Anda di halaman 1dari 35

Arti Nasionalisme

Nasionalisme merupakan suatu sikap politik atau pemahaman dari masyarakat suatu bangsa yang
memiliki keselarasan kebudayaan dan wilayah.
Juga memiliki kesamaan cita-cita dan tujuan sehingga timbul rasa ingin mempertahankan negaranya,
baik dari internal maupun eksternal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk
mencintai bangsa dan negara sendiri.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama
mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan
bangsa.
Sikap dan perilaku nasionalisme yang harus dimiliki warga negara. Itu meliputi harus mematuhi
aturan yang berlaku, mematuhi hukum negara, melestarikan budaya Indonesia.
Kemudian menciptakan dan mencintai produk dalam negari, serta bersedia melakukan aksi nyata
membela negara.
Sejarah Nasionalisme
Nasionalisme sudah menjadi pandang yang dikenal sejak akhir abad ke-18.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), pada Revolusi Amerika dan Perancis nasionalismen
sudah menjadi pandang kuat yang pertama.
Setelah itu baru menyebar ke negara-negara baru di Amerika Latin. Pada awal abad ke-19 menyebar
ke Eropa Tengah, selanjut di Eropa Timur dan Tenggara.
Berkembang di Asia dan Afrika pada awal abad ke-20. Itu menjadi kebangkitan dan perjuangan yang
kuat bagi masyarakat di dua benua tersebut.
Nasionalisme di Indonesia
Di Indonesia, mulai muncul benih-benih nasionalisme sejak abad ke-19 dan abad ke-20.
Diberitakan Kompas.com (20/5/2017), awal kebangkitan nasionalisme di Indonesia berawal dari
lahirnya Budu Utomo yang didirikan oleh Wahidin Soedirohoesoedo dan Soetomo.
Berawal dari embrio yang bersifat kultural, nasionalisme rakyat Indonesia perlahan mulai berkembang
dan terwujud dalam pembantukan organisasi Budi Utomo.
Budi Utomo menjadi pemicu kesadaran para tokoh pergerakan nasionalisme untuk mulai berjuang
dengan cara berorganisasi.
Presiden Soekarno dalam setiap pidatonya saat peringatan Hari Kebangkitan Nasional menegaskan
bahwa Budi Utomo merupakan awal kesadaran bangsa Indonesia berjuang merebut kemerdekaan
dengan jalan berorganisasi.
Para pendiri Budi Utomo telah memberikan ide untuk memperjuangkan kemerdekaan dari Pemerintah
Kolonial Belanda dengan cara baru, yakni melalui perserikatan, perhimpunan politik dan persatuan.
Budi Utomo sebagai alat perjuangan modern yang menjadi pemicu pergerakan kemerdekaan
nasional.
Banyak Indonesia mulai membangun dan melanjutkan perjuangan untuk mencapi kembali
kemerdekaan dengan organisasi rakyat yang modern.
Bahkan Presiden Soekarno menyebut jika Budi Utomo berperan dalam mengantarkan rakyat
Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Tujuan Nasionalisme

Nasionalisme ini berperan kuat dalam perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan. Tidak
mustahil ke depan akan muncul ancaman dan bahaya.
Sehingga diperlukan semangat kebangsaan dengan intensitas tinggi untuk menanggulangi itu.
Berikut tujuan nasionalisme:
Menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
1. Membangun hubungan yang rukun dan harmonis antar individu dan masyarakat.
2. Membangun dan mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota masyarakat.
3. Berupaya menghilangkan ekstramisme berlebihan dari warga negara kepada masyarakat.
4. Menumbuhkan semangat rela berkorban bagi tanah air dan bangsa.
5. Menjaga tanah air dan bangsa dari serangan musuh baik dari dalam atau luar.
Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang
sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan
negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political
legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang
menanggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi
saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu,
naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan
negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan ini,
yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan ini pun tampak pula dalam dunia hewan saat ada
ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila
suasananya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang
berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah.
Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem
seperti naziisme, pengasingan dan sebagainya.

Beberapa bentuk dari nasionalisme[sunting | sunting sumber]


Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan
negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi.
Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan
sebahagian atau semua elemen tersebut.
Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme di mana
negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan
politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan
tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa
Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari
budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang
memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan
dari nasionalisme etnis di mana negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi ("organik")
hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung
kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka
untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder
merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.
Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik
dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh
yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya.
Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap
sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat
istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah banyak
rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi
menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan
nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi
hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip
masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang ulung,
seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme,
serta nasionalisme Turki kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan
di Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan pemusat negeri Prancis, seperti juga
nasionalisme masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan
(equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika.
Secara sistematis, bilamana nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik
kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan penindasan
kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan pusat yang kuat di
Spanyol dan Prancis dengan nasionalisme Basque, Catalan, dan Corsica.
Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh legitimasi politik dari
persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan
nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan
agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut
partai BJP bersumber dari agama Hindu.
Namun, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya merupakan simbol dan bukannya
motivasi utama kelompok tersebut. Misalnya pada abad ke-18, nasionalisme Irlandia dipimpin oleh
mereka yang menganut agama Protestan. Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya berjuang untuk
memartabatkan teologi semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan paham yang bersangkut
paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka terutamanya budaya Irlandia. Justru itu,
nasionalisme kerap dikaitkan dengan kebebasan.

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu
negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara
dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Secara fisik, hal ini dapat diartikan
sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam
keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk
serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial
maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini
adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau
sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran)
dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan
dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah
bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib
militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela
negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat
melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania
Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer,
seperti Amerika Serikat National Guard.
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa
tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional.
Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut
sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personel militer tidak berkomitmen
untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak
terduga, memperkuat pertahanan negara.

Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.[1]

Peran penting Bela Negara dapat dikuak secara lebih jernih dan mendalam melalui perspektif
pertahanan. Keutuhan wilayah Indonesia, beserta seluruh sumber daya, kedaulatan dan
kemerdekaannya, selalu terancam oleh agresi asing dari luar dan pergolakan bersenjata dari dalam.
Kalau ancaman ini menjadi nyata dan Indonesia tidak siap, semuanya bisa kembali ke titik nol.
Antisipasi para pendiri bangsa tercantum dalam salah satu poin tujuan nasional yaitu “Melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Pernyataan ini menjadi dasar dari
tujuan pertahanan. Ia tidak berdiri sendiri tetapi berbagi ruang dengan tujuan keamanan atau
ketertiban sipil dan berdampingan 3 (tiga) tujuan lainnya, yakni tujuan kesejahteraan (memajukan
kesejahteraan umum), tujuan keadaban (mencerdaskan kehidupan bangsa) dan tujuan kedamaian
(berpartisipasi aktif dalam perdamaian dunia yang adil dan abadi).[2] Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur
dengan undang-undang.[3]
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban
membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman
nyata musuh bersenjata.[4] Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
Unsur Dasar Bela Negara

1. Cinta Tanah Air


2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
Contoh-Contoh Bela Negara:

1. Melestarikan budaya
2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara
4. Mencintai produk-produk dalam negeri
Pemerintah Indonesia saat ini menjalankan program pelatihan Bela Negara yang terbuka bagi seluruh
lapisan masyarakat. Pada tanggal 22 Oktober 2015, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard
Ryacudu meresmikan pembukaan program bela negara. Program tersebut dimaksudkan untuk
memperteguh keyakinan berdasarkan 5 unsur tersebut di atas, dan program ini bukanlah sebuah
bentuk wajib militer.[5]
Pada tanggal 23 Februari 2016, Menhan Ryamizard Ryacudu kembali meresmikan peluncuran Situs
web resmi (portal belanegara). Portal tersebut dimaksudkan untuk menjadi sumber penyebaran
informasi kepada masyarakat tentang program Bela Negara, dan masyarakat juga bisa memberikan
saran dan masukan di portal tersebut.[6]

Rencana Aksi Nasional Bela Negara Tahun 2018-2019[sunting | sunting sumber]


Pada tanggal 18 September 2018, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengeluarkan Instruksi
Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Bela Negara Tahun 2018-2019 yang
mengintruksikan seluruh Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah untuk melaksanakan
Rencana Aksi Nasional Bela Negara Tahun 2018-2019 dengan berpedoman pada modul yang
disusun dan ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.

Sifat-sifat bela negara[2][sunting | sunting sumber]


Sifat lunak[sunting | sunting sumber]
Psychological

 Pemahaman ideologi negara (Pancasila dan UUD 1945)


 Nilai-nilai luhur bangsa
 Wawasan kebangsaan
 Persatuan dan kesatuan bangsa
 Kesadaran bela negara
Physical

 Perjuangan mengisi kemerdekaan


 Pengabdian sesuai profesi
 Menjunjung tinggi nama Indonesia di dunia internasional
 Penanganan bencana dan menghadapi ancaman non militer lainnya (ekonomi, sosial, budaya,
dsb)
Sifat Keras[sunting | sunting sumber]
Menghadapi ancaman militer

1. Komponen Utama
2. Komponen Cadangan (kombatan)
3. Komponen Pendukung (Non kombatan)
Nilai nilai bela negara[7][sunting | sunting sumber]
Cinta tanah air[sunting | sunting sumber]
Mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela tanah air Indonesia
terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Indikator cinta tanah air meliputi:

 menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.


 bangga sebagai bangsa Indonesia
 menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia
 memberikan kontribusi dan kemajuan pada bangsa dan negara Indonesia
 mencintai produk dalam negeri, budaya, dan kesenian Indonesia.
Kesadaran berbangsa dan bernegara[sunting | sunting sumber]
Sadar sebagai warna bangsa negara Indonesia dalam bentuk tingkah laku, sikap, dan kehidupan
pribadi agar dapat bermasyarakat sesuai dengan kepribadian bangsa. Indikator nilai kesadaran
berbangsa dan bernegara meliputi:

 memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
 melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
 mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya.
 berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia.
 berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
Yakin akan Pancasila[sunting | sunting sumber]
Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan nasional. Rasa yakin akan
Pancasila sebagai ideologi negara dicapai dengan menumbuhkan kesadaran:

 yang didasari pada Pancasila,


 pada kebenaran negara kesatuan republik Indonesia,
 bahwa hanya dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, negara bangsa
Indonesia akan tetap jaya,
 setiap perbedaan pendapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat diselesaikan
dengan cara musyawarah dan mufakat,
 bahwa Pancasila dapat membentengi mental dan karakter bangsa dalam menghadapi ancaman
baik dari dalam maupun luar negeri.
Indikator nilai yakin pada Pancasila sebagai ideologi bangsa meliputi:

 memahami nilai-nilai dalamPancasila.


 mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
 menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia
 senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila
 setia pada Pancasila dan meyakini sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rela berkorban[sunting | sunting sumber]
Rela berkorban untuk bangsa dan negara. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan harta
benda untuk kepentingan umum sehingga pada saatnya nanti siap mengorbankan jiwa raga bagi
kepentingan bangsa dan negara. Indikator rela berkorban bagi bangsa dan negara meliputi:

 bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara.
 siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
 memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara.
 memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
 mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan/atau golongan.
Kemampuan awal bela negara[sunting | sunting sumber]

1. secara psikis (mental) memiliki sifat disiplin, ulet, mentaati segala peraturan perundang-
undangan yang berlaku, percaya akan kemampuan diri sendiri, tahan uji, pantang menyerah
dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan nasional.
2. secara fisik (jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani yang dapat
mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.
Indikator nilai memiliki kemampuan awal bela negara meliputi:

 memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan


dalam bertahan hidup atau mengatasi kesulitan.
 senantiasa memelihara kesehatan jiwa dan raganya.
 ulet dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan.
 terus membina kemampuan jasmani dan rohani.
 memiliki keterampilan bela negara dalam bentuk keterampilan.

SEJARAH BELA NEGARA

Kota Bukittinggi semula merupakan pasar (pekan) bagi masyarakat Agam Tuo. Kemudian setelah
kedatangan Belanda, kota ini menjadi kubu pertahanan mereka untuk melawan Kaum Padri. Pada
tahun 1825, Belanda mendirikan benteng di salah satu bukit yang dikenal sebagai benteng Fort de
Kock, sekaligus menjadi tempat peristirahatan opsir-opsir Belanda yang berada di wilayah
jajahannya. Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, kawasan ini selalu ditingkatkan perannya
dalam ketatanegaraan yang kemudian.
berkembang menjadi sebuah stadsgemeente (kota) dan berfungsi sebagai ibu kota Afdeeling
Padangsche Bovenlanden dan Onderafdeeling Oud Agam.
Pada masa pendudukan Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian pemerintahan
militernya untuk kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand. Kota ini menjadi
tempat kedudukan komandan militer ke-25 Kempetai, di bawah pimpinan Mayor Jenderal Hirano
Toyoji. Pada masa itu, kota ini berganti nama dari Stadsgemeente Fort de Kock menjadi Bukittinggi Si
Yaku Sho yang daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-nagari sekitarnya seperti Sianok
Anam Suku, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu Taba, dan Bukit Batabuah. Setelah kemerdekaan
Indonesia, berdasarkan Ketetapan Gubernur Provinsi Sumatera Nomor 391 tanggal 9 Juni 1947,
Bukittinggi ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera dengan gubernurnya Mr. Teuku
Muhammad Hasan. Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukitinggi berperan
sebagai kota perjuangan dan ditunjuk sebagai Ibu Kota Negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh
ke tangan Belanda atau dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang
dibentuk pada 19 Desember 1948 di Bukittingi, Sumatera Barat oleh Syafruddin Prawiranegara.
Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Bela Negara, berdasarkan Keputusan Presiden
Republik Indonesia tanggal 18 Desember 2006. Untuk mengenang sejarah perjuangan Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia (PDRI), pemerintah Republik Indonesia membangun Monumen Nasional
Bela Negara di salah satu kawasan yang pernah menjadi basis PDRI dengan area seluas 40 hektare,
tepatnya di Jorong Sungai Siriah, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima
Puluh Kota, Sumatera Barat. Dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Bela negara Ke 65, pada
tanggal 21 Desember 2013 Menteri Pertahanan saat itu (Purnomo Yusgiantoro) didampingi oleh
Kabadiklat Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin dan Plt Dirjen Pothan Timbul Siahaan serta Muspida
Provinsi Sumatera Barat meninjau pembangunan Monumen Nasional Bela Negara.
Menhan Purnomo Yusgiantoro berpesan dalam amanatnya “pembangunan monumen ini merupakan
bentuk penghargaan pemerintah kepada seluruh masyarakat Sumatera Barat atas perannya pada
masa perjuangan bangsa Indonesia di masa lalu untuk kelangsungan Negara Kesatuan Rapublik
Indonesia. Monumen ini sebagai penghargaan dan pengingat serta pelajaran bagi generasi muda
Indonesia untuk dijadikan contoh dalam memahami arti dari bela negara dan arti cinta tanah air”
DASAR HUKUM

 Undang Undang Dasar Tahun 1945,


 Pasal 27 ayat (3) mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”.
 Pasal 30 ayat (1) mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usha pertahanan dan keamanan negara”
 Undang Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan NegaraPasal 9 ayat (1)
mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara
yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”. Selanjutnya pada ayat (2)
Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
diselenggarakan melalui:
 pendidikan kewarganegaraan;
 pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
 pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib; dan
 pengabdian sesuai dengan profesi.

GERAKAN NASIONAL
Upacara peringatan Hari Bela Negara di Tingkat Pusat diselenggarakan pada tanggal 19 Desember
2014 bertempat di Lapangan Silang Monas Jakarta. Bertindak selaku inspektur upacara adalah
Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdjianto dan membacakan amanat Presiden RI Joko Widodo yang
menekankan bahwa ”Konstitusi mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Amanat konstitusi ini tentu saja tidak lahir
dalam ruang kosong, namun berakar dari sejarah perjuangan bangsa. Republik Indonesia bisa berdiri
tegak sebagai negara bangsa yang berdaulat tidak lepas dari perjuangan seluruh kekuatan rakyat,
mulai dari petani, pedagang kecil, nelayan, dan elemen rakyat lainnya untuk membela tanah air.
Untuk membela Tanah Air tercatat dalam lembaran sejarah ketika 66 tahun yang lalu, tepatnya pada
tanggal 19 Desember 1948, atas prakarsa Mr. Sjarifoeddin Prawiranegara, dibentuk Pemerintah
Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat. Langkah tersebut merupakan salah satu
upaya untuk menyelamatkan kelangsungan hidup negara sekaligus menunjukkan kepada dunia
bahwa Negara Republik Indonesia masih eksis. Peristiwa tersebut menunjukkan kepada kita semua
bahwa membela negara tidak hanya dilakukan oleh militer dengan kekuatan senjata, tetapi juga
dilakukan oleh setiap warga negara dengan kesadarannya.

Selanjutnya Presiden Joko Widodo menegaskan tantangan besar dalam sejarah adalah bagaimana
mempertahankan kelangsungan hidup kita sebagai bangsa yang berdaulat di bidang politik, berdikari
di bidang ekonomi sefta berkepribadian dalam bidang kebudayaan. Oleh karena itu, Bela Negara
memiliki spektrum yang sangat luas di bebagai bidang kehidupan, mulai dari politik, ekonomi, sosial
dan budaya. Bela negara bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap warga negara dari
berbagai latar belakang profesi”.

Dalam memperingati Hari Bela Negara pada tanggal 19 Desember 2014 tersebut, Menteri
Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu menerima penghargaan dari Museum Rekor
Indonesia (MURI) yang diberikan langsung oleh Ketua Muri Jaya Suprana atas prestasi mengibarkan
bendera Merah Putih raksasa terbesar di dunia dengan ukuran 2.250 M² di Tugu Monas. Pengibaran
diawali aksi 3 anggota TNI yaitu Letnan Djatmiko, Serda Marpaung, dan Serda Joko meluncur dari
puncak Tugu Monas dengan membawa tali untuk mengibarkan bendera. Pengibaran dipimpin oleh
petinju nasional Chris John yang memberikan aba-aba untuk pengibaran. Beberapa tokoh nasional
dan menteri ikut menarik tali pengibaran bendera, seperti Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdjiatno,
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Mereka terlihat bersemangat menarik tali untuk mengibarkan bendera Merah Putih terbesar di dunia.

Upacara peringatan Hari Bela Negara di Tingkat Pusat diselenggarakan pada tanggal 19 Desember
2015 bertempat di Lapangan Silang Monas Jakarta. Bertindak selaku inspektur upacara adalah Wakil
Presiden RI Jusuf Kalla dengan membacakan amanat Presiden RI Ir Joko Widodo yang menekankan
bahwa ”Pada momentum peringatan Hari Bela Negara tahun ini, saya ingin mengajak seluruh rakyat
Indonesia untuk belajar dari sejarah perjuangan bangsa. Sejarah mencatat bahwa Republik Indonesia
bisa berdiri tegak sebagai negara-bangsa yang berdaulat tidak lepas dari semangat bela negara dari
seluruh kekuatan rakyat, mulai dari prajurit TNI, petani, pedagang kecil, nelayan, ulama, santri, dan
elemen rakyat yang lain. Mereka telah berjuang, mengorbankan jiwa raganya untuk membela tanah
airnya dari para penjajah. Sejarah juga menunjukkan kepada kita semua bahwa membela negara
tidak hanya dilakukan dengan kekuatan senjata, akan tetapi juga dilakukan oleh setiap warga negara
dengan kesadarannya untuk membela negara, melakukan upaya-upaya politik maupun diplomasi.
Tantangan dan ancaman yang dihadapi bangsa adalah panggilan bagi kita semua untuk bela negara.
Semua anak bangsa harus tergerak dan bergerak untuk bela negara sesuai dengan ladang
pengabdiannya masing-masing. Panggilan untuk bela negara bisa dilakukan oleh seorang guru,
seorang bidan, tenaga kesehatan, petani, buruh, profesional, pegawai negeri sipil, pedagang, serta
profesi lainnya. Bela negara bisa dilakukan melalui pengabdian profesi di berbagai bidang kehidupan
masing-masing. Seorang petani bekerja keras meningkatkan produksi adalah upaya bela negara
untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Seorang guru berjuang mendidik anak-anak di kawasan
perbatasan adalah wujud nyata bela negara, mencerdaskan kehidupan bangsa. Para prajurit TNI
menjaga pulau-pulau terdepan, melakukan tugasnya karena semangat bela negara,
mempertahankan kedaulatan wilayah negara kita. Para dokter, bidan, dan tenaga kesehatan
memenuhi panggilan bela negara, dengan penuh semangat memberi pelayanan kesehatan sampai
ke wilayah-wilayah terpencil. Begitu pula dengan perang terhadap kejahatan narkotika, adalah
tindakan nyata untuk menyelamatkan generasi muda penerus masa depan bangsa. Apa yang
dilakukan oleh para guru, petani, dokter, prajurit TNI, dan profesi lainnya adalah wujud nyata
kecintaan kepada Tanah Air. Tugas kita semua memastikan agar api semangat bela negara menerus
menyala, dan bisa diwariskan kepada generasi yang akan datang.

Nawa Cita

Kebijakan Umum Pertahanan Negara 2015-2019, yaitu :

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga negara Indonesia, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang
terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan
nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan
memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi
dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga
perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas
korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan
pelatihan dengan program “Indonesia Pintar”; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan
program “Indonesia Kerja” dan “Indonesia Sejahtera” dengan mendorong land reform dan program
kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang
disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia
bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi mental karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan
nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara
proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai
patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum
pendidikan Indonesia.
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan
memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.
ICON KEMHAN
 Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun 2015-2019.
 Pembangunan karakter bangsa sebagai bagian dari revolusi mental diselenggarakan melalui
pembinaan kesadaran dan kemampuan bela negara bagi setiap warga negara Indonesia untuk
menyiapkan sumber daya manusia pertahanan negara, serta penguatan jati diri bangsa yang
berkepribadian dan berkebudayaan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
 Pemberdayaan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah melalui peningkatan kesadaran
bela negara di lingkungan Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah, baik terhadap unsur
utama maupun unsur lain kekuatan bangsa, melalui peningkatan kapasitas dan sinergitas
kekuatan dalam menghadapi ancaman guna mendukung pertahanan negara.
 Rencana Strategis Kementerian Pertahanan Tahun 2015-2019
 Terbentuknya kader bela negara yang tangguh dalam mendukung pertahanan negara.
 Sasaran
 Penataan regulasi tentang bela negara bagi warga negara dalam mendukung pertahanan
negara.
 Memperkuat pembinaan karakter bangsa dan pemahaman wawasan kebangsaan dalam
bela negara melalui bimbingan teknis dan pelatihan yang diselenggarakan secara
terpadu dan mendukung kemanunggalan TNI dan Rakyat
 Strategi
 Penyusunan kebutuhan peraturan perundangan terkait bela negara dalam mendukung
pertahanan negara.
 Peningkatan kesadaran bela negara yang diselenggarakan di lingkungan pendidikan,
pekerjaan dan pemukiman masyarakat.
 Terwujudnya sistim pembinaan kesadaran bela negara dengan melibatkan Kementerian/
Lembaga, Pemerintah Daerah dan Komponen Bangsa Lainnya.
 Sasaran
 Meningkatkan sinergitas antar Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan
Komponen Bangsa Lainnya dalam pembinaan kesadaran bela negara.
 Strategi
 Peningkatan kerjasama dan kemitraan antar Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah
maupun komponen bangsa lainnya dalam penyelenggaraan pembinaan kesadaran bela
negara.
 Peningkatan koordinasi antar Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah maupun
komponen bangsa lainnya dalam pembinaan kesadaran bela negara.
Bela negara adalah sikap, tekad, perilaku warga negara yang menunjukkan
kecintaannya kepada sebuah negara mulai anak-anak sampai orang tua. Upaya
bela negara diperlukan karena adanya tanggung jawab untuk mempertahankan
keutuhan negara.

Dikutip dari situs resmi Kemdikbud, upaya bela negara di Indonesia telah
dijadikan hari peringatan yakni setiap tanggal 19 Desember melalui Keppres
Nomor 28 Tahun 2006.

Penetapan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara dipilih untuk mengenang


peristiwa sejarah ketika tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi
Militer ke II dengan mengumumkan tidak adanya lagi Negara Indonesia.

Ketika itu, Presiden RI Ir. Soekarno memberikan mandat penuh kepada Mr.
Syafrudin Prawiranegara untuk menjalankan pemerintahan dengan membentuk
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Padang, Sumatera Barat, guna
menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia.
Pengertian Bela Negara
Dikutip dari buku "Pengembangan Pendidikan Bela Negara di Madrasah/Sekolah"
oleh Abdul Kadir Ahmad, Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat
dalam pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi "Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara."
Hal itu berarti secara konstitusional bela negara mengikat seluruh bangsa
Indonesia sebagai hak dan kewajiban setiap warga negara.
Bela negara terkait erat dengan terjaminnya eksistensi NKRI dan terwujudnya
cita-cita bangsa sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD RI tahun 1945
yakni: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Berdasarkan UU, bela negara pasal 9 ayat (1), UU No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, bela negara didefinisikan sebagai sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 45 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang melaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara
dan bangsa.

Tujuan Bela Negara


Masih dikutip dari buku Abdul Kadir Ahmad, tujuan bela negara adalah sebagai
berikut.
1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
2. Melestarikan budaya
3. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
4. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara
5. Menjaga identitas dan integritas bangsa dan negara.

Fungsi Bela Negara


Adapun fungsi bela negara, di antaranya:

1. Mempertahankan negara dari berbagai ancaman


2. Menjaga keutuhan wilayah negara
3. Merupakan kewajiban setiap warga negara
4. Merupakan panggilan sejarah

Manfaat Bela Negara


Sikap bela negara juga memiliki manfaat, di antaranya:

1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain


2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan
seperjuangan
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok
6. Membentuk iman dan takwa pada agama yang dianut masing-masing individu
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, dan agama
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan
kegiatan
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, dan tidak
disiplin
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu
negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara
dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Setiap warga negara memiliki kewajiban yang sama dalam masalah pembelaan negara. Hal tersebut
merupakan wujud kecintaan seorang warga negara pada tanah air yang sudah memberikan
kehidupan padanya. Hal ini terjadi sejak seseorang lahir, tumbuh dewasa serta dalam upayanya
mencari penghidupan.
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi
dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini
diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik
melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun
bangsa tersebut. Dalam pelaksanaan pembelaan negara, seorang warga bisa melakukannya baik
secara fisik maupun non fisik. Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara perjuangan
mengangkat senjata apabila ada serangan dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa.
Sementara, pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha untuk menjaga
bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme. Nasionalisme adalah
rangkaian kecintaan dan kesadaran dalam proses berkehidupan dalam negara dan bangsa, serta
upaya untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah air. Selain itu, pembelaan bisa dilakukan dengan
cara menumbuhkan keaktifan dalam berperan aktif untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara.

Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara
atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat
dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) dan Singapura
memberlakukan wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk
alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan
relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali
dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara dilaksanakan
pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat melakukannya sebagai
individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya. Dalam beberapa
kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat National
Guard.

Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa
tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional. Sebuah pasukan cadangan militer berbeda
dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan
kelompok atau unit personel militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka
sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan negara.

Pengertian Bela Negara di Indonesia


Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan
berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat
luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga
negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya
adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.
Di Indonesia proses pembelaan negara sudah diatur secara formal ke dalam Undang-undang.
Diantaranya sudah tersebutkan ke dalam Pancasila serta Undang-undang Dasar 1945, khususnya
pasal 30. Didalam pasal tersebut, dijelaskan bahwa membela bangsa merupakan kewajiban seluruh
rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Dengan melaksanakan kewajiban bela bangsa tersebut,
merupakan bukti dan proses bagi seluruh warga negara untuk menunjukkan kesediaan mereka dalam
berbakti pada nusa dan bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri guna membela negara.
Pemahaman bela negara itu sendiri demikian luas, mulai dari pemahaman yang halus hingga keras.

Diantaranya dimulai dengan terbinanya hubungan baik antar sesama warga negara hingga proses
kerjasama untuk menghadapi ancaman dari pihak asing secara nyata. Hal ini merupakan sebuah
bukti adanya rasa nasionalisme yang diejawantahkan ke dalam sebuah sikap dan perilaku warga
negara dalam posisinya sebagai warga negara. Didalam konsep pembelaan negara, terdapat falsafah
mengenai cara bersikap dan bertindak yang terbaik untuk negara dan bangsa.

Unsur Dasar Bela Negara

Didalam proses pembelaan bangsa, ada beberapa hal yang menjadi unsur penting, diantaranya
adalah :

Cinta Tanah Air Kesadaran Berbangsa & bernegara Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
Rela berkorban untuk bangsa & Negara Memiliki kemampuan awal bela Negara
Contoh-Contoh Bela Negara :
Melestarikan budayaBelajar dengan rajin bagi para pelajar taat akan hukum dan aturan-aturan
NegaraDan lain-lain.
Dari unsur yang ada tersebut, bisa disebutkan mengenai beberapa hal yang menjadi contoh proses
pembelaan negara.
Beberapa contoh tersebut diantaranya adalah : Kesadaran untuk melestarikan kekayaan budaya,
terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam. Sehingga hal ini bisa mencegah adanya
pengakuan dari negara lain yang menyebutkan kekayaan daerah Indonesia sebagai hasil
kebudayaan asli mereka. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan dengan sikap rajin belajar. Sehingga
pada nantinya akan memunculkan sumber daya manusia yang cerdas serta mampu menyaring
berbagai macam informasi yang berasal dari pihak asing. Dengan demikian, masyarakat tidak akan
terpengaruh dengan adanya informasi yang menyesatkan dari budaya asing. Adanya kepatuhan dan
ketaatan pada hukum yang berlaku. Hal ini sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan bela bangsa.
Karena dengan taat pada hukum yang berlaku akan menciptakan keamanan dan ketentraman bagi
lingkungan serta mewujudkan rasa keadilan di tengah masyarakat. Meninggalkan korupsi. Korupsi
merupakan penyakit bangsa karena merampas hak warga negara lain untuk mendapatkan
kesejahteraan. Dengan meninggalkan korupsi, kita akan membantu masyarakat dan bangsa dalam
meningkatkan kualitas kehidupan.
Dasar Hukum
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :
Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional. Undang-
Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.Undang-Undang No.20 tahun
1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1988. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI. Tap MPR No.VII Tahun
2000 tentang Peranan TNI dan POLRI. Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.Undang-Undang No.56 tahun 1999
tentang Rakyat Terlatih
Untuk mewujudkan kesadaran dan menyatukan konsep pembelaan negara di tengah masyarakat,
salah satunya dilakukan melalui penciptaan lagu Mars Bela Negara. Mars ini digubah oleh salah
seorang musisi Indonesia yang memiliki nasionalisme, yaitu Dharma Oratmangun.
Selain itu, dalam upaya menjaga kesadaran bela negara, dibuatlah sebuah momen untuk
memperingatinya. Hari yang sudah ditetapkan sebagai hari Bela Negara dipilih tanggal 19 Desember.
Penetapan ini dimulai tahun 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang dituangkan
melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 28 Tahun 2006.
Fungsi dan Tujuan Bela Negara
Tujuan bela negara, diantaranya:
Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
Melestarikan budayaMenjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara
Sedangkan fungsi bela negara, diantaranya:
Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman; Menjaga keutuhan wilayah negara; Merupakan
kewajiban setiap warga negara. Merupakan panggilan sejarah;
Manfaat Bela Negara
Berikut ini beberapa manfaat yang didapatkan dari bela negara:
Membentuk sikap disiplin waktu,aktivitas,dan pengaturan kegiatan lain.
Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan diri.
Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
Contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di berbagai lingkungan:

Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan keluarga)
Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga)
Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan sekolah)Kesadaran untuk menaati tata tertib
sekolah (lingkungan sekolah)
Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan masyarakat)
Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat)
Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara)
Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)
Itulah penjelasan bela negara dengan fungsi dan tujuan mengapa bela negara dilakukan, semoga
dengan melakukan hal itu manfaat nya bisa dirasakan dan bisa menjadi salah satu bagian dalam
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kita cintai ini.

Konsep empat pilar kebangsaan merupakan diperkenalkan saat Taufiq Kiemas


menjabat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2009-2014.
Konsep ini dipandang sangat penting bagi Indonesia dengan heterogenitasnya
yang kompleks dan potensi disintegrasi yang tinggi.

Ketua Fraksi Gerindra MPR kala itu Martin Hutabarat menyebutkan gagasan pilar
negara kebangsaan Indonesia muncul untuk menjaga Indonesia agar tetap satu
kesatuan berlandaskan Pancasila.

"Disini lah muncul gagasan Empat Pilar berbangsa dan bernegara dari Ketua MPR,
yang isinya menguraikan pentingnya menjaga NKRI dengan mengamalkan
Pancasila agar kita tidak terperosok mengikuti jejak Uni Soviet dan Yugoslavia,
yang pecah menjadi berpuluh-puluh negara," kata Martin kepada detikcom, Senin
(10/6/2013).

Dalam sambutan buku "Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara"


pimpinan MPR menyebutkan empat pilar adalah kumpulan nilai-nilai luhur yang
harus dipahami oleh seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan
ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur,
sejahtera, dan bermartabat.

Nilai-nilai luhur itu adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan dan Bhinneka Tunggal
Ika. Penyebutan empat pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara menurut MPR tidaklah dimaksudkan bahwa keempat pilar tersebut
memiliki kedudukan yang sederajat.

Setiap pilar memiliki tingkat, fungsi, dan konteks yang berbeda. Dalam hal ini,
posisi Pancasila tetap ditempatkan sebagai nilai fundamental berbangsa dan
bernegara.

Menurut MPR, pengamalan nilai-nilai empat pilar diharapkan dapat mengukuhkan


jiwa kebangsaan, nasionalisme, dan patriotisme generasi penerus bangsa untuk
semakin mencintai dan berkehendak untuk
membangun negeri.

"Berbagai persoalan kebangsaan dan kenegaraan yang terjadi di Indonesia saat


ini disebabkan abai dan lalai dalam pengimplementasian Empat Pilar itu dalam
kehidupan sehari-hari," seperti yang dikutip dari buku "Empat Pilar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara"

"Liberalisme ekonomi terjadi karena kita mengabaikan sila-sila dalam Pancasila


terutama sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dan sila Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Konflik horizontal terjadi karena kita lalai pada
Bhinneka Tunggal Ika."

Berikut empat pilar negara kebangsaan Indonesia:


1. Pancasila

Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia. Nama 'Pancasila' sendiri


berasal dari dua kata sansekerta, yakni 'Panca' yang berarti Lima dan 'Sila' yang
berarti prinsip atau asa.

Kelima prinsip tersebut juga tercantum dalam paragraf ke-4 Pembukaan Undang-
undang Dasar (UUD) 1945. Adapun, lima prinsip utama yang menyusun Pancasila
adalah sebagai berikut

-Ketuhanan yang Maha Esa


-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
-Persatuan Indonesia
-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
-Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat indonesia.

2. UUD 1945

UUD 1945 pertama kali disusun rancangannya pada 29 April 1945. Untuk
membuat undang-undang ini, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) sengaja dibentuk.

Kemudian, pada 22 Juni 1945 dibentuk panitia sembilan. Mereka diketahui


merancang Piagam Jakarta yang kemudian menjadi naskah pembukaan UUD
1945.

Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-undang Dasar Republik Indonesia. Baru
pada 29 Agustus 1945 Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mengukuhkan
pengesahan UUD 1945.

3. NKRI

NKRI adalah singkatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdiri dari
Sabang sampai Merauke. NKRI berdiri sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945 oleh Ir Soekarno dan Moh Hatta.

NKRI menganut sistem republik dengan sistem desentralisasi. Hal itu sesuai
dengan pasal 18 UUD 1945 di mana pemerintah daerah boleh menjalankan
otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.

4. Bhinneka Tunggal Ika

Bukan sekadar slogan, Bhineka Tunggal Ika merupakan gambaran dari bangsa
Indonesia. Adapun, 'Bhina' artinya pecah, 'Ika' artinya itu, 'Tunggal' artinya satu,
sehingga Bhineka Tunggal Ika berarti terpecah itu satu.
Slogan tersebut memiliki gambaran yang sesuai dengan Indonesia yang terdiri
dari berbagai pulau dari Sabang sampai Merauke. Walaupun terpisah, masyarakat
merupakan satu kesatuan, yakni warga negara Indonesia.

Negara Indonesia menjadi salah satu dari sekian negara di Asia yang tidak terpengaruh krisis ekonomi yang
tengah melanda Eropa saat ini. Salah satu faktor pendukung kuatnya benteng pertahanan negara adalah adanya
empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Hal tersebut
tertuang dalam Seminar Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang diselenggrakan pada Senin
(12/11) di hotel Majapahit Surabaya. Hadir memberikan materi dalam seminar tersebut adalah Ketua Komisi II
DPR RI Agun Gunanjar dan Dosen FH Universitas Airlangga Surabaya Suherman Djamal.

Agun mengatakan bahwa saat ini proses demokrasi di Indonesia tengah berjalan menuju arah yang lebih
baik. Agar proses tersebut dapat berjalan sesuai harapan maka diperlukan peran aktif dari seluruh masyarakat
Indonesia. Untuk mengawal jalannya proses demokrasi tentu diperlukan masyarakat yang sadar akan hukum.
“Empat pilar inilah yang menjadi faktor pendukung agar masyarakat sadar hukum,” jelas pria asal bandung
tersebut.

Empat pilar, lanjut Agun, juga merupakan potensi untuk menguatkan negara dari pengaruh buruk dunia
luar yang bisa meluluhlantakkan jati diri bangsa. “Kebebasan tanpa batas dapat kita tekan dengan pemahaman
yang baik mengenai empat pilar tersebut,” jelasnya.

Hal paling mudah untuk dapat menerapkan empat pilar tersebut adalah dilingkungan terdekat kita. “Mulai dari
rumah tangga kita sendiri,” katanya sembari menjelaskan bahwa tindakan kita sebagai kepala rumah tangga
telah sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan.

sementara itu Suherman menjelaskan bahwa Pancasila adalah pusaka alam yang mengandung tiga unsur
yaitu sumber hidup, sumber hidup yang hakiki dan sumber rejeki. Menurutnya, Indonesia adalah negara terkaya
yang tidak tertandingi negara manapun di dunia. “Hanya orang-orangnya saja yang harus dilatih untuk
menguasai teknologi sehingga dapat bersaing dengan negara lain,” jelasnya.

Negara Indonesia menjadi salah satu dari sekian negara di Asia yang tidak terpengaruh krisis ekonomi yang
tengah melanda Eropa saat ini. Salah satu faktor pendukung kuatnya benteng pertahanan negara adalah adanya
empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Hal tersebut
tertuang dalam Seminar Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang diselenggrakan pada Senin
(12/11) di hotel Majapahit Surabaya. Hadir memberikan materi dalam seminar tersebut adalah Ketua Komisi II
DPR RI Agun Gunanjar dan Dosen FH Universitas Airlangga Surabaya Suherman Djamal.

Agun mengatakan bahwa saat ini proses demokrasi di Indonesia tengah berjalan menuju arah yang lebih
baik. Agar proses tersebut dapat berjalan sesuai harapan maka diperlukan peran aktif dari seluruh masyarakat
Indonesia. Untuk mengawal jalannya proses demokrasi tentu diperlukan masyarakat yang sadar akan hukum.
“Empat pilar inilah yang menjadi faktor pendukung agar masyarakat sadar hukum,” jelas pria asal bandung
tersebut.

Empat pilar, lanjut Agun, juga merupakan potensi untuk menguatkan negara dari pengaruh buruk dunia luar
yang bisa meluluhlantakkan jati diri bangsa. “Kebebasan tanpa batas dapat kita tekan dengan pemahaman yang
baik mengenai empat pilar tersebut,” jelasnya.

Hal paling mudah untuk dapat menerapkan empat pilar tersebut adalah dilingkungan terdekat kita. “Mulai dari
rumah tangga kita sendiri,” katanya sembari menjelaskan bahwa tindakan kita sebagai kepala rumah tangga
telah sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan.

sementara itu Suherman menjelaskan bahwa Pancasila adalah pusaka alam yang mengandung tiga unsur
yaitu sumber hidup, sumber hidup yang hakiki dan sumber rejeki. Menurutnya, Indonesia adalah negara terkaya
yang tidak tertandingi negara manapun di dunia. “Hanya orang-orangnya saja yang harus dilatih untuk
menguasai teknologi sehingga dapat bersaing dengan negara lain,” jelasnya.
Lambang Negara Indonesia adalah Garuda dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, sebagaimana
tercantum dalam UUD 1945 Pasal 36 A yang merupakan hasil amandemen....
A. kesatu
B. kedua
C. ketiga
D. keempat
E. kelima
Jawaban: B

Soal No.2
Pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan kerangka keyakinan yang berfungsi
sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatan hasil-
hasil pembangunan nasional merupakan pengertian dari Pancasila sebagai....
A. ideologi bangsa
B. paradigma pembangun
C. falsafah pembangunan
D. dasar negara
E. pedoman hidup
Jawaban: B
Soal No. 3
Keragaman masyarakat Indonesia berdasarkan keagamaan ditandai dengan...
A. terjadinya konflik antarumat beragama
B. terdapat kebebasan dalam kegiatan dakwah atau ceramah keagamaan
C. diakuinya berbagai agama dan para pemeluknya
D. terdapat salah satu agama mayoritas di tengah-tengah masyarakat
E. munculnya aliran kepercayaan yang beragam di dalam masyarakat
Jawaban: C
Soal No.4
Semangat kebangsaan pada diri bangsa Indonesia dicerminkan dalam pancasila sila ….
A. Pertama
B. Kedua
C. Ketiga
D. Keempat
E. Kelima
Jawaban: C. Ketiga
Soal No.5
Salah satu faktor penting utama yang berperan pada masa awal pertumbuhan nasionalisme di
Indonesia adalah .…
A. Budaya
B. Bahasa
C. Pendidikan
D. Lagu Kebangsaan
E. Sosial
Jawaban: B. Bahasa
Soal No.6
Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung tiga nilai fleksibilitas salah satunya adalah memiliki
nilai dasar. Yang menjadi nilai dasar Pancasila adalah..
A. UUD 1945
B. Proklamasi
C. PP
D. Tap MPR
E. Kebudayaan
Jawaban: E. Kebudayaan

Baca juga: Kisi-Kisi dan 30 Contoh Soal Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) SKD CPNS 2021,
Disertai Kunci Jawaban

Soal No. 7
Perilaku berikut ini yang mencerminkan Pancasila sila pertama adalah.....
A. membantu korban bencana alam
B. menghormati kebudayaan suku lain
C. selalu membeli produk-produk dalam negeri
D. mengikuti kegiatan siskamling
E. menghormati teman yang berbeda agama dan keyakinan
Jawaban: E
Soal No.8
Berani berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara merupakan wujud perilaku yang
mencerminkan Pancasila sila .....
A. pertama
B. kedua
C. ketiga
D. keempat
E. kelima
Jawaban: C
Soal No. 9
Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila sehingga hal-hal berikut tidak diperbolehkan tumbuh
di Indonesia, kecuali…
A. monopoli perdagangan
B. persaingan bebas
C. pengembangan kreativitas
D. pengawasan dari pemerintah secara mutlak
E. ketidakadilan dalam berusaha
Jawaban: C
Soal No. 10
Pancasila sebagai ideologi terbuka harus bersifat.....
A. reformatif dan dinamis
B. kaku dan egaliter
C. statis dan egaliter
D. terbatas dan memaksa
E. otoriter dan tertutup
Jawaban: A
Soal No. 11
Kondisi masyarakat Indonesia yang terdiri atas beragam suku bangsa dapat menyebabkan konflik
antarsuku bangsa yang didorong oleh etnosentrisme. Hal tersebut akibat dari perbedaan ....
A. budaya
B. keturunan
C. pekerjaan
D. agama
E. ekonomi
Jawaban: A
Soal No. 12
8. Apabila di dalam masyarakat terjadi konflik yang tidak dapat teratasi, maka pada puncaknya akan
terjadi....
A. akulturasi
B. asimilasi
C. koersi
D. disintegrasi
E. akomodasi
Jawaban: D

Baca juga: Materi Tes CPNS 2021 - Berikut 10 Contoh Soal Deret Angka TIU di SKD, Lengkap
dengan Pembahasannya

Soal No. 13
Pemahaman atheisme dilarang berkembang di Indonesia karena bertentangan dengan Pancasila,
terutama sila....
A. Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Kemanusiaan yang adil dan beradab
C. Persatuan Indonesia
D. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
E. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Jawaban: A
Soal No.14
Menempatkan manusia sesuai hakikatnya sebagai makhluk Tuhan merupakan pencerminan dari
Pancasila sila ke....
A. 5
B. 4
C. 3
D. 2
E. 1
Jawaban: D
Soal No. 15
Sikap berikut yang sesuai dengan sila keempat Pancasila adalah….
A. bersikap adil terhadap sesame
B. berteman dengan teman yang berbeda suku
C. mengedepankan musyawarah dalam mengambil keputusan bersama
D. memberi kesempatan orang lain untuk beribadah
E. memperlakukan orang lain sesuai hak dan kewajibannya
Jawaban: C
Soal No. 15
Pak Tono adalah orang yang sombong, la selalu menilai orang dari kekayaan dan kedudukannya.
Sikap Pak Tono bertentangan dengan sila....
A. Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Kemanusiaan yang adil dan beradab
C. Persatuan Indonesia
D. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan
E. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Jawaban: B
Soal No.16
Warga Negara Indonesia yang kurang mampu mendapatkan perlindungan kesehatan dari negara
berupa program Kartu Indonesia Sehat. Hal ini sesuai dengan penerapan Pancasila terutama sila
ke .....
A. pertama
B. kedua
C. ketiga
D. keempat
E. kelima
Jawaban: E
Soal No. 17
Istilah Pancasila menurut sejarahnya diambil dari…
A. Pembukaan UUD 1945
B. Batang Tubuh UUD 1945
C. Piagam Jakarta
D. Kitab Sutasoma
E. Kitab Negara Kertagama
Jawaban: E
Soal No. 18
Salah satu faktor penting utama yang berperan pada masa awal pertumbuhan nasionalisme di
Indonesia adalah .…
A. Budaya
B. Bahasa
C. Pendidikan
D. Lagu Kebangsaan
E. Sosial
Jawaban: B. Bahasa
Soal No. 19
Perhatikan pernyataan di bawah ini!
(1) Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya
(2) Bersihkan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI
(3)Turunkan harga
Ketiga Pernyataan di atas adalah isi dari.
A. Trikora
B. Tritura
C. Tugu rakyat
D. Dwikora
E. Tripitaka
Jawaban: B
Soal No. 20
Sikap berlandaskan nasionalisme di bawah ini yang berpengaruh pada kebijakan fiskal negara
adalah…
A. Membayar pajak tepat pada waktunya
B. Melakukan pekerjaan yang tidak melanggar hukum
C. Membeli produk buatan dalam negeri
D. Menggunakan hak pilih dalam pemilu
E. Memiliki toleransi tinggi terhadap orang yang berbeda keyakinan
Jawaban: A. Membayar pajak tepat pada waktunya
Soal No. 21
Proses dimana hubungan sosial dan saling ketergantungan antar negara dan antar manusia didunia
semakin besar, disebut dengan ....
A. Gobalisasi
B. Tradisi
C. Reformas
D. Resesi
E. Transisi
Jawaban: A
Soal No. 22
Keterkaitan antara hubungan pokok pikiran pertama pembukaan UUD 1945 terhadap pembangunan
nasional adalah...
A. Pembnagunan nasional didasarkan pada kekuatan spiritual yang luhur
B. Pembangunan nasional harus dilakukan oleh segenap rakyat Indonesia
C. Keberhasilan pembangunan harus didasarkan pada keadilan sosial
D. Mengepankan musyawarah mufakat dalam perumusan rencana pembangunan nasional
E. Adanya kesadaran bahwa keberhasilan pembangunan nasional dilakukan oleh seluruh warga
negara
Jawaban: E
Soal No. 23
Penangkapan para tersangka teroris di berbagai tempat guna menciptakan keamanan di masyarakat
merupakan salah satu bentuk pengendalian sosial, yaitu..
A. Tindakan represif
B. Tindakan preventif
C. Tindakan kuratif
D. Tindakan eksternal
E. Tindakan persuasif
Jawaban: A. Tindakan represif
Soal No. 24
Sikap keteguhan hati dalam memperjuangakan kepentingan nasional dikenal sebagai...
A. Nasionalisme
B. Keamanan nasional
C. Cinta tanah air
D. Kekuatan nasional
E. Ketahanan nasional
Jawaban: E. Ketahanan nasional
Soal No. 25
Cita-cita nasional bangsa Indonesia yang memberi corak kepada politik luar negeri Indoensia yang
bebeas dan aktif tercantum dalam Pembukaan UD 1945, yaitu ..
A. Menjaga keteriban dunia
B. Mengirimkan pasukan kewilayah konflik
C. Menentang penyerangan sepihak oleh AS
D. Mendukung penyelenggaraan hubungan bilateral
E. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa
Jawaban: A
Soal No. 26
Salah satu konsekuensi dalam masyarakat multikultural adalah nasionalisme. Hal ter sebut sesuai
dengan pernyataan....
A. perekrutan pegawai berdasarkan kesamaan daerah
B. mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia ketika berada dalam forum nasional
C. mengunggulkan kebudayaan sendiri dibandingkan dengan kebudayaan lain
D. bekerja sama dengan didasari kesamaan budaya
E. membuat perkumpulan dengan dilatar I belakangi sikap primordialisme
Jawaban: B
Soal No. 27
Tindakan vandalisme merupakan contoh tindakan yang tidak terpuji karena tergolong sebagai
tindakan...
A. Kriminalitas
B. Amoral
C. Seksualitas
D. Bullying
E. Intoleransi
Jawaban: A. Kriminalitas
Soal No. 28
Rasa nasionalisme tumbuh pertama kali di Indonesia disebabkan karena adanya ....
A. Transisi rakyat ke masa industry
B. Rasa memiliki antara sesama rakyat
C. Keinginan untuk merdeka dan bebas dari penjajahan
D. Masuknya pengaruh Eropa ke Asia
E. Gerakan orang-orang bumi putera terpelajar
Jawaban: C. Keinginan untuk merdeka dan bebas dari penjajahan
Soal No. 29
17. Integrasi nasional dapat diwujudkan dalam kehidupan masyarakat majemuk apabila..
A. cara berpikir anggota masyarakat relatif sama
B. gaya hidup yang seragam
C. setiap individu lebih mengutamakan haknya
D. memiliki pemimpin yang bijaksana dan merakyat
E. terdapat rasa cinta Tanah Air pada setiap warga Negara Indonesia
Jawaban: E
Soal No.30
18. Integrasi dapat terwujud dalam masyarakat apabila dilandasi oleh ....
A. semangat untuk saling mempertentangkan budaya daerah
B. keinginan untuk saling berkompetisi secara sehat
C. keinginan untuk tampak menonjol di ! mata masyarakat lainnya
D. adanya semangat untuk menciptakan persatuan dan kesatuan
E. adanya semangat untuk membela ke-i lompok masyarakat
Jawaban: D

Konferensi yang bertujuan untuk menyesaikan persengketaan antara Indonesia dan Belanda dengan
adanya pengakuan kemerdaan yang nyata, penuh, dan tanpa syarat kepada Republik Indonesia
Serikat adalah...
A. Perjanjian Renville
B. Perjanjian Linggarjati
C. Perjanjian Roem Royen
D. Perjanjian Giyanti
E. Konferensi Meja Bundar
Jawaban : E

2. Baru dua tahun jepang menduduki Indonesia, Jepang kemudian memberikan janji kemerdekaan
untuk Indonesia. Janji kemerdekaan itu disampaikan oleh...
A. Perdana Menteri
B. Laksamana Maeda
C. Marsekal Terauchi
D. Kaisar Hirohito
E. Masuda Toyohiko
Jawaban : A

3. Dalam kehidupan yang berdasarkan Pancasila, kehidupan bermasyarakat tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lainnya, begitu pula dalam hal perekonomian yang harus mengedepankan
kepentingan bersama. Hal itu sesuai dengan prinsip Pancasila, yaitu sila...
A. Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Kemanusiaan yang adil dan beradab
C. Persatuan Indonesia
D. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
E. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kunci Jawaban: E

Proses pembuatan Pancasila menjadi dasar negara melalui proses yang panjang. Yang pertama kali
memperkenalkan istilah Pancasila adalah...
A. Drs. Moh. Hatta
B. Muh. Yamin
C. Ir. Soekarno
D. Dr. Radjiman Widyodiningrat
E. Soepomo

Kunci Jawaban: C

5. Negara Indonesia merupakan negara demokrasi. Hal tersebut merupakan penjabaran sila...
A. Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Kemanusiaan yang adil dan beradab
C. Persatuan Indonesia
D. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
E. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kunci Jawaban: D

6. Negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
merupakan penjabaran sila ke..
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Kunci Jawaban: C

7. Sebelum UUD 1945 diamandemen, DPA menjadi salah satu lembaga tinggi negara, seiring dengan
perkembangan zaman, UUD1945 mengalami beberapa kali amandemen DPA pun dihapuskan.
Penghapusan DPA terjadi saat amandemen...
A. Kesatu
B. Kedua
C. Ketiga
D. keempat
E. Kelima
Jawaban : D

8. Amandemen UUD 1945 dilakukan agar UUD 1945 sesuai dengan perkembangan zaman adanya
amandemen, membuat batang tubuh mengalami perubahan. Setelah amandemen batang tubuh
terdiri...
A. 20 bab, 32 pasal, 194 ayat, 3 pasal aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan
B. 16 bab, 37 pasal, 2 aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan serta penjelasan
C. 22 bab, 37 pasal, 3 aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan
D. 20 bab, 37 pasal, 4 aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan serta penjelasan
E. 16 bab, 37 pasal, 3 aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan

Jawaban: A

Proses pembuatan Pancasila menjadi dasar negara melalui proses yang panjang. Yang pertama kali
memperkenalkan istilah Pancasila adalah...
A. Drs. Moh. Hatta
B. Muh. Yamin
C. Ir. Soekarno
D. Dr. Radjiman Widyodiningrat
E. Soepomo

Kunci Jawaban: C

5. Negara Indonesia merupakan negara demokrasi. Hal tersebut merupakan penjabaran sila...
A. Ketuhanan Yang Maha Esa
B. Kemanusiaan yang adil dan beradab
C. Persatuan Indonesia
D. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
E. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kunci Jawaban: D

6. Negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
merupakan penjabaran sila ke..
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Kunci Jawaban: C

7. Sebelum UUD 1945 diamandemen, DPA menjadi salah satu lembaga tinggi negara, seiring dengan
perkembangan zaman, UUD1945 mengalami beberapa kali amandemen DPA pun dihapuskan.
Penghapusan DPA terjadi saat amandemen...
A. Kesatu
B. Kedua
C. Ketiga
D. keempat
E. Kelima
Jawaban : D

8. Amandemen UUD 1945 dilakukan agar UUD 1945 sesuai dengan perkembangan zaman adanya
amandemen, membuat batang tubuh mengalami perubahan. Setelah amandemen batang tubuh
terdiri...
A. 20 bab, 32 pasal, 194 ayat, 3 pasal aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan
B. 16 bab, 37 pasal, 2 aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan serta penjelasan
C. 22 bab, 37 pasal, 3 aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan
D. 20 bab, 37 pasal, 4 aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan serta penjelasan
E. 16 bab, 37 pasal, 3 aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan

Jawaban: A
9. Undang – Undang Dasar 1945 mempunyai beberapa fungsi untuk negara. Sebagai hukum tentang
UUD 1945 berfungsi sebagai..
A. Mengikat seluruh warga negra
B. Sebagai acuan dan alat untuk mengontrol seluruh norma dan peraturan yang berlaku
C. Meemuat tugas lembaga negara dan pelaksanaannya
D. Untuk menentukan lembaga negara
E. Menentukan kehidupan negara kedepannya

Jawaban: B

9. Penetapan pertama kali Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan sebagai hukum dasar yang sah
dan berlaku di Indonesia dilakukan oleh...
A. BPUPKI
B. Panitia sembilan
C. PPKI
D. Presiden
E. Dewan konstituante

Jawaban : C

10. UUD 1945 Secara resmi dinyatakan sah digunakan sebagai dasar Negara Indonesia pada
tanggal....
A. 1 Juni 1945
B. 16 Agustus 1945
C. 18 Agustus 2945
D. 19 Agustus 1945
E. 20 Agustus 1945

Jawaban : C

11. BPUPKI merupakan badan yang dibentuk oleh pemerintah jepang pada tanggal 29 April 1945,
BPUPKI diketui oleh...
A. Ir. Soekarno
B. Raden Pandji Soeroso
C. Moh Yamin
D. KH. Wahid Hasyim
E. Dr. Radjiman Weodyodiningrat

Jawaban : E

Setelah BPUPKI mengadakan sidang sebanyak 2 kali, akhirnya BPUPKI dibubarkan dan dibentuk
PPKI. PPKI di bentuk tanggal....
A. 7 Agustus 1945
B. 1 Juni 1945
C. 15 Agustus 1945
D. 6 Agustus 1945
E. 22 Juni 1945

Jawaban : A

14. Setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan beberapa kali sidang dan salah satunya sidang
memutuskan memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden. Pemilihan presiden dan wakil
presiden merupakan hasil sidang PPKI tanggal...
A. 9 Agustus 1945
B. 10 Agustus 1945
C. 18 Agustus 1945
D. 19 Agustus 1945
E. 20 Agustus 1945

Jawaban : C

15. Pada saat proklamasi kemerdekaan, yang mengibarkan bendera sang saka merah putih adalah....
A. Sayuti Melik dan Wikana
B. Ahmad subarjo dan Sayuti Melik
C. Latif dan Suhud
D. Chaerul Saleh dan Moh Yamin
E. Sukami dan Fatmawati

Jawaban : C

16. Amandemen UUD 1945 dilakukan agar UUD 1945 sesuai dengan perkembangan zaman adanya
amandemen, membuat batang tubuh mengalami perubahan. Setelah amandemen batang tubuh
terdiri...
A. 20 bab, 32 pasal, 194 ayat, 3 pasal aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan
B. 16 bab, 37 pasal, 2 aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan serta penjelasan
C. 22 bab, 37 pasal, 3 aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan
D. 20 bab, 37 pasal, 4 aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan serta penjelasan
E. 16 bab, 37 pasal, 3 aturan peralihan, dan 2 aturan tambahan

Jawaban: A

17. Undang – Undang Dasar 1945 mempunyai beberapa fungsi untuk negara. Sebagai hukum
tentang UUD 1945 berfungsi sebagai..
A. Mengikat seluruh warga negra
B. Sebagai acuan dan alat untuk mengontrol seluruh norma dan peraturan yang berlaku
C. Meemuat tugas lembaga negara dan pelaksanaannya
D. Untuk menentukan lembaga negara
E. Menentukan kehidupan negara kedepannya

Jawaban: B

18. Penetapan pertama kali Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan sebagai hukum dasar yang sah
dan berlaku di Indonesia dilakukan oleh...
A. BPUPKI
B. Panitia sembilan
C. PPKI
D. Presiden
E. Dewan konstituante

Jawaban : C

19. UUD 1945 Secara resmi dinyatakan sah digunakan sebagai dasar Negara Indonesia pada
tanggal....
A. 1 Juni 1945
B. 16 Agustus 1945
C. 18 Agustus 2945
D. 19 Agustus 1945
E. 20 Agustus 1945

Jawaban : C

20. Pasal di bawah ini yang merupakan hasil amandemen tanggal 9 November 2001 adalah...
A. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan undang-undang
B. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidik
C. Lagu kebangsaan ialah Indonesia Raya
D. Badan Pemeriksaan Keuangan berkedudukan di ibu kota negara dan memeiliki perwakilan di
setiap provinsi
E. Presiden berhak mengajukan rencana undang-undang kepada DPR
Jawaban : D

Pengertian Empat Pilar Kebangsaan Dalam Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (2015) dijelaskan
tentang pengertian empat pilar dan isinya. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email Empat pilar kebangsaan adalah tiang penyangga yang kokoh (soko guru) agar rakyat
Indonesia merasa nyaman, aman, tenteram dan sejahtera serta terhindar dari berbagai macam
gangguan dan bencana. Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan agar bisa berdiri secara
kokoh. Bila tiang rapuh maka bangunan akan mudah roboh. Baca juga: Menerjang Berbagai
Tantangan Bangsa Melalui Empat Pilar MPR RI Empat pilar disebut juga fondasi atau dasar yang
menentukan kokohnya bangunan. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara adalah
kumpulan nilai-nilai luhur yang harus dipahami seluruh masyarakat. Dan menjadi panduan dalam
kehidupan ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur, sejahtera dan
bermartabat. Konsep Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara terdiri dari: Pancasila UUD
1945 NKRI Bhinneka Tunggal Ika Baca juga: Wakil Ketua MPR: Empat Pilar Buah Perjuangan
Reformasi Mahasiswa Empat pilar tersebut tidak dimaksudkan memiliki kedudukan sederajat. Setiap
pilar memiliki tingkat, fungsi dan konteks yang berbeda. Pada prinsipnya, Pancasila sebagai ideologi
dan dasar negara, kedudukannya berada di atas tiga pilar yang lain. Empat pilar tersebut merupakan
prasyarat minimal bagi bangsa Indonesia untuk berdiri kukuh dan meraih kemajuan berlandaskan
karakter kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Setiap warga negara Indonesia harus memiliki
keyakinan bahwa empat pilar tersebut adalah prinsip moral keIndonesiaan yang memandu
tecapainya kehidupan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Baca juga: Dalam
Pagelaran Wayang Sunda, Cepot Ikut Mensosialisasikan Empat Pilar Berikut penjelasan 4 Pilar
Kebangsaan: Pancasila Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Sebagai dasar NKRI,
Pancasila memiliki fungsi sangat fundamental. Pancasila disebut sebagai sumber dari segala sumber
hukum. Sifat Pancasila yuridis formal maka mengharuskan seluruh peraturan perundang-undangan
berlandaskan pada Pancasila. Pancasila sebagai dasar filosofis dan sebagai perilaku kehidupan.
Artinya, Pancasila merupakan falsafah negara dan pandangan atau cara hidup bagi bangsa
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai cita-cita
nasional. Pancasila menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga menjadi identitas atau jati diri
bangsa Indonesia. Pancasila merupakan rujukan, acuan sekaligus tujuan dalam pembangunan
karakter bangsa. Baca juga: Sosialisasi Empat Pilar, Mahyudin Singgung Papua Dalam proses
perumusan dasar negara, Presiden Soekarno menuangkan konsep dasar negara ke dalam
pengertian dasar falsafah (philosofische grondslag) dan pandangan komprehensif dunia
(weltanschauung) secara sistematik dan koheren. Pada 1 Juni 1945, Soekarno mengemukakan
pemikirannya tentang Pancasila, yaitu nama dari lima dasar negara Indonesia, di depan sidang
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Rumusan lima dasar
negara sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 adalah: Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kemanusaiaan yang adil dan beradab. Persatuan Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Baca juga: Sesjen MPR RI Ajak Warganet Jogja Sebarluaskan Empat Pilar Kelima sila
tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan masyarakat Indonesia dan dasar negara Republik
Indonesia. Dasar negara ini kukuh karena digali dan dirumuskan dari nilai kehidupan rakyat Indonesia
yang merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa. Karena itu Pancasila disepakati secara
nasional, merupakan perjanjian luhur yang harus dijadikan pedoman bagi bangsa, pemerintah dan
seluruh rakyat Indonesia. Baca juga: Pentas Wayang Di Muara Enim Untuk Sosialisasi Empat Pilar
UUD 1945 Nilai-nilai luhur Pancasila tertuang dalam norma-norma yang terdapat dalam Pembukaan
dan Batang Tubuh UUD 1945. Norma konstitusional UUD 1945 menjadi acuan dalam pembangunan
karakter bangsa. Keluhuran nilai dalam Pembukaan UUD 1945 menunjukkan komitmen bangsa
Indonesia untuk mempertahankan pembukaan dan bahkan tidak mengubahnya. Terdapat empat
kandungan dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi alasan komitmen untuk tidak mengubahnya,
yaitu: Terdapat norma dasar universal bagi tegaknya sebuah negara yang merdeka dan berdaulat.
Terdapat empat tujuan negara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darahnya, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia. Pembukaan UUD 1945 mengatur ketatanegaraan Indonesia
khususnya tentang bentuk negara dan sistem pemerintahan Nilainya sangat tinggi bagi bangsa dan
negara Indonesia sebab dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan dasar negara yaitu
Pancasila. Baca juga: Olly Dondokambey Ajarkan Empat Pilar Kebangsaan di Minahasa NKRI Dalam
Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 disebutkan negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk
republik. Dalam pembangunan karakter bangsa dibutuhkan komitmen terhadap NKRI. Karakter yang
dibangun pada manusia dan bangsa Indonesia dalah karakter yang memperkuat dan memperkukuh
komitmen terhadap NKRI. Bukan karakter yang berkembang secara tidak terkendali, apalagi
menggoyahkan NKRI. Maka rasa cinta terhadap tanah air perlu dikembangkan dalam pembangunan
karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa melalui pengembangan sikap demokratis dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Pembangunan karakter harus diletakkan dalam bingkai
menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa, bukan memecah belah NKRI. Baca juga: Empat
Pilar MPR RI untuk Generasi Muda Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika bertujuan
menghargai perbedaan atau keragaman namun tetap bersatu dalam ikatan sebagai bangsa
Indonesia. Tidak bisa dipungkiri, Indonesia terdiri dari beragamnya suku, agama, ras dan
antargolongan (SARA). Keberagaman ini harus dipandang sebagai kekayaan khasanah sosio-
kultural, bersifat kodrati dan alamiah. Keberagaman bukan untuk dipertentangkan apalagi diadu
antara satu dengan yang lain sehingga berakibat pada terpecah belah. Oleh sebab itu, Bhinneka
Tunggal Ika harus dapat menjadi penyemangat terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa. Baca
juga: Peran Ormas dalam Penyempurnaan Sosialisasi Empat Pilar MPR Tujuan Empat Pilar
Kebangsaan Pemilihan nilai-nilai empat pilar adalah untuk mengingatkan kembali kepada seluruh
komponen bangsa agar pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
terus dijalankan. Dengan tetap mengacu kepada tujuan negara yang dicita-citakan, serta bersatu
padu mengisi pembangunan agar bangsa Indonesia lebih maju dan sejahtera. Sosialisasi Empat Pilar
Kebangsaan Seluruh anggota MPR melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan menyasar pada
penyelenggara negara dan kelompok masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Sosialisasi
dilaksanakan dengan berbagai metode dan melalui praktik di lingkungan instansi-instansi di setiap
tingkatan pemerintahan, perusahaan negara dan swasta, organisasi kemasyarakatan, partai politik
dan kelompok masyarakat lainnya. Baca juga: Sosialisasi Empat Pilar MPR Kepada Mahasiswa UMJ
di Bogor Dasar pelaksanaan sosialisasi empat pilar kebangsaan adalah Undang-undang Nomor 27
Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD Pasal 15 ayat 1. Dalam UU tersebut disebutkan,
salah satu tugas MPR adalah mengkoordinasikan anggota MPR untuk memasyarakatkan UUD 1745.
Kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dinilai penting karena MPR menilai masih banyak
penyelenggara negara dan kelompok masyarakat yang belum memahami dan mengerti tentang nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya. Tanpa gerakan nasional pemasyarakatan dan pembudayaan
Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, esksistensi dan peranannya dari waktu ke waktu
akan memudar. Kemudian pada gilirannya akan memengaruhi penyelenggaraan negara.
Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: पञ्च
"pañca" berarti lima dan शीला "śīla" berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Berikut adalah lima ideologi utama penyusun Pancasila adalah 5 sila Pancasila, yang tercantum pada
alinea ke-4 dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945:

Nomo
Sila Lambang
r

1. Ketuhanan yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


4.
permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sekalipun terjadi perubahan isi dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa
tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati bersama
sebagai hari lahirnya Pancasila.

Sejarah perumusan dan lahirnya Pancasila


Artikel utama: Rumusan-rumusan Pancasila

Pidato pertama Ir. Soekarno mengenai Pancasila pada 1 Juni 1945

Pada tanggal 1 Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia,
yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat. Dalam pidato
pembukaannya, dr. Radjiman antara lain mengajukan pertanyaan kepada anggota-anggota Sidang,
"Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?"[1]
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan
pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu:
 Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29
Mei 1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut:
o Perikebangsaa
o Perikemanusiaan
o Periketuhanan
o Perikerakyatan
o Kesejahteraan rakyat
Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama,
dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam
memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.[2]

 Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya
yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila".[3] Soekarno mengemukakan dasar-
dasar sebagai berikut: Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme, Kemanusiaan atau
internasionalisme, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan yang
berkebudayaan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1
Juni itu, katanya:
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan
ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini
dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas
atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan
abadi.
Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil untuk:

 Merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan pidato yang diucapkan
Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.
 Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka.
Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk
menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 yang
kemudian diberi nama Piagam Jakarta.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penetapannya ialah:

 Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945


 Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 - tanggal 18 Agustus 1945
 Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27
Desember 1949
 Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15
Agustus 1950
 Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan suatu
rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret Presiden 5 Juli 1959)
Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Juni 2016 telah menandatangani Keputusan Presiden
(Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila sekaligus menetapkannya
sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai tahun 2017.[4]

Hari Kesaktian Pancasila


Artikel utama: Hari Kesaktian Pancasila

Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30


September (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi
mengenai siapa penggiatnya dan apa motif di belakangnya. Akan tetapi, otoritas militer dan
kelompok keagamaan terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan
usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan Partai
Komunis Indonesia, dan membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965–1966.
Pada hari itu, enam jenderal dan satu kapten serta berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-
oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S
sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru
kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan
tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Fungsi dan kedudukan Pancasila


Berikut ini adalah beberapa fungsi dan kedudukan Pancasila bagi negara kesatuan Republik
Indonesia.[5]

1. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia: sebagai nilai-nilai kehidupan dalam


masyarakat bangsa Indonesia melalui penjabaran instrumental sebagai acuan hidup
yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai serta sesuai dengan napas jiwa bangsa
Indonesia dan karena Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia.
2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia: merupakan bentuk peran dalam
menunjukan adanya kepribadian bangsa Indonesia yang dapat di bedakan dengan
bangsa lain, yaitu sikap mental, tingkah laku, dan amal perbuatan bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia: merupakan kristalisasi
pengalaman hidup dalam sejarah bangsa Indonesia yang telah membentuk sikap,
watak, perilaku, tata nilai norma, dan etika yang telah melahirkan pandangan hidup.
4. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia: untuk mengatur tatanan kehidupan
bangsa Indonesia dan negara Indonesia, yang mengatur semua pelaksanaan sistem
ketatanegaraan Indonesia sesuai Pancasila.
5. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum bagi negara Republik
Indonesia:[6] sebagai segala sumber hukum di negara Indonesia karena segala
kehidupan negara Indonesia berdasarkan Pancasila, itu juga harus berlandaskan
hukum. Semua tindakan kekuasaan dalam masyarakat harus berlandaskan hukum.
6. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan
negara: karena pada waktu mendirikan negara Pancasila adalah perjanjian luhur yang
disepakati oleh para pendiri negara untuk dilaksanakan, pelihara, dan dilestarikan.
7. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia: karena dalam Pancasila,
mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia adalah menjadikan Pancasila
sebagai patokan atau landasan pemersatu bangsa.

Butir-butir pengamalan Pancasila


Berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978[7]
1. Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Mengembangkan sikap menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain, karena
bangsa Indonesia adalah bagian dari seluruh umat manusia.
3. Persatuan Indonesia

1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara


di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta tanah air dan bangsa.
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan

1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.


2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Meliputi semangat kekeluargaan untuk mencapai mufakat dalam musyawarah.
5. Menerima dan melaksanakan hasil musyawarah dengan iktikad yang baik dan lapang
dada.
6. Melakukan musyawarah dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka menolong kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah dan berfoya-foya.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai dan mengapresiasi hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Berdasarkan ketetapan MPR no. I/MPR/2003
Sila pertama

Bintang

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan


Yang Maha Esa.
2. Percaya dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Menghargai dan bekerja sama dengan pemeluk agama lain dengan kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap orang lain.
Sila kedua

Rantai

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, kewajiban, dan hak asasibsetiap
manusiatanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Tidak bersikap semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Sila ketiga

Pohon Beringin

1. Mampu menempatkan persatuan dan kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2. Sanggup rela berkorban demi kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila keempat

Kepala Banteng
1. Sebagai warga dan masyarakat negara Indonesia, setiap manusia memiliki kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Menjalankan musyawarah dengan semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah dengan iktikad baik dan rasa
tanggung jawab.
7. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan dalam
musyawarah.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran
dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dapat dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
Sila kelima

Padi dan Kapas

1. Mengembangkan sikap perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan, gaya hidup
mewah, dan berfoya-foya.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
dan pihak umum.
9. Gemar bekerja keras.
10. Mengapresiasi hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
11. Gemar melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Anda mungkin juga menyukai