NDH : 21
NIP : 199102062009121001
1
Integritas dapat diartikan sebagai dorongan hati nurani untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab dengan tekat yang mulia. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, integritas artinya mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan
yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan
kewibawaan, kejujuran. Sedangkan menurut Wikipedia, integritas adalah konsistensi
dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan. Definisi lain dari integritas adalah suatu konsep yang menunjuk
konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Dalam etika, integritas
diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Lawan dari
integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik). Seorang dikatakan "mempunyai
integritas" apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan prinsip yang
dipegangnya (Wikipedia).
B. Integritas Seorang Pemimpin
Ciri seorang yang berintegritas ditandai oleh satunya kata dan perbuatan bukan
seorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang. Seorang yang mempunyai integritas
bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan penampilan yang disesuaikan dengan
motif dan kepentingan pribadinya. Berdasarkan kamus kompetensi perilaku Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), yang dimaksud dengan integritas adalah bertindak secara
konsisten antara apa yang dikatakan dengan tingkah lakunya sesuai nilai-nilai yang
dianut (nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik di tempat dia bekerja, nilai
masyarakat atau nilai moral pribadi). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), pengertian integritas adalah mutu, sifat, dan keadaan yang
menggambarkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan
memancarkan dan kejujuran. Orang yang berintegritas adalah:
2. Berkepribadian utuh (setiap tindakan dan perilaku merujuk pada nilai dan etika);
4. Patuh pada kode etik yang telah disepakati dan tidak melanggar sumpah jabatan;
2
b. Manusia terpukau dan terpedaya oleh uang dan kekuasaan
6. Menjadi panutan.
a. Integritas: Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar
serta
Memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.
Perilaku Utama;
b. Profesionalisme: Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan
penuh
Tanggung jawab dan komitmen yang tinggi. Perilaku Utama;
3
e. Kesempurnaan: Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk
menjadi dan memberikan yang terbaik.
Perilaku Utama :
4
timnya, dan secara aktif mengelola kinerja timnya. Pemimpin selalu memastikan
bawahannya menjalankan tugasnya sesuai dengan harapan organisasi, dan mematuhi
manajemen risiko yang ada di tempat kerja. Pemimpin menjamin pelaporan internal
memfasilitasi deteksi dini dan berkontribusi terhadap perbaikan terus- menerus dari
organisasi. Untuk itu 5 (lima) hal berikut sangat penting bagi pemimpin untuk
membangun integritas di tempat kerja:
1. Etika kepemimpinan
2. Manajemen dan pengawasan aktif
3. Orang-orang yang tepat
4. Proses yang efektif
5. Pelaporan yang professional
5
pemberantasan korupsi serta meningkatkan kualitas kinerja pelayanan yang
berdasarkan pada kepentingan pelayanan umum.
d. Publikasi dokumen;
6
lembaga dengan membuat berbagai peraturan dan ketentuan secara formal maupun
non formal dalam optimalisasi pelaksanaan zona integritas.
Integritas merupakan sebuah tolok ukur fundamental untuk kepemimpinan.
Dengan demikian seorang pemimpin harus memimpin dengan integritas, kejujuran
dan berpegang pada nilai-nilai organisasinya. Para anggota tim ingin mengetahui
apakah pemimpin mereka dapat dipercaya. Mereka harus merasa yakin bahwa sang
pemimpin memperhatikan kepentingan setiap anggota tim dan sang pemimpin harus
menaruh kepercayaan bahwa para anggota timnya melakukan tugas tanggung-jawab
mereka. Cara terbaik untuk membangun kepercayaan para anggota timnya adalah
dengan terus mempertahankan integritas. Ada komponen pengungkit merupakan
komponen yang menjadi faktor penentu pencapaian sasaran hasil pembangunan
Zona Integritas menuju WBK/WBBM yang terdiri dari enam komponen pengungkit,
yaitu Manajemen Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan Manajemen Sumber
Daya Manusia, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Penguatan Pengawasan, dan
Penguatan Kualitas Pelayanan Publik.
D. Karakteristik Interigritas Seorang Pemimpin
Memimpin dengan integritas. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh
kepemimpinan adalah memimpin dengan integritas. Orang-orang sungguh ingin melihat
para pemimpin mereka menjadi sumber dari nilai-nilai yang dapat dipercaya dan juga
integritas. Mereka melihat kepada para pemimpin untuk jaminan dan keyakinan, untuk
kejelasan, visi dan tujuan khususnya pada masa-masa yang penuh dengan ketidakpastian.
Seperti dikatakan oleh W. Clement Stone, "Have the courage to say no. Have the courage
to face the truth. Do the right thing because it is right. These are the magic keys to living
your life with integrity." (Milikilah keberanian untuk mengatakan "tidak". Milikilah
keberanian untuk menghadapi kebenaran. Lakukanlah hal yang benar karena hal itu
memang benar). Untuk pencapaian tujuan reformasi birokrasi secara optimal, tentunya
peran pemimpin dalam berbagai instansi menjadi penting dan strategis. Kepemimpinan
dalam birokrasi menajdi tolak ukur keberhasilan dari reformasi birokrasi. Perubahan
terhadap budaya yang ada dalam birokrasi menjadi tantangan tersendiri bagi pengambil
kebijakan. Dibutuhkan kepemimpinan yang visioner dan penuh tanggung jawab terhadap
pelaksanaan reformasi birokrasi.
Menurut Gen Ronald R. Fogleman menemukan bahwa pemimpin yang
berintegritas menunjukkan sikap tulus dan konsisten, memiliki keteguhan hati dan
karakter, dan merupakan seorang yang mampu bertahan sampai akhir.
7
1. Ketulusan
Ketulusan adalah perilaku tanpa kepura-puraan dan kesan yang palsu.
Pemimpin yang berintegritas bersikap tulus dan tindakan mereka sesuai dengan
perkataannya.
2. Konsistensi
Satu perbuatan nyata yang mencerminkan integritas akan meninggalkan kesan,
namun perilaku seorang pemimpin haruslah konsisten jika ia ingin berhasil
membentuk suatu organisasi. Pemimpin semestinya mempraktikkan apa yang
mereka ajarkan, dan menetapkan standar dengan adil. Kesemuanya ini dibutuhan
untuk terwujudnya disiplin, moral, dan pencapaian misi.
3. Keteguhan hati
Untuk menjadi seorang pemimpin, kita harus memiliki lebih dari sekadar citra
diri (image) yang berintegritas, kita harus memiliki keteguhan hati.
4. Menjadi Seorang yang Mampu Bertahan Sampai Akhir
Pemimpin dapat menunjukkan integritasnya dengan melaksanakan tugas
sebaik mungkin, terlepas dari seberapa penting tugas itu atau siapa yang akan
mendapat pujian. Contoh, pidato Bung Tomo pada 10 November 1945 menjadi
penyemangat arek-arek Suroboyo untuk bangkit melawan, dan tidak gentar oleh
serangan 30.000 pasukan Inggris yang dilengkapi dengan senjata canggih. Dengan
keyakinan yang tinggi, serta semboyan merdeka atau mati, arek-arek Suroboyo
pantang menyerah dan dengan gagah berani melawan pasukan Inggris di Surabaya.