Anda di halaman 1dari 13

CERMIN INTEGRITAS

OLEH :
JAJANG SUMARNA
A. Pentingnya Integritas Bagi Kehidupan Pribadi, Unit Kerja, dan Kementeriaan
1. Pengertian Integritas
Integritas berasal dari bahasa Latin integer; incorruptibility , firm adherence to a
code of especially moral a acristic values, yaitu , yang artinya sikap yang teguh
mempertahankan prinsip , tidak mau korupsi, dan menjadi dasar yang melekat pada diri
sendiri sebagai nilai-nilai moral.
Integritas berarti mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang
utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan;
kejujuran. Seseorang yang memiliki integritas pribadi akan tampil penuh percaya diri,
anggun, tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya hanya untuk kesenangan
sesaat. Siswa/Mahasiswa yang memiliki integritas lebih berhasil ketika menjadi seorang
pemimpin, baik pemimpin formal maupun pemimpin nonformal.
Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Definisi lain dari integritas
adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan
prinsip. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari
tindakan seseorang. Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik).
Seorang dikatakan “mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai,
keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya (Wikipedia).
Mudahnya, ciri seorang yang berintegritas ditkitai oleh satunya kata dan
perbuatan, bukan seorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang. Seorang yang
mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan penampilan
yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya.Integritas menjadi karakter

1
kunci bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang mempunyai integritas akan
mendapatkan kepercayaan (trust) dari pegawainya. Pimpinan yang
berintegritas dipercayai karena apa yang menjadi ucapannya juga
menjadi tindakannya.
Ciri-ciri orang yang berintegritas adalah :
(1) Orang yang tidak memakai kedok;
(2) Orang yang bertindak sesuai dengan ucapan;
(3) Sama di depan dan dibelakang;
(4) Konsisten antara apa yang diimani dan kelakuannya, dan
(5) Konsisten antara nilai hidup yang dianut dan hidup yang dijalankan.
Manfaat integritas adalah :
(a) Secara fisik kita akan merasa sehat dan bugar;
(b) Secara intelektual otak kita terlatih berpikir secara ilmiah;
(c) Secara emosional kita menjadi manusia yang termotivasi, mampu menyesuaikan
diri terhadap situasi apa pun;
(d) Secara spiritual kita mampu memaknai berbagai pengalaman kita, mampu melihat
berbagai fenomena kehidupan dalam perspektif yang lebih dalam, utuh dan
menyeluruh, dan
(e) Secara sosial kita semakin mampu membangun hubungan kemanusiaan.
2. Pentingnya Integritas Bagi Kehidupan Pribadi, Unit Kerja, dan Kementeriaan
a. Pentingnya Integritas Bagi Pribadi
Pentingnya integritas bagi kehidupan priabdi adalah :
(1) Integritas akan dapat menghasilkan prestasi dan reputasi bagi seseorang
karena berkata, berfikir dan bertindak secara konsistensi.
(2) Integritas seseorang akan menentukan tentang seberapa besar dirinya itu
layak untuk dipercayai oleh orang lain karena memiliki konsistensi dalam
bertindak.
b. Pentingnya Integritas Bagi Unit Kerja
Secara komunitas dan sosial, bertindak secara integritas akan memberikan
kontribusi langsung kepada tumbuhnya tingkat kepercayaan kerja dari lingkungan
kantor yang akan mendukung kenaikan performa kinerja tim/grup di kantor.

