Anda di halaman 1dari 4

Laporan Pendahuluan

Oleh Khaula Nur Aliya, 1506690441

I. Kasus
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
II. Definisi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami pasien
dengan gangguan jiwa. Biasanya adanya gangguan berupa sensasi berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus nyata (Keliat,
Akemat, Helena, & Nurhaeni, 2011). Halusinasi merupakan suatu gejala yang
khas pada penderita Skizofrenia, dimana penderita memiliki gangguan utama
pada proses berpikir, persepsi, kognisi, dan fungsi sosial.

Halusinasi terbagi menjadi menjadi beberapa jenis, yaitu (Keliat et al., 2011;
Stuart, 2013):
1. Halusinasi suara (ditandai dengan bicara atau tertawa sendiri tanpa lawan
bicara, marah-marah tanpa sebab sebab)
2. Halusinasi penglihatan (ditandai dengan menunjuk-nunjuk arah tertentu,
ketakutan pada objek yang tidak jelas, melihat sesuatu yang tidak
jelas/tidak ada)
3. Halusinasi penghidu (ditandai mencium bau-bauan, sering menutup
hidung)
4. Halusinasi pengecapan (ditandai dengan sering meludah, muntah,
merasakan rasa yang tidak enak)
5. Halusinasi perabaan (ditandai dengan menggaruk-garuk permukaan kulit,
merasakan ada benda asing dalam kulitnya).
6. Tactile, pasien merasakan rasa nyeri atau tidak nyaman tanpa adanya
stimulus. contohnya merasa seperti tersengat listrik.
7. Cenesthetic, merupakan perasaan pasien dapat merasakan bagaimana
fungsi tubuh berjalan. Contohnya seperi merasakan proses pencernaan
makanan
8. Kinesthetic, merupakan bentuk halusinasi yang dapat merasakan sensasi
berpindah saat berdiri tanpa adanya gerakan secara nyata
III. Penyebab
Penyebab halusinasi ini biasanya karena faktor genetis, neurobiologis, teori virus,
psikologis, dan didukung adanya proses penerimaan informasi yang berlebihan,
seperti kehilangan sesuatu yang penting (Keliat, 2009). Halusinasi disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu adanya kegagalan dalam menyelesaikan tahap
perkembangan sosial, koping indivdu tidak efektif, adanya stress yang
menumpuk, koping keluarga tidak efektif, dan hubungan antar anggota keluarga
yang kurang harmonis.
IV. Proses Terjadinya Masalah
Proses terjadinya Halusinasi dimulai dengan serangkaian masalah yang dipikirkan
atau dirasakan penderita. Pada saat tertentu pasien contohnya dengan skizofrenia
tidak dapat membedakan antara stimulus internal dan eksternal, sehingga hal ini
membuat individu seolah-olah melihat atau mendengar sesuatu yang pada
kenyataanya tidak ada (Suryani, 2008).
V. Data yang Perlu dikaji
Pengkajian pada pasien dapat dilakukan secara observasi maupun wawancara atau
bertanya langsung. Saat perawat megakkan diagnose gangguan persepsi sensori
halusinasi perawat perlu melihat data-data sebagai berikut:
Data Objektif:
a. Klien berbicara dan tertawa sendiri.
b. Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.
c. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu.
d. Disorientasi.
Data Subjektif:
a. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata.
b. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang
nyata.

Setelah mendapatkan mendapatkan data yang menunjukan pasien kearah


gangguan persepsi sensori halusinasi, perawt perlu melakukan pengkajian
mengenai halusinasi yang dialami pasien yaitu:
1. Jenis dan isi halusinasi baik dengan observasi maupun melakukan
wawancara kepada pasien
2. Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan halusinasi
3. Respons halusinasi

VI. Pohon Masalah


Risiko Perilaku Kekerasan

Halusinasi

Isolasi Sosial

VII. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa: Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Tujuan Umum: Evaluasi kemampuan pasien 1. Membina hubungan
Klien dapat halusinasi: saling percaya dengan
mengendalikan - Pasien menunjukkan pasien menggunakan
halusinasinya tanda-tanda percaya komunikais terapeutik
kepada perawat 2. Membantu pasien
Tujuan Khusus: - Mengenal jenis mengenali halusinasi
- Klien dapat halusinasi 3. Melatih pasien cara
membina - Mengenal situasi mengontrol halusinasi
hubungan yang menimbulkan :
saling percaya halusinasi - Hardik
- Klien - Klien memilih dan - bercakap-cakap
mengenali melaksanakan cara - melakukan aktivitas
halusinasi yang dipilih untuk - minum obat secara
yang dialami mengatasi halusinasi. teratur)
- Klien dapat - Membuat jadwal
mengontrol harian
halusinasinya - Melakukan kegiatan
- Klien dapat sesuai jadwal
dukungan dari - Menggunakan obat
keluarga secara teratur
dalam
mengontrol
halusinasinya
- Klien
mengikuti
program
pengobatan
secara optimal

Referensi

Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2011). Kesehatan Jiwa Komuntas
CMHN (Basic Course). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice od Psychiatric Nursing. (E. Mosby, Ed.).
St. Loius.

Suryani. (2008). Pengalaman Penderita Skizofrenia tentang Proses Terjadinya


Halusinasi, 1(April 2013), 1–9.

Anda mungkin juga menyukai