Anda di halaman 1dari 24

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR ASN

A. Konsep Aktualisasi
Sesuai dengan Undang Undang No 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN). Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil dilaksanakan mengacu pada ANEKA sebagai prinsip
yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi. Adapun detail dari nilai-nilai yang terkandung dalam
ANEKA adalah sebagai berikut:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam akuntabilitas
yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk
diterapkan di unit kerja yaitu, kepemimpinan, transparasi,
integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan,
keseimbangan, kejelasan dan konsistensi. Amanah seorang
ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik berikut:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik
dengan kepentingan sektor, kelompok dan dan pribadi;
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari
dan mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis;
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
public;
4) Menujukkan sikap dan prilaku konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

11
Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan, menjaga
kerjasama dalam tim dan komunikasi;
2) Akuntabilitas beroientasi pada hasil;
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan;
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi;
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Nilai-Nilai akuntabilitas yaitu:
1) Kepemimpinan;
2) Transparansi;
3) Integritas;
4) Tanggungjawab;
5) Keadilan;
6) Kepercayaan;
7) Keseimbangan;
8) Kejelasan;

b. Nasionalisme
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan
tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Prinsip Nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa
menempat persatuan dan kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi
dan golongan.

Nasionalisme berladaskan pada sila-sila Pancasila


dan konstitusi.
1) Implementasi nilai Ketuhanan, yaitu:

12
a) Landasan pengelolaan kehidupan masyarakat dalam
bermasyarakat;
b) Negara menjamin kemerdekaan masyarakat dalam
memeluk agama dan kepercayaan masing-masing;
c) Kekuasaan/ jabatan tidak hanya amanat manusia tapi
juga amanat Tuhan;
d) Etika sosial dalam masyarakat.
2) Implementasi nilai kemanusiaan, yaitu :
a) Pendengar yang baik;
b) Pelayanan administrative;
c) Memelihara komunikasi dan interaksi;
d) Memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan Hak Asasi
Manusia
3) Implementasi nilai persatuan, yaitu :
a) Tanpa membedakan agama, bahasa, asli/ asal
turunannya.
4) Implementasi nilai kerakyatan dan permusyawaratan
dalam masyarakat Indonesia, yaitu :
a) Penghormatan terhadap suara rakyat (kerakyatan)
b) Persatuan diatas kepentingan perseorangan dan
golongan (permusyawaratan)
c) Landasan etis dalam berdemokrasi (keputusan yang
bijaksana)
5) Implementasi nilai keadilan sosial, yaitu :
a) Partisipasi dalam bidang politik
b) Partisipasi dalam bidang ekonomi
c. Etika Publik
Etika publik Adalah refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah prilaku, tindakan
dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika

13
merupakan system penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas.
Aspek-aspek yang terkandung dalam Etika Publik antara
lain:
1) Ramah 8) Santun
2) Sopan 9) Pujian
3) Cermat 10) Keindahan
4) Jujur 11) Kebaikan
5) Disiplin 12) Kebebasan
6) Kesetaraan 13) Kebenaran
7) Keadilan 14) Kesabaran

d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau
pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk
menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang apapun yang
menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan
kepada stakeholder dan masyarakat. Komitmen mutu
merupakan tindakan untuk menghargai efektifitas, efisiensi,
inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu penyelenggaraan
pemerintah dan pelayanan publik.

Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen


mutu yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna dapat mencapai hasil
sesuai target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performa untuk

14
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumberdaya, melainkan juga diukur
dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisiensi
Efisiensi adalah berdaya guna, dapat menjalankan
tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan
keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat
diketahui ada tidaknya pemborosan sumberdaya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang keluar alur
3) Inovasi
Inovasi pelayanan publik adalah pemikiran yang baru
yang konstruktif, sehingga akan memotifasi setiap
individu untuk membangun karakter sebagai aparatur
yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen.
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya, bahkan melebih harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar untuk mengukur capaian
hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi.