2
Sedangkan secara individu, bertindak secara integritas dapat memberikan dan
kepuasan diri sendiri dan ketenangan dalam bekerja.
Hasil nyata yang didapatkan dari bertindak secara integritas memang
membutuhkan waktu, karena mendapatkan kepercayaan dari lingkungan bekerja
itu harus diusahakan, bukan diberikan secara cuma-cuma.
Tiga alasan terbesar mengapa integritas penting, yaitu :
(1) Pertama, hidup dalam integritas berarti bahwa kita tidak mempertanyakan diri kita
sendiri. Ketika kita mendengarkan hati kita dan melakukan hal yang benar, hidup
menjadi sederhana, dan kita hidup dalam damai. Tindakan kita sekarang terbuka
untuk dilihat semua orang, dan kita tidak perlu khawatir tentang hal-hal yang kita
sembunyikan. Menurut penelitian bohong membuat detak jantung meningkat, pola
nafas juga lebih cepat, dan produksi keringat lebih banyak. Hal itu menunjukkan
bahwa tubuh kita sesungguhnya lebih menyukai integritas.
(2) Kedua, ketika kita memiliki integritas, kita mendapatkan kepercayaan dari orang
lain. Ini sangat penting di tempat kerja terutama bagi mereka dalam posisi
kepemimpinan. Mereka melihat Kita sebagai orang yang dapat dikitalkan dan
bertanggung jawab atas tindakan kita.
(3) Ke tiga, kita menjadi panutan, apakah kita suka atau tidak. Kenapa? Karena
integritas merupakan ciri dari kepemimpinan etis baik di perusahaan, klien, rekan
kerja, masyarakat, keluarga, dan juga agama menginginkan pemimpin yang bisa
mereka percayai. Ketika kita menjalankan integritas, kita menunjukkan pada
semua orang bahwa kita layak dipercaya dan dihormati.
c. Pentingnya Integritas Dalam Kementerian
Rancangan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Nomor /Permen-Kp/2016 Tentang Pembangunan Integritas Di Lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan menyatakan, bahwa Pasal 1 Pembangunan Integritas di
Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan merupakan acuan bagi Komite
Integritas, Tunas Integritas, pimpinan unit kerja, dan pemangku kepentingan lainnya
dalam membangun integritas untuk mewujudkan Kementerian yang bersih dan bebas
dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Bagaimana cara memupuk integritas dalam diri sendiri ?.

3
(1) Kita harus sadari bahwa melakukan hal yang tidak benar adalah bertentangan
dengan agama manapun juga, dan
(2) Kita harus tanya terlebih dahulu menyadari pentingnya dan keuntungan integritas
bagi kehidupan kita.
B. Nilai Budaya Organisasi
1. Nilai budaya organisasi
Nilai budaya adalah dua kata yang terdiri dari nilai dan budaya. Nilai mempunyai
arti kebiasan-kebiasan yang dianggap sebagai sebuah kebenaran atau konstruk yang
berbentuk angka-angka. Contoh : agama, pendidikan. Konstruk, contoh : 1, 2, dst.
Budaya organisasi terdiri dari dua kata “budaya“ dan “organisasi”. Sebelum
mengarah kepada definisi budaya organisasi, berikut ini adalah definisi organisasi dan
budaya itu sendiri. Morgan (1997) dalam Sobirin (2007:5) secara harfiah, kata
organisasi berasal dari bahasa Yunani “organon” yang berarti alat atau instrumen.

Arti kata ini menyiratkan, bahwa organisasi adalah alat bantu manusia. Jadi ketika
seseorang mendirikan sebuah organisasi, tujuan akhirnya bukan organisasi itu sendiri
melainkan agar ia dan semua yang terlibat didalamnya dapat mencapai tujuan lain lebih
mudah dan lebih efektif.

