Nasionalisme
Pengertian Nasionalisme
NASIONALISME
Nasionalime? Banyak orang menggunakan kata itu dalam berbagai saat, tempat
dan acara. Sering, kata nasiaonalisme dijadikan bumbu untuk menyedapkan isi
sambutan, Lip Service, atau juga dipakai sebagai pengabsahan suatu kegiatan.
Terkadang karena satu dan lain hal, nasionalisme juga dijadikan senjata ampuh
untuk menjatuhkan "lawan main". Walhasil, kata nasionalisme sering digunakan
untuk kepentingan pribadi. Tapi apa makna nasionalisme yang sesungguhnya?
Apakah nasionalisme cukup dengan hanya menyatakan bahwa diri kita berasal
dari nenek moyang sebuah bangsa yang bernama Indonesia? Tidak! Jelas tidak.
Perasaan nasionalisme seharusnya lebih jauh dan lebih dalam dari itu. Sebab
seorang nasionalis, adalah insan yang disamping sadar dimana tanah tumpah
darahnya, juga sadar bagaimana keadaan sekarang dan masa depan dari tanah
tumpah darahnya itu.
Benar, bahwa seorang anak yang dilahirkan di sebuah tempat akan memiliki
ikatan dengan tanah tumpah darahnya. Sebab, kendati sehari saja ia tinggal di
Amerika, tapi jika ia lahir -tumpah darah- di Amerika, sampai kapan pun akan
kesebut sebagai kelahiran Amerika. walaupun ia keturunan Argentina. Sebab,
tanah kelahirannya akan selalu lekat dengan nama sang anak. Tapi apakah
dengan begitu, ia bisa dipastikan punya semangat atau rasa nasionalisme? Belum
pasti.
Diatas sudah saya jelaskan bahwa memang ada kaitan psikologis antara tanah
kelahiran dengan rasa kebangsaan. Tapi Kalau cuma itu ikatannya, maka ia tidak
akan menjadi apa-apa untuk bangsanya, hanya nostalgia. walaupun mengaku
nenek moyang Indonesia, lahir di Indonesia, bekerja sebagai pegawai negeri,
Nasionalisme
berpakaian KORPRI, tapi kalau menanamkan uangnya di negara lain, apa pantas
di sebut nasionalis?
Orang macam apa dia? Pada saat orang membutuhkan dana, pada saat bangsa
ini membutuhkan dana segar untuk pembangunan, ia malah "melarikan"
uangnya ke negeri orang. Mereka-mereka itu adalah orang yan g mengeruk
keuntungan dari negara ini untuk kemudian menanamkannya sebagai modal di
negara lain. Ini orang munafik, Bejat.
Secara kasar, kalau memang layak untuk di banding-bandingkan. Saya lebih suka
melihat orang cina atau nonpri yang berusaha -mencari untung- di Indonesia,
tapi uangnya, keuntungannya ditanam lagi di Indonesia. Jadi tidak hanya
menempatkan bumi ini sebagai lahan untuk dikeruk. Tapi juga sepenuhnya
untuk dimakmurkan. Orang yang seperti itu, bagaimanapun, masih bisa
dikatakan memiliki sifat nasionalisme.
Nasionalisme yang benar adalah nasionalisme yang memiliki sense of belonging
dan sense of responsibility terhadap nasib bangsanya. hal ini, saya kira sejalan
dengan pola perjuangan kita. Pejuang kita dulu, bertempur melawan penjajah
karena didorong oleh rasa memiliki dan rasa tanggungjawab terhadap bangsa
dan negaranya, sehingga ia rela mengorbankan apapun miliknya -bahkan jiwa
raganya- untuk kepentingan bangsa.
Dan setelah merdeka, setelah perjuangan membuahkan hasil, tentu akan lahir
rasa kebanggan dalam dirinya. Ada nation pride, kenapa? Karena ia memperoleh
kemerdekaan ini lewat perjuangan, bukan lewat pemberian orang, bukan lewat
belas kasihan orang. Biasanya orang yang memiliki perasaan ini, selalu
memikirkan perjalanan dan nasib bangsanya. Sehingga ia tidak ikhlas sedikitpun
jika bangsa ini di injak-injak oleh orang lain. Sadumuk batuk sanyari bumi dibelo
mati.
Saya mengambil contoh sederhana saja. Orang yang memiliki sesuatu karena
pemberian orang, biasanya, akan bersikap enteng terhadap barang tersebut,
kecuali kalo yang diberikan itu benda istimewa. Berbedahalnya dengan orang
yang memperoleh barang tersebut lewat kerja keras. Apalagi kalau diperoleh
lewat taruhan nyawa.
