I. Kasus
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
II. Definisi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami pasien
dengan gangguan jiwa. Biasanya adanya gangguan berupa sensasi berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus nyata (Keliat,
Akemat, Helena, & Nurhaeni, 2011). Halusinasi merupakan suatu gejala yang
khas pada penderita Skizofrenia, dimana penderita memiliki gangguan utama
pada proses berpikir, persepsi, kognisi, dan fungsi sosial.
Halusinasi terbagi menjadi menjadi beberapa jenis, yaitu (Keliat et al., 2011;
Stuart, 2013):
1. Halusinasi suara (ditandai dengan bicara atau tertawa sendiri tanpa lawan
bicara, marah-marah tanpa sebab sebab)
2. Halusinasi penglihatan (ditandai dengan menunjuk-nunjuk arah tertentu,
ketakutan pada objek yang tidak jelas, melihat sesuatu yang tidak
jelas/tidak ada)
3. Halusinasi penghidu (ditandai mencium bau-bauan, sering menutup
hidung)
4. Halusinasi pengecapan (ditandai dengan sering meludah, muntah,
merasakan rasa yang tidak enak)
5. Halusinasi perabaan (ditandai dengan menggaruk-garuk permukaan kulit,
merasakan ada benda asing dalam kulitnya).
6. Tactile, pasien merasakan rasa nyeri atau tidak nyaman tanpa adanya
stimulus. contohnya merasa seperti tersengat listrik.
7. Cenesthetic, merupakan perasaan pasien dapat merasakan bagaimana
fungsi tubuh berjalan. Contohnya seperi merasakan proses pencernaan
makanan
8. Kinesthetic, merupakan bentuk halusinasi yang dapat merasakan sensasi
berpindah saat berdiri tanpa adanya gerakan secara nyata
III. Penyebab
Penyebab halusinasi ini biasanya karena faktor genetis, neurobiologis, teori virus,
psikologis, dan didukung adanya proses penerimaan informasi yang berlebihan,
seperti kehilangan sesuatu yang penting (Keliat, 2009). Halusinasi disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu adanya kegagalan dalam menyelesaikan tahap
perkembangan sosial, koping indivdu tidak efektif, adanya stress yang
menumpuk, koping keluarga tidak efektif, dan hubungan antar anggota keluarga
yang kurang harmonis.
IV. Proses Terjadinya Masalah
Proses terjadinya Halusinasi dimulai dengan serangkaian masalah yang dipikirkan
atau dirasakan penderita. Pada saat tertentu pasien contohnya dengan skizofrenia
tidak dapat membedakan antara stimulus internal dan eksternal, sehingga hal ini
membuat individu seolah-olah melihat atau mendengar sesuatu yang pada
kenyataanya tidak ada (Suryani, 2008).
V. Data yang Perlu dikaji
Pengkajian pada pasien dapat dilakukan secara observasi maupun wawancara atau
bertanya langsung. Saat perawat megakkan diagnose gangguan persepsi sensori
halusinasi perawat perlu melihat data-data sebagai berikut:
Data Objektif:
a. Klien berbicara dan tertawa sendiri.
b. Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.
c. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu.
d. Disorientasi.
Data Subjektif:
a. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata.
b. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang
nyata.
Halusinasi
Isolasi Sosial
Referensi
Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2011). Kesehatan Jiwa Komuntas
CMHN (Basic Course). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice od Psychiatric Nursing. (E. Mosby, Ed.).
St. Loius.