Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Sebelum Indonesia memiliki kemerdekaan dan kebebasan dari jajahan bangsa


barat, indonesia termasuk kedalam salah satu negara yang pernah dijajah. Maka ada
beberapa faktor yang menyebabkan Negara Indonesia ini dijajah oleh bangsa barat
yaitu melewati faktor Eksternal dan faktor Internal. Faktor-faktor inilah yang
menyebkan negara indonesia mudah untuk dijajah oleh bangsa barat. Karena salah
satu negara indonesia ini bangsanya masih rentan dengan persaingan-persaingan dari
bangsa barat. Sebelum Abad 20 bangsa indonesia sudah memiliki rasa ingin
memperjuangkan negaranya yang dilakukan diberbagai daerah dinusantara.
Perjuangan ini dimulai oleh sejumlah kerajaan untuk mengusir penjajahan.
Semangat melawan penjajahan ini dimulai dengan pembentukan organisasi
yang pertama yang didirikan oleh Budi Utomo di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908
yang memiliki tujuan, program kerja yang berdasarkan program yang ada.
Oleh karena itu kelompok kami membuat makalah yang berjudul penjajahan
di Indonesia dengan akibatnya. Semoga makalah yang kami buat ini bisa
menggambarkan penjajahan di Indonesia dengan akibat.nya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penjajahan di Indonesia ?
2. bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dan semangat kebangsaan menuju
kemerdekaan.?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penjajahan
di indonesia

1
2. Untuk mengetahui bagaimana perjuangan bangsa indonesia dan semangat
kebangsaan menuju kemerdekaan.?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENJAJAHAN DI


INDONESIA

Sedikitnya ada dua faktor yang mengakibatkan wilayah nusantara ini dijajah oleh
bangsa Barat, yakni faktor eksternal dan internal.
1. Faktor eksternal
a. Berkembangnya kepercayaan yang dilahirkan dari ajaran Copernicus
bahwa dunia ini bulat, tidak datar sebagaimana ajaran yang berkembang
sebelumnya. Dengan kondisi bumi bulat ini memungkinkan bahwa apabila
orang melakukan pelayaran, maka pada akhirnya ia akan kembali ke
tempat semula
b. Adanya masa renaissance di Eropa yang ditandai oleh munculnya
kebebasan bagi setiap orang untuk berekreasi. Dampak dari era kebebasan
ni telah menghasilkan sejumlah penemuan baru yang sangat berguna bagi
kehidupan umat manusia, seperti ditemukannya peta bumi, kompas, kapal-
kapal serta penggunaan mesin yang telah mengantarkan mereka untuk
mengadakan penjelajahan keluar dari benua Eropa.
c. Munculnya islam sebagai kekuatan baru di wilayah Timur Tengah, Afrika
Utara yang berhasil menguasai jalur perdagangan atau pintu yang
menghubungkan antara dunia Timur dan Barat. Jatuhnya kota
Konstatinopel Tahun 1453 ke tangan kekuasaan Kerajaan Islam yang
sebelumnya berada dibaeah kekuasaan Kerajaan Romawi merupakan
peristiwa besar sehingga akibatnya orang-orang Eropa memutar haluan
untuk mengadakan perjalanan ke wilayah Timur.
d. Penjelajahan mereka ke Timur dilandasi oleh semangat Reconquesta, yakni
perang salib dengan tujuan untuk menaklukan orang-orang yang pernah
mengalahkan mereka yaitu orang-orang islam. Secara singkat, semangat