15
e. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio
yang artinya kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan.
Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa. Salah satu alasannya adalah
karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan
baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. Untuk membangun sikap
anti korupsi, maka kita harus menerapkan 9 nilai dasar anti
korupsi, yaitu :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi
landasan utama bagi penegakan integritas diri
seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang
bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang
dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta
tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang
lain.
2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan
seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang
memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan
uluran tangan.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki

16
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan
daya pikirnya guna bekerja secara efektif.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja.
5) Tanggung jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan
baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka
bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk
dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya.
6) Kerja keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya
kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya.
7) Kesederhanaan
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang
yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-
lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya

17
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari
bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih
payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan
lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil
kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga
ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi
masyarakat dan bangsanya.

B. Peran Serta Kedudukan ASN Dalam NKRI


Selanjutnya, dalam aktualisasi nilai-nilai dasar PNS perlu
pula dikaitkan dengan pera
n dan kedudukan PNS dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang pada teorinya berkaitan dengan:
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Kedudukan atau
Status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
professional. Untuk dapat membangun profesionalitas
birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN
tersebut harus jelas. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang
unggul selaras dengan perkembangan zaman.Pemerintah
mengatur ASN melalui UU Nomor 5 Tahun 2014.

18
Berdasarkan undang-undang ASN, maka pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut :
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik
3) Perekat pemersatu bangsa
Selanjutnya tugas pegawai ASN adalah:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai peraturan perundang-
undangan
2) Memberikan pelayanan publik yang professional dan
berkualitas
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia

b. Pelayanan Publik
Pelayan publik merupakan Segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintahan di pusat dan daerah, dan lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga Admistrasi
Negara, 1998). Sementara dapertemen dalam Negeri
menyebutkan bahwa pelayanan publik adalah suatu proses
bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta
kepuasan dan keberhasilan produk, baik berupa barang dan
jasa (Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu, 2004).
Pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan bagi setiap
warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan

19
pelayanan Administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan public (UU No. 25 Tahun 2009)
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik,
yaitu unsur pertama, adalah Organisasi penyelenggaraan
pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang
diberikan dan atau di terima oleh penerima layanan
(pelanggan).

c. Whole Of Government
Menunjuk dan menjelaskan bagaimana instansi
pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sector guna
mencapai tujuan bersama dan sebagai reSOP
terpadu pemerintah tehadap isu-isu tertentu.
Pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan
menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama ini
terbangun dalam model NPM. Bentuk pendekatannya biasa
dilakukan dalam kelembagaan formal atau pendekatan
informal.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan
mengapa WoG menjadi penting. pertama, adanya factor-
faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan
integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan
agar terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang lebih
baik. Kedua, terkait factor-faktor internal dengan adanya
fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat
dari adanya nuansa kompetisi antar sector dalam
pembangunan.ketiga, khusunya dalam konteks Indonesia,
keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,

20
serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya
potensi.

C. ISU AKTUAL
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan.
Ada beberapa isu aktual yang saya diidentifikasi di
Puskesmas Bungaraya, di antaranya:
1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Oleh Tenaga Kesehatan di Ruang Bersalin Puskesmas
Bungaraya
2. Kurangnya Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui
Yang Benar di Ruang Rawat Inap Puskesmas Bungaraya
3. Belum Optimalnya Pengisian Buku KIA di Puskesmas
Bungaraya
Dalam penentuan isu yang akan dijadikan sebagai isu
aktual, saya menggunakan alat bantu analisis USG; Urgency
(seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan
ditindaklanjuti), Seriousnes (Seberapa serius suatu isu harus
dibahas, dikaitkan dengan akibat yang ditemukan, Growth
(seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya) dengan menggunakan
pembobotan skala likert (1-5) sebagai berikut:
1 = tidak penting;
2 = kurang penting;

21
3 = sedang;
4 = penting;
5 = sangat penting.