Memang kesadaran terhadap makna nasionalisme mesti tuntas dan benar. Dan
pemahaman terhadap makna nasionalisme itu tidak mudah. Ia tidak bisa begitu
saja dicuplik dari pemahaman nasionalisme orang singapore atau orang
Amerika. Nasionalisme Indonesia berbeda dengan nasionalisme Amerika, atau
Singapura! Nasionalisme Indonesia berdasarkan Pancasila, jiwa gotong royong
dalam rasa kekeluargaan.
Untuk itu kepada para pemuda, saya ingatkan bahwa rasa nasionalisme adalah
sebuah rasa yang harus dan mutlak ada dalam diri kita. Sebab pembangunan
Nasionalisme
bangsa ini akan menjadi tidak jelas jika tidak disemangati oleh semangat
nasionalisme. 17 Agustus 1945 membuktikan betapa dahsyatnya gelora
kebangsaan di negara ini. Dan gelora itu harus bejalan seumur hidup bangsa ini,
seumur dunia ini.
MERDEKA!!
Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata nation (Inggris) yang berarti bangsa.
Ada beberapa tokoh mengemukakan tentang pengertian Nasionalisme.
1. Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan
bernegara.
2. Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau
karakter yang timbul karena perasaan senasib.
3. Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya
National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi
(bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara
sendiri. Dan kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti
politik, yaitu negara nasional.
Untuk lebih jelas lagi perlu kita perhatikan beberapa definisi nasionalisme
berikut ini!
4. Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki
oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan
sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.
5. Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and
Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:1. Hasrat untuk
mencapai kesatuan.2. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.3. Hasrat untuk
mencapai keaslian.4. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa. Dari definisi
itu nampak bahwa negara dan bangsa adalah sekelompok manusia yang:
a. memiliki cta-cita bersama yang mengikat warga negara menjadi satu kesatuan;
b. memiliki sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa senasib
sepenanggungan; c. memiliki adat, budaya, dan kebiasaan yang sama sebagai
akibat pengalaman hidup bersama; d. menempati suatu wilayah tertentu yang
merupakan kesatuan wilayah; dan e. teroganisir dalam suatu pemerintahan yang
berdaulat sehingga mereka terikat dalam suatu masyarakat hukum.
6. Selanjutnya menurut Louis Sneyder. Nasionalisme adalah hasil dari
perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual.
Suatu negara kebangsaan akan menjadi kuat bila timbul nafsu untuk
mengembangkan negaranya. Nafsu untuk berkuasa itu mendorong negara
tersebut memperkuat angkatan perang. Bila telah merasa diri mereka kuat, maka
berbagai alasan dicari-cari sehingga bisa timbul penjajahan yang sesungguhnya.
Nasionalisme
7
Semangat dan nafsu untuk berkuasa atas bangsa lain ini merupakan salah satu
sebab adanya kolonialisme dan imperialisme.
Makna Nasionalisme
Makna Nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional
yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk
merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai
pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa
dan negaranya.
Kita sebagai warga negara Indonesia, sudah tentu merasa bangga dan mencintai
bangsa dan negara Indonesia. Kebanggaan dan kecintaan kita terhadap bangsa
dan negara tidak berarti kita merasa lebih hebat dan lebih unggul daripada
bangsa dan negara lain. Kita tidak boleh memiliki semangat nasionalisme yang
berlebihan (chauvinisme) tetapi kita harus mengembangkan sikap saling
menghormati, menghargai dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain.
Jadi Nasionalisme dapat diartikan:
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedang dalam
arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila
Pada prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilainilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan
persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa;menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia;mengembangkan sikap tenggang rasatidak semena-mena terhadap
orang lain;gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;senantiasa menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan;berani membela kebenaran dan keadilan;merasa bahwa
bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia;
danmenganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama
dengan bangsa lain.
Nasionalisme
dok / antara
Ilustrasi.
Nasionalisme Indonesia merupakan nasionalisme yang sepenuhnya
mendasarkan diri pada nilai kemanusia
Dalam persfektif sosiologis Indonesia, memisahkan esensi dan hakikat
nasionalisme (kebangsaan) Indonesia dari watak dan karakternya yang bersifat
anti-penjajahan (kolonialisme), anti-imperialisme, dan anti-kapitalisme
merupakan bentuk pengingkaran atau wujud penolakan terhadap nilai dan
hakikat kemanusiaan bangsa Indonesia itu sendiri.
Nilai dan hakikat kemanusiaan (atau perikemanusiaan) adalah akar filosofis
yang mengilhami tesis pemikiran nasionalisme Indonesia, sekaligus landasan
fundamental berdirinya bangunan kebangsaan Indonesia.
Nasionalisme Indonesia merupakan nasionalisme yang sepenuhnya
mendasarkan diri pada nilai-nilai kemanusiaan (perikemanusiaan) yang hakiki
dan bersifat asasi. Bertujuan mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan
setiap bangsa, untuk hidup bersama secara adil dan damai tanpa diskriminasi
apa pun dalam hubungan-hubungan sosialnya.
Inilah yang membedakan pemikiran nasionalisme Indonesia bukan sebagai
bentuk duplikasi paham nasionalisme bangsa lain. Pengertian nasionalisme itu
sendiri secara harfiah memiliki pengertian sifatnya universal bagi semua bangsa.
Diktum pemikiran ini tentu bukan karena manifestasi sikap ultra-nasionalistis
atau semacam pembengkakan ego-nasionalisme yang kelewat besar belaka,
Nasionalisme
10
tertentu. Namun, pemikiran yang secara objektif melihat sistem kehidupan yang
menindas pada zaman tersebut.
Itu sebabnya, Bung Karno sebagai salah satu aktor intelektual bangsa terdahulu,
bukan saja melihat ancaman kapitalisme semata-mata dari bangsa asing (Barat),
melainkan juga ancaman kapitalisme bangsa sendiri. Menurut Bung Karno,
kapitalisme bukanlah identifikasi suatu bangsa tertentu, melainkan suatu paham
atau sistem pergaulan hidup yang timbul dari cara produksi yang memisahkan
kaum buruh dari alat-alat produksi.
Nasionalisme
11
Hal ini menjadi cukup penting mengingat di balik perkembangan global yang
terjadi dewasa ini, sesungguhnya tidak bergeser dari watak dasar kolonialismeimperialisme-kapitalisme tua yang sifatnya mengeksploitasi, menjajah, dan
menindas. Namun, dalam metode dan modus yang dikemas baru.
Atas nama globalisasi, jaringan kapitalisme dunia dengan metode manajemen
multinational corporation disusun secara apik guna menjarah sebesar-besarnya
sumber daya alam negara-negara berkembang/terbelakang.
Melalui pendekatan pilihan penyebaran jaringan industrinya pada kawasankawasan wilayah tertentu secara parsial, dominasi keunggulan teknologi (hitech) akan tetap berada di pihak negara induk MNC tersebut. Alih teknologi
yang sesungguhnya hanya menjadi sebuah mimpi bagi dunia ketiga.
Negara dunia ketiga ditindas atau diperkosa hak-hak kemanusiannya dalam
wujud western-dream, konsumerisme, struktur uang luar negeri yang semakin
membengkak dan sebagainya. Inilah imperialisme-kapitalisme gaya baru yang
tersembunyi secara massif dalam mainstream arus globalisasi tersebut.
Mengingat bentuk penjajahan tersebut telah bermetamorfosa dari bentuknya
yang dulu, dalam konteks Indonesia khususnya, perlawanan yang harus disusun
tentulah dalam bentuk baru juga.
Misalnya di bidang ekonomi, manifestasi perjuangan kebangsaan kita sebaiknya
diarahkan secara mendasar ke arah upaya memaksimalkan basis perekonomian
rakyat yang lebih berdikari. Menguatnya basis perekonomian rakyat yang
mencerminkan kekuatan sendiri, pada akhirnya akan memperkuat struktur
perekonomian bangsa secara menyeluruh. Rakyat bukan lagi sebagai abdi
kepentingan ekonomi asing.
Memaksimalkan basis perekonomian rakyat, sebuah upaya yang harus benarbenar dilandasi political-will yang mendasar, konsisten dan bukan sekedar
politik etis, sebagaimana yang selama ini terjadi. Satu-satunya upaya kearah
itu, yang diamanatkan UUD 1945, adalah kehidupan perkoperasian sebagai
tulang punggung kehidupan ekonomi bangsa.
Nasionalisme dalam era global pada hakikatnya menuntut kita untuk menyusun
bentuk-bentuk baru modus perjuangan kebangsaan, perjuangan kemanusiaan.
Globalisasi bukanlah sebuah paradigma yang seakan-akan mengharuskan kita
meninjau kembali, atau mendefenisikan ulang pemahaman esensi serta hakikat
nasionalisme Indonesia sesuai parameter dan ukurannya. Sayangnya, banyak
kalangan yang justru berfikir demikian. Akhirnya lahirlah gagasan gila
nasionalisme-baru yang tidak lagi anti penjajahan (kolonialisme) atau antiimperialisme dan anti-kapitalisme.
Nasionalisme
12