3
orang Eropa yang diawali oleh orang-orang Portugis mengadakan
penjelajahan membawa tiga misi terkenal, ialah mencari kekayaan (Gold),
mencari kejayaan/ kekuasaan (Glory), dan menyebarkan agama Nasrani
(Gospel).
e. Adanya perjanjian Tordessilas yang ditandatangani 7 Juni 1494. Perjanjian
ini lahir dilatarbelakangi oleh keputusan Paus Alexander VI di Roma yang
memberikan kesempatan kepada Spanyol dan Portugis untuk memperluas
kekuasaan melalui keputusan yang disebut Bull of Demarcation. Isi pokok
perjanjian ini antara lain: Paus memberiakn dunia kepada Spanyol dan
Portugis dengan batas garis khayal dari Utara ke Selatan Samudera
Atlantik, sebelah Barat garis meridian diberikan kepada Spanyol sedangkan
sebelah Timur diberikan kepada portugis.
2. Faktor Internal
Ada beberapa faktor internal yang menyebabkan terjadinya penjajahan di
Indonesia, diantaranya :
a. Terjadinya kontak hubungan perdagangan antara penduduk pribumi dan
orang asing yang berperan sebagai kaum pendatangpencari rempah-
rempah yang bertindak sebagai pembeli. Namun lama-kelamaan meminta
hak istimewa untuk memonopoli perdagangan di wilayah nusantara.
b. Penduduk nusantara termasuk Indonesia adalah penghasil rempah-rempah
yang sangat diperlukan oleh orang-orang barat yang berakibat munculnya
persaingan diantara para pendatang untuk menguasai pusat perdagangan
yang akhirnya berdampak pada penguasaan wilayah nusantara.
c. Kondisi penduduk nusantara masih merupakan kerajaan-kerajaan kecil
yang sangat rentan dengan persaingan dan diantara mereka terjadi ambisi
untuk saling menaklukan sehingga mudah diadu domba oleh kaum
pendatang dari luar.

4
B. PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DAN SEMANGAT
KEBANGSAAN MENUJU KEMERDEKAAN

Timbulnya kesadaran akan perjuangan yang bersifat nasional bagi para tokoh
pergerakan nasional dimungkinkan oleh beberapa faktor, antara lain intern dari
bangsa Indonesia sendiri yang timbul akibat tekanan, penindasan, diskriminasi dan
perlakuan yang tidak wajar oleh pemerinta kolonial.
Pergerakan nasional Indonesia di tandai oleh lahirnya organisasi yang bersifat
kedaerahan dan nasional. Budi Utomo menjadi pelopor lahirnya organisasi di
Indonesia. Setelah Budi Utomo lahir disusul oleh organisasi politik lain seperti
Serikat Islam, Indische Party, perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia,
Parindra dan GAPI.
1. Perjuangan Bangsa Indonesia
Menurut Surjomiharjo (1989), perjuangan bangsa untuk mencapai
kemerdekaan di negara-negara Asia yang pernah mengalami proses penjajahan, pada
umumnya mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-20, yakni melalui proses
dekolonisasi antara tahun 1945-1955. Negara-negara yang merdeka dalam periode
tersebut selain Indonesia adalah Libanon dan Siria (21 Juni 1945), Yordania (22
Maret 1946), Filipina (4 Juli 1946), India dan Pakistan (15 Agustus 1947), Burma
atau Myanmar (4 Januari 1948), Srilanka (4 Februari 1948), Indocina atau Vietnam
(20 Juli 1954), dan masih banyak lagi Negara-negara lain yang merdeka terutama
setelah diadakannya Konfrensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.
Sebelum abad ke-20, sudah ada perjuangan dari bangsa Indonesia untuk
melepaskan diri dari kekuasaan penjajahan. Perjuangan untuk melepaskan diri dari
kungkungan penjajah telah dilakukan diberbagai daerah di nusantara jauh sebelum
abad ke-20. Hanya perjuangannya belum bersifat nasional atau kebangsaan unutk
membentuk suatu Negara bangsa. Perjuangan dilakukan oleh sejumlah kerajaan untuk
mengusir penjajah dari daerah/kerajaan tertentu secara local sehingga sering disebut
perjuangan kedaerahan/local.

