Anda di halaman 1dari 11

Lima kunci pokok untuk memahami p4, yang secara terurai adalah sebagai berikut:

1. Penuntun sikap dan tingkah laku manusia indonesia

Pancasila yang telah di terima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum pada undang undang dasar 1945 adalah jiwa selueuh rakyat indonesia serta
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa kita, yang telah dapat mengatasi
percobaan dan ujian sejarah sehingga kita meyakini sedalam dalamnya akan
keampuhan dan kesaktiannya.

2. Manusiawi

Setiap manusia mempunyai keinginan untuk mempertahankan hidup dan


mengejar kehidupan yang lebih baik. Ini merupakan naluri yang kuat dalam hidup
manusia. Dan seperti di isyaratkan oleh ketetapan MPR Nomor 11/MPR/1978, maka
pancasila yang bulat dan utuh memberi keyakinan kepada rakyat dan bangsa
indonesia bahwa kebahagian hidup akan tercapai apabila didasarkan atas keselarasan
baik kehidupan manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan
masyarakat, dalam hubungan dengan alam, dalam hubungan bangsa dengan bangsa,
dalam hubungan manusia dengan tuhan maupun dengan mengejar kemajuan lahiriah
dan kebahagiaan rohaniah.
Pancasila menempatkan manusia dalam keluhuran harkat dan martabatnya
sebagai mahluk Tuhan yang mahaesa. Manusialah yang menjadi titik tolak dari usaha
kita memahami manusia itu sendiri.

3. Kodarat Manusia

Manusia tidak diciptakan dengan susunan tubuh yang dapat melakukan


fungsinya untuk menyesuaikan dirinya secara langsung dan sempurna kepada
lingkungannya, sehinggamanusia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya

4. Pandangan pancasila terhadap hubungan manusia dengan masyarat

Ada beberapa pandangan pokok mengenai hubungan manusia di masyarakat,


pandangan satu memberikan arti yang sangat kuat kepada manusia sebagai pribadi
dan pandangan itu memberikan bobot yang berlebihan kepada masyarakat, sehingga
kedudukan manusia dalam pandangan ini tidak dari sekedar nomor serta kehilangan
kepribadiaannya.
Dalam pandamgan pancasila, maka hubungan sosial dan selaras, serasi, dan
seimbang antara individu dengan masyarakatnya tidaklah netral, melainkan di jiwai
oleh nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila dalam pancasila sebagai kesatuan.

5. Pengadilan diri: pangkal tolak penghayatan dan pengamalan pancasila


Dalam masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ragam coraknya itu
kemauan dan kemampuan mengendalikan diri dan kepentingan adalah suatu sikap
yang mempunyai arti yang sangat penting dan bahkan menjadi sesuatu yang sangatdi
harapkan, yang pada gilirannya menumbuhkan kesinambungan dan stabilitas
masyarakat. Pandangan sosial yang berdiri atas paham keseimbangan tidaklah
mengingkari bahwa manusia itu senantiasa bergerak, berubah, dan berkembang,
bahwa maysarakat itu dinamis.
Karena berpangkal tolak penghayatan dan pengamalan pancasila ialah
kemauan dan kemampuan manusia Indonesia dalam mengendalikan diri dan
kepentingan agar dapat melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara dan warga
masyarakat.
Dengan kesadaran dan berpangkal tolak yang demikian tadi, sikap hidup
manusia pancasila adalah:
a) Kepentingan pribadinya tetap di letakan dalam rangka kesadaran
kewajibannya sebagai mahluk sosial dalam kehidupan masyarakatnya.
b) Kewajiban sebagai masyarakat dirasakan lebih besar dari pada kepentingan
pribadinya.
Pengenalan pancasila tidak lain bertujuan untuk mewujudkan
kehidupan pribadi dan kehidupan bersama yang kita cita-citakan, kehidupan
yang kita anggap baik. Dan untuk merasakan untuk merasakan kehidupan
yang kita anggap baik itulah tujuan akhir dari pembangunan bangsa dan
negara kita.