4
2. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan salah satu peluang untuk membangun Sumber
Daya Manusia melalui aspek perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan mampu
menyesuaikan diri dengan tantangan yang sedang berjalan dan yang akan datang.
Budaya organisasi merupakan suatu kekutan sosial yang tidak tampak, yang dapat
menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas kerja.
Secara tidak sadar tiap-tiap orang di dalam organisasi mempelajari budaya yang
berlaku di dalam organisasinya. Apalagi bila ia sebagai orang baru supaya dapat
diterima oleh lingkungan tepat kerja, ia berusaha memepelajari apa yang dilarang dan
apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang benar dan apa yang salah dan apa yang
boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Jadi
budaya organisasi mensosialisasikan dan menginternalisasi pada para anggota
organisasi.
Budaya organisasi yang kuat mendukung tujuan-tujuan perusahaan, sebaliknya
budaya organisasi yang lemah atau bertentangan dengan tujuan perusahaan akan
menghambat perusahaan. Dalam suatu perusahaan yang budaya organisasinya kuat,
nilai-nilai bersama dipahami secara mendalam, dianut, dan diperjuangkan oleh
sebagian besar para anggota organisasi. Budaya yang kuat dan positif sangat
berpengaruh terhadap perilaku dan efektivitas kinerja perusahaan.
3. Ciri-Ciri Budaya Organisasi
Samdeep dan Lylesusman dalam Siswanto dan Sucipto (2008:147)mengklasifikasi
sebelas ciri budaya perusahaan yang unggul. yaitu:
(1) Keyakinan yang tidak tergoyahkan bahwa manusia adalah sumber daya
perusahaan yang paling penting;
(2) Dukungan dari kewwirausahaan intern menghargai karyawan yang membantu
perusaahaan yang tercapai misiya;
(3) Pengendalian yang lebih didasarkan pada loyalitas dan komitmen ketimbang pada
aturan dan kepatuhan;
(4) Komitmen pada karyawan terhadap tujuan lebih tinggi ketibang komitmen mereka
terhadap tujuan kelompok pribadi;

5
(5) Komitmen manajemen puncak untuk menyeaikan kebanggan di kalangan semua
karyaan;
(6) Komitmen manajemen puncak untuk mengahasilkan produk atau layanan yang
unggul laiannya;
(7) Keyakian akan kepentingan rirual, upacara dan pahlawan perusahaan;
(8) Keyakinan akan pentingnya informasi kabar baik maupun kabar buruk;
(9) Kesadaran bahwa komunikasi ke atas lebih penting daripada komunikasi ke
bawah;
(10) Dukungan manajemen puncak atas pelatihan dan pengembangan .komitmen
untuk selalu lebih panadai daropada pesaing, dan
(11) Pandangan yang mengahargai kebearan mengambil resiko dan kreativitas.
Fremont E kast dan James E. Rozenwelg dalam Siswanto dan Sucipto (2008:146)
menyimpulkan ada delapan (8) ciri-ciri budaya yang membawa sukses, yaitu:
(a) Kecenderungan untuk bertindak;
(b) Dekat kepada pelanggan;
(c) Otonomi dan kewirausahaan;
(d) Produktivitas melalui orang;
(e) Memberikan rangsangan nilai;
(f) Bertahan pada kenilaian;
(g) Bentuk sederhana, sifat ramping, dan
(h) Sifat longgar-ketat simultan.
4. Fungsi Budaya Organisasi
Budaya organisasi berpengaruh pada perilaku anggota atau individu serta
kelompok didalam suatu organisasi. Budaya organisasi yang ada di dalam organisasi
bisa kuat dan bisa yang lemah. Budaya dikatakan kuat apabila niali-nilai, sikap, dan
keperayaan bersama tersebut dipanhami serta dianut dengan teguh dan komitmen
tinggi, sehingga rasa kebersamaan dapat tercipta.
Sebaliknya budaya organisasi yang lemah tercermin, pada kurangnya
komitmen/karyawan terhadap nilai-nilai kepercayaan dan sikap-sikap bersama yang
biasanya dilakukan atau disepakati. (Siswanto dan Sucipto, 2008:146).

6
Adanya budaya organisasi yang kuat, sangat bermanfaat bagi organisasi, yaitu
dalam hal:
(1) Memudahkan koordinasi aktivitas dalam organisasi;
(2) Memudahkan/menghemat komunikasi antar individu atau anggota, karena adanya
sikap dan kebersamaan dalam menganut nilai-nilai yang ada;
(3) Terciptanya keharmonisan hubungan dan kerjasama antar antar karyawan,
sehingga motivasi kerja meningkat;
(4) Kelancaran aktivitas organisasi, meningkatkan prestasi/efektivitas organisasi, dan
(5) Pengambilan setiap keputusan dapat dialkukan dengan cepat dan mudah.
Beberapa manfaat budaya organisasi dikemukakan oleh Robins (1993) dalam
Sutrisno (2010:28), sebagai berikut:
(a) Mengatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan
organisasi yang lain. Setiap organisasi memepunyai peran yang berbeda sehingga
perlu memiliki akar budaya yang kuat dalam sistem dan kegiatan yang ada dalam
organisasi;
(b) Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi para anggota organisasi. Dengan
budaya organisasi kuat akan merasa memiliki identitas yang merupakan ciri khas
organisasi;
(c) Mementingkan tujuan bersama daripada mengutamakan kepentigan individu, dan
(d) Menjaga stabilitas organisasi. Kesatuan komponen-komponen organisasi yag
direkatkan oleh pemahaman budaya yang sama akan memebuata kondisi
organisasi relatif stabil.
4. Karateristik Budaya Organisasi
Penelitian menunjukkan, bahwa ada tujuh (7) karakteristik utama yang, secara
keseluruhan, merupakan hakikat budaya organisasi.
(1) Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk
bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.
(2) Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan
presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail.
(3) Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang
pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

