Anda di halaman 1dari 11

Table of Contents

PREFACE............................................................................................ 1 .

CHAPTER I.........................................................................................

INTRODUCTION...............................................................................

1.1. Background of the paper ..............................................................

1.2. Problem formulation ....................................................................

1.3 purpose of the paper.......................................................................

1.4. benefit...........................................................................................

CHAPTER II.......................................................................................

DISCUSSION.....................................................................................

2.1 Nationalism....................................................................................

2.2 Liberalism.....................................................................................

2.3 socialism......................................................................................

2.4 Democracy.....................................................................................

2.5 Pan-Islamism.................................................................................

CHAPTER III......................................................................................

CLOSING............................................................................................

3.1. Conclusion..................................................................................

3.2. Suggest.........................................................................................

BIBLIOGRAPHY...............................................................................

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.


1.      Bagaimana latar belakang kemunculan Nasionalisme?
2.      Bagaimana perwujudan paham dalam arti Liberalisme?
3.      Apa latar belakang dan penganjur sosialisme?
4.      Apa saja kondiri yang memengaruhi terciptanya demokrasi?
5.      Bagaimana arti mengenai paham Pan-Islamisme?

C.    Tujuan
Berdasarkan permasalahan diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1.      Mendeskripsikan latar belakang kemunculan Nasionalisme
2.      Mendeskripsikan perwujudan paham dalam arti Liberalisme
3.      Mendeskripsikan latar belakang dan penganjur sosialisme
4.      Mendeskripsikan kondisi yang memengaruhi terciptanya demokrasi
5.      Mendeskripsikan arti mengenai paham Pan-Islamisme

D.    Manfaat
Makalah ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Bagi siswa, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk mengetahui
paham-paham baru yang memengaruhi kesadaran dan pergerakan bangsa Indonesia.
2. Bagi guru, makalah ini dapat digunakan sebagai sumber bahan tambahan dalam proses
belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata nation(bahasa Inggris) dan natie (bahasa Belanda) yang
berarti bangsa.

Nasionalisme adalah paham yang memandang bahwa kelompok-kelompok di suatu


bangsa memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah, cita-cita dan tujuan.
Nasionalisme dapat didefinisikan juga sebagai sikap politik dan sosial suatu bangsa yang
memiliki budaya, bahasa, teritori, cita-cita, dan tujuan serupa sehingga bangsa ini memiliki
loyalitas yang kuat terhadap kelompok mereka. Inggris, Jerman, dan Italia adalah negara
bagian pertama yang mengadopsi nasionalisme. Mereka menggunakan nasionalisme untuk
mempromosikan persatuan dan kebanggaan nasional.
sebab-sebab munculnya perasaan nasionalisme adalah : adanya kesamaan sejarah, agama
bahasa, kebudayaan pemerintahan, tempat tinggal dan keinginan untuk mempertahankan
serta mengembangkannya sebagai milik bersama.
Nasionalisme merupakan hasil penting dari pengaruh kekuasaan Barat di daerah Asia.
Nasionalisme sebagai suatu gejala historis telah berkembang sebagai jawaban terhadap
kondisi politik, ekonomi dan sosial, yang ditimbulkan oleh situasi kolonial. Dengan demikian
nasionalisme dan kolonialisme sangat erat dan terjadi pengaruh timbal balik.
Timbulnya nasionalisme dipengaruhi perang kemerdekaan AS, Revolusi Perancis dan
Revolusi Industri Inggris. Nasionalisme Eropa dilatarbelakangi oleh kekuasaan raja yang
absolut. Melalui revolusi Perancis, nasionalisme dari Eropa dan AS tersebar luas ke seluruh
dunia.
Nasionalisme barat yang dijiwai semangat kapitalisme dan liberalisme, berkembang
menjadi chauvinisme yang melahirkan imperialisme di Asia dan Afrika. Sedangkan
nasionalisme Asia Afrika timbul sebagai reaksi atas kolonialisme dan imperialisme barat.
Tokoh nasionalisme adalah Joseph Ernest Renan, Otto Bpuer, Hans Kohn, Lothrop Stoddart
dan Louis Sneyde. Tokoh-tokoh Asia yang menjadi pelopor paham Nasionalisme antara lain
adalah Soekarno dari Indonesia, Jawaharlal Nehru dari India, Dr. Sun Yat Sen dari Cina, dan
lain-lain. Hans Kohn berpendapat nasionalisme adalah kesetiaan tertinggi individu yang
diserahkan kepada bangsa dan negaranya. Menurut Lothrop Stoddart, nasionalisme adalah
suatu kepercayaan yang hidup dalam hati rakyat yang brkumpul menjadi satu bangsa.
Adapun menurut Joseph Ernest Renan, nasionalisme adalah sekelompok manusia yang
berkeinginan untuk hidup bersatu.

