Anda di halaman 1dari 14

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Landasan Teori dan Konsep


1. Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negesi Sipil (PNS)
Kemampuan bersikap dan bertindak profesional dalam
mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural
dengan menggunakan perspektif whole of government harus
didasari dengan nilai-nilai dasar PNS berdasarkan kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI pada setiap pelaksanaan tugas
jabatannya sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar PNS
serta kedudukan dan peran PNS dapat dijabarkan sebagai
berikut :
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar,
tetapi tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang
mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu
yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana
cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas
sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut
memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban
untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Nilai
dasar akuntabilitas meliputi:
1) Kepemimpinan;
2) Transparansi;
3) Integritas
4) Tanggung jawab;
5) Keadilan;
6) Kepercayaan;

12
13

7) Keseimbangan;
8) Kejelasan;
9) Konsistensi.

b. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap
pegawai ASN. Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara.
Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi sektoral dangan
mental block-nya, tetapi akan senantiasa mementingkan
kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara.
Nilai-nilai yang senantiasa berorientasi pada
kepentingan publik (kepublikan) mejadi nilai dasar yang
harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Untuk itu pegawai
ASN harus memahami dan mampu mengkatualisasikan
Pancasila dan semangat nasionalisme serta wawasan
kebangsaan dalam Nasionalisme Setiap pelaksanaan fungsi
dan tugasnya, sesuai bidangnya masing-masing. Nilai-nilai
dasar nasionalisme meliputi :
a) Implementasi nilai-nilai Pancasila
Nilai-nilai Nasionalisme sesuai dengan 5 (lima) sila
Pancasila, yaitu:
a. Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya
dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
14

2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap


Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Menghormati sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang
Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaanya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kepada orang
lain.

b. Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
15

3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama


manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa.
5) Mengembang sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian
dari seluruh umat manusia.
10)Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.

c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia


1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan
pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan
bangsa dan negara apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa
4) Mengembangkan rasa kebanggaan
berkebangsaan dan bertanah air indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
6) Memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa.
16

d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dan pemusyawaratan perwakilan
Sebagai warga negara dan warga masyarakat,
setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama.
1) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang
lain.
2) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
3) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
4) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap
keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
5) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab
menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
6) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
7) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan
sesuai dengan hati nurani yang luhur.
8) Keputusan yang diambil harus dapat menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
9) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercaya untuk melaksanakan pemusyawaratan
17

e Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat


Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotong-royongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar
dapat berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha
yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang
bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan
dengan atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10)Suka menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
11)Suka melakukan kegiatan dalam rangka
mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

b) ASN sebagai pelaksana kebijakan publik


1) Berintegritas tinggi;
2) Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak
korupsi, transparan, akuntabel, dan memuaskan
publik;
18

3) Mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat


luas;
4) Mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.

c) ASN sebagai pelayan public


1) Profesional
2) Yang melayani public
3) Berdasarkan SPP
4) Memenuhi hak-hak pelanggan (Pasal 18 UU No. 25
Tahun 2009);
5) Berintegritas tinggi

d) ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa


1) Pemersatu bangsa (dilandasi nilai-nilai semangat
Sumpah Pemuda dan Bhinneka Tunggal Ika);
2) Menjaga kondisi damai.

c. Etika Publik
Merupakan refleksi atas standar atau norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan,
perilaku untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai
dasar etika publik meliputi:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila;
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta
pemerintahan yang sah;
3) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
4) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak;
19

5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;


6) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang
luhur;
8) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik;
9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
dan program pemerintah;
10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun;
11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai;
14) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
15) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karier.

d. Komitmen Mutu
Merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas dari hasil pelayanan. Adapun nilai-
nilai komitmen mutu diantaranya mengedepankan komitmen
terhadap kepuasan klien dan menghasilkan produk/jasa
yang berkualitas tinggi: tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan
tidak ada pemborosan. Nilai-nilai dasar komitmen mutu
meliputi:
1) Efektivitas dan efisiensi;
2) Inovasi ;
3) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
customers/clients;
20

4) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk


menjaga dan memelihara agar customers/clients tetap
setia;
5) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi:
tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada
pemborosan;
6) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik
berkaitan dengan pergeseran tuntutan kebutuhan
customers/clients maupun perkembangan teknologi;
7) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan;
8) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan
melalui berbagai cara, antara lain: pendidikan,
pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan
benchmark.

e. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang
dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau
tindakan yang melawan norma-norma dan memiliki tujuan
memperoleh keuntungan pribadi serta merugikan negara.
Nilai-nilai dasar anti korupsi meliputi:
1) Jujur;
2) Tanggung jawab;
3) Mandiri;
4) Kerja keras;
5) Sederhana;
6) Disiplin;
7) Berani;
8) Peduli;Adil.
21

2. Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan


Republik Indonesia
Membentuk Pegawai Negeri Sipil yang profesional yang
mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan
masyarakat diperlukan juga pembentukan karakter yang
didasarkan pada nilai-nilai kedudukan dan peran Pegawai
Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
sehingga terealisasikan. Nilai-nilai dasar selain ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi) meliputi Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan
Whole of Goverment, pejabaran ketiga nilai dasar tersebut
sebagai berikut:

a. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah suatu kegiatan atau
serangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Adapun nilai-nilai pelayanan publik yang
berlaku sebagai berikut:
1) Partisipasif
2) Transparansi
3) Responsif
4) Efektif dan efisien
5) Tidak diskriminatif
6) Mudah dan murah
7) Aksebilitas
8) Akuntabel
9) Berkeadilan.
22

b. Manajemen ASN
Seorang Aparatur Sipil Negara mempunyai peran
yang amat penting dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Berbagai tantangan yang dihadapi oleh
Aparatur Sipil Negara dalam mencapai tujuan tersebut
semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar maupun
dalam negeri yang menuntut Aparatur Sipil Negara untuk
meningkatkan profesionalitasnya.
Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi
menjadikan aksesibilitas semakin mudah. Dalam
kenyataannya birokrasi pemerintahan masih menjadi
hambatan dalam pembangunan, yang ditandai dengan
masih rendahnya kinerja pelayanan dan masih tingginya
angka korupsi di Indonesia. Selain menghadapi
permasalahan internasional, birokrasi pemerintah juga masih
dihadapkan kepada permasalahan dalam negeri seperti
pelayanan kepada masyarakat yang kurang baik, politisasi
birokrasi terutama terjadi semenjak era desentralisasi dan
otonomi daerah, karena birokrasi belum profesional untuk
dapat menjalankan tugas dan fungsinya.
Mewujudkan birokrasi yang profesional dalam
menghadapi tantangan-tantangan tersebut, pemerintah
melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola
aparatur sipil negara menjadi semakin profesional, agar
mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang
berkualitas bagi masyarakat.

c. Whole of Goverment
Whole of Goverment adalah bentuk integrasi aksi dari
pemerintah dalam rangka melakukan pelayanan kepada
23

masyarakat, maknanya saat ini pemerintah sudah


memberikan pelayanan dari tiap organisasi sektor publik
atau organisasi pemerintah kepada masyarakat. Whole of
Goverment memberikan pelayanan kepada masyarakat dari
semua sektor publik untuk menjadi satu kesatuan.
Tujuan diperlukannya satu kesatuan tersebut yaitu
dalam rangka meningkatkan kepuasan pelayanan terhadap
masyarakat. Mengintegrasikan setiap layanan dari sektor
publik (layanan lembaga pemerintah) menjadi satu kesatuan
maka diperlukan adanya indikator kepuasaan masyarakat
yaitu layanan lebih mudah, cepat, tepat dan akurat serta
mengetahui dan memahami setiap kebutuhan masyarakat.

3. Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang
pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 tentang
standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit, pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai terdiri dari:
1) Pemilihan;
2) Perencanaan kebutuhan;
3) Pengadaan;
4) Penerimaan;
5) Penyimpanan;
6) Pendistribusian;
7) Pemusnahan dan penarikan;
8) Pengendalian
9) Administrasi.
24

4. Obat Expired Date


Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Expired Date atau kedaluwarsa adalah Batas kedaluwarsa obat
yang  ditetapkan berdasarkan uji stabilitas yang dilakukan pada
suhu dan kondisi sesuai dengan kondisi ideal penyimpanan
obat. Lamanya kedaluwarsa dihitung sejak tanggal obat
diproduksi hingga waktu uji terakhir dimana obat tersebut
dinyatakan masih memenuhi persyaratan mutu atau lamanya uji
stabilitas obat yang datanya tersedia dengan hasil obat
memenuhi syarat.
Menurut CDOB (Cara Distribusi Obat Yang Baik), untuk
mencegah obat kedaluwarsa adalah sebagai berikut:
1) Tahap penerimaan: obat dan/atau bahan obat tidak boleh
diterima jika expired date, atau mendekati tanggal expired
date sehingga kemungkinan besar obat dan/atau bahan obat
telah expired date sebelum digunakan oleh konsumen .
Nomor bets dan tanggal expired date obat dan/atau bahan
obat harus dicatat pada saat penerimaan, untuk
mempermudah penelusuran.
2) Tahap penyimpanan: harus diambil langkah-langkah untuk
memastikan rotasi stok sesuai. Obat dan/atau bahan obat
yang expired date harus segera ditarik, dipisahkan secara
fisik dan diblokir secara elektronik. Penarikan secara fisik
untuk obat dan/atau bahan obat expired date harus
dilakukan secara berkala dengan tanggal kedaluwarsa obat
dan/atau bahan obat mengikuti kaidah First Expired First Out
(FEFO).
25

5. Sistem Penyimpanan FIFO (First In First Out) dan FEFO


(First Expired First Out)
1) Sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First
Out)
Sistem penyimpanan obat di Gudang Instalasi
Farmasi menggunakan gabungan antara metode FIFO dan
metode FEFO. Metode FIFO (First in First Out), yaitu obat-
obatan yang baru masuk diletakkan di belakang obat yang
terdahulu, sedangkan metode FEFO (First Expired First Out)
dengan cara menempatkan obat-obatan yang mempunyai
expired date lebih lama diletakkan di belakang obat-obatan
yang mempunyai expired date lebih pendek. Proses
penyimpanannya memprioritaskan metode FEFO(First
Expired First Out), baru kemudian dilakukan metode FIFO
(First in First Out). Barang yang expired date -nya paling
dekat diletakkan di depan walaupun barang tersebut
datangnya belakangan. Sistem penyimpanan dikelompokkan
berdasarkan jenis dan macam sediaan, yaitu:
a) Bentuk sediaan obat (tablet, kapsul, sirup, drop,
salep/krim, injeksi dan infus)
b) Bahan baku
c) Nutrisi
d) Alat-alat kesehatan
e) Gas medik
f) Bahan mudah terbakar
g) Bahan berbahaya
h) Reagensia
i) Film Rontgen

Anda mungkin juga menyukai