Anda di halaman 1dari 28

MODUL SKD

SELEKSI KOMPETENSI DASAR


BAB 1
NASIONALISME
A. Paham Nasionalisme di Eropa pada Abad-19
Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke
berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Secara etimologis nasionalisme
berasal dari bahasa Inggris, yaitu nation yang artinya bangsa. Di Eropa paham
nasionalisme dipicu oleh berbagai peristiwa, seperti terjadinya Revolusi Prancis,
Revolusi Industri di Inggris, dan juga Revolusi Amerika. Beberapa tokoh seperti Hans
Kohn, Lothrop Stoddard, dan Otto Bouer memberikan definisi tentang nasionalisme.
Hans Kohn menyebutkan bahwa nasionalisme merupakan suatu paham yang
menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara dan
bangsa. Lothrop Stoddard memandang nasionalisme sebagai suatu kepercayaan
yang hidup dalam hati rakyat yang berkumpul menjadi suatu bangsa. Otto Bouer
mengartikan paham nasionalisme muncul dikarenakan adanya persamaan sikap dan
tingkah laku dalam memperjuangkan nasib yang sama, misal akibat adanya
persamaan penderitaan dan kesengsaraan sebagai bangsa yang terjajah. Dari
pendapat-pendapat di atas, secara garis besar nasionalisme diartikan sebagai suatu
paham atau kesadaran rasa kebangsaan sebagai bangsa yang didasarkan atas
adanya rasa cinta kepada tanah air dalam mencapai, mempertahankan,
mengabadikan identitas, dan integrasi kekuatan bangsanya. Paham nasionalisme
yang berkembang di Eropa tersebut pada perkembangan selanjutnya memberikan
pengaruh terhadap tumbuh kembangnya nasionalisme di kawasan Asia-Afrika,
khususnya di Indonesia. Paham nasionalisme di kawasan AsiaAfrika secara objektif
didorong oleh berbagai faktor, di antaranya persamaan keturunan, bahasa, budaya,
kesatuan politik, adat istiadat, tradisi, agama, dan lain-lain. Konsep nasionalisme
semakin berkembang dan menjadi wacana yang banyak mendapat perhatian,
diperdebatkan dan dianut oleh berbagai negara di dunia setelah berlangsungnya
Perang Dunia I. Negara-negara yang pertama menganut paham nasionalisme adalah
Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Masing-masing negara tersebut
menyadari akan pentingnya semangat kebangsaan dengan didasarkan pada:
a. Keinginan untuk dapat bersatu dengan semangat kesetiakawanan yang tinggi
b. Adanya persamaan nasib;
c. Perasaan bersatu antara manusia dengan tempat tinggalnya.
Perkembangan nasionalisme Eropa berlangsung ketika terjadi pergantian tatanan
kehidupan masyarakat, yaitu dari masyarakat feodal menuju masyarakat industri.
Perubahan dan pergantian tersebut diawali dengan terjadinya Revolusi Industri di
Inggris.Revolusi Industri ini pada akhirnya membawa masyarakat pada system
kehidupan kapitalis dan liberalis

1
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
B. Pengertian Nasionalisme
Apa itu nasionalisme? Pengertian Nasionalisme adalah paham kebangsaan dari
masyarakat suatu negara yang memiliki kesadaran dan semangat cinta tanah air dan
bangsa yang ditunjukkan melalui sikap dan tingkah laku individu atau masyarakat.
Arti nasionalisme dapat juga didefinisikan sebagai pemahaman dari masyarakat
suatu bangsa yang mempunyai keselarasan kebudayaan, dan wilayah serta
kesamaan cita-cita dan tujuan sehingga timbul rasa ingin mempertahankan
negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
Beberapa contoh sikap dan perilaku nasionalisme adalah:
 Mematuhi aturan yang berlaku
 Mematuhi hukum negara
 Melestarikan budaya Indonesia
 Menciptakan dan mencintai produk dalam negeri
 Bersedia melakukan aksi nyata membela, mempertahankan, dan memajukan
negara
 Dan lain-lain.

a. Pengertian Nasionalisme Menurut Para Ahli


1. Otto Bauar
Menurut Otto Bauar pengertian nasionalisme adalah suatu persatuan
perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.
2. Ernest Renan
Menurut Ernest Renan pengertian nasionalisme adalah kehendak untuk
bersatu dan bernegara.
3. Hans Kohn
Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya
National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah
formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa
dan bernegara sendiri. Dan kesadaran nasional inilah yang membentuk
nation dalam arti politik, yaitu negara nasional.
4. L. Stoddard
Menurut L. Stoddard nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki
oleh sebagian besar masyarakat di mana mereka menyatakan rasa
kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu
bangsa.
5. Smith
Menurut Smith, definisi nasionalisme adalah suatu gerakan ideologis yang
digunakan untuk meraih dan memelihara otonomi, kohesi, dan
individualitas. Gerakan ini dilakukan oleh satu kelompok sosial tertentu
yang diakui oleh beberapa anggotanya guna membentuk atau menentukan
satu bangsa atau yang berupa potensi saja.

2
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
b. Teori dan Tokoh Nasionalisme
• Ernest Renan
Unsur utama dalam nasionalisme adalah le desir de’etre ensemble (kemauan
untuk bersatu). Kemauan bersama ini disebut nasionalisme yaitu suatu paham
yang memberi ilham kepada sebagian besar penduduk bahwa nation state adalah
cita-cita dan merupakan bentuk organisasi politik yang sah, sedangkan bangsa
merupakan sumber semua tenaga kebudayaan dan kesejahteraan ekonomi.
• Otto Bauer
Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul dari
adanya national consiousnis atau kesadaran nasional berbangsa dan bernegara
sendiri.
• Mahatma Ghandi
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama
”All India National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal
Nehru, B.G. Tilak, dsb. Akan tetapi tokoh pergerakan yang paling tersohor dan
salah satu tokoh nasioanalisme yang paling terpopuler adalah nasionalisme
adalah Mahatma Gandhi yang memiliki konsepsi dasar perjuangan:
• Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan.
• Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun
mereka masuk kantor atau pabrik.
• Satyagraha, merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan
pemerintah kolonial Inggris.
• Swadesi, merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang
buatan negeri sendiri. (Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh
Rabindranath Tagore).
• Sun Yat Sen
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan
dalam segala sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti
Mandsyu. Dasar gerakan San Min Chu:
• Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina
• Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan
rakyat)
• Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya. Apa
yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap
pergerakan rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik
Nasionalis Cina (1911).
• Mustafa Kemal Pasha
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di
segala sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat menumbangkan
Khilafah (Negeri Islam) dengan faham racun (nasionalisme dan sekulerisme).
Mustafa Kemal merupakan agen Inggris (Negeri Penjajah). Gerakan Turki Muda
ini banyak mempengaruhi munculnya pergerakan nasional di Indonesia.

3
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
• Arabi Pasha
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan
bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern
dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya
organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.Intinya
dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-
negara lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan
penjajahan dan kolonialisme di negaranya.
• Bung Karno
Nasionalisme itu adalah suatu iktikad; suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat itu
ada satu golongan, satu "bangsa" lanjut bung karno nasionalisme bukan saling
mengecualikan akan tetapi saling bersahabat karna kemanusiaan adalah satu.

C. Tujuan Nasionalisme
Sikap nasionalisme di suatu negara memiliki tujuan tertentu. Berikut ini adalah
beberapa tujuan nasionalisme:

• Menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.
• Membangun hubungan yang rukun dan harmonis antar individu dan masyarakat.
• Membangun dan mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota
masyarakat.
• Berupaya untuk menghilangkan ekstrimisme atau tuntutan berlebihan dari warga
negara kepada pemerintah.
• Menumbuhkan semangata rela berkorban bagi tanah air dan bangsa.
• Menjaga tanah air dan bangsa dari serangan musuh, baik dari luar maupun dari
dalam negeri.

D. Ciri-Ciri Nasionalisme
Nasionalisme dapat kita kenali dari karakteristiknya. Menurut Drs. Sudiyo, ciri-ciri
nasionalisme adalah sebagai berikut:

• Adanya persatuan dan kesatuan bangsa.


• Adanya organisasi modern yang sifatnya nasional.
• Perjuangan yang dilakukan sifatnya nasional.
• Nasionalisme bertujuan untuk kemerdekaan dan mendirikan suatu negara
merdeka dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
• Nasionalisme lebih mengutamakan pikiran, sehingga pendidikan memiliki peranan
penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Semangat nasionalisme juga tertuang dalam Pancasila, yaitu pada sila ke-3 Pancasila
yang bunyinya “Persatuan Indonesia” denga ciri-ciri:

• Rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa Indonesia.


• Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.

4
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
• Bangga memiliki tanah air dan bangsa Indonesia.
• Memposisikan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan.

E. Nasionalisme dan Negara Bangsa


Hubungan negara dan warga negara sangat kuat, tidak dapat dilepaskan dari
paham nasionalisme. Kewarganegaraan merupakan konsekuensi dari paham
nasionalisme. Dengan terbentuknya negara bangsa atau negara modern maka yang
paling penting adalah siapa-siapa yang menjadi warga negara dan negara bangsa
tersebut. Nasionalisme memiliki banyak arti, tergantung dari penekanan dan sudut
pandang yang dipakai. Nasionalisme dapat diartikan kesadaran diri suatu bangsa.
Nasionalisme berkaitan dengan gagasan dan sentimen tentang identitas nasional
bersamaan dengan identitas seperti agama, suku, kelas, gender dan lain-lain.
Nasionalisme juga merupakan gerakan untuk meraih dan memelihara otonomi kohesi
dan individualitas bagi suatu kelompok.

Konsep nasionalisme dapat dikatakan sebagai suatu konsep yang meletakkan


kesetiaan tertinggi seseorang pada suatu negara tertentu. Konsep nasionalisme
berasal dari peradaban purba Yunani dan Ibrani Purba. Yang kemudian diubah
pandangannya oleh kaum kosmopolitan dengan pendapat tidak ada bangsa yang ada
warga dunia. Dengan munculnya Rennaissance dan reformasi maka nasionalisme
kemudian tumbuh dan berkembang dan akhirnya lahirlah bangsa-bangsa modern.
Revolusi Prancis pada tahun 1789 mengakibatkan perombakan total pada berbagai
bidang politik, negara memiliki peranan yang sangat penting memahami pendidikan
agar terbentuk generasi muda nasionalis. Revolusi ini digerakkan oleh bangsawan
nasionalis.

Indonesia dapat dicirikan sebagai satu negara modern didasari dengan semangat
kebangsaan atau nasionalisme yaitu masyarakat untuk membangun masa depan
bersama negara walaupun berbeda-beda suku, agama, ras, etnik, budayadan
golongan. Nasionalisme lahir pada abad 20 dengan adanya organisasi Boedi Oetomo
yang menghasilkan ketetapan Sumpah Pemuda pada tanggal 20 Oktober 1928.
Tetapi pada saat itu belum dilandasi dengan nasionalisme. Akar nasionalisme muncul
setelah para pemuda belajar di Belanda atau belajar dari pemerintah jajahanyang
memunculkan nasionalisme modern karena melampaui batas-batas etnis.
Untuk membentuk negara lebih sulit daripada membentuk pemerintahan khususnya
bangsa yang majemuk seperti Indonesia. Agar terbentuk negara modern harus
memiliki wawasan kenegaraan dan dasar-dasar kultur Politik Nasional yang bersifat
abstrak dan lembaga-lembaga negara yang bersifat konkrit untuk mewujudkan
kepentingan rakyat. Perlu adanya integrasi nasional yang solid.

Dari paham dan institusi kenegaraan modern disepakati bahwa paham negara
yang berdasarkan hukum, bentuk negara yang republik, kedaulatan rakyat atau
demokrasi, pemilihan umum, sistem pemerintahan presidensiil, pengawasan oleh
5
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
dewan perwakilan rakyat, otonomi daerahdan jaminan hak warga negara dan
penduduk. Dengan kesepakatan tersebut maka terbentuklah negara Indonesia.
• Nasionalisme dibedakan menjadi lima jenis, yaitu nasionalisme humaniter,
nasionalisme jacobin, nasionalisme tradisional, nasionalisme liberal, dan
nasionalisme integral.
• Nasionalisme humaniter adalah nasionalisme yang mendasarkan pandangannya
bahwa setiap bangsa berhak memperjuangkan kesejahteraan bangsanya
berdasarkan caranya sendiri.
• Nasionalisme jacobin adalah nasionalisme yang demokratis, tetapi doktriner dan
fanatic terhadap bangsa lain.
• Nasionalisme tradisional adalah nasionalisme yang menekankan keunikan setiap
bangsa dan mempertahankan tradisi dan sejarahnya. Nasionalisme liberal adalah
nasionalisme yang menekankan pentingnya dunia berpegang pada prinsip dimana
setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri.
• Nasionalisme integral adalah nasionalisme yang menekankan kepentingan
nasional ada di atas kepentingan individu, berdasarkan prinsip tersebut semua
warga negara harus sepenuhnya setia kepada negara.

F. Bentuk Nasionalisme
1. Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil)
Merupakan bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik
dari penyertaan aktif rakyatnya, kehendak rakyat, atau perwakilan politik.
2. Nasionalisme Etnis
Adalah sejenis semangat kebangsaan dimana negara memperoleh kebenaran
politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.
3. Nasionalisme Romantik/Organik/Identitas
Dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semula jadi (organik)
hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.
4. Nasionalisme Budaya
Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari
budaya bersama dan bukannya “sifat keturunan” seperti warna kulit, ras dan
sebagainya.
5. Nasionalisme Kenegaraan
Variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan
nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi keutamaan
mengatasi hak universal dan kebebasan.
6. Nasionalisme Agama
Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari
persamaan agama.

6
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
G. Prinsip Nasionalisme
Semangat nasionalisme dalam negara kebangsaan dijiwai oleh lima prinsip
nasionalisme, yakni:
1) kesatuan (unity), dalam wilayah teritorial, bangsa, bahasa, ideologi, dan doktrin
kenegaraan, sistem politik atau pemerintahan, sistem perekonomian, sistem
pertahanan keamanan, dan policy kebudayan;
2) kebebasan (liberty, freedom, independence), dalam beragama, berbicara dan
berpendapat lisan dan tertulis, berkelompok dan berorganisasi;
3) kesamaan (equality), dalam kedudukan hukum, hak dan kewajiban;
4) kepribadian (personality) dan identitas (identity), yaitu memiliki harga diri (self
estreem), rasa bangga (pride) dan rasa sayang (depotion) terhadap kepribadian
dan identitas bangsanya yang tumbuh dari dan sesuai dengan sejarah dan
kebudayaannya;
5) prestasi (achievement), yaitu cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan (welfare)
serta kebesaran dan kemanusiaan (the greatnees adn the glorification) dari
bangsanya

H. Sejarah Nasionalisme Dunia


• Pada akhir abad ke-18 sampai dengan awal abad ke-19, nasionalisme muncul
sebagai ide baru di Benua Eropa dan Amerika. Kemunculan ide ini dilanjutkan
dengan proses integrase kerajaan-kerajaan serta pembentukan negara nasional.
• Pada awal abad ke-20 nasionalisme tumbuh di Asia. Sebagian besar sebagai
reaksi perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme.
• Ide nasionalisme pada bangsa Amerika didorong oleh semangat kebebasan dan
persamaan melawan sistem kekuasaan yang menindas dan diskriminatif terhadap
ras tertentu.
• Nasionalisme bangsa Amerika ini berhasil menciptakan negara nasional pertama
di dunia pada tahun 1776.
• Ide nasionalisme di Benua Eropa yang menonjol adalah nasionalisme di Prancis
dan Jerman.
• Nasionalisme pada bangsa Prancis erat kaitannya dengan gerakan revolusi
Prancis.
• Ide nasionalisme di Prancis berhasil mengganti sistem kerajaan dengan sistem
demokrasi atau kedaulatan rakyat.
• Nasionalisme pada bangsa Jerman lebih dekat dengan nasionalisme yang
berkembang menjadi chauvinisme. Hal ini karena bangsa Jerman merasa sebagai
bangsa yang paling unggul di dunia melebihi ras bangsa lain.
• Nasionalisme bangsa Jerman ini yang diikuti dengan gerakan untuk menguasai
dan menghapuskan ras bangsa tertentu kemudian menjadi pemicu perang dunia
II.

7
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
I. Nasionalisme di Indonesia
• Tiga titik sejarah penting pertumbuhan dan perkembangan nasionalisme di
Indonesia adalah Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan Proklamasi
Kemerdekaan
• Kebangkitan Nasional yang ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Oetomo
pada tahun 1908, merupakan titik lahirnya ide atau gagasan tentang nasionalisme
Indonesia
• Sumpah Pemuda tahun 1928 merupakan ikrar atau perjanjian untuk mewujudkan
nasionalisme dalam ikatan satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa
persatuan.
• Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 adalah sebuah pernyataan
nasionalisme sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bersatu dalam wadah
negara nasional yang bernama Republik Indonesia.
Tantangan nasionalisme di NKRI dapat dibagi menjadi beberapa periode waktu
sebagai berikut:

Munculnya nasionalisme di Indonesia dapat dijabarkan melalui dua faktor, yaitu


faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
datang dari warga negara atau bangsa Indonesia sendiri. Sedangkan faktor eksternal
berasal dari aktivitas bangsa-bangsa lain yang juga melakukan Gerakan
nasionalisme. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme di
Indonesia adalah:

8
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
1. Faktor Eksternal
a. Pada tahun 1905 Jepang menang atas Rusia dalam peperangan, sehingga
menaikkan rasa percaya diri bahwa bangsa berwarna mampu mengalahkan
bangsa kulit putih
b. Terbentuknya negara-negara baru yang merupakan hasil dari munculnya
nasionalisme di daerah Asia dan Afrika
c. Beberapa prinsip Woodrow Wilson yang terdapat dalam Wilson 14 points.
Semua hal tersebut dapat diserap oleh kaum terpelajar Indonesia saat menuntut
ilmu di luar negeri.

2. Faktor Internal
a. Kejayaan bangsa Indonesia sebelum kedatangan bangsa barat di bawah kerajaan
Sriwijaya, Mataram dan Majapahit.
b. Penderitaan rakyat akibat politik Drainage (pengerukaan kekayaan)
c. Adanya Diskriminasi rasial.
d. Munculnya golongan terpelajar pada awal abad ke-20 ketika di terapkan politik etis
oleh kolonial.
e. Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, ekonomi, dan
kebudayaan. Penerapan politik inilah peluang bagi bangsa indonesia secara
strategi, sehingga kemudian dimanfaatkan oleh para pendiri bangsa indonesia
untuk mengenyam pendidikan yang selama ini telah dieksploitasi oleh Belanda.
Ketika sudah banyak pribumi yang mengenyam pendidikan lanjut kemudian mulai
lah merumuskan format perlawanan yang baru, sala satunya adalah pembentukan
organisasi-organisasi kepemudaan.

3. Organisasi Gerakan Modern Sebagai Tonggak Nasionalisme di Indonesia

a. Budi Utomo (BU, 20 Mei 1908)


Gagasan pertama pembentukan Budi Utomo berasal dari dr. Wahidin
Sudirohusodo, seorang dokter Jawa dari Surakarta. Ia menginginkan adanya
tenaga-tenaga muda yang terdidik secara Barat, namun pada umumnya
pemuda-pemuda tersebut tidak sanggup membiayai dirinya sendiri.
Sehubungan dengan itu perlu dikumpulkan beasiswa (study fond) untuk
membiayai mereka.
Pada tahun 1908 dr. Wahidin bertemu dengan Sutomo, pelajar Stovia.
Dokter Wahidin mengemukakan gagasannya pada pelajar-pelajar Stovia dan
para pelajar tersebut menyambutnya dengan baik. Secara kebetulan para
pelajar Stovia juga memerlukan adanya suatu wadah yang dapat menampung
kegiatan dan kehidupan budaya mereka pada umumnya. Sehubungan dengan
itu pada tanggal 20 Mei 1908 diadakan rapat di satu kelas di Stovia. Rapat
tersebut berhasil membentuk sebuah organisasi bernama Budi Utomo dengan
Sutomo ditunjuk sebagai ketuanya.
Pada awalnya tujuan Budi Utomo adalah menjamin kemajuan
kehidupan sebagai bangsa yang terhormat. Kemajuan ini dapat dicapai dengan

9
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
mengusahakan perbaikan pendidikan, pengajaran, kebudayaan, pertanian,
peternakan, dan perdagangan. Namun sejalan dengan berkembangnya waktu
tujuan dan kegiatan Budi Utomo pun mengalami perkembangan.
Pada tahun 1914 Budi Utomo mengusulkan dibentuknya Komite
Pertahanan Hindia (Comite Indie Weerbaar). Budi Utomo menganggap
perlunya milisi bumiputra untuk mempertahankan Indonesia dari serangan luar
akibat Perang Dunia Pertama (PD I, 1914 – 1918). Namun, usulan itu tidak
dikabulkan dan justru pemerintah Belanda lebih mengutamakan pembentukan
Dewan Rakyat Hindia (Volksraad). Selanjutnya ketika Volksraad (Dewan
Rakyat) didirikan, Budi Utomo aktif dalam lembaga tersebut. Pada tahun 1932
pemahaman kebangsaan Budi Utomo makin berkembang maka pada tahun itu
pula mereka mencantumkan cita-cita Indonesia merdeka dalam tujuan
organisasi.

b. Serikat Islam (SI, Agustus 1911)


Berbeda dengan Budi Utomo yang mula-mula hanya mengangkat
derajat para priyayi khususnya di Jawa, maka organisasi Serikat Islam
mempunyai sasaran anggotanya yang mencakup seluruh rakyat jelata yang
tersebar di seluruh pelosok tanah air. Pada tahun 1909 R.M. Tirtoadisuryo
mendirikan perseroan dalam bentuk koperasi bernama Sarekat Dagang Islam
(SDI). Perseroan dagang ini bertujuan untuk menghilangkan monopoli
pedagang Cina yang menjual bahan dan obat untuk membatik. Persaingan
pedagang batik Bumiputra melalui SDI dengan pedagang Cina juga nampak di
Surakarta. Oleh karena itu Tirtoadisuryo mendorong seorang pedagang batik
yang berhasil di Surakarta, Haji Samanhudi untuk mendirikan Serikat Dagang
Islam. Setahun setelah berdiri, Serikat Dagang Islam tumbuh dengan cepat
menjadi organisasi raksasa. Sekitar akhir bulan Agustus 1911, nama Serikat
Dagang Islam diganti menjadi Serikat Islam (SI). Hal ini dilakukan karena
adanya perubahan dasar perkumpulan, yaitu mencapai kemajuan rakyat yang
nyata dengan jalan persaudaraan, persatuan dan tolong-menolong di antara
kaum muslimin. Anggota SI segera meluas ke seluruh Jawa, Sumatra,
Kalimantan dan Sulawesi. Sebagian besar anggotanya adalah rakyat jelata.
Serikat Islam ini dapat membaca keinginan rakyat, dengan membantu
perbaikan upah kerja, sewa tanah dan perbaikan sosial kaum tani.
Perkembangan yang cepat ini terlihat pada tahun 1917 dengan jumlah anggota
mencapai 450.000 orang yang tersebar pada 84 cabang.
Meningkatnya anggota Serikat Islam secepat ini, membuat pemerintah
Hindia Belanda menaruh curiga. Gubernur Jenderal Idenburg berusaha
menghambat pertumbuhannya. Kebijakan yang diambil antara lain dengan
cuma memberikan izin sebagai badan hukum pada tingkat lokal. Sebaliknya
pada tingkat pusat tidak diberikan izin sebab dianggap membahayakan, jumlah
anggota yang terlalu besar diperkirakan akan dapat melawan pemerintah.
Dalam kongres tahunannya pada tahun 1916, H.O.S Cokroaminoto
mengusulkan kepada pemerintah untuk membentuk Komite Pertahanan

10
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
Hindia. Hal itu menunjukkan bahwa kesadaran politik bangsa Indonesia mulai
meningkat. Dalam kongres itu diputuskan pula adanya satu bangsa yang
menyatukan seluruh bangsa Indonesia.
Sementara itu orang-orang sosialis yang tergabung dalam de Indische
Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) seperti Semaun, Darsono, dan lain-
lain mencoba mempengaruhi SI. Sejak itu SI mulai bergeser ke kiri (sosialis).
Melihat perkembangan SI itu, pimpinan SI yang lain kemudian menjalankan
disiplin partai melalui kongres SI bulan Oktober 1921 di Surabaya. Selanjutnya
SI pecah menjadi SI “putih” di bawah Cokroaminoto dan SI “merah” di bawah
Semaun dan Darsono. Dalam Perkembangan SI “merah” ini bergabung dengan
Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah berdiri sejak 23 Mei 1920.
Dalam kongres Serikat Islam di Madiun pada tahun 1923 nama Serikat
Islam diganti menjadi Partai Serikat Islam (PSI). Partai ini bersifat nonkooperasi
yaitu tidak mau bekerjasama dengan pemerintah tetapi menginginkan adanya
wakil dalam Dewan Rakyat (Volksraad).

c. Muhammadiyah (18 November 1912)


Pada tanggal 18 November 1912 Muhammadiyah didirikan oleh Kyai
Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Organisasi Muhammadiyah bergerak di
bidang pendidikan, sosial dan budaya. Muhammadiyah bertujuan untuk
memurnikan ajaran Islam dalam pelaksanaan hidup sehari-hari agar sesuai
dengan Al-Qur‟an dan Hadits. Muhammadiyah berusaha memberantas semus
jenis perbuatan yang tidak sesuai dengan al-Qur‟an dan hadits. Di samping itu,
Muhammadiyah juga giat memerangi penyakit TBC (Taklid, Bid’ah dan
Churafat) yang menghinggapi masyarakat khususnya di Jawa.
Praktik Churafat atau lebih dikenal dengan praktik-praktik amalan
ibadah yang salah menurut Islam, karena mendekati takhayul, perilaku syirik
(menyekutukan Tuhan) yang banyak terjadi di lingkungan Kerajaan Mataram
Yogyakarta dan sekitarnya seperti: percaya kepada kekuatan keris, tombak,
peristiwa gerhana bulan dianggap sebagai Buta Ijo sedang memakan bulan,
dan bahkan ada yang percaya kepada Nyi Roro Kidul. Hal itu barangkali alasan
yang dapat menjawab pertanyaan mengapa Muhammadiyah lahir di kota
Yogyakarta.
Untuk mencapai tujuannya Muhammadiyah melakukan berbagai usaha
seperti: mendirikan sekolah-sekolah, mendirikan rumah sakit, mendirikan panti
asuhan, mendirikan rumah anak yatim piatu dan lain-lain.
Di bidang pendidikan Muhammadiyah mendirikan dan mengelola
sekolah-sekolah dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Di
sekolah-sekolah Muhammadiyah selain diajarkan agama juga diajarkan
pelajaran umum yang mengacu pada kaidah-kaidah modern. Pendidikan
mengenal sistem kurikulum kelas atau tingkatan, sebagaimana dilakukan
sekolah model Barat.

11
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
Dalam perkumpulan Muhammadiyah terdapat bagian wanita yang
disebut Aisyiah, bagian khusus anak gadis disebut Nasyiatul Aisiyah, dan
kepanduan yang disebut, Hizbul Wathan.
d. Indische Partij (IP, 1912)
Organisasi yang sejak berdirinya sudah bersikap radikal adalah Indische
Partij. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 25 Desember 1912 di kalangan
orang-orang Indo di Indonesia yang dipimpin oleh Ernest Francois Eugene
Douwes Dekker (dr. Danudirja Setiabudi). Cita-citanya adalah agar orang-
orang yang menetap di Hindia Belanda (Indonesia) dapat duduk dalam
pemerintahan. Adapun semboyan IP adalah Indie Voor de Indier (Hindia bagi
orang-orang yang berdiam di Hindia).
Dalam menjalankan propagandanya ke Jawa Tengah, E.F.E Douwes
Dekker bertemu dengan Cipto Mangunkusumo yang telah meninggalkan Budi
Utomo. Cipto Mangunkusumo terkenal dalam Budi Utomo dengan pandangan-
pandangannya yang radikal, segera terpikat pada ide Douwes Dekker. Suwardi
Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) dan Abdul Muis yang berada di Bandung
juga tertarik pada ide Douwes Dekker tersebut. Dengan dukungan tokoh-tokoh
tersebut, Indische Partij berkembang menjadi 30 cabang dengan 7.300 orang
anggota, sebagian besar terdiri atas orang-orang Indo-Belanda.
Indische Partij berjasa memunculkan konsep Indie voor de Indier yang
sesungguhnya lebih luas dari konsep “Jawa Raya” dari Budi Utomo.
Dibandingkan dengan Budi Utomo, Indische Partij telah mencakup suku-suku
bangsa lain di nusantara. Budi utomo dalam perkembangannya terpengaruh
juga oleh cita-cita nasionalisme yang lebih luas. Hal ini dialami juga oleh
organisasi-organisasi lain yang keanggotaannya terdiri atas suku-suku bangsa
tertentu, seperti Serikat Ambon, Serikat Minahasa, Kaum Betawi, Partai
Tionghoa Indonesia, Serikat Selebes, dan Partai Arab-Indonesia. Cita-cita
persatuan ini kemudian berkembang menjadi nasionalisme yang kokoh, hal ini
menjadi pokok.
Masa akhir Indische Partij terjadi setelah Suwardi Suryaningrat dan
Cipto Mangunkusumo ditangkap. Pemerintah Belanda menganggap Indische
Partij mengganggu serta mengancam ketertiban umum. Oleh karena itu, para
pemimpinnya ditangkap dan dibuang. dr. E.F.E. Douwes Dekker atau dr.
Danudirja Setiabudi dibuang ke Kupang (NTT), dr. Cipto Mangunkusumo
dibuang ke Bandanaira di Kepulauan Maluku, dan Raden Mas Suwardi
Suryaningrat dibuang ke Pulau Bangka. Akhirnya kedua tokoh tersebut
meminta dibuang ke negeri Belanda. Demikian juga Douwes Dekker dibuang
ke Belanda dari tahun 1913 sampai dengan 1918.
Pada saat pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun
kemerdekaan negeri Belanda dari Belgia, tokoh yang disebut terakhir ini juga
menulis sebuah artikel berjudul “Als Ik de Netherlander was” (seandainya aku
seorang Belanda) yang berisikan kritikan pedas terhadap pemerintah. Kelak
karena permohonan ketiga tokoh itu sendiri, akhirnya mereka dibuang ke
negeri Belanda.

12
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
e. Indische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia)
Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia adalah organisasi
pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1908.
Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa Soetan Kasajangan Soripada dan
R.M. Noto Soeroto yang tujuan utamanya ialah mengadakan pesta dansa-
dansa dan pidato-pidato. Sejak Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi
Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) masuk, pada 1913, mulailah mereka
memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa
pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah
vereeninging ini memasuki kancah politik. Waktu itu pula vereeniging
menerbitkan sebuah buletin yang diberi nama Hindia Poetera, tetapi isinya
sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik.
Semula, gagasan nama Indonesisch (Indonesia) diperkenalkan sebagai
pengganti indisch (Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan
dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiër (orang Indonesia
Pada September 1922, saat pergantian ketua antara Dr. Soetomo dan
Herman Kartawisastra organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische
Vereeniging. Saat itu istilah "Indonesier" dan kata sifat "Indonesich" sudah
tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik Etis. Para anggota Indonesische
juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan
Mohammad Hatta sebagai pengasuhnya. Majalah ini terbit dwibulanan, dengan
16 halaman dan biaya langganan seharga 2,5 gulden setahun. Penerbitan
kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide
antikolonial. Dalam 2 edisi pertama, Hatta menyumbangkan tulisan kritik
mengenai praktik sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan
petani.[2]
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923, Indonesische
mulai menyebarkan ide non-kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi
kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda. Tahun 1924, saat M. Nazir
Datuk Pamoentjak menjadi ketua, nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka. Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama
organisasi ini resmi berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926
hingga 1930, sebelumnya setiap ketua hanya menjabat selama setahun.
Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara terencana
propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda.
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain:
Achmad Farhan ar-rosyid, Soekiman Wirjosandjojo, Arnold Mononutu,
'''Soedibjo Wirjowerdojo''', Prof Mr Sunario Sastrowardoyo, Sastromoeljono,
Abdul Madjid, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Abdurabbih, Wreksodiningrat, dll.

13
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
f. Partai Nasionalisme Indonesia
Kesadaran atas segala penindasan kemudian melahirkan pembentukan
stady clap sebagai cikal bakal pembentukan Partai Nasioanalisme Indonesia
(PNI) yang didirikan oleh bung Karno pada tahun 1927 dan bung karno pula
sebagai ketuanya.
g. Upaya menggalang persatuan
1. Pembentukan permufakatan Perhimpunan Politik Kebngsaan Indonesia
(PPPKI) yang terdiri dari Muhammadiah, Jong Islamiche, sarekat ambon,
madura.
2. gerakan pemuda kedaerahan pertama di indonesia adalah Trikoro Darmo
berdiri tanggal 7 Maret 1915 oleh pemuda-pemuda jawa dengan tokoh
satiman, kadarman, sumardi, jaksodipuro.
3. Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia pada tahun 1926.

h. Kongres Pemuda Indonesia (Sumpah Pemuda)

Sesuai dengan namanya sumpah pemuda dirancang oleh para pemuda.


Hal tersebut mereka lakukan karena sadar bahwa untuk membangun Bangsa
Indonesia yang majemuk harus dibarengi dengan semangat nasionalisme.
Proses lahirnya sumpah pemuda pun juga terjadi atas hasil kerja sama antar
pemuda.

Semangat nasionalisme tersebut akan bisa tumbuh dan berkembang


dengan baik dengan adanya sumpah pemuda. Oleh karena itu penting bagi kita
para generasi penerus bangsa untuk menghayati makna dibalik peristiwa
bersejarah ini. Untuk simak artikel dibawah ini yang akan mengupas tuntas
sejarah dan isi sumpah pemuda.

Apa Itu Sumpah Pemuda?

Sumpah pemuda adalah suatu sumpah dari pemuda pemudi yang


menjadi bukti nyata bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 bangsa Indonesia
dilahirkan. Oleh sebab itu sudah sepatutnya semua rakyat Indonesia
memperingati peristiwa 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia.

Momentum lahirnya bangsa Indonesia itu merupakan hasil dari


perjuangan panjang rakyat Indonesia selama ratusan tahun. Sebuah
perjuangan melawan penindasan di bawah kekuasaan kaum penjajah pada era
itu. Akibat kondisi yang demikian itu akhirnya memunculkan semangat para
pemuda.

Sebuah tekad untuk membulatkan tekad demi menjunjung tinggi harkat


dan martabat hidup rakyat asli Indonesia. Keinginan kuat inilah yang menjadi

14
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
komitmen perjuangan rakyat Indonesia sehingga sukses meraih
kemerdekaannya 17 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Peristiwa Menjelang Sumpah Pemuda

Perjuangan rakyat Indonesia menghadapi para penjajah ini, bisa


diklasifikasikan menjadi dua yakni sebelum tahun 1908 dan setelah tahun
1908. Perjuangan sebelum tahun 1908 selalu bisa digagalkan oleh penjajah.
Karena pada saat itu perjuangan masih bersifat kedaerahan dan berbentuk
perlawanan fisik dengan senjata seadanya.

Karena kegagalan demi kegagalan yang terjadi itulah sehingga


mendorong para pejuang untuk mengubah taktik perjuangan melalui organisasi
sosial politik. Akhirnya pada permulaan tahun 1908 mulai bermunculan
berbagai organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam,
Indische Partij, dan PNI.

Semenjak itu arah perjuangan bangsa Indonesia semakin terlihat baik


dan tegas dalam mewujudkan persatuan nasional.

Nama Indonesia pertama kali dipakai oleh Perhimpunan Indonesia di


tahun 1908. Perhimpunan Indonesia merupakan sebuah organisasi yang
diinisiasi oleh pelajar-pelajar Indonesia yang belajar di negeri Belanda.
Perhimpunan ini ketika dibentuk bernama Indische vereeniging.

Kemudian di tahun 1922 dirubah menjadi indonesische vereeniging.


Namun di tahun yang sama namanya berganti menjadi Perhimpunan
Indonesia. Pahlawan-pahlawan Indonesia seperti Ki Hajar Dewantara, Budi
Utomo dan Dr. Muhammad Hatta ikut memperkenalkan istilah Indonesia untuk
menandingi nama Hindia Belanda yang digunakan oleh pemerintahan
kolonialisme pada era itu.

Kongres Pemuda 1

Terlaksananya Kongres Pemuda 1 tidak lepas dari peran Perhimpunan


Indonesia dan pelajar Indonesia PPPI yang peresmiannya baru dilakukan di
tahun 1926. Anggota dari organisasi-organisasi tersebut ialah pelajar-pelajar
yang berasal dari sekolah tinggi yang ada di Jakarta dan di Bandung.

Tokoh-tokoh PPPI antara lain ialah Sugondo Djojopuspito, Sigit, Abdul


Syukur, Gularso, Sumitro, Samijono, Hendromartono, Subari, dan yang
lainnya. Organisasi PPPI di Indonesia biasa memperoleh kiriman majalah
Indonesia Merdeka dari Perhimpunan Indonesia yang berada di negeri
Belanda.

15
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
Selain itu menjadi Indonesia merdeka terbitan PPPI di negeri Belanda.
PPPI sendiri juga membuat majalah Indonesia Raya dimana Abu Hanifah yang
menjadi pimpinan redaksinya. Dari gagasan-gagasan yang dikeluarrkan oleh
PPPI sudah mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan.

Hal ini seperti yang terdapat pada Perhimpunan Indonesia yang


ditunjukkan dengan keinginan pemuda-pemuda di Bandung yang berharap
supaya rakyat Indonesia mulai melepaskan sifat-sifat kedaerahan. Selain itu
keinginan ini juga terjadi atas dorongan yang dilakukan oleh Mr. Sartono dan
Mr. Sunario.

terbetnuk organisasi bernama Jong Indonesia yang berubah nama


menjadi Pemuda Indonesia pada tanggal 20 Februari 1927. Tokoh yang pernah
menjadi pemimpin dari organisasi ini diantaranya adalah Sugiono, Moeljadi,
Soepangkat, Soekasmo, Soelasmi, Abdul Gani, Kotjo Sungkono, dan Agus
Prawiranata.

Sedangkan yang menjadi ketua saat pertama kali adalah Sugiono.


Meskipun termasuk sebagai sebuah organisasi pergerakan politik, akan tetapi
organisasi ini tidak langsung terjun ke dunia politik ketika baru dibentuk.
Sehingga terjadi perdebatan selama beberapa tahun untuk menentukan bentuk
persatuan yang diharapkan.

Hasil Kongres Pemuda 1

Hingga akhirnya pada tanggal 30 April 1926 sampai 2 Mei 1926


diadakan Kongres Pemuda 1 di Jakarta. Tujuan dari diadakannya Kongres
Pemuda 1 adalah untuk menciptakan sebuah badan sentral organisasi pemuda
yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
sehari-hari bagi rakyat Indonesia.

Terdapat beberapa poin peting yang menjadi hasil dari diadakannya


Kongres Pemuda 1, yaitu:

1. Mengakui dan menerima cita-cita untuk mewujudkan persatuan Indonesia


(meskipun dalam hal ini masih belum jelas).
2. Adanya upaya untuk menghilangkan pandangan adat, sifat kedaerahan
yang kolot, dan sebagainya.

