Anda di halaman 1dari 13

Tugas: Rangkuman Materi ANEKA

Tutor: Dr. H. Abdul Main, S.Ag., S.S., M.Hum

RANGKUMAN MATERI AKUNTABILITAS

Ahmad Khabibi Dahlan, S.Kom.


(Angkatan IV, Kelompok 1)

Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara

Seorang ASN harus memahami terlebih dahulu wewenang dan


tanggung jawab yang dia emban sebelum melaksanakan tugas
pekerjaannya. Pemahaman mengenai wewenang dan tanggung jawab
tersebut diharapkan mampu menimbulkan penguasaan akan standar
mutu layanan yang melekat pada wewenang yang dimaksud. Hal ini
penting sebab keprimaan pelayanan publik tidak hanya dibebankan pada
pemerintah melainkan juga pada semua komponen yang terlibat dalam
sistem pelayanan publik.

Berdasarkan prinsip pelaksanaan aktualisasi yang memuat nilai-


nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi) yang harus ditetapkan dan ditanamkan pada tiap
ASN, maka penulis merasa perlu menguraikan kelima nilai dasar
tersebut sebagai berikut.

a. Akuntabilitas

Secara umum, akuntabilitas merupakan kewajiban


pertanggung - jawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Aspek-aspek akuntabilitas
antara lain:

1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a


relationship).
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is result
oriented).
3) Akuntabilitas memerlukan adanya laporan (Accountability requires
reporting).
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences).
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance).

Adapun jenis akuntabilitas terbagi menjadi dua, yaitu


akuntabilitas horizontal (horizontal accountability) berupa
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas dan akuntabilitas
vertikal (vertical accountability) berupa pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Nilai-nilai dasar
akuntabilitas memiliki beberapa indikator, antara lain:

1) Kepemimpinan, yaitu pimpinan memberi contoh pada orang lain,


adanya komitmen tinggi untuk melakukan pekerjaan.
2) Transparansi, yaitu keterbukaan informasi akan mendorong
tercapainya akuntabilitas.
3) Integritas, yaitu mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
4) Responsibilitas, yaitu kewajiban bagi setiap individu dan lembaga,
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah
dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas
keputusan yang telah dibuat.
5) Keadilan, yaitu landasan utama dari akuntabilitas yang harus
dipelihara dan dipromosikan karena ketidakadilan dapat
menghacurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja tidak optimal.
6) Kepercayaan, yaitu rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan.
7) Keseimbangan, yaitu keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian yang memiliki.
8) Kejelasan, yaitu mengetahui kewenangan, peran dan tanggung
jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
sistem pelaporan kinerja.
9) Konsisten, yaitu menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan
yang akuntabel.
b. Nasionalisme

Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan terhadap


bangsa dan tanah air Indonesia yang didasarkan pada Pancasila. Nilai-nilai
Nasionalisme sesuai dengan 5 (lima) sila Pancasila, yaitu:

Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa

1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketakwaanya terhadap


Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing- masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Menghormati sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda- beda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhada Tuan Yang
Maha Esa Kepada orang lain.

Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab

1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan


martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna
kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembang sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia

1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan


dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dan pemusyawaratan perwakilan
Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban
yang sama.

1) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.


2) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
3) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
4) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
5) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
6) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
7) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
8) Keputusan yang diambil harus dapat menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
9) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercaya
untuk melaksanakan pemusyawaratan

Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan


sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
2) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
3) Menghormati hak orang lain.
4) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
5) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
8) Suka bekerja keras.
9) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
10) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

c. Etika Publik

Etika publik adalah pencerminan mengenai


standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagai tercantum dalam


undang-undang ASN, yakni sebagai berikut.

1) Memegang teguh ideologi Pancasila.


2) Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 serta pemerintahan yang
sah.
3) Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia.
4) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian .
6) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.
7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
8) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan.

d. Komitmen Mutu

Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan


publik dengan orientasi kualitas hasil pelayanan.Semua bidang
yang menjadi tanggung jawab ASN harus dilaksanakan secara
optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholders.
Aspek utama yang menjadi target stakeholders adalah layanan
yang komitmen pada mutu melalui penyelenggaraan pada
tugas secara efektif, efisien, dan inovatif.

Efektifitas menunjukan ketercapaian target yang telah


direncanakan, baik menyangkut jumlah, mutu maupun hasil
kerja. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang keluar jalur. Inovasi muncul karena adanya
dorongan kebutuhan organisasi perusahaan untuk beradaptasi
dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Nilai-nilai
dasar dari komitmen mutu adalah sebagai berikut.

1) Efektifitas dan efisiensi.


2) Inovasi.
3) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
customers/clients.
4) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga
dan memelihara customers/clients tetap setia.
5) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa
cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
6) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients
maupun perkembangan teknologi.
7) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

e. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari kata latin corruptio yang artinya


secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral dan penyimpangan
dari kesucian.

Langkah untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah


internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup/bekerja dalam
lingkungan yang menjalankan integritas dengan baik.
Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai-nilai dasar
anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikasi yang tinggi
bagi kita. Nilai-nilai dasar anti korupsi penting untuk mencegah
terjadinya korupsi dan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi
yang meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan
dan kontrol kebijakan agar berjalan dengan baik serta
mencegah faktor eksternal penyebab korupsi. Adapun nilai-nilai
dasar anti korupsi adalah:

1) Kejujuran, berasal dari kata jujur berarti lurus hati, tidak


berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat
yang sangat penting dalam kehidupan PNS, tanpa sifat jujur
PNS tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
2) Kepedulian, adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi PNS
dalam kehidupan, baik ditempat kerja maupun di
masyarakat.
3) Kemandirian, dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu tidak tergantung pada orang lain
untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
usahanya sendiri dan bukan atas usaha orang lain.
4) Kedisiplinan, berarti ketaatan kepada peraturan. Manfaat
dari hidup yang disiplin adalah kita dapat mencapai tujuan
hidup dengan waktu yang lebih efisien, dan juga dapat
membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu
kepercayaan.
5) Tanggung jawab, adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Tanggung jawab tersebut berupa
perwujudan dan kesadaran akan kewajiban menerima dan
menyelesaikan semua masalah yang telah diselesaikan.
6) Kerja keras, seorang PNS yang bekerja keras didasari
adanya kemauan, tekad, ketekunan, daya tahan, tujuan
jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, ketabahan,
keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana, setiap PNS sepantasnya memiliki gaya hidup
sederhana, tidak boros, hidup sesuai dengan kemampuan
dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. Konsep hidup
sederhana merupakan parameter penting dalam menjalin
hubungan antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi
permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egois,
dan tidak berlebihan.
8) Keberanian, diperlukan oleh setiap orang untuk mencapai
kesuksesan, mengembangkan keberanian demi
mempertahankan pendirian dan keyakinan harus
mempertimbangkan masalah dengan sebaik-baiknya. Nilai
keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran.
Berani mengakui kesalahan termasuk berani bertanggung
jawab.
9) Keadilan, keadilan terbagi menjadi dua yakni distributif yang
berarti sama rata dan keadilan komutatif yang berarti
mendapat sesuatu sesuai haknya/ tidak sama rata. Nilai
keadilan dapat diwujudkan dalam bentuk memberikan
pujian yang tulus kepada yang berprestasi, memberikan
saran perbaikan dan semangat pada yang tidak berpretasi,
tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang sosial dan
lain-lain.

1. Peran dan Kedudukan PNS dalam Negara Kesatuan Republik


Indonesia
PNS wajib mengetahui peran dan kedudukannya dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar dapat memahami peran dan
kedudukan PNS dalam NKRI.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU
No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a) PNS, merupakan pegawai berstatus tetap dan memiliki Nomor
Induk Pegawai (NIP)
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK),
merupakan pegawai dengan perjanjian kerja sesuai
kebutuhan instansi dalam jangka waktu tertentu.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah dan serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri.
Namun demikian merupakan satu kesatuan.
4) Fungsi pegawai ASN adalah:
a) Pelaksana Kebijakan Publik
b) Pelayan Publik
c) Perekat dan Pemersatu Bangsa
5) Pegawai ASN bertugas:
a) Melaksanakan kebijakan dari Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
c) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik,
dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN
dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah
mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya (Fatimah & Irawati, 2016).

b. Whole of Government
Whole of Governement (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup kordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan-urusan yang relevan (Suwarno. & Sejati, 2016).
Praktek WoG dalam Pelayanan Publik, yaitu:

1) Berdasarkan Jenis
a) Pelayanan yang bersifat administrative
b) Pelayanan jasa
c) Pelayanan barang
d) Pelayanan regulatif
2) Berdasarkan Pola
a) Pelayanan Teknis Fungsional
b) Pelayanan Satu Atap
c) Pelayanan Satu Pintu
d) Pelayanan Terpusat
e) Pelayanan Elektronik
3) Prasyarat Best Practice dan penerapan WoG
a) Budaya dan filosofi
b) Cara Kerja yang Baru
c) Akuntabilitas dan insentif
d) Cara baru Pengembangan Kebijakan, Mendesain Program dan
pelayanan Collegate approach.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
penyelenggara pelayanan publik. Unsur penting pelayanan adalah:

1) Unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan.


2) Unsur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang
atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan.
3) Unsur ketiga, adalah kepuasan yang diterima oleh penerima
layanan (pelanggan).
Menurut Purwanto, dkk., (2016), terdapat 12 unsur
pelayanan publik, yaitu: 1). Kepentingan umum; 2). Kepastian
hukum; 3). Kesamaan hak; 4). Keseimbangan hak dan
kewajiban; 5). Keprofesionalan; 6). Parsitipatif; 7). Persamaan
perlakuan atau tidak diskriminatif; 8). Keterbukaan; 9).
Akuntabilitas; 10). Fasilitas dan perlakuan khusus bagi
kelompok rentan; 11). Ketepatan waktu; 12). Kecepatan,
kemudahan dan keterjangkauan.
Dimensi pelayanan publik yaitu: 1). Ketepatan waktu; 2).
Akurasi; 3). Kesopanan dan keramahan; 3). Tanggung jawab;
4). Kelengkapan; 5). Kemudahan; 6). Variasi model; 7).
Pelayanan pribadi; 8). Kenyamanan (Purwanto, dkk., 2016)

Anda mungkin juga menyukai