Ekaprasetia Pancakarsa

Ekaprasetia Pancakarsa berasal dari bahasa sansekerta secara harfiah eka


berarti satu atau tunggal prasetya berarti janji atau tekad, panca berati lima
karsa berarti kehendak yang kuat. Dengan demgan demikian Ekaprasetia
Pancakarsa berarti tekad yang tunnggal untuk melaksanakan lima kehendak. Dalam
hubungannya dengan ketetapan MPR Nomor 11/ MPR/1978 maka lima kehendak
yang kuat itu untuk melaksanakan kelima sila dari pancasila. Di katakan tekad yang
tumggal karena tekad itu sangat kuat dan tidak tergoyakan lagi.
Di samping arti harfiah seperti yang di uraikan di atas, maka yang lebih
penting adalah memahami Ekaprasetia Pancakarsa dari kedalaman semangat dan
maksudnya
Karena merupakan tekad, maka janji dalam Ekaprasetia Pancakarsa lebih
merupakan tekad yang tumbuh dari kesadaran sendiri.

Pengertian Pancasila
Ketetapan MPR Nomor 11/MPR/1978 yang juga di sebut Eksprasetia
Pancakarsa, memberi petunjuk-petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalaman kelima
sila dari pancasila sebagai berikut:
a) Sila ketuhanan Yang Maha Esa
1) Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradap
2) Hormat-menghormati dan bekerja sama antar pemeluk dan penganut
kepercayaan-kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup.
3) Saling menghargai kebebasan menjalan ibadah sesuai dengan ibadah
dan kepercayaannya
b) Sila kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui persamaan derajat, persamaan baik dan persamaan
kewajiban antar sesama manusia
2) Saling mencintai sesama
3) Mengembangkan sikap tenggang rasa
4) Tidak semena mena terhadap orang lain
5) Menjuanjung tinggi nilai kemanusiaan
6) Gemar melakukakan kegiatan kemanusiaan
7) Berani membela kebenaran dan keadilan
8) Bangsa indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari umat manusia
dan bekerja sama dengan bangsa lain
c) Sila pesatuan indonesia
1) Menempakan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
3) Cinta tanah air dan bangsa
4) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
5) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhineka Tunggal Ika
d) Sila kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
1) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat di liputi poleh semangat
kekeluargaan
5) Dengan iktikad baik dan rasatanggung jawab untuk memerima dan
melaksanakan hasil musyawarah
6) Musyawarah di lakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur
7) Keputusan yang diambil harus dapat di pertanggung jawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia serta nilai nilai kebenaran dan keadilan
e) Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan perbuatan yang luhur yang mencerminkan
sikap dan suasasana kekeluarkaan dan gotong royong
2) Bersikap adil
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4) Menghormati hak hak orang lain
5) Suka memberi pertolongan kepeda orang lain
6) Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain
7) Tidak bersikap bosan
8) Tidak bergaya hidup mewah
9) Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
10) Suka bekerja keras
11) Menghargai hasil karya orang lain
12) Bersama sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial

Pola Pelaksanaan P4

Setelah kita memiliki P4, maka agar pancasila maka agar pancasila benar-benar terasa
dalam kehidupan sehar-hari dan dengan demikian sekaligus melestarikan pancasila maka kita
perlu melaksanakan P4 dengan mendarahdagingkan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila dan sudah terperinci dalam P4.

Mendarahdagingkan P4 adalah proses pendidikan dalam arti luas, oleh karna itu usaha
kita ke arah ini perlu dilakukan secara sadar, teratur, dan terencana sehingga tingkah laku kita
beranjak ke arah penghayatan dan pengamalan pancasila

1. Pancasila sebagai moral pembangunan

Dengan bekal pembekalan penghayatan pancasila dan dengan pengalaman pancasila


oleh setiap manusia Indonesia, maka gerak pembangunan yang kita lakukan bersama-sama
akan berjalan lulur dan tiba dengan selamat kepada tut wuri handayani yang berarti
pemimpin harus mampu mendorong orang-orangvyang di asuhnya.