Nasionalisme setelah perang dunia I merupakan upaya menentukan nasib sendiri dari suatu
bangsa sebagai akibat dari meningkatnya paham fasisme dan sosialisme. Nasionalisme
sesudah perang dunia II ditandai dengan munculnya revolusi kemerdekaan dalam bentuk
perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme di Amerika Latin, Asia, dan Afrika.

Latar belakang munculnya nasionalisme karena unsur:


a. Keinginan dan tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan absolut, agar
mendapatkan hak-haknya secara wajar sebagai warga negara.
b. Intervensi atau penjajahan dari bangsa lain.
c. Ikatan rasa senasib dan seperjuangan.
d. Ikatan tempat tinggal dalam suatu wilayah yang sama.
e. Cita-cita dan tujuan yang sama.
Nasionalisme dipengaruhi oleh:
a)      Magna Charta 1215 di Inggris yang kemudian menjadi akar demokrasi,
b)      Adanya Piagam Bill of Right 1689 di Inggris
c)      Revolusi Prancis yang menumbuhkan demokrasi dan nasionalisme yang tercermin dalam
semboyan Revolusi “Liberte, Egalite, Fraternite” yang berkembang diseluruh Eropa.
d)     Pengaruh pemikiran dari Renaissance.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme :
1)      Faktor dari dalam (internal)
a.      Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk
dan berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir,
dan Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan
berdaulat. Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari
penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya
kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa
Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh nusantara, sedangkan masa Sriwijaya
mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
b.      Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa
penjajahan
Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia,
Afrikamengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang
imperialisme barat.
c.       Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil
dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan
pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang
untuk melawan penjajahan.
d.      Paham nasionalisme yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan
kebudayaan
Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi
masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi
manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi
asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan
kemelaratan untuk  meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan
mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing
di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta
menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia. 
2)      Faktor dari luar (eksternal)
a.      Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal
ini dikarenakan, modernisasi yang dilakukan jepang yang telah membawa kemajuan pesat
dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan kekuatan yang dimiliki
tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia melanjutkan ke Manchuria dan
beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah yang mendorong
lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit melawan bangsa asing di
negerinya.

b.      Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara


a)      Pergerakan Kebangsaan India
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All
India National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G.
Tilak,dsb. Mahatma Gandhi memiliki dasar perjuangan :
1.            Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan
2.            Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka
tetapi masuk kantor atau pabrik
3.            Satyagraha merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan
pemerintah kolonial Inggris.
4.            Swadesi merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri
sendiri. Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore

b)      Gerakan Kebangsaan Filipina


Digerakkan oleh Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di
Wilayah Filipina. Jose ditangkap tanggal 30 September 1896 dijatuhihukuman mati.
Akhirnya dilanjutkan Emilio Aquinaldo yang berhasil memproklamasikan kemerdekaan
Filipina tanggal 12 Juni 1898 tetapi Amerika Serikat berhasil menguasai Filipina dari
kemerdekaan baru diberikan Amerika Serikat pada 4 Juli 1946.
c)      Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam
segala sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar
gerakan San Min Chu I:
1.        Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina
2.        Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan rakyat)
3.        Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap
pergerakan rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis
Cina (1911)
d)      Pergerakan Turki Muda (1908)
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di
segala sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat mengembangkan negerinya
menjadi negara modern. Gerakan Turki Muda ini banyak mempengaruhi munculnya
pergerakan nasional di Indonesia.
e)      Pergerakan Nasionalisme Mesir
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa
Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang
dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi
keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.
Intinya dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-
negara lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan
dan kolonialisme di Negaranya.
c.       Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme,
sosialisme, demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham
yang serupa di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan
ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.

2.2 Liberalisme
Liberalisme berasal dari kata Liberty artinya kebebasan.Kebebasan yang dimaksud adalah
kebebasan bertempat tinggal, kemerdekaan pribadi, hak untuk menentang penindasan hak
untuk mendapatkan perlindungan pribadi dan hak milik. Tokoh pelopor Liberalisme adalah
John Locke (1632-1704) dari Inggris. Menurut John Locke, negara terbentuk dari perjanjian
sosial individu yang hidup bebas dari penguasa. Di Inggris liberalisme dilindungi sebuah
piagam yaitu Magna Charta tahun 1215.

Tokoh-tokoh penganut paham liberalisme diantaranya Thomas Jefferson, Adam Smith, dan
lain-lain.
Paham liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kebebasan dan
kemerdekaan individu. Paham ini berkembang sangat pesat di kota-kota besar Eropa.
Pendukungnya adalah kaum Borjuis dan kaum terpelajar kota. Aliran liberalisme tidak
memiliki ikatan yang kuat. Peranan kaum Borjuis semakin besar setelah industri dan
perdagangannya menjadi mata pencaharian penting. Liberalisme adalah konsep yang
menekankan kebebasan individu. Pendukung liberalisme menentang setiap tindakan yang
melanggar kebebasan individu.
Liberalisme memiliki kekuatan yang dapat dimanfaatkan manusia dimana pada dasarnya
menghendaki kebebasan. Namun demikian liberalisme dapat juga membahayakan bila
kebebasan itu menghancurkan orang lain. Wujud liberalisme dapat berupa demokrasi dan
nasionalisme (bidang politik), kebebasan menentukan keperluan sendiri (bidang ekonomi)
dan agama dipilih dan ditentukan oleh diri sendiri, tidak dapat dipaksakan (bidang agama).
Gerakan liberalisme berkembang menjadi gerakan politik melalui revolusi Perancis
lewat tokoh Napoleon Bonaparte. Revolusi ini memiliki semboyan Liberte, Egalite dan
Fraternite. Liberalisme berkembang ke wilayah Eropa lainnya dan menyebar ke seluruh
dunia.
Dalam bidang ekonomi dituntut adanya ekonomi bebas tanpa campur tangan pemerintah
dan dalammenentukan kebutuhan adalah hak milik swasta. Sebagai pahlawan liberalisme
adalah ekonomi dari Inggris, Adam Smith dalam bukunya ”Wealth of Nation”1776.
Pendapatnya, kesejahteraan umum dapat dicapai Apabila diberikan kebebasan kepada setiap
individu untuk berusaha tanpa campur tangan dari pihak pemerintah.
Perwujudan liberalisme dalam berbagai bentuk,
Politik, Terbentuknya parlemen sebagai lembaga pemerintahan rakyat, tempat rakyat
menyalurkan hak-hak politiknya.
Ekonomi, Adanya kebebasan berusaha seluas-luasnya bai kalaaaga swasta, dan pemerintah
dilarang campur taaga dalam urusa ekonomi, persaingan bebas.
Agama, Adanya pandangan bahwa agama adalah urusan pribadi seseorang. Pihak lain
dilarang untuk mencampurinya, sebab urusan agama adalah urusan menyangkut urusan
individu dengan Tuhan.
Pers dan Sastra, Adanya kebebasan bai setiap orang untuk mengeluarka pendapat daa
tulisannya baik melalui tulisan maupun lisan.
Liberalisme dibedakan menjadi Liberalisme kuno dan modern. Liberalisme kuno lebih
memperhatikan kebebasan individu dari sewenang-wenang pemerintah, sedangkan
Liberalisme modern mencari perlindungan terhadap tindakan sewenang-wenang organisasi
swasta dan negara.

2.3 Sosialisme
Sosialisme berasal dai kata socious yang berarti masyarakat.Sosialisme adalah suatu
paham yang menghendaki penggunaan hak milik secara bersama-sama dan dipergunakan
untuk kesejahteraan bersama. Sehingga tidak ada pihak yang berlebihan dan tidak ada pihak
yang kekurangan. Sosialisme menunjukkan bahwa perusahaan publik dan sumber daya alam
harus dimiliki oleh sebuah negara. Sebagai suatu gerakan politik yang efektif, sosialisme
muncul akibat revolusi industri, yang dikembangkan Karl Marx dan Frederich Engels dalam
bukunya “ Das Kapital”. Ajaran Karl Marx dikenal dengan Marxisme (komunisme). Ciri
utama Sosialisme adalah pemerataan sosial dan penghapusan kemiskinan.
Tokoh penganut paham sosialisme diantaranya Karl Marx (Membuat buku Das Kapital),
Frederich Engels, Robert Owen, dan lain-lain.

Sistem ekonomi sosialis bertentangan dengan sistem ekonomi kapitalis dan berusaha
menghancurkan kapitalisme di seluruh dunia. Dalam pemerintahan sosialis, semua kegiatan
vital dikuasai oleh negara dan tidak ada kebebasan berpolitik bagi individu. Paham sosialis
yang berkembang di Eropa kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk Asia dan Afrika.
Sosialisme muncul sebagai paham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-
18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Sosialisme, seperti telah dikemukakan, mula-mula
muncul sebagai sebagai reaksi terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem
kapitalisme liberal yang tamak dan murtad. Kondisi buruk terutama dialami kaum pekerja
atau buruh yang bekerja di pabrik-pabrik dan pusat-pusat sarana produksi dan transportasi.
Sejumlah kaum cendekiawan muncul untuk membela hak-hak kaum buruh dan menyerukan
persamaan hak bagi semua lapisan, golongan dan kelas masyarakat dalam menikmati
kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran. Mereka menginginkan pembagian keadilan dalam
ekonomi Di antara tokoh-tokoh awal penganjur sosialisme dapat disebut antara lain: St.
Simon (1769-1873), Fourisee (1770-1837) , Robert Owen (1771-1858) dan Louise Blane
(1813-1882). Setelah itu baru muncul tokoh-tokoh seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin
dan lain sebagainya. St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang
pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh
pemerintah/negara. Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem Kapitalisme Negara
(state capitalism).
2.4 Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Latin, Demos (rakyat) dan Cratein(memerintah). Jadi
demokrasi adalah suatu paham yang mengakui hak segenap anggota masyarakat. Semboyan
paham demokrasi adalah dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.

Paham demokrasi bersumber dari ajaran JJ. Rousseau dalam bukunya “Du Contract Social”.
Buku ini menjadi sumber meletusnya revolusi Perancis. Paham ini berkembang luas ke Eropa
dan menyebar ke seluruh dunia termasuk Asia Afrika.

Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap anggota
masyarakat untuk ikut memengaruhi keputusan politik baik langsung atau tidak langsung.
Sistem demokrasi yang dilaksanakan di Indonesia dikenal dengan sistem demokrasi
pancasila. Kondisi di negara tertentu mempengaruhi jenis demokrasi yang diadopsi oleh
sebuah negara. Kondisi yang memengaruhi terciptanya demokrasi adalah:
1)            Adanya kesepakatan bersama dalam masalah yang fundamental
2)            Upaya yang memungkinkan kebebasan politik tumbuh di tengah negara
Demokrasi mula-mula diterapkan di Yunani Kuno yakni demokrasi langsung, kemudian berkembang
ke negara Eropa lainnya kemudian juga ke Indonesia. Jenis demokrasi ada 4, yaitu:

1)            Demokrasi parlementer

2)            Demokrasi pemisahan kekuasaan

3)            Demokrai presidensial

4)            Demokrasi melalui referendum

Seorang cendekiawan dari Inggris yang memperjuangkan demokrasi adalah John Locke 1632-1704,
dalam bukunya berjudul ”Two Treaties on Government”, John Locke membenarkan perjuangan
rakyat Inggris menentang kekuasaan mutlak raja. Menurut John Locke pemerintah hanyalah alat
yang dibentuk untuk menjamin kepentingan rakyat terhadap politis, mencakup hak individu, hak
politik, hak atas kebebasan, dan hak milik. Demokrasi merupakan hal yang dinamis maju, sebab
negara selain mengurus kepentingan bersama juga bertanggung jawab atas kesejahteraan
rakyatnya. Dalam demokrasi menuntut adanya:

1)      UUD

2)      Pemilu

3)      Kemerdekaan pers

4)      Kemerdekaan berbicara, berkumpul, dan mengemukakan pendapat

5)      Kebebasan beragama.


2.5 Pan-Islamisme

Pan-Islamisme merupakan paham yang bertujuan mempersatukan umat Islam sedunia.


Paham ini mengajak kaum Islam kembali ke Al-Quran dan Hadist serta menyerukan untuk
berjuang melawan imperialisme Barat untuk merebut kemerdekaan bangsa.

Pan islamisme muncul sebagai respon terhadap kemunduran dunia muslim di abad 19 dan
kolonisasi barat. Kongres ulama islamisme yang pertama diadakan pada bulan Mei 1926.
Pada tahun 1970, penyelenggaraan konferensi islam (OKI) didirikan sebagai tindak lanjut
dari pertemuan pancama awal islamisme.
Paham ini dicetuskan oleh Jamaluddin al-Afgani (1839-1897).Kongres pertama
berlangsung pada Mei 1926 yang dihadiri 12 negara. Pada tahun 1962 berhasil membentuk
Liga Dunia Islam (Muslim World League) yang didukung oleh 43 negara. Tahun 1970
berhasil membentuk Organisasi Konferensi Islam (Organization of Islamic Conference).
Pan islamisme muncul sebagai respon terhadap kemunduran dunia muslim di abad 19 dan
kolonisasi barat. Kongres ulama islamisme yang pertama diadakan pada bulan Mei 1926.
Pada tahun 1970, penyelenggaraan konferensi islam (OKI) didirikan sebagai tindak lanjut
dari pertemuan pancama awal islamisme.

Pada dasarnya, pan-islamisme merupakan sebuah cita-cita manifestasi dari prinsip-


prinsip Islam mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan antara umat Islam di seluruh
dunia, atau lazim disebut dengan istilah al-wahdah al-Islamiyyah atau al-ittihad al
Islamiyyah. Prinsip tersebut melihat bahwa umat Islam merupakan sebuah identitas yang utuh
dan universal dari seluruh penjuru dunia, tanpa kecuali. Persatuan Islam yang dicanangkan
oleh paham pan-islamisme ini mengeliminasi adanya perbedaan bahasa, etnis, atau bidaya
yang terdapat di dalam masyarakat Islam di seluruh dunia. Akan tetapi, cita-cita dari paham
pan-islamisme untuk mewujudkan sebuah al-jama’ah al-Islamiyyah (persatuan umat Islam)
mendapat halangan. Hal itu karena pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, negara-
negara Islam atau negara-negara yang mayoritas berpenduduk umat Islam sedang dilanda
bencana kolonialisme dan imperialisme dari bangsa-bangsa Barat.
Paham tentang penyatuan dunia Islam yang menjadi inti dari pan-Islamisme, menjadi
lebih tegas pada pemikiran Jamaluddin Al Afghani. Ide Pan-Islamisme erat kaitannya
dengan kondisi abad ke-19. pada abad ini terjadi kemunduran di negara Islam, sebaliknya di
negara Barat terjadi kemajuan disertai pengembangan kekuasaan (penjajahan). Jamaluddin
melihat penjajahan terhadap negara Islam ini harus dilawan apabila mereka bersatu. Contoh
campur tangan Inggris di Afghanistan, Mesir, Irak, dan Iran. Hal ini menambah keyakinan
bahwa Islam harus bersatu, upaya penyatuan dunia Islam ini disebut Pan-Islamisme. Pan
Islamisme sebagai ide telah memperoleh dukungan hampir semua pemimpin Islam tokoh
intelektual. Pan-Islamisme memberi inspirasi bagi negeri-negeri Islam untuk mengadakan
gerakan nasional bagi negaranya dalam melawan penjajahan.

Anda mungkin juga menyukai