5
2. semangat kebangsaan
Sistem tanam paksa mewajibkan rakyat menanami sebagian dari sawah atau
ladangnya dengan tanaman yang ditentukan oleh pemerintah dan hasilnya diserahkan
kepada pemerintah. Adapun pokok-pokok Peraturan Tanaman Paksa itu sebagai
berikut:
Petani diwajibkan menyediakan 1/5 dari tanahnya yang akan ditanami oleh
tanaman wajib itu berupa trauma (nila), tebu, tebakau, kopi.
Hasil tanaman wajib diserahkan kepada pemerintah dengan harga yang
telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Tanah yang dikenakan tanaman wajib dibebaskan dari pajak tanah.
Tenaga yang diperuntukan bagi pemeliharaan tanaman wajib, tidak boleh
melebihi tenaga kerja demi penggarapan tanah (sawah).
Mereka yang tidak memiliki tanah, dikenakan wajib kerja diperkebunan
selama 65 hari, setahunnya.
Kerusakan tanaman wajib di luar kesalahan petani ditanggung oleh
pemerintah.
Apabila diperhatikan, maka peraturan di atas nampaknya tidaklah terlalu
memberatkan bagi para petani dinusantara ini. Rakyat diperas bukan hanya tenaga
melainkan juga kekayaannya sehingga mengakibatkan banyak sekali rakyat yang
jatuh miskin. Dipihak lain, pemerintah belanda mendapatkan kekayaan yang
berlimpah untuk membangun Negara yang mengantarkan menjadi Negara industri di
Eropa.
Namun demikian, ditengah-tengah penderitaan rakyat nusantara akibat
praktek cultuur stelsel sedangkan di negeri Belanda sendiri terjadi proses
pembangunan besar-besaran hasil keringat rakyat di nusantara yang mengalami
proses pembodohan dan pemiskinan, muncul pula suara-suara yang ingin membela
rakyat jajahan di Parlemen Belanda terutama dari partai liberal yang memenangkan
pemilu saat itu. Orang-orang yang menaruh simpatik atas penderitaan rakyat di
nusantara itu seperti:

6
1. Baron Van Houvell, seorang pendeta yang bekerja bertahun-tahun di wilayah
nusantara sehingga tahu kondisi rakyat di tanah air saat ini. Ketika kembali ke
negeri Belanda, ia menjadi anggota Parlemen dan membeberkan tentang
kesengsaraan rakyat di Indonesia.
2. Eduard Douwes Dekker, dalam bukunya Max Hevelaar yang ditulis tahun
1860 menggambarkan bagaimana penderitaan rakyat Banten akibat
penjajahan Belanda.
3. Mr. Van Deventer, yang gigih membela kepentingan rakyat Indonesia dan
berpendapat bahwa Belanda mempunyai hutang budi kepada rakyat Indonesia.
Hutang ini harus dibayar oleh Belanda dan ia mengusulkan agar Belanda
menerapkan Etische Politic, ialah politik balas budi yang terdiri atas tiga
program: Edukasi, Transmigrasi, Irigasi. Semua program ini hendaknya
dilaksanakan semata-mata hanya untuk membantu rakyat Indonesia.
Efek sampingnya dari upaya Belanda dalam menerapkan Politik Balas Budi
ini bagi Indonesia tidak dapat diingkari. Dampak ini merupakan pengaruh positif bagi
bangsa Indonesia, setelah adanya politik balas budi, ada rakyat Indonesia yang mulai
sadar atas nasibnya dimana kepincangan sosial, kebodohan dan kemiskinan
merajalela. Mereka yang mengenyam dan sadar akan nasib bangsanya inilah yang
selanjutnya menjadi tokoh-tokoh pergerakan kebangkitan nasional.
A.K. Pringgodigdo (1991) membagi masa perjuangan kebangsaan di
Indonesia atas lima dimensi, yaitu: 1. Pergerakan Politik; 2. Pergerakan Sarekat
Sekerja; 3. Pergerakan Keagamaan; 4. Pergerakan Wanita; dan 5. Pergerakan
Pemuda. Lima dimensi pergerakan pada masa penjajahan Belanda ini dibagi lagi
menurut kurun waktu sebagai berikut:
I. Masa 1908-1920
II. Masa 1920-1930
III. Masa 1930-1942
Ada tiga jenis pergerakan politik pada masa 1908-1920, ialah:
Organisasi-organisasi Indonesia yang terdiri atas Budi Utomo, Sarekat
Islam, perkumpulan-perkumpulan berdasarkan kedaerahan.

7
Perkumpulan campuran, yakni bangsa Indonesia dan bukan Bangsa
Indonesia seperti Insulinde, Nationaal Indische Partij, De Indische Partij-
Douwes Dekker, Indische Social Democratische Vereeninging-Sneevliet,
Indische Social Democratische Partij.
Perkumpulan campuran yang bertujuan Indonesia tetap dalam ikatan
dengan negeri Belanda.
Pergerakan politik pada masa 1920-1932 untuk organisasi Indonesia meliputi
Partai Komunis Indonesia, Sarekat Islam, Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia,
Studieclub-studieclub, Partai Nasional Indonesia, perkumpulan yang berdasarkan
kedaerahan, dan golongan berdasarkan keagamaan. Sedangkan pergerakan politik
pada masa 1930-1942 meliputi Pendidikan Nasional Indonesia, Partai Indonesia,
Gerindo, Partai Persatuan Indonesia, Budi Utomo, Partai Rakyat Indonesia, Persatuan
Bangsa Indonesia, Partai Indonesia Raya, PSH, Parii, Penyedar, PII dan PSII ke-2,
perkumpulan berdasarkan kedaerahan, golongan berdasarkan keagamaan, GAPI dan
Majelis Rakyat Indonesia.
Budi Utomo, merupakan organisasi pertama di Indonesia yang berbentuk
modern yaitu organisasi yang tetap pengurusnya, ada anggota, tujuan, program kerja
berdasarkan peraturan yang ada. Budi Utomo didirikan di Jakarta pada tanggal 20
Mei 1908 yang dilatarbelakangi oleh propaganda dr. Wahidin Sudirohusodo untuk
memajukan bangsa Indonesia dibidang pengajaran yang pada saat ini kondisinya
sangat terbelakang bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Walaupun usaha
untuk mengadakan studiefonds mengalami kegagalan tetapi ide ini member kesan
tersendiri bagi dua orang murid STOVIA, ialah R. Sutomo dan R. Gunawan
Mangunkusumo.
Pada kongres pertama Budi utomo, 5 oktober 1908 di Jogyakarta, kongres
berhasil menetapkan hasil tujuan perkumpulan sebagai berikut:
Kemajuan yang selaras (harmonis) untuk negeri dan bangsa, terutama dengan
memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, dan dagang, teknik dan industri,
kebudayaan (kesenian dan ilmu), Budi Utomo sebagai perkumpulan orang-orang
yang berhaluan berdasarkan kebangsaan jawa liberal, mulai kehilangan

8
kedudukannya karena mulai bermunculann organisasi lain yang berhaluan agama
seperti Serekat Islam dan muhammadiyah dan ISDV. Yang berhaulan Marxis. Dalam
rapat umum pada tanggal 5-6 Agustus 1915 di Bandung Budi Utomo menetapkan
mosi yang menegaskan perlunya milisi untuk bangsa Indonesia, tetapi harus melewati
parlemen (DPR) dengan cara membentuk undung-undang, namun pada saat itu belum
ada. Serekat Islam didirikan di Solo tahun 1911 oleh Haji Samanhudi. Semula
namanya sarekat dagang Islam(SDI) berdasarkan koprasi yang bertujuan untuk
memajukan perdagangan Indonesia. Di bawah panji-panji Islam sebagai agama yang
memiliki pemeluk terbesar di Indonesia.
Sampai tahun 1921, Sarekat Islam tidak mencantumkan tujuan politik dalam
anggaran dasarnya karena pada saat itu pemerintah belanda melarang mendirikan
partrai politik. Hal Ini berdasarkan dalam kongres Sarekat Islam yang pertama, 26
Januari 1913 di Surabaya yang dipimpin oleh Tjokroaminoto bahwa Sarrekat Islam
bukan partai ppolitik dan tidak beraksi melawn pemerintahan belanda.
Kongres kedua di Solo diputuskan bahwa Serekat Islam hanya terbuku untuk
orang Indonesia dan bukan untuk pegawai pangreh Praja agar tidak berubah corak
dan tetap menjadi organisasi rakyat. Adapun tujuan dalam anggaran dasar yaitu:
Memajukan pertanian, perdagangan, kesehatan, pendidikan, dan
pengajaran.
Memajukan hidup menurut perintah agama dan menghilangklan faham-
faham keliru tentang agama Islam.
Mempertebal rasa persaudaraan dan saling tolong menolong diantara
anggotanya.
Kongres ketiga di Bandung 17-24 Juni 1916, dinamakan kongres nasional
pertama sebanyak 80 serekat islam daerah mengirimklan perwakilan dan anggota
yang jumlahnya sudah mencapai 800.000 orang
Sementara itu National Indische Partij (NIP) dan ISDV yang berdasrkan
nasionalisme kiri tidak banyak mendapatkan anggota mulai melihat keberhasilan
Serekat Islam sebagai organisasi dan berusaha mendapatkan pengaruh dalam Sarekat
Islam. Namun NIP tidak berhasil dalam SI karena keanggotaan NIP melliputi pula

9
peranakan Belanda danTionghoa. Sedangkan ISDV memiliki kesamaan Dalam arah
oraganisasi dan aksi antara lain menentang adat-adat kuno dan hak istimewa
golongan Tionghoa.
Upaya mempengaruhi SI oleh Semaun dan Darsono yang beraliran sosialis
kiri menujukan keberhasilan, terbukti dari sarekat islam yang berubah dan bergeser
kepada haluan kiri. Hal ini terungkap dari hasil kongres kedua diJakarta tahun 1917,
yang menetapkan secara tegas bahwa: pemerintah sendiri sebagai tujuan perjuangan
terhadap penjajahan dan menentang semua penghisapan oleh kapitalisme yang buruk.
Sebagai organisasi yang beraliran sosialisme kiri, ISDV yang masuk ketubuh
SI hanya sebagai cara untuk meraih banyak anggota , sehingga akhirnya OSDV
mendeklarasikan diri sebagai organisasi komunis terutama setelah keberhasilan
revolusi Rusia.
Selain organisasi yang bersifat national, pada decade terebut muncul pula
organisasi/ perkumpulan yang berdasarkan kedaerahan, seperti Pasundan, Searekat
Sumatra, perkumpulan orang Ambon dan perkumpulan Orang Minahasa.
Perkumpulan Pasundan, didirikan pada bulan September 1914 di Jakarta
anggaran dasarnya mirip dengan Buid Utomo yang ditunjukan untuk daerah
PAsundan saja.
Sarekat Sumatra, didirikan pada tahun 1918 oleh orang-orang Sumatra yang
ada di Jakarta menjelang VOLkstraad. Sasran kerja sarekat Sumatra adlah politik
dengan tujuan:
Meningkatkan pengaruh bangsa Indonesia dalam pemerintahan negeri
sehingga pada gilirannya dapat tercapai pemerintah sendiri.
Memperjuangankan hak pemerintah daerah (otonomi) seluas-luasnya
dengan prinsip demokrasi.
Mencegah terjadinya pertentangan antar kelompok, kelas ataupun
antar suku bangsa.

Perkumpulan Orang Ambon

10
Ada beberapa perkumpulan orang Ambon, seperti Wilhelmina, didirikan
tahun 1908 di Magelang oleh kaum militer yang berusaha saling hidup rukun,
mengertakan hubungan dengan negeri Belanda serta memajukan pengajaran.
perkumpulan Ambonsch Studien Fonds oleh Dr. Tehupeiory tahun 1909 yang
berusaha member penerangan tentang hal dan kesempatan belajar dan memberi
sokongan uang kepada pelajar-pelajar yang cakap. Selain itu, ada beberapa
perkumpulan orang Ambon, seperti Ambons Bond didirikan tahun 1991 oleh
pegawai negeri di Amboina yang berusaha memajukan pengajaran dan penghidupan
rakyat Ambon; Mena Muria didirikan tahun 1913 di Semarang yang bertujuan
mencapai kemajuan dan kemakmuran golongan Ambon; Sao Maluku Ambon yang
didirikan beberapa tahun kemudian untuk memajukan perekonomian penduduk.
Pada periode tahun 1920-1930 ditandai oleh berdirinya berbagai organisasi
yang bersifat kedaerahan dan organisasi yang cukup besar pengaruhnya dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia, ialah Partai Nasional Indonesia (PNI). Semula
organisasi ini bernama Perserikatan Nasional Indonesia, didirikan di Banduung 4 Juli
1927 yang menampung semua orang yang ketika itu tidak termasuk dalam organisasi
politik yang ada. Sebagai organisai kebangsaan, PNI berasaskan menolong diri
sendiri, non kooperatif dan marhaenisme yang bertujuan:
Bidang politik, memajukan penghidupan yang merdeka, memperkuat rasa
kebangsaan umumnya dan rasa kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia,
khusunya dan memperkokoh perhubungan bangsa-bangsa Asia.
Bidang Ekonomi, memajukan penghidupan yang merdeka, memajukan
perdagangan kebangsaan, kerajinan , bank-bank dan koperasi.
Bidang Sosial, memajukan pengajaran yang bersifat kebangsaan,
memperbaiki kedudukan wanita, memerangi pengangguran, usaha-usaha
transmigrasi, menyongsong serikat-serikat kerja, memajukan kesehatan rakyat
dan membasmi pemadat dan peminum.
Sebagai pendiri dan sekaligus ketua PNI , Ir. Soekarno yang dalam perjuangannya
dibantu oleh Mr. sartono, Mr. Sujadi, Mr. Ishak, Dr. Syamsi, Mr. Budiarjo, dan Mr.
Ali Sastroamidjoyo berkeyakinan bahwa sebelum meletus perang Lautan teduh,

11
rakyat Indonesia harus bersatu dalam suatu organisasi yang kokoh. Pernyataan ini
terealisasi dengan bedirinya pemufakatan Perhimpunan Politik kebangsaan Indonesia
(PPKI) pada bulan Desember 1927 yang beranggotakan PNI, PSI, BU, BI,
Paguyuban Pasundan, Sarekat Sumatera, Kaum Betawi.
Pada tahun 1920-an ini, ada lagi peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia menuju suatu Negara kesatuan adalah munculnya
berbagai organisasi pemuda dari berbagai wilayah di nusantara yang menyatakan
keinginan untuk bersatu sebagai suatu bangsa. Gerakan kepemudaan ini diawali
dengan berdirinya Jong Java yang disebut juga Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan
Mulia).Perkumpulan pemuda ini merupakan perkumpulan kaum laki-laki pertama
yang didirikan di Jakarta tahun 1915.Selanjutnya, disusul pula oleh Jong
Sumateranen Bond; didirikan tahun 1917. Tujuannya adalah memperkokoh hubungan
ikatan diantara murid-murid asal dari sumatera dan menenam keinsyafan bahwa
mereka kelak akan menjadi pemimpin. Jong Islamieten Bond, ialah perkumpulan
baru yang didirikan oleh orang-orang yang keluar dari Jong Java yang merasa gagal
memajukan islam dalam wadah Jong Java. JIB ytang diketuai oleh R. Sam dan H.
Aghus Salim sebagai penasehat bertujuan memajukan pengetahuan tentang islam,
hidup secara islam dan perstatuan islam. Perkumpulan pemuda lainnyua yang
berdasarkan kedaerahan meliputi jong Minahasa, Jong Ambon, dasn Jong Celebes.
Upaya kelompoik pemuda yang dirintis sejak lama itu mencetuskan cita-citanya
dalam suatu kongres Pemuda II di Jakarta pada tanggal 26-28 oktober 1928.isi
pernyataan para pemuda yang berasal dari seluruh organisasi kepemudaan ini
menanamkan suatu cita-cita bersatu.
Isi pokok dari Kongres pemuda II tersebut yang terkenal itu, ternyata dikenal pula
dengan istilah Sumpah Pemuda itu berbunyi: Kami Bangsa Indonesia mengakui:
Bertanah air satu tanah ir Indonesia
Berbangsa satu bangsa Indonesia
Berbahasa satu Baahasa Indonesia
Perjuangan rakyat Indonesia pada tahun 1930-an sampai tahun 1940-an ditandai
oleh semakin banyaknya organisasi yang bergerak dibidang politik. Organisai-

12
organisasi yang tumbuh pada dasarnya mengarahkan tujuannya untuk mencapai
kemerdekaan dari penjajahan tersebut antara lain:
Partai Nasional Indonesia (PNI Baru).Sejak tahun 1932, organisai ini dipimpin
oleh Moh.Hatta, bertujuan melepaskan diri dari penjajahan untuk mencapai
kemerdekaan dan menjungjung tinggi sikap non-kooperasi dengan pihak
pemerintahan Belanda.
Partai Indonesia (Partindo). Organisasi ini dipimpi oleh Mr. Sartono dan pada
dasarnya merupakan kelanjutan dari PNI lama sehingga tujuannya pun sama ialah
Indonesia merdeka. Secara spesifik, tujuan Partindo ialah: perluasan hak-hak politik
dan perteguhan keinginan menuju suatu pemerintahan rakyat yang berdasarkan
demokrasi; perbaikan hubungan komunikasi dalam masyarakat; dan perbaikan
ekonomi rakyat.
Gerakan rakyat Indonesia (Gerindo). Didirikan di Jaarta tahun 1937 oleh mantan
anggota Partindo, sehingga tujuannya sama dengan Partindo,. Perbedaannya, Gerindo
menjungjung asas koopersi, ialah maju bekerja sama dengan pihak pemerintah Hindia
Belanda. Gerindo berusaha mencapai bentuk pemerintahan Negara berdasarkan
kemerdekaan di lapangan politik, ekonomi, dan sosial.
Partai Persatuan Indonesia (Parpindo).Partai ini bertujuan mencapai kemauaan
kearah satu masyarakat dan bentuk Negara yang tersusun menurut keinginan
rakyat.Didirikan oleh orang-orang mantan anggota Gerindo termasuk peran
Moh.Yamin dalam organisai ini sngat besar. Dasar partai adalah: Sosial nasionalisme
dan Sosial demokrasi.
Budi Utomo. Sejalan dengan hasil kongres tahun 1931, BU terbuka untuk semua
golongan bangsa Indonesia.Tujuan Bu mengalami perkembangan, ialah berusaha
mencapai kemerdekaan Indoneisa.Asas yang dipakai bersifat fleksibel, suatu saat
bersikap kooperatif namun dapat pula bersikap non-kooperatif.
Organisasi politik lainnya yang tumbuh sejak tahun 1930-an hingga menjelang
kemerdekaan yang mempunyai tujuan untuk mencapai kemerdekaan antara lain Partai
Rakyat Indonesia, Perstuan Bangsa Indonesia, Partai Indonesia Raya, PSD, Partai
Islam Indoneisa, .

13
BAB III
SIMPULAN

Terjadinya penjajahan di Indonesia dikarenakan oleh beberapa faktor yang


dikategorikan kedalam dua kategori yakni, faktor internal dan faktor eksternal.
Selama 350 tahun ditambah dengan 3,5 tahun kita di jajah berturut-turut oleh bangsa
Belanda dan Jepang. Timbulnya kesadaran akan perjuangan yang bersifat nasional
bagi para tokoh pergerakan nasional dimungkinkan oleh beberapa faktor, antara lain
intern dari bangsa Indonesia sendiri yang timbul akibat tekanan, penindasan,
diskriminasi dan perlakuan yang tidak wajar oleh pemerinta kolonial.
Pergerakan nasional Indonesia di tandai oleh lahirnya organisasi yang bersifat
kedaerahan dan nasional. Budi Utomo menjadi pelopor lahirnya organisasi di
Indonesia. Setelah Budi Utomo lahir disusul oleh organisasi politik lain seperti
Serikat Islam, Indische Party, perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia,
Parindra dan GAPI.
Perjuangan yang memuncak ketika terjadi kongres II yang melahirkan Sumpah
Pemuda dan merupakan semangat kebangsaan untuk Indonesia dalam melawan
penjajah dan mencapai kemerdekaan. Perlawanan-perlawanan terhadap penjajah
dilakukan semata-mata untuk kemerdekaan seluruh rakyat Indonesia, dan akhirnya
bangsa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Kini kita selaku penerus
bangsa bertugas untuk meneruskan perjuangan bangsa dengan cara belajar dengan
baik dan mengabdi pada negeri.

14
DAFTAR PUSTAKA

Suhada, Idad, (2012), Konsep Dasar IPS, Bandung, CV. Insan Mandiri.
bukuonline1.blogspot.com/.../penjajahan-di-indonesia-dan-akibatnya.html.

15

Anda mungkin juga menyukai