Anda di halaman 1dari 11

BAB II LANDASAN TEORI

1. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS


1.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik
tersebut antara lain adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok,
dan pribadi;
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.

Ada 9 (sembilan) indikator untuk menciptakan lingkungan kerja yang


akuntabel yaitu :
1. kepemimpinan
2. transparasi
3. integritas
4. tanggungjawab (resposibilitas)
5. keadilan
6. kepercayaan
7. keseimbangan
8. kejelasan
9. konsistensi

3
1.2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila
adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan
tanah airnya yang di dasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang di arahkan agar
Bangsa Indonesia senantiasa menempatkan Persatuan dan Kesatuan, kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan, menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara,
bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa
rendah diri, mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antar
sesama manusia dan sesame bangsa, menumbuhkan sikap saling mencintai sesame
manusia serta mengembangkan sikap tenggang rasa.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN, bahkan
tidak sekedar wawasan kebangsaan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara.
Nilai-nilai nasionalisme yang sesuai lima sila dalam Pancasila. Yaitu
sebagai berikut :
1. KeTuhanan Yang Maha Esa : religius, toleran, amanah, terpercaya, percaya diri.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab : humanis, tenggang rasa, persamaan
derajat, saling menghormati dan tidak diskriminatif.
3. Persatuan Indonesia : cinta tanah air, rela berkorban, menjaga ketertiban,
mengutamakan kepentingan publik dan gotong royong.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
dan perwakilan : musyawarah atau mufakat, kekeluargaan, menghargai pendapat,
bijaksana.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia : adil, tidak serakah, tolong
menolong, kerja keras dan sederhana.

4
1.3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan
publik. Kode Etik adalah adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku atau etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang di harapkan dapat di pegang
teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarakan Undang-Undang ASN, kode etik dank ode perilaku ASN
yakni sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasam atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika perintah.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efesien.
8. Menjaga agar tidak terjadinya konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapatkan dan mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.

5
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengeni disiplin
pegawai ASN.

1.4. Komitmen Mutu


Komitmen Mutu mengacu kepada ukuran baik dan buruk yang
dipersepsikan oleh individu terhadap nilai suatu produk atau jasa. Dalam
penyelenggaraan pemerintah, mutu sering dikaitkan drngan pelayanan kepada
masyarakat, dengan indikator :
1. Mampu memahami tindakan yang menghargai efektivitas, efisien, inovasi dan
kinerja berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan
publik.
2. Menunjukkan sikap perilaku kinerja kreatif dan inovatif yang berorientasi mutu
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.

Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian targer yang telah


direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas
organisasi bearti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.
Efisiensi diukur dari ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang keluar alur.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi /
perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi disekitarnya.
Demikian juga halnya inovasi dalam pelayanan public mestinya mencerminkan
hasil pemikiran baru yang konstruktif, srhingga akan memotivasi setiap individu
untuk membangun kharakter dan mind set baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme pelayanan publik
yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan tugas rutin.
Tujuan dari adanya komitmen mutu adalah target / kinerja yang
memuaskan. Organisasi dituntut untuk menetapkan perencanaan mutu, termasuk
membuat standar mutu (mulai dari mutu input, proses sampai hasil), yang akan
menjadi pedoman dalam proses implementasi sampai ke pengawasan dan
perbaikan mutu. Adapun yang menjadi nilai dasar dari komitmen mutu yaitu :
Efektif, Efisien, Kreatif, Inovatif dan Berorientasi mutu.

6
1.5. Anti Korupsi
Korupsi adalah melakukan tindak pidana memperkaya diri sendiri yang
secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan/ perekonomian negara.
Selain korupsi, ada perilaku buruk lain yaitu kolusi. Kolusi adalah bentuk
kerjasama antara pejabat pemerintahan dengan oknum lain secara illegal
(melanggar hukum) untuk mendapatkan keuntungan material bagi mereka.
Sedangkan Nepotisme adalah perilaku yang memperlihatkan kesukaan yang
berlebihan kepada kerabat dekat atau kecenderungan untuk mengutamakan sanak
saudara sendiri terutama dalam jabatan dan pangkat di lingkungan pemerintahan.
Dasar hukum perilaku anti korupsi bagi warga negara Indonesia adalah UU
N0. 81 tahun 1981, UU No.31 tahun 1999 dan UU No.20 tahun 2001.Definisi
Korupsi secara gamblang telah diuraikan dengan jelas dalam 13 pasal dalam UU
No.31 tahun 1999 dan UU No. 20 tahun 2001. Berdasarkan pasal-pasal tersebut
korupsi dirumuskan dalam 30 bentuk / jenis tindak pidana korupsi. Ke 30 bentuk /
jenis tindak pidana korupsi tersebut dikelompokkan menjadi 7 kelompok sebagai
berikut :
1. Kerugian Keuangan Negara
2. Suap Menyuap
3. Penggelapan dalam Jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan Curang
6. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
7. Gratifikasi.

KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti
korupsi, yaitu : Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung Jawab, Kerja Keras,
Sederhana, Berani, Adil

1.6. Whole of Goverment (WoG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan

7
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. WoG juga
dipandang menunjukkan atau menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik
bekerja lintas batas dan lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai
respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
Ada 3 (tiga) alasan yang menyebabkan WOG menjadi penting dan tumbuh
sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah, yaitu sebagai
berikut:
1. Faktor eksternal
Seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan, dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang
lebih baik.
2. Faktor internal
Dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari
adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
3. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa.

Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal.
1. Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Salah satu alternatifnya
adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang
ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka
koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.Membentuk lembaga koordinasi khusus
2. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat lebih
tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya.
3. Membentuk gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di
luar struktur formal, yang sidatnya tidak permanen. Pembentukan gugus
tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam
koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk
berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.

8
4. Koalisi sosial
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar
sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam
koordinasi ini.

2.1. Profil Instansi


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat disebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wlayah kerjanya.
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memilki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam menyelenggarakan fungsinya, puskesmas berwenang untuk :
1. Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif.
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
5. Menyelenggrakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama
inter dan antar profesi.
6. Melaksanakan rekam medis.
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan.
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.

9
9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan.

Organisasi Puskemas Paling sedikit terdiri dari :


1. Kepala Puskesmas
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Penanggung jawab UKM
4. Penanggung jawab UKP
5. Penanggung jawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan

2.2. Gambaran Umum UPT Puskesmas Drien Rampak


UPT Puskesmas Drien Rampak adalah Puskesmas yang terletak di Kecamatan
Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat yang merupakan daerah pesisir pantai
dengan luas wilayah 130,06 km² dan jumlah penduduk 11,686 jiwa. Kecamatan
Arongan Lambalek terdiri dari 27 gampoeng dan dibagi menjadi 2 kemukiman yaitu
kemukiman Arongan dan kemukiman Lambalek. Mata pencaharian masyarakat
sebagian besar adalah petani, pedagang dan nelayan.
Batas-batas wilayah kecamatan Arongan Lambalek :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Woyla Barat
2. Sebelah Selatan : Samudera Hindia
3. Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Jaya
4. Sebelah Timur : Kecamatan Sama Tiga
Mengingat luas wilayah, sarana perhubungan dan pendapatan penduduk dalam
wilayah puskesmas, tidak semua penduduk dengan mudah mendapatkan pelayanan dari
puskesmas.Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih luas dan merata hingga ke
seluruh wilayah kerjanya, maka UPT Puskesmas Drien Rampak memiliki fasilitas
penunjang berupa :

10
Tabel Faskesdes UPT Puskesmas Drien Rampak
Nama Faskesdes Letak
4 unit puskesmas pembantu (Pustu) a. Pustu Simpang Peut
b. Pustu Peulanteu
c. Pustu Suak Bidok
d. Pustu Alue Bagok

3 Unit Polindes a. Polindes Rimba Langgeh


b. Polindes Kubu
c. Polindes Gunong Pulo

1 unit Poskesdes Poskesdes Seunebok Teungoh

I unit Posyandu Plus Posyandu Plus Panton Bahagia

2.3. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Drien Rampak

11
2.4. Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai UPT Puskesmas Drien Rampak

1. Visi
Terwujudnya masyarakat Arongan Lambalek sehat dan mandiri serta berwawasan
kesehatan.
2. Misi
a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, dan
berwawasan kesehatan.
b. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan.
c. Meningkatkan pemberdayaan kesehatan masyarakat yang berkesinambungan
d. Menggerakkan peran serta masyarakat dalam pembangunan berwawasan kesehatan
dan kemitraan
e. Mendorong terwujudnya kemandirian untuk hidup sehat
3. Motto
“Melayani dengan Sepenuh Hati”
4. Tata Nilai
“SELAMAT”
S = Salam
E = Empati

12
L = Layak
A = Aktif
M = Mitra
A = Antusias
T = Tepat

2.5. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Terampil UPT Puskesmas Drien Rampak
1. Melaksanakan tugas Asuhan Keperawatan (ASKEP) di dalam gedung maupun di
luar gedung.
2. Berkolaborasi dengan dokter dalam pelayanan pengobatan pasien.
3. Bertanggungjawab atas kebersihan dan penataan ruangan serta bertanggungjawab
atas pemeliharaan dan pengamanan alat-alat medis dan non medis di ruang
perawatan.
4. Membantu kegiatan lintas program antara lain kegiatan pemberantasan penyakit
menular, UKS, penyuluhan kesehatan masyarakat dan kegiatan lapangan lainnya
5. Melaksanakan kegiatan puskesmas di luar gedung.
6. Membantu pelaksanaan posyandu balita.
7. Membantu kepala puskesmas dalam membuat laporan kegiatan.

13

Anda mungkin juga menyukai