DAN PENGAMATAN
PANCASILA
A. PENGAMALAN PANCASILA
Sejak proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945, tercatat
berbagai peristiwa dan pergolakan politik sampai dengan
pemberontkan-pemberontakan bersenjata. Semua itu
apabila dikaji secara mendalam lagi, memiliki suatu tujuan
yang sama yaitu untuk menggolakkan pancasila sebagai
dasar negara dan mengganti dengan dasar negara yang lain.
Kekuatannya terletak pada keyakinan akan kebenaran
pancasila sebagai dasar negara. Sedangkan kelemahannya
terletak karena belum adanya penghayatan dan pengmalan
pancasila pada masing-masing individu.
a. Latar Belakang Perlunya P4
• Awalnya presiden menerapkan suatu wacana untuk dibuatnya suatu peraturan yang dapat
memperkuat jati diri bangsa.
• Merupakan tonggak penting upaya bangsa kita untuk membangun bangsa berdasarkan
pandangan hidup Pancasila dan P4 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang telah
disepakati secara nasional. P4 sebagai wujud kesepakatan nasional untuk menghayati dan
mengamalkan Pancasila itu, memerlukan cara pemahaman yang benar dan tepat.
• Perlunya P4 karena merosotnya nilai-nilai pancasila sebagai jadi diri bangsa
• Seandainya saja Bangsa Indonesia benar-benar meresapkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila, tentunya degradasi moral dan kebiadaban masyarakat kita dapat
diminimalisir. Kenyataannya sekarang yaitu setelah era reformasi, para reformator alergi
dengan semua produk yang berbau orde baru termasuk P4 sehingga terkesan
meninggalkannya begitu saja. Belum lagi saat ini jati diri Indonesia mulai goyah ketika
sekelompok pihak mulai mementingkan dirinya sendiri untuk kembali menjadikan negara
ini sebagai negara berideologi agama tertentu.
• sebagian dari kita tidak bisa menyebutkan dengan benar kelima sila dari Pancasila.
Apalagi disuruh menyebutkan 45 butir pengamalan Pancasila seperti yang tertuang dalam
P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) pada Tap MPR No. II/MPR/1978.
C. Butir – Butir P4
a. Pengertian
UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis yang memuat dasar dan
garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara. UUD 1945 adalah
produk hukum yang disusun oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan kemudian ditetapkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945. Pada saat
ini UUD 1945 telah mengalami empat kali amandemen (pengubahan) yang
dilakukan oleh MPR. Sistematika UUD 1945 terdiri atas Pembukaan dan
Batang Tubuh. Batang Tubuh terdiri atas 16 bab, 37 pasal dengan 36 pasal
tambah an, 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Pasal-
pasal dalam UUD 1945 memuat aturan-aturan pokok bernegara dan
dijabarkan kembali dengan peraturan lain yang lebih rendah. UUD 1945
menempati kedudukan tertinggi sebagai hukum di Negara Indonesia.
Kedudukan UUD 1945
UUD 1945 sangat berperan penting sebagai konstitusi bagi jalannya kehidupan negara.
Oleh karena itu, UUD 1945 memiliki kedudukan pokok sebagai berikut:
1. Sebagai hukum dasar
Hukum dasar adalah aturan-aturan dasar yang dipakai sebagai landasan dasar dan
sumber bagi berlakunya seluruh hukum/peraturan perundang-undangan dan
penyelenggaraan pemerintahan negara pada suatu negara. Sebagai hukum dasar, UUD 1945
merupakan sumber hukum tertinggi dari keseluruhan produk hukum di Indonesia. Produk-
produk hukum seperti undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan
daerah dan sebagainya harus bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada
akhirnya harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945. UUD
1945 menjadi hukum dasar tertulis untuk mengatur segala aspek kehidupan bernegara yang
akan lebih lanjut diatur dalam peraturan perundang-undangan lain yang berada di bawah
UUD 1945.
2. Sebagai norma hukum
Sebagai norma hukum, UUD 1945 mempunyai sifat mengikat baik dari setiap warga
negara, penduduk, pemerintah, bahkan sampai pada lembaga masyarakat maupun negara.
Selain itu, dalam norma hukum, UUD 1945 bukan hanya sebagai dasar negara saja
melainkan garis besar dalam penyelenggaraan yang harus dilaksanakan.
Sifat UUD 1945
1. Tertulis
Yaitu tertuang dalam sebuah dokumen formal, rumusannya jelas, merupakan suatu hukum yang
mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara, maupun mengikat bagi setiap warga negara.
2. Rigid
Yaitu sulit dalam prosedur perubahannya, dimana terdapat pembatas terhadap kekuasaan lembaga
legislatif oleh suatu hal di luar kekuasaan lembaga itu. Prosedur perubahan UUD 1945 diatur dalam pasal
37 UUD 1945. Selain itu, ciri-ciri kerigidan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dari peraturan perundang-undangan yang lain;
Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus atau istimewa atau dengan persyaratan yang berat
(sebagaimana diatur dalam pasal 37 UUD 1945).
3. Singkat dan Supel
UUD 1945 bersifat singkat yang memuat aturan-aturan pokok, terdiri dari 16 bab, dari pasal 1
sampai dengan pasal 37, 3 pasal aturan peralihan dan 2 aturan tambahan. Bersifat supel karena
didasarkan pada kenyataan bahwa masyarakat itu terus berkembang dan dinamis. Negara Indonesia akan
terus tumbuh dan berkembang seiring dengan perubahan zaman. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus
tetap menjaga supaya sistem Undang-Undang Dasar tidak ketinggalan zaman.
4. Berderajat tinggi/tertib hukum tertinggi di Indonesia
UUD 1945 menjadi hukum positif tertinggi di Indonesia yang menjadi dasar dan sumber untuk
mengatur segala aspek kehidupan bernegara yang akan lebih lanjut diatur dalam peraturan perundang-
undangan lain yang berada di bawah UUD 1945.
Pokok-Pokok Pikiran UUD 1945
1. Pokok Pikiran Pertama
Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar asas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Pokok Pikiran Kedua
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Pokok pikiran ini
menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dalam Pembukaan, dan
merupakan suatu kuasa finalis (sebab tujuan), sehingga dapat menentukan jalan serta aturan-
aturan mana yang harus dilaksanakan dalam Undang-Undang Dasar untuk sampai pada tujuan
itu yang didasari dengan bekal persatuan.
3. Pokok Pikiran Ketiga
Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ini dalam ‘pembukaan’ mengandung konsekuensi
logis bahwa sistem negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasarkan
atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan permusyawaratan/perwakilan
4. Pokok Pikiran Keempat
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab. Hal ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengandung
pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil
dan beradab yang mengandung pengertian menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
atau nilai kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat itu merupakan Dasar Moral Negara
yang pada hakikatnya merupakan suatu penjabaran dari Sila Kedua Pancasila.
Prinsip yang terkandung Dalam
Batang Tubuh UUD 1945
Penyimpangan terhadap UUD 1945 yang terjadi pada masa reformasi sebelum
Amandemen UUD 1945, diantaranya:
1. Belum terlaksananya kebijakan pemerintahan Habibie karena pembuatan perundang-
undangan menunjukkan tergesa-gesanya, sekalipun perekonomian menunjukkan
perbaikan dibandingkan saat jatuhnya Presiden Soeharto.
2. Adanya perseteruan antara DPR dan Presiden Abdurahman Wahid yang berlanjut
dengan Memorandum I dan II berkaitan dengan “Brunei Gate” dan “Bulog Gate”,
kemudian MPR memberhentikan presiden karena dianggap melanggar haluan negara.
3. Baik pada masa pemerintahan Abdurahman Wahid maupun Megawati, belum
terselesaikan masalah konflik Aceh, Maluku, Papua, Kalimantan Tengah, dan ancaman
disintegrasi lainnya, bahkan Timor Timur yang dulunya provinsi ke-27 berpisah dari
Indonesia menjadi sebuah negara yang merdeka.
4. Belum maksimalnya penyelesaian masalah pemberantasan KKN, kasus-kasus
pelanggaran HAM, terorisme, reformasi birokrasi, pengangguran, pemulihan investasi,
kredibilitas aparatur negara, utang domestic, kesehatan, dan pendidikan serta
kerukunan beragama.
Penyimpangan terhadap UUD 1945 yang terjadi pada masa
reformasi setelah Amandemen UUD 1945, diantaranya:
Pembicara:
Mr. Moh. Yamin (29 Mei 1945)
Mr. Soepomo (31 Mei 1945)
Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Sidang BPUPKI
Usulan Moh. Yamin:
• 1. Perikebangsaan
• 2. Perikemanusiaan
• 3. Periketuhanan
• 4. Perikerakyatan
• 5. Kesejahteraan rakyat
• 1. Sosio-nasionalisme
• 2. Sosio-demokrasi
• 3. Ketuhanan
• Ekasila:
• - Gotongroyong
(Ide asli orang Indonesia)
Setelah pidato Soekarno sidang I dihentikan dan dibentuk
panitia kecil yang berjumlah 8 orang. Tugasnya:
menggolongkan usul tertulis yang masuk.
Ir. Sukarno
Setelah Panitia Kecil bekerja diperoleh usulan yang banyak.
Usul terbanyak: agar Indonesia merdeka selekas-lekasnya.
8 Provinsi Gubernur
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus
tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atapun
batiniah.
Bukti pelanggaran terhadap sila kelima Pancasila :
1. Kemiskinan
Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan kekayaan alamnya
melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin.
●
Nilai-nilai yg terkandung dlm pembukaan
UUD 1945
●
Hubungan nilai, norma dan sanksi
●
Nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis
●
Memahami dan menghayati nilai-nilai
pancasila
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
Nilai/val ●
menilai
●
menimbang
ue
●
jasmani
manusia
●
Cipta
●
Rasa
●
Karsa
●
kepercayaan
BERGUNA
BENAR
BAIK
( KEBENARAN)
(MORAL/ETIS)
NILAI
(AGAMA)
RELIGIUS
INDAH
(AETETIS)
Menurut Prof.Dr.Drs. Mr. Notonagoro
N
O Kesusilaan, dengan sanksinya rasa susila
R
M
A
Sopan santun, sanksinya sosial dan masyarakat
NILAI
●
INSTRUMENTAL
●
NILAI PRAKsIS
Nilai
Dasar
Arahan
kebijaksana
an
Strategi
Nilai instrumental
konkrit realita
Nilai
nyata Praksis
operasi
onal
MEMAHAMI NILAI-NILAI PANCASILA
Dasar Hukum
• Pancasila merupakan sumber segala sumber
hukum negara (Ps.2 UU 12/2011)
• Semua peraturan hukum tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila
Tata Urutan Per-UU-an
• Lex Superior Derogat Legi Inferiori
1. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap MPR)
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (UU/Perppu)
4. PP (Peraturan Pemerintah)
5. Perpres (Peraturan Presiden)
6. Peraturan daerah (Perda) Provinsi
7. Peraturan daerah (Perda) Kab/Kota.
Sumber: UU 12 / 2011
Pancasila = rechtside
• Pancasila menjadi cita hukum (rechtside ) yang mendasari
setiap hukum di Indonesia, or
• Setiap hukum yang lahir di Indonesia harus berdasar
pada Pancasila.
• Hukum-hukum di Indonesia juga harus ditujukan untuk
mencapai tu juan-tujuan negara dalam Pembukaan UUD
1945 yaitu:
– melindungi segenap bangsa dan selu ruh tumpah darah Indonesia,
– mencerdasakan kehidupanbangsa,
– memajukan kesejahteraan umum, dan
– ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Pancasila sbg Kaidah Penuntun Hukum
• Pasal 28E
Ayat (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal
diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
Ayat (2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
• Pasal 29
Ayat (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa,
Ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab.
Pasal 14
1. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung.
2. Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat
Pasal 18B
Ayat (2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur damam undang-undang
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Pasal 28B
3. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah.
4. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28C
1. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
uman manusia.
2. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Pasal 28D
3. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
4. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
Pasal 28E
6. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkanya, serta berhak kembali.
7. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
8. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
3. Persatuan Indonesia.
• Pasal 25A
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan
yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-
haknya ditetapkan dengan undang-undang.
• Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
• Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
• Pasal 36A
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
• Pasal 36B
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan /Perwakilan.
• Pasal 2
1. Madjelis Permusjawaratan rakyat terdiri atas anggauta-anggauta DewanPerwakilan rakyat,
ditambah dengan utusan-utusan dari Daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan
yang ditetapkan dengan Undang-Undang.
2. Madjelis Permusjawaratan rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu-kota
Negara.
3. Segala putusan Madjelis Permusjawaratan rakyat ditetapkan dengan suara yang terbanyak.
• Pasal 3
Majelis Permusjawaratan rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar
daripada haluan Negara.
• Pasal 6
Ayat (2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Madjelis Permusjawaratan rakyat dengan suara
yang terbanyak
• Pasal 19
1. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.
2. Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.
3. Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
HAK DAN KEWAJIBAN
WARGANEGARA
Warga negara
Penduduk
Orang asing
PENGHUNI
NEGARA
Bukan
penduduk
Pengertian kewarganegaraan