2. Dengan prinsip kepemimpinan

Norma norma kepemimpinan lain yang mendukung pelaksanaan prisip kepemimpinan


dan harus sesuai dengan nilai pancasila ialah berwibawa ( terutama karena integritas
pribadinya yang di jiwai oleh nilai-nilai luhur pancasila), jujur, terpercaya, bijaksana,
mengayomi, berani mawas diri, berjiwa besar dan mempunyai rasa ingin tau yang tinggi

3. Pola pelaksanaan P4

Untuk melaksanakan P4 perlu usaha yang di lakukan secara berencana dan terarah,
berdasarkan suatu pola. Tujuannya adalah agar pancasila sungguh-sungguh dihayati dan
diamalkan oleh segenap warga negara.

Berdasarkan pola tersebut diharapkan lebih teratur usaha usaha


Pembinaan manusia indonesia agar menjadi insan insan pancasila
Pembangunan bangsa untuk mewujudkan masyarakat pancasila

Kedua hal tersebut tidaklah dapat dipisahkan satu sama lain. Keduanya sama-sama
saling mempengaruhi dan saling mendukung

Masalah pembinaan insan pancasila lebih pancasila lebih menyangkut bidang


pendidikan. Lewat pendidikan diharapkan anak-anak didik menyerap nilai-nilai moral
pancasila. Nilai-nilai moral pancasila tidak untuk sekedar dipahami melainkan untuk dihayati,
oleh karena itu penyerapan nilai moral pancasila bukan memalui prosen indoktrinasi.

Sasaran pelaksanaan P4 perseorangan, keluarga, dan masyarakat, baik dilingkungan


tempat tinggal masing-masing maupun tempat lingkungan bekerja

a. Jalur-jalur digunakan

1) Jalur pendidikan
Dalam pelaksanaan P4, maka peranan pendidikan sangat penting, baik
pendidikan disekolah (formal) dan pendidikan diluar sekolah (informal)yang
terlaksana didalam keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

a) Keluarga

Keluarga pancasila yang menjadi wadah insan pancasila sekaligus menjadi


pangkal pembentukan insan pancasila penghayatan dan pengamalan pancasila perlu di
tanam, di pupuk dan dikembangkan dalam diri anak anak sejak kecil. Ini menuntut
suasana suasana rumah tangga yang harmonis sesuai dengan nilai luhur pancasila yang di
laksanakan dalam kehidupan sehari-hari

b) Sekolah

Semua unsur dalam lembaga pendidikan formal dalam tindak tanduknya


mencerminkan nilai-nilai luhur pancasila. Para guru yang menjadi contoh teladan
hendaknya menghayati dan mengamalkan pancasila. P4 perlu di integrasikan kedalam
kurikulum. Namun yang terpenting adalah terciptanya suasana belajar yang di dasari oleh
nilai-nilai pancasila.

c.) Lingkungan

pengaruh lingkungan dalam terhadap pertumbuhan generasi muda sangat


besar, oleh karena itu maka lingkungan masyarakat perlu di bina dengn sungguh
sungguh .agar menjadi tempat yang subur dalam pelaksanaan P4

2) Jalur Media Masa


P4 melalui media masa dapat juga digolongkan sebagai salah satu aspek jalur
pendidikan dalam arti luas namun peran media sedemikian pentingnya sehingga perlu
dapat penonjolanya sebagai jalur tersendiri dalam konteks tradisional media yang
dapat digunakan untuk penyebaran P4 yaitu pewayangan dan kesenian rakyat dalam
konteks modern kita dapat menggunakan radio media cetak dan lain sebagasinya
untuk menyebarkan P4

3) Jalur organisasi partai politik

Sesuai dengan tekad untuk menjunjung tinggi demokrasi dan menegakan


kehidupan kontitusional hendaknya organisasi parpol dapat menjadi salah satu wadah
untuk menjalankan P4 sehingga selain menjadi rekrutmen politik partai politik juga
dapat di jadikan sebagai tempat untuk sosialilsasi P4 sehingga pancasila menjadi
lestari di negri ini.