Kongres Pemuda 2

Di tanggal 27 sampai 28 Oktober 1928 diselenggarakan Kongres


Pemuda 2 dengan Soegondo Djojopoespito dari PPPI sebagai pimpinan
acara. Pada Kongres Pemuda 2 inilah didapatkan hasil yang penting yakni

16
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
Sumpah Pemuda. Dalam acara inilah lagu Indonesia Raya yang dibuat oleh
Wage Rudolf Supratman ditetapkan sebagai lagu negara.
Kongres Pemuda Kedua

Kongres Pemuda tahun 1926 Pertama telah diinisiasi sebuah badan


untuk mempersatukan berbagai organisasi pergerakan pemuda. Dalam
rangka menindaklanjuti hasil Kongres yang pertama, diselenggarakan
sebuah pertemuan. Akan tetapi pada pertemuan tersebut belum didapatkan
hasil yang baik.

Oleh karena itu organisasi Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia


(PPPI) mengusulkan diadakan Kongres Pemuda 2. PPPI merupakan
organisasi yang beranggotakan para pelajar dari Hindia Belanda. Kemudian
di tanggal 3 Mei dan 12 Agustus 1928 diselenggarakan pertemuan sebagai
persiapan Kongres Kedua.

Dalam acara persiapan tanggal 12 Agustus 1928 itu dihadiri oleh


seluruh utusan dari setiap organisasi pemuda. Selain itu, juga dihasilkan
sebuah kesepakatan untuk mengadakan acara Kongres Pemuda Kedua
pada bulan Oktober 1928 yang panitianya diambil satu dari setiap
organisasi.

Dalam susunan panitia itu juga tidak ada perwakilan organisasi yang
mendapat dua jabatan sekaligus. Berikut susunan panitia penyelenggara
acara Kongres Pemuda 2.

1. Pimpinan, Sugondo Djojopuspito dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar


Indonesia
2. Wakil pimpinan, R. M. Joko Marsaid dai Jong Java
3. Sekretaris, Moh. Yamin dari Jong Soematranen Bond
4. Keuangan, Amir Sjarifudin dari Jong Bataks Bond
5. Asisten 1, Johan Moh. Cai dari Jong Islamieten Bond
6. Asisten 2, R. Katjasoengkanan dari Pemoeda Indonesia
7. Asisten 3, R. C. I. Sendok dari Jong Celebes
8. Asisten 4, Johannes Leimena dari Jong Ambon
9. Asisten 5, Moh. Rochjani S. dari Pemoeda Kaoem Betawi

Acara Kongres Pemuda 2

Penyelenggaraan Kongres Pemuda Dua ini dilakukan di tiga tempat


yang berbeda dan terdiri dari tiga pertemuan.

17
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
Pertemuan 1

Pertemuan 1 diadakan Sabtu 27 Oktober 1928, lokasi Gedung


Katholieke Jongenlingen Bond disingkat KJB di Waterlooplein hari ini
namanya Lapangan Banteng. Pada pidato penyambutan oleh Sugondo
Djojopuspito sebagai pimpinan panitia, berkeinginan supaya acara ini bisa
meningkatkan semangat persatuan di hati pemuda-pemuda.

Ia menyatakan bahwa persatuan indonesia bisa ditingkatkan melalui


5 hal, yaitu sejarah, bahasa, hukum, budaya, pendidikan, dan tekad.

Pertemuan 2

Pertemuan 2 diadakan Minggu 28 Oktober 1928, lokasi Gedung


Oost-Java Bioscoop. dalam pertemuan ini didiskusikan mengenai problem
seputar pendidikan. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro
menyampaikan opini tentang keharusan setiap anak memperoleh
pendidikan kebangsaan.

Selain itu, juga harus berimbang antara pendidikan di rumah dan


sekolah serta pendidikan harus bersifat demokrasi.

Pertemuan 3

Pertemuan 3 merupakan acara penutupan, lokasi Gedung


Indonesische Clubgebouw yang berada di Jalan Kramat Raya No 106. Pada
acara penutupan ini Sunario memaparkan bahwa selain gerakan
kepanduan, sifat kenasionalan (nasionalisme) dan demokrasi adalah
sesuatu yang penting.

Ramelan menjelaskan bahwa gerakan kepanduan tidak dapat


terlepas dari pergerakan nasional. Dimana gerakan kepanduan dapat
berguna sebagai sarana pendidikan sejak dini untuk mengajari kedisiplinan
dan kemandirian kepada anak-anak, merupakan hal yang diperlukan dalam
perjuangan.

Pada akhir acara pra-penutup dimainkan lagu Indonesia Raya


buatan Wage Rudolf Supratman dengan iringan biola dan tanpa syair
berdasarkan usulan Sugondo pada Supratman. Para hadirin pun
menyambut dengan senang lagu Indonesia Raya. Sebagai penutup
disampaikan kesimpulan keputusan kongres yang disebut Sumpah
Pemuda.

18
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
4. Menanamkan Nasionalisme di Indonesia

Nasionalisme adalah sebuah paham yang cocok diterapkan di Indonesia.


Oleh sebab itu, perlu adanya upaya untuk menanamkan nasionalisme dalam hati
dan pikiran semua bangsa Indonesia. Dengan menanamkan nasionalisme dalam
hati dan pikiran semua bangsa Indonesia, maka diharapkan bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang memiliki persatuan dan kesatuan bangsa yang kuat, memiliki
pemikiran-pemikiran cerdas dan unggul untuk memajukan Indonesia. Berikut ini
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menanamkan rasa nasionalisme di
masyarakat anatar lain:

a. Memasukkan nasionalisme dalam pelajaran sekolah maupun perkuliahan;


b. Menayangkan acara telivisi yang dapat meningkatkan semangat nasionalisme;
c. Mendorong pelaku usaha melalui pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan
kualitas produk dalam negeri sehingga masyarakat Indonesia tertarik membeli,
menggunakan, dan bangga menggunakan produk dalam negeri tersebut;
d. Memberikan teladan kepada masyarakat melalui kepemimpinan pejabat
pemerintah yang memiliki semangat nasionalisme.

Salah satu cara menanamkan nasionalisme bagi rakyat adalah melalui


integrasi nasional. Integrasi Nasional adalah suatu upaya untuk mempersatukan
atau menggabungkan berbagai perbedaan pada kelompok budaya atau
kelompok sosial di dalam satu wilayah sehingga membentuk suatu kesatuan
yang harmonis di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk
bersatu sebagai satu bangsa yakni bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat
secara politis dan secara antropologis.

• Pengertian Integrasi Nasional secara Politis adalah proses penyatuan


berbagai kelompok budaya dan sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang
kemudian membentuk identitas nasional.
• Pengertian Integrasi Nasional secara Antropologis adalah proses
penyesuaian berbagai unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi
keseresaian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.

Berbagai keanekaragaman yang ada di Indonesia sudah seharusnya


dipelihara dan dijaga oleh seluruh elemen masyarakat. Jangan menjadikan
perbedaan sebagai pertentangan karena perbedaan dan keanekaragaman
tersebut merupakan kekayaan dan kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia.

Faktor Pendorong Integrasi Nasional

Berikut ini adalah beberapa faktor pendorong terjadinya national integration:


19
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
1. Adanya faktor sejarah sehingga timbul rasa senasib dan
seperjuangan.
2. Semua kalangan masyarakat Indonesia memiliki keinginan untuk
bersatu, seperti yang tertuang pada Sumpah Pemuda, 28 Oktober
1928.
3. Timbulnya rasa cinta tanah air yang ditunjukkan pada masa
perjuangan merebut kemerdekaan, hingga mengisi kemerdekaan.
4. Adanya rasa rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
seperti yang ditunjukkan oleh para pahlawan yang gugur selama
masa perjuangan kemerdekaan.
5. Konsensus nasional di dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila serta UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan
Indonesia Raya, dan bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

Faktor Penghambat Integrasi Nasional

Berikut ini adalah beberapa faktor penghambat national


integration:

1. Keanekaragaman budaya, bahasa daerah, agama, ras, dan berbagai


perbedaan lainnya menjadi faktor penghambat proses national
integration.
2. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas dan
terdiri dari ribuan kepulauan dan dikelilingi lautan yang luas juga
menjadi penghambat integrasi bangsa.
3. Ketimbangan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah telah
menimbulkan rasa tidak puas. Masih banyaknya konflik berunsur
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan
separatisme dan kedaerahaan, domenstrasi, juga menjadi faktor
penghambat integrasi.
4. Paham etnossentrisme yang masih dimiliki oleh beberapa suku
sehingga menonjolan kelebihan daerahnya dan meremehkan budaya
suku bangsa yang lain.

Syarat Integrasi Nasional

Berikut ini adalah beberapa syarat integrasi bangsa:

1. Adanya kesadaran anggota masyarakat bahwa dibutuhkan hubungan


satu dengan yang lain agar dapat memenuhi kebutuhan mereka.
2. Anggota masyarakat sepakat tentang norma dan nilai sosial yang
dijadikan pedoman dalam bermasyarakat.
3. Adanya norma dan nilai sosial yang berlaku sebagai aturan dan
pedoman dalam proses integrasi masyarakat.

20
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
Jenis Integrasi Nasional

Mengacu pada penjelasan definisi integrasi bangsa di atas, adapun


beberapa jenis integrasi nasional adalah sebagai berikut:

1. Integrasi Asimilasi; merupakan penggabungan dua atau lebih


kebudayaan yang menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya yang
diterima oleh masyarakat.
2. Integrasi Akulturasi; merupakan penggabungan dua atau lebih
kebudayaan tanpa menghilangkan ciri khas kebudayaan asli di suatu
lingkungan.
3. Integrasi Normatif; terjadi karna keberadaan norma-norma yang
berlaku dan mempersatukan masyarakat sehingga integrasi lebih
mudah terbentuk.
4. Integrasi Instrumental; terjadi dan tampak secara nyata sebagai akibat
adanya keseragaman antar individu dalam lingkungan masyarakat,
misalnya keseragaman pakaian.
5. Integrasi Ideologis; terjadi dan tampak secara nyata karena adanya
ikatan spiritual/ ideologis yang kuat tanpa adanya paksaan.
6. Integrasi Fungsional; terjadi karena adanya berbagai fungsi tertentu
dari semua pihak di dalam masyarakat.
7. Integrasi Koersif; terjadi karena adanya pengaruh dari penguasa dan
bersifat paksaan.

Contoh Integrasi Nasional

Mengacu pada penjelasan di atas, berikut ini adalah beberapa


contoh integrasi nasional di Indonesia:

1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh


Pemerintah Indonesia pada tahun 1976. Di lokasi TMII tersebut terdapat
rumah adat dan aneka macam budaya dari seluruh provinsi Indonesia.
2. Sikap menghargai dan toleransi terhadap antar umaat beragama di
Indonesia. Hal ini terlihat dari sikap masyarakat Indonesia yang
menghargai perbedaan agama.
3. Sikap menghargai dan merasa memiliki kebudayaan yang berasal dari
daerah lain, bahkan mempelajari kebudayaan dari daerah yang
berbeda.

5. Hubungan Antara Patriotisme dengan Nasionalisme


a. Pengertian Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata patria, artinya tanah air. Kata patria berubah
menjadi patriot yang berarti seseorang yang mencintai tanah air. Seorang patriotic

21
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
adalah orang yang cinta pada tanah air dan rela berkorban untuk mempertahankan
negaranya. Patriotisme berarti paham tentang kecintaan pada tanah air.
Semangat patriotisme semangat untuk mencintai tanah air. Gerakan
patriotisme muncul setelah terbentuknya bangsa yang dilandasi nasionalisme. Pada
dasarnya patriotisme berbeda dengan nasionalisme, meskipun berdekatan dan
umumnya dianggap sama. Patriotisme lahir dari semangat nasionalisme dengan
terbentuknya negara.
Sikap patriotisme yang diwujudkan dalam semangat cinta tanah air dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :

• Perbuatan rela berkorban untuk membela dan mempertahankan negara dan


bangsa
• Perbuatan untuk mengisi kelangsungan hidup negara dan bangsa.
Perbuatan membela dan mempertahankan negara diwujudkan delam bentuk
kesediaan berjuang untuk menahan dan mengatasi serangan atau ancaman bangsa
lain yang akan menghancurkan negara. Selain itu, ancaman negara lain, ancaman
dari kelompok bangsa sendiri, kegiatan yang dapat merugikan negara, dan ancaman
alam dapat mengakibatkan kerusakan dan kehancuran negara. Kelangsungan hidup
negara dapat diwujudkan dengan kesediaan bekerja sesuai dengan bidang dan
kapasitasnya dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa, serta
pencapaian tujuan negara.

b. Contoh Sikap Patriotisme


Sikap patriotisme dapat diwujudkan dalam banyak hal. Wujud sikap patriotisme
antara lain sebagai berikut:

• Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri


Mencintai dan menggunakan produk-produk dalam negeri merupakan bagian dari
cinta tanah air. Dengan menggunakan produk dalam negeri berarti kita memberi
keuntungan kepada warga Indonesia sendiri. Baik pembuatnya ataupun
pedagangnya. Berarti juga memberi keuntungan kepada negara. Sebenarnya produk-
produk dalam negeri tak takkalah dengan produk luar negeri. Bahkan banyak produk-
produk asli buatan Indonesia yang ditiru orang luar negeri.

• Tidak merusak lingkungan hidup


Lingkungan hidup haruslah dijaga kelestariannya. Merusaknya berarti kita tidak
mencintai tanah air. Lingkungan hidup yang rusak akan merugikan manusia sendiri.

• Ikut serta memelihara fasilitas umum


Fasilitas umum merupakan sarana yang disediakan oleh pemerintah untuk kebutuhan
masyarakat. Contohnya adalah telepon umum, jembatan, halte, kereta api dan lain-

22
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
lainnya. Jika kita merusak fasilitas umum akan merugikan orang lain dan negara. Kita
sendiri juga tidak dapat menggunakannya lagi.

• Ikut serta dalam pembangunan bangsa


Negara kita harus terus membangun agar lebih maju dan kehidupan rakyatnya lebih
baik. Bila kita ingin mencintai tanah air, maka kita harus ikut serta dalam
pembangunan. Ikut serta dalam pembangunan bisa diwujudkan dengan taat
membayar pajak, menjadi pegawai yang baik, dan sebagainya.

• Mentaati peraturan yang ada


Peraturan dibuat agar masya-rakat tertib dan nyaman. Jika kita melanggar peraturan
akan merugikan diri kita sendiri. Bahkan orang lain dan negara juga akan dirugikan.
Berarti jika kita melanggar peraturan berarti kita tidak cinta tanah air.

• Melestarikan budaya bangsa


Budaya bangsa merupakan kekayaan bangsa. Menjaga keles-tarian budaya bangsa
berarti mencintai bangsa dan tanah air. Kita harus bangga memiliki budaya bangsa
yang beragam dan unik. Orang asing saja banyak yang mengagumi budaya bangsa
kita. Termasuk melestarikan budaya bangsa adalah berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar.
c. Hubungan Antara Patriotisme Dengan Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Patriotisme adalah sikap yang
berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara.
Patriotisme berasal dari kata “patriot” dan “isme” yang berarti sifat
kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau “heroism” dan “patriotism” dalam bahasa
Inggris. Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga.
Antara nasionalisme dan patriotisme mempunyai hubungan yang erat. Patriotisme
lebih menekankan pada cintanya terhadap tanah air tempat berpijak serta tempat
hidup dan mencari penghidupan, sedang nasionalisme lebih menekankan pada
cintanya terhadap bangsa. Jadi, jika seseorang memiliki nasionalisme, sikap patriot
akan muncul dari dalam dirinya. Sehingga, sikap nasionalisme akan menumbuhkan
patriotisme pada diri seseorang.
d. Contoh Sifat dan jiwa nasionalisme dan patriotisme

• Pro-Patria dan Primus Patria, yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan
mendahulukan tanah air.
• Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap
perjuangan kemerdekaan.
• Jiwa toleransi atau tenggang rasa antar agama, suku, golongan, dan bangsa.

23
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
• Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.
• Jiwa kestaria, kebebasan jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
e. Contoh Semangat nasionalisme dan patriotisme
• Semangat menentang dominasi asing dalam segala bentuk
• Semangat pengorbanan seperti pengorbanan harta benda dan jiwa raga.
• Senmangat tahan derita dan tahan uji.
• Semangat kepahlawan
• Semangat persatuan dan kesatuan
• Percaya pada diri sendiri

f. Penerapan Nasionalisme dan Patriotisme dalam Kehidupan Bangsa dan


Negara

• Contoh penerapan jiwa dan semangat nasionalisme serta patriotisme dalam


kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:
• Selalu berjiwa untuk tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air.
• Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan mamsyarakat dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan melalui pembangunan.
• Jiwa toleransi dan tenggang rasa antar agama, suku, golongan, dan bangsa.
• Jiwa tanpa pamrih dan bertanggungjawab dalam mempertahankan serta megisi
kemerdekaan sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
• Semangat menantang dominasi asing dalam segala bentuk perjanjian diantaranya
ekonomi, politik, sosial budaya, dan lain-lain.
• Semangat mengorbankan baik harta maupun jiwa demi mempertahankan
kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan.
• Semangat tahan uji dan tahan derita dalam mempertahankan serta mengisi
kemerdekaan agar tidak tertinggal oleh bangsa lain.
• Semangat persatuan dan kesatuan dalam mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan.
• Semangat percaya diri sendiri dalam mepertahankan dan mengisi kemerdekaan
untuk mengejar bangsa lain yang lebih maju.

J. NASIONALISME EKSTREM
Nasionalisme adalah sebuah paham yang bersifat positif untuk mewujudkan konsep
identitas bersama demi kepentingan nasional dan di Indonesia paham nasionalisme
berdasarkan Pancasila. Namun, apabila dalam pelaksanaannya tidak memperhatikan
keseimbangan antara hak dan kewajiban maka akan lahir nasionalisme ekstrem.

24
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
Konsep nasionalisme ekstrem sama halnya dengan nasionalisme, tetapi diterapkan
secara berlebihan hingga dapat menimbulkan dampak negatif. Berikut ini yang
termasuk dalam nasionalisme ekstrem yaitu:
1. Chauvinisme, mengajarkan seseorang untuk mencintai bangsa dan negaranya
sendiri dengan cara mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa lain.
2. Fasisme, menggunakan paksaan agar masyarakat mencintai bangsa dan
negaranya sedangkan nasionalisme menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk
mencintai bangsa dan negaranya.
3. Primordialisme, pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang
dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala
sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya (lebih mementingkan suku
budayanya sendiri).
4. Etnosentrisme, suatu persepsi atau pandangan yang dimiliki oleh masing-masing
individu yang menganggap bahwa kebudayaan yang dimilikinya lebih baik dari budaya
lainnya atau membanggakan budayanya sendiri dan menganggap rendah budaya
lain.

25
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR

LATIHAN SOAL BAB 1 NASIONALISME

1. Adanya sikap realistis dan keterbukaan menunjukkan sifat rasionalisme dari


nasionalisme Indonesia yang berarti nasionalisme Indonesia harus …
A. Sesuai kondisi bangsa yang harus bersikap apa adanya.
B. Melampaui batas-batas suku, agama, dan ras dengan memberi ruang bagi
semua
C. Memperbolehkan dan membebaskan bangsa lain untuk mengadopsi sistem
nasionalisme Indonesia.
D. Adanya kebebasan yang diberikan kepada warga negara untuk
memberikan ide terkait nasionalisme
E. Berani bersikap untuk mengambil yang baik dari luar untuk memperbaiki
bangsa sendiri

2. Di era globalisasi saat ini, setiap bangsa khususnya bangsa Indonesia tidak
terlepas dari adanya pengaruh negatif dari luar negeri sehingga semangat
kebangsaan atau nasionalisme sangat penting diwujudkan dengan cara …
A. Mengklaim bahwa budaya luar pasti lebih buruk dari budaya sendiri
B. Memelihara dan mempertahankan sikap chauvinisme bangsa dan negara
C. Menentang seluruh budaya luar karena hanya membawa dampak negatif
D. Mengubah pengaruh negatif menjadi pengaruh positif
E. Memfilter pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya kita

3. Pada masa pergerakan kemerdekaan, semangat nasionalisme kaum terpelajar


dalam membangun pendidikan skala nasional didasarkan pada …
A. Adanya ketidaktertarikan masyarakat pribumi terhadap pendidikan
B. Lulusan pendidikan yang tidak dapat diprediksi
C. Corak pendidikan nasional berlatar belakang Barat dan terbatas
D. Adanya batasan kesempatan yang diberikan kolonial Belanda kepada
pribumi
E. Pendidikan kolonial tidak tergantung pada masyarakat pribumi

4. Hadirnya pergerakan nasional untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang


lebih baik dengan semangat nasionalisme ditunjukkan dengan adanya
perubahan cara memperjuangkan kemerdekaan yakni dengan terbentuknya
organisasi berskala nasional. Hal inilah yang mendasari hadirnya kehidupan
saat ini yang dipelopori oleh sejarah pergerakan nasional Indonesia yang
dilakukan oleh ….
A. Para kiai
B. Kaum terpelajar dan profesional
C. Masyarakat pribumi
D. Pedagang
E. Kaum ulama dan tumenggung

26
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
5. Sesuai dengan nilai persatuan dalam nasionalisme, diperlukan adanya
tindakan dalam menanamkan rasa nasionalisme dalam hati dan pikiran semua
bangsa Indonesia yakni, Kecuali ….
A. Memasukkan nasionalisme dalam pelajaran di sekolah maupun perkuliahan
B. Menayangkan acara televisi berupa film dokumenter bangsa Indonesa
dalam memperjuangkan kemerdekaan
C. Mendorong pelaku usaha melalui pelatihan dan pembinaan untuk
meningkatkan kualitas produk dalam negeri.
D. Memberikan teladan kepada masyarakat melalui kepemimpinan pejabat
pemerintah yang memiliki semangat nasionalisme.
E. Mencintai produk dalam negeri dengan menggunakannya secara terbatas
karena produk luar negeri lebih menarik

6. Lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dikenalkan oleh W. R. Soepratman


pertama kali diperdengarkan untuk membangkitkan rasa nasionalisme pada
saat ….
A. Rapat organisasi Budi Utomo
B. Proklamasi kemerdekaan
C. Kongres Pemuda I
D. Sumpah Pemuda
E. Peristiwa Rengasdengklok

7. Sikap berlandaskan nasionalisme di bawah ini yang berpengaruh pada


kebijakan fiskal negara adalah ….
A. Menggunakan hak pilih dalam pemilu
B. Mematuhi dan mentaati hukum negara
C. Membayar pajak tepat pada waktunya
D. Menjaga dan melestarikan benda-benda bersejarah
E. Memiliki toleransi yang tinggi terhadap orang yang beda keyakinan

8. Pasal 32 Undang-Undang Dasar 1945 mengandung semangat nasionalisme di


bidang….
A. Sosial
B. Budaya
C. Ekonomi
D. Hak Asasi Manusia
E. Politik

9. Permasalahan paling kompleks yang dialami oleh negara Indonesia yang


mengakibatkan tergerusnya nasionalisme adalah ….
A. Adanya perselisihan ideologi, politik, dan moral
B. Lemahnya aparatur penegak hukum
C. Permasalahan disintegrasi kedaerahan
D. Perkembangan globalisasi yang kian pesat
E. Rendahnya kepercayaan terhadap kinerja pemerintah

27
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
10. Salah satu bentuk nasionalisme dalam membangun negara merupakan
karakter yang menonjol dalam paham integralistik karena mengutamakan ….
A. Kesejahteraan bagi seluruh rakyat
B. Persatuan antara rakyat dan pemerintah
C. Urusan kepentingan rakyat semata
D. Jaminan pemerintah yang stabil
E. Keseimbangan antara hak dan kewajiban warga negara

11. Munculnya nasionalisme di Indonesia dapat dijabarkan melalui dua faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini yang tidak termasuk faktor
internal munculnya nasionalisme di Indonesia adalah ….
A. Kenangan kejayaan masa lampau
B. Munculnya golongan cendekiawan
C. Adanya perkembangan nasionalisme di negara tetangga
D. Adanya penderitaan rakyat Indonesia ketika mengalami penjajahan
E. Berkembangnya paham nasionalis dalam bidang politik, ekonomi, dan
kebudayaan

28

Anda mungkin juga menyukai