Anda di halaman 1dari 17

MODUL SKD

SELEKSI KOMPETENSI DASAR


BAB 2
INTEGRITAS
A. PENGERTIAN INTEGRITAS
1. Pengertian Integritas Secara Umum

Kata integritas berasal dari bahasa Latin yakni dari kata “Integer” yang berarti
“lengkap atau utuh”. Jika kita artkan dari asal katanya tersebut, maka integritas dapat
kita artikan sebagai suatu usaha yang utuh dan lengkap yang dilandasi dengan
kejujuran, kualitas, serta konsistensi karakter dari seseorang tersebut.

Secara umum Integritas diartikan sebagai sebuah konsistensi dan keteguhan


yang tidak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur serta keyakinan.
Integritas juga dapat diartikan sebagi suatu konsep yang menatap konsistensi antara
suatu tindakan dengan nilai atau prinsip. Dalam sudut pandang
etika, integritas dikatakan sebagai kejujuran atau kebenaran dari setiap tindakan
seseorang. Lawan kata dari integritas adalah hipocrisy (munafik).

2. Pengertian Integritas Menurut Para Ahli

Berikut ini merupakan beberapa pengertian kata integritas yang sudah coba
diutarakan oleh para ahli :

a. Menurut Henry Cloud

Menurut Henry Cloud, ketika berbicara mengenai integritas, maka tidak akan
terlepas dari upaya untuk menjadi orang yang utuh dan terpadu di setiap bagian diri
yang berlainan, yang bekerja dengan baik dan menjalankan fungsinya sesuai dengan
apa yang telah dirancang sebelumnya. Integritas sangat terkait dengan keutuhan dan
keefektifan seseorang sebagai insan manusia.

b. Menurut KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian integritas adalah mutu,


sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki
potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran.

c. Menurut Ippho Santoso

Menurut Ippho Santoso, integritas sering diartikan sebagai menyatunya pikiran,


perkataan dan perbuatan untuk melahirkan reputasi dan kepercayaan. Jika merujuk
dari asal katanya, kata integritas memiliki makna berbicara secara utuh dan lengkap /
sepenuh – penuhnya.

29
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
d. Menurut Andreas Harefa

Menurut Andreas Harefa, integritas merupakan tiga kunci yang bisa diamati,
yakni menunjukkan kejujuran, memenuhi komitmen, dan mengerjakan sesuatu
dengan konsisten.

e. Menurut Stephen R.Covey

Membedakan antara kejujuran dan integritass “honesty is telling the truth, in


other word, conforming our words reality-integrity is conforming to our words, in other
words, keeping promises and ful-filling expectations.” Kejujuran berarti
menyampaikan kebenaran, ucapannya sesuai dengan kenyataan. Sedang integritas
membuktikan tindakannya sesuai dengan ucapannya. Orang yang memiliki integritas
dan kejujuran adalah orang yang merdeka. Mereka menunjukan keauntetikan dirinya
sebagai orang yang tanggung jawab dan berdedikasi.

f. Menurut (Jacobs, 2004)

Integritas juga telah didefinisikan dengan menekankan konsistensi moral,


keutuhan pribadi, atau kejujuran (di dalam bahasan akademik misalnya).

g. Menurut Butler dan Cantrell (1984, di dalam Hosmer, 1995)

Mereka mengartikan integritas sebagai reputasi dapat dipercaya dan jujur dari
seseorang untuk menjelaskan istilah “kepercayaan” di dalam konteks organisasi.

B. KONSEP INTEGRITAS

Secara konsep, integritas dapat dibagi menjadi 3 (tiga) dimensi utama, yaitu
kejujuran, konsistensi, dan keberanian.
a. Dimensi kejujuran adalah dimensi integritas yang menunjukkan nilai dasar
berupa sikap kejujuran yang terdiri atas aspek empati, tidak mudah menuduh
orang lain bersalah, dan rendah hati.
b. Dimensi konsistensi merupakan dimensi integritas yang menunjukkan
konsistensi dalam perbuatan, sesuai dengan apa yang dipikirkannya dan
dikatakannya.
c. Dimensi keberanian adalah dimensi integritas yang menunjukkan keberanian
untuk menyampaikan kebenaran secara terbuka dengan penuh percaya diri.

C. CIRI-CIRI INTEGRITAS

1. Orang yang tidak memakai kedok.


2. Orang yang bertindak sesuai dengan ucapan.
3. Sama di depan dan dibelakang
4. Konsisten antara apa yang diimani dan kelakuannya
5. Konsisten antara nilai hidup yang dianut dan hidup yang dijalankan.

D. MANFAAT INTEGRITAS

1. Secara fisik kita akan merasa sehat dan bugar.

30
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
2. Secara intelektual otak kita terlatih berpikir secara ilmiah.
3. Secara emosional kita menjadi manusia yang termotivasi, mampu
menyesuaikan diri terhadap situasi apa pun.
4. Secara spiritual kita mampu memaknai berbagai pengalaman kita, mampu
melihat berbagai fenomena kehidupan dalam perspektif yang lebih dalam, utuh
dan menyeluruh.
5. Secara sosial kita semakin mampu membangun hubungan kemanusiaan.

E. CONTOH INTEGRITAS BAGI KARYAWAN

1. Contoh Nyata Pertama

Ada seorang karyawan yang dekat dengan ‘penguasa’ kantor & pengambil
keputusan. Orangnya jujur & “dianggap” dapat dipercaya. Namun, suatu ketika ada
masalah di kantor & menimbulkan konflik antara karyawan lokal dan expatriate yang
notabene adalah pejabat di kantor.

Takut kedudukannya yang sudah ’empuk’ terancam, karyawan ini memilih


berpihak kepada penguasa kantor yang jelas2 salah, melanggar peraturan &
merugikan karyawan lokal. Bisa kita lihat bahwa karyawan yang ‘terlihat jujur’ ini
sepertinya tidak memiliki integritas karena bertindak sesuai kepentingannya sendiri.

2. Contoh Nyata Kedua

Seorang karyawan yang ‘dianggap paling jujur’, namun berhadapan dengan


karyawan lain yang menjadi pesaing berat-nya. Karyawan ‘jujur’ ini merasa terancam
& tersaingi. Dia melakukan manuver2 yang menjatuhkan karyawan lain dengan cara
membuat cerita yang dikarang-karang sendiri, menyebar isu, dll. Sekali lagi, kita lihat
bahwa kejujuran tidak selalu sejalan dengan integritas.

Hanyalah waktu yang bisa menjawab apakah seseorang memilki integritas


atau tidak. Setelah ada badai & masalah dalam kehidupan karir-nya, barulah integritas
itu teruji.

F. SISTEM INTEGRITAS NASIONAL (SIN)


▪ Sistem Integritas Nasional (SIN) adalah sistem yang berlaku secara nasional
dalam rangka pemberantasan korupsi secara terintegrasi yang melibatkan
semua pilar penting bangsa.
▪ SIN terdiri atas 3 (tiga) bagian utama, yaitu:
1. Bagian Pondasi
Bagian ini terdiri atas sistem politik. sosial, ekonomi, dan budaya
2. Bagian Pilar atau Tiang Penyangga
Bagian ini terdiri atas badan/lembaga legislatif, eksekutif,
kehakiman/peradilan, sector publik, sektor keuangan, penegak hukum.
komisi pemilihan umum, komisi ombudsman, badan audit, organisasi
antikorupsi, partai politik, media massa, masyarakat madani, dan dunia
usaha.

31
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
3. Bagian Atap Bagian ini merupakan hasil akhir yang akan dicapai berupa
integritas nasional.

▪ Supaya pembangunan Sistem Integritas Nasional berjalan dengan positif maka


semua pilar dalam SIN harus memperhatikan tiga dimensi yang terdiri atas:
1. Peran/kontribusi [role)
2. Setiap pilar harus menjalankan aksi secara berintegritas dengan
berbasiskan keunggulan masing-masing untuk selanjutnya dikolaborasikan
dengan pilar lainnya dalam pembangunan SIN.
3. Transparansi dan akuntabilitas (governance)
4. Setiap pilar harus menerapkan akuntabilitas dan transparansi, dalam
bentuk implementasi sistem integritas, baik komponen utama maupun
komponen pendukung, dengan memastikan adanya instrumen, proses, dan
struktur.
5. Kapasitas (capacity)
Untuk membentuk suatu Sistem Integritas Nasional yang diterapkan dalam
cara kerja sebuah organisasi dapat melalui cara-cara sebagai berikut:
a. Transparansi anggaran.
b. Menghindarkan konflik kepentingan.
c. Menghindari penyalahgunaan wewenang atasan.
▪ Untuk membentuk suatu Sistem Integritas Nasional yang diterapkan dalam
cara kerja sebuah organisasi dapat melalui cara-cara sebagai berikut:
a. Transparansi anggaran.
b. Menghindarkan konflik kepentingan.
c. Menghindari penyalahgunaan wewenang atasan.
G. UPAYA PENEGAKKAN INTEGRITAS DI INDONESIA
1. Pemberantasan Tindak Pidana Korusi di Indonesia
Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian tindakan untuk
mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi,
supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan pada
siding pengadilan, dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan
adalah:
▪ Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
▪ Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
▪ Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
▪ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

32
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
2. Komisi Pemberantasan Korupsi
▪ Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari
pengaruh kekuasaan manapun.
▪ Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya
guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
▪ Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

▪ Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Komisi Pemberantasan Korupsi


berasaskan pada:
a. Kepastian hukum
b. Keterbukaan
c. Akuntabilitas
d. Kepentingan umum
e. Proporsionalitas
▪ Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki sebuah Road Map yang berlangsung
dari tahun 2011 sampai dengan 2023. Road Map ini diharapkan akan mampu
menjadi upaya pemberantasan korupsi yang komprehensif dan sistematis.
▪ Road Map Komisi Pemberantasan Korupsi difokuskan pada beberapa area
yang terbagi menjadi tiga fase atau tahap, yaitu:
Fase I
Fase pertama Road Map KPK berlangsung dari tahun 2011-2015. Dengan
fokus area ditekankan pada area-area berikut:

33
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
▪ Penanganan kasus Grand Corruption dan penguatan Aparat Penegak
Hukum.
▪ Perbaikan sektor strategis terkait kepentingan nasional (national
interest).
▪ Pembangunan pondasi Sistem Integritas Nasional (SIN).
▪ Penguatan sistem politik berintegritas dan masyarakat (CSO) paham
integritas.
▪ Persiapan Fraud Control.
Fase II
Fase kedua Road Map KPK berlangsung dari tahun 2015-2019. Dengan
fokus area ditekankan pada area-area berikut:
▪ Perbaikan sektor strategis (melanjutkan fokus pada kepentingan
nasional).
▪ Penanganan Kasus Grand Corruption dan penguatan aparat penegak
hukum.
▪ Aksi Sistem Integritas Nasional (SIN).
▪ Implementasi Fraud Control.
Fase III
Fase ketiga atau fase terakhir dari Road Map KPK berlangsung dari
tahun 2019-2023. Dengan fokus area ditekankan pada area-area berikut:
▪ Optimalisasi penanganan sektor strategis (melanjutkan fokus pada
kepentingan nasional).
▪ Optimalisasi Sistem Integritas Nasional (SIN).
▪ Penanganan Fraud yang dilakukan oleh penyelenggara negara.

3. Timnas Pencegahan Korupsi

Tim Nasional Pencegahan Korupsi dibentuk untuk menyelenggarakan


Stranas PK. Timnas PK terdiri atas menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional, menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam negeri, menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara, kepala
lembaga non-struktural yang menyelenggarakan dukungan kepada Presiden dan
Wakil Presiden dalam melaksanakan pengendalian program prioritas nasional dan
pengelolaan isu strategis, serta unsur pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi.
Timnas PK berwenang menyusun langkah kebijakan penyelesaian permasalahan
dan hambatan pelaksanaan Aksi PK. Dan dalam melaksanakan kewenangannya,
Timnas PK berkoordinasi dengan kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan
Pemangku Kepentingan lainnya yang terkait.

34
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR

Pelaksanaan tugas dan wewenang Timnas PK tidak mengurangi wewenang


dan independensi pelaksanaan tugas dan fungsi Komisi Pemberantasan Korupsi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Timnas PK mempunyai tugas:

▪ mengoordinasikan, menyinkronisasikan, memantau dan mengevaluasi


pelaksanaan Stranas PK di kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan
Pemangku Kepentingan lainnya;
▪ menyampaikan laporan capaian pelaksanaan Stranas PK di kementerian,
lembaga, pemerintah daerah, dan Pemangku Kepentingan lainnya yang terkait
kepada Presiden; dan
▪ memublikasikan laporan capaian pelaksanaan Aksi PK kepada masyarakat.

4. Strategi Nasional Pencegahan Korupsi

Strategi Nasional Pencegahan Korupsi yang selanjutnya disebut Stranas PK


adalah arah kebijakan nasional yang memuat fokus dan sasaran pencegahan korupsi
yang digunakan sebagai acuan kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan
pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan aksi pencegahan korupsi di
Indonesia. Sementara itu, Aksi Pencegahan Korupsi yang selanjutnya disebut Aksi
PK adalah penjabaran fokus dan sasaran Stranas PK dalam bentuk program dan
kegiatan.

a. Latar Belakang Stranas PK

Komitmen dan upaya dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi selama


ini selalu menjadi prioritas pemerintah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
Pemerintah seperti penataan kebijakan dan regulasi, baik berupa instruksi/arahan
maupun peraturan perundang-undangan, perbaikan tata kelola pemerintahan,

35
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
pembenahan proses pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara, termasuk penyelamatan keuangan/aset negara.

Pada tingkat internasional, Pemerintah juga aktif terlibat dalam berbagai insiatif
global untuk memerangi korupsi. Salah satunya melalui ratifikasi Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa Melawan Korupsi (United Nations Convention Againts
Corruption) melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan
United Nations Convention Againts Corruption 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa Anti Korupsi, 2003). Sebagai konsekuensi dari ratifikasi tersebut, Pemerintah
Indonesia telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang
Strategi Nasional Pencegahan Korupsi dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang
Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 (Stranas PPK). Strategi
yang terdapat dalam Stranas PPK meliputi strategi pencegahan, strategi penegakan
hukum, strategi harmonisasi peraturan perundang-undangan, strategi kerjasama
internasional dan penyelamatan aset, strategi pendidikan dan budaya anti korupsi,
serta strategi mekanisme pelaporan, yang dalam pelaksanaannya hanya
menitikberatkan pada upaya pencegahan korupsi.

Inisiatif pencegahan korupsi tidak hanya melalui Stranas PPK, melainkan juga
dari berbagai kementerian, lembaga dan pemerintah daerah. Hal ini menyebabkan
upaya pencegahan korupsi belum bersinergi secara optimal sehingga dibutuhkan
upaya konsolidasi yang lebih efektif atas berbagai insiatif pencegahan korupsi oleh
kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya. Di
samping itu, upaya konsolidasi seyogyanya tidak hanya terbatas pada kementerian,
lembaga, dan pemerintah daerah sebagaimana ditentukan dalam Stranas PPK,
melainkan perlu juga melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai lembaga
khusus yang berdasarkan undang-undang diberikan kewenangan koordinasi dan
supervisi dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan penyempurnaan terhadap


Stranas PPK sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pencegahan korupsi sehingga
perlu diganti dengan strategi nasional yang dilaksanakan bersama oleh kementerian,
lembaga, pemerintah daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan Komisi
Pemberantasan Korupsi. Strategi nasional tersebut diwujudkan melalui Strategi

36
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) yang memuat fokus dan sasaran sesuai
dengan kebutuhan pencegahan korupsi sehingga pencegahan korupsi dapat
dilaksanakan dengan lebih terfokus, terukur, dan berdampak langsung dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

b. Maksud dan Tujuan Stranas PK

Penyusunan Stranas PK dimaksudkan untuk mendorong upaya pencegahan


korupsi yang lebih efektif dan efisien. Upaya pencegahan korupsi menjadi lebih efektif
apabila terfokus pada sektor yang strategis, yang merupakan sektor yang
mempengaruhi performa pembangunan dan kepercayaan publik kepada Pemerintah.
Pencegahan korupsi akan semakin efisien, apabila beban administrasi dan tumpang
tindih dapat dikurangi secara signifikan melalui kolaborasi yang lebih baik antara
kementerian, lembaga, pemerintah daerah, pemangku kepentingan lainnya, dan
Komisi Pemberantasan Korupsi.

Tujuan dari Stranas PK adalah sebagai berikut:

▪ Memberikan arahan tentang upaya-upaya strategis yang perlu dilakukan oleh


kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lain
untuk mencegah korupsi;
▪ Mendorong program pencegahan korupsi yang berorientasi pada hasil
(outcome) dan dampak (impact) bukan hanya luaran kegiatan (output) dengan
capaian yang terukur; dan
▪ Meningkatkan sinergi antara program pencegahan korupsi dengan kebijakan
pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemangku kepentingan maupun dengan
kebijakan strategis Komisi Pemberantasan Korupsi.

c. Fokus, Tantangan dan Sasaran Stranas PK

Upaya sinergi dalam rangka mencegah korupsi, berfokus pada:

1) Perizinan dan Tata Niaga


Perizinan dan tata niaga menjadi fokus karena bersentuhan langsung dengan
masyarakat dan pelaku usaha. Korupsi di perizinan menghambat kemudahan
berusaha dan investasi, pertumbuhan ekonomi serta lapangan kerja. Korupsi
di tata niaga berdampak pada biaya ekonomi tinggi pada komoditas pokok,
sehingga menjadi beban terutama bagi masyarakat golongan ekonomi lemah.
Tantangan dan sasaran upaya pencegahan korupsi terkait perizinan dan tata
niaga sebagai berikut:

37
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR

2) Keuangan Negara
Pengelolaan keuangan negara, pada prinsipnya menyangkut dua sisi
utama yakni penerimaan (revenue) dan belanja (expenditure). Korupsi pada
sisi penerimaan negara menjadi fokus, karena berdampak pada tidak
tercapainya target penerimaan negara serta pelayanan publik dan
pembangunan menjadi tidak optimal dan tidak tepat sasaran. Korupsi pada sisi
belanja terutama pada proses perencanaan, penganggaran, pengadaan
barang dan jasa pemerintah, berdampak pada tidak tercapainya target
pembangunan nasional. Tantangan dan sasaran pencegahan korupsi terkait
keuangan negara sebagai berikut:

38
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR

3) Penegakan Hukum dan Reformasi Birokrasi


Penegakan hukum dan reformasi birokrasi menjadi fokus, karena
korupsi terkait penegakan hukum dan birokrasi sangat mempengaruhi tingkat
kepercayaan publik kepada negara. Tantangan dan sasaran pencegahan
korupsi terkait penegakan hukum dan reformasi birokrasi, meliputi:

39
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
4. Anti Korupsi

a. Pengertian Antikorupsi

Pengertian antikorupsi adalah sikap dan perilaku untuk tidak mendukung


adanya upaya untuk merugikan keuangan negara dan perekonomian negara. Dengan
kata lain, antikorupsi merupakan sikap menentang terhadap adanya korupsi.
Tentunya kita tahu bahwa tindakan korupsi merupakan salah satu tindak pidana yang
sangat menyengsarakan rakyat karena menyalahgunakan dana milik negara (rakyat).
Tindakan seperti ini sangat merupakan sistem perekonomian dan pembangunan
nasional.

Korupsi terjadi ketika tidak ada nilai-nilai antikorupsi yang kuat ditanamkan
dalam diri. Melalui pembiasaan dan pengembangan nilai-nilai antikorupsi diharapkan
memiliki kendali diri terhadap pengaruh buruk lingkungan. Hal ini akan menghindarkan
diri dari praktik-praktik korupsi.

b. Nilai-Nilai dalam Antikorupsi

Ada sembilan nilai-nilai antikorupsi yang penting untuk ditanamkan pada


semua individu, kesembilan nilai antikorupsi tersebut terbagi dalam tiga aspek yaitu:

▪ Inti , yang meliputi jujur, disiplin, dan tanggung jawab


▪ Sikap, yang meliputi adil, berani, dan peduli
▪ Etos kerja, yang meliputi kerja keras, sederhana, dan mandiri

Berikut ini penjelasan dari kesembilan nilai-nilai antikorupsi tersebut:

No. Nilai Pengertian


1 Jujur Sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan
natara pengetahuan, perkataan, dan perbuatan.
Jujur berarti mengetahui apa yang benar,
mengatakan dan melakukan yang benar. Orang
yang jujur adalah orang yang dapat dipercaya, lurus
hati, tidak berbohong, dan tidak melakukan
kecurangan.
2 Disiplin Kebiasaan dan tindakan yang konsistan terhadap
segala bentuk peraturan atau tata tertib yang
berlaku. Disiplin berarti patuh pada aturan.
3 Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan
dengan diri sendiri, sosial masyarakat, bangsa
negara, maupun agama.

4 Adil Tidak berat sbelah, tidak memihak pada salah satu.


Adil juga berarti perlakuan yang sama untuk semua
tanpa membeda-bedakan berdasarkan golongan
atau kelas tertentu.

40
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
No. Nilai Pengertian
5 Berani Hati yang mantap, rasa percaya diri yang besar
dalam menghadapi ancaman atau hal yang
dianggap sebagai bahaya dan kesulitan. Berani
berarti tidak takut atau gentar.
6 Peduli Sikap dan tindakan memperhatikan dan
menghiraukan orang lain, masyarakat yang
membutuhkan, dan lingkungan sekitar.
7 Kerja Keras Sungguh-sungguh berusaha ketika menyelesaikan
berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-
lain dengan sebaik-baiknya. Kerja keras berarti
pantang menyerah, terus berjuang dan berusaha.
8 Mandiri Dapat berdiri sendiri. Mandiri berarti tidak
bergantung pada orang lain. Mandiri juga berarti
kemampuan menyelesaikan, mencari, dan
menemukan solusi dari masalah yang dihadapi.
9 Sederhana Menggunakan sesuatu secukupnya, tidak berlebih-
lebihan.

c. Prinsip-Prinsip Antikorupsi

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua


Lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam
bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya
(individu dengan individu) maupun pada level lembaga. Dalam pelaksanaannya,
akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui mekanisme
pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan. Evaluasi
atas kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh
masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah
kegiatan.

b. Transparansi

Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari


transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka,
sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik. Transparansi
menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh proses dinamika struktural
kelembagaan. Dalam bentuk yang paling sederhana, transparansi mengacu pada
keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan (trust) karena
kepercayaan, keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal awal yang sangat
berharga bagi semua orang untuk melanjutkan hidupnya di masa mendatang.

c. Kewajaran

Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah terjadinya


manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up
maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya. Sifat-sifat prinsip ketidakwajaran ini
terdiri dari lima hal penting komperehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi,

41
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
kejujuran dan informatif. Komperehensif dan disiplin berarti mempertimbangkan
keseluruhan aspek, berkesinambungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran
dan tidak melampaui batas (off budget). Fleksibilitas artinya adalah adanya kebijakan
tertentu untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Terprediksi berarti adanya ketetapan
dalam perencanaan atas dasar asas value for money untuk menghindari defisit dalam
tahun anggaran berjalan. Anggaran yang terprediksi merupakan cerminan dari
adanya prinsip fairness di dalam proses perencanaan pembangunan. Kejujuran
mengandung arti tidak adanya bias perkiraan penerimaan maupun pengeluaran yang
disengaja yang berasal dari pertimbangan teknis maupun politis. Kejujuran
merupakan bagian pokok dari prinsip fairness. Penerapan sifat informatif agar dapat
tercapainya sistem informasi pelaporan yang teratur dan informatif. Sistem informatif
ini dijadikan sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran dan proses pengambilan
keputusan selain itu sifat ini merupakan ciri khas dari kejujuran.

d. Kebijakan

Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan anti korupsi
ini tidak selalu identik dengan undang-undang anti korupsi, namun bisa berupa
undang-undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang desentralisasi,
undang-undang anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat
mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara
oleh para pejabat negara. Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat
kebijakan, pelaksana kebijakan, kultur kebijakan. Kebijakan anti korupsi akan efektif
apabila didalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi
dan kualitas dari isi kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya.
Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor
penegak kebijakan yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lembaga
pemasyarakatan. Eksistensi sebuah kebijakan tersebut terkait dengan nilai-nilai,
pemahaman, sikap, persepsi dan kesadaran masyarakat terhadap hukum atau
undang-undang anti korupsi. Lebih jauh lagi kultur kebijakan ini akan menentukan
tingkat partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.

e. Kontrol Kebijakan

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul


efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Bentuk kontrol kebijakan berupa
partisipasi, evolusi, dan reformasi. Kontrol kebijakan partisipasi yaitu melakukan
kontrol terhadap kebijakan dengan ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya.
Kontrol kebijakan evolusi yaitu dengan menawarkan alternatif kebijakan baru yang
dianggap lebih layak. Kontrol kebijakan reformasi yaitu mengontrol dengan mengganti
kebijakan yang dianggap tidak sesuai.didikan Anti Korupsi.

42
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR

LATIHAN SOAL BAB 2 INTEGRITAS


1. Beberapa bulan lalu terjadi unjuk rasa atau demonstrasi besar – besaran yang
dilakukan oleh mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia untuk menolak
Omnibus Law, tuntutan demostrasi yang dilakukan haruslah bersifat …
A. Negatif
B. Anarkis
C. Positif
D. Konstruktif
E. Positif dan Konstruktif

2. Maraknya berita – berita hoax di media sosial membuat kita terkadang bingung
membedakan mana berita yang asli atau yang bukan, sikap yang harus
dilakukan untuk tidak termakan berita hoax adalah, kecuali …
A. Perhatikan keaslian foto
B. Mencari tahu keaslian halaman situs
C. Berhati – hati dengan judul provokatif
D. Mengurangi bermain ponsel
E. Kembangkan rasa penasaran setiap saat

3. Amanat Pancasila dalam membangun integritas warga negara yang merujuk


pada sila ke-2 menunjukkan etika dalam …
A. Ekonomi
B. Pemerintahan
C. Budaya
D. Sosial Budaya
E. Hukum

4. Poros awal pemberantasan korupsi dapat dilakukan melalui proses rekrutmen


birokrasi. Perwujudan proses rekrutmen tersebut di Indonesia saat ini dilakukan
dengan cara …
A. Pelimpahan ke daerah otonom
B. Memberikan pengkhususan kepada putra-putri Papua
C. Adanya seleksi berdasarkan kompetensi bidang yang dibutuhkan
D. Adanya seleksi nasional yang dilakukan oleh masing-masing daerah
E. Dilaksanakan melalui sistem Computer Assisted Test (CAT)

5. Dalam sebuah organisasi, keteladanan seorang pemimpin jelas diperlukan


demi terwujudnya kepemimpinan dan kebijakan yang baik dan benar. Istilah
tersebut dalam falsafah jawa dikenal dengan …
A. Dumadi tumrap sesame
B. Sengkut gemregut
C. Tut wuri handayani
D. Ing ngarso sung tulodo
E. Ing madya mangun karsa

43
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
6. Setiap warga negara berhak ikut serta dalam penyelenggaraan negara dengan
proses rekrutmen yang akuntabel, transparan, dan efisien. Untuk membentuk
karakter penyelenggara negara yang baik dan berintegritas maka diperlukan

A. Norma dasar
B. Sumpah setia jabatan
C. Tata tertib penyelenggara negara
D. Pelatihan bela negara
E. Kode etik penyelenggara negara

7. Norma dan etika ASN menurut filosofi Pancasila adalah sikap mental dan moral
yang terwujud dalam tindakan lahiriah bermasyarakat dan bernegara bersifat

A. Administratif, manajerial, dan organisasional
B. Religius, admnistratif, dan struktural
C. Kontekstual, struktual, dan administratif
D. Religious, struktural, dan organisasional
E. Religius, administratif, dan humanity

8. Indikator seseorang dalam menilai baik dan buruk merupakan kecenderungan


dari nilai …
A. Norma
B. Moral
C. Etika
D. Kesusilaan
E. Estetika

9. Ciri seorang pemimpin sebagai teladan dan elaborator yang mampu


mentransformasikan …
A. Nilai agama dan nilai luhur Pancasila
B. Nilai budaya dan nilai luhur Pancasila
C. Nilai kemanusiaan dan nilai luhur Pancasila
D. Nilai agama dan nilai kemanusiaan
E. Nilai budaya dan nilai kemanusiaan

10. Sumpah setia terhadap NKRI dan Pancasila merupakan kewajiban yang harus
dilakukan oleh pejabat negara. Dasar sumpah tersebut bagi seorang ASN
adalah …
A. Pejabat negara harus setia terhadap NKRI
B. Pancasila merupakan landasan hukum bangsa
C. NKRI dan Pancasila adalah warisan budaya bangsa
D. Pancasila sebagai wawasan hidup bangsa
E. Pancasila penting dalam membentuk perilaku ASN

11. Suatu hari, pak Arman seorang pejabat teras suatu instansi sedang
mengemudi mobilnya menuju Bandara Soekarno-Hatta mengejar pesawat

44
MODUL SKD
SELEKSI KOMPETENSI DASAR
pagi. Hari itu dia harus mengikuti rapat penting di Banjarmasin. Tiba-tiba ada
sepeda motor yang memotong jalannya. Tabrakan tidak bisa dihindarkan.
Pemuda yang naik sepeda motor terjatuh dan pingsan. Pak Arman menelpon
ke Banjarmasin bahwa ada masalah dan tidak dapat mengikuti rapat.
Kemudian menolong korban dan membawa ke rumah sakit.
Sepenggal kisah di atas merupakan pengamalan integritas dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu …
A. Jujur
B. Berani
C. Peduli
D. Kerja keras
E. Tanggung jawab

12. KPK sebagai Lembaga khusus tindak pidana korupsi memiliki andil dalam
perkara korupsi terutama dalam bidang ...
A. Penuntutan
B. Penyidikan
C. Penuntutan sekaligus penyidikan
D. Pemutusan perkara
E. Penyidikan sekaligus pemutus perkara

13. Integritas berdasarkan kompetensi KPK memiliki pengertian bahwa …


A. Bertindak sesuai perkataan dan tindakan sesuai dengan nilai secara
konsisten
B. Mutu, sifat, dan keadaan yang digambarkan secara utuh yang
memancarkan kewibawaan
C. Patuh pada kode etik dalam perkataan dan perbuatan
D. Berkepribadian utuh yang merujuk pada nilai moral dan etika
E. Kepribadian yang membawa marwah bangsa dan negara sebagai identitas
nasional

45

Anda mungkin juga menyukai