7
(4) Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen
mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam
organisasi.
(5) Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim
ketimbang pada indvidu-individu.
(6) Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
(7) Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan
dipertahankannya status quo dalam perbandingannya.
5. Pentingnya Budaya Organisasi
Budaya organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam mengelola
organisasi. Di Indonesia sendiri, para manajer pada umunya telah mengenal dan
menerapkan prinsip-prinsip manajemen modern, seperti misalnya penggunaan
pendekatan struktur, sistem, strategi, MBO dan sebagainya, meskipun ada juga yang
masih dikelola secara tradisional.
Namun rupanya masih banyak para pakar dan manajer yang kurang
memperhatikan pentingnya budaya organisasi, padahal budaya organisasi dapat
digunakan sebagai salah satu alat manajemen untuk mencapai efesiensi, efektivitas,
produktivitas, etos kerja yang telah berhasil diterapkan dan dikembangkan di berbagai
perusahaan di Jepang, Amerika dan beberapa negara Eropa.
a. Contoh-Contoh Budaya Organisasi

Dalam bekerja, contoh-contoh budaya organisasi adalah sebagai berikut.


a. Kerapian Administrasi
Budaya organisasi dalam hal kerapian administrasi merupakan yang harus
dihidupkan dalam organisasi baik itu surat-menyurat, keuangan, pendapatan

8
karyawan, barang masuk/keluar dan sebagainya yang membantu dalam kinerja
organisasi.
b. Pembagian Wewenang Yang Jelas
Hal ini merupakan kunci yang dapat menentukan keberhasilan akan kinerja
dalam perusahaan, tanpa adanya pembagian wewenang kinerja mungkin para
anggota atau karyawan dalam perusahaan tersebut akan kebingungan mana yang
dijalankan dan mana yang tidak.
c. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan budaya organisasi yang melekat yang dimana pun
berada, dimana disiplin merupakan karakter dari orang-orang sukses yang dapat
menghargai waktu.
d. Inovasi
Budaya organisasi biasanya akan mendorong anggota team untuk
melahirkan suatu ide-ide kreatif dan inovasi baru untuk tujuan organisasi yaitu
kemajuan organisasi.
1) Peran ASN sebagai profesi
Sementara itu, peran ASN adalah sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
2) Makna ASN sebagai profesi
Mengacu kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Mendemontrasikan peran dan makna ASN sebagai profesi berlandaskan
pada prinsip sebagai berikut :
Pasal 3.

a. nilai dasar;
b. kode etik dan kode perilaku;
c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik;
d kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;

9
e. kualifikasi akademik;
f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan
g. profesionalitas jabatan

Pasal 4
Nilai dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi :
a. memegang teguh ideologi Pancasila;
b. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta pemerintahan yang sah;
c. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
d. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
g. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
j. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun;
k. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
m. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
n. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karier
c. Mendemontrasikan peran makna ASN sebagai profesi
Demontrasi adalah wujud praktek nyata yang telah dijalankan sebagai
ASN dam kehidupan sehari-hari dslam menjalankan tugas sebagai :
pembuat kebijakan publik, pelaksana publik, dan menjaga kesatuan dan
persatuan bangsa.

10
C. Refleksi Tingkatan Integritas Diri
1. Karakteristik Integritas ASN
Orang profesional pada dasarnya adalah pribadi yang berkarakter dan memiliki
kompetensi komponen intelektual, seperti komitmen yang kuat terhadap karier yang
didasari dari kemampuan bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan kemampuan
berorientasi terhadap pelayanan pelanggan. Oleh sebab itu, para profesional di
dalamnya melekat beberapa ciri khusus. H.A.R. Tilaar (2000: 137-138) mengidentifikasi
beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh orang yang pro-fesional, yaitu :
(1) memiliki suatu keahlian khusus;
(2) merupakan suatu panggilan hidup;
(3) memiliki teori yang baku secara universal;
(4) mengabdikan diri untuk masyarakat dan bukan untuk diri sendiri;
(5) dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi yang aplikatif;
(6) memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaannya;
(7) mempunyai kode etik;
(8) memiliki klien yang jelas;
(9) mempunyai organisasi profesi yang kuat, dan
(10) mempunyai hubungan dengan profesi pada bidang-bidang yang lain.
Integritas ASN sangat erat hubungannya dengan ahlak kerja pegawai. Ahlak
pegawai maksudnya setiap tingkah laku, tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak
melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Secara tegas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara (UU ASN), menyebutkan bahwa Pegawai ASN diserahi tugas
untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas
pembangunan tertentu, maka perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki
integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (Komara, 2019).

11
Integritas ASN milenial merupakan ciri sebagai pelayan masyarakat yang
profesional, sebagaimana disampaikan Menteri LHK, Siti Nurbaya, ASN wajib memiliki
tujuh ciri-ciri public life principles, yaitu tidak berpikir untuk sendiri (selflessness),
integritas (integrity), obyektif (objectivity), akuntabel (accountability), terbuka
(openness), kejujuran (honesty), dan kepemimpinan (leadership). “Tidak berpikir untuk
sendiri artinya mengutamakan kepentingan publik, dan tidak berbuat dalam rangka
memperoleh keuntungan material untuk dirinya sendiri, keluarga atau teman-temannya.
Sedangkan integritas yaitu tidak terikat pada ikatan diluar kantor dalam bentuk ikatan
finansial, ataupun kewajiban lainnya yang dapat mempengaruhi didalam menjalankan
kewajibannya”.
Kenapa pentingnya integritas bagi ASN milenial khususnya dan setiap ASN
umumnya ? Karena integritas merupakan salah satu atribut terpenting/kunci yang harus
dimiliki seorang pemimpin. Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi
dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran- ukuran, prinsip-prinsip,
ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang berintegritas berarti
memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat. Integritas itu sendiri berasal dari
kata Latin “integer”, yang berarti [Iriawan]:
(1) Sikap yang teguh mempertahankan prinsip , tidak mau korupsi, dan menjadi dasar
yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral, dan
(2) Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
2. Tingkat Integritas Diri
Perilaku kunci yang dapat menunjukkan tingkat integritas seorang ASN pada
berbagai level menurut peraturan tersebut, antara lain :
(1) Mampu bertindak sesuai nilai, norma, etika organisasi dalam kapasitas pribadi;
(2) Mampu mengingatkan, mengajak rekan kerja untuk bertindak sesuai nilai, norma,
dan etika organisasi;
(3) Mampu memastikan, menanamkan keyakinan bersama agar anggota yang
dipimpin bertindak sesuai nilai, norma, dan etika organisasi dalam lingkup formal;
(4) Membangun kepercayaan, dan
(5) Memiliki nilai pengaruh yang tinggi.

12
DAFTAR PUSTAKA :
1. Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
2. Rancangan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
/Permen-Kp/2016 Tentang Pembangunan Integritas Di Lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
3. Budaya Organisasi : Pengertian, Fungsi, Ciri & Karakteristik (gurupendidikan.co.id)
4. Memahami Karakteristik Pegawai Negeri Sipil Yang Profesional Edy Topo Ashari
Kepala Badan Kepegawaian Negara. 123-Article Text-297-1-10-20190220.pdf.
5. Tilaar HRT (2000). Beberapa Agenda pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad
21. Magelang : Tera Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai