• Ernest Renan
Unsur utama dalam nasionalisme adalah le desir de’etre ensemble (kemauan untuk
bersatu). Kemauan bersama ini disebut nasionalisme yaitu suatu paham yang memberi
ilham kepada sebagian besar penduduk bahwa nation state adalah cita-cita dan
merupakan bentuk organisasi politik yang sah, sedangkan bangsa merupakan sumber
semua tenaga kebudayaan dan kesejahteraan ekonomi.
• Otto Bauer
Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul dari adanya
national consiousnis atau kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.
• Mahatma Ghandi
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All
India National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G.
Tilak, dsb. Akan tetapi tokoh pergerakan yang paling tersohor dan salah satu tokoh
nasioanalisme yang paling terpopuler adalah nasionalisme adalah Mahatma Gandhi yang
memiliki konsepsi dasar perjuangan:
• Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan.
• Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka
masuk kantor atau pabrik.
• Satyagraha, merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan
pemerintah kolonial Inggris.
• Swadesi, merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan
negeri sendiri. (Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore).
• Sun Yat Sen
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam
segala sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar
gerakan San Min Chu:
• Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina
• Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan
rakyat)
• Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya. Apa yang
dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan
rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911).
• Mustafa Kemal Pasha
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala
sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat menumbangkan Khilafah (Negeri
Islam) dengan faham racun (nasionalisme dan sekulerisme). Mustafa Kemal merupakan
agen Inggris (Negeri Penjajah). Gerakan Turki Muda ini banyak mempengaruhi munculnya
pergerakan nasional di Indonesia.
• Arabi Pasha
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa
Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir
yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-
organisasi keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.Intinya dengan gerakan
kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain termasuk
Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di
negaranya.
• Bung Karno
Nasionalisme itu yalah suatu iktikad; suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat itu ada satu
golongan, satu "bangsa" lanjut bung karno nasionalisme bukan saling mengecualikan
akan tetapi saling bersahabat karna kemanusiaan adalah satu.
Tujuan Nasionalisme
Sikap nasionalisme di suatu negara memiliki tujuan tertentu. Berikut ini adalah beberapa
tujuan nasionalisme:
• Menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.
• Membangun hubungan yang rukun dan harmonis antar individu dan masyarakat.
• Membangun dan mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota masyarakat.
• Berupaya untuk menghilangkan ekstrimisme atau tuntutan berlebihan dari warga negara
kepada pemerintah.
• Menumbuhkan semangata rela berkorban bagi tanah air dan bangsa.
• Menjaga tanah air dan bangsa dari serangan musuh, baik dari luar maupun dari dalam
negeri.
Ciri-Ciri Nasionalisme
Nasionalisme dapat kita kenali dari karakteristiknya. Menurut Drs. Sudiyo, ciri-ciri
nasionalisme adalah sebagai berikut:
1. Nasionalisme humaniter
2. Nasionalisme yacobin
3. Nasionalisme tradisional
4. Nasionalisme liberal
5. Nasionalisme integral
Konsep nasionalisme dapat dikatakan sebagai suatu konsep yang meletakkan kesetiaan
tertinggi seseorang pada suatu negara tertentu. Konsep nasionalisme berasal dari peradaban
purba Yunani dan Ibrani Purba. Yang kemudian diubah pandangannya oleh kaum
kosmopolitan dengan pendapat tidak ada bangsa yang ada warga dunia. Dengan munculnya
Rennaissance dan reformasi maka nasionalisme kemudian tumbuh dan berkembang dan
akhirnya lahirlah bangsa-bangsa modern.
Revolusi Prancis pada tahun 1789 mengakibatkan perombakan total pada berbagai bidang
politik, negara memiliki peranan yang sangat penting memahami pendidikan agar terbentuk
generasi muda nasionalis. Revolusi ini digerakkan oleh bangsawan nasionalis.
Indonesia dapat dicirikan sebagai satu negara modern didasari dengan semangat kebangsaan
atau nasionalisme yaitu masyarakat untuk membangun masa depan bersama negara walaupun
berbeda-beda suku, agama, ras, etnik, budayadan golongan. Nasionalisme lahir pada abad 20
dengan adanya organisasi Boedi Oetomo yang menghasilkan ketetapan Sumpah Pemuda pada
tanggal 20 Oktober 1928. Tetapi pada saat itu belum dilandasi dengan nasionalisme. Akar
nasionalisme muncul setelah para pemuda belajar di Belanda atau belajar dari pemerintah
jajahanyang memunculkan nasionalisme modern karena melampaui batas-batas etnis.
Untuk membentuk negara lebih sulit daripada membentuk pemerintahan khususnya bangsa
yang majemuk seperti Indonesia. Agar terbentuk negara modern harus memiliki wawasan
kenegaraan dan dasar-dasar kultur Politik Nasional yang bersifat abstrak dan lembaga-lembaga
negara yang bersifat konkrit untuk mewujudkan kepentingan rakyat. Perlu adanya integrasi
nasional yang solid.
Dalam merancang lembaga-lembaga negara Indonesia bersumber dari :
1. Esensi kultur politik tradisional yang dianut masyarakat Indonesia yang sifatnya majemuk
2. Faham atau institusi kenegaraan modern yang dianut pemimpin pergerakan kemerdekaan
Indonesia.
Dari faham dan institusi kenegaraan modern disepakati bahwa paham negara yang berdasarkan
hukum, bentuk negara yang republik, kedaulatan rakyat atau demokrasi, pemilihan umum,
sistem pemerintahan presidensiil, pengawasan oleh dewan perwakilan rakyat, otonomi
daerahdan jaminan hak warga negara dan penduduk. Dengan kesepakatan tersebut maka
terbentuklah negara Indonesia.
Bentuk Nasionalisme
2. Nasionalisme Etnis
Adalah sejenis semangat kebangsaan dimana negara memperoleh kebenaran politik dari
budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.
3. Nasionalisme Romantik/Organik/Identitas
Dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semula jadi (organik) hasil dari bangsa
atau ras; menurut semangat romantisme.
4. Nasionalisme Budaya
Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan
bukannya “sifat keturunan” seperti warna kulit, ras dan sebagainya.
5. Nasionalisme Kenegaraan
6. Nasionalisme Agama
Bentuk nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.
Prinsip Nasionalisme
Semangat nasionalisme dalam negara kebangsaan dijiwai oleh lima prinsip nasionalisme, yakni:
1) kesatuan (unity), dalam wilayah teritorial, bangsa, bahasa, ideologi, dan doktrin kenegaraan,
sistem politik atau pemerintahan, sistem perekonomian, sistem pertahanan keamanan, dan
policy kebudayan;
2) kebebasan (liberty, freedom, independence), dalam beragama, berbicara dan berpendapat lisan
dan tertulis, berkelompok dan berorganisasi;
3) kesamaan (equality), dalam kedudukan hukum, hak dan kewajiban;
4) kepribadian (personality) dan identitas (identity), yaitu memiliki harga diri (self estreem), rasa
bangga (pride) dan rasa sayang (depotion) terhadap kepribadian dan identitas bangsanya yang
tumbuh dari dan sesuai dengan sejarah dan kebudayaannya;
5) prestasi (achievement), yaitu cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan (welfare) serta
kebesaran dan kemanusiaan (the greatnees adn the glorification) dari bangsanya
Nasionalisme di Indonesia
Faktor Pendorong Nasionalisme Di Indonesia
Nasionalisme di dorong oleh sejarah internal dan eksternal
Eksternal
a. Pada tahun 1905 Jepang menang atas Rusia dalam peperangan, sehingga menaikkan rasa
percaya diri bahwa bangsa berwarna mampu mengalahkan bangsa kulit putih
b. Terbentuknya negara-negara baru yang merupakan hasil dari munculnya nasionalisme di daerah
Asia dan Afrika
c. Beberapa prinsip Woodrow Wilson yang terdapat dalam Wilson 14 points. Semua hal tersebut
dapat diserap oleh kaum terpelajar Indonesia saat menuntut ilmu di luar negeri.
Internal
a. Kejayaan bangsa Indonesia sebelum kedatangan bangsa barat di bawah kerajaan
Sriwijaya, Mataram dan Majapahit.
b. Penderitaan rakyat akibat politik Drainaga (pengerukaan kekayaan)
c. Adanya Diskriminasi rasial.
d. Munculnya golongan terpelajar pada awal abad ke-20 ketika di terapkan politik etis oleh
kolonial.
Penerapan politik inilah peluang bagi bangsa indonesia secara strategi, sehingga kemudian
dimanfaatkan oleh para pendiri bangsa indonesia untuk mengenyam pendidikan yang selama
ini telah dieksploitasi oleh Belanda. Ketika suda banyak pribumi yang mengenyam pendidikan
lanjut kemudian mulai lah merumuskan format perlawanan yang baru, sala satunya adalah
pembentukan organisasi-organisasi kepemudaan.
Organisasi gerakan modern
Budi Utomo (BU, 20 Mei 1908)
Gagasan pertama pembentukan Budi Utomo berasal dari dr. Wahidin Sudirohusodo, seorang
dokter Jawa dari Surakarta. Ia menginginkan adanya tenaga-tenaga muda yang terdidik secara
Barat, namun pada umumnya pemuda-pemuda tersebut tidak sanggup membiayai dirinya
sendiri. Sehubungan dengan itu perlu dikumpulkan beasiswa (study fond) untuk membiayai
mereka.
Pada tahun 1908 dr. Wahidin bertemu dengan Sutomo, pelajar Stovia. Dokter Wahidin
mengemukakan gagasannya pada pelajar-pelajar Stovia dan para pelajar tersebut menyambutnya
dengan baik. Secara kebetulan para pelajar Stovia juga memerlukan adanya suatu wadah yang
dapat menampung kegiatan dan kehidupan budaya mereka pada umumnya. Sehubungan
dengan itu pada tanggal 20 Mei 1908 diadakan rapat di satu kelas di Stovia. Rapat tersebut
berhasil membentuk sebuah organisasi bernama Budi Utomo dengan Sutomo ditunjuk sebagai
ketuanya.
Pada awalnya tujuan Budi Utomo adalah menjamin kemajuan kehidupan sebagai bangsa yang
terhormat. Kemajuan ini dapat dicapai dengan mengusahakan perbaikan pendidikan,
pengajaran, kebudayaan, pertanian, peternakan, dan perdagangan. Namun sejalan dengan
berkembangnya waktu tujuan dan kegiatan Budi Utomo pun mengalami perkembangan.
Pada tahun 1914 Budi Utomo mengusulkan dibentuknya Komite Pertahanan Hindia (Comite
Indie Weerbaar). Budi Utomo menganggap perlunya milisi bumiputra untuk mempertahankan
Indonesia dari serangan luar akibat Perang Dunia Pertama (PD I, 1914 – 1918). Namun, usulan
itu tidak dikabulkan dan justru pemerintah Belanda lebih mengutamakan pembentukan Dewan
Rakyat Hindia (Volksraad). Selanjutnya ketika Volksraad (Dewan Rakyat) didirikan, Budi
Utomo aktif dalam lembaga tersebut. Pada tahun 1932 pemahaman kebangsaan Budi Utomo
makin berkembang maka pada tahun itu pula mereka mencantumkan cita-cita Indonesia
merdeka dalam tujuan organisasi.
Sesuai dengan namanya sumpah pemuda dirancang oleh para pemuda. Hal tersebut mereka
lakukan karena sadar bahwa untuk membangun Bangsa Indonesia yang majemuk harus
dibarengi dengan semangat nasionalisme. Proses lahirnya sumpah pemuda pun juga terjadi atas
hasil kerja sama antar pemuda.
Semangat nasionalisme tersebut akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dengan
adanya sumpah pemuda. Oleh karena itu penting bagi kita para generasi penerus bangsa untuk
menghayati makna dibalik peristiwa bersejarah ini. Untuk simak artikel dibawah ini yang akan
mengupas tuntas sejarah dan isi sumpah pemuda.
Sebuah tekad untuk membulatkan tekad demi menjunjung tinggi harkat dan martabat hidup
rakyat asli Indonesia. Keinginan kuat inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat
Indonesia sehingga sukses meraih kemerdekaannya 17 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal
17 Agustus 1945.
Karena kegagalan demi kegagalan yang terjadi itulah sehingga mendorong para pejuang untuk
mengubah taktik perjuangan melalui organisasi sosial politik. Akhirnya pada permulaan tahun
1908 mulai bermunculan berbagai organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat
Islam, Indische Partij, dan PNI.
Semenjak itu arah perjuangan bangsa Indonesia semakin terlihat baik dan tegas dalam
mewujudkan persatuan nasional.
Nama Indonesia pertama kali dipakai oleh Perhimpunan Indonesia di tahun 1908.
Perhimpunan Indonesia merupakan sebuah organisasi yang diinisiasi oleh pelajar-pelajar
Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Perhimpunan ini ketika dibentuk bernama Indische
vereeniging.
Kemudian di tahun 1922 dirubah menjadi indonesische vereeniging. Namun di tahun yang
sama namanya berganti menjadi Perhimpunan Indonesia. Pahlawan-pahlawan Indonesia
seperti Ki Hajar Dewantara, Budi Utomo dan Dr. Muhammad Hatta ikut memperkenalkan
istilah Indonesia untuk menandingi nama Hindia Belanda yang digunakan oleh pemerintahan
kolonialisme pada era itu.
Kongres Pemuda 1
Terlaksananya Kongres Pemuda 1 tidak lepas dari peran Perhimpunan Indonesia dan pelajar
Indonesia PPPI yang peresmiannya baru dilakukan di tahun 1926. Anggota dari organisasi-
organisasi tersebut ialah pelajar-pelajar yang berasal dari sekolah tinggi yang ada di Jakarta dan
di Bandung.
Tokoh-tokoh PPPI antara lain ialah Sugondo Djojopuspito, Sigit, Abdul Syukur, Gularso,
Sumitro, Samijono, Hendromartono, Subari, dan yang lainnya. Organisasi PPPI di Indonesia
biasa memperoleh kiriman majalah Indonesia Merdeka dari Perhimpunan Indonesia yang
berada di negeri Belanda.
Selain itu menjadi Indonesia merdeka terbitan PPPI di negeri Belanda. PPPI sendiri juga
membuat majalah Indonesia Raya dimana Abu Hanifah yang menjadi pimpinan redaksinya.
Dari gagasan-gagasan yang dikeluarrkan oleh PPPI sudah mencerminkan semangat persatuan
dan kesatuan.
Hal ini seperti yang terdapat pada Perhimpunan Indonesia yang ditunjukkan dengan keinginan
pemuda-pemuda di Bandung yang berharap supaya rakyat Indonesia mulai melepaskan sifat-
sifat kedaerahan. Selain itu keinginan ini juga terjadi atas dorongan yang dilakukan oleh Mr.
Sartono dan Mr. Sunario.
Kemudian terbetnuk organisasi bernama Jong Indonesia yang berubah nama menjadi Pemuda
Indonesia pada tanggal 20 Februari 1927. Tokoh yang pernah menjadi pemimpin dari
organisasi ini diantaranya adalah Sugiono, Moeljadi, Soepangkat, Soekasmo, Soelasmi, Abdul
Gani, Kotjo Sungkono, dan Agus Prawiranata.
Sedangkan yang menjadi ketua saat pertama kali adalah Sugiono. Meskipun termasuk sebagai
sebuah organisasi pergerakan politik, akan tetapi organisasi ini tidak langsung terjun ke dunia
politik ketika baru dibentuk. Sehingga terjadi perdebatan selama beberapa tahun untuk
menentukan bentuk persatuan yang diharapkan.
Hingga akhirnya pada tanggal 30 April 1926 sampai 2 Mei 1926 diadakan Kongres Pemuda 1
di Jakarta. Tujuan dari diadakannya Kongres Pemuda 1 adalah untuk menciptakan sebuah
badan sentral organisasi pemuda yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
dan bahasa sehari-hari bagi rakyat Indonesia.
Terdapat beberapa poin peting yang menjadi hasil dari diadakannya Kongres Pemuda 1, yaitu:
Kongres Pemuda 2
Di tanggal 27 sampai 28 Oktober 1928 diselenggarakan Kongres Pemuda 2 dengan Soegondo
Djojopoespito dari PPPI sebagai pimpinan acara. Pada Kongres Pemuda 2 inilah didapatkan hasil yang
penting yakni Sumpah Pemuda. Dalam acara inilah lagu Indonesia Raya yang dibuat oleh Wage Rudolf
Supratman ditetapkan sebagai lagu negara.
Semenjak Kongres Pemuda tahun 1926 Pertama telah diinisiasi sebuah badan untuk
mempersatukan berbagai organisasi pergerakan pemuda. Dalam rangka menindaklanjuti hasil
Kongres yang pertama, diselenggarakan sebuah pertemuan. Akan tetapi pada pertemuan
tersebut belum didapatkan hasil yang baik.
Dalam acara persiapan tanggal 12 Agustus 1928 itu dihadiri oleh seluruh utusan dari setiap
organisasi pemuda. Selain itu, juga dihasilkan sebuah kesepakatan untuk mengadakan acara
Kongres Pemuda Kedua pada bulan Oktober 1928 yang panitianya diambil satu dari setiap
organisasi.
Dalam susunan panitia itu juga tidak ada perwakilan organisasi yang mendapat dua jabatan
sekaligus. Berikut susunan panitia penyelenggara acara Kongres Pemuda 2.
Penyelenggaraan Kongres Pemuda Dua ini dilakukan di tiga tempat yang berbeda dan terdiri
dari tiga pertemuan.
Pertemuan 1
Pertemuan 1 diadakan Sabtu 27 Oktober 1928, lokasi Gedung Katholieke Jongenlingen Bond
disingkat KJB di Waterlooplein hari ini namanya Lapangan Banteng. Pada pidato
penyambutan oleh Sugondo Djojopuspito sebagai pimpinan panitia, berkeinginan supaya acara
ini bisa meningkatkan semangat persatuan di hati pemuda-pemuda.
Ia menyatakan bahwa persatuan indonesia bisa ditingkatkan melalui 5 hal, yaitu sejarah, bahasa,
hukum, budaya, pendidikan, dan tekad.
Pertemuan 2
Pertemuan 2 diadakan Minggu 28 Oktober 1928, lokasi Gedung Oost-Java Bioscoop. dalam
pertemuan ini didiskusikan mengenai problem seputar pendidikan. Poernomowoelan dan
Sarmidi Mangoensarkoro menyampaikan opini tentang keharusan setiap anak memperoleh
pendidikan kebangsaan.
Selain itu, juga harus berimbang antara pendidikan di rumah dan sekolah serta pendidikan
harus bersifat demokrasi.
Pertemuan 3
Ramelan menjelaskan bahwa gerakan kepanduan tidak dapat terlepas dari pergerakan nasional.
Dimana gerakan kepanduan dapat berguna sebagai sarana pendidikan sejak dini untuk
mengajari kedisiplinan dan kemandirian kepada anak-anak, merupakan hal yang diperlukan
dalam perjuangan.
Pada akhir acara pra-penutup dimainkan lagu Indonesia Raya buatan Wage Rudolf Supratman
dengan iringan biola dan tanpa syair berdasarkan usulan Sugondo pada Supratman. Para
hadirin pun menyambut dengan senang lagu Indonesia Raya. Sebagai penutup disampaikan
kesimpulan keputusan kongres yang disebut Sumpah Pemuda.
Integrasi Nasional
Integrasi Nasional adalah suatu upaya untuk mempersatukan atau menggabungkan berbagai
perbedaan pada kelompok budaya atau kelompok sosial di dalam satu wilayah sehingga
membentuk suatu kesatuan yang harmonis di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Dengan kata lain, integrasi nasional adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu
bangsa yakni bangsa Indonesia. Integrasi bangsa dapat dilihat secara politis dan secara
antropologis.
• Pengertian Integrasi Nasional secara Politis adalah proses penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial di dalam kesatuan wilayah nasional yang kemudian membentuk
identitas nasional.
• Pengertian Integrasi Nasional secara Antropologis adalah proses penyesuaian berbagai
unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keseresaian fungsi dalam
kehidupan bermasyarakat.
Berbagai keanekaragaman yang ada di Indonesia sudah seharusnya dipelihara dan dijaga oleh
seluruh elemen masyarakat. Jangan menjadikan perbedaan sebagai pertentangan karena
perbedaan dan keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan dan kelebihan yang dimiliki oleh
Indonesia.
1. Keanekaragaman budaya, bahasa daerah, agama, ras, dan berbagai perbedaan lainnya
menjadi faktor penghambat proses national integration.
2. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari ribuan
kepulauan dan dikelilingi lautan yang luas juga menjadi penghambat integrasi bangsa.
3. Ketimbangan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah telah menimbulkan rasa tidak
puas. Masih banyaknya konflik berunsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan),
gerakan separatisme dan kedaerahaan, domenstrasi, juga menjadi faktor penghambat
integrasi.
4. Paham etnossentrisme yang masih dimiliki oleh beberapa suku sehingga menonjolan
kelebihan daerahnya dan meremehkan budaya suku bangsa yang lain.
1. Adanya kesadaran anggota masyarakat bahwa dibutuhkan hubungan satu dengan yang lain
agar dapat memenuhi kebutuhan mereka.
2. Anggota masyarakat sepakat tentang norma dan nilai sosial yang dijadikan pedoman dalam
bermasyarakat.
3. Adanya norma dan nilai sosial yang berlaku sebagai aturan dan pedoman dalam proses
integrasi masyarakat.
Jenis Integrasi Nasional
Mengacu pada penjelasan definisi integrasi bangsa di atas, adapun beberapa jenis integrasi
nasional adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Indonesia pada
tahun 1976. Di lokasi TMII tersebut terdapat rumah adat dan aneka macam budaya dari
seluruh provinsi Indonesia.
2. Sikap menghargai dan toleransi terhadap antar umaat beragama di Indonesia. Hal ini terlihat
dari sikap masyarakat Indonesia yang menghargai perbedaan agama.
3. Sikap menghargai dan merasa memiliki kebudayaan yang berasal dari daerah lain, bahkan
mempelajari kebudayaan dari daerah yang berbeda.