Tabel 2.1 Identifikasi Isu Prioritas

SKORING TOTAL
NO ISU PERINGKAT
U S G SKOR
Belum Optimalnya Pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Oleh
1 5 4 4 13 II
Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Bungaraya
Kurangnya Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Teknik Menyusui Yang
2 5 5 4 14 I
Benar di Ruang Rawat Inap
Puskesmas Bungaraya
Belum Optimalnya Pengisian Buku
3 4 4 4 12 III
KIA di Puskesmas Bungaraya

Berdasarkan hasil penilaian prioritas menggunakan analisis USG,


skor tertinggi ada pada isu kedua, yaitu “Kurangnya Pengetahuan
Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui Yang Benar di Ruang
Rawat Inap Puskesmas Bungaraya ”. Isu ini harus segera
diselesaikan agar dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi
sebagai wujud pelayanan kebidanan yang profesional.

D. Gagasan Penyelesaian Isu


Unit Kerja : Ruang Rawat Inap
Puskesmas Bungaraya Kabupaten Siak
Identifikasi Isu :
1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Oleh Tenaga Kesehatan di Ruang Bersalin Puskesmas
Bungaraya
2. Kurangnya Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui
Yang Benar di Ruang Rawat Inap Puskesmas Bungaraya

22
3. Belum Optimalnya Pengisian Buku KIA di Puskesmas Bungaraya
Isu yang di angkat : Kurangnya Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Teknik Menyusui Yang Benar di Ruang Rawat Inap
Puskesmas Bungaraya

Adapun gagasan pemecahan isu yang akan saya lakukan adalah


sebagai berikut:

NO
KEGIATAN
1. Melakukan konsultasi dengan atasan tentang teknik menyusui
yang benar
2. Membuat kuesioner, leaflet dan poster tentang teknik menyusui
yang benar
3. Mengisi kuesioner teknik menyusui yang benar oleh ibu nifas
4. Melakukan edukasi kepada ibu nifas tentang teknik menyusui
yang benar
5. Melakukan monitoring dan evaluasi tentang kegiatan edukasi
teknik menyusui yang benar
Tabel 2.2 Gagasan Pemecahan Isu

E. Rancangan Aktualisasi
Strategi pemecahan isu dilakukan dengan melaksanakan
rancangan rancangan yang diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel 2.3 kegiatan 1
Kegiatan 1. Melakukan Konsultasi Dengan Atasan Tentang Teknik
Menyusui Yang Benar di Ruang Rawat Inap Puskesmas Bungaraya
Melakukan Konsultasi Dengan Atasan Tentang
Teknik Menyusui Yang Benar di Ruang Rawat
Inap Puskesmas Bungaraya
Dengan adanya konsultasi dengan mentor dan
Kegiatan kepala ruangan maka akan bisa menyampaikan
1 maksud dan tujuan kita mengangkat masalah yang
kita ambil dalam aktulisasasi dan mendapat arahan
penyelesaian masalah tersebut secara bersama-
sama.

Tahapan 1. Menyiapkan bahan untuk konsultasi tentang


kegiatan teknik menyusui yang benar dengan tanggung
23
jawab (Akuntabilitas) dan mandiri (anti
korupsi);
2. Melakukan konsultasi dengan mentor dan kepala
ruangan mengenai aktualisasi yang akan di
lakukan tentang teknik menyusui yang benar
kepada ibu nifas di ruang rawat inap secara
efektif (Komitmen Mutu) dengan penuh
tanggung jawab (akuntabilitas) tidak
memaksakan kehendak (Nasionalisme), dan
bersikap terbuka (etika publik);
3. Membuat ringkasan hasil diskusi dengan jelas
(akuntabilitas);
Output / hasil Terlaksananya konsultasi dengan atasan Tentang
kegiatan Teknik Menyusui Yang Benar di Ruang Rawat Inap
Puskesmas Bungaraya

Anti Korupsi, Akuntabilitas


Keterkaitan Sebelum berkonsultasi dengan mentor dan kepala
dengan ruangan terlebih dahulu saya menyiapkan bahan
substansi mata yang akan saya konsultasikan salah satunya saya
pelajaran (nilai membawa rancangan kegiatan apa saja yang akan
dasar) lakukan selama masa habituasi dan saya mencari
referensi dari internet dan buku mengenai teknik
menyusui yang benar dengan jelas, terperinci dan
dapat di pertanggungjawabkan (Akuntabilitas),
bahan tersebut telah saya siapkan secara mandiri
(Anti korupsi).
Etika Publik, Manajemen ASN, WOG,
Nasionalisme, Akuntabilitas
Sebelum melakukan pertemuan dengan mentor dan
kepala ruangan pertama kali yang saya
lakukan adalah membuat janji temu untuk
menghargai dan menghormati beliau sebagai
atasan, dalam hal ini saya akan Hormat (Etika
Publik), Keterbukaan (Manajement ASN) dan
Berkoordinasi (WOG) mengatur jadwal untuk
bertemu atasan.setelah itu saya bertemu dengan
mentor sesuai jadwal yang telah di tentukan, dalam
pertemuan saya melakukannya dengan sopan
santun (etika publik), setelah itu saya menjelaskan
mengenai tujuan dari aktualisasi yang saya ambil
dan rancangan aktualisasi yang akan saya lakukan
dengan komunikasi efektif dengan musyawarah
(Nasionalisme) selanjutnya saya akan meminta
kriktik, saran dan dukungan kepada atasan untuk
kesuksesan hasil rancangan aktualisasi dan dapat

24
menyelesaikan kegiatan dengan penuh tanggung
jawab. (akuntabilitas) dan terakhir mengucapkan
terima kasih. (etika publik)

Nasionalisme, Komitmen Mutu, Etika Public,


Akuntabilitas, Anti Korupsi
Dalam berdiskusi saya juga akan mencatat semua
masukan dan kritik yang diberikan oleh atasan
dengan jelas (akuntabilitas). Saya akan bersikap
terbuka (Maneajemen ASN)dengan mendengarkan
dan menampung semua usulan yang di berikan oleh
atasan dalam kegiatan aktulisasi yang akan saya
lakukan. Tahapan kegiatan berikutnya, saya akan
membuat ringkasan hasil diskusi dengan benar dan
jelas,(Akuntabilitas) sehingga tersedianya
ringkasan hasil diskusi / notulen diskusibersama
atasan.

Kontribusi Pada pelaksanaan kegiatan saya berkonsultasi


terhadap Visi dengan mentor dan kepala ruangan maka dapat
dan Misi bersama-sama mencari solusi dalam penyelesaian
isu yang saya ambil dan melaksankan kegiatan
aktualisasi yang telah saya buat. Hal akan
memberikan kontribusi terhadap visi puskesmas
yaitu: Menjadi Puskesmas dengan Pelayanan
Bermutu dan Mandiri Menuju Masyarakat
Bungaraya Sehat, serta sesuai dengan misi
puskesmas yang pertama yaitu Mewujudkan
pelayanan kesehatan yang bermutu,
profesional, merata dan terjangkau oleh
masyarakat secara efisien dan efektif.

Penguatan Dengan kegiatan ini akan mendorong penguatan


Nilai-Nilai nilai-nilai organisasi yaitu bekerjasama secara
Organisasi professional dan berinovasi dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan motto Puskesmas
Bungaraya: kerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas.

Tabel 2.4 kegiatan 2


Kegiatan 2. Membuat Kuesioner, Leaflet Dan Poster Tentang Teknik
Menyusui Yang Benar
Membuat kuesioner, leaflet dan poster tentang teknik
Kegiatan menyusui yang benar
2 Dengan adanya kuesioner maka dapat mengetahui
sejauh mana pengetahuan ibu nifas tentang teknik

25
menyusui. Dan leaflet dan poster dapat membantu
tenaga kesehatan sebagai media dalam melalukan
edukasi dan mempermudah ibu nifas memahami
teknik menyusui yang benar. Hal tersebut
menggambarkan pelaksanaan ANEKA dan
pelayanan public
1. Mengumpulkan materi terkait dari sumber dan
referensi terpercaya. Kejelasan dan
tanggungjawab (akuntabilitas)
2. Membuat Kuesioner, leaflet dan poster secara
informatif dan semenarik mungkin. Inovasi
(komitmen mutu), profesional (manegemen
ASN)
Tahapan 3. Berkonsultasi dengan mentor dan kepala
kegiatan ruangan sebelum di cetak agar jika terdapat
kekurangan saya dapat di perbaiki kembali. tidak
memaksakan kehendak dan kerjasama
(Nasionalisme);
4. Mencetak kuesiner, leaflet dan poster sesuai
dengan yang di perlukan, tentunya tanpa
menyalahgunakan uang puskesmas. Efektif dan
efisien (management ASN); jujur (anti korupsi)
Output / hasil Tersedianya kuesioner,leaflet dan poster di ruang
kegiatan rawat inap puskesmas bungaraya
Akuntabilitas, Anti Korupsi
Keterkaitan Tahapan kegiatan selanjutnya yaitu saya akan
dengan mencari sumber dan referensi yang mendukung
substansi mata untuk pembuatan kuesioner, leaflet dan poster penuh
pelajaran (nilai tanggung jawab (Akuntabilitas) . Saya juga akan
dasar) semaksimal mungkin secara mandiri (anti korupsi)
mencari sumber yang tepat dan teliti mengenai isi
dari kuesioner,leaflet dan poster Tentang Teknik
Menyusui Yang Benar.

Komitmen Mutu, manageme ASN


Selanjutnya, saya akan membuat kuesiner, leaflet
dan poster secara informatif, semenarik mungkin
dan mudah dimengerti sebagai media penunjang
kegiatan edukasi kepada ibu nifas agar informasi
mudah di pahami.Inovasi (komitmen mutu),
profesional (manegemen ASN)

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,WOG


Bersama mentor dan kepala ruangan saya saling
bertukar pikiran mengenai isi kuesiner, leaflet dan
poster yang telah saya buat (WOG),dengan penuh

26
tanggungjawab (akuntabilitas), tidak memaksakan
kehendak dalam menyampaikan pendapat
(Nasionalisme), jika terdapat kekurangan saya akan
perbaiki kembali bersikap terbuka (etika publik).
Komitmen mutu,akuntabilitas, anti korupsi
setelah di setujui oleh mentor dan kepala ruangan
saya akan mencetak kuesioner, leaflet dan poster
sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan (afektif
dan efisien). dan saya membuat laporan biaya cetak
kuesioner, leaflet dan poster ke pihak bendahara
puskesmas dengan jelas/ jujur dan dapat di
pertanggungjawabkan (anti korupsi dan
akuntabilitas)

Kontribusi Dengan adanya kuesioner, leaflet dan poster yang


terhadap Visi dirancang diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
dan Misi yang bermutu, professional sehingga dapat
memberikan kontribusi terhadap visi puskesmas
yaitu: Menjadi Puskesmas dengan Pelayanan
Bermutu dan Mandiri Menuju Masyarakat
Bungaraya Sehat, dengan misi puskesmas yang
pertama yaitu: Mewujudkan pelayanan kesehatan
yang bermutu, profesional, merata dan terjangkau
oleh masyarakat secara efisien dan efektif.
Penguatan Dengan terlaksananya kegiatan ini mendorong
Nilai-Nilai penguatan nilai-nilai organisasi yaitu bekerja secara
Organisasi professional dan mampu berinovasi. sehingga
diharapkan pasien dapat memahami dengan baik
terhadap teknik menyusui yang benar.

Tabel 2.5 kegiatan 3


Kegiatan 3. Mengisi kuesioner oleh ibu nifas tentang teknik
menyusui yang benar
Mengisi kuesioner oleh ibu nifas tentang teknik
menyusui yang benar
Kegiatan Dalam melakukan pengisian kuesioner kita dapat
3 mengatahui sejauhmana pengetahuan ibu tentang
teknik menyusui yang benar sebelum di berikannya
penyuluhan.
Tahapan 1. Menyapa pasien dan keluarga saat tiba di
kegiatan ruang rawat inap Puskesmas Bungaraya
dengan ramah, sopan santun (Etika Publik);
2. Memperkenalkan diri dengan ramah dan sopan
(etika publik), serta menjelaskan maksud

27
tujuan dari pengisian kuesioner tersebut
(akuntabilitas)
3. Mengajarkan ibu nifas cara mengisi kuesioner
(akuntabilitas)
4. Memberikan waktu pengisian kuesiner pada ibu
nifas yang di jawab secara jujur (anti korupsi)
5. Menilai jawaban kuisioner yang telah di isi oleh
ibu nifas. (akuntabilitas)
Output/ hasil Terlaksananya pengisian kuesioner oleh ibu nifas
kegiatan tentang teknik menyusui yang benar
Nasionalisme, Etika Publik, Anti korupsi
Pada kegiatan pengisian kuesionir sebelumnya saya
akan menyapa ibu nifas diruang rawat inap ramah
dan sopan (etika publik), untuk semua pasien
(adil, anti korupsi), tanpa memihak pada pasien
tertentu (nasionalisme).

profesional, etika publik, akuntabilitas


saya akan memperkenalkan diri (profesional)
dengan ramah dan sopan (etika publik), dan
menjelaskan secara jelas maksud dan tujuan, cara
pengisian dari pengisian kuesioner ini.
Keterkaitan
(akuntabilitas)
dengan
Anti korupsi
substansi mata
Selanjutnya saya akan memberikan waktu kepada
pelajaran (nilai
ibu nifas untuk mengisi kuesioner yang telah di
dasar)
berikan dan diharapkan ibu nifas mengisi sesuai
pengetahuan dan informasi yang ibu nifas dapat
selama ini.(jujur,anti korupsi)

Akuntabilitas
Selanjutnya, Saya akan melakukan penilaian. Pada
tahap terakhir, saya akan menilai kuesioner yang
telah di isi oleh ibu nifas dan meminta ibu
mempraktekan sejauh mana pengetahuan ibu
tentang teknik menyusu dan kesesuain dengan
kuesiner yang telah di isi oleh ibu nifas (integritas,
akuntabilitas)
Kontribusi Dengan adanya pengisian kuesioner maka kita
terhadap Visi dapat mengetahui sejauh mana pemahaman ibu
dan Misi nifas tentang teknik menyusui yang benar, hal ini
sesuai dengan visi dan misi puskesmas, visi yaitu
Menjadi Puskesmas Dengan Pelayanan Bermutu
dan Mandiri Menuju Masyarakat Bungaraya
Sehat, dan sesuai dengan misi yang pertama yaitu:
Mewujudkan pelayanan kesehatan yang

28
bermutu, profesional, merata dan terjangkau
oleh masyarakat secara efisien dan efektif,
sehingga memberikan pelayanan yang optimal
kepada pasien.
Dalam kegiatan ini, bidan dapat menilai sejauh
mana pengetahuan ibu nifas tentang teknik
menyusui yang benar.
Penguatan
Hal ini akan mendorong penguatan nilai-nilai
Nilai-Nilai
organisasi untuk menghasilkan kerja yang
Organisasi
professional dan inovasi, dapat mengatasi
masalah kesehatan masyarakat dengan tuntas,
secara cepat, sesuai masalah yang dihadapi.

Tabel 2.6 kegiatan 4


Kegiatan 4. Melakukan edukasi kepada ibu nifas tentang teknik
menyusui yang benar
Melakukan edukasi kepada ibu nifas
tentang teknik menyusu yang benar
Dengan adanya edukasi kepada ibu nifas di
harapkan dapat meningkatkan pengetahuan
Kegiatan
ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar
4
sehingga ibu dapat mengatasi masalah –
masalah yang sering terjadi akibat teknik
yang salah sehingga ibu dapat memberikan
ASI kepada bayinya.
1. Menyiapkan media (leaflet dan poster)
yang telah di buat (akuntabilitas)
2. Mengucapkan salam dan menyapa
ibu dengan sopan. (etika publik)
3. Melakukan edukasi. (akuntabilitas)
4. Mempersilahkan ibu untuk bertanya
Tahapan kegiatan
mengenai hal yang belum dimengerti.
(akuntabilitas)
5. mempersilahkan ibu nifas mempraktekan
ulang tentang teknik menyusu yang benar.
(akuntabilitas)

Output/ hasil kegiatan Terlaksananya edukasi kepada ibu nifas


tentang teknik menyusui yang benar
Keterkaitan dengan Akuntabilitas, Komitmen Mutu,
substansi mata sebelum melakukan edukasi terlebih dahulu
pelajaran (nilai dasar) saya mempersiapkan media yang membantu
saya dalam pemberian materi kepada ibu
nifas yaitu leaflet dan poster yang telah saya
buat dengan bersungguh-

29
sungguh(Kejelasan Target) dan sesuai
dengan kebutuhan. (efisiensi)

Etika Publik
sebelum melakukan edukasi, saya
mengucapkan salam dan dan menyapa ibu
dengan sopan.(etika publik)

Etika Publik, Akuntabilitas


dalam memberikan edukasi saya
memaparkan materi dengan cara
melakukan komunikasi dua arah secara
terbuka kepada ibu dengan bersikap
sopan (etika publik) dan menggunakan
kata – kata yang mudah dipahami ibu.
(akuntabilitas)

Akuntabilitas, Komitmen Mutu


setelah saya melakukan edukasi, saya akan
mempersilahkan ibu untuk bertanya
mengenai hal yang belum dimengerti
(Partisipatif,Akuntabilitas) dan saya akan
menjawab pertanyaan ibu nifas secara
efektif. (Efisien dan efektif,Komitmen
Mutu)

Whole Of Government
selanjutnya saya akan mempersilahkan ibu
nifas untuk menjelaskan ulang atau
mempraktekan tentang teknik menyusui
yang benar dan memberitahu ibu jika ada
yang terlewat atau salah.
(bekerjasama,WOG )

Kontribusi terhadap Melakukan edukasi pada ibu nifas tentang


Visi dan Misi teknik menyusui yang benar, maka akan
memberikan kontribusi terhadap visi dan
misi puskesmas, yaitu visi Menjadi
Puskesmas Dengan Pelayanan Bermutu
dan Mandiri Menuju Masyarakat
Bungaraya Sehat dengan misi puskesmas
yang pertama yaitu Mewujudkan
pelayanan kesehatan yang bermutu,
profesional, merata dan terjangkau oleh
masyarakat secara efisien dan efektif dan
misi yang ketiga yaitu mendorong
kemandirian masyarakat untuk
berperilaku sehat dan hidup dalam

30
lingkungan yang sehat dalam upaya
kesehatan secara komprehensif. Hal ini
mecakup visi dari Puskesmas Bungaraya
yaitu Menjadi Puskesmas Dengan
Pelayanan Bermutu dan Mandiri Menuju
Masyarakat Bungaraya Sehat, sehingga
meningkatkan pelayanan bagi pasien.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, akan
mendorong penguatan nilai-nilai organisasi
seorang bidan yang mampu menerapkan
Penguatan Nilai-Nilai nilai-nilai ANEKA maka akan dapat
Organisasi melakukan konseling guna meningkatkan
pengetahuan ibu nifas tentang teknik
menyusui yang benar secara professional
dan responsif.

Tabel 2.7 kegiatan 5


Kegiatan 5. Melakukan Monitoring dan Evaluasi tentang Teknik
Menyusui yang Benar
Melakukan Monitoring dan Evaluasi
tentang teknik menyusui yang benar
Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi
tantang teknik menyusui yang benar,
memberi manfaat kepada petugas dan
pasien yakni, bagi petugas mendapatkan
Kegiatan
evaluasi keadaan pasien setelah diberikan
5
konselling. Pada pasien memberikan
pengaruh baik terhadap kesehatannya yakni
terlaksananya pemberian ASI secara baik
dan bayi mendapatkan ASI sesuai dengan
kebutuhannya dan di harapkan terwujudnya
ASI ekslusif.
1. Melakukan evaluasi tehadap tindakan
yang telah dilakukan secara mandiri (anti
korupsi) dan bertanggung jawab
(akuntabilitas).
2. Melakukan diskusi bersama rekan sejawat
tentang kendala yang ditemui selama
pelaksanaan edukasi tentang teknik
Tahapan kegiatan
menyusui yang benar ke ibu nifas.
terbuka (akuntabilitas) dan tidak
memaksakan kehendak (Nasionalisme).
3. Mendokumentasikan hasil diskusi untuk
perbaikan dalam bentuk lembar ceklist
dengan cermat (etika publik).
31
Terlaksananya monitoring dan evaluasi
Output/ hasil kegiatan
terhadap kegiatan edukasi kepada ibu nifas
Akuntabilitas, Etika Publik, WOG
Pada tahapan kegiatan pertama, saya akan
melakukan evaluasi terhadap tindakan yang
telah diberikan pada pasien setiap shift
secara kerja sama dengan teman sejawat
(WOG) dan bertanggung jawab
(akuntabilitas). Kemudian, saya akan
mengevaluasi keadaan pasien dengan benar
(etika publik) setelah diberikan edukasi dan
Saya juga akan mencatat semua kegiatan
yang saya lakukan di rekam medis dan
memberikan tanda tangan (akuntabilitas)
sebagai bentuk pertanggung jawaban dari
tindakan kebidanan yang telah dilakukan.
Keterkaitan dengan
substansi mata Akuntabilitas, Nasionalisme
pelajaran (nilai dasar) Kegiatan selanjutnya, saya akan melakukan
diskusi bersama rekan sejawat tentang
kendala yang ditemui selama pelaksanaan
edukasi kepada ibu nifas. terbuka
(akuntabilitas) dan tidak memaksakan
kehendak (Nasionalisme) menggunakan
teknik komunikasi efektif.

Akuntabilitas, Etika Publik


Tahap terakhir, saya akan
mendokumentasikan hasil diskusi untuk
perbaikan dalam bentuk lembar ceklist
dengan cermat (etika publik) untuk melihat
tingkat keberhasilan serangkaian kegiatan ini.

Dengan adanya monitoring dan evaluasi


diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan, dan dapat dijadikan acuan
kedepannya untuk meningkatkan mutu
puskesmas, hal ini sejalan dengan visi
Puskesmas yaitu Menjadi Puskesmas
Kontribusi terhadap
Dengan Pelayanan Bermutu dan Mandiri
Visi dan Misi
Menuju Masyarakat Bungaraya Sehat dan
misi puskesmas yang pertama yaitu
Mewujudkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, profesional, merata dan
terjangkau oleh masyarakat secara efisien
dan efektif.

32
Monitoring dan evaluasi yang menyeluruh
Penguatan Nilai-Nilai diharapkan pasien puas dengan pelayanan
Organisasi yang diberikan, bidan berkerja lebih
professional.

33
F. Schedul Kegiatan
Schedul kegiatan aktualisasi perlu dilakukan agar setiap
kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan secara terstruktur
danterencana. Berikut adalah jadwal kegiatanaktualisasi yangakan
dilaksanakan

Tabel 1.1.Schedul KegiatanAktualisasi

September- November 2021


N Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
KEGIATAN
O 4 1 2 3 4 1
(Sep) (okt) (okt) (okt) (okt) (Nov
Melakukan konsultasi
1 dengan atasan tentang
teknik menyusui yang benar
Membuat kuesioner, leaflet
2 dan poster tentang teknik
menyusi yang benar
Mengisi kuesioner oleh ibu
3 nifas tentang tekinik
menyusui yang benar
Melakukan edukasi kepada
4 ibu nifas tentang teknik
menyusui yang benar
Melakukan monitoring dan
5 evaluasi tentang teknik
menyusui yang benar

Keterangan:
Warna Keterangan
RencanaPelaksanaankegiatan

34

Anda mungkin juga menyukai