Anda di halaman 1dari 133

PENGHAYATAN

DAN PENGAMATAN
PANCASILA

Oleh: Drs. Bustamam, MM


Pengantar

Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara


seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, adalah jiwa seluruh
rakyat Indonesia serta merupakan kepribadian dan pandangan hidup
bangsa kita, yang telah dapat mengatasi percobaan dan ujian sejarah,
sehingga kita meyakini sedalam-dalamnya akan keampuhan dan
kesaktiannya.
Guna melestarikan keampuhan dan kesaktian Pancasila itu perlu
diusahakan secara nyata dan terus-menerus penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara negara, serta setiap lembaga kenegaraan
dan kemasyarakatan, baik di pusat maupun daerah. Dan lebih dari itu, kita
yakin bahwa Pancasila itulah yang dapat memberi kekuatan hidup kepada
bangsa Indonesia serta membimbing kita semua dalam mengejar
kehidupan lahir batin yang makin baik di dalam masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur. Untuk itu Pancasila harus kita amalkan dalam
kehidupan nyata sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat
dan bernegara.
Lanjutan…

Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara


seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia serta merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa kita,
yang telah dapat mengatasi percobaan dan ujian sejarah, sehingga kita
meyakini sedalam-dalamnya akan keampuhan dan kesaktiannya.
Guna melestarikan keampuhan dan kesaktian Pancasila itu perlu
diusahakan secara nyata dan terus-menerus penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara negara, serta setiap lembaga kenegaraan
dan kemasyarakatan, baik di pusat maupun daerah. Dan lebih dari itu, kita
yakin bahwa Pancasila itulah yang dapat memberi kekuatan hidup kepada
bangsa Indonesia serta membimbing kita semua dalam mengejar kehidupan
lahir batin yang makin baik di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur. Untuk itu Pancasila harus kita amalkan dalam kehidupan nyata
sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara.
a. Latar Belakang Perlunya P4

A. PENGAMALAN PANCASILA
Sejak proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945, tercatat
berbagai peristiwa dan pergolakan politik sampai dengan
pemberontkan-pemberontakan bersenjata. Semua itu
apabila dikaji secara mendalam lagi, memiliki suatu tujuan
yang sama yaitu untuk menggolakkan pancasila sebagai
dasar negara dan mengganti dengan dasar negara yang lain.
Kekuatannya terletak pada keyakinan akan kebenaran
pancasila sebagai dasar negara. Sedangkan kelemahannya
terletak karena belum adanya penghayatan dan pengmalan
pancasila pada masing-masing individu.
a. Latar Belakang Perlunya P4

B. MENGEMBAN TUGAS KE MASA DEPAN


• Tugas untuk masa depan  pembangunan bagi bangsa dan
Negara.
-          penanaman nilai kepribadian dalam pembangunan
-          pergantian generasi
• pancasila sebagai jiwa, kepribadian, pandangan hidup dan
dasar negara
• jenis-jenis pengamalan pancasila
-          pengamalan pancasila yang objektif
-           pengamalan pancasila yang subjektif
• Implementasi pancasila
• Gerakan reformasi
b. Proses Terjadinya Tap MPR No. II/MPR/1978.

• Awalnya presiden menerapkan suatu wacana untuk dibuatnya suatu peraturan yang dapat
memperkuat jati diri bangsa.
• Merupakan tonggak penting upaya bangsa kita untuk membangun bangsa berdasarkan
pandangan hidup Pancasila dan P4 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang telah
disepakati secara nasional. P4 sebagai wujud kesepakatan nasional untuk menghayati dan
mengamalkan Pancasila itu, memerlukan cara pemahaman yang benar dan tepat.
• Perlunya P4 karena merosotnya nilai-nilai pancasila sebagai jadi diri bangsa
• Seandainya saja Bangsa Indonesia benar-benar meresapkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila, tentunya degradasi moral dan kebiadaban masyarakat kita dapat
diminimalisir. Kenyataannya sekarang yaitu setelah era reformasi, para reformator alergi
dengan semua produk yang berbau orde baru termasuk P4 sehingga terkesan
meninggalkannya begitu saja. Belum lagi saat ini jati diri Indonesia mulai goyah ketika
sekelompok pihak mulai mementingkan dirinya sendiri untuk kembali menjadikan negara
ini sebagai negara berideologi agama tertentu.
• sebagian dari kita tidak bisa menyebutkan dengan benar kelima sila dari Pancasila.
Apalagi disuruh menyebutkan 45 butir pengamalan Pancasila seperti yang tertuang dalam
P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) pada Tap MPR No. II/MPR/1978.
C. Butir – Butir P4

SILA PERTAMA : KETUHANAN YANG MAHA ESA


1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
Butir – Butir P4

SILA KEDUA : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB


1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.
Butir – Butir P4

SILA KETIGA : PERSATUAN INDONESIA


1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Butir – Butir P4

SILA KEEMPAT : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM


PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Butir – Butir P4

SILA KELIMA : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH INDONESIA


1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
D. Pola Pelaksanaan P4

1. Jalur-jalur yang digunakan


1) Jalur pendidikan
2) Jalur media massa
3) Jalur organisasi sosial politik

2. Penciptaan suasana yang menunjang


1) Kebijaksanaan pemerintah dan peraturan perundang-
undangan
2) Aparatur Negara
3) Kepemimpinan dan pemimpin masyarakat
UUD 1945

a. Pengertian
UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis yang memuat dasar dan
garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara. UUD 1945 adalah
produk hukum yang disusun oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan kemudian ditetapkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945. Pada saat
ini UUD 1945 telah mengalami empat kali amandemen (pengubahan) yang
dilakukan oleh MPR. Sistematika UUD 1945 terdiri atas Pembukaan dan
Batang Tubuh. Batang Tubuh terdiri atas 16 bab, 37 pasal dengan 36 pasal
tambah an, 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Pasal-
pasal dalam UUD 1945 memuat aturan-aturan pokok bernegara dan
dijabarkan kembali dengan peraturan lain yang lebih rendah. UUD 1945
menempati kedudukan tertinggi sebagai hukum di Negara Indonesia.
Kedudukan UUD 1945

UUD 1945 sangat berperan penting sebagai konstitusi bagi jalannya kehidupan negara.
Oleh karena itu, UUD 1945 memiliki kedudukan pokok sebagai berikut:
1.      Sebagai hukum dasar
Hukum dasar adalah aturan-aturan dasar yang dipakai sebagai landasan dasar dan
sumber bagi berlakunya seluruh hukum/peraturan perundang-undangan dan
penyelenggaraan pemerintahan negara pada suatu negara. Sebagai hukum dasar, UUD 1945
merupakan sumber hukum tertinggi dari keseluruhan produk hukum di Indonesia. Produk-
produk hukum seperti undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan
daerah dan sebagainya harus bersumber pada peraturan yang lebih tinggi, yang pada
akhirnya harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945. UUD
1945 menjadi hukum dasar tertulis untuk mengatur segala aspek kehidupan bernegara yang
akan lebih lanjut diatur dalam peraturan perundang-undangan lain yang berada di bawah
UUD 1945.
2.      Sebagai norma hukum
Sebagai norma hukum, UUD 1945 mempunyai sifat mengikat baik dari setiap warga
negara, penduduk, pemerintah, bahkan sampai pada lembaga masyarakat maupun negara.
Selain itu, dalam norma hukum, UUD 1945 bukan hanya sebagai dasar negara saja
melainkan garis besar dalam penyelenggaraan yang harus dilaksanakan.
Sifat UUD 1945
1.      Tertulis
Yaitu tertuang dalam sebuah dokumen formal, rumusannya jelas, merupakan suatu hukum yang
mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara, maupun mengikat bagi setiap warga negara.

2.      Rigid
Yaitu sulit dalam prosedur perubahannya, dimana terdapat pembatas terhadap kekuasaan lembaga
legislatif oleh suatu hal di luar kekuasaan lembaga itu. Prosedur perubahan UUD 1945 diatur dalam pasal
37 UUD 1945. Selain itu, ciri-ciri kerigidan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dari peraturan perundang-undangan yang lain;
Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus atau istimewa atau dengan persyaratan yang berat
(sebagaimana diatur dalam pasal 37 UUD 1945).
3.      Singkat dan Supel
UUD 1945 bersifat singkat yang memuat aturan-aturan pokok, terdiri dari 16 bab, dari pasal 1
sampai dengan pasal 37, 3 pasal aturan peralihan dan 2 aturan tambahan. Bersifat supel karena
didasarkan pada kenyataan bahwa masyarakat itu terus berkembang dan dinamis. Negara Indonesia akan
terus tumbuh dan berkembang seiring dengan perubahan zaman. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus
tetap menjaga supaya sistem Undang-Undang Dasar tidak ketinggalan zaman.
4.      Berderajat tinggi/tertib hukum tertinggi di Indonesia
UUD 1945 menjadi hukum positif tertinggi di Indonesia yang menjadi dasar dan sumber untuk
mengatur segala aspek kehidupan bernegara yang akan lebih lanjut diatur dalam peraturan perundang-
undangan lain yang berada di bawah UUD 1945.
Pokok-Pokok Pikiran UUD 1945
1. Pokok Pikiran Pertama 
Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar asas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Pokok Pikiran Kedua 
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Pokok pikiran ini
menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dalam Pembukaan, dan
merupakan suatu kuasa finalis (sebab tujuan), sehingga dapat menentukan jalan serta aturan-
aturan mana yang harus dilaksanakan dalam Undang-Undang Dasar untuk sampai pada tujuan
itu yang didasari dengan bekal persatuan.     
3. Pokok Pikiran Ketiga 
Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ini dalam ‘pembukaan’ mengandung konsekuensi
logis bahwa sistem negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasarkan
atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan permusyawaratan/perwakilan
4. Pokok Pikiran Keempat 
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab. Hal ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang  Maha Esa, yang mengandung
pengertian taqwa  terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil
dan beradab yang mengandung pengertian menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
atau nilai kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat itu merupakan Dasar Moral Negara
yang pada hakikatnya merupakan suatu penjabaran dari Sila Kedua Pancasila.
Prinsip yang terkandung Dalam
Batang Tubuh UUD 1945

1. Negara kesatuan berbentuk Republik Indonesia


2. Hak – hak asasi manusia berdasarkan Pancasila.
3. Sistem Politik berdasarkan Pasal 27, Ayat 1 UUD 1945
4. Sistem ekonomi berdasarkan pasal 33, UUD 1945
5. Sistem sosial budaya berdasarkan Pasal 32, UUD 1945
6. Sistem pertahanan keamanan berdasarkan pasal 30, UUD 1945
7. Sistem pemerintahan berdasarkan sistem demokrasi dengan
ketentuan-ketentuan :
a. Supremasi MPR
b. Pemerintah bertanggung jawab kepada MPR
c. Presidentil kabinet
d. Pengawasan parlemen
e. peradilan bebas
f. Otonomi daerah
Pandangan Umum dan System
Ketatanegaraan Berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945
Menyinggung ketatanegaraan adalah tak terlepas dari organisasi negara, disini muncul
pertanyaan yaitu : apakah negara itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita pinjam
“Teori Kekelompokan” yang dikemukakan oleh ; Prof. Mr. R. Kranenburg.
Adalah sebagai berikut :
“Negara itu pada hakekatnya adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh
sekelompok manusia yang disebut bangsa dengan tujuan untuk menyelenggarakan
kepentingan mereka bersama “
Maka disini yang primer adalah kelompok manusianya, sedangkan organisasinya, yaitu
negara bersifat sekunder.
Tentang negara muncul adanya bentuk negara dan sistem pemerintahan, keberadaan
bentuk negara menurut pengertian ilmu negara dibagi menjadi dua
yaitu : Monarchie dan Republik.
Jika seorang kepala negara diangkat berdasarkan hak waris atau keturunan maka bentuk
negara disebut Monarchie dan kepala negaranya disebut Raja atau Ratu.
Jika kepala negara dipilih untuk masa jabatan yang ditentukan, bentuk negaranya
disebut Republik dan kepala negaranya adalah Presiden.
System Ketatanegaraan Berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945
Sistem Ketatanegaraan Negara Republik Indonesia terdapat
dalam Sistem Konstitusi (Hukum Dasar) Republik Indonesia, selain
tersusun dalam hukum dasar yang tertulis yaitu UUD 1945, juga mengakui 
hukum dasar yang tidak tertulis. Perlu diperhatikan bahwa kaidah-kaidah
hukum ketatanegaraan tidak hanya terdapat pada hukum dasar. Kaidah-
kaidah hukum ketatanegaraan terdapat juga pada berbagai peraturan
ketatanegaraan lainnya seperti dalam Tap. MPR, UU, Perpu, dan
sebagainya.
Sejarah Penyusunan dan Rumusan
UUD 1945

Pembentukan BPUPKI (29 April 1945)


1. Sidang Pertama (29 Mei – 1 Juni 1945) :
Muh. Yamin menyampaikan usulan tertulis rancangan
UUD RI. Di dalamnya tercantum rumusan lima asas dasar
negara :
Ketuhanan yang Maha Esa
Kebangsaan Persatuan Indonesia
Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
….lanjutan
Ir. Soekarno di hari ketiga menyampaikan
lima hal untuk menjadi dasar-dasar negara
yaitu :
 Kebangsaan Indonesia
 Internasionalisme atau Perikemanusiaan
 Mufakat atau Demokrasi
 Kesejahteraan Sosial
 Ketuhanan yang Berkebudayaan
….lanjutan
Panitia Kecil pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil
menyusun Rancangan Pembukaan UUD 1945 yang
disebut dengan Piagam Jakarta. Di dalamnya terdapat
rumusan Sistematika Pancasila yaitu :
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sidang Kedua (10 – 16 Juli 1945) :
Selain mengesahkan Piagam Jakarta sebagai
mukaddimah Rancangan UUD 1945, BPPK juga
mengesahkan batang tubuh UUD 1945 yang
memuat dua ketentuan penting yaitu :
Negara berdasar ketuhanan yang maha esa dengan
kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
Presiden adalah orang Indonesia asli yang beragama
Islam
….lanjutan
Sistematika Pancasila dalam Sejarah Perkembangan
Ketatanegaraan : Periode 17 Agustus 1945 – 27
Desember 1949
• Periode pertama terbentuknya negara RI, konstitusi yang berlaku adalah
UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yang dalam
pembukaannya terdapat rumusan Pancasila (5 sila).
• Sistem Presidensiil berjalan dengan kabinet bertanggungjawab kepada
presiden namun sistem ketatanegaraan berubah sejak ada Maklumat
wapres No. X tanggal 16 Oktober 1945 terdapat KNIP yang melakukan
fungsi legislatif dari sebelumnya pembantu presiden
• Sejak itu sistem presidensiil berubah menjadi sistem parlementer sehingga
para menteri bertanggung jawab kepada parlemen (KNIP).
• Sementara sistem pemerintahan berubah namun tekstual dalam UUD
1945 tidak berubah, maka sistem pemerintahan dan administrasi negara
tersebut menyalahi UUD 1945
….lanjutan
• Atas dasar KMB, terjadi perubahan sistem ketatanegaraan Indonesia dari negara kesatuan
menajdi negara RIS
• Sebagai negara RIS, maka UUD 1945 tidak berlaku lagi sehingga rumusan Pancasila dalam
pembukaan UUD 1945 juga tidak berlaku.
• 27 Desember 1949 disepakatilah konstitusi RIS. UUD 1945 hanya berlaku di negara bagian
RI.
• Dalam mukaddimah konstitusi RIS, terdapat rumusan dan sistematika
• Pancasila yaitu :
 Ketuhanan yang maha Esa
 Peri Kemanusiaan
 Kebangsaan
 Kerakyatan
 Keadilan Sosial
• Mukaddimah tersebut telah menghapuskan sama sekali jiwa, semangat atau isi
mukaddimah UUD 1945 sebagai penerjemahan resmi proklamasi kemerdekaan Indonesia,
termasuk perubahan susunan kata-kata kelima sila dalam Pancasila.
• Masa ini membuka jalan bagi penafsiran Pancasila secara bebas dan sesuka hati sehingga
menjadi sumber segala penyelewengan di dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia
….lanjutan
• Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menandai kembali berlakunya UUD 1945 sehingga rumusan
sistematika Pancasila tetap seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alineia ke
empat.
• Untuk mewujudkan pemerintahan negara berdasar UUD 1945 dan Pancasila dibentuklah
alat-alat perlengkapan negara :
 Presiden dan Menteri-Menteri
 DPR-GR
 MPRS
 DPAS
• Meski kembali ke UUD 1945, namun dalam sistem ketatanegaraan terdapat beberapa
penyimpangan :
 Pelaksanaan demokrasi terpimpin dengan presiden membentuk MPRS & DPAS
 Penentuan masa jabatan presiden seumur hidup
 Berdirinya PKI yang berhaluan atheisme
 Adanya kudeta dari PKI yang jelas-jelas akan membentuk negara komunis di Indonesia sebagai
penyimpangan terbesar
• Menyikapi kondisi ketatanegaraan yang semrawut tersebut, memunculkan Tritura yang
salah satu isinya adalah pelaksanaan kembali secara murni dan konsekuen Pancasila dan
UUD 194
….lanjutan
• Masa 5 Juli 1959 – 11 Maret 1966
Terjadi banyak penyelewengan
Keluarlah Tritura sebagai dasar terbitnya Supersemar 1966
• Masa 11 Maret 1966 – 19 Oktober 1999
Kilasan sejarah Orde Baru
Kelemahan UUD 1945 dimanfaatkan oleh Presiden Soeharto dengan menguasai proses
rekrutmen MPR melalui rekayasa undang-undang susunan dan kedudukan parlemen,
meski pemilu terselenggara
21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri
• Masa 19 Oktober 1999 – Sekarang
 Pertanggungjawaban BJ Habibie ditolak MPR
 Amandemen I UUD 1945 (19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000)
 Amandemen II UUD 1945 (18 Agustus 2000 – 9 Nov 2001)
 Amandemen III UUD 1945 (9 November 2001 – 10 Agustus 2002)
 Amandemen IV UUD 1945 (10 Agustus 2002 - sekarang)
….lanjutan
Hasil Amandemen UUD 1945 mempertegas deklarasi
negara hukum dari semula hanya ada di dalam
penjelasan menjadi bagian dari batang tubuh UUD ‘45
• Pemisahan kekuasaan negara ditegaskan
• Dasar hukum sistem pemilu diatur
• Pemilu langsung diterapkan bagi presiden dan wakil presiden
• Periodisasi lembaga kepresidenan dibatasi secara tegas
• Kekuasaan kehakiman yang mandiri
• Akuntabilitas politik melalui proses rekrutmen anggota parleman
(suara terbanyak)
• Adanya perlindungan secara tegas terhadap HAM
….lanjutan
Satu hal yang perlu dicatat bahwa amandemen
hanya dilakukan terhadap batang tubuh UUD
1945 tanpa sedikitpun merubah pembukaan
UUD 1945 yang pada hakekatnya adalah ruh
negara proklamasi. Dengan tidak diubahnya
Pembukaan UUD 1945 maka sistematika dan
rumusan Pancasila tidak mengalami
perubahan
….lanjutan
Nilai dan filsafat Pancasila terbukti tetap
bertahan di sepanjang perubahan sistem
ketatanegaraan Indonesia hingga saat ini. Ini
artinya, sistem filsafat (ontologi, epistemologi
& aksiologi) dalam Pancasila adalah kodrati
karena selaras dengan nilai-nilai idealitas yang
diharapkan manusia.
Penyimpangan dan Penyelewengan
terhadap UUD 1945
a. Masa Awal Kemerdekaan
Beberapa penyimpangan terhadap UUD 1945 pada masa itu adalah:

1)Berubahnya fungsi Komite Nasional Pusat dari Pembantu Presiden menjadi


badan yang diserahi kekuasaan legislative dan ikut menentukan GBHN,
berdasarkan Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945.

2) Pada tanggal 3 November 1945, Pemerintah mengeluarkan Maklumat Wakil


Presiden tentang pembentukan partai-partai politik, dimana partai politik dapat
memimpin segala aliran paham yang ada di masyarakat.

3) Perubahan system cabinet presidensiil menjadi cabinet parlementer


berdasarkan usulan Badan Pekerja Nasional Pusat tangga 11 November 1945,
bersamaan dengan diumumkan Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945.
Lanjutan….
b. Masa Orde Lama (1959-1965)
Dalam pelaksanaan UUD 1945 semasa Orde Lama juga mengalami berbagai penyimpangan,
diantaranya:
1. Belum dibentuknya lembaga-lembaga negara menurut UUD 1945, seperti MPR, DPR, DPA,
dan BPK, semuanya masih bersifat sementara.
2. Demokrasi berdasarkan Pancasila diubah menjadi Demokrasi Terpimpin serta Ideologi
Pancasila menjadi Ideologi Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom).
3. MPRS menetapkan Pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang dikenal dengan Manfesto
Politik (Manipol) yang intinya dikenal dengan UUD 1945, Sistem Demokrasi, Ekonomi, dan
Komunis (USDEK) sebagai GBHN yang bersifat tetap, berdasarkan TAP MPRS
No.1/MPRS/1960.
4. MPRS mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
5. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955 karena DPR tidak menyetujui Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) yang diajukan oleh Pemerintah, dan
membentuk DPR-Gotong Royong (DPR-GR).
6. Pemimpin lembaga-lembaga negara dijadikan menteri-menteri negara, bahkan Presiden
sendiri menjadi anggota DPA.
7. Hak Budget DPR tidak berjalan setelah tahun 1960, karena Pemerintah tidak pernah
mengajukan RAPBN kepada DPR untuk mendapat persetujuan.
8. Pembentukan lembaga negara yang tidak diatur di dalam konstitusi, yaitu Front Nasional.
9. Politik Luar Negeri Bebas Aktif diselewengkan menjadi politik poros-porosan, dengan
memihak ke Blok Komunis, dan membuat Indonesia keluar dari PBB pada tanggal 19
September 1960.
Lanjutan…..
c. Masa Orde Baru (1966-1998)
Dalam pelaksanaan UUD 1945 pada masa Orde Baru juga mengalami berbagai penyimpangan, yaitu:
1.Pelaksanaan UUD 1945 semasa orde baru lebih cenderung berpihak kepada rezim yang berkuasa
daripada upaya menegakkan kedaulatan rakyat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam UUD 1945 itu sendiri, yang bertentangan dengan tujuan awalnya.
2.MPR dijadikan corong presiden yang tidak akan mengubah UUD.
3.Tidak ada mekanisme checks and balances dalam system pemerintahan.
4.Terjadi pemusatan kekuasaan ditangan Presiden, sehingga pemerintahan dijalankan secara otoriter,
kekuasaan presiden tak terbatas meliputi kekuasaan eksekutif, legislative, dan yudikatif.
5.Pemilu dilaksanakan secara tidak demokratis dan tidak adanya rencana suksesi kepemimpinan.
6.Dengan adanya fusi antarpartai politik, sehingga hanya ada dua partai politik dan satu Golkar yang
telah memberangus system demokrasi dengan single majority yang sama dengan one party system.
7.Terjadinya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang luar biasa parahnya.
8.Pembatasan hak-hak politik rakyat, seperti hak berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat
serta terjadinya pelanggaran HAM.
9.Adanya pasal-pasal dalam UUD 1945 yang multitafsir serta terjadinya monopoli penafsiran Pancasila,
yang ditafsirkan sesuai keinginan pemerintah untuk membenarkan tindakan-tindakannya.
10.Pembentukan lembaga negara yang tidak diatur di dalam konstitusi, yaitu Kopkamtib yang kemudian
menjadi Bakorstanas.
Lanjutan….
• d. Masa Reformasi/Era Global
Pada era reformasi, penyimpangan terhadap UUD 1945 terbagi atas dua masa, yaitu masa
sebelum Amandemen dan masa sesudah Amandemen UUD 1945.

Penyimpangan terhadap UUD 1945 yang terjadi pada masa reformasi sebelum
Amandemen UUD 1945, diantaranya:
1. Belum terlaksananya kebijakan pemerintahan Habibie karena pembuatan perundang-
undangan menunjukkan tergesa-gesanya, sekalipun perekonomian menunjukkan
perbaikan dibandingkan saat jatuhnya Presiden Soeharto.
2. Adanya perseteruan antara DPR dan Presiden Abdurahman Wahid yang berlanjut
dengan Memorandum I dan II berkaitan dengan “Brunei Gate” dan “Bulog Gate”,
kemudian MPR memberhentikan presiden karena dianggap melanggar haluan negara.
3. Baik pada masa pemerintahan Abdurahman Wahid maupun Megawati, belum
terselesaikan masalah konflik Aceh, Maluku, Papua, Kalimantan Tengah, dan ancaman
disintegrasi lainnya, bahkan Timor Timur yang dulunya provinsi ke-27 berpisah dari
Indonesia menjadi sebuah negara yang merdeka.
4. Belum maksimalnya penyelesaian masalah pemberantasan KKN, kasus-kasus
pelanggaran HAM, terorisme, reformasi birokrasi, pengangguran, pemulihan investasi,
kredibilitas aparatur negara, utang domestic, kesehatan, dan pendidikan serta
kerukunan beragama.
Penyimpangan terhadap UUD 1945 yang terjadi pada masa
reformasi setelah Amandemen UUD 1945, diantaranya:

1. Pemilihan umum tahun 2009 banyak kesalahan-kesalahan dalam


perhitungan suara dan masih banyak rakyat Indonesia yang sudah
mempunyai hak pilih, tetapi namanya belum terdaftar dalam pemilihan,
merupakan penyimpangan terhadap Pasal 22E Ayat 1.
2. Anggaran pendidikan yang digunakan masih kurang dari 20%, dan sampai
sekarang pun anggaran tersebut belum sepenuhnya memenuhi 20%,
merupakan penyimpangan terhadap Pasal 31 Ayat 4.
3. Masih banyak anak-anak Indonesia yang terlantar di pinggir jalan,
terutama di kota-kota besar, belum mendapat pendidikan, sehingga
mereka belum memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan tidak dapat meningkatkan kualitas hidupnya, merupakan
penyimpangan terhadap Pasal 28C Ayat 1 dan Pasal 34 Ayat 1.
4. Masih banyak kasus-kasus pembunuhan, mutilasi, dan kejahatan-kejahatan
lainnya, yang merupakan pelanggaran HAM, dan sampai sekarang belum
dapat perlindungan, merupakan penyimpangan terhadap Pasal 28D Ayat 1.
SEJARAH PERUMUSAN
DASAR NEGARA DAN
PROKLAMASI
KEMERDEKAAN
1. Tahap Usulan
Sidang I BPUPKI (29 Mei – 1 Juni ’45)
Agenda Sidang:
Membahas Dasar-dasar Indonesia Merdeka.

Pembicara:
Mr. Moh. Yamin (29 Mei 1945)
Mr. Soepomo (31 Mei 1945)
Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Sidang BPUPKI
Usulan Moh. Yamin:

• 1. Perikebangsaan
• 2. Perikemanusiaan
• 3. Periketuhanan
• 4. Perikerakyatan
• 5. Kesejahteraan rakyat

• Di samping usulan lisan (pidato), beliau juga


mengajukan usulan tertulis.
Mr. Muh. Yamin
31 Mei 1945 Usulan Mr. Soepomo:

Diawali dengan pemaparan:


syarat berdirinya negara

Tiga teori negara, yaitu:


1. Teori perseorangan yg dianut oleh
Negara liberal di Eropa dan AS. Tokoh- tokoh aliran ini:
John Locke, Thomas Hobbes, J.J. Rousseau, H.J. Laski
dll.
Negara adalah wujud kontrak sosial . Masyarakat bebas
berbuat selama tidak melanggar kontrak (hukum).
Negara adalah masyarakat hukum (legal society).
Individu tidak boleh banyak dikekang.
2. Teori kelas / golongan
• Awalnya negara adalah alat kekuasaan kelas atas yang
berkuasa (kelas borjuis) untuk menindas kelas bawah (kelas
proletar).
• Kelas bawah harus bersatu untuk revolusi dan merebut
kekuasaan.
• Bila revolusi berhasil maka kendali ada di tangan kelas
proletar.
• Negara dijalankan dengan kekuasaan sentral/terpusat dan
semua hal diatur negara.
• Cita-citanya: masyarakat tanpa kelas atau masyarakat komunis
(sama rata sama rasa)
3. Teori Integralistik

• Diusulkan oleh Soepomo sebagai dasar negara karena


menurutnya sesuai dengan struktur sosial masyarakat
Indonesia.
• Teori ini mengutamakan persatuan antara pemimpin dg
rakyatnya.
• Negara satu untuk semua golongan, faham. Negara satu untuk
semua orang  negara persatuan
• Teori ini berasal dari Jerman dg tokoh-tokohnya:
• Adam Muller, Spinoza, Hegel dll.
• Soepomo juga mengusulkan agar negara tidak berdasarkan
ajaran agama tertentu (menolak negara agama) karena
kebhinnekaan masyarakat Indonesia.
Mr. Supomo
1 Juni 1945  Pidato Soekarno

• Dasar negara = Philosophische grondslag.


• Mengajukan 3 usulan dasar negara:
• Pancasila, Trisila atau Ekasila.
Pancasila:
• 1. Kebangsaan (nasionalisme)
• 2. Kemanusiaan (internasionalisme)
• 3. Musyawarah mufakat (demokrasi)
• 4. Kesejahteraan rakyat
• 5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Trisila

• 1. Sosio-nasionalisme
• 2. Sosio-demokrasi
• 3. Ketuhanan
• Ekasila:
• - Gotongroyong
(Ide asli orang Indonesia)
Setelah pidato Soekarno sidang I dihentikan dan dibentuk
panitia kecil yang berjumlah 8 orang. Tugasnya:
menggolongkan usul tertulis yang masuk.
Ir. Sukarno
Setelah Panitia Kecil bekerja diperoleh usulan yang banyak.
Usul terbanyak: agar Indonesia merdeka selekas-lekasnya.

• Ada perbedaan pendapat mengenai hubungan agama dan


negara.
• Golongan agama/Islam mengusulkan agar negara
berdasarkan syariat Islam
• Golongan nasionalis  negara persatuan
• Karena ada perbedaan pendapat yang harus diselesaikan,
maka dibentuk Panitia Kecil lagi yang mewakili kedua
golongan. Panitia ini dikenal dg nama Panitia Sembilan.
• 22 Juni 1945 Panitia 9 berhasil mencapai kesepakatan dalam
Rancangan Preambule Hukum Dasar (Piagam Jakarta).
Piagam Jakarta adalah cikal bakal dari Pembukaan UUD 1945
hanya ada perbedaan pada rumusan Pancasila sila I

• Ketuhanan dg kewajiban menjalankan syariat Islam bagi


pemeluk-pemeluknya.
SIDANG II BPUPKI
10 JULI 1945

Pada sidang II disampaikan hasil musyawarah antara


golongan Islam dan golongan nasionalis tentang
Rancangan Mukadimah Hukum Dasar, di dalamnya
memuat lima sila Pancasila (versi Piagam Jakarta).
Seluruh anggota sidang dapat menerima kesepakatan
tsb sehingga masalah dasar negara dianggap telah
selesai.
• Sidang II BPUPKI membicarakan masalah lain
yaitu:
wilayah negara
bentuk negara dan
persiapan panitia perancang UUD, panitia
keuangan dan ekonomi dan panitia pembela
tanah air.
Pembentukan PPKI
Dibentuk 9 Agustus 1945 oleh Jepang di Dalat,
Vietnam
dg Ketua : Ir. Soekarno
Wakil ketua : Drs. Moh. Hatta
Anggota : dr. Radjiman W
Tugas: mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
selekas-lekasnya, tergantung orang Indonesia
sendiri.
Setelah pulang ke tanah air,
Ir. Soekarno menambah anggota PPKI menjadi 26
orang sebagai perwakilan dalam komite pembentuk
negara.
Jadi, PPKI = komite pembentuk negara.
Belum sempat bersidang.
Proklamasi kemerdekaan 17 – 8 – 1945.
Sidang PPKI mulai 18 – 8 – 1945.
Dwitunggal: Sukarno-Hatta
Proklamasi
Upacara Proklamasi Kemerdekaan
Draft Proklamasi
Teks Proklamasi
Agenda sidang PPKI 18 Agustus 1945:

1. Mengesahkan UUD RI, dimulai dari


Pembukaan UUD dilanjutkan pasal2.
2. Pemilihan presiden (Ir. Soekarno) dan wakil
pres.(Drs. Moh. Hatta).
3. Untuk sementara waktu presiden
didampingi oleh sebuah Komite Nasional
Indonesia sampai terbentuknya DPR, MPR.
Agenda sidang PPKI 19 Agustus 1945:

• 1. Menetapkan wilayah Indonesia menjadi 8


• provinsi dan menunjuk gubernurnya.
• 2. Menetapkan 12 departemen beserta
• menteri2-nya
• 3. Mengusulkan dibentuknya tentara
• kebangsaan.
• 4. Pembentukan komite nasional di setiap
• provinsi
Agenda sidang PPKI 22 Agustus 1945:

1. Dibentuknya Komite Nasional


2. Dibentuknya Partai Nasional Indonesia
3. Dibentuknya tentara kebangsaan
Mr. Kasman Singodimejo
Ketua KNIP
Pembentukan Provinsi pertama kali

8 Provinsi Gubernur

1. Jawa Barat Sutarjo Kartohadikusumo


2. Jawa Tengah R. Panji Suroso
3. Jawa Timur R. M. Suryo
4. Sumatera Mr. Tengku Muh. Hassan
5. Borneo Ir. Pangeran Muh. Noor
6. Sulawesi dr. GSSJ. Ratulangie
7. Maluku Mr. J. Latuharhary
8. Sunda Kecil Mr. I Gusti Ktut Puja
9.
Merdeka ...
PENYIMPANGAN DAN PENYELEWENGAN
TERHADAP PANCASILA
1.Pelanggaran terhadap sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa
- Konflik Poso
Serangkaian kerusuhan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah
yang melibatkan kelompok Muslim dan Kristen. Kerusuhan ini
dibagi menjadi tiga bagian . Kerusuhan Poso I (25 - 29 Desember
1998), Poso II ( 17-21 April 2000), dan Poso III (16 Mei - 15 Juni
2000). Pada 20 Desember 2001 Keputusan Malino ditandatangani
antara kedua belah pihak yang bertikai dan diinisiasi oleh Jusuf
Kalla dan Susilo Bambang Yudhoyono.
PENYIMPANGAN DAN PENYELEWENGAN
TERHADAP PANCASILA
2. Pelanggaran terhadap sila kedua Pancasila yaitu
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
- Tragedi kemanusiaan Trisakti
- Tragedi Kemanusiaan etnis Tionghoa (13-15 Mei
1998 )
3. Pelanggaran terhadap sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan
Indonesia
1. Gerakan Aceh Merdeka
GAM pertama kali di deklarasi pada 4 Desember 1976. Gerakan ini
mengusung nasionalisme Aceh secara jelas. Nasionalisme yang dibangun
sebagai pembeda dengan nasionalisme Indonesia yang sebelumnya telah ada

2. Organisasi Papua Merdeka (OPM)


Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang
didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua
bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi
yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama
Irian Jaya.

3. Lepasnya Timor Timur dari NKRI


Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa'e), yang
sebelum merdeka bernama Timor Timur, adalah sebuah negara kecil di
sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor. Selain itu wilayah
negara ini juga meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan enklave
Oecussi-Ambeno di Timor Barat.
PENYIMPANGAN DAN PENYELEWENGAN
TERHADAP PANCASILA
4. Pelanggaran terhadap sila keempat Pancasila yaitu Kerakyatan
Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan / Perwakilan.
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui
lembaga-lembaga perwakilan.
Bukti adanya pelanggaran terhadap sila keempat pancasila
Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat
Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan
rakyat ketika menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang
mulut sampai adu jotos itu diperagakan di depan kamera,itulah yang di sebut
kedewasaan di dalam demokrasi,kebebasan ber expresi dan berpendapat benar-
benar di terapkan oleh anggotra DPR,karena memang DPR itu adalah sebagai
Wakil rakyat. itu jelas-jelas menyimpang dari amanat rakyat.sama halnya dengan
anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan undang-
undang ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur.
PENYIMPANGAN DAN PENYELEWENGAN
TERHADAP PANCASILA
5. Pelanggaran terhadap sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh
rakyat Indonesia

Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus
tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atapun
batiniah.
Bukti pelanggaran terhadap sila kelima Pancasila :

1. Kemiskinan
Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan kekayaan alamnya
melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin.

2. Ketimpangan dalam pendidikan


Banyak anak usia sekolah harus putus sekolah karena biaya, mereka harus bekerja dan banyak
yang menjadi anak jalanan.

3. Ketimpangan dalam pelayanan kesehatan


Keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin Indonesia
Pemurnian Pengamalan Pancasila Dalam
Kehidupan Bernegara dan Bermasyarakat

1. Pengamalan Pancasila secara objektif 


- Melaksanakan dan juga mentaati peraturan perundang-undangan susai norma hukum
negara yang berlandaskan Pancasila. 
- memiliki sifat memaksa, dan apabila kita melanggar maka ada sanksi hukum yang mengikat.
Dengan kata lain, semua warga negara yang melakukan pelanggaran hukum adakan
mendapatkan hukuman atau sanksi. Pengamalan yang seperti ini merupakan konsekuensi
dan perwujudan dari nilai dasar Pancasila sebagai norma hukum negara.
2. Pengamalan secara subjektif
- menjalankan nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila yang berwujud norma etik secara
pribadi atau kelompok sebagai pedoman bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
- Etika kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila
sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 adalah norma-norma etik
yang dapat kita amalkan dan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pelanggaran
terhadap norma etik tidak mendapatkan sanksi hukum, tetapi sanksi diri sendiri seperti rasa
malu, dikucilka atau diejek. Pengamalan secara subjektif merupakan konsekuensi dari
mewujudkan nilai dasar Pancasila sebagai norma etik  dalam berbangsa dan bernegara. 
Pancasila Sebagai pandangan
Hidup Bangsa
• Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
dalam perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih
sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang
dijunjungnya sebagai pandangan hidup. Nilai-nilai luhur
adalah suatu tolok ukur kebaikan yang berkaitan dengan
hal-hal yang bersifat mendasar dalam hidup manusia
seperti cita-cita yang hendak dicapainya di masa depan
sehingga dapat mencapai kesejahteraan lahir dan batin
dalam masyarakat yang heterogen (beraneka ragam).
Proses perumusan pandangan hidup masyarakat
dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup
bangsa yang disebut sebagai ideologi bangsa dan
selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan dan
dilembagakan menjadi pandangan hidup Negara yang
disebut sebagai ideologi Negara.
Transformasi pandangan hidup Negara juga terjadi pada
pandangan hidup Pancasila.
Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar Negara dan
ideologi Negara, nilai-nilainya telah terdapat pada bangsa
Indonesia dalam adat istiadat, budaya serta dalam agama-
agama sebagai pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Dengan suatu pandangan hidup yang jelas maka
bangsa Indonesia akan memiliki pandangan dan
pedoman bagaimana mengenal dan memecahkan
berbagai masalah politik, sosial budaya, ekonomi,
hukum, dan persoalan lainnya dalam ruang lingkup
kehidupan masyarakat yang semakin maju.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan


suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat Indonesia, maka pandangan hidup tersebut
dijunjung tinggi oleh warganya karena pandangan hidup
pancasila berakar pada budaya dan pandangan hidup
masyarakat.
Pancasila Sebagai Tata Nilai
Bangsa Indonesia

Nilai-nilai yg terkandung dlm pancasila

Nilia-niai yg terkandung didalam sila-sila
pancasila


Nilai-nilai yg terkandung dlm pembukaan
UUD 1945

Hubungan nilai, norma dan sanksi


Nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis

Memahami dan menghayati nilai-nilai
pancasila
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

Nilai/val ●
menilai

menimbang
ue

jasmani

manusia

Cipta

Rasa

Karsa

kepercayaan
BERGUNA
BENAR

BAIK
( KEBENARAN)

(MORAL/ETIS)
NILAI

(AGAMA)
RELIGIUS
INDAH
(AETETIS)
Menurut Prof.Dr.Drs. Mr. Notonagoro

Nilai Vital= berguna


Nilai Material=seuatu
bagi manusia untuk
yg berguna bagi unsur Nilai kerohanian
mengadakan kegiatan
manusia
atau aktivitas
Nilai kerohanian dapat dibedakan menjadi 4
macam:
• Nilai kebenaran/kenyataan yg bersumber pada
unsur akan manusia (ratio,budi, cipta)
• Nilai keindahan, yg bersumber pada unsur rasa
manusia(gevoel, perasaan, aetetis)
• Nilai kebaikan atau moral yg bersumber pada unsur
kehendak/ kemauan manusia (will, karsa, ethic)
• Nilai religius yg merupakan nilai ketuhanan,
kerohanian yg tertinggi dan mutlak, bersumber
kepada keyakinan
Jadi; yg mempunyai nilai itu tidak hanya sesuatu
yg berwujud benda material saja, tetapi juga
sesuatu yg tidak berwujud benda material.
Bahkan sesuatu yg tidak berwujud benda
material itu dapat mempunyai nilai yg sangat
Berat (kilogram)
tinggi dan mutlakDapat
bagi manusia
diukur dg Panjang (meter prsegi)
Nilai material mengunakan alat-alat Besar (meter kubik)
pengukur Isi (liter)

Bagaimana untuk mengukur tidak berwujud….?


Budi nurani manusia
• Bagi manusia, NILAI dijadikan landasan,
alasan, atau motivasi dalam segala
perbuatannya.
• Dalam pelaksanaannya nilai dijabarkan dalam
bentuk kaidah/ukuran (normatif) sehingga
merupakan suatu perintah/keharusann,
anjuran, atau merupakan larangan/tidak
diinginkan/celaan.
Nilai-nilai yg terkandung didalam sila-sila
pancasila
• Dari pengertian diatas, dapat dilihat bahwa
PANCASILA tergolong nilai kerohanian, tetapi
nilai kerohanian yg mengakui adanya material
dan vital.
kerohanian
Nilai material., vital, kebenaran, kenyataan, nilai
eastis, nilai etis/moral maupun nilai religius.
Ketuhanan Yang Maha Esa
• Keyakinan terhadap tuhan yang maha esa
dengan sifat2 nya yang maha sempurna, maha
kasih, maha kuasa, maha adil, maha bijaksana
dll
• Ketakwaan kepada TYME (menjalankan semua
perintah dan menjauhi segala larangannya
• Nilai sila I meliputi dan menjiwai sila-sila II, III,
IV dan V
Kemanusiaan yang adil dan beradab (nilai-
nilai kemanusiaan)
• Pengakuan terhadap adanya martabat
manusia
• Perlakuan yg adil terhadap sesama manusia
• Cipta, rasa, karsa, dan keyakinan sehingga
jelas bedanya dengan hewan
• Nilai sila II ini meliputi dan menjiwai sila I,
meliputi dan menjiwai sila III, IV dan V
Persatuan indonesia (nilai persatuan)

• Persatuan indonsia adalah persatuan bangsa


yg mendiami wilyah indonesia
• Bangsa idonesia adlah persatuan suku-suku
bangsa yg mendiami wilyah indonesia
• Pengakuan terhadap ke-Bhineka Tunggal Ika-
an
• Nilai sila III dijiwai sila I dan II, meliputi dan
menjiwai sila IV dan V
Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dlm
permusyawaratan/perwakilan (nilai kerakyatan)
• Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat
• Pemimpin kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yg
dilandasi akal sehat
• Manusia indonesia sbg warga negara dan warga masyarakat
indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yg sama
• Musyawara untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan
wakil-wakil rakyat diatur melalui uu
• Nilai sila IV diliputi dan dijiwai sila I,II, dan III meliputi dan
menjiwai sila V
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
(nilai keadilan)
• Perwujudan keadilan sosial dlm kehidupan sosial
masyrakt indonesia
• Keadilan dlm kehidupan sosial , bidang (idiologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan)
• Cita-cita masyarakat adil dan makmur, material
dan spritual
• Keseimbangan antara hak dan kewajiban dan
menghormati hak orang lain
• Cinta akan kemajuan dan pembangunan
Nilai-nilai yang terkandung di dalam
pembukaan UUD 1945
1. Negara Kesatuan= negara yg melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia;
negara yg mengatasi segala paham golongan dan
perseorangan; negara mengatasi segala
kepercayaan agama
2. Tujuan negara= negara yg melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, keadilan sosial
SAMBUNGAN…

3. Negara yg berdasarkan kedaulatan yg


berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan
4. Negara berdasarkan atas Ketuhanan YME
menurut dasar kemanusiaan yg adil dan
beradab
5. Menentang penjajahan karena tidak sesuai dg
perikemanusiaan dan perikeadilan
6. mencita-citakan negara yg merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur
7. Bersemangat perjuangan dalam mencapai
cita-citanya
HUBUNGAN NILAI, NORMA DAN SANKSI

• NILAI terbentuk atas pertimbangan2 CIPTA,


RASA, KARSA dan Keyakinan seseorang atau
sekelompok masyarakat/bangsa.
• Untuk pembentukan nilai secara teoritis
memerlukan proses tertentu dan atas
kesadaran dan keyakinan, jadi tidak dapat
dipaksakan
• NILAI= BAIK atau TIDAK BAIK
SAMBUNGAN…

• Norma (kaidah) = petunjuk tingkah laku


(perilaku) yg harus dilakukan dan tidak
boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari, beradasarkan suatu alasan
(motivasi) tertentu dengan disertai sanksi.
– Sanksi adalah ancaman/ akibat yg akan
diterima apabila norma (kaidah) tidak
dilakukan.
Dari hubungan NILAI, NORMA dan SANKSI
timbullah macam-macam norma dengan
sanksinya:

AGAMA, dengan sanksinya AGAMA

N
O Kesusilaan, dengan sanksinya rasa susila
R
M
A
Sopan santun, sanksinya sosial dan masyarakat

Hukum, dg sanksinya hukum dari pemrintah


NILAI DASAR

NILAI

INSTRUMENTAL


NILAI PRAKsIS
Nilai
Dasar
Arahan
kebijaksana
an

Strategi

Nilai instrumental
konkrit realita

Nilai
nyata Praksis

operasi
onal
MEMAHAMI NILAI-NILAI PANCASILA

Nilai ketuhanan yg menjiwai dan meliputi,


sedangkan nilai berikut dijiwai dan diliputi. Nilai
inti dan nilai sumber tersebut akan memberikan
landasan bagi:
1.Nilai dasar kemanusiaan, sebagai pokok ukut
(kriteria)
2. Berlaku umum dan menyeluruh untuk nilai lain
3. Menjadi landasan kepercayaan, pandangan
hidup dan perilaku
• Nilai ketuhanan, yg merupakan nilai inti
dan nilai sumber akan dapat memberikan
upaya dan usaha manusia dalam:
– Investasi nilai
– Filter tindakan manusia
– Memberikan kendali bagi manusia
– Sebagai pengarah pada manusia
– Sebagai pendorong bagi manusia
Pancasila Sebagai Sumber Dari
Segala Hukum

Dasar Hukum
• Pancasila merupakan sumber segala sumber
hukum negara (Ps.2 UU 12/2011)
• Semua peraturan hukum tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila
Tata Urutan Per-UU-an
• Lex Superior Derogat Legi Inferiori
1. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap MPR)
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (UU/Perppu)
4. PP (Peraturan Pemerintah)
5. Perpres (Peraturan Presiden)
6. Peraturan daerah (Perda) Provinsi
7. Peraturan daerah (Perda) Kab/Kota.

Sumber: UU 12 / 2011
Pancasila = rechtside
• Pancasila menjadi cita hukum (rechtside ) yang mendasari
setiap hukum di Indonesia, or
• Setiap hukum yang lahir di Indonesia harus berdasar
pada Pancasila.
• Hukum-hukum di Indonesia juga harus ditujukan untuk
mencapai tu juan-tujuan negara dalam Pembukaan UUD
1945 yaitu:
– melindungi segenap bangsa dan selu ruh tumpah darah Indonesia,
– mencerdasakan kehidupanbangsa,
– memajukan kesejahteraan umum, dan
– ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Pancasila sbg Kaidah Penuntun Hukum

• hukum haruslah bertujuan membangun dan


menjamin integrasi negara dan bangsa
• hukum harus ditujukan untuk membangun
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indo.
• hukum haruslah didasarkan pada toleransi
yang berkeadaban
• Hukum harus non diskriminatif
Pancasila Dalam Pembukaan dan
Batang Tubuh UUD 1945
Dasar negara Pancasila adalah jiwa, inti sumber dan landasan UUD 1945. Secara
teknis dapat dikatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam
pembukaan UUD 1945 adalah garis besar cita-cita yang terkandung dalam
Pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilai-nilai Pancasila
yang disusun dalam pasal-pasal.
Pasal-pasal dalam UUD1945 adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran yang
ada dalam Pembukaan UUD1945.
Contoh:
• Sila pertama, dijabarkan di pasal 29 UUD 1945, pasal 28 (UUD 1945
amandemen)
• Sila kedua, dijabarkan di pasal-pasal yang memuat mengenai hak asasi manusia.
• Sila ketiga, dijabarkan di pasal 18, pasal 35, pasal 36 UUD 1945
• Sila keempat dijabarkan pada pasal 2 s.d 24 UUD 1945
• Sila kelima dijabarkan pada pasal 33 dan 34 UUD1945
Pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar falsafah
negara Pancasila, merupakan satu kesatuan nilai dan
norma yang terpadu yang tidak dapat dipisahkan dengan
rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh UUD 1945. Jadi
Pancasila itu disamping termuat dalam pembukaan UUD
1945 (rumusannya dan pokok-pokok pikiran yang
terkandung didalamnya) dijabarkan secara pokok dalam
wujud pasal-pasal batang tubuh UUD 1945.
Pasal-pasal dalam UUD 1945 yang berkaitan dengan
sila-sila Pancasila.
1.      Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

• Pasal 28E
Ayat (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal
diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
Ayat (2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
• Pasal 29
Ayat (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa,
Ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
2.      Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab.

Pasal 14
1. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung.
2. Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat
Pasal 18B
Ayat (2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur damam undang-undang
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Pasal 28B
3. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah.
4. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28C
1. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
uman manusia.
2. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Pasal 28D
3. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
4. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
Pasal 28E
6. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkanya, serta berhak kembali.
7. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
8. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
3.      Persatuan Indonesia.

• Pasal 25A
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan
yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-
haknya ditetapkan dengan undang-undang.
• Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
• Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
• Pasal 36A
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
• Pasal 36B
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya.
4.      Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan /Perwakilan.
• Pasal 2
1. Madjelis Permusjawaratan rakyat terdiri atas anggauta-anggauta DewanPerwakilan rakyat,
ditambah dengan utusan-utusan dari Daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan
yang ditetapkan dengan Undang-Undang.
2. Madjelis Permusjawaratan rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu-kota
Negara.
3. Segala putusan Madjelis Permusjawaratan rakyat ditetapkan dengan suara yang terbanyak.
• Pasal 3
Majelis Permusjawaratan rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar
daripada haluan Negara.
• Pasal 6 
Ayat (2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Madjelis Permusjawaratan rakyat dengan suara
yang terbanyak
• Pasal 19
1.      Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.
2.      Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.
3.      Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
HAK DAN KEWAJIBAN
WARGANEGARA

• Apakah arti warga negara dan kewarganegaraan?


• Bagaimana kedudukan warga negara dalam suatu
negara ?
• Siapakah warga negara Indonesia (WNI) dan
bagaimana perihal kewarganegaraan di Indonesia?
• Apa saja hak dan kewajiban warga negara
Indonesia ?
Pengertian hak dan kewajiban
• Menurut Prof. Dr. Notonagoro:
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain
manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

• Menurut Prof Notonagoro


Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan
atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain
manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan.

• Kewajiban adalah  sesuatu yang harus dilakukan.


Pengertian warga negara
• Warga negara merupakan terjemahan kata citizens (bhs Inggris)
yang mempunyai arti ; warganegara, petunjuk dari sebuah kota,
sesama warga negara , sesama penduduk, orang setanah air;
bawahan atau kaula
• Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu
organisasi atau perkumpulan. Warga negara artinya warga atau
anggota dari organisasi yg bernama negara
• Ada istilah rakyat, penduduk dan warga negara. Rakyat lebih
merupakan konsep politis. Rakyat menunjuk pada orang-orang yang
berada dibawah satu pemerintahan dan tunduk pada pemerintahan
itu. Istilah rakyat umumnya dilawankan dengan penguasa.
Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu
wilayah negara dalam kurun waktu tertentu
PENGHUNI NEGARA

Warga negara

Penduduk

Orang asing
PENGHUNI
NEGARA

Bukan
penduduk
Pengertian kewarganegaraan

• Kewarganegaraan (citizenship) artinya keanggotaan yang


menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga
negara.
• Istilah kewarganegaraan dibedakan menjadi dua yaitu a.
kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis dan b.
kewarganegaraan dalam arti formil dan materiil
• Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut
memiliki pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang
bersangkutan.
• Orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada
kekuasaan atau kewenangan negara lain. Negara lain tidak berhak
memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan
warga negaranya.
Pengertian kewarganegaraan

• Setiap negara berdaulat berwenang menentukan siapa-siapa yang


menjadi warga negara. Dalam menentukan kewarganegaraan
seseorang, dikenal adanya asas berdasar kelahiran dan asas
kewarganegaraan berdasarkan perkawinan
• Penentuan kewarganegaraan didasarkan pada sisi kelahiran dikenal
dua asas yaitu asas Ius Soli dan asas Ius Sanguinis
• Penentuan kewarganegaraan didasarkan pada aspek perkawinan
mencakup asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
• Negara tidak terikat oleh negara lain dalam menentukan
kewarganegaraan . Negara lain juga tidak boleh menentukan siapa
saja yang menjadi warga negara dari suatu negara.
• Problem kewarganegaraan adalah munculnya apatride dan bipatride
bahkan multipatride. Hal ini dikarenakan perbedaan asas
kewarganegaraan yg digunakan negara.
Warga negara Indonesia
• Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara.
• Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia.
• Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan
undang- undang (pasal 26 UUD 1945)
• Undang-undang yang mengatur tentang warga negara adalah UU
No 12 th 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia . UU ini
sebagai pengganti atas UU No 62 th 1958
• Sebelumnya , pembagian penduduk Indonesia berdasar Indishe
Staatregeling 1927 pasal 163 , (warisan Belanda) yaitu;
• Golongan Eropa,
• Golongan Timur Asing,
• Golongan Bumiputra atau Pribumi
Kewarganegaraan Indonesia
• Peraturan yang mengatur perihal kewarganegaraan di Indonesia
adalah UU No 12 th 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia
• Hal-hal yang diatur dalam undang-undang ini adalah perihal; siapa
yang menjadi warga negara Indonesia ; syarat dan tata cara
memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia ; kehilangan
kewarganegaraan Republik Indonesia dan; syarat & tata cara
memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia
• Asas –asas yang dipakai dalam UU ini adalah; asas isu sanguinis,
asas ius soli terbatas, asas kewarganegaraan tunggal dan asas
kewarganegaraan ganda terbatas
• Undang undang ini tidak mengatur perihal isi kewarganegaraan
(hak dan kewajiban warga negara)
Kedudukan warga negara
dalam negara
• Dengan memiliki status sebagai warga negara , maka orang
memiliki hubungan hukum dengan negara. Hubungan itu
berwujud status, peran, hak dan kewajiban secara timbal balik
• Sebagai warga negara maka ia memiliki hubungan timbal balik
yang sederajat dengan negaranya
• Secara teori, status warga negara meliputi status pasif, aktif,
negatif dan positif.
• Peran (role) warga negara juga meliputi peran yang pasif, aktif,
negatif dan positif (Cholisin, 2000)
Peran Warga negara
• Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Peran aktif merupakan aktivitas warga negara untuk terlibat
(berpartisipasi) serta ambil bagian dalam kehidupan
bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan publik.
• Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk
meminta pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
• Peran negatif merupakan aktivitas warga negara untuk
menolak campur tangan negara dalam persoalan pribadi
Hak dan kewajiban WNI
• Di Indonesia , hubungan antara warga negara dengan negara (hak
dan kewajiban) digambarkan dalam UUD 1945
• Hubungan antara warga negara dengan negara Indonesia tersebut
digambarkan dalam pengaturan mengenai hak dan kewajiban yang
mencakup berbagai bidang
• Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam pasal 27
sampai dengan pasal 34 UUD 1945
• Penjabaran lanjut mengenai hak dan kewajiban warga negara
dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan.
Contoh hal dan kewajiban WNI dalam bidang pendidikan pada
pasal 31 dijabarkan kedalam UU No 20 tahun 2003 ttg Sisdiknas
• Disamping adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap
negara , dalam UUD 1945 hasil amandemen I telah dicantumkan
adanya hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia yaitu pada
pasal 28 I – J UUD 1945
Hak dan kewajiban negara
• Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiban yang dimiliki negara
terhadap warga negara.
• Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya
merupakan kewajiban dan hak warga thdp negara
• Beberapa contoh kewajiban negara adalah kewajiban negara untuk
menjamin sistem hukum yang adil, kewajiban negara untuk
menjamin hak asasi warga negara , kewajiban negara untuk
mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat, kewajiban
negara memberi jaminan sosial, kewajiban negara memberi
kebebasan beribadah
• Beberapa contoh hak negara adalah hak negara untuk ditaati hukum
dan pemerintahan , hak negara untuk dibela, hak negara untuk
menguasai bumi air dan kekeyaan untuk kepentingan rakyat
HAK ASASI MANUSIA

HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada


diri manusia,tanpa hak-hak itu manusia tidak
dapat hidup layak sebagai manusia.
SUBJEK HAK ASASI MANUSIA

1.Pemegang Hak (Rights Holder).


Pemegang hak adalah manusia
sebagai individu maupun kelompok yang
memiliki hak, yang wajib dihormati, dilindungi
dan dipenuhi oleh Negara.
2.Pemangku kewajiban dalam pelaksanaan HAM
adalah Negara.
Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk Aparat Negara baik disengaja maupun tidak
disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum,
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut
Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku (Pasal 1 Ayat 6 UU No. 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia)
INSTRUMEN UTAMA HAM NASIONAL

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun1945
2. UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
3. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
HAM DALAM UUD 1945
1. Pembukaan UUD 1945 pada Alinea I
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
2. Batang Tubuh UUD 1945 pada Pasal 27, 28, 29, 30, 31 dan
34
10 HAK ASASI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999

1. Hak untuk Hidup, Hak untuk hidup, mempertahankan hidup, meningkatkan


taraf hidup, hidup tentram, damai, bahagia, sejahtera dan lingkungan hidup
yang baik dan sehat
2. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan, Hak membentuk suatu
keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
3. Hak Mengembangkan Diri
Hak memenuhi kebutuhan dasar, perlindungan bagi pengembangan pribadi,
memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, berkomunikasi dan
memperoleh informasi, memperjuangkan hak pengembangan diri dan hak
untuk melakukan pekerjaan sosial
4. Hak Memperoleh Keadilan
Hak memperoleh keadilan, dianggap tidak bersalah,
mendapatkan bantuan hukum, tidak dituntut dua kali dalam
perkara yang sama, dan hak tidak dirampas seluruh harta
bendanya
5. Hak Atas Kebebasan Pribadi
Hak untuk tidak diperbudak keutuhan pribadi, bebas memeluk
agama dan kepercayaannya, keyakinan politik, berserikat,
menyampaikan pendapat, status kewarganegaraan dan bebas
bergerak dan bertempat tinggal
6. Hak Atas Rasa Aman
Hak suaka, hak rasa aman, tidak diganggu tempat kediaman,
rahasia surat menyurat, bebas dari penyiksaan, tidak ditangkap
sewenang-wenang dan hidup damai dan tentram
7. Hak Atas Kesejahteraan
Hak mempunyai milik, tidak dirampas hak miliknya, pekerjaan yang
layak dan upah yang adil, mendirikan serikat pekerja, tempat
tinggal yang layak, jaminan sosial dan hak perawatan, pendidikan,
dan bantuan hukum bagi lansia dan orang cacat.
8. Hak Turut Serta Dalam Pemerintahan
Hak memilih, di[ilih, diangkat dalam suatu jabatan, dan usul/
pendapat untuk pemerintahan yang bersih dan berwibawa
9. Hak Wanita
Hak keterwakilan wanita dalam pemerintahan,
kewarganegaraan, pendidikan, memilih/ dipilih, perbuatan
hukum sendiri, dan hak tanggung jawab yang sama dengan
suami dalam keluarga
10. Hak Anak
Hak perlindungan, hak untuk hidup, nama dan
kewarganegaraan, perawatan, pendidikan, beribadah,
mengetahui orang tuanya, dipelihara orangtuanya,
perlindungan hukum, tidak dipisah dari orang tua,
beristirahat dan bermain, mendapatkan kesehatan,
perlindungan eksploitasi ekonomi dan seksual, bebas dari
penganiayaan, mendapatkan bantuan hukum dan tidak
dirampas milik dan kebebasannya
EMPAT KEWAJIBAN DASAR
1. Wajib patuh pada Peraturan Perundang-undangan , hukum tak
tertulis dan hukum internasional HAM yang telah diterima
Indonesia
2. Wajib ikut serta dalam upaya bela negara
3. Wajib menghormati HAM orang lain, moral, etika dan tata tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
4. Wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan undang-undang
Dr. Syahrial Syarbaini.,MA. Koord PP UMB

Anda mungkin juga menyukai