1. Fungsi Undang-Undang 1945

Dalam hal ini undang-undang juga memiliki fungsi sebagai alat kontrol, alat
mengecek apakah norma hukum yang lebih rendah yang berlaku itu sesuai atau tidak
dengan ketentuan undang-undang dasar.

Di sampingnya masih ada hukum dasar yang lain, ialah hukum dasar yang tertulis
yaitu yang menurut penjelasan undang-undang dasar 1945 merupakan aturan-aturan dasar
yang timbul dalam praktek penelenggaraan negara meskipu tidak tertulis aturan-aturan
semacam itu disebut Konvensi

Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dijelaskan oleh pembentukan undang-


undang dasar mengapa Undang-Undang Dasar 1945 bersifat singkat, hanya memuat 37
pasal di tambah empat pasal aturan peralihan dan dua ayat aturan tambahan sifat yang
singkat dari undang-undang dasar itu juga dikemukakan dalam penjelasan bahwa

1) Undang-undang dasar itu sudah cukup apabila telah memuat aturan-aturan pokok saja,
hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negarauntuk menyelenggarakan tugasnya
2) Undang-undang dasar yang singkat itu menguntungkan bagi negara Indonesia ini,
yang masih harus terus berkembang, harus terus hidup secara dinamis masih terus
akan mengalami perubahanperubahan. Dengan atura-aturan tertulis, yang hanya
memuat aturan-aturan pokok itu akan merupakan aturan yang luwes, kenyal, tidak
mudah ketinggalan zaman

2. Hubungan Pancasila dengan Undang-Undang Dasar 1945

Dalam bagian pembukaanya terdapat pokok-pokok pikiran tentang kehidupan


bernegara, bermasyarakat yang tidak lain adalah pancasila pokok-pokok pancasila itulah yang
diwujudkan dalam pasal-pasal Undang Undang dasar 1945 yang merupakan aturan-aturan
pokok dalam garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah dan lain-lain
penyelenggara untuk melaksanakan tugasnya

Menurut penjelas UUD 1945 pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana


kebatinan dari undang undang dasar Negara Indonesia dan mewujudkan cita-cita hukum yang
menguasai hukum dasar negara baik hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis
pokok-pokok pikiran itu di jelmakan dalam pasal-pasal Undang-Undang dasar itu.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa suasana kebatinan UUD 1945 dan
cita-cita hukum UUD 1945 tidak lain adalah bersumber pada atau dijiwai oleh dasar falsafah
Negara Pancasila. Di sinilah arti dan fungsi pancasila sebagai dasar negara.

Pembukaan UUD 1945 yang memuat dasar falsafah negara Pancasila adalah merupakan satu
kesatuan nilai dan norma yang tidak dapat dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dalam
batang tubuh UUD 1945.

Undang-undang dasar bukanlah hukum dasar biasa melaikan sumber dari segala
sumber hukum. Setiap produk hukum misalnya Undang-undang, peraturan pemerintah,
bahkan setiap peraturan yang lebih tinggi. Yang pada akhirnya dapat dipertanggung jawabkan
pada ketentuan UUD 1945

Pembukaan UUD 1945, Undang-Undang Dasar 1945 itu sendiri ialah bahwa
pembukaan Undang-Undang Dasar mengandung pokok-pokok pikiran yang pokok pokok
pikiran, yang pokok pokok pikiran itu di ciptakan oleh Undang-Undang Dasar dalam pasal-
pasalnya.

UUD 1945 yang hanya terdiri dari 37 pasal ditambah dengan empat asal aturan
peralihan dan dua ayay aturan tambahan, maka UUD 1945 termasuk singkat dan bersifat
fleksibel undang-undang yang singkat itu sangat menguntungkan bagi negara seperti
Indonesia ini yang masih harus berkembang secara dinamis, sehingga dengan aturan-aturan
pokok itu merupakan aturan yang luwes kenyal dan tidak ketinggalan zaman sedangkan
aturan yang menyelenggarakan aturan-aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang
yang lebih mudah caranya membuat, mengubah dan mencabut oleh karena itu semakin supel
aturan itu semakin baik

3. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

Pembukaan yang terdiri dari empat alinea itu masing-masing arti dan makna yang
sangat dalam, mempunyai nilai yang universal dan lestari. Pembukaan Undang-Undang dasar
tidak boleh diubah oleh siapapun. Dasar hukumnya adalah Tap MPR No XX/MPR/1966,
V/MPR/1973, III/MPR/1981
Makna alenia-alnia pembukaan UUD 1945

Alenia pertama berbunyi : Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala
bangsa dan ole sebab itu maka penjajajahan diats dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan prikemanusiaan dan prikeadilan . Hal ini menggambarkan keteguhan dan kuatnya
bangsa Indonesia menghadapi masalah kemerdekaan melawan penjajahan.

Dengan pernyataan ini bukan Cuma bangsa Indonesia bertekad untuk merdeka, tetapi
juga akan berdiri di barisan paling depan untuk menentang dan menghapuskan diatas dunia.
Ini berarti bahwa setiap hal yang bertentangan atau tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan
prikeadilan juga harus secara sadar di tentang oleh bangsa Indonesia.

Alinea keedua berbunyi: dan perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah


kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentaosa mengantarkan rakyat Indonesia
kedepan pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu , berdaulat,
adil, dan makmur. Hal ini menujukan kebanggan dan penghargaan kita atas perjuangan
bangsa Indonesia selama itu. Ini berarti adanya rasa kesadaran bahwa keadaan sekarang tidak
dapat dipisahkan dari keadaan kemarin, dan langkah yang kita ambil sekarang akan
menentukan keadaan dimasa yanfg akan datang.

Alinea ketiga berbunyi Atas berkat rahmat Allah yang Maha kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyak
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaanya. Hal ini merupakan penegasan kembali
apa yang menjadi motivasi rill dan materill bangsa Indonesia untuk menyatakaan
kemerdekaanya dan juga menjadi keyakinan dan kepercayaan menjadi motivasi spritualnya,
bahawa maksud dan tindakannya menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah yang
Mahakuasa. Ini adalah suatu gambaran bahwa bangsa Indonesia mendabakan kehidupan yang
berkesinambungan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.

Alinea keempat berbunyi: Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu


Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yangberkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan berasab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwa-kilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan srosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

4. Empat pokok pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 memiliki fungsi atau hubungan langsung dengan UUD 1945
itu sendiri, ialah bahwa pembukaan UUD 1945 menandung pokok-pokok pikiran yang
diciptakan dan dijelaskan dalam Batang Tubuh UUD 1945 yaitu dalam pasal-pasalnya
4 pokok pikiran tersebut diurutkan sebagai berikut :

a. Pokok pikiran Pertama: Negara-begitu bunyinyamelindungi segenap bangsa


Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk berdasar atas persatuan
mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam Pembukaan ini, diterima
aliran pengertian Negara persatuan, Negara yang melindungi dan meliputi segenap
bangsa seluruhnya. Jadi, Negara mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala
paham perseorangan. Negara menurut pengertian Pembukaan itu menghendaki
persatuan menghendaki persatuan yang meliputi segenap bangsa Indonesia. Inilah suatu
dasar Negara yang tidak boleh dilupakan.

b. Pokok pikiran Kedua : Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi social bagi
seluruh rakyat. Hal ini merupakan pokok pikiran keadilan social. Pokok pikiran yang
hendak diwujudkan oleh Negarabagi seluruh rakyat ini didasarkan pada kesadaran bahwa
manusia Indonesia mempunyai hak dankewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan social dalam kehidupan masyarakat.

c. Pokok pikiran Ketiga : Negara yang berkedaulatan rajyat berdasar atas kerakyatan
dan permisyawaratn/perwakilan. Oleh karena itu, sisten negara yang terbentuk dalam
UUD 1945 harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasar atas
permusyawaratn/perwakilan. Memang aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat
Indonesia. Ini adalah pokok pikiran kedaulatan rakyat, yang menyatakan bahwa
kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.

d. Pokok pikran Keempat : Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, UUD 1945 harus
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara Negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral
rakyat yang luhur. Hal ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan yang adil dan beradab.

5. Melaksanaakan Mekanisme Kepemimpinan Lima Tahun

Sebagaimana telah disebutkan dalam UUD 1945: Kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR ( pasal 1 ayat 2 UUD 1945) maka suatu unsure untuk
mewujudkan suatu demokrasi Pancasila harus dilakukan. Untuk itulah pemerintah orde baru
yang telah bertekad untuk mewujudkan kehidupan kostitusional yang berangkat dari
perwujudan demokrasi yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Mekanisme itulah yang
kemudian mempunyai kalender konstitusional yang mempunyai siklus sebagai berikut

Pertana : karena kedaulatan berada ditangan rakyat ,dan dijalankan sepenuhnya oleh
MPR sedikit-dikitnya bersidang satu kali dalam lima tahun sekali makia harus
dilakukan pemilihan umum yang diikuti oleh seluruh rakyat. Dengan hasil
Pemilihan Umum inilah kemudian dibentuk MPR yang anggotanya terdiri atas
anggota DPR yang terpilih dalam PEMILU ditambah dengan utusan daerah
dan golongan.

Kedua: Sidang umum MPR kemudian 1. Menetapkan garis-garis besar haluan Negara
(GBHN) 2. Memilih Presiden sebagai mandataris MPR serta Wakil Presiden,
dengan tugas melaksanakan GBHN dan ketetapan MPR lainnya

Ketiga: Presiden/mandataris MPR dengan di bantu oleh wakil presiden dan para
Mentri menjelaskan GBHN dalam program pembangunannya untuk
dilaksanakan, kemudian di pertanggung jawabkan kepada pemberi mandat
yakni MPR Karena itulah karena hubungannya dengan mekanisme ini
presiden juga bertugas untuk membentuk lembaga tinggi Negara yakni DPA
dan BPK berdasarkan UU yang telah di setujui oleh DPR melaksanakan
pemilu untuk periode berikutnya agar mekanisme lima tahun ini terus berjalan
dan menjadi cirikhas dari berjalannya konstitusi kita

Keempat: Presiden/Mandataris MPR dibantu Wakil Presiden dan Mentri-mentri yang


diangkat bertanggung jawab kepada presiden menjalankan tugasnya
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan GBHN yang akan
dipertanggung jawabkan kepada siding umum MPR oleh Presiden pada masa
akhir jabatannya

Berikut adalah tugas Presiden/Mandataris MPR

a. Membentuk (mengangkat anggota-anggota) lembaga tinggi Negara DPA dan BPK


sesuai dengan ketentuan Undang-Undang yang berlaku

b. Melaksanakan pemilu tepat pada waktunya untuk membentuk DPR dan MPR
yang baru nantinya

c. Mengajukan APBN setiap tahun tepat pada waktunya dalam rangka melaksanakan
GBHN Sesuai GBHN yang sekarang maka presiden yang terpilih harus menyusun
lepelita IV

d. Membuat Undang-Undang atas persetujuan DPR dalam rangka melaksanakan


UUD 1945 dan GBHN

e. Dan seterusnya

DPR (setelah setelah selesai siding umum MPR) melaksanakan tugasnya mengawasi
pelaksanaan tugas presiden, baik melalui hak budget menyetujui APBN setiap tahunnya,
memberikan persetujuan atas RUU dengan prasarana-prasarana lainnya
Demikian juga lembaga Negara lainnya melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan UUD 1945 dan UU yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai