2 Liberalism.....................................................................................
2.3 socialism......................................................................................
2.4 Democracy.....................................................................................
2.5 Pan-Islamism.................................................................................
CHAPTER III......................................................................................
CLOSING............................................................................................
3.1. Conclusion..................................................................................
3.2. Suggest.........................................................................................
BIBLIOGRAPHY...............................................................................
C. Tujuan
Berdasarkan permasalahan diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan latar belakang kemunculan Nasionalisme
2. Mendeskripsikan perwujudan paham dalam arti Liberalisme
3. Mendeskripsikan latar belakang dan penganjur sosialisme
4. Mendeskripsikan kondisi yang memengaruhi terciptanya demokrasi
5. Mendeskripsikan arti mengenai paham Pan-Islamisme
D. Manfaat
Makalah ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Bagi siswa, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk mengetahui
paham-paham baru yang memengaruhi kesadaran dan pergerakan bangsa Indonesia.
2. Bagi guru, makalah ini dapat digunakan sebagai sumber bahan tambahan dalam proses
belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata nation(bahasa Inggris) dan natie (bahasa Belanda) yang
berarti bangsa.
Nasionalisme setelah perang dunia I merupakan upaya menentukan nasib sendiri dari suatu
bangsa sebagai akibat dari meningkatnya paham fasisme dan sosialisme. Nasionalisme
sesudah perang dunia II ditandai dengan munculnya revolusi kemerdekaan dalam bentuk
perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme di Amerika Latin, Asia, dan Afrika.
2.2 Liberalisme
Liberalisme berasal dari kata Liberty artinya kebebasan.Kebebasan yang dimaksud adalah
kebebasan bertempat tinggal, kemerdekaan pribadi, hak untuk menentang penindasan hak
untuk mendapatkan perlindungan pribadi dan hak milik. Tokoh pelopor Liberalisme adalah
John Locke (1632-1704) dari Inggris. Menurut John Locke, negara terbentuk dari perjanjian
sosial individu yang hidup bebas dari penguasa. Di Inggris liberalisme dilindungi sebuah
piagam yaitu Magna Charta tahun 1215.
Tokoh-tokoh penganut paham liberalisme diantaranya Thomas Jefferson, Adam Smith, dan
lain-lain.
Paham liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kebebasan dan
kemerdekaan individu. Paham ini berkembang sangat pesat di kota-kota besar Eropa.
Pendukungnya adalah kaum Borjuis dan kaum terpelajar kota. Aliran liberalisme tidak
memiliki ikatan yang kuat. Peranan kaum Borjuis semakin besar setelah industri dan
perdagangannya menjadi mata pencaharian penting. Liberalisme adalah konsep yang
menekankan kebebasan individu. Pendukung liberalisme menentang setiap tindakan yang
melanggar kebebasan individu.
Liberalisme memiliki kekuatan yang dapat dimanfaatkan manusia dimana pada dasarnya
menghendaki kebebasan. Namun demikian liberalisme dapat juga membahayakan bila
kebebasan itu menghancurkan orang lain. Wujud liberalisme dapat berupa demokrasi dan
nasionalisme (bidang politik), kebebasan menentukan keperluan sendiri (bidang ekonomi)
dan agama dipilih dan ditentukan oleh diri sendiri, tidak dapat dipaksakan (bidang agama).
Gerakan liberalisme berkembang menjadi gerakan politik melalui revolusi Perancis
lewat tokoh Napoleon Bonaparte. Revolusi ini memiliki semboyan Liberte, Egalite dan
Fraternite. Liberalisme berkembang ke wilayah Eropa lainnya dan menyebar ke seluruh
dunia.
Dalam bidang ekonomi dituntut adanya ekonomi bebas tanpa campur tangan pemerintah
dan dalammenentukan kebutuhan adalah hak milik swasta. Sebagai pahlawan liberalisme
adalah ekonomi dari Inggris, Adam Smith dalam bukunya ”Wealth of Nation”1776.
Pendapatnya, kesejahteraan umum dapat dicapai Apabila diberikan kebebasan kepada setiap
individu untuk berusaha tanpa campur tangan dari pihak pemerintah.
Perwujudan liberalisme dalam berbagai bentuk,
Politik, Terbentuknya parlemen sebagai lembaga pemerintahan rakyat, tempat rakyat
menyalurkan hak-hak politiknya.
Ekonomi, Adanya kebebasan berusaha seluas-luasnya bai kalaaaga swasta, dan pemerintah
dilarang campur taaga dalam urusa ekonomi, persaingan bebas.
Agama, Adanya pandangan bahwa agama adalah urusan pribadi seseorang. Pihak lain
dilarang untuk mencampurinya, sebab urusan agama adalah urusan menyangkut urusan
individu dengan Tuhan.
Pers dan Sastra, Adanya kebebasan bai setiap orang untuk mengeluarka pendapat daa
tulisannya baik melalui tulisan maupun lisan.
Liberalisme dibedakan menjadi Liberalisme kuno dan modern. Liberalisme kuno lebih
memperhatikan kebebasan individu dari sewenang-wenang pemerintah, sedangkan
Liberalisme modern mencari perlindungan terhadap tindakan sewenang-wenang organisasi
swasta dan negara.
2.3 Sosialisme
Sosialisme berasal dai kata socious yang berarti masyarakat.Sosialisme adalah suatu
paham yang menghendaki penggunaan hak milik secara bersama-sama dan dipergunakan
untuk kesejahteraan bersama. Sehingga tidak ada pihak yang berlebihan dan tidak ada pihak
yang kekurangan. Sosialisme menunjukkan bahwa perusahaan publik dan sumber daya alam
harus dimiliki oleh sebuah negara. Sebagai suatu gerakan politik yang efektif, sosialisme
muncul akibat revolusi industri, yang dikembangkan Karl Marx dan Frederich Engels dalam
bukunya “ Das Kapital”. Ajaran Karl Marx dikenal dengan Marxisme (komunisme). Ciri
utama Sosialisme adalah pemerataan sosial dan penghapusan kemiskinan.
Tokoh penganut paham sosialisme diantaranya Karl Marx (Membuat buku Das Kapital),
Frederich Engels, Robert Owen, dan lain-lain.
Sistem ekonomi sosialis bertentangan dengan sistem ekonomi kapitalis dan berusaha
menghancurkan kapitalisme di seluruh dunia. Dalam pemerintahan sosialis, semua kegiatan
vital dikuasai oleh negara dan tidak ada kebebasan berpolitik bagi individu. Paham sosialis
yang berkembang di Eropa kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk Asia dan Afrika.
Sosialisme muncul sebagai paham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-
18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Sosialisme, seperti telah dikemukakan, mula-mula
muncul sebagai sebagai reaksi terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem
kapitalisme liberal yang tamak dan murtad. Kondisi buruk terutama dialami kaum pekerja
atau buruh yang bekerja di pabrik-pabrik dan pusat-pusat sarana produksi dan transportasi.
Sejumlah kaum cendekiawan muncul untuk membela hak-hak kaum buruh dan menyerukan
persamaan hak bagi semua lapisan, golongan dan kelas masyarakat dalam menikmati
kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran. Mereka menginginkan pembagian keadilan dalam
ekonomi Di antara tokoh-tokoh awal penganjur sosialisme dapat disebut antara lain: St.
Simon (1769-1873), Fourisee (1770-1837) , Robert Owen (1771-1858) dan Louise Blane
(1813-1882). Setelah itu baru muncul tokoh-tokoh seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin
dan lain sebagainya. St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang
pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh
pemerintah/negara. Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem Kapitalisme Negara
(state capitalism).
2.4 Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Latin, Demos (rakyat) dan Cratein(memerintah). Jadi
demokrasi adalah suatu paham yang mengakui hak segenap anggota masyarakat. Semboyan
paham demokrasi adalah dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.
Paham demokrasi bersumber dari ajaran JJ. Rousseau dalam bukunya “Du Contract Social”.
Buku ini menjadi sumber meletusnya revolusi Perancis. Paham ini berkembang luas ke Eropa
dan menyebar ke seluruh dunia termasuk Asia Afrika.
Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap anggota
masyarakat untuk ikut memengaruhi keputusan politik baik langsung atau tidak langsung.
Sistem demokrasi yang dilaksanakan di Indonesia dikenal dengan sistem demokrasi
pancasila. Kondisi di negara tertentu mempengaruhi jenis demokrasi yang diadopsi oleh
sebuah negara. Kondisi yang memengaruhi terciptanya demokrasi adalah:
1) Adanya kesepakatan bersama dalam masalah yang fundamental
2) Upaya yang memungkinkan kebebasan politik tumbuh di tengah negara
Demokrasi mula-mula diterapkan di Yunani Kuno yakni demokrasi langsung, kemudian berkembang
ke negara Eropa lainnya kemudian juga ke Indonesia. Jenis demokrasi ada 4, yaitu:
Seorang cendekiawan dari Inggris yang memperjuangkan demokrasi adalah John Locke 1632-1704,
dalam bukunya berjudul ”Two Treaties on Government”, John Locke membenarkan perjuangan
rakyat Inggris menentang kekuasaan mutlak raja. Menurut John Locke pemerintah hanyalah alat
yang dibentuk untuk menjamin kepentingan rakyat terhadap politis, mencakup hak individu, hak
politik, hak atas kebebasan, dan hak milik. Demokrasi merupakan hal yang dinamis maju, sebab
negara selain mengurus kepentingan bersama juga bertanggung jawab atas kesejahteraan
rakyatnya. Dalam demokrasi menuntut adanya:
1) UUD
2) Pemilu
Pan islamisme muncul sebagai respon terhadap kemunduran dunia muslim di abad 19 dan
kolonisasi barat. Kongres ulama islamisme yang pertama diadakan pada bulan Mei 1926.
Pada tahun 1970, penyelenggaraan konferensi islam (OKI) didirikan sebagai tindak lanjut
dari pertemuan pancama awal islamisme.
Paham ini dicetuskan oleh Jamaluddin al-Afgani (1839-1897).Kongres pertama
berlangsung pada Mei 1926 yang dihadiri 12 negara. Pada tahun 1962 berhasil membentuk
Liga Dunia Islam (Muslim World League) yang didukung oleh 43 negara. Tahun 1970
berhasil membentuk Organisasi Konferensi Islam (Organization of Islamic Conference).
Pan islamisme muncul sebagai respon terhadap kemunduran dunia muslim di abad 19 dan
kolonisasi barat. Kongres ulama islamisme yang pertama diadakan pada bulan Mei 1926.
Pada tahun 1970, penyelenggaraan konferensi islam (OKI) didirikan sebagai tindak lanjut
dari pertemuan pancama